Anda di halaman 1dari 8

2.

3 Konsep Pemasaran Dalam Agribisnis


2.3.1 Pengertian Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menurut Basu Swastha (2002) adalah suatu
gagasan bisnis yang menyatakan bahwa pemuas kebutuhan debitur
menjadi syarat sosial dan ekonomis bagi keberlangsungan hidup
perusahaan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diambil
kesimpulan bahwa segala kegiatan perusahaan ditujukkan kepada
pemuas kebutuhan konsumen sehingga nantinya mendapatkan laba
maksimum dalam jangka panjang, untuk keberlangsungan hidup
perusahaan. Konsep pemasaran ini berdasarkan padangan dari luar ke
dalam. Konsep ini difokuskan pada kebutuhan konsumen,
menyesuaikan segala system kegiatan yang dapat memengaruhi
pelanggan serta dapat menghasilkan laba dari pemuasan pelanggan.

A. Bauran Pemasaran
Menurut Basu Swastha (2002) marketing mix atau bauran
pemasaran merupakan kombinasi dari keempat system inti
pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan system distribusi.
1. Produk
Menurut Kotler (2002) produk adalah sesuatu yang ditawarkan
ke pasar untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produk ini
dapat berupa barang fisik, jasa, tempat, gagasan, dan organisasi.
Dalam merencanakan suatu produk penting untung mengetahui
tingkatan produk yaitu:
a. Produk utama yaitu produk yang bermanfaat dan
dibutuhkan oleh pelanggan.
b. Produk generic yaitu produk dasar yang dapat memenuhi
fungsi produk paling dasar.
c. Produk harapan yaitu produk formal yang ditawarkan
dengan atribut agar dapat disepakati untuk dibeli.
d. Produk pelengkap yaitu atribut produk yang dilengkapi
dengan manfaat atau layanan agar menambah nilai
kepuasan serta dapat berbeda dengan produk pesaing.
e. Produk potensial yaitu tambahan atau perubahan yang
nantinya dapat dikembangkan di masa depan.
Suatu produk juga memiliki atribut produk. Atribut produk
merupakan unsur yang dianggap penting oleh konsumen dan
dapat dijadikan dasar dalam pembelian seperti:
a. Merek
b. Kemasan
c. Pemberian label
d. Layanan pelengkap
e. Jaminan
2. Harga
Menurut Swastha (2002) harga merupakan jumlah yang
dibutuhkan untuk mendapatkan barang beserta pelayanannya.
Harga juga dapat diartikan sebagai sejumlah uang yang harus
dibayarkan konsumen untuk memperoleh suatu produk. Harga
menjadi satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan bagi perusahaan.
3. Tempat
Menurut Kotler (2006) tempat merupakan kegiatan perusahaan
yang menyediakan produk bagi sasaran. Tempat adalah saluran
distribusi yang menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau
dikonsumsi. Lokasi berhubungan dengan markas perusaan dan
melakukkan operasi. Terdapat 3 jenis interaksi yang dapat
mempengaruhi lokasi yaitu:
a. Konsumen mendatangi perusahaan.
Jika hal tersebut terjadi maka, lokasi memiliki peranan yang
sangat penting. Oleh karena itu perusahaan dapat memilih
tempat yang strategis agar mudah dijangkau konsumen.
b. Perusaahn mendatangi konsumen.
Adanya keadaan seperti itu maka, peran lokasi kurang
penting. Namun yang harus diperhatikan yaitu penyampaian
jasa yang berkualitas.
c. Perusahaan (pemberi jasa) dan konsumen tidak bertemu
secara langsung.
Pada keadaan tersebut konsumen dan service provider
berinteraksi melalui telepon, computer, surat dll. Oleh
karena itu, lokasi menjadi sangat tidak penting selama
komunikasi dapat terlaksana dengan baik.
4. Promosi
Promosi menjadi hal yang sangat penting dalam pemasaran.
Adanya promosi dapat memberikan informasi kepada konsumen
dengan adanya barang atau jasa tersebut. Produk dan harga yang
bagus tidak akan berhasil dipasar jika tidak dikenal oleh
konsumen. Menurut Indriyo (2000) promosi merupakan
kegiatan untuk memengaruhi konsumen agar kenal dan senang
dengan produk yang ditawarkan perusahaan sehingga nantinya
mereka dapat membeli produk tersebut.

