Anda di halaman 1dari 24

AGROTEKNOLOGI 01: PERTANIAN, BUDIDAYA PERTANIAN DAN

ENERGI PERTANIAN

PERTANIAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya.[1] Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok
tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi
semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 1


Gambar 01.1. Gambaran klasik pertanian di Indonesia
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup
pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia
sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan
perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan
pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah
Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan
lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3%
dari total pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu
pendukungnya. Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu
pendukung, seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika juga
dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena
menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. "Petani" adalah sebutan
bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau
"petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai
peternak.
Cakupan Pertanian
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk kepentingan
manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan
adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering
(khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga (misalnya lebah).
Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata
air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan
alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan
mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha
pertanian.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 2


Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga memerlukan
dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit,
metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan
produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan
pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian
intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal
sebagai agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara
pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industri selalu
menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi pertanian industrial yang memperhatikan lingkungannya adalah pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan
variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya
dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam
perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil
yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua
kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk
pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan
tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan
semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang
dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas
ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya
dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses
produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponik) telah
dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap
demikian.

BUDIDAYA PERTANIAN

Gambar 01.2. Budi daya padi.


Sistem pertanaman dapat bervariasi pada setiap lahan usaha tani, tergantung pada
ketersediaan sumber daya dan pembatas; geografi dan iklim; kebijakan pemerintah; tekanan
ekonomi, sosial, dan politik; dan filosofi dan budaya petani.[32][33]

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 3


Pertanian berpindah (tebang dan bakar) adalah sistem di mana hutan dibakar. Nutrisi
yang tertinggal di tanah setelah pembakaran dapat mendukung pembudidayaan tumbuhan
semusim dan menahun untuk beberapa tahun.[34] Lalu petak tersebut ditinggalkan agar hutan
tumbuh kembali dan petani berpindah ke petak hutan berikutnya yang akan dijadikan lahan
pertanian. Waktu tunggu akan semakin pendek ketika populasi petani meningkat, sehingga
membutuhkan input nutrisi dari pupuk dan kotoran hewan, dan pengendalian hama.
Pembudidayaan semusim berkembang dari budaya ini. Petani tidak berpindah, namun
membutuhkan intensitas input pupuk dan pengendalian hama yang lebih tinggi.
Industrialisasi membawa pertanian monokultur di mana satu kultivar dibudidayakan
pada lahan yang sangat luas. Karena tingkat keanekaragaman hayati yang rendah,
penggunaan nutrisi cenderung seragam dan hama dapat terakumulasi pada halah tersebut,
sehingga penggunaan pupuk dan pestisida meningkat.[33] Di sisi lain, sistem tanaman rotasi
menumbuhkan tanaman berbeda secara berurutan dalam satu tahun. Tumpang sari adalah
ketika tanaman yang berbeda ditanam pada waktu yang sama dan lahan yang sama, yang
disebut juga dengan polikultur.[34]
Di lingkungan subtropis dan gersang, preiode penanaman terbatas pada keberadaan
musim hujan sehingga tidak dimungkinkan menanam banyak tanaman semusim bergiliran
dalam setahun, atau dibutuhkan irigasi. Di semua jenis lingkungan ini, tanaman menahun
seperti kopi dan kakao dan praktik wanatani dapat tumbuh. Di lingkungan beriklim sedang
di mana padang rumput dan sabana banyak tumbuh, praktik budidaya tanaman semusim dan
penggembalaan hewan dominan.[34]

BENTUK BUDIDAYA PERTANIAN DI INDONESIA


 Sawah, yaitu suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan memerlukan
banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan maupun sawah
pasang surut[35].
 Tegalan, yaitu suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada pengairan
air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari lingkungan
dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat pengairan irigasi
karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau lahan tegalan akan
kering dan sulit untuk ditubuhi tanaman pertanian[35].
 Pekarangan, yaitu suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah (biasanya
dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan untuk ditanami tanaman
pertanian[35]

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 4


SISTEM PRODUKSI HEWANI
Sistem produksi hewan ternak dapat didefinisikan berdasarkan sumber pakan yang
digunakan, yang terdiri dari peternakan berbasis penggembalaan, sistem kandang penuh,
dan campuran.[36] Pada tahun 2010, 30 persen lahan di dunia digunakan untuk memproduksi
hewan ternak dengan mempekerjakan lebih 1.3 miliar orang. Antara tahun 1960an sampai
2000an terjadi peningkatan produksi hewan ternak secara signifikan, dihitung dari jumlah
maupun massa karkas, terutama pada produksi daging sapi, daging babi, dan daging ayam.
Produksi daging ayam pada periode tersebut meningkat hingga 10 kali lipat. Hasil hewan
non-daging seperti susu sapi dan telur ayam juga menunjukan peningkatan yang signifikan.
Populasi sapi, domba, dan kambing diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2050.
[37]

Budi daya perikanan adalah produksi ikan dan hewan air lainnya di dalam lingkungan
yang terkendali untuk konsumsi manusia. Sektor ini juga termasuk yang mengalami
peningkatan hasil rata-rata 9 persen per tahun antara tahun 1975 hingga tahun 2007.[38]
Selama abad ke-20, produsen hewan ternak dan ikan menggunakan pembiakan selektif
untuk menciptakan ras hewan dan hibrida yang mampu meningkatkan hasil produksi, tanpa
memperdulikan keinginan untuk mempertahankan keanekaragaman genetika.
Kecenderungan ini memicu penurunan signifikan dalam keanekaragaman genetika dan
sumber daya pada ras hewan ternak, yang menyebabkan berkurangnya resistansi hewan
ternak terhadap penyakit. Adaptasi lokal yang sebelumnya banyak terdapat pada hewan
ternak ras setempat juga mulai menghilang.[39]
Produksi hewan ternak berbasis penggembalaan amat bergantung pada bentang alam
seperti padang rumput dan sabana untuk memberi makan hewan ruminansia. Kotoran hewan
menjadi input nutrisi utama bagi vegetasi tersebut, namun input lain di luar kotoran hewan
dapat diberikan tergantung kebutuhan. Sistem ini penting di daerah di mana produksi
tanaman pertanian tidak memungkinkan karena kondisi iklim dan tanah. [34] Sistem campuran
menggunakan lahan penggembalaan sekaligus pakan buatan yang merupakan hasil pertanian
yang diolah menjadi pakan ternak.[36] Sistem kandang memelihara hewan ternak di dalam
kandang secara penuh dengan input pakan yang harus diberikan setiap hari. Pengolahan
kotoran ternak dapat menjadi masalah pencemaran udara karena dapat menumpuk dan
melepaskan gas metan dalam jumlah besar.[36]
Negara industri menggunakan sistem kandang penuh untuk mensuplai sebagian besar
daging dan produk peternakan di dalam negerinya. Diperkirakan 75% dari seluruh
peningkatan produksi hewan ternak dari tahun 2003 hingga 2030 akan bergantung pada
sistem produksi peternakan pabrik. Sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di negara
yang saat ini merupakan negara berkembang di Asia, dan sebagian kecil di Afrika. [37]
Beberapa praktik digunakan dalam produksi hewan ternak komersial seperti penggunaan
hormon pertumbuhan menjadi kontroversi di berbagai tempat di dunia.[40]

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 5


EKONOMI PERTANIAN
Ekonomi pertanian adalah aktivitas ekonomi yang terkait dengan produksi, distribusi,
dan konsumsi produk dan jasa pertanian. [87] Mengkombinasikan produksi pertanian dengan
teori umum mengenai pemasaran dan bisnis adalah sebuah disiplin ilmu yang dimulai sejak
akhir abad ke 19, dan terus bertumbuh sepanjang abad ke-20. [88] Meski studi mengenai
pertanian terbilang baru, berbagai kecenderungan utama di bidang pertanian seperti sistem
bagi hasil pasca Perang Saudara Amerika Serikat hingga sistem feodal yang pernah terjadi
di Eropa, telah secara signifikan mempengaruhi aktivitas ekonomi suatu negara dan juga
dunia.[89][90] Di berbagai tempat, harga pangan yang dipengaruhi oleh pemrosesan pangan,
distribusi, dan pemasaran pertanian telah tumbuh dan biaya harga pangan yang dipengaruhi
oleh aktivitas pertanian di atas lahan telah jauh berkurang efeknya. Hal ini terkait dengan
efisiensi yang begitu tinggi dalam bidang pertanian dan dikombinasikan dengan peningkatan
nilai tambah melalui pemrosesan bahan pangan dan strategi pemasaran. Konsentrasi pasar
juga telah meningkat di sektor ini yang dapat meningkatkan efisiensi. Namun perubahan ini
mampu mengakibatkan perpindahan surplus ekonomi dari produsen (petani) ke konsumen,
dan memiliki dampak yang negatif bagi komunitas pedesaan.[91]
Kebijakan pemerintah suatu negara dapat mempengaruhi secara signifikan pasar
produk pertanian, dalam bentuk pemberian pajak, subsidi, tarif, dan bea lainnya.[92] Sejak
tahun 1960an, kombinasi pembatasan ekspor impor, kebijakan nilai tukar, dan subsidi
mempengaruhi pertanian di negara berkembang dan negara maju. Pada tahun 1980an, para
petani di negara berkembang yang tidak mendapatkan subsidi akan kalah bersaing
dikarenakan kebijakan di berbagai negara yang menyebabkan rendahnya harga bahan
pangan. Di antara tahun 1980an dan 2000an, beberapa negara di dunia membuat
kesepakatan untuk membatasi tarif, subsidi, dan batasan perdagangan lainnya yang
diberlakukan di dunia pertanian.[93]
Namun pada tahun 2009, masih terdapat sejumlah distorsi kebijakan pertanian yang
mempengaruhi harga bahan pangan. Tiga komoditas yang sangat terpengaruh adalah gula,
susu, dan beras, yang terutama karena pemberlakuan pajak. Wijen merupakan biji-bijian
penghasil minyak yang terkena pajak paling tinggi meski masih lebih rendah dibandingkan
pajak produk peternakan.[94] Namun subsidi kapas masih terjadi di negara maju yang telah
menyebabkan rendahnya harga di tingkat dunia dan menekan petani kapas di negara
berkembang yang tidak disubsidi.[95] Komoditas mentah seperti jagung dan daging sapi
umumnya diharga berdasarkan kualitasnya, dan kualitas menentukan harga. Komoditas
yang dihasilkan di suatu wilayah dilaporkan dalam bentuk volume produksi atau berat.[96]

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 6


PERKEBUNAN
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah
dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai; mengolah, dan memasarkan
barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat.[1] Tanaman yang ditanam bukanlah tanaman yang menjadi
makanan pokok maupun sayuran untuk membedakannya dengan usaha ladang dan
hortikultura sayur mayur dan bunga, meski usaha penanaman pohon buah masih disebut
usaha perkebunan. Tanaman yang ditanam umumnya berukuran besar dengan waktu
penanaman yang relatif lama, antara kurang dari setahun hingga tahunan.

Gambar 01.3. Perkebunan diusahakan secara intensif menggunakan berbagai mesin besar.
Perkebunan dibedakan dari agroforestri dan silvikultur (budidaya hutan) karena sifat
intensifnya. Dalam perkebunan pemeliharaan memegang peranan penting; sementara dalam
agroforestri dan silvikultur, tanaman cenderung dibiarkan untuk tumbuh sesuai kondisi
alam. Karena sifatnya intensif, perkebunan hampir selalu menerapkan cara budidaya
monokultur, kecuali untuk komoditas tertentu, seperti lada dan vanili. Penciri sekunder,
yang tidak selalu berlaku, adalah adanya instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap
hasil panen dari lahan perkebunan itu, sebelum produknya dipasarkan. Perkebunan
dibedakan dari usaha tani pekarangan terutama karena skala usaha dan pasar produknya.
Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan tergantung volume komoditas yang
dihasilkan. Namun demikian, suatu perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk
menjaga keuntungan melalui sistem produksi yang diterapkannya. Kepemilikan lahan bukan
merupakan syarat mutlak dalam perkebunan, sehingga untuk beberapa komoditas
berkembang sistem sewa-menyewa lahan atau sistem pembagian usaha, seperti Perkebunan
Inti Rakyat (PIR).
Sejarah perkebunan di banyak negara kerap terkait dengan sejarah
penjajahan/kolonialisme dan pembentukan suatu negara, termasuk di Indonesia.

Komoditas Perkebunan
Perkebunan dapat mengusahakan tanaman keras/industri seperti kakao, kelapa, dan
teh, atau tanaman hortikultura seperti pisang, anggur, dan anggrek. Dalam pengertian di
Indonesia , "perkebunan" mencakup plantation atau orchard.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 7


Perkebunan tropika dan subtropika
Di daerah tropika dan subtropika, perkebunan mencakup komoditas tanaman semusim
maupun tahunan. Berikut adalah daftar komoditas (tidak lengkap) perkebunan, menurut
produknya.
Tanaman Industri Musiman
Tanaman semusim adalah tanaman yang hanya mampu tumbuh selama semusim pada
tahun tersebut, atau tanaman tahunan yang biasa dipanen cepat sebelum musim berakhir.
Jenis tanaman perkebunan semusim tidaklah sebanyak tanaman perkebunan tahunan.
Contoh tanaman industri semusim yaitu:
 Serat henep, dari tanaman Cannabis sativa
 Serat kapas, dari beberapa spesies kapas, Gossypium spp.
 Serat kenaf, dari batang Hibiscus cannabinus
 Serat goni dan bunga rosela, dari tanaman Hibiscus sabdariffa
 Serat sisal, dihasilkan dari daun tanaman sisal, Agave sisalana
 Serbuk indigo, dihasilkan dari tanaman tarum, Indigofera tinctoria.
 Gula tebu, dihasilkan dari perasan batang tebu dan produk sampingannya (dapat pula
dibudidayakan secara tahunan)
 Daun tembakau, dihasilkan dari tanaman tembakau, Nicotiana spp.
Tanaman Industri Tahunan
Tanaman tahunan adalah tanaman yang mampu tumbuh lebih dari dua tahun.[2]
Tanaman industri tahunan umumnya merujuk pada tanaman berkayu keras untuk
membedakannya dengan semak dan rerumputan yang sebenarnya juga bisa dikatakan
tanaman tahunan.[3] Tanaman indutri tahunan mampu dipanen beberapa kali sebelum
akhirnya mengalami penurunan hasil dan tidak lagi produktif secara ekonomi, yang
kemudian ditebang. Contoh tanaman industri tahunan yaitu:
 Karet, dari getah (lateks) tanaman para (Hevea brasiliensis)
 Kopra dan produk-produk lainnya dari kelapa
 Minyak sawit, minyak inti sawit, dan produk-produk lainnya dari kelapa sawit
 Kulit dan batang kina, dihasilkan oleh beberapa jenis Cinchona spp.
 Biji dan bubuk kopi, dihasilkan dari kebun Coffea spp.
 Biji dan serbuk kakao, dihasilkan oleh tanaman kakao, Theobroma cacao
 Teh, dihasilkan dari pemrosesan daun teh, Camellia sinensis
Terdapat pula produk tanaman industri tahunan lain yang ditanam dengan skala kecil
dan kurang intensif, tetapi dikumpulkan lalu diolah sebagai produk perkebunan. Komoditas
ini biasanya merupakan "perkebunan rakyat" dan perbedaannya dengan usaha tani
pekarangan menjadi kabur. Berikut adalah beberapa di antaranya.
 Biji pala dan salut bijinya (fuli), dari kebun pala (Myristica fragrans)
 Buah dan bubuk merica, dihasilkan oleh tanaman lada, Piper nigrum
 Serat kapuk, dihasilkan dari tanaman kapuk Ceiba pentandra.
 Kacang mete, dihasilkan oleh tanaman mete, Anacardium occidentale
 Bunga, daun, dan minyak cengkeh, dihasilkan oleh tanaman cengkeh, Syzigium
aromaticum
 Kulit manis, dihasilkan dari kulit batang/cabang beberapa jenis Cassia
 Minyak sitronela, dihasilkan dari ekstrak batang semu sitronela, Cymbopogon spp.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 8


 Bubuk vanili, dihasilkan dari pengolahan buah vanila, Vanilla planifolia
 "Buah" kemukus, dihasilkan dari tanaman kemukus, Piper cubeba
 "Buah" cabe jawa, dihasilkan dari tanaman cabe jawa, Piper retrofractum dan Piper
longum
Tanaman Hortikultura
 Buah apel
 Buah durian
 Buah mangga
 Buah nanas
 Buah pisang
 Buah rambutan
 Buah aprikot
 Buah persik
 Buah zaitun
Perkebunan subtropika dan iklim sedang
Perkebunan di kawasan ini kebanyakan tergolong sebagai orchard, bukan plantation.
Selain itu, tidak ada yang merupakan tanaman semusim, karena yang semusim biasa
digolongkan sebagai tanaman ladang (field crop), seperti tembakau dan kapas; bahkan juga
meskipun ia menghasilkan produk yang mirip dengan perkebunan di kawasan tropika,
seperti gula yang dihasilkan dari bit gula untuk daerah beriklim sedang, sementara untuk
daerah tropika dihasilkan dari tebu. Contoh lainnya adalah minyak masak yang dihasilkan
dari ladang kanola atau bunga matahari di daerah beriklim sedang, sementara untuk
kawasan tropika kebanyakan dihasilkan dari kelapa sawit dan kelapa.
Komoditas perkebunan yang dihasilkan kawasan ini kebanyakan buah-buahan,
beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
 Buah dan minuman anggur, dari beberapa jenis tanaman anggur budidaya
 Buah apel, dari tanaman apel, Malus domestica
 Buah aprikot (Prunus americana), plum (terutama P. domestica), dan berbagai
hibridanya
 Pohon natal, dihasilkan dari beberapa jenis tanaman runjung.
Dalam peristilahan di Amerika Serikat, pertanaman pinus atau tanaman runjung
lainnya, serta pertanaman untuk produksi kayu dan kertas digolongkan sebagai
"perkebunan" (plantation), tetapi di Indonesia hal semacam itu digolongkan ke dalam usaha
tani kehutanan atau silvikultur, dan awam menyebut lahannya sebagai "hutan", seperti
"hutan jati" atau "hutan pinus".

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 9


GARIS BESAR PROSES DAN ALAT BUDIDAYA TANAMAN PANGAN?
Budidaya tanaman pangan dilakukan pada hamparan lahan. Teknik budidaya yang
digunakan sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya. Di bawah ini adalah
serangkaian proses dan teknik budidaya tanaman pangan.

