Anda di halaman 1dari 4

Makalah Pemasaran Hasil Pertanian

Case-2: Peran Teknologi Dan Pemasaran Hasil

Nama : Mohamad Maulidan

NIM : 205040101111046

Dosen Pengampu : Dr. Sujarwo, S.P., M.P.

FAKLUTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
A. Perkembangan Teknologi Digunakan Dalam Menunjang Pemasaran Hasil

Teknologi pada bidang pertanian telah muncul ditemukan sehingga dapat


menghasilkanjumlah produk pertanian yang banyak. Namun, apabila sistem pemasaran
tidak diperbaharui akibatnya akan konstan sehingga perekonomian tidak meningkat.
Petani Indonesia harus tanggap terhadap laju perkembangan teknologi. Semua teknologi
bisa dipelajari tak terkecuali dipelajari oleh kaum petani Indonesia. Pemanfaatan
teknologi pemasaran untuk mendukung sistem usaha pertanian. Selain untuk mencari
informasi tentang sosial budidaya pertanian, dan bisa menjadi sarana berkomunikasi
dengan petani lain ataupun stekeholder yang berada jauh untuk melakukan pemasaran
produk pertanian. Karakteristik hasil pertanian yang tidak tahan lama dan mudah rusak
membutuhkan cara pemasaran tersendiri, untuk dapat langsung ketangan konsumen.
Untuk itu perlu pemberdayaan petani dengan model cooperative farming untuk
mengurangi rantai pemasaran. Untuk meningkatkan pertanian, petani berhak
mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi, hal ini seperti petani di Negeria, untuk
memajukan pertanian teknologi yang sering digunakan oleh petani antara lain antara lain
radio, televisi, video dan audio players serta telepon.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Petani yang tidak tahu informasi
penjualan sehingga kebanyakan langsung menyerahkan hasil tanamnya kepada
tengkulak, sehingga bila panennya baik banyak sekali petani yang dirugikan bila hasil
tanamnya dibeli oleh tengkulak. Namun terdapat beberapa petani yang langsung menjual
hasil tanamnya. Bila petani yang tidak berpengalaman menjual di pasar akan sama saja
hasilnya walapun lebih untung sedikit. Bila terlalu lama di pasar buah akan busuk dan
petani yang menanggung kerugiannya. Tingkat pengetahuan petani tentang sistem
penjualan dengan menggunakan internet 100 % tidak pernah tahu dan tidak
menggunakannya, bahkan hanya 9,26 % yang bisa menggunakan internet. Terdapat 5,6%
petani yang menggunakan internet untuk penjualan.

Perkembangan teknologi dan pengetahuan di segala bidang dari tahun ke tahun


kian meningkat, namun tidak semua orang dapat menikmatinya. Salah satunya
pemanfaatan internet oleh petani. Internet telah berkembang pesat dan hampir digunakan
oleh semua orang untuk mempermudah pekerjaannya. Menurut Novianto bahwa
mahasiswa telah mengggunakan internet untuk menyelesaikan berbagai tugas dan
pekerjaannya. Umumnya petani masih rendahnya tingkat pendidikan dan masih
banyaknya petani di Indonesaia buta huruf, sehingga pemanfaatan perkembangan
teknologi tidak dapat dirasakan oleh mereka. Namun beberapa perkembangan teknologi
yang diterapkan kepada petani antara lain bahwa dalam meningkatkan pengetahuan
petani dapat dilakukan dengan multimedia seperti pada peningkatan budidaya rambutan
oleh Bandolan. Beberapa penelitian tentang pemanfaatan teknologi informasi telah
dilakukan salah satunya pemanfaatan teknologi untuk komunikasi, hal ini dibuktikan
bahwa perilaku petani dalam memanfaatkan teknologi informasi baik di Jabar maupun di
Jatim pengetahuan petani masih rendah dan sikap petani terhadap pemanfaatan teknologi
untuk untuk mendukung usaha tani cukup positif. Penggunaan internet sudah merambah
hampir disemua tempat berdasarkan penelitian Andarwati semakin tinggi tingkat
pendidikan semakin banyak mereka menggunakan internet baik di rumah, di warnet
ataupun kantor.

