Anda di halaman 1dari 4

1. 2.

Digestive System (Sistem Pencernaan)


2. 3. Saluran pencernaan serangga pada dasarnya terdiri dari : Usus bagian
depan/stomodeum ( Foregut) Usus bagian tengah/mesenteron (Midgut) Usus bagian
belakang/proctodeum (Hindgut)
3. 4. Usus bagian depan/ stomodeum Usus bagian depan terdiri dari : Faring esophagus
tembolok proventrikulus Lapisan usus bagian depan menyerupai kutikula,dan sering
mengandung setae, duri- duri atau lapisan yang kasar. Tidak didapati adanya enzim
Tidak ada penyerapan makanan
4. 5. Usus bagian tengah/ mesenteron Usus bagian tengah terdiri dari: Gastic caecum
venticulus perithopic membran Banyak didapati enzim pencernaan, seperti maltase,
invertase, lipase dan protease Tidak ada lapisan menyerupai kutikula
5. 6. Berupa tabung sederhana dan mengalami perbesaran untuk membentuk bagian
rektum diujungnya. Terdapat lapisan tipis dan terdiri dari kutikula tanpa duri, tapi
terdapat bantalan rectum atau papilae Usus bagian belakang/ proctodeum Usus bagian
belakan terdiri dari : Illeum colon rectum anus
6. 7. Excretory system (Sistem Pengeluaran)
7. 8. Sistem Ekskresi Insekta Ekskresi Pengeluaran zat-zat sisa metabolisme tubuh yang
sudah tidak berguna bagi tubuh. Organ Ekskretori utama : Buluh-Buluh Malphigi
Pembuluh Malpighi ini akan mengekskresikan zat sisa berupa urea, limbah nitrogen, dan
garam secara osmosis dari hemolimfa menuju lumen (rongga pembuluh).
8. 9. Tabung Malphigi: Letak : Pada saluran makanan di awal proktodeum (di antara perut
tengah dan usus) Jumlah tabung : Antara 2 sampai lebih dari 250 dan umumnya
berbelit (convoluted). Tabung-tabung itu bebas berada di rongga tubuh digenangi oleh
hemolimf. Fungsi : Mengambil sisa Nitrogen dari darah (hemolymph) dan mengatur
keseimbangan air dan garam. Sistem Ekskresi Insekta
9. 10. Keseimbangan garam dan air Pada serangga darat Terjadi kehilangan air tubuh
melalui penguapan dari permukaan tubuh dan pembuangan feses, sekaligus harus
menjaga supaya garam-garam tidak ikut terbuang. Sistem Ekskresi Insekta
10. 11. Serangga yang hidup di air dan Lembab Membuang langsung sisa nitrogen dalam
bentuk cairan, misal alantoin. Pada : Diptera, Coleoptera, Ortophtera Sistem Ekskresi
Insekta
11. 12. Sistem Ekskresi Insekta Ekskresi Penyimpanan Pengeluaran Sisa
metabolisme/Racun dengan cara menyimpannya Contoh :kecoak dan Ekor pegas dari
Ordo Collembola, menyimpanya di sel-sel lemak tubuhnya.
12. 13. Circulatory system (Sistem Peredaran Darah)
13. 14. Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah serangga terdiri dari : Darah
(Haemolymph) Pembuluh darah yang terletak pada bidang dorsal
14. 15. Bagian anterior dan posterior dari pembuluh darah Bagian posterior dari pembuluh
yang terbagi oleh katup dan menjadi rongga-rongga ini disebut jantung. Sedangkan
bagian yang langsing disebut aora.
15. 16. Sistem peredaran darah terbuka Jantung berkontraksi Ostia tertutup oleh kelep
Darah dari Jantung terdorong Aorta Kepala Organ dalam rongga tubuh (Homocoel)
16. 17. Fungsi Darah pada serangga Trasnportasi material berupa zat makanan, hormon,
dan zat sisa. Fagositosis Koagulator Menyatukan sel-sel yang telah cerai-berai saat
serangga berganti kulit Menjaga tekanan osmotis Reservoir untuk air dan zat
makanan seperti lemak dan karbohidrat

17. 18. Respiratory System (Sistem Pernapasan)