B. Konsep Manajemen Pemasaran


Menurut Agustina Shinta (2011) terdapat konsep-konsep yang
perlu diperhatikan dalam merencanakan strategi pemasaran agar
dapat mencapai tujuan yaitu:
a. Kebutuhan
Konsep dasar dalam pemasaran yaitu kebutuhan manusia itu
sendiri. Jika suatu produk atau jasa tidak sesuai dapat memuasakan
kebutuhan konsumen maka konsumen cenderung akan mencari
produk atau jasa lain.
b. Keinginan
Keinginan sebagai obyek dalam memuaskan kebutuhan konsumen.
Masyarakat yang semakin berkembang memiliki keinginan yang
beragam namun, keinginan itu terbatas oleh dana, waktu, ruang,
dan tenaga. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu perusahaan yang
dapat memenuhi kebutuhan konsumen sekaligus dapat memuaskan
konsumen.
c. Permintaan
Adanya keterbatasan keinginan dan kebutuhan maka terciptanya
permintaan akan produk dan jasa. Permintaan yaitu keinginan
manusia terhadap suatu produk yang didukung dengan kemampuan
dan ketersediaan untuk membelinya.
d. Produk
Adanya kebutuhan, keinginan, dan permintaan maka perusahaan
berusaha untuk mempelajari, mengamati, dan menganalisis untuk
mencari jawaban produk atau jasa apa yang disukai dan tidak
disukai konsumen, sehingga dapat menawarkan produk yang dapat
memuaskan kebutuhan konsumen.
e. Nilai kepuasan pelanggan
Kombinasi tiga elemen nilai kepuasan pelanggan terdiri atas
kualitas, pelayanan, dan harga.
f. Kepuasan pelanggan
Bila suatu produk atau jasa dapat melebihi harapan konsumen
maka dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan
berhubungan dengan penilaian konsumen terhadap produk atau jasa
yang berkaitan dengan ekspektasi. Kepuasan adalah pengalaman
penggunaan produk atau jasa setelah pembelian (Choi dan Kim,
2013)
g. Mutu
Kepuasan pelanggan berkaitan erat dengan mutu produk atau jasa.
Terdapat program yang Bernama total quality management untuk
memperbaiki mutu produk dan jasa secara berkelanjutan.
h. Pertukaran
Pertukaran merupakan tindakan untuk mendapatkan barang dengan
menawarkan sesuatu sebagai imbalan. Pertukaran dapat terjadi jika
memenuhi hal-hal seperti terdapat sedikitnya dua pihak, masing-
masing pihak memiliki suatu hal yang berharga bagi pihak lain,
masing-masing pihak dapat menerima atau menolak pertukaran,
masing-masing pihak dapat melakukkan penyerahan, masing-
masing pihak yakin jika bernegosisasi dengan pihak lain
bermanfaat.
i. Transaksi
Transasksi adalah perdagangan antara kedua belah pihak yang
melibatkan nilai, persetujuan kondisi, tempat dan waktu.
j. Perdagangan
Perdagangan adalah proses memelihara, menciptakan dan
meningkatkan hubungan erat dengan pihak-pihak terkait agar dapat
memuaskan pihak konsumen, pemasok, penyalur agar dapat
mempertahankan bisnis di masa depan.
k. Jaringan
Jaringan terdiri atas perusahaan dan pihak-pihak pendukung,
konsumen, supplier, distributor, pengecer, agen dll yang
membangun hubungan bisnis sehingga dapat saling
menguntungkan.
l. Pasar
Pasar terdiri atas pelanggan yang memiliki kebutuhan dan
keinginan yang sama dan berpotensi dapat melaksanakan
pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.
m. Pemasar dan calon pembeli
Pemasar adalah seseorang yang mencari calon pembeli yang dapat
terlibat dalam pertukran. Calon pembeli adalah seseorang yang
diidentifikasikan sebagai orang yang dapat terlibat dalam kegiatan
pertukaran.
2.3.2 Pengertian Pemasaran Hasil Pertanian
Menurut Breimeyer pemasaran hasil pertanian merupakan kegiatan
yang terjadi antara konsumen dan usahatani. Pemasaran hasil pertanian
terjadi setelah adanya usahatani dan produksi yang terjadi pada suatu
usahatani. Sedangkan menurut FAO (2016) pemasaran hasil pertanian
merupakan rangkaian kegiatan ekonomi dan manajemen yang terjadi
selama perjalanan komoditas hasil-hasil pertanian dari produsen primer
hingga ke konsumen. Hal ini diperkuat oleh John Philips yang
menyatakan bahwa pemasaran hasil pertanian merupakan aktivitas
perdagangan meliputi barang dan jasa dari pusat produksi pertanian
hingga pusat konsumsi hasil pertanian. Kegiatan pemasaran hasil
pertanian dikatakan sebagai kegiatan produktif karena dapat
meningkatkan guna waktu, guna bentuk, guna tempat, dan guna
kepemilikan. Komoditas pertanian yang telah mengalami peningkatan
guna waktu, guna bentuk, guna tempat dan guna kepemilikan dapat
memenuhi kebutuhan konsumen (Kusuma, 2017).
2.3.3 Perbedaan Karakteristik Barang dan Jasa
Manusia memiliki kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut manusia memerlukan keberadaan barang
dan jasa (Contantianus, 2006). Barang merupakan benda yang
disediakan produsen untuk digunakan dan dimanfaatkan oleh
konsumen. Sedangkan jasa merupakan aksi atau tindakan yang tidak
berwujud dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan (Wibowo
dan Sismoro, 2012). Pada umumnya produk dan jasa memiliki beberapa
perbedaan karakteristik, yaitu:
Tabel 2. Perbedaan Karakteristik Barang dan Jasa
Aspek Barang Jasa
Tidak memiliki
Wujud Memiliki wujud
berwujud
Penyimpanan Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
Diperlukan kegiatan
Produksi dan Produksi dan konsumsi
produksi sebelum
konsumsi dilakukan bersamaan
konsumsi
Proses jual Tidak dapat dijual
Dapat dijual kembali
beli kembali
Standardisasi Standardisasi mudah Standardisasi sulit
Komunikasi dengan Komunikasi dengan
Komunikasi
konsumen lebih rendah konsumen tinggi
Kualitas bersifat
Kualitas Kualitas bersifat objektif
subyektif
Banyak keterlibatan Banyak keterlibatan
Keterlibatan
mesin manusia
Pemasaran dapat Sebagian besar
Pemasaran dilakukan secara tidak pemasaran dilakukan
langsung dan langsung secara langsung
2.3.4 Karakteristik Khusus Produk Pertanian
Selain barang dan jasa, produk pertanian juga memiliki
karakteristik yang harus diperhatikan. Berbeda dengan produk industri,
produk pertanian melibatkan proses biologis yang tidak dapat
dikendalikan oleh manusia (Diarta et al., 2016). Beberapa karakteristik
produk pertanian, yaitu:
A. Bersifat Musiman
Produk Pertanian tidak dapat diproduksi setiap waktu. Hal
ini tentu akan mempengangruhi kestabilan harga. Oleh karena itu,
diperlukan perlakuan pascapenen seperti pengolahan dan
penyimpanan.
B. Dihasilkan Melalui Proses Biologis
Produk pertanian dihasilkan melalui proses biologis. Oleh
karena itu, produk ini mudah rusak dan tidak dapat bertahan lama
tanpa adanya pengolahan. Selain itu, produk pertanian juga
memerlukan cukup banyak tempat yang menyebabkan tingginya
biaya penganguktan dan penyimpanan.
C. Sangat Dipengaruhi Kondisi Lingkungan dan Teknologi yang
Digunakan
Produk pertanian sangat bergantung dengan alam. Produk
pertanian juga tidak dapat seragam karena akancmemiliki
perbedaan pada setiap unitnya. Untuk menjaga kualitas produk
pertanian, perlu dilakukan sortasi sebelum produk dipasarkan.
D. Memerlukan Perlakuan Pascapanen
Untuk menjaga kualitas dan memberi nilai tambah,
diperlukan perlakuan pascapanen. Beberapa kegiatan pengelolaan
pascapanen adalah penyortiran, pembersihan, pengemasan, dan
penyimpanan. Proses ini berperan penting untuk menjaga kualitas
produk yang dihasilkan.
E. Panjangnya Rantai Distribusi
Pada skala usaha kecil distribusi produk melalui rantai
pemasaran yang cukup panjang. Panjangnya rantai distribusi dapat
menjadikan harga produk meningkat. Selain itu, hal ini juga dapat
menurunkan keuntungan yang seharusnya didapatkan petani.
F. Dapat Mengalami Perubahan Bentuk dan Struktur Kimia Produk
Pengelolaan dan kegiatan agroindustri dapat menyebabkan
perubahan bentuk dan struktur kimia produk. Penanganan yang
tidak tepat dapat menurunkan kualitas produk. Hal ini terjadi
karena produk pertanian sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar.
G. Memiliki Risiko Pemasaran Akibat Fluktuasi Harga
Usaha pertanian, terutama pada skala kecil memiliki risiko
pemasaran yang tinggi. Hal ini dapat terjadi karena fluktuasi harga
akibat sifat produk pertanian yang mudah rusak. Selain itu, produk
yang hanya dapat dihasilkan pada waktu tertentu juga akan
mempengaruhi harga pasar.
Daftar Pustaka

