Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN AGRIBISNIS

SISTEM PEMASARAN AGRIBISNIS

DOSEN PENGAMPU: HENDRA SAPUTRA,S,E.,MSI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
1. DESY RISKITA RAMADINI (7181210001)
2. ERIK SIBORO ( 7182210022)
3. FACHRI SYAHRIANDA ( 717351002)
4. NANDA TANIA SYAFITRI (7171210020)
5. PUTRI RAUDAH RITONGA (7183510038)
6. RAVI OCTAVIANUS PURBA (7181210009)
7. SITI ASROILANNA TANJUNG (7182210007)
8. SRI WIDIA SYAFITRI (7183210024)

REGULER C
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dalam mata kuliah Manajemen Agribisnis ini.
Dalam menyusun makalah ini, kami menyadari akan banyak bantuan dari berbagai
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan yang baik ini
kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.
Kami  menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
maka guna penyempurnaan isi makalah ini kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Dan kami mengharapkan agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak, baik dalam hal pengetahuan maupun terapan.

Senin, 23 Maret 2020


Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................... 5
C. Manfaat......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 6
A. Pengertian Sumber Daya Manusia................................................................ 7
B. Pengertian Pembangunan Pertanian..............................................................8
C. Tujuan, Usaha Pokok, dan Syarat Pembangunan Pertanian......................... 8
D. Peran Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Pertanian....................10
E. Permasalahan Sumber Daya Manusia di Indonesia.................................... 14
F. Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Sumber Daya Manusia di Indonesia
BAB III PENUTUP............................................................................................... 17
A. Simpulan..................................................................................................... 17
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 18
A. Latar Belakang Masalah BAB I
PENDAHULUAN

1
Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya
alamnya yang tersebar luas di seluruh kawasan di Indonesia. Indonesia juga
merupakan negara kepulauan yang terkenal dengan sebutan negara agraris
yang berarti sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian
sebagai petani. Selain dari pada itu, Indonesia juga terkenal dengan tanahnya
yang subur sehingga di mana saja menanam tanaman bisa tumbuh dengan
subur. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia.
Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari
setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai
penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya
pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar
dalam negeri maupun di luar negeri.
Potensi pertanian yang terhampar sangat luas dengan karakteristik-
karakteristik iklim yang berbeda saat ini menjadi salah satu potensi yang
masih belum dapat dimanfaatkan dengan optimal oleh bangsa Indonesia.
Potensi pertanian Indonesia dalam arti pengertian pertanian yang seluas-
luasnya antara lain pertanian sawah, buah-buahan, sayuran, palawija,
perkebunan, peternakan, perikanan air tawar dan laut, hutan, dan lain
sebagainya, yang semua itu adalah potensi yang disadari oleh seluruh bangsa
Indonesia. Ketidaksadaran akan kekayaan alam yang dimiliki terutama
kekayaan potensi pertanian disebabkan oleh salahnya pemahaman akan
pertanian itu sendiri. Pertanian hanya diartikan sebagai aktifitas menanam
padi dan sayuran di pedesaan. Padahal menurut Andi Hakim Nasution (1990),
bahwa pertanian diartikan sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu
ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia.
Semua kebutuhan manusia dapat dipenuhi dari bidang pertanian. Sehingga
semua potensi yang dimiliki -tidak hanya pesawahan- dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia.
Kebutuhan pangan manusia tidak hanya unsur karbohidrat yang
berasal dari beras akan tetapi manusia membutuhkan zat-zat lain untuk
memenuhi kebutuhan gizi dan nutrisi. Kebutuhan akan gizi dan nutrisi
contohnya buah-buahan dan sayuran yang dapat memenuhi kebutuhan
vitamin, hewan ternak dan ikan yang dapat memenuhi kebutuhan protein
hewani. Selain kebutuhan akan pangan, pertanian juga bisa memenuhi
kebutuhan akan sandang dan papan. Pakaian yang dipakai oleh kita sehari-
hari merupakan bahan jadi dari kapas yang notabene komoditi pertanian.
Kayu yang digunakan untuk membangun rumah tinggal kita merupakan
komoditi pertanian dari sektor kehutanan. Jadi bisa disimpulkan bahwa

2
pertanian harus diartikan seluas-luasnya yang ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia akan pangan, sandang dan papan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari disusunnya makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia?
2. Apa yang dimaksud dengan Pembangunan Pertanian?
3. Apa peran sumber daya manusia daalam Pembangunan Pertanian?
4. Apa saja permasalahan sumber daya manusia yang terjadi di Indonesia
berkaitan dengan Pembangunan Pertanian?
5. Apa solusi dari permasalahan sumber daya manusia berkaitan dengan
pembangunan pertanian?