B. Meningkatkan Performance Efisiensi Pemasaran Produk Pertanian

Wortel termasuk sayuran bernilai ekonomis penting di dunia.Wortel telah


menjadi salah satu mata dagang komoditas pertanian antar negara. Permintaan pasar
dunia akan wortel diperkirakan akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk, makin membaiknya pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran
masyarakat akan nilai gizi. Peranan pemasaran pada komoditas sayuran wortel
memberikan kontribusi penting dalam peningkatan kinerja usahatani komoditas sayuran
wortel, akan tetapi, titik lemah dalam pengembangan hasil pertanian termasuk
holtikultura salah satunya adalah pemasaran. Kurangnya perhatian terhadap permasalahan
dalam pemasaran akan menimbulkan efisiensi pemasaran yang rendah.

Efisiensi pemasaran merupakan perbandingan antara output dan input dari


pemasaran. Output dapat berupa kepuasan konsumen dan input merupakan masukan yang
digunakan dalam proses pemasaran. Sedangkan menurut Daniel (2002), sistem pemasaran
akan dikatakan efisien apabila: mampu menyampaikan hasil pertanian dari produsen ke
konsumen dengan biaya serendah-rendahnya dan pembagian yang adil dari keseluruhan
harga yang dibayar oleh konsumen akhir kepada semua pihak yang terlibat dalam
pemasaran. Secara empiris di lapang diperoleh informasi bahwa petani sayuran wortel
menghadapi permasalah yang komplek baik yang sifatnya internal maupun eksternal.
Permasalahan internal meliputi: sempitnya lahan, sumberdaya petani yang kurang dalam
akses teknologi, penanganan pasca panen, manajemen mutu rendah, akses pasar dan
akses modal. Sedangkan masalah eksternal meliputi: perubahan iklim dan cuaca,
serangan hama dan penyakit tanaman dan fluktuasi harga (Nasrul, 2012). Permasalahan
tersebut akan menimbulkan risiko dan ketidakpastian bagi petani baik yang bersifat
produksi maupun pasar/harga yang menyebabkan posisi tawar petani rendah.

Solusi yang dapat ditawarkan yaitu dengan memberikan fasilitas sarana


pemasaran, salah satunya adalah Sub Terminal Agribisnis (STA). Berdasarkan Oppen dan
Raju dalam Sobirin (2009), efisiensi pemasaran dapat dilihat dari segi efisiensi
operasional dan efisiensi harga.Efisiensi operasional menekankan biaya pada pemasaran
dan efisiensi harga menekankan hubungan perubahan harga ditingkat petani dan lembaga
pemasaran dalam mengalokasikan suatu komoditas dari produsen ke konsumen. indikator
untuk mengetahui efisiensi operasional adalah dengan menghitung dan membandingkan
marjin pemasaran dan pembagian petani di setiap pla pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, Moehar. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Iik Novianto, Perilaku Penggunaan internet Di Kalangan Mahasiswa. (Studi deskriptif


tentang perilaku penggunaan internet dikalangan mahasiswa ) perguruan tinggi
negeri (FISIP UNAIR) dengan perguruan tinggi swasta (FISIP) Di akses pada
tanggal 20 September 2021, http://journal.unair.ac.id/filerPDF
/Jurnal%20IIK%20Novianto.pdf

Nasrul, Wedy. 2012. Pengembangan Kelembagaan Pertanian untuk Peningkatan


Kapasitas Petani Terhadap Pembangunan Pertanian.Jurnal Menara Ilmu Vol III
No. 29, Juni 2012, Halaman 169.

Sobirin, Tajus. 2009. Efisiensi Pemasaran Pepaya di Kecamatan Sumbang Kabupaten


Banyumas. Skripsi Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai