DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
1. DESY RISKITA RAMADINI (7181210001)
2. ERIK SIBORO ( 7182210022)
3. FACHRI SYAHRIANDA ( 717351002)
4. NANDA TANIA SYAFITRI (7171210020)
5. PUTRI RAUDAH RITONGA (7183510038)
6. RAVI OCTAVIANUS PURBA (7181210009)
7. SITI ASROILANNA TANJUNG (7182210007)
8. SRI WIDIA SYAFITRI (7183210024)
REGULER C
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dalam mata kuliah Manajemen Agribisnis ini.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari akan banyak bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan yang baik ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka guna penyempurnaan isi makalah ini kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Dan kami mengharapkan agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, baik dalam hal pengetahuan maupun terapan.
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................... 5
C. Manfaat......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 6
A. Pengertian Sumber Daya Manusia................................................................ 7
B. Pengertian Pembangunan Pertanian..............................................................8
C. Tujuan, Usaha Pokok, dan Syarat Pembangunan Pertanian......................... 8
D. Peran Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Pertanian....................10
E. Permasalahan Sumber Daya Manusia di Indonesia.................................... 14
F. Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Sumber Daya Manusia di Indonesia
BAB III PENUTUP............................................................................................... 17
A. Simpulan..................................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18
A. Latar Belakang Masalah BAB I
PENDAHULUAN
1
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alamnya yang tersebar luas di seluruh kawasan di Indonesia. Indonesia juga
merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan sebutan negara agraris
yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian
sebagai petani. Selain dari pada itu, Indonesia juga terkenal dengan tanahnya
yang subur sehingga di mana saja menanam tanaman bisa tumbuh dengan
subur. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia.
Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari
setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai
penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya
pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar
dalam negeri maupun di luar negeri.
Potensi pertanian yang terhampar sangat luas dengan karakteristik-
karakteristik iklim yang berbeda saat ini menjadi salah satu potensi yang
masih belum dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh bangsa Indonesia.
Potensi pertanian Indonesia dalam arti pengertian pertanian yang seluas-
luasnya antara lain pertanian sawah, buah-buahan, sayuran, palawija,
perkebunan, peternakan, perikanan air tawar dan laut, hutan, dan lain
sebagainya, yang semua itu adalah potensi yang disadari oleh seluruh bangsa
Indonesia. Ketidaksadaran akan kekayaan alam yang dimiliki terutama
kekayaan potensi pertanian disebabkan oleh salahnya pemahaman akan
pertanian itu sendiri. Pertanian hanya diartikan sebagai aktifitas menanam
padi dan sayuran di pedesaan. Padahal menurut Andi Hakim Nasution (1990),
bahwa pertanian diartikan sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu
ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia.
Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dari bidang pertanian. Sehingga
semua potensi yang dimiliki -tidak hanya pesawahan- dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Kebutuhan pangan manusia tidak hanya unsur karbohidrat yang
berasal dari beras akan tetapi manusia membutuhkan zat-zat lain untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi. Kebutuhan akan gizi dan nutrisi
contohnya buah-buahan dan sayuran yang dapat memenuhi kebutuhan
vitamin, hewan ternak dan ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein
hewani. Selain kebutuhan akan pangan, pertanian juga bisa memenuhi
kebutuhan akan sandang dan papan. Pakaian yang dipakai oleh kita sehari-
hari merupakan bahan jadi dari kapas yang notabene komoditi pertanian.
Kayu yang digunakan untuk membangun rumah tinggal kita merupakan
komoditi pertanian dari sektor kehutanan. Jadi bisa disimpulkan bahwa
2
pertanian harus diartikan seluas-luasnya yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia akan pangan, sandang dan papan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari disusunnya makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Pembangunan Pertanian?
3. Apa peran sumber daya manusia daalam Pembangunan Pertanian?
4. Apa saja permasalahan sumber daya manusia yang terjadi di Indonesia
berkaitan dengan Pembangunan Pertanian?
5. Apa solusi dari permasalahan sumber daya manusia berkaitan dengan
pembangunan pertanian?
C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan Pertanian.
3. Mengetahui peran sumber daya manusia daalam Pembangunan Pertanian.
4. Mengetahui permasalahan sumber daya manusia yang terjadi di Indonesia
berkaitan dengan Pembangunan Pertanian.
5. Mengetahui solusi dari permasalahan sumber daya manusia berkaitan
dengan pembangunan pertanian.
D. Manfaat
Manfaat dari disusunnya makalah ini yaitu pembaca dan penulis dapat
memahami bagaimana peran Sumber Daya Manusia dalam rangka
meningkatkan Pembangunan di bidang Pertanian. Selain itu pembaca dan
penulis bisa introspeksi diri sehingga berusaha untuk menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas yang dapat meningkatkan pembangunan pertanian.
3
BAB 2
PEMBAHASA
N
4
berupa waktu, kemampuan, dan tenaga yang dimiliki oleh setiap individu sumber
daya manusia.
Sumber Daya Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya,
dan karya (rasio, rasa, dan karsa).
Werther dan davis (1996), menyatakan bahwa sumber daya manusia
adalah “pegawai yang siap, mampu, dan siaga dlaam mencapai tujuan-tujuan
organisasi”. Sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi pokok manusia adalah
perlakuan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan kualitas
dan kapabilitas hidupnya.
Sumber Daya Manusia berkualitas tinggi menurut Ndraha (1999) adalah
sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif
tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi
tertinggi seperti :intelligence, creativity dan imagination; tidak lagi semata-mata
menggunakan energi kasar, seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot, dan
sebagainya.
5
Pembangunan Pertanian menurut M. Dawam Rahardjo, pengamat dan
peneliti sosial, Rektor Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi. yaitu pembangunan
pertanian diletakkan pada skala prioritas teratas. Pertanian telah dijadikan dasar
pembangunan nasional yang menyeluruh. Disadari bahwa perkembangan
pertanian merupakan prasyarat industrialisasi yang akan menjadi tulang punggung
perekonomian nasional yang tangguh.
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan
status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial,
politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement),
pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008).
Menurut Schultink, Pembangunan pertanian merupakan upaya-upaya
pengelolaan sumber daya alam untuk memastikan kapasitas produksi pertanian
jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui pilihan-pilihan
pendekatan yang ramah terhadap lingkungan.
Menurut Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan
sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Sedangkan Ginanjar Kartasas•mita (1994) memberikan pengertian yang lebih
sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui
upaya yang dilakukan secara terencana”.
6
g. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan
serasi dalam kerangka pembangunan daerah. Tujuan akhir dari
pembangunan semesta ini adalah terciptanya masyarakat yang adil,
makmur, baik material maupun spiritual yang diridhoi oleh Tuhan Yang
Maha Esa, maka dari itu pembangunan pertanian yang merupakan bagian
dari pembangunan ekonomi harus selau diarahkan agar dapat tercapainya
tujuan akhir tersebut.
7
mendukung kegiatan pertanian agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Dalam menerapkan ilmu dan teknologi baru di bidang pertanian perlu adanya
alat-alat dan bahan-bahan untuk mendukung penerapan ilmu dan teknoogi
baru tersebut, alat dan bahan yang digunakan harus dapat memberikan hasil
produksi pertanian yang lebih tinggi dan mudah didapatkan oleh petani. Selain
teknologi baru dan bahan atau alat pertanian Petani juga membutuhkan
perangsang agar lebih semangat dalam menjalankan usaha taninya seperti
kebijaksanaan harga, pembagian hasil, tersedianya barang-barang dan jasa-
jasa yang diinginkan keluarga petani, pendidikan atau penyuluhan pertanian,
dan penghargaan masyarakat khususnya petani terhadap prestasi. Di dalam
pembangunan pertanian perlu adanya sarana pengangkutan yang murah dan
efisien agar produksi pertanian dapat tersebar luas secara efektif.
8
c. Memiliki kesadaran untuk menjaga kualitas produk pertanian yang
dihasilkan.
Kualitas produk pertanian merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan. Konsumen akan memperhatikan kualitas produk yang akan
dikonsumsinya. Kualitas produk yang dihasilkan berbanding lurus dengan
tingkat pendidikan, jika petani memiliki pengetahuan dan keahlian yang
baik maka kesadaran akan menjaga kualitas produk juga akan semakin
meningkat. Di Indonesia, kesadaran untuk menjaga kualitas produk masih
rendah ditandai dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan,
penggunaan benih yang tidak bersertifikat, perawatan yang kurang
maksimal, penanganan panen dan pascapanen yang kurang baik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan memiliki kualitas
yang rendah.
9
b) Penyuluh sebagai penyampai aspirasi masyarakat tani (sebagai
contoh dalam bentuk programa penyuluhan pertanian)
c) Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan peraturan-peraturan
yang menyangkut kebijakan dan peraturan bidang pertanian.
5) Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa
membawa inovasi baru hasil-hasil penelitiaan untuk dapat memajukan
usaha tani.
6) Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani, yang senantiasa mengajar,
melatih petani sebagai orang dewasa.
7) Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator, yang selalu
menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani agar mampu
berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar, wahana kerjasama dan
sebagai unit produksi.
8) Penyuluh sebagai penganalisa, penyuluh dituntut untuk mampu
menganalisa masalah, sebab yang ada di usahatani dan di keluarga tani
mampu menganalisa kebutuhan petani yang selanjutnya merupakan
masukan dalam membuat programa penyuluhan pertanian.
9) Penyuluh sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus dapat
mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah
kemajuan. Dalam hal ini penyuluh berperan sebagai katalis, pembantu
memecahkan masalah (solution gives), pembantu proses (process
helper), dan sebagai sumber penghubung (resources linker).
10) Penyuluh sebagai penasehat/advisor.
11) Penyuluh sebagai teknisi.
12) Penyuluh sebagai penghubung.
13) Penyuluh sebagai organisator.
14) Penyuluh sebagai agen pembaharu.
b. Perguruan Tinggi
Peran perguruan tinggi sangat penting dalam pencapaian target
pembangunan pertanian di Indonesia, terutama dalam penciptaan berbagai
inovasi teknologi di bidang pertanian, karena itu kerja sama antara
pemerintah dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan," demikian dikatakan
Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA dalam kuliah umum dengan
judul Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Pangan dan Pertanian
Indonesia di Universitas Jember (UNEJ) pada September 2012 lalu.
Selain untuk menciptakan inovasi teknologi di bidang pertanian,
peran perguruan tinggi adalah untuk mencetak lulusan berkualitas yang
mampu memberikan penyuluhan serta pendampingan supaya petani bisa
menerapkan cara bertani yang benar. Sebagai langkah nyata, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan Kementerian
Pertanian melibatkan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Institut
10
Teknologi Bandung (ITB) untuk mendukung swasembada daging dan
beras nasional.
c. Mahasiswa
Peningkatan pendidikan dapat dilakukan oleh mahasiswa pertanian
untuk kalangan yang berkecukupan. Penyaluran ilmu yang dimiliki
mahasiswa pertanian dapat diberdayakan dari beberapa kegiatan seperti
menjadi seorang asisten dosen, asisten praktikum, atau pengajar di
bimbingan belajar. Kegiatan yang dilakukan harus berlandaskan jiwa
keinginan memajukan pendidikan Indonesia. Upaya lain yang juga dapat
dilakukan oleh seorang mahasiswa pertanian adalah mencoba membuat
varietas-varietas unggul yang dapat meningkatkan output pertanian
Indonesia. Varietas yang dihasilkan melalui serangkaian penelitian dapat
dibudidayakan dengan optimal agar output pertanian yang dihasilkan
berpengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian negara.
Peningkatan perekonomian ini diharapkan dapat menghilangkan
ketergantungan Indonesia akan impor produk pertanian selama ini. Selain
itu diharapkan dapat mengurangi biaya kebutuhan pokok. Uang yang
sebelumnya habis digunakan untuk biaya makan dapat disisihkan untuk
membiayai pendidikan anak yang selama ini sempat terhambat bagi
keluarga kurang mampu.
Kontribusi yang bisa diberikan mahasiswa antara lain
pendampingan petani dalam program bina desa pertanian, training-training
yang dilakukan melalui kelembagaan mahasiswa di tingkat perguruan
tinggi, kampanye membangun image pertanian dan lain sebagainya.
Langkah yang bisa dijalankan adalah seperti melakukan pendampingan
petani yang menyeluruh, melakukan kegiatan yang membangun citra
pertanian saat ini sangat menurun agar masyarakat tersadar akan
pentingnya pertanian dengan segala potensi yang dimiliki oleh bangsa kita,
melakukan advokasi terhadap kondisi petani dan buruh tani sebagai subjek
pertanian secara langsung. Mahasiswa pertanian dituntut dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan pertanian yang sedang
dihadapi bangsa dan negaranya dengan keluasan ilmu dan
intelektualitasnya.
11
keluarga-keluarga petani dengan mengutamakan keluargaburuh tani dan
keluarga yang tak bertanah. Politisi bisa memnciptakan keadaan agar
melaksanakan redistribusi lahan-lahan yang menjadi objek land reform,
sebagaimana tercantum dalam PP 11/2010 tentang penertiban dan
pendayagunaan tanah terlantar dan mekanisme yang direncanakan dalam
PPAN.
Potisi mampu menghentikan program food estate, perkebunan
pangan skala luas yang diperuntukan bagi korporasi. Pengembangan food
estate bertentangan dengan upaya pemerintah memenuhi kemandirian
pangan, ekonomi kerakyatan, khususnya ekonomi kaum tani.
Politisi dapat mendukung agar diberhentikannya alihfungsi lahan-
lahan subur yang digunakan untuk pertanian menjadi peruntukkan lain di
luar sektor pertanian serta pembatasan modal asing dengan mendahulukan
kepentingan nasional dalam pengelolaan sumber daya agrarian.
Politisi dapat menggenjot program-program pertanian rakyat
berkelanjutan untuk menjawab kebutuhan teknologi bagi petani kecil.
Dimana inovasi teknologi pada petani kecil memiliki beberapa karakter
yakni penghematan input dan biaya, pengurangan resiko kegagalan,
dikembangkan untuk lahan marjinal, cocok dengan sistem pertanian
keluarga tani, meningkatkan pemenuhan nutrisi, ramah atas kesehatan dan
lingkungan.
12
pertanian Indonesia masih terkendala dengan masih rendahnya tingkat
pendidikan para petaninya, mayoritas pendidikan mereka lulusan sekolah
dasar, sehingga tak heran jika produksi pertaniannya kurang berdaya saing
tinggi.
2. Paradigma kolot
a. Kurangnya minat generasi muda
Permasalahan pertanian Indonesia terkendala dengan menurunnya
minat generasi muda untuk menjadi petani, bahkan yang lebih parah
lagi, tak sedikit Sarjana Pertanian malah menjadi guru, bankir dan
wartawan. Generasi muda saat ini lebih senang menjadi pekerja atau
mencari pekerjaan ketimbang membuka lapangan pekerjaan secara
mandiri. Disamping itu, banyaknya petani yang masih berpikir
tradisional.
Akhirnya mereka yang menjadi petani merupakan pilihan terakhir
dari pada tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali. Menjadi petani
tidak disiapkan dengan kemampuan dan ilmu yang cukup dalam
menjalankannya. Padahal, sektor pertanian merupakan salah satu
bagian elemen penting yang bisa menopang jalan perekonomian suatu
bangsa.
13
dan ahli di bidangnya melalui pengajaran. Hal ini sudah dibuktikan oleh
Indonesia dalam rentang sejarah selama ini, bahwasannya Indonesia
memang punya kemampuan yang unggul. Sudah saatnya Indonesia
berpikir keras sekaligus bertindak nyata dalam memajukan pendidikan.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, faktor
pendidikan adalah faktor utama untuk mencetaknya. Untuk itu pelaku-
pelaku pencerdas generasi bangsa ini adalah mereka yang benar-benar
berkompetensi di bidangnya. Keberadaan guru dan dosen memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran masyarakat. Dari kerja keras
guru dan dosen yang profesional maka tidak mustahil jika hasil yang
dicapai juga akan baik bagi peningkatan sumber daya manusia.
2. Perubahan Paradigma
Perubahan mindset dengan pendidikan merupakan langkah yang
harus dilakukan secara sistematik, fokus perubahan mind-set tersebut perlu
ditujukan kepada para pengambil keputusan dan generasi mendatang.
Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for
Development) yang menyatakan rencana pembangunan perekonomian
nasional disusun dan dilaksanakan berdasarkan tahapan pembangunan
pertanian yang lebih rasional. Dalam hal ini sektor pertanian dijadikan
sebagai motor penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan
menyeluruh dengan cakupan transformasi demografi, ekonomi,
intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan.
Paradigma pembangunan pertanian diperlukan mengingat sektor
pertanian perlu didukung oleh berbagai sektor dan pendekatan
pembangunan karena isu-isu pertanian memiliki skala kepentingan yang
luas dan tinggi. Sektor pertanian memerlukan keberpihakan yang tinggi
karena sektor ini adalah leading sector untuk ketahanan pangan, bersifat
multifungsi termasuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan
sosial (kemiskinan, keadilan, dan lain-lain). Penempatan kedudukan yang
tepat sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci
utama keberhasilan dalam mewujudkan Indonesia yang Bermartabat,
Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur.
14
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Sumber Daya Manusia harus ikut berperan dalam pembangunan
15
pertanian. Sumber Daya Manusia yang dapat berperan dalam pembangunan
pertanian di antaranya petani, akademisi, dan politisi. Petani harus memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi, memiliki gaya hidup yang „mau berkembang‟,
memiliki kesadaran untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan, memiliki
kemampuan untuk memaksimalkan teknologi. Akademisi berperan dalam hal
penemuan teknologii baru dan pembaharusan teknologi yang sudah ada yang
dapat diterapkan dalam bidang pertanian. Akademisi juga menjadi
pendamping para petani dalam menjalanakan usahataninya. Peran politisi
dalam pembangunan pertanian di antaranya dengan menyusun kebijakan-
kebijakan yang mendukung petani di Indonesia agar dapat terus berkembang.
B. Saran
Dalam rangka memaksimalkan peran Sumber Daya Manusia dalam
Pembangunan pertanian, Penulis memiliki beberapa saran :
1. Petani harus mampu mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan
diri dengan berbagai hal baru yang ada seperti teknologi, dll.
2. Akademisi harus berperan aktif dalam mendampingi petani di lapangan.
Akademisi tidak melulu memperhatikan pendidikan dan melakukan
penelitian tanpa terjun langsung ke lapangan dan mencari solusi yang tepat
dari berbagai masalah yang ada.
3. Politisi harus bisa memfasilitasi petani salah satunya dengan menyusun
kebijakan yang mendukung perkembangan petani.
16
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Tri (2015, 15 juni). Kontribusi Mahasiswa dalam Pembangunan
Pertanian Indonesia. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 10.00
WIB.
https://www.kompasiana.com/paansiih/55106337813311d338bc6479/k
o ntribusi-mahasiswa-dalam-pembangunan-pertanian-indonesia.
Burhan. (2011, 24 Maret). Peran Sumber Daya Manusia Dalam Sektor Pertanian.
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 10.39 WIB. http://burhan-
arsyad.blogspot.com/2011/03/peran-sumber-daya-manusia-dalam-
sektor.html?m=1
Ibrahim, Adzikra. Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli. Diakses
pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 09.40 WIB.
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-sumber-daya-manusia-
menurut-para-ahli/
17