C. Tujuan
Tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pembangunan Pertanian.
3. Mengetahui peran sumber daya manusia daalam Pembangunan Pertanian.
4. Mengetahui permasalahan sumber daya manusia yang terjadi di Indonesia
berkaitan dengan Pembangunan Pertanian.
5. Mengetahui solusi dari permasalahan sumber daya manusia berkaitan
dengan pembangunan pertanian.

D. Manfaat
Manfaat dari disusunnya makalah ini yaitu pembaca dan penulis dapat
memahami bagaimana peran Sumber Daya Manusia dalam rangka
meningkatkan Pembangunan di bidang Pertanian. Selain itu pembaca dan
penulis bisa introspeksi diri sehingga berusaha untuk menjadi sumber daya
manusia yang berkualitas yang dapat meningkatkan pembangunan pertanian.

3
BAB 2
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia mencakup semua energi, keterampilan, bakat, dan
pengetahuan manusia yang dipergunakan secarapotensial yang dapat atau harus
dipergunakan untuk tujuan produksi dan jasa-jasa yang bermanfaat. Sumber Daya
Manusia diartikan pula sebagai kemampuan fisik dan psikis manusia yang secara
potensial dapat dipergunakan untuk tujuan produktif.
Menurut Hasibuan Sumber daya manusia menurut Hasibuan yaitu manusia
yang memiliki kemampuan terpadu yang dicirikan dengan pola pikir serta daya
fisik yang baik. Perilaku dan watak sumber daya manusia berasal dari
lingkungannya sedangkan prestasi serta motivasi kerja berasal dari keinginan pada
dirinya sendiri.
Menurut Ermaya Pengertian sumber daya manusia menurut Ermaya yaitu
suatu faktor utama yang penting dalam setiap proses pembangunan negara,
perusahaan, serta organisasi. Di dalam pembangunan ini sumber daya manusia
memberi pengaruh besar dan bermanfaat hingga harus diatur dan dijaga. Peran
yang dimiliki SDM ada dua yaitu sebagai objek serta subjek dari proses
pembangunan.
Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah individu produktif yang
bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi maupun
perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan
dikembangkan kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia makro secara
umum terdiri dari dua yaitu SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia
produktif yang ada di sebuah wilayah, dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu
individu yang bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan.
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan suatu hal yang sangat penting
dan harus dimiliki dalam upaya mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan
elemen sumber daya yang lain seperti modal, teknologi, karena manusia itu
sendiri yang mengendalikan faktor yang lain.
Menurut Souzali Syadam, sumber daya manusia pada dasarnya merupakan
terjemahan dari istilah „human recouces‟, akan tetapi ada pula beberapa ahli yang
menyatakan sumber daya manusia sama saja dengan tenaga kerja ataupun „man
power‟.
Menurut Aburrahmat Fathoni, sumber daya manusia merupakan modal
dan kekayaan terpenting dalam setiap aktivitas ataupun kegiatan manusia. Untuk
bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan, manusia perlu dianalisis dan
dikembangkan dengan cara yang sesuai yang memperhatikan unsur – unsur

4
berupa waktu, kemampuan, dan tenaga yang dimiliki oleh setiap individu sumber
daya manusia.
Sumber Daya Manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang
memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya,
dan karya (rasio, rasa, dan karsa).
Werther dan davis (1996), menyatakan bahwa sumber daya manusia
adalah “pegawai yang siap, mampu, dan siaga dlaam mencapai tujuan-tujuan
organisasi”. Sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi pokok manusia adalah
perlakuan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan kualitas
dan kapabilitas hidupnya.
Sumber Daya Manusia berkualitas tinggi menurut Ndraha (1999) adalah
sumber daya manusia yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif
tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi
tertinggi seperti :intelligence, creativity dan imagination; tidak lagi semata-mata
menggunakan energi kasar, seperti bahan mentah, lahan, air, tenaga otot, dan
sebagainya.