18. 19. Pada Serangga sistem respirasi terdiri dari susunan pipa-pipa udara (trachea) yang
bercabang-cabang membentuk anyaman yang membawa udara ke seluruh bagian tubuh
Trachea serangga dilapisi oleh lapisan kutikula yang disebut intima Pada Cabangcabang yang lebih besar dipertebal untuk membentuk cincin cincin heliks yang disebut
taenidia Cabang trachea yang sangat kecil dan tipis adalah trakheolus dan melalui
dinding trakheolus inilah pertukaran gas terjadi.
19. 20. Trachea berhubungan dengan lingkungan luar melalui lubang- lubang yang
terdapat pada ruas-ruas tubuh serangga yang disebut spirakel atau stigma Spirakel
membuka jika kadar oksigen dalam jaringan rendah Pada beberapa serangga
trakheanya dapat membesar dan meluas membentuk kantung hawa yang berfungs
isebagai ventilasi sistem trakhea
20. 21. Tipe Sistem Trakhea pada Serangga 1. Holopneustik (polypneustik) : delapan atau
lebih spirakel yang fungsional 2. Hemipneustik : dengan satu atau lebih spirakel menjadi
tidak berfungsi. Modifikasi dari tipe ini: a. Peripneustik :Enam spirakel toraks dan
abdomen yang terbuka dan spirakel metatorax tertutup b. Amphipneustik : hanya spirakel
dari dada paling depan dan abdomen belakang yang terbuka
21. 22. c. Propneustik : hanya spirakel dari dada paling depan yang terbuka d.
Metapneustik : hanya spirakel dari pasangan abdomen yang terakhir yang terbuka 3.
Apneustik : tak satupun spirakel yang fungsional. Udara memasuki sistem trakhea secara
difusi melalui permukaan tubuh atau insang 4. Hypopneustik : kasepuluh spirakel tidak
secara lengkap ada, akan tetapi satu atau beberapa pasang tidak ada
22. 23. Variasi sistem trakea terbuka dan tertutup a c (terbuka) dan d f (tertutup)
23. 24. Muscle System (Sistem Otot)
24. 25. Sistem Otot Serangga mempunyai sistem otot yang terdiri atas otot serang lintang
( otot bergaris), yang berhubungan dengan saraf yang dapat menyebabkan terjadinya
kontraksi otot. Sehingga menimbulkan adanya gerakan gerakan pada organ tubuh,
seperti : tungkai, sayap, dan tarsus yang gerakannya berupa lari, terbang atau loncat.
25. 26. Otot terdiri atas 2 jenis, yaitu : a. Otot skelet Otot skelet yaitu otot yang melekat
pada dinding tubuh (integument) serta pada bagian bagian tubuh lainnya, yang
dihubungkan oleh saraf halus yang disebut tonofibril. b. Otot visceral berada disekitar
jantung dan disekitar saluran pencernaan makanan serta saluran sistem reproduksi,
yang dapat menghasilkan gerakan gerakan yang menggelombang
26. 27. Otot dalam menggerakan bagian bagian alat tubuhnya akan menyesuaikan dengan
susunan masing masing segmen organ tubuh Setiap segmen dari organ tubuh mis.
tungkai memiliki otot masing masing Segmen seperti segmen tarsus dan segmen
flagela tidak memiliki otot sendiri Beberapa alat organ tubuh seperti galea dan
pretarsus, hanya memiliki otot flexor yaitu otot yang fungsinya mengikat suatu alat organ
tubuh. Otot serangga pada belalang, memilki kemampuan yang sangat tinggi, yaitu
dapat menghasilkan daya 20 X berat badanyanya
27. 28. Reproduction System (Sistem Reproduksi)
28. 29. Organ reproduksi Jantan Sistem reproduksi jantan terdiri dari Sepasang testis yang
tersusun atas folilkel-folikel Sepasang vas eferans Sepasang vas deferens Sepasang
kantung semen ( seminal fesicle) Saluran Ejakulasi Kelenjar Tambahan