Basu Swastha. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan


Kedelapan. Jakarta: Penerbit Liberty.
Constantianus, F. (2006). Produk dan Jasa Dalam Kaitannya Dengan Tingkat
Kepuasan Konsumen Sebagai Elemen Dalam Sistem Kerja E-
Commerce. Jurnal Sistem Informasi UKM, Vol 1, No 1., 27-36.
Diarta I. K. S., P.W. Lestari, dan I. A. P. C. Dewi. (2016). Strategi Branding
dalam Promosi Penjualan Produk Pertanian Olahan PT. Hatten Bali
untuk Pasar Pariwisata Indonesia. Jurnal Manajemen Agribisnis, Vol
4, No. 2., 170-187.
Kotler Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium. Jilid 2.
Jakarta:PT Prenhallindo.
Kotler Philip. 2006. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi kesebelas.
Jakarta:PT Indeks Gramedia.
Kusuma, H. (2017). Analisis Pemasaran Jamur Merang Lembaga Mandiri
Mengakar Masyarakat (Lm3) Agrina Di Tanjong Paya Kecamatan
Peusangan Kabupaten Bireuen. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Shinta Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. Malang: Universitas
Brawijaya Press (UB Press).
Wibowo H. P. dan H. Sismoro. (2012). Analisis dan Perancangan Sistem
Informasi Penjualan Barang dan Jasa Pada CV. Wijaya Teknik
Yogyakarta Berbasis Web. Jurnal Dasi, Vol 13 No. 3., 4-8.

Aspek Barang Jasa


Wujud Memiliki wujud Tidak memiliki
berwujud
Penyimpana Dapat disimpan Tidak dapat disimpan
n
Produksi dan Diperlukan kegiatan Produksi dan konsumsi
konsumsi produksi sebelum dilakukan bersamaan
konsumsi
Proses jual Dapat dijual kembali Tidak dapat dijual
beli kembali
Standardisasi Standardisasi mudah Standardisasi sulit
Komunikasi Komunikasi dengan Komunikasi dengan
konsumen lebih rendah konsumen tinggi
Kualitas Kualitas bersifat objektif Kualitas bersifat
subyektif
Keterlibatan Banyak keterlibatan Banyak keterlibatan
mesin manusia
Pemasaran Pemasaran dapat Sebagian besar
dilakukan secara tidak pemasaran dilakukan
langsung dan langsung secara langsung

Anda mungkin juga menyukai