B. Pengertian Pembangunan Pertanian


Pembangunan pertanian dapat di definisikan minimal dari tiga aspek
pendekatan yaitu teknik; ekonomi dan aspek sosial. Menurut pemikiran teknis,
pembangunan pertanian mengandung arti peningkatan akal dan karya manusia
melalui pengendalian proses biologis dan produksi dalam memanfaatkan
sumberdaya alam guna memenuhi kebutuhan manusia. Pemikiran ekonomi
menyiratkan bahwa, pembangunan pertanian adalah pembangunan ekonomi yang
dilaksanakan dalam bidang pertanian; termasuk perubahan sosial yang seringkali
ditafsirkan dengan modernisasi. Pemikiran sosial menjelaskan bahwa,
pembangunan pertanian adalah proses belajar, proses penyuluhan; proses
komunikasi dan proses sosial yang banyak berhubungan dengan mental. Dalam
aspek sosial ini lah mata kuliah sosiologi pertanian dan penyuluhan pertanian
diharapkan dapat memberikan kontribusi nya. (Prof. Gunawan Satari, Prof
Herman Soewardi; dan Prof. Imang Hasansulama dalam Dedi Sufyadi (1999)).
Menurut Mosher (1987), Pembangunan pertanian dapat berjalan dengan
adanya lima syarat pokok, namun percepatan pembangunan pertanian diperlukan
dukungan faktor-faktor pelancar yang berhubungan dengan geraknya sumber daya
manusia dan pendayagunaan sumber daya alam secara optimal agar mencapai
produktivitas yang tinggi serta mencapai tujuan pembangunan secara jelas dan
terfokus.
Pembangunan pertanian menurut (Lynn, 2003) adalah bagian utuh dari
pembangunan. Industri harus menyediakan barang untuk petani. Lapangan kerja
non pertanian perlu untuk mempertahankan keluarga di daerah pedesaan. Produksi
pangan harus konsisten dengan selera konsumen.

5
Pembangunan Pertanian menurut M. Dawam Rahardjo, pengamat dan
peneliti sosial, Rektor Universitas Islam 45 (Unisma) Bekasi. yaitu pembangunan
pertanian diletakkan pada skala prioritas teratas. Pertanian telah dijadikan dasar
pembangunan nasional yang menyeluruh. Disadari bahwa perkembangan
pertanian merupakan prasyarat industrialisasi yang akan menjadi tulang punggung
perekonomian nasional yang tangguh.
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan
status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk
mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial,
politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement),
pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008).
Menurut Schultink, Pembangunan pertanian merupakan upaya-upaya
pengelolaan sumber daya alam untuk memastikan kapasitas produksi pertanian
jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui pilihan-pilihan
pendekatan yang ramah terhadap lingkungan.
Menurut Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan
sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang
berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah,
menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”.
Sedangkan Ginanjar Kartasas•mita (1994) memberikan pengertian yang lebih
sederhana, yaitu sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui
upaya yang dilakukan secara terencana”.

C. Tujuan, Usaha Pokok, dan Syarat Pembangunan Pertanian


1. Tujuan Pembangunan Pertanian
Menurut Garis-Garis Besar Haluan Negara, pembangunan pertanian
ditujukan untuk:
a. Meningkatkan Produksi pangan menuju swasembada karbohidrat non
terigu, sekaligus meningkatkan gizi masyarakat melalui penyediaan
protein, lemak, vitamin, dan mineral.
b. Meningkatkan tingkat hidup petani melalui peningkatan penghasilan
petani.
c. Memperluas lapangan kerja disektor pertanian dalam rangka perataan
pendapatan.
d. Meningkatkan ekspor sekaligus mengurangi impor hasil pertanian.
e. Meningkatkan dukungan yang kuat terhadap pembangunan industri untuk
menghasilkan barang jadi atau setengah jadi.
f. Memanfaatkan dan memelihara kelestarian sumber alam, serta memilihara
dan memperbaiki lingkungan hidup.

6
g. Meningkatkan pertumbuhan pembangunan pedesaan secara terpadu dan
serasi dalam kerangka pembangunan daerah. Tujuan akhir dari
pembangunan semesta ini adalah terciptanya masyarakat yang adil,
makmur, baik material maupun spiritual yang diridhoi oleh Tuhan Yang
Maha Esa, maka dari itu pembangunan pertanian yang merupakan bagian
dari pembangunan ekonomi harus selau diarahkan agar dapat tercapainya
tujuan akhir tersebut.

2. Usaha Pokok Pembangunan Pertanian


Usaha pokok pembangunan pertanian secara terus menerus
ditingkatkan melalui kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, dan rehabilitasi.
Intensifikasi adalah upaya peningkatan produktivitas sumber daya alam seperti
peningkatan penggunaan lahan kering, perairan dan area pasang surut serta
pemanfaatan sarana produksi, pestisida, pupuk, air, dan lain-lain.
Ekstensifikasi adalah usaha untuk memperluas sumber daya alam seperti
memeperluas area panen baik tanaman pangan atau tanaman perkebunan,
perluasan area tangkapan ikan, perluasan penanaman rumput untuk pakan
ternak, serta memperluas sumber daya lainya. Diversifikasi dilakukan sebagai
upaya menciptakan keanekaragaman dalam melakukan usaha tani baik secara
vertikal mulai kegiatan produksi hingga pemasaran, maupun horizontal yakni
merupakan penyeimbangan antara komoditi dan wilayah. Diversifikasi juga
dapat diterapkan dalam pemilihan lokasi pembangunan pertanian sehingga
terjadi keseimbangan antara provinsi maju dan provinsi kurang maju.
Rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan atau mengembalikan kemampuan
daya produktivitas sumber daya pertanian yang rusak atau kritis serta
membahayakan kondisi lingkungan. Serta memulihkan kemampuan
produktifitas usaha tani di daerah rawan, hal ini dilakukan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat.

3. Syarat-Syarat untuk pembangunan pertanian


Menurut A T Mosher syarat-syarat umum pembangunan pertanian
meliputi pasaran hasil produksi pertanian, tehnologi baru, tersedianya bahan-
bahan dan alat-alat produksi secara lokal, perangsang produksi bagi petani,
dan pengangkutan. Salah satu tujuan dari pembangunan pertanian adalah
meningkatkan produksi pertanian, untuk itu dibutuhkan pasaran dengan harga
yang cukup tinggi untuk memasarkan hasil produksi tersebut guna
mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan petani dalam menjalankan usaha
taninya serta meningkatkan pendapatan petani. Pembangunan pertanian akan
berhenti tanpa diikuti dengan perkembangan ilmu dan teknologi baru seperti
penelitian, balai-balai percobaan pemerintah, masalah-masalah yang
seharusnya dipelajari, program penelitian, dan pelatihan. Revolusi pertanian
didorong dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi baru yang dapat

7
mendukung kegiatan pertanian agar dapat meningkatkan produksi pertanian.
Dalam menerapkan ilmu dan teknologi baru di bidang pertanian perlu adanya
alat-alat dan bahan-bahan untuk mendukung penerapan ilmu dan teknoogi
baru tersebut, alat dan bahan yang digunakan harus dapat memberikan hasil
produksi pertanian yang lebih tinggi dan mudah didapatkan oleh petani. Selain
teknologi baru dan bahan atau alat pertanian Petani juga membutuhkan
perangsang agar lebih semangat dalam menjalankan usaha taninya seperti
kebijaksanaan harga, pembagian hasil, tersedianya barang-barang dan jasa-
jasa yang diinginkan keluarga petani, pendidikan atau penyuluhan pertanian,
dan penghargaan masyarakat khususnya petani terhadap prestasi. Di dalam
pembangunan pertanian perlu adanya sarana pengangkutan yang murah dan
efisien agar produksi pertanian dapat tersebar luas secara efektif.

D. Peran Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan Pertanian


1. Peran Petani dalam Pembangunan Pertanian
a. Memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
Tidak dapat dipungkiri bahwa tingkat pendidikan memberikan
pengaruh yang besar terhadap pengetahuan petani mengenai pertanian
yang baik. Tingkat pendidikan berbanding lurus dengan pengetahuan dan
kemampuan petani dalam bidang pertanian. Pendidikan tidak semata-mata
didapat secara formal tetapi juga dapat berupa pendidikan non formal
seperti pelatihan. Tingkat pendidikan petani di Indonesia rata-rata masih
rendah. Agar dapat mendukung pembangunan pertanian harus ada standar
pendidikan dalam pengetahuan dan keahlian bagi petani Indonesia.
Dengan begitu, pertanian di Indonesia dapat berkembang seiiring dengan
meningkatnya tingkat pengetahuan dan keahlian petani melalui
pendidikan. Selain itu, cara pandang petani juga dapat berkembang dan
memiliki orientasi ke depan.

b. Memiliki gaya hidup ‘mau berkembang’


Petani dapat berperan aktif dalam pembangunan pertanian salah
satunya melalui gaya hidup yang dimilikinya. Gaya hidup yang menjadi
kebiasaan tentunya akan berpengaruh dalam proses usahatani yang
dilakukan oleh petani. Petani yang baik akan selalu berusaha
meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui usahatani yang
dilakukannya. Hal tersebut seharusnya dijadikan gaya hidup oleh para
petani di Indonesia. Dengan begitu, usahatani yang digelutinya dapat
terus-menerus berkembang dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya dan
lingkungan sekitarnya. Sebagai contoh, petani yang pada awalnya hanya
berorientasi pada pertanian subsisten harus merubah cara pandangnya
menjadi pertanian yang komersil.

8
c. Memiliki kesadaran untuk menjaga kualitas produk pertanian yang
dihasilkan.
Kualitas produk pertanian merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan. Konsumen akan memperhatikan kualitas produk yang akan
dikonsumsinya. Kualitas produk yang dihasilkan berbanding lurus dengan
tingkat pendidikan, jika petani memiliki pengetahuan dan keahlian yang
baik maka kesadaran akan menjaga kualitas produk juga akan semakin
meningkat. Di Indonesia, kesadaran untuk menjaga kualitas produk masih
rendah ditandai dengan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan,
penggunaan benih yang tidak bersertifikat, perawatan yang kurang
maksimal, penanganan panen dan pascapanen yang kurang baik. Hal
tersebut dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan memiliki kualitas
yang rendah.

d. Memiliki kemampuan untuk memaksimalkan teknologi


Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi di bidang
pertanian semakin berkembang. Hal ini seharusnya dapat menjadi peluang
untuk meningkatkan produk pertanian baik dalam hal kualitas, kuantitas
maupun kontinuitasnya. Teknologi dapat meningkatkan efisiensi dalam
pengelolaan pertanian. Seharusnya penerapan teknologi ini menjadi
standar dalam usahatani di Indonesia. Petani yang baik harus memiliki
kesadaran mengenai pentingnya teknologi tersebut dan mau mempelajari
serta menerapkan teknologi tersebut dalam usahataninya. Dengan
memaksimalkan penerapan teknologi, petani dapat menjadi peran penting
dalam pembangunan pertanian. Realita yang terjadi di Indonesia, teknologi
belum dimanfaatkan secara maksimal. Petani Indonesia masih banyak
menggunakan cara-cara tradisional dalam usahataninya.

2. Peran Akademisi dalam Pembangunan Pertanian


a. Penyuluh
1) Sebagai inisiator, yang senantiasa selalu memberikan gagasan/ide-ide
baru.
2) Penyuluh sebagai fasilitator, yang senantiasa memberikan jalan keluar/
kemudahan-kemudahan, baik dalam menyuluh/proses belajar
mengajar, maupun fasilitas dalam memajukan usahataninya. Dalam hal
menyuluh penyuluh memfasilitasi dalam hal : kemitraan usaha,
berakses ke pasar, permodalan dan sebagainya.
3) Penyuluh sebagai motivator, penyuluh senantiasa membuat petani
tahu, mau dan mampu.
4) Penyuluh sebagai penghubung
a) Penghubung dengan pemerintah, dalam hal ini :

9
b) Penyuluh sebagai penyampai aspirasi masyarakat tani (sebagai
contoh dalam bentuk programa penyuluhan pertanian)
c) Penyuluh sebagai penyampai kebijakan dan peraturan-peraturan
yang menyangkut kebijakan dan peraturan bidang pertanian.
5) Penghubung dengan peneliti, dalam hal ini penyuluh senantiasa
membawa inovasi baru hasil-hasil penelitiaan untuk dapat memajukan
usaha tani.
6) Penyuluh sebagai guru, pembimbing petani, yang senantiasa mengajar,
melatih petani sebagai orang dewasa.
7) Penyuluh sebagai organisator dan dinamisator, yang selalu
menumbuhkan dan mengembangkan kelompok tani agar mampu
berfungsi sebagai kelas belajar-mengajar, wahana kerjasama dan
sebagai unit produksi.
8) Penyuluh sebagai penganalisa, penyuluh dituntut untuk mampu
menganalisa masalah, sebab yang ada di usahatani dan di keluarga tani
mampu menganalisa kebutuhan petani yang selanjutnya merupakan
masukan dalam membuat programa penyuluhan pertanian.
9) Penyuluh sebagai agen perubahan, penyuluh senantiasa harus dapat
mempengaruhi sasarannya agar dapat merubah dirinya ke arah
kemajuan. Dalam hal ini penyuluh berperan sebagai katalis, pembantu
memecahkan masalah (solution gives), pembantu proses (process
helper), dan sebagai sumber penghubung (resources linker).
10) Penyuluh sebagai penasehat/advisor.
11) Penyuluh sebagai teknisi.
12) Penyuluh sebagai penghubung.
13) Penyuluh sebagai organisator.
14) Penyuluh sebagai agen pembaharu.

b. Perguruan Tinggi
Peran perguruan tinggi sangat penting dalam pencapaian target
pembangunan pertanian di Indonesia, terutama dalam penciptaan berbagai
inovasi teknologi di bidang pertanian, karena itu kerja sama antara
pemerintah dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan," demikian dikatakan
Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA dalam kuliah umum dengan
judul Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Pangan dan Pertanian
Indonesia di Universitas Jember (UNEJ) pada September 2012 lalu.
Selain untuk menciptakan inovasi teknologi di bidang pertanian,
peran perguruan tinggi adalah untuk mencetak lulusan berkualitas yang
mampu memberikan penyuluhan serta pendampingan supaya petani bisa
menerapkan cara bertani yang benar. Sebagai langkah nyata, Kementerian
Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) dan Kementerian
Pertanian melibatkan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Institut