29. 30. Organ Reproduksi Betina Sistem reproduksi betina terdiri atas : Sepasang ovarium
yang masing-masing tersusun atas sejumlah ovariol Sepasang oviduct (saluran telur)
Kelenjar Tambahan Kantong sperma Saluran sperma
30. 31. Untuk memperoleh keturunan baru, serangga jantan kawin dengan serangga betina.
Sperma jantan yang telah tersimpan dalam spermateka betina akan membuahi sel telur
dan menjadi zigot lalu dikeluarkan dari dalam tubuh dalam bentuk telur dan diletakkan
pada suatu medium. Reproduksi dengan cara ini disebut OVIPARITI. Namun, pada
beberapa serangga, telur yang telah mengandung zigot berada dalam saluran genital
betina, hingga menetas menjadi larva bukan dalam bentuk telur. Reproduksi semacam ini
dinamakan OVOVIVIPARITI.
31. 32. Penampang longitudinal dari ovariol (A) Tipe panoistik sederhana yang memikiki
oocyt dan epitel folikel (B) Tipe polytrofik yang memiliki oosit, epitel folikel dan sel nutritiv
(C) Tipe telotrofik yang memiliki slel-sel nutritive yang berhubungan dengan oosit melalui
keping nutritive
32. 33. Partenogenesis Partenogenesis merupakan pembentukan individu baru tanpa
melalui pembuahan artinya dari telur yang tidak dibuahi oleh sel kelamin jantan dapat
juga berkembang individu baru yang haploid.
33. 34. Nervous System (Sistem Saraf)
34. 35. Sistem Saraf Serangga Sistem saraf serangga terdari atas rangkaian ganglia yang
dihubungkan oleh sepasang sarat, yang terdapat di sepanjang tubuh serangga
Ganglion merupakan massa jaringan saraf yang terdapat setiap segmen secara
berpasangan Tiga pasang ganglion yang terdapat dibagian kepala disebut OTAK, yaitu :
1. protocerebrum : - terdapat pada segmen mata, meliputi daerah inervasi : alat mata
majemuk dan ocelli 2. deutocerebrum : - terdapat pada segmen antena, daerah inervasi :
antena 3. tritocerebrum : - terdapat pada segmen labrum, daerah inervasi : labium dan
stomodeum
35. 36. Di bawah otak terdapat satu set ganglia menyatu membentuk ganglia
subesophageal. Meng inervasi mulut, kelenjar ludah, dan otot otot leher Ganglia dada,
meng inervasi kaki, sayap, dan otot otot yang mengendalikan gerak Ganglia perut,
meng inervasi : otot otot perut, organ reproduksi, anus, dan setiap reseptor sensorik di
bagian belakang serangga Otak merupakan pusat perpaduan dari semua jaringan saraf
yang berasal dari semua bagian tubuh, dan sebagai pengatur segala perilaku akibat
adanya rangsangan yang datang dari luar dan rangsangan dari dalam tubuh lewat
pancaindera. Sel saraf yang membentuk jaringan saraf, memiliki kemampuan
meneruskan rangsangan yang berasal dari berbagai organ tubuh ke otak, serta
menyampaikan pesan dari otak ke otot atau k ekelenjar tubuh.
36. 37. Otak serangga dan struktur yang berhubungan (tampak depan)
37. 38. Otak serangga dan struktur yang berhubungan (tampak samping)
38. 39. Exocrine, Endocrine and Hormone System (Sistem eksokrin, Endokrin dan Hormon)
39. 40. KELENJAR EKSOKRIN & ENDOKRIN Kelenjar Eksokrin Menghasilkan bahan kimia
dan dilepaskan ke lingkungan 1. Kelenjar ludah 2. Kelenjar sutra 3. Kelenjar racun 4.
Kelenjar pembau 5. Kelenjar lilin 6. Kelenjar feromon Kelenjar Endokrin Menghasilkan
bahan kimia dan dilepaskan ke hemolimfa 1. Corpora allata 2. Corpora cardiata 3.
Kelenjar protorax
40. 41. HORMON Dihasilkan oleh kelenjar endokrin dan sel neurosekretori. Berperan dalam
mengendalikan perubahan- perubahan yang berlangsung lama dalam perkembangan,

pertumbuhan, reproduksi dan metabolisme serangga. Fungsi utama hormon antara lain
untuk mengendalikan proses reproduksi, pergantian kulit (molting) dan metamorfosis.
41. 42. JENIS HORMON NO HORMON PENGHASIL PERANAN 1 Hormon Ekdison Kelenjar
protorax Menginisisasi pertumbuhan dan perkembangan, menyebabkan apolisis pada
peristiwa molting. 2 Hormon Otak/Hormon Protorasikotropik (PTTH) Sel-sel
neurosekretori khusus dari otak protoserebrum Merangsang protorax mensekresikan
hormon edikson. 3 Hormon Juvenil Corpora allata Mendorong tumbuh kembang larva
dan menghambat metamorfosis. 4 Hormon Bursicon dan Kardiopeptida Sel
neurosekretori dari otak Meningkatkan plastisitas kutikula, merangsang pergerakan
jantung, menggerakkan hemolimfa ke toraks dan sayap. 5 Hormon Eklosi Sel sel
neurosekretori dalam otak Berperan dalam peristiwa eklosi (keluarnya larva/nimfa dari
telur).
42. 43. SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai