Anda di halaman 1dari 14

Materi I, pert 1,2

SEJARAH AGRIBISNIS

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir"
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan
(food supply chain). Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara
pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik,
agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola
aspekbudidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga
tahap pemasaran.

Istilah "agribisnis" diserap dari bahasa Inggris: agribusiness, yang


merupakan portmanteau dariagriculture (pertanian) dan business (bisnis).
Dalam bahasa Indonesia dikenal pula variananglisismenya, agrobisnis.
Dalam arti luas agribisnis tidak hanya mencakup kepada industri makanan saja.
Seiring perkembangan teknologi, pemanfaatan produk pertanian berkaitan erat
dengan farmasi, teknologi bahan, dan penyediaan energi.

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan, ternak, serta produk-


produk agroindustridengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan.
Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya (bahasa Inggris: cultivation,
atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering
dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti
penangkapanikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting:
(1) selalu melibatkan barang dalam volume besar
(2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan
makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk
kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk
pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan
ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan
yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan
bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau"
atau "petani ikan". Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut
sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan
metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di
lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan
lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar
17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya
tanaman (termasuk tanaman pangan, hortikultura,
dan perkebunan), kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sebagaimana dapat dilihat,
penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
· budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang
diolah secara intensif
· kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan
yang setengah liar,
· peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususny
semua vertebrata kecuali ikan danamfibia),
· perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-
vertebrata).
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini,
meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini
bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan
akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya
alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.
Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar
yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:
Ø pengelolaan tempat usaha,
Ø pemilihan bibit,
Ø metode budidaya,
Ø pengumpulan hasil,
Ø distribusi,
Ø pengolahan dan pengemasan,
Ø pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem
yang dinamakanagribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat
usaha dan pemilihan bibit (varietas,galur, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai
aspek "hulu" dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran
dimasukkan dalam aspek "hilir". Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian
dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan
bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.

Perkembangan Usaha Agribisnis di Indonesia

06/01/2021 andieBerita

Agribisnis merupakan bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun hilir. Penyebutan “hulu” dan “hilir”
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan
(food supply chain). Dengan kata lain, agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi
usaha penyediaan pangan.

Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi untuk memperoleh


keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen,
proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Lalu, bagaimana perkembangan
agribisnis di Indonesia? Apakah bisnis yang satu ini bisa dikatakan peluang bisnis
dengan prospek baik ke depannya. Berikut ini akan dijelaskan pemahamannya.

Agribisnis di Indonesia

Indonesia adalah negara agraris di mana mayoritas penduduknya adalah kaum tani.
Negara agraris menjadikan Indonesia memiliki wilayah yang luas serta kaya akan
lahan yang subur untuk bertani. Atas dasar ini, Indonesia mulai mengenal agribisnis.
Perjalanan perkembangan agribisnis di Indonesia sejalan dengan sejarah
pembangunan pertanian secara umum yang mengalami periode jatuh bangun. Hal ini
sangat berpengaruh dalam perkembangan ekonomi di Indonesia baik secara mikro
maupun secara makro.

Prospek Perkembangan Agribisnis di Indonesia

Perkembangan agribisnis di Indonesia tentu memiliki alasan yang kuat hingga bisa
tetap bertahan sampai saat ini. Beberapa prospek agribisnis yang sangat cerah di
antaranya:

 Tanah di indonesia relatif subur dan cocok dengan tanaman pangan


 Indonesia memiliki iklim yang cukup bersahabat. Hujan dan panas cukup teratur dan
sangat minim terjadi bencana.
 Indonesia berada pada garis katulistiwa yang beriklim tropis. Hal ini menyebabkan
cukupnya sinar matahari bagi pertanian di Indonesia.
 Pemerintah masih menempatkan sektor pertanian sebagai sektor andalan.
 Indonesia memiliki aliran sungai, bendungan, dan saluran irigasi yang cukup.

Fase Perkembangan Agribisnis di Indonesia

Perkembangan agribisnis di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa fase secara


umum. Berikut ini penjelasan mengenai fase yang terjadi di Indonesia:

Fase Konsolidasi (1967-1978)

Pada fase ini sektor pertanian tumbuh sebesar 3,39%, lebih banyak disebabkan kinerja
sub-sektor tanaman pangan dan perkebunan yang tumbuh 3,58% dan 4,53%. Tiga
kebijakan yang penting pada fase ini adalah intensifikasi atau penggunaan teknologi,
ekstensifikasi atau perluasan area yang mengonversi hutan tidak produktif,
diversifikasi atau penganekaragaman usaha agribisnis untuk menambah pendapatan
rumah tangga petani.

Fase Tumbuh Tinggi (1978-1986)

Pada periode ini perkembangan agribisnis sektor pertanian tumbuh lebih dari 5,7%.
Peningkatan produksi pangan, perkebunan, perikanan, peternakan hampir mencapai
angka produksi 6,8% dan puncaknya mencapai swasembada pangan.
Fase Dekonstruksi (1986-1997)

Pada fase ini sektor pertanian mengalami kontraksi pertumbuhan di bawah 3,4% per
tahun, berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena mengalami
pengacuhan oleh perumusan kebijakan akibat anggapan keberhasilan swasembada
pangan telah menimbulkan persepsi pengembangan agribisnis yang akan bergulir
dengan sendirinya.

Fase Krisis (1997-2001)

Meskipun sektor pertanian menjadi penyelamat ekonomi Indonesia karena lonjakan


nilai tukar dolar yang dinikmati komoditas ekspor sektor pertanian terutama
perkebunan dan perikanan, namun daya tahan sektor pertanian tidak cukup kuat
karena harus menanggung dampak krisis untuk menyerap limpahan tenaga kerja
sektor informal dan perkotaan.

Fase Desentralisasi (2001-sekarang)

Transisi politik dan periode desentralisasi ekonomi menimbulkan banyaknya perda


dan terlalu banyaknya penyimpangan administratif atau korupsi yang terjadi di daerah
dan banyaknya biaya tambahan dalam melakukan birokrasi pemerintahan (survey
LPEM-FEUI).

Itulah beberapa fase dan perkembangan dari agribisnis di Indonesia. Bagaimanapun


juga, Indonesia tetap menjadi negara agraris yang tentu butuh untuk terus
mengembangkan agribisnis. Dalam menjalankannya, tentu sama dengan menjalankan
bisnis lainnya termasuk dalam mengatur keuangan bisnis.

Kini, Anda dapat memanfaatkan software akuntansi untuk melakukannya. Mengelola


keuangan yang dilakukan secara online dan praktis yaitu dengan Jurnal. Jurnal adalah
software akuntansi online yang dapat membantu Anda mengatur keuangan
perusahaan dengan lebih mudah, salah satunya membuat laporan keuangan.

Laporan keuangan suatu perusahaan pastinya memiliki peranan penting untuk


menjadi acuan langkah apa yang akan diambil ke depannya pada perkembangan
bisnis. Oleh karena itu, laporan keuangan yang dibuat harus akurat dan tepat
penghitungannya. Dengan menggunakan Jurnal, Anda dapat membuat laporan
keuangan secara cepat, nyaman, dan mampu menyajikan data secara realtime dan
terperinci.

PENGERTIAN AGRIBISNIS Pendekatan untuk memahami pengertian agribisnis


dapat dilakukan dengan menelusuri asal kata agribisnis itu sendiri. Soekartawi (1993)
mengemukakan bahwa agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal darai
bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia
perdagangan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991). Selanjutnya, pertanian
mempunyai dua pengertian, yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti
luas (Mubyarto, 1994). Dalam arti sempit, pertanian menunjuk pada kegiatan
pertanian rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya
tanaman pangan seperti padi, jagung, kedele, ubi kayu, dan sebagainya. Pertanian
dalam arti luas meliputi: 1. Pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit; 2.
Perkebunan, yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar yang melakukan budidaya
tanaman perkebunan seperti kopi, lada, cengkeh, kelapa, kelapa sawit, teh, dan
sebagainya; 3. Kehutanan yang menghasilkan produk hutan seperti kayu dan rotan; 4.
Peternakan, yaitu budidaya ternak baik ternak kecil seperti ayam dan kambing, atau
ternak besar seperti sapi dan kerbau; dan 5. Perikanan yang meliputi perikanan darat
dan laut. Pada saat ini, pertanian dipahami bukan sekadar dalam arti sempit, tetapi
pertanian dalam arti luas. Berdasarkan makna kedua kata pembentuknya, dapat
dikemukakan bahwa agribisnis merupakan pertanian yang dikelola berdasarkan
prinsip-prinsip komersial atau ekonomi. Dalam hal ini pertanian bukan lagi sebagi
way of live, tetapi merupakan usaha yang harus memberikan keuntungan. Dalam
agribisnis, segala aktivitas pertanian didasarkan pada prinsip ekonomi bukan
mengikuti kebiasaan atau turun temurun. Oleh karena itu, Downey dan Erickson
(1987) mendefinisikan agribisnis sebagai tiga sektor secara ekonomi saling berkaitan.
Ketiga sektor agribisnis tersebut adalah (a) the input supply sector, (b) the farm
production sector, dan (c) the product KEGIATAN BELAJAR 1 SMK Pertanian
Kode Modul SMKP1A01 DBK Ruang Lingkup Agribisnis 2 marketing sector.
Keterkaitan antara ketiga sektor tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Definisi ini
mempunyai makna yang sama dengan yang dikemukakan oleh Drilon Jr. dalam
Saragih (1998), bahwa agribisnis merupakan mega sektor yang mencakup “… the
sum total of operations involved in the manufacture and distribution of farm supplies,
production activities on the farm, storage, processing and distribution of farm
commodities and items for them …”. The input supply sector atau sektor pemasok
input pertanian adalah sektor yang memberikan pasokan bahan dan peralatan
pertanian untuk beroperasinya the farm production sector (Beierlein. dkk., 1986).
Sektor ini memasok pakan ternak atau ikan, benih, pupuk, bahan bakar minyak,
pestisida, alat, mesin pertanian, dan sebagainya.

Manajemen Agribisnis: Pengertian, Ruang Lingkup, Fungsi, dan Aspeknya


February 23, 2021 by M. Prawiro
Sebenarnya, apa pengertian manajemen agribisnis? Untuk memahami istilah ini, kita
harus memahami definisi dari setiap katanya, yaitu kata “manajemen” dan
“agribisnis”.
Secara sederhana kata manajemen berarti proses mengelola atau pengelolaan,
sedangkan agribisnis adalah suatu bisnis berbasis usaha pertanian atau di bidang lain
yang mendukungnya.
Lalu, apa yang dimaksud dengan manajemen agribisnis? Simak penjelasan
selengkapnya di artikel ini.
isnis
Pengertian manajemen agribisnis adalah suatu kegiatan di industri pertanian (agro-
industri) yang menerapkan ilmu manajemen dengan memberlakukan fungsi
perencanaan, penyusunan, pengarahan, dan pengendalian, serta memanfaatkan semua
sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan, yaitu menghasilkan produk pertanian
yang menguntungkan.
Dalam bidang bisnis, pengertian manajemen agribisnis sangat luas dan sudah
dijelaskan oleh beberapa ahli.
Secara konsepsional, manajemen agribisnis adalah semua kegiatan dari pengadaan,
penyaluran hingga pemasaran produk-produk pertanian serta agro-industri yang
memiliki kaitan antara satu dengan lainnya.
Manajemen dibutuhkan dalam agribisnis sebagai sarana untuk membentuk
perencanaan agribisnis yang terstruktur dan terorganisasi dengan baik.
Dari definisinya tersebut, dapat dipahami bahwa perencanaan sangat vital dalam
bisnis pertanian mengingat sifatnya yang penuh ketidakpastian dan rentan terhadap
risiko kerugian.
Manajemen Agribisnis Menurut Para Ahli

Kata agribisnis adalah hasil adaptasi dari bahasa Inggris, yaitu Agribusiness. Agri
artinya adalah pertanian, sedangkan Business artinya usaha atau kegiatan untuk
mencapai keuntungan.
Beberapa ahli menjelaskan pengertian agribisnis, diantaranya adalah:
1. J. E. Austin

Menurut Austin, pengertian Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi
kegiatan usaha tani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi
pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan berbagai kegiatan lainnya
termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.
2. Wibowo

Menurut Wibowo dkk (1994), pengertian Agribisnis adalah semua kegiatan mulai dari
pengadaan, pelaksanaan, penyaluran, sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan
oleh suatu usaha tani atau agro-industri yang saling terkait satu sama lain.
Dengan kata lain, agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang
memiliki beberapa komponen sub-sistem yaitu, usaha tani yang memproduksi bahan
baku, pengolahan hasil pertania, dan pemasaran hasil pertanian.
3. F. Sjarkowi dan M. Sufri

Menurut Sjarkowi dan Sufri (2004), defenisi Agribisnis adalah semua usaha yang
berhubungan dengan aktivitas produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input
pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri serta pengusahaan pengelolaan
hasil pertanian. Dengan kata lain agribisnis adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
penyediaan pangan.
4. Soekartawi

Menurut Soekartawi (1993), pengertian Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha


yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil,
dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti
luas.
5. Drilon, J. D

Menurut Drilon, arti agribisnis adalah semua kegiatan yang menyangkut manufaktur
dan distribusi dari sarana produksi pertanian, aktivitas yang dilakukan usaha tani,
serta penyimpanan, pengolahan, dan distribusi dari produk pertanian dan produk-
produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.
6. G.L. Cramer dan C.W. Jensen

Pengertian Agrobisnis menurut Cramer dan Jensen adalah kegiatan yang meliputi
industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk
pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan
kepada pengguna/ konsumen.
7. W. David Downey dan Steven P. Erickson

Agrobisnis menurut Downey dan Erickson (1987) adalah kegiatan yang berkaitan
dengan penanganan komoditi pertanian dalam arti luas, yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi
(agroindustri), pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang
kegiatan.
9. A. Suharjo

Pengertian Agribisnis menurut Soehardjo (1997) adalah sebuah sistem dalam agro-
industri yang terdiri atas beberapa sub-sistem yang saling terkait. Sistem tersebut bisa
berfungsi dengan baik bila tidak ada gangguan pada salah satu sub-sistem.
10. Hadi

Agribisnis menurut Hadi (1992) adalah suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari
empat subsistem yang saling mempengaruhi, yaitu penyediaan input pertanian,
produksi pertanian, pengolahan hasil, dan pemasaran hasil pertanian, dimana semua
kinerjanya menjadi tanggungjawab koordinator agribisnis.
Fungsi Manajemen Agribisnis
Karakteristik Agribisnis berbeda dengan bidang bisnis lainnya, maka penerapan
berbagai fungsi manajerial dalam agribisnis juga berbeda. Beberapa fungsi Agribisnis
diantaranya adalah:
 Pengadaan dan penyaluran sarana produksi.
 Kegiatan produksi primer (budidaya).
 Pengolahan (agro-industri).
 Pemasaran.
Fungsi-fungsi Agribisnis tersebut disusun menjadi sebuah sistem, dimana semua
fungsi tersebut kemudian menjadi beberapa sub-sistem.
Sistem Agribisnis ini hanya bisa berfungsi dengan baik bila semua sub-sistem di
dalamnya dapat berjalan sesuai fungsinya. Jika terjadi gangguan pada salah satu sub-
sistemnya, maka sistem tersebut akan mengalami masalah.
Ruang Lingkup Manajemen Agribisnis
Manajemen agribisnis merupakan sebuah sistem yang utuh mulai dari sub-sistem
penyediaan sarana produski dan peralatan pertanian, sub-sistem usaha tani, sub-sistem
pengolahan atau agroindustri, dan sub-sistem pemasaran.
Dukungan dari sub-sistem kelembagaan sarana dan prasarana, serta sub-sistem
pembinaan sangat diperlukan agar sistem Agribisnis bisa berjalan sesuai fungsinya.
Berikut ini adalah beberapa indikator keberhasilan pembangunan agribisnis:
1. Meningkatnya Kesejahteraan Petani

 Nilai tukar petani meningkat.


 Terjadi peningkatan dalam hal keunggulan komparatif dan kompetitif para
petani.
 Terjadi peningkata pada usaha tani dan usaha pengolahan hasil tani.
 Meningkatnya mutu produk usaha tani dan usaha pengolahan hasil tani.
 Nilai eksport komoditas pertanian meningkat.
 Nilai import komoditas pertanian menurun.
2. Meningkatnya Kesempatan Kerja

 Jumlah usaha agribisnis di pedesaan mengalami peningkatan.


 Terjadi perkembangan pada usaha industri hulu dan industri pengolahan hasil
tani.
 Penurunan angka pengangguran di desa.
3. Meningkatnya Ketahanan Pangan
 Ketersediaan sumber pangan meningkat.
 Terjadi penurunan impor bahan pangan.
 Jumlah masyarakat yang rawan pangan menurun.
 Terjadi peningkatan diversifikasi konsumsi pangan non beras.
4. Meningkatnya Layanan Kepada Petani

 Perkembangan teknologi agribisnis spesifik lokasi.