10
Teknologi Bandung (ITB) untuk mendukung swasembada daging dan
beras nasional.

c. Mahasiswa
Peningkatan pendidikan dapat dilakukan oleh mahasiswa pertanian
untuk kalangan yang berkecukupan. Penyaluran ilmu yang dimiliki
mahasiswa pertanian dapat diberdayakan dari beberapa kegiatan seperti
menjadi seorang asisten dosen, asisten praktikum, atau pengajar di
bimbingan belajar. Kegiatan yang dilakukan harus berlandaskan jiwa
keinginan memajukan pendidikan Indonesia. Upaya lain yang juga dapat
dilakukan oleh seorang mahasiswa pertanian adalah mencoba membuat
varietas-varietas unggul yang dapat meningkatkan output pertanian
Indonesia. Varietas yang dihasilkan melalui serangkaian penelitian dapat
dibudidayakan dengan optimal agar output pertanian yang dihasilkan
berpengaruh besar terhadap peningkatan perekonomian negara.
Peningkatan perekonomian ini diharapkan dapat menghilangkan
ketergantungan Indonesia akan impor produk pertanian selama ini. Selain
itu diharapkan dapat mengurangi biaya kebutuhan pokok. Uang yang
sebelumnya habis digunakan untuk biaya makan dapat disisihkan untuk
membiayai pendidikan anak yang selama ini sempat terhambat bagi
keluarga kurang mampu.
Kontribusi yang bisa diberikan mahasiswa antara lain
pendampingan petani dalam program bina desa pertanian, training-training
yang dilakukan melalui kelembagaan mahasiswa di tingkat perguruan
tinggi, kampanye membangun image pertanian dan lain sebagainya.
Langkah yang bisa dijalankan adalah seperti melakukan pendampingan
petani yang menyeluruh, melakukan kegiatan yang membangun citra
pertanian saat ini sangat menurun agar masyarakat tersadar akan
pentingnya pertanian dengan segala potensi yang dimiliki oleh bangsa kita,
melakukan advokasi terhadap kondisi petani dan buruh tani sebagai subjek
pertanian secara langsung. Mahasiswa pertanian dituntut dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan pertanian yang sedang
dihadapi bangsa dan negaranya dengan keluasan ilmu dan
intelektualitasnya.

d. Peran Politisi dalam Pembangunan Pertanian


Politisi harus bersungguh-sungguh menjalankan Pembaruan
Agraria yang berpihak kepada petani, dimana hal itu dapat dilakukan
dengan menjadikan tanah-tanah yang dikuasai perusahaan perkebunan,
pertambangan dan kehutanan sebagai tanah obyek landreform. Saat ini, di
Indonesia masih terdapat sekitar 12.418.056 hektar tanah terlantar yang
akan sangat bermanfaat jika didistribusikan untuk dimanfaatkan oleh

11
keluarga-keluarga petani dengan mengutamakan keluargaburuh tani dan
keluarga yang tak bertanah. Politisi bisa memnciptakan keadaan agar
melaksanakan redistribusi lahan-lahan yang menjadi objek land reform,
sebagaimana tercantum dalam PP 11/2010 tentang penertiban dan
pendayagunaan tanah terlantar dan mekanisme yang direncanakan dalam
PPAN.
Potisi mampu menghentikan program food estate, perkebunan
pangan skala luas yang diperuntukan bagi korporasi. Pengembangan food
estate bertentangan dengan upaya pemerintah memenuhi kemandirian
pangan, ekonomi kerakyatan, khususnya ekonomi kaum tani.
Politisi dapat mendukung agar diberhentikannya alihfungsi lahan-
lahan subur yang digunakan untuk pertanian menjadi peruntukkan lain di
luar sektor pertanian serta pembatasan modal asing dengan mendahulukan
kepentingan nasional dalam pengelolaan sumber daya agrarian.
Politisi dapat menggenjot program-program pertanian rakyat
berkelanjutan untuk menjawab kebutuhan teknologi bagi petani kecil.
Dimana inovasi teknologi pada petani kecil memiliki beberapa karakter
yakni penghematan input dan biaya, pengurangan resiko kegagalan,
dikembangkan untuk lahan marjinal, cocok dengan sistem pertanian
keluarga tani, meningkatkan pemenuhan nutrisi, ramah atas kesehatan dan
lingkungan.

E. Permasalahan Sumber Daya Manusia di Indonesia


1. Pendidikan masih rendah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tingkat pendidikan
petani Bu masih di dominasi tingkat pendidikan SD dan SMP. Sementara
lulusan perguruan tinggi dan diploma hanya 0,57%.
Tingkat pendidikan petani yakni belum pernah sekolah 766.954 orang atau
sekitar 9,65%, tidak sekolah. Yang belum Lulus SD 10.358.754 orang atau
26,54%.
Sementara untuk Lulusan SD15.023.269 orang setara 38,49%,
lulusan SLTP 6.330.800 orang setara 16,22%.
lulusan SLTA 332.106 orang atau 8,54% dan lulusan Perguruan Tinggi
dan Diploma dan Sarjana 223.809 orang setara 0,57%.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pendidikan pelaku utama
pembangunan pertanian SDM nya masih rendah, perlu peningkatan
kualitas pendidikan non formal dengan peranan penyuluh dan Perguruan
Tinggi. Pasalnya dengan potensi pertanian yang begitu besar jika sistem
pendidikan dan tingkat pengetahuan petani lebih tinggi di yakini mampu
meningkatkan produktivitas pangan nasional di sektor hulu. Sehingga
mampu memenuhi ketersediaan pangan masyarakat Indonesia. Sektor

12
pertanian Indonesia masih terkendala dengan masih rendahnya tingkat
pendidikan para petaninya, mayoritas pendidikan mereka lulusan sekolah
dasar, sehingga tak heran jika produksi pertaniannya kurang berdaya saing
tinggi.

2. Paradigma kolot
a. Kurangnya minat generasi muda
Permasalahan pertanian Indonesia terkendala dengan menurunnya
minat generasi muda untuk menjadi petani, bahkan yang lebih parah
lagi, tak sedikit Sarjana Pertanian malah menjadi guru, bankir dan
wartawan. Generasi muda saat ini lebih senang menjadi pekerja atau
mencari pekerjaan ketimbang membuka lapangan pekerjaan secara
mandiri. Disamping itu, banyaknya petani yang masih berpikir
tradisional.
Akhirnya mereka yang menjadi petani merupakan pilihan terakhir
dari pada tidak mendapatkan pekerjaan sama sekali. Menjadi petani
tidak disiapkan dengan kemampuan dan ilmu yang cukup dalam
menjalankannya. Padahal, sektor pertanian merupakan salah satu
bagian elemen penting yang bisa menopang jalan perekonomian suatu
bangsa.

b. Etos Kerja Petani


Petani Indonesia lebih banyak merupakan petani sub sisten
tradisional. Artinya, petani tersebut hanya berpikiran untuk mengolah
hasil pertaniannya untuk mencukupi kebutuhannya saja. Seharusnya
petani tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dirinya saja.
Akan tetapi, bisa memproduksi lebih banyak agar juga bisa memenuhi
kebutuhan masyarakat sekitar. Jika masing-masing petani kita bisa
menghasilkan produksi hasil pertanian dalam jumlah yang banyak itu
akan berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
petani yang bersangkutan

F. Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Sumber Daya Manusia di


Indonesia
1. Pendidikan
Untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang
berkualitas, pendidikan adalah modal utama dalam pembangunan
masyarakat Indonesia. Kekayaan dan keanekaragaman sumber daya alam
serta sumber daya manusia yang dimiliki bangsa Indonesia akan berlipat
daya guna bila dikelola dan diatur oleh sumber daya manusia yang terdidik

13
dan ahli di bidangnya melalui pengajaran. Hal ini sudah dibuktikan oleh
Indonesia dalam rentang sejarah selama ini, bahwasannya Indonesia
memang punya kemampuan yang unggul. Sudah saatnya Indonesia
berpikir keras sekaligus bertindak nyata dalam memajukan pendidikan.
Untuk menciptakan sumber daya manusia yang handal, faktor
pendidikan adalah faktor utama untuk mencetaknya. Untuk itu pelaku-
pelaku pencerdas generasi bangsa ini adalah mereka yang benar-benar
berkompetensi di bidangnya. Keberadaan guru dan dosen memegang
peranan penting dalam proses pembelajaran masyarakat. Dari kerja keras
guru dan dosen yang profesional maka tidak mustahil jika hasil yang
dicapai juga akan baik bagi peningkatan sumber daya manusia.

2. Perubahan Paradigma
Perubahan mindset dengan pendidikan merupakan langkah yang
harus dilakukan secara sistematik, fokus perubahan mind-set tersebut perlu
ditujukan kepada para pengambil keputusan dan generasi mendatang.
Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for
Development) yang menyatakan rencana pembangunan perekonomian
nasional disusun dan dilaksanakan berdasarkan tahapan pembangunan
pertanian yang lebih rasional. Dalam hal ini sektor pertanian dijadikan
sebagai motor penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan
menyeluruh dengan cakupan transformasi demografi, ekonomi,
intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan.
Paradigma pembangunan pertanian diperlukan mengingat sektor
pertanian perlu didukung oleh berbagai sektor dan pendekatan
pembangunan karena isu-isu pertanian memiliki skala kepentingan yang
luas dan tinggi. Sektor pertanian memerlukan keberpihakan yang tinggi
karena sektor ini adalah leading sector untuk ketahanan pangan, bersifat
multifungsi termasuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan
sosial (kemiskinan, keadilan, dan lain-lain). Penempatan kedudukan yang
tepat sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci
utama keberhasilan dalam mewujudkan Indonesia yang Bermartabat,
Mandiri, Maju, Adil Dan Makmur.

14
BAB 3
PENUTUP
A. Simpulan
Sumber Daya Manusia harus ikut berperan dalam pembangunan

15
pertanian. Sumber Daya Manusia yang dapat berperan dalam pembangunan
pertanian di antaranya petani, akademisi, dan politisi. Petani harus memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi, memiliki gaya hidup yang „mau berkembang‟,
memiliki kesadaran untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan, memiliki
kemampuan untuk memaksimalkan teknologi. Akademisi berperan dalam hal
penemuan teknologii baru dan pembaharusan teknologi yang sudah ada yang
dapat diterapkan dalam bidang pertanian. Akademisi juga menjadi
pendamping para petani dalam menjalanakan usahataninya. Peran politisi
dalam pembangunan pertanian di antaranya dengan menyusun kebijakan-
kebijakan yang mendukung petani di Indonesia agar dapat terus berkembang.

B. Saran
Dalam rangka memaksimalkan peran Sumber Daya Manusia dalam
Pembangunan pertanian, Penulis memiliki beberapa saran :
1. Petani harus mampu mengikuti perkembangan zaman dan menyesuaikan
diri dengan berbagai hal baru yang ada seperti teknologi, dll.
2. Akademisi harus berperan aktif dalam mendampingi petani di lapangan.
Akademisi tidak melulu memperhatikan pendidikan dan melakukan
penelitian tanpa terjun langsung ke lapangan dan mencari solusi yang tepat
dari berbagai masalah yang ada.
3. Politisi harus bisa memfasilitasi petani salah satunya dengan menyusun
kebijakan yang mendukung perkembangan petani.

16
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto, Tri (2015, 15 juni). Kontribusi Mahasiswa dalam Pembangunan
Pertanian Indonesia. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 10.00
WIB.
https://www.kompasiana.com/paansiih/55106337813311d338bc6479/k
o ntribusi-mahasiswa-dalam-pembangunan-pertanian-indonesia.

Burhan. (2011, 24 Maret). Peran Sumber Daya Manusia Dalam Sektor Pertanian.
Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 10.39 WIB. http://burhan-
arsyad.blogspot.com/2011/03/peran-sumber-daya-manusia-dalam-
sektor.html?m=1

Chinta. (2012, 16 Mei) Pembangunan Pertanian. Diakses pada tanggal 28


Agustus 2019 Pukul 09.46 WIB. http://chinta-
phinz.blogspot.com/2012/05/pembangunan-pertanian.html?m=1

Hanafie, Rita, 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Ibrahim, Adzikra. Pengertian Sumber Daya Manusia Menurut Para Ahli. Diakses
pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 09.40 WIB.
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-sumber-daya-manusia-
menurut-para-ahli/

Kurniawan, Heri. (2017, 20 November). Strategi Kembangkan SDM Pertanian.


Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 11.19 WIB.
https://www.selasar.com/jurnal/39808/Strategi-Kembangkan-SDM-
Pertanian.

Padamu Pendidikan Indonesia. (2016, 09 Oktober) Pengertian Sumber Daya


Manusia. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 09.44 WIB.
https://www.padamu.net/pengertian-sumber-daya-manusia.

Pemerintah Kabupaten Buleleng. (2016, 16 Mei). Pembangunan Pertanian.


Diakses pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 11.26 WIB.
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pembangunan-pertanian-47

Ruang Guru, (2018, 25 Agustus). 6 Pengertian Sumber Daya Manusia. Diakses


pada tanggal 28 Agustus 2019 Pukul 09.40 WIB.
https://www.ruangguru.co.id/6-pengertian-dan-definisi-sumber-daya-
manusia-menurut-para-ahli-lengkap/.

17

Anda mungkin juga menyukai