PENDAHULUAN
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Dalam
pertanian juga harus menimbangkan unsur lokasi. Hal ini berguna untuk
intensif (intensive farming). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini
Program yang dikeluarkan oleh menteri pertanian pada saat ini adalah
menjaga ketahanan pangan. Untuk hal ini perlu peran pemerintah pula agar
kebijakan ini terlaksana dan dijalankan dengan baik oleh para petani,
diantaranya memberikan fasilitas pendukung, ketersedian pupuk yang stabil,
1. Sumberdaya Lahan
2. Teori Lokasi Pertanian
3. Ketersedian Pupuk
4. Tenaga Kerja
5. Kemampuan Manajerial
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SUMBER DAYA ALAM (LAHAN)
iklim, relief, tanah, air dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya
hubungan yang dinamis antara organisme yang ada di atas lahan tersebut
pengertian pertanian dalam arti sempit adalah suatu proses becocok tanam di
suatu lahan yang telah di siapkan sebelumnya dalam skala kecil pola
memakai manajemen.
sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor - sektor ini sangat penting
dapat kita golongkan menjadi 4 macam yakni pertanian lahan basah, pertanian
sawah. Pertanian sawah kaya akan air. Di Indonesia, pertanian jenis ini
Kalimantan. Hasil utama dari pertanian ini adalah padi. Padi memiliki
kualitas sangat baik jika ditanam di dataran rendah dimana kurang dari 300 m
sebagai berikut.
a) Sawah irigasi
Sawah irigasi yaitu sawah yang memperoleh pengairan dari irigasi
yang airnya berasal dari danau buatan. Sawah irigasi disuplai dengan air
yang cukup (dengan sistem irigasi) dan area sawahnya sangat subur
sehingga mampu panen 3 kali dalam 1 tahun. Sawah ini terletak di daerah
Jawa.
bisa mengandalkan dari air hujan. Sawah jenis ini akan dikelola pada saat
dapat disesuaikan dengan tinggi muka air pada lahan sawah. Tipe
pada saat musim hujan. Tapi pada saat musim kemarau, penanaman padi
kering menjadi lebih produktif. Sistem ini cocok untuk lahan yang jauh dari
sumber air. Hasil dari sistem pertanian ini biasanya berupa tanaman palawija.
3) Sistem pertanian ladang
Sistem pertanian jenis ini merupakan sistem pertanian primitif dimana
hanya memerlukan lahan yang sempit, hasilnya pun tergantung pada kondisi
kesuburan tanah. Tanaman yang dihasilkan dari sistem ini adalah jangung,
dan umbi-umbian.
4) Sistem perkebunan
Sistem pertanian model ini sering kali dianggap sebagai pertanian industri
karena hasil dari pertanian ini biasanya digunakan sebagai bahan baku
industri. Sistem pertanian ini memerlukan lahan yang sangat luas disertai
a) Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang
luar pulau Jawa yang memiliki lahan pertanian luas. Pada program
2.2 LOKASI
ini ia memperhatikan jarak tempuh antara daerah produksi dan pasar, pola
pola tata guna lahan di wilayah sekitar pusat pasar atau kota. Ia
(Isolated Stated).
b. Daerah perkotaan hanya menjual kelebihan produksi daerah
(Single Market).
c. Daerah pedalaman hanya menjual kelebihan produksinya ke
dengan kondisi geografis kota itu sendiri dan cocok untuk tanaman
dan kekurangan.
pemasarannya.
1. Faktor alam yang meliputi curah hujan, iklim, kesuburan tanah, dan
topografi;
1) Planning / Perencanaan
Selayaknya sebuah usaha, usahatani juga sangat membutuhkan
perencanaan yang matang. Mulai dari jenis tanaman yang akan ditanam, pola
budidaya yang akan dijalankan, tenaga kerja yang dibutuhkan, sampai kepada
kegiatan-kigiatan panen dan pasca panen. Semua rencana seharusnya tersusun
rapi tercatat.
Biasanya, petani yang telah tergabung dalam kelompok tani menuangkan
perencanaan mereka dalam wujud RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan
Kelompok). Namun sayangnya RDKK yang dibuat, oleh petani belum diartikan
sebagai sebuah perencanaan dalam usaha tani. RDKK hanya digunakan untuk
mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah saja.
Secara teoritis, untuk mewujudkan sebuah perencanaan yang mantap, kita bisa
menggunakan pertanyaan 5W 1H, yaitu :
What/apa?
Why/mengapa.?
Who/siapa.?
When/kapan..?
Where/dimana ?, dan
How/Bagaimana?
2) Organizing / Pengorganisasian
Setelah segala sesuatu yang terkait dengan usahatani direncanakan dengan
baik, maka tahapan berikutnya adalah pengorganisasian. Pada saat ini, petani
harus mengorganisasikan setiap masalah dan faktor produksi yang
dimilikinya. Persiapan alat dan mesin pertanian, sarana-sarana produksi yang
dibutuhkan juga termasuk tenaga kerja yang akan digunakan.
Pengorganisasian yang baik akan memudahkan pelaksanaan agar sesuai dengan
rencana yang dibuat dan tujuan yangh ditetapkan.
3) Actuating/Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah hal yang paling menentukan pada suatu kegiatan usaha
tani jika ingin usahatani yang dijalankan berhasil. Dalam pelaksanaan segala
sesuatu yang dikerjakan diusahakan sesuai dengan perencanaan yang
dibuat. Sebab apabila tidak maka hasil tidak akan sesuai dengan yang diharapkan
oleh pelaku usahatani.
4) Controlling/Pengawasan
Semua pelaksanaan kegiatan usahatani harus diawasi agar sesuai dengan
perencanaan yang dibuat. Jika ada masalah dan kekurangan, sebagai seorang
manajer, petani harus segera mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Caranya
adalah dengan melihat sumber daya yang ada dan menyelaraskan dengan tujuan
pelaksanaan usahatani.
5) Evaluating/Penilaian
Tahap ini hanya akan optimal jika semua hal yang dilakukan oleh petani
terdokumentasi dalam sebuah catatan. Evaluasi yang dilakukan tanpa informasi
yang jelas hanya akan menghasilkan penilaian yang keliru terhadap obyek
evaluasi. Akibatnya tentu tidak aka nada perbaikan untuk kegiatan usaha tani
berikutnya sebab fungsi dari evaluasi yang utama adalah sebagai bahan untuk
perencanaan usahatani.
Hal-hal yang perlu dievaluasi disesuaikan dengan tujuan awal
dilaksanakannya usahatani, misalnya :
1. Apakah produksi total telah mencapai hasil sesuai yang diinginkan?
2. Apakah biaya produksi yang dikeluarkan telah sesuai dengan rencana awal?
3. Bagaimanakah produktivitas ekonomis dari usahatani yang dilaksanakan?
4. Apakah masalah-masalah yang dihadapi pada pelaksanaan usahatani?
Hasil evaluasi yang dilakukan tersebut akan lebih memudahkan bagi
petani untuk membuat perencanaan usahatani berikutnya dengan lebih
baik. Lambat laun maka usahatani yang dilaksanakan menjadi lebih maju dengan
pencapaian hasil yang optimal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertanian merupakan salah satu sektor terpenting dalam pertumbuhan
ekonomi bangsa Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Indonesia memiliki
sumber daya alam yang sangat potensial yang dimana banyak masyarakat dan
pihak pengusaha baik swasta mapun pemerintah yang menjadikan sektor pertanian
sebagai pendapatannya. Untuk meningkatkan kemakmuran dalam pelaku usaha
tani dan untuk menjaga ketahanan pangan, maka hal yang dilakukan adalah
dengan memanfaatkan lahan pertanian dengan lebih baik lagi serta memperluas
lahan pertanian yang ada.
Lahan dalam pertanian sangat berkaitan dengan lokasi. Hal ini dilakukan
agar para usaha tani dapat menjual hasil pertaniannya ke lokasi yang terdekat
dengan harga yang memuaskan karena biaya transportasi akan lebih murah dan
dekat dengan para konsumen yang memubutuhkan hasil pertanian tersebut.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan produktivitas
pertanian adalah kemampuan pelaku usaha tani (manajerial) dalam melaksanakan
kegiatan pertaniannya dengan cara melakukan sistem manajemen yaitu;
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta penilaian. Apabila
hal ini dilakukan dengan baik, maka resiko akibat dari kegagalan panen (gagal
panen) dapat diminimalisirkan atau bahkan dihilangkan. Karena akan menghemat
tenaga kerja dan memperkerjakan tenaga kerja yang profesional sehingga hasilnya
akan mensejahterakan petani itu sendiri.
Adapun peran pemerintah yang perlu dan yang terus dilakukan adalah
dengan menjaga ketersediaan pupuk dengan baik dan tentunya dengan harga yang
terjangkau. Hal ini akan sangat membantu para petani dalam melaksanakan
kegiatan usaha taninya terutama petani kecil karena tersedianya pupuk bersubsidi.
Apabila semua hal ini dilakukan dengan baik, maka bangsa Indonesia
tidak perlu lagi mengimpor hasil pertanian, serta akan membuat para petani
semakin sejahtera dan tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang
lebih baik lagi.
3.2 Saran
Untuk membantu para petani dalam meningkatkan kualitas pertaniannya
maka pemerintah perlu melakukan perbaikan, meningkatkan fasilitas yang terkait
dalam membangun pertanian, serta memberikan penyuluhan sosial secara terdidik
kepada petani kecil terutama di daerah pedalaman atau perkampungan agar lebih
memanfatkan lahan yang dimiliki agar meningkatkan hasil produksi serta nilai
guna hasil pertanian tersebut.
Kepada masyarakat untuk lebih menerima sosialisasi dari pemerintah dan
turut membantu pemerintah dalam kebijakan yang dapat membantu para petani
untuk menjadi pelaku mikro yang lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
http://funstudyclub.blogspot.com/2014/09/makalah-pemanfaatan-sumber-daya-alam.html
Tarmedi, Eded Dkk. 2007. Sumber Daya Dan Kesejahteraan Masyarakat. Bandung : UPI
Press
http://latahzanovi.blogspot.com/2013/06/teori-lokasi.html
http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/teori-lokasi.html
Fadholi Hernanto. 1991. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta
Mubyarto. 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Tjeppy d. Soedjana. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak Sebagai Respons
Petani Terhadap Faktor Risiko. Jurnal Perrtanian. Bogor.
Nur Ainun Jariyah dkk. 2003. Kajian Finansial Usahatani Hutan Rakyat Pada
Beberapa Strata Luas Kepemilikan Lahan (Studi Kasus di Desa Sumberejo,
Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri). Jurnal Pengelolaan DAS Kajian
Finansial Usaha Tani Surakarta
http://contoh-materi-pelajaran.blogspot.com/2014/01/makalah-pertanian-di-
indonesia.html
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3369