 Ketersediaan layanan teknologi agribisnis.
 Ketersediaan pusat layanan perkreditan dan sarana produksi tani.
 Pusat pasar agribisnis mulai terbentuk di berbagai wilayah.
Baca juga: Manajemen Operasional
Aspek Penting dalam Manajemen Agribisnis

Terdapat beberapa aspek utama dalam menyusun manajemen agribisnis antara lain
sebagai berikut:
1. Penyusunan Visi dan Misi Bisnis

Seperti yang sudah digambarkan dari pengertian manajemen agribisnis diatas,


memutuskan untuk mengembangkan suatu bisnis pertanian membutuhkan
perencanaan visi dan misi yang matang sebagai langkah utamanya.
Hal ini juga mencakup analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunitym Threats)
terhadap usaha yang dikembangkan. Tujuannya adalah untuk menentukan kearah
mana bisnis akan bergerak dan bagaimana bisnis akan dijalankan.
2. Rencana Pemasaran
Manajemen pemasaran dalam bisnis pertanian perlu disusun sebelum masuk ke
rencana produksi. Tujuannya adalah untuk membuat bagan target atau sasaran dari
produk yang bisnis seperti produk apa yang dihasilkan, siapa yang akan membeli,
kemana akan dipasarkan dan kisaran berapa harganya.
Hal inilah yang menjadikan manajemen agribisnis sangat penting karena tanpa adanya
rencana pemasaran yang baik bisa jadi produk yang dihasilkan tidak laku dipasaran.
Padahal pada industri yang menjual produk pertanian sangat rentan dengan risiko
mudah layu atau sudah tak layak konsumsi.
3. Rencana Produksi

Dalam manajemen agribisnis, rencana produksi adalah penggunaan asset dan sarana
perusahaan untuk menghasilkan produk.
Prinsip utama perencanaan produksi dalam agribisnis adalah market orientation yang
berarti memproduksi barang atau jasa yang diperlukan pasar. Tujuannya adalah ketika
barang tersebut diproduksi, maka akan laku dipasar karena adanya nilai guna.
4. Rencana Keuangan

Keuangan menjadi faktor yang paling krusial dalam bisnis. Tak bisa dipungkiri bahwa
tujuan bisnis adalah untuk menghasilkan keuntungan dalam hal ini uang.
Manajemen agribisnis dibutuhkan untuk membuat perencanaan keuangan dan jika
diperlukan biasanya dilakukan bersama konsultan.
5. Rencana Sumber Daya

Agribisnis adalah bisnis pertanian yang berarti membutuhkan banyak sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga kerja untuk membantu pengelolaannya. Sehingga
dengan rekruitmen yang banyak tersebut menjadi pengeluaran terbesar perusahaan.
Melalui manajamen agribisnis yang mumpuni bisa membantu menekan kebutuhan
sumber daya misalnya dengan menggabungkan beberapa kegiatan dengan satu
tanggung jawab.
Pentingnya Manajemen Agribisnis
Memiliki sebuah usaha di bidang pertanian, tentu membutuhkan manajemen sebagai
bentuk perencanaan, pengelolaan, dan peninjauan kembali terkait bisnis yang sedang
dijalankan.
Mengacu kepada definisi yang sudah dijelaskan di atas, manajemen dituangkan dalam
bentuk dokumen yang memuat strategi usaha, tujuan dan tentang bagaimana suatu
bisnis akan dijalankan.
Beberapa contoh penerapan manajemen pada bidang agribisnis, di antaranya:
 Antisipasi terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.
 Memperhatikan musim tanam agar hasil panen lebih optimal.
 Memperhatikan karakter lahan.
 Memperhatikan karakter alamiah suatu komoditas.
Dengan adanya manajemen agribisnis yang baik maka bisnis akan berjalan secara
sistematis dan sebagai upaya untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisir
potensi kerugian.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi
Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa manajemen agribisnis merupakan
segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan agroindustri.
Itu sebabnya mengapa setiap usaha pertanian atau peternakan sangat membutuhkan
adanya manajemen yang baik agar dapat berjalan ke arah yang tepat dan
menghasilkan keuntungan.
Lima aspek utama dalam manajemen agribisnis yang disebutkan di atas bisa menjadi
landasan untuk menyusun dokumen manajemen yang terstruktur untuk tujuan
perencanaan yang baik.
Demikianlah penjelasan ringkas mengenai manajemen agribisnis, mulai dari
pengertiannya, fungsi, ruang lingkup, dan beberapa contoh penerapannya. Semoga
artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kamu

Peranan Agribisnis

Sumber pertumbuhan utama agroindustri adalah konsums1 (private consumption).


Artinya perkembangan agroindustri selama ini relatif kurang memberatkan bagi
anggaran pemerintah, di samping turut memacu pembentukan modal. Pengembangan
agribisnis (pertanian dalam arti yang lebih luas) tidak bertentangan dengan azas
kemandirian ekonomi yang diharapkan, bahkan mendukung. Arti penting lain dari
gambaran ini adalah bahwa pasar produk agribisnis lebih banyak mengandalkan pasar
dalam negeri.

Walaupun begitu, peranan penting agribisnis ini serta perkembangannya di masa


depan perlu diwaspadai, sebab dalam kenyataannya penyumbang terbesar
eksporagribisnis adalah produk olehan kayu yang masih bersifat ekstraktif, karena
hutan tanaman industri (HTI) kita belum berproduksi. Eksploitasi yang tidak
terkendali bisa mengganggu kelestarian sistem penyangga kehidupan dan fungsi
lingkungan hidup dari hutan.

Selama ini selalu dibicarakan mengenai deregulasi dan debirokratisasi.


Namun hal ini tidak cukup mengembangkan agribisnis yang akan dating karena posisi
yang tidak seimbang antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar. Oleh karena itu,
apabila ingin mengembangkan agribisnis harus dimulai dari usaha agribisnis skala
keciL

Di masa depan, peranan agribisnis skala kecil akan semakin penting dan memiliki
keunggulan karena beberapa faktor sebagai berikut :
a. relatif tidak memerlukan terlalu banyak modal investasi terutama bagi yang
bergerak di bidang jasa
b. usaha agribisnis kecil bisa bergerak luwes menyesuaikan diri dalam situasi yang
berubah karena tidak perlu terhambat oleh persoalan-persoalan birokrasi, seperti
dialami pengusaha besar
c. usaha agribisnis kecil memiliki tenaga-tenaga penjualan wirausaha yang tertempa
secara alami
d. perubahan selesa konsumen yang semakin bergeser dari produk-produk tahan lama
yang dihasilkan secara massal, ke produk-produk yang lebih manusiawi, yang lebih
tepat untuk dilayani usaha-usaha kecil
Beberapa faktor keunggulan usaha agribisnis kecil bisa juga tidak terapai, antara lain
misalnya karena kurangnya akses usaha kecil terhadap kredit komersil perbankan.
Inilah salah satu kendala yang harus dihadapi usaha kecil di tanah air.
Masalah lain yang dihadapi adalah pemasaran, alih teknologi, informasi dan
sebagainya.

Salah satu hal lagi yang sangat penting ialah walau bagaimanapun negara kita
memiliki keunggulan atau keunikan lokasi. Sebagai daerah tropis, tanaman dan hewan
yang diusahakan akan memiliki keikhlasan, yang membedakan dari produk- produk
pertanian subtropis dan daerah dingin. Keikhlasan ini perlu dipertahankan dan
dikembangkan untuk meraih keunggulan komparataif dan kompetitif dalam suasana
perekonomian dunia yang semakin bebas dan penuh persaingan.

Selama ini yang dapat bersaing di pasar global adalah perkebunan dan kehutanan.
Prospek ke depan yang sangat baik adalah agroindustri pangan.

Agroindustri pangan merupakan sumber pertumbuhan baru yang cukup cerah untuk
kebutuhan pasar dalam negeri dan dapat dikelola dengan cepat sektor perikanan,
petemakan, hortikultura dan pangan sumber karbohidrat.

Kendala-kendala lain yang dapat timbul dalam pengembangan agribisnis, antara lain
adalah sumberdaya manusia dan teknologi. Sumberdaya manusia perlu dikembangkan
mulai dari tingkat wiraswasta, manajemen, pengetahuan. Teknologi diperlukan untuk
memproduksi komoditi terutama teknologi bagi pengembangan dan transfer serta
mampu mentransfemya., maka modal akan datang dan imprastruktur akan terbentuk
dengan sendirinya. Tantangan yang lain adalah belum banyak badan penelitian yang
sudah sadar mengenai pentingnya agribisnis. Pada hal agribisnis merupakan sumber
pertumbuhan, penyedia lapangan kerja., mendorong pembangunan desa, sumber
devisa dan mengubah struktur dari pertanian ke industri.

Anda mungkin juga menyukai