Gambar 01.4.
Rantai proses kegiatan pertanian1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan untuk menyiapkan lahan sampai siap ditanami.
Pengolahan dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul lalu dihaluskan hingga gembur.
Pembajakan dapat dilakukan dengan cara tradisional ataupun mekanisasi.
Standar penyiapan lahan
a. Lahan petani yang digunakan harus bebas dari pencemaran limbah beracun.
b. Penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan baik agar struktur tanah menjadi
gembur dan beraerasi baik sehingga perakaran dapat berkembang secara optimal.
c. Penyiapan lahan harus menghindarkan terjadinya erosi permukaan tanah,
kelongsoran tanah, dan atau kerusakan sumber daya lahan.
d. Penyiapan lahan merupakan bagian integral dari upaya pelestarian sumber daya
lahan dan sekaligus sebagai tindakan sanitasi dan penyehatan lahan.
e. Apabila diperlukan, penyiapan lahan disertai dengan pengapuran, penambahan
bahan organik, pembenahan tanah (soil amelioration), dan atau teknik perbaikan
kesuburan tanah.
f. Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara manual maupun dengan alat mesin
pertanian.
2. Persiapan Benih dan Penanaman
Benih yang akan ditanam sudah disiapkan sebelumnya. Umumnya, benih tanaman
pangan ditanam langsung tanpa didahului dengan penyemaian, kecuali untuk budidaya padi
di lahan sawah. Pilihlah benih yang memiliki vigor (sifat-sifat benih) baik serta tanam sesuai
dengan jarak tanam yang dianjurkan untuk setiap jenis tanaman pangan! Benih ditanam
dengan cara ditugal (pelubangan pada tanah) sesuai jarak tanam yang dianjurkan untuk
setiap tanaman.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 10


Standar penanaman
a. Penanaman benih atau bahan tanaman dilakukan dengan mengikuti teknik budidaya
yang dianjurkan dalam hal jarak tanam dan kebutuhan benih per hektar yang
disesuaikan dengan persyaratan spesik bagi setiap jenis tanaman, varietas, dan tujuan
penanaman.
b. Penanaman dilakukan pada musim tanam yang tepat atau sesuai dengan jadwal
tanam dalam manejemen produksi tanaman yang bersangkutan.
c. Pada saat penanaman, diantisipasi agar tanaman tidak menderita cekaman
kekeringan, kebanjiran, tergenang, atau cekaman faktor abiotik lainnya.
d. Untuk menghindari serangan OPT pada daerah endemis dan eksplosif, benih atau
bahan tanaman dapat diberi perlakuan yang sesuai sebelum ditanam. Dilakukan
pencatatan tanggal penanaman pada buku kerja, guna memudahkan jadwal
pemeliharaan, penyulaman, pemanenan, dan hal-hal lainnya. Apabila benih memiliki
label, label harus disimpan.
3. Pemupukan
Pemupukan bertujuan memberikan nutrisi yang cukup bagi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Pemupukan dilakukan setelah benih ditanam. Pupuk dapat
diberikan sekaligus pada saat tanam atau sebagian diberikan saat tanam dan sebagian lagi
pada beberapa minggu setelah tanam. Oleh karena itu, pemupukan harus dilakukan dengan
tepat baik cara, jenis, dosis dan waktu aplikasi.
Standar pemupukan
a. Tepat waktu, yaitu diaplikasikan sesuai dengan kebutuhan, stadia tumbuh tanaman,
serta kondisi lapangan yang tepat.
b. Tepat dosis, yaitu Jumlah yang diberikan sesuai dengan anjuran/rekomendasi spesik
lokasi.
c. Tepat cara aplikasi, yaitu disesuaikan dengan jenis pupuk, tanaman dan kondisi
lapangan.
Pemberian pupuk mengacu pada hasil analisis kesuburan tanah dan kebutuhan
tanaman yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) setempat:
a. Penyemprotan pupuk cair pada tajuk tanaman (foliar sprays) tidak boleh
meninggalkan residu zat-zat kimia berbahaya pada saat tanaman dipanen.
b. Mengutamakan penggunaan pupuk organik serta disesuaikan dengan kebutuhan
tanaman dan kondisi sik tanah.
c. Penggunaan pupuk tidak boleh mengakibatkan terjadinya pencemaran air baku
(waduk, telaga, embung, empang), atau air tanah dan sumber air.
d. Tidak boleh menggunakan limbah kotoran manusia yang tidak diberikan perlakuan.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 11


4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiraman, dan pembumbunan.
Penyiraman dilakukan untuk menjaga agar tanah tetap lembab. Penyulaman adalah kegiatan
menanam kembali untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh tidak normal.
Pembumbunan dilakukan untuk menutup pangkal batang dengan tanah. Standar
pemeliharaan tanaman
a. Tanaman pangan harus dipelihara sesuai karakteristik dan kebutuhan spesi-k
tanaman agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal serta menghasilkan produk
pangan bermutu tinggi.
b. Tanaman harus dijaga agar terlindung dari gangguan hewan ternak, binatang liar,
dan/atau hewan lainnya.
5. Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman)
Pengendalian OPT harus disesuaikan dengan tingkat serangan. Pengendalian OPT
dapat dilakukan secara manual maupun dengan pestisida. Jika menggunakan pestisida,
pengendalian harus dilakukan dengan tepat jenis, tepat mutu, tepat dosis, tepat
konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran (OPT target dan komoditi), serta tepat cara dan
alat aplikasi.
Penggunaan pestisida harus diusahakan untuk memperoleh manfaat yang sebesarnya dengan
dampak sekecil-kecilnya. Penggunaan pestisida harus sesuai standar berikut ini.
a. Penggunaan pestisida memenuhi 6 (enam) kriteria tepat serta memenuhi ketentuan
baku lainnya sesuai dengan “Pedoman Umum Penggunaan Pestisida”, yaitu tepat
jenis, tepat mutu, tepat dosis, tepat konsentrasi/dosis, tepat waktu, tepat sasaran
(OPT target dan komoditi), serta tepat cara dan alat aplikasi.
b. Penggunaan pestisida diupayakan seminimal mungkin meninggalkan residu pada
hasil panen, sesuai dengan “Keputusan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri
Pertanian Nomor 881/Menkes/SKB/VIII/1996 dan 771/Kpts/TP.270/8/1996 tentang
Batas Maksimum Residu Pestisida pada Hasil Pertanian”.
c. Mengutamakan penggunaan petisida hayati, pestisida yang mudah terurai dan
pestisida yang tidak meninggalkan residu pada hasil panen, serta pestisida yang
kurang berbahaya terhadap manusia dan ramah lilngkungan.
d. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
pekerja (misalnya dengan menggunakan pakaian perlindungan) atau aplikator
pestisida.
e. Penggunaan pestisida tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
terutama terhadap biota tanah dan biota air.
f. Tata cara aplikasi pestisida harus mengikuti aturan yang tertera pada label.
g. Pestisida yang residunya berbahaya bagi manusia tidak boleh diaplikasikan
menjelang panen dan saat panen.
Berdasarkan standar pengendalian OPT, pencatatan penggunaan pestisida harus dilakukan.
a. Pestisida yang digunakan dicatat jenis, waktu, dosis, konsentrasi, dan cara
aplikasinya.
b. Setiap penggunaan pestisida harus selalu dicatat yang mencakup nama pestisida,
lokasi, tanggal aplikasi, nama distributor/kios, dan nama penyemprot (operator).
c. Catatan penggunaan pestisida minimal digunakan 3 tahun.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 12


Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 13
ENERGI DAN SUMBER DAYA PERTANIAN

KEBUTUHAN ENERGI DALAM PERTANIAN

Gambar 02.1. Gambaran penggunaan sumber energi pertanian

Daya Pertanian (Farm Power) adalah masukan penting di bidang pertanian untuk
operasi lapangan tepat waktu untuk meningkatkan produksi dan produktivitas lahan. daya
pertanian yang digunakan untuk operasi berbagai jenis mesin seperti persiapan lahan,
penanaman, perlindungan tanaman, panen dan mesin perontok dan pekerjaan stasioner lain
seperti peralatan irigasi operasi, perontok / pemipil / pembersih / grader, dll

ENERGI DAN PERTANIAN

Sejak tahun 1940, produktivitas pertanian meningkat secara signifikan dikarenakan


penggunaan energi yang intensif dari aktivitas mekanisasi pertanian, pupuk, dan pestisida.
Input energi ini sebagian besar berasal dari bahan bakar fosil.[65] Revolusi Hijau mengubah

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 14


pertanian di seluruh dunia dengan peningkatan produksi biji-bijian secara signifikan,[66] dan
kini pertanian modern membutuhkan input minyak bumi dan gas alam untuk sumber energi
dan produksi pupuk. Telah terjadi kekhawatiran bahwa kelangkaan energi fosil akan
menyebabkan tingginya biaya produksi pertanian sehingga mengurangi hasil pertanian dan
kelangkaan pangan.[67]

Rasio konsumsi energi pada pertanian dan sistem pangan (%)


pada tiga negara maju
Pertanian Sistem
Negara Tahun
(secara langsung & tidak langsung) pangan

Britania Raya[68] 2005 1.9 11


Amerika Serikat[69] 1996 2.1 10
Amerika Serikat[70] 2002 2.0 14
Swedia[71] 2000 2.5 13

Negara industri bergantung pada bahan bakar fosil secara dua hal, yaitu secara
langsung dikonsumsi sebagai sumber energi di pertanian, dan secara tidak langsung sebagai
input untuk manufaktur pupuk dan pestisida. Konsumsi langsung dapat mencakup
penggunaan pelumas dalam perawatan permesinan, dan fluida penukar panas pada mesin
pemanas dan pendingin. Pertanian di Amerika Serikat mengkonsumsi sektar 1.2 eksajoule
pada tahun 2002, yang merupakan 1% dari total energi yang dikonsumsi di negara tersebut.
[67]
Konsumsi tidak langsung yaitu sebagai manufaktur pupuk dan pestisida yang
mengkonsumsi bahan bakar fosil setara 0.6 eksajoule pada tahun 2002.[67]

Gas alam dan batu bara yang dikonsumsi melalui produksi pupuk nitrogen besarnya
setara dengan setengah kebutuhan energi di pertanian. China mengkonsumsi batu bara untuk
produksi pupuk nitrogennya, sedangkan sebagian besar negara di Eropa menggunakan gas
alam dan hanya sebagian kecil batu bara. Berdasarkan laporan pada tahun 2010 yang
dipublikasikan oleh The Royal Society, ketergantungan pertanian terhadap bahan bakar fosil
terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Bahan bakar yang digunakan di pertanian
dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor seperti jenis tanaman, sistem produksi, dan
lokasi.[72]

Energi yang digunakan untuk produksi alat dan mesin pertanian juga merupakan salah
satu bentuk penggunaan energi di pertanian secara tidak pangsung. Sistem pangan
mencakup tidak hanya pada produksi pertanian, namun juga pemrosesan setelah hasil
pertanian keluar dari lahan usaha tani, pengepakan, transportasi, pemasaran, konsumsi, dan
pembuangan dan pengolahan sampah makanan. Energi yang digunakan pada sistem pangan
ini lebih tinggi dibandingkan penggunaan energi pada produksi hasil pertanian, dapat
mencapai lima kali lipat.[69][70]

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 15


Pada tahun 2007, insentif yang lebih tinggi bagi petani penanam tanaman non-pangan
penghasil biofuel[73] ditambah dengan faktor lain seperti pemanfaatan kembali lahan tidur
yang kurang subur, peningkatan biaya transportasi, perubahan iklim, peningkatan jumlah
konsumen, dan peningkatan penduduk dunia,[74] menyebabkan kerentanan pangan dan
peningkatan harga pangan di berbagai tempat di dunia.[75][76] Pada Desember 2007, 37 negara
di dunia menghadapi krisis pangan, dan 20 negara telah menghadapi peningkatan harga
pangan di luar kendali, yang dikenal dengan kasus krisis harga pangan dunia 2007-2008.
Kerusuhan akibat menuntut turunnya harga pangan terjadi di berbagai tempat hingga
menyebabkan korban jiwa.[11][12][13]

SUMBER ENERGI PERTANIAN

Ada berbagai sumber daya pertanian yang tersedia di lapang yang diklasifikasikan sebagai
1. Energi Manusia/Insani
2. Energi Hewan/Hewani
3. Energi Mekanik/ Motor bakar dan Traktor (Tractors + Power bahan bakar + mesin Oil)
4. Energi listrik
5. Energi terbarukan (Biogas + Energi surya + angin energi)
Catatan: Energi Motor bakar/Traktor, Listrik dan Terbarukan dalam satu kelompok Energi
Mekanik

ENERGI/DAYA MANUSIA.INSANI

Daya Manusia adalah sumber utama untuk operasi alat kecil dan alat-alat di
peternakan. kerja stasioner seperti memotong sekam, lifting, air, perontokan, menampi dll
juga dilakukan oleh tenaga kerja manual. Seorang pria rata-rata dapat mengembangkan daya
maksimum sekitar 0,1 hp untuk melakukan pekerjaan pertanian.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 16


Gambar 02.2. Penggunaan sumber energi insani di pertanian.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 17


ENERGI / TENAGA / DAYA HEWANI

Daya yang dihasilkan oleh pasangan rata-rata kerbau sekitar 1 hp untuk yang biasa
melakukan pekerjaan pertanian. Kerbau (Bullocks) dipekerjakan untuk semua pekerjaan
jenis pertanian di semua musim. Selain lembu jantan, hewan lain seperti unta, kerbau, kuda,
keledai, bagal dan gajah juga digunakan di beberapa tempat. Kekuatan rata-rata gaya hela
(draft) hewan dapat mengerahkan hampir sepersepuluh dari berat tubuhnya.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 18


Gambar 02.3.. Aneka sumber energ9i hewani untuk pertanian

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 19


ENERGI MEKANIK MOTOR BAKAR/TRAKTOR
Secara garis besar, tenaga mekanik termasuk motor/mesin stasioner minyak, traktor,
bajak dan mesin pemanen “combine” (mesin gabungan fungsi). Motor/mesin bakar internal
adalah perangkat yang baik untuk mengkonversi bahan bakar cair (minyak. Bensin) dalam
pekerjaan/kegiatan pertanian (kerja mekanik).

Motor bakar dibedakan ada dua jenis


1. Motor dengan pengapian (motor bensin atau minyak tanah)
2. Motor dengan pengapian kompresi/tekan (motor Diesel)
Efisiensi termal dari motor diesel bervariasi 32-38 persen sedangkan motor bensin
bervariasi dari 25 sampai 32 persen.

