SEJARAH AGRIBISNIS
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir"
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan
(food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara
pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola
aspekbudidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga
tahap pemasaran.
06/01/2021 andieBerita
Agribisnis merupakan bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun hilir. Penyebutan “hulu” dan “hilir”
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan
(food supply chain). Dengan kata lain, agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi
usaha penyediaan pangan.
Agribisnis di Indonesia
Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah kaum tani.
Negara agraris menjadikan Indonesia memiliki wilayah yang luas serta kaya akan
lahan yang subur untuk bertani. Atas dasar ini, Indonesia mulai mengenal agribisnis.
Perjalanan perkembangan agribisnis di Indonesia sejalan dengan sejarah
pembangunan pertanian secara umum yang mengalami periode jatuh bangun. Hal ini
sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi di Indonesia baik secara mikro
maupun secara makro.
Perkembangan agribisnis di Indonesia tentu memiliki alasan yang kuat hingga bisa
tetap bertahan sampai saat ini. Beberapa prospek agribisnis yang sangat cerah di
antaranya:
Pada fase ini sektor pertanian tumbuh sebesar 3,39%, lebih banyak disebabkan kinerja
sub-sektor tanaman pangan dan perkebunan yang tumbuh 3,58% dan 4,53%. Tiga
kebijakan yang penting pada fase ini adalah intensifikasi atau penggunaan teknologi,
ekstensifikasi atau perluasan area yang mengonversi hutan tidak produktif,
diversifikasi atau penganekaragaman usaha agribisnis untuk menambah pendapatan
rumah tangga petani.
Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7%.
Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai
angka produksi 6,8% dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
Fase Dekonstruksi (1986-1997)
Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan di bawah 3,4% per
tahun, berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami
pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada
pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis yang akan bergulir
dengan sendirinya.
Kata agribisnis adalah hasil adaptasi dari bahasa Inggris, yaitu Agribusiness. Agri
artinya adalah pertanian, sedangkan Business artinya usaha atau kegiatan untuk
mencapai keuntungan.
Beberapa ahli menjelaskan pengertian agribisnis, diantaranya adalah:
1. J. E. Austin
Menurut Austin, pengertian Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
kegiatan usaha tani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi
pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan berbagai kegiatan lainnya
termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
2. Wibowo
Menurut Wibowo dkk (1994), pengertian Agribisnis adalah semua kegiatan mulai dari
pengadaan, pelaksanaan, penyaluran, sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan
oleh suatu usaha tani atau agro-industri yang saling terkait satu sama lain.
Dengan kata lain, agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang
memiliki beberapa komponen sub-sistem yaitu, usaha tani yang memproduksi bahan
baku, pengolahan hasil pertania, dan pemasaran hasil pertanian.
3. F. Sjarkowi dan M. Sufri
Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), defenisi Agribisnis adalah semua usaha yang
berhubungan dengan aktivitas produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri serta pengusahaan pengelolaan
hasil pertanian. Dengan kata lain agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
penyediaan pangan.
4. Soekartawi
Menurut Drilon, arti agribisnis adalah semua kegiatan yang menyangkut manufaktur
dan distribusi dari sarana produksi pertanian, aktivitas yang dilakukan usaha tani,
serta penyimpanan, pengolahan, dan distribusi dari produk pertanian dan produk-
produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.
6. G.L. Cramer dan C.W. Jensen
Pengertian Agrobisnis menurut Cramer dan Jensen adalah kegiatan yang meliputi
industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk
pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan
kepada pengguna/ konsumen.
7. W. David Downey dan Steven P. Erickson
Agrobisnis menurut Downey dan Erickson (1987) adalah kegiatan yang berkaitan
dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang
kegiatan.
9. A. Suharjo
Pengertian Agribisnis menurut Soehardjo (1997) adalah sebuah sistem dalam agro-
industri yang terdiri atas beberapa sub-sistem yang saling terkait. Sistem tersebut bisa
berfungsi dengan baik bila tidak ada gangguan pada salah satu sub-sistem.
10. Hadi
Agribisnis menurut Hadi (1992) adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
empat subsistem yang saling mempengaruhi, yaitu penyediaan input pertanian,
produksi pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil pertanian, dimana semua
kinerjanya menjadi tanggungjawab koordinator agribisnis.
Fungsi Manajemen Agribisnis
Karakteristik Agribisnis berbeda dengan bidang bisnis lainnya, maka penerapan
berbagai fungsi manajerial dalam agribisnis juga berbeda. Beberapa fungsi Agribisnis
diantaranya adalah:
Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
Kegiatan produksi primer (budidaya).
Pengolahan (agro-industri).
Pemasaran.
Fungsi-fungsi Agribisnis tersebut disusun menjadi sebuah sistem, dimana semua
fungsi tersebut kemudian menjadi beberapa sub-sistem.
Sistem Agribisnis ini hanya bisa berfungsi dengan baik bila semua sub-sistem di
dalamnya dapat berjalan sesuai fungsinya. Jika terjadi gangguan pada salah satu sub-
sistemnya, maka sistem tersebut akan mengalami masalah.
Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis
Manajemen agribisnis merupakan sebuah sistem yang utuh mulai dari sub-sistem
penyediaan sarana produski dan peralatan pertanian, sub-sistem usaha tani, sub-sistem
pengolahan atau agroindustri, dan sub-sistem pemasaran.
Dukungan dari sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana, serta sub-sistem
pembinaan sangat diperlukan agar sistem Agribisnis bisa berjalan sesuai fungsinya.
Berikut ini adalah beberapa indikator keberhasilan pembangunan agribisnis:
1. Meningkatnya Kesejahteraan Petani
Terdapat beberapa aspek utama dalam menyusun manajemen agribisnis antara lain
sebagai berikut:
1. Penyusunan Visi dan Misi Bisnis
Dalam manajemen agribisnis, rencana produksi adalah penggunaan asset dan sarana
perusahaan untuk menghasilkan produk.
Prinsip utama perencanaan produksi dalam agribisnis adalah market orientation yang
berarti memproduksi barang atau jasa yang diperlukan pasar. Tujuannya adalah ketika
barang tersebut diproduksi, maka akan laku dipasar karena adanya nilai guna.
4. Rencana Keuangan
Keuangan menjadi faktor yang paling krusial dalam bisnis. Tak bisa dipungkiri bahwa
tujuan bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan dalam hal ini uang.
Manajemen agribisnis dibutuhkan untuk membuat perencanaan keuangan dan jika
diperlukan biasanya dilakukan bersama konsultan.
5. Rencana Sumber Daya
Agribisnis adalah bisnis pertanian yang berarti membutuhkan banyak sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga kerja untuk membantu pengelolaannya. Sehingga
dengan rekruitmen yang banyak tersebut menjadi pengeluaran terbesar perusahaan.
Melalui manajamen agribisnis yang mumpuni bisa membantu menekan kebutuhan
sumber daya misalnya dengan menggabungkan beberapa kegiatan dengan satu
tanggung jawab.
Pentingnya Manajemen Agribisnis
Memiliki sebuah usaha di bidang pertanian, tentu membutuhkan manajemen sebagai
bentuk perencanaan, pengelolaan, dan peninjauan kembali terkait bisnis yang sedang
dijalankan.
Mengacu kepada definisi yang sudah dijelaskan di atas, manajemen dituangkan dalam
bentuk dokumen yang memuat strategi usaha, tujuan dan tentang bagaimana suatu
bisnis akan dijalankan.
Beberapa contoh penerapan manajemen pada bidang agribisnis, di antaranya:
Antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
Memperhatikan musim tanam agar hasil panen lebih optimal.
Memperhatikan karakter lahan.
Memperhatikan karakter alamiah suatu komoditas.
Dengan adanya manajemen agribisnis yang baik maka bisnis akan berjalan secara
sistematis dan sebagai upaya untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisir
potensi kerugian.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa manajemen agribisnis merupakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan agroindustri.
Itu sebabnya mengapa setiap usaha pertanian atau peternakan sangat membutuhkan
adanya manajemen yang baik agar dapat berjalan ke arah yang tepat dan
menghasilkan keuntungan.
Lima aspek utama dalam manajemen agribisnis yang disebutkan di atas bisa menjadi
landasan untuk menyusun dokumen manajemen yang terstruktur untuk tujuan
perencanaan yang baik.
Demikianlah penjelasan ringkas mengenai manajemen agribisnis, mulai dari
pengertiannya, fungsi, ruang lingkup, dan beberapa contoh penerapannya. Semoga
artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu
Peranan Agribisnis
Di masa depan, peranan agribisnis skala kecil akan semakin penting dan memiliki
keunggulan karena beberapa faktor sebagai berikut :
a. relatif tidak memerlukan terlalu banyak modal investasi terutama bagi yang
bergerak di bidang jasa
b. usaha agribisnis kecil bisa bergerak luwes menyesuaikan diri dalam situasi yang
berubah karena tidak perlu terhambat oleh persoalan-persoalan birokrasi, seperti
dialami pengusaha besar
c. usaha agribisnis kecil memiliki tenaga-tenaga penjualan wirausaha yang tertempa
secara alami
d. perubahan selesa konsumen yang semakin bergeser dari produk-produk tahan lama
yang dihasilkan secara massal, ke produk-produk yang lebih manusiawi, yang lebih
tepat untuk dilayani usaha-usaha kecil
Beberapa faktor keunggulan usaha agribisnis kecil bisa juga tidak terapai, antara lain
misalnya karena kurangnya akses usaha kecil terhadap kredit komersil perbankan.
Inilah salah satu kendala yang harus dihadapi usaha kecil di tanah air.
Masalah lain yang dihadapi adalah pemasaran, alih teknologi, informasi dan
sebagainya.
Salah satu hal lagi yang sangat penting ialah walau bagaimanapun negara kita
memiliki keunggulan atau keunikan lokasi. Sebagai daerah tropis, tanaman dan hewan
yang diusahakan akan memiliki keikhlasan, yang membedakan dari produk- produk
pertanian subtropis dan daerah dingin. Keikhlasan ini perlu dipertahankan dan
dikembangkan untuk meraih keunggulan komparataif dan kompetitif dalam suasana
perekonomian dunia yang semakin bebas dan penuh persaingan.
Selama ini yang dapat bersaing di pasar global adalah perkebunan dan kehutanan.
Prospek ke depan yang sangat baik adalah agroindustri pangan.
Agroindustri pangan merupakan sumber pertumbuhan baru yang cukup cerah untuk
kebutuhan pasar dalam negeri dan dapat dikelola dengan cepat sektor perikanan,
petemakan, hortikultura dan pangan sumber karbohidrat.
Kendala-kendala lain yang dapat timbul dalam pengembangan agribisnis, antara lain
adalah sumberdaya manusia dan teknologi. Sumberdaya manusia perlu dikembangkan
mulai dari tingkat wiraswasta, manajemen, pengetahuan. Teknologi diperlukan untuk
memproduksi komoditi terutama teknologi bagi pengembangan dan transfer serta
mampu mentransfemya., maka modal akan datang dan imprastruktur akan terbentuk
dengan sendirinya. Tantangan yang lain adalah belum banyak badan penelitian yang
sudah sadar mengenai pentingnya agribisnis. Pada hal agribisnis merupakan sumber
pertumbuhan, penyedia lapangan kerja., mendorong pembangunan desa, sumber
devisa dan mengubah struktur dari pertanian ke industri.