Gambar 02.4. Motor bakar bensin dan motor Diesel

Pada jaman maju ini, hampir semua traktor dan kekuatan penggarap dioperasikan
oleh motor/mesin diesel. motor diesel yang digunakan untuk pompa irigasi operasi, pabrik
tepung, ghanis minyak, gin kapas, pemotong sekam, crusher tebu, perontok, winnowers dll

Gambar 02.5a. Motor dua Gambar 02.5b. Pompa


langkah/Two stroke engine dengan motor empat langkah

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 20


Gambar 02.6. Berbagai jenis traktor/Different types of tractors

Gambar 02.7. Traktor tangan/traktor roda dua/Power tillers

ENERGI/DAYA LISTRIK
Daya listrik yang digunakan sebagian besar dalam bentuk motor listrik pada
peternakan. Motor adalah mesin yang sangat berguna bagi petani. Ini bersih, pencarian dan
kelancaran. pemeliharaan dan operasi membutuhkan kurang perhatian dan perawatan. Biaya
operasi tetap hampir konstan sepanjang hidupnya. daya listrik yang digunakan untuk
memompa air, industri buku harian, cold storage, pengolahan hasil pertanian, industri buah
dan banyak hal-hal serupa.

Gambar 02.8. Motor listrk/Electric motors

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 21


Gambar 02.9a. Pompa dengan Gambar 02.9b. Pemotong sekan dengan
motor listrik penggerak motor listrik

ENERGI TERBARUKAN
Ini adalah energi terutama diperoleh dari sumber energi terbarukan seperti matahari,
angin, biomassa dll energi Biogas, energi angin dan energi surya yang digunakan dalam
pertanian dan keperluan rumah tangga dengan perangkat yang sesuai. energi terbarukan
dapat digunakan untuk penerangan, memasak, pemanas air, pemanas ruangan, penyulingan
air, pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik. Jenis energi habis-habisnya di
alam.

Gambar 02.10. Beberapa cara pemanfaatan energi matahari

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 22


Gambar 02.11. Energi angin dan bak pembuat biogas

Penggunaan Sumber Energi Terbarukan


 Energi Surya - pengering energi surya, lentera, kompor, pemanas surya, pendingin
surya, pencahayaan matahari dll
 Energi Angin - energi pompa air, pembangkit listrik dll
 Energi Biomassa - gasifikasi untuk menghasilkan gas produser, pirolisis untuk
menghasilkan bahan bakar cair, Biogas dll
 Energi Pasang-surut - pembangkit listrik
 Energi Panas-bumi - energi ptoduksi panas dan listrik

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 23


Keuntungan dan kerugian SUMBER ENERGI/DAYA untuk PERTANIAN

KelebinanKeuntugan/Merit Kekurangan/Kerugian/Demerit

Daya manusia
1. Mudah tersedia. 1. Energi paling mahal dibandingkan
dengan semua bentuk energi lainnya.
2. Digunakan untuk semua jenis 2. Efisiensi sangat rendah.
pekerjaan.
3. Membutuhkan perawatan penuh saat
tidak digunakan.
4. Dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan
musim.
Daya hewan
1. Mudah tersedia. 1. Tidak sangat efisien.
2. Digunakan untuk semua jenis 2. Seasons dan cuaca mempengaruhi
pekerjaan. efisiensi.
3. Rendah investasi awal. 3. Tidak bisa bekerja di sebuah
peregangan.
4. Kebutuhan pupuk ke lapangan dan 4. Membutuhkan perawatan penuh saat
bahan bakar untuk petani. tidak digunakan.
5. Lives pada produk pertanian. 5. Menciptakan suasana yang tidak
sehat dan kotor dekat tempat tinggal.
6. Sangat lambat dalam melakukan
pekerjaan.
Daya mekanik
1. Efisiensi tinggi. 1. Initial tinggi investasi modal.
2. Tidak terpengaruh oleh cuaca. 2. Fuel mahal.
3. Tidak dapat dijalankan pada 3. Perbaikan dan pemeliharaan perlu
peregangan. pengetahuan teknis.
4. Membutuhkan sedikit ruang.
5. Bentuk murah dari sumber daya.
Tenaga listrik
1. Bentuk Sangat murah kekuasaan. 1. Initial tinggi investasi modal.
2. Efisiensi tinggi. 2. Membutuhkan baik jumlah
pengetahuan teknis.
3. Dapat bekerja di sebuah peregangan. 3. Jika ditangani sembarangan, hal itu
menyebabkan bahaya besar.
4. Pemeliharaan dan biaya operasi sangat
rendah.
5. Tidak terpengaruh oleh musim.

Mekanisasi Pertanian – Perkebunan: 24

Anda mungkin juga menyukai