Oleh :
1. Fransisco Laudate D (17/409561/PN/14949)
2. Faesal Dwi Rahmawan (17/412784/PN/15106)
3. Fandi Abdillah (17/412785/PN/15107)
4. Faishal Zain Abdullah (18/424325/PN/15365)
Golongan : A3.1
Kelompok :4
Asisten : 1. Hayuningtyas Jati Hutami
2. Elia Mustika
3. Fitria Khoirun Nisa
II. ISI
A. PermasalahanPetani
Wawancara kami pada Kelompok Tani Ngudi Rejeki yang beralamat di
Bondosari, Harjobinangun, Pakem, Sleman DIY mendapati bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh kelompok Ngudi Rejeki ada bermacam –
macam, mulai dari permasalah teknis hingga non-teknis. Hal tersebut berupa
kredit modal kelompok ternak hanya 6% dan terjadinya pengembalian kredit
yang tersendat mulai dari tahun 2008. Kelompok tani Ngudi Rejeki ini tidak
hanya beranggotakan petani saja, namun dari 18 petani total ada beberapa yang
merangkap menjadi peternak. Masalah akan kebijakan pemerintah yang
sekarang dirasa kurang mendukung kelompok kelompok tani, hal itu dirasakan
karena saat ini memang era sudah berganti menjad revolusi industry 4.0. Hal ini
merupakan masalah dan juga tantangan tersendiri bagi kita kawula muda agar
dapat membawakan revolusi industry 4.0 ini kepada mereka para petani petani
yang membutuhkan bantuan kita ditengah perkembangan jaman yang terus
bergerak. Banyak kesempatan yang dapat kita sajikan kepada para petani
2
ditengah gencarnya perkembangan teknologi saat ini. Masalah yang ketiga
adalah kurangnya atau memudarnya minat kawula muda untuk menjadi petani,
serta masalah yang paling kita perhatikan lebih adalah sarana produksi yang
kadang lebih mahal dibanding dengan harga jual yang cukup rendah.
B. Solusi Pemasalahan
Solusi permasalahan yang akan kami bawa adalah dilakukan penjualan
hasil tangi pada pasar lelang tani yang berada di balai pasar lelang cabai
kabupaten Sleman yang beralamat di Jl. Palagan Tentara Pelajar Dusun Bunder,
Glodong, Purwobinangun Pakem Sleman DIY. Pasar lelang cabai kabupaten
Sleman dipilih karena adanya keunggulan berupa penjualan kapanpun bisa
dilakukan secara cepat, mendapat harga jual dengan nilai tertinggi, kualitas
cabai terjamin karena telah mengalami proses pensortiran, petani mendapat
uang sesegera mungkin setelah cabai terjual dan harga jual cabai yang lebih
stabil. Alasan kami memilih pasar lelang cabai sebagai tempat penjualan hasil
tani kelompok Ngudi Rejeki diperkuat dengan komoditas yang ditanam oleh
kelompok tani Ngudi Rejeki salah satunya ialah cabai. Alur yang digunakan
oleh pasar lelang cabai ini juga mudah dipahami, yaitu cabai dikumpulkan pada
titik kumpul, lalu dilakukan penyortiran dan saat proses lelang berlangsung
melalui WA atau SMS.
C. Alat Peraga
Alat peraga yang kami gunakan adalah Folder, berikut kelebihan dan
kekurangan folder menurut kami :
Kelebihan : Informasi yang diberikan spesifik, langsung ditujukan pada
personal, biaya murah, daya ransang ketertarikan tergantung pada individu
masing masing tergantung dengan visual yang ditampilkan.
Kekurangan : Cenderung diabaikan jika isinya tidak menarik dan ruang pesan
yang ditentukan dibatasi oleh biaya.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Latar belakang kelompok tani yang kita kunjuki, bertempat di Pakem adalah
kelompok tani Ngudi Rejeki yang sebagian anggotanya bekerja juga sebagai
peternak.
3
2. Masalah yang dihadapi yaitu :
-) Kredit modal kelompok ternak hanya 6%, terjadinya pengembalian kredit
tersendat mulai 2008.
-) Kebijakan yang sekarang kurang mendukung kelompok tani.
-) Kawula muda kurang tertarik menjadi petani.
-) Sarana produksi yang mahal dengan harga jual yang rendah.
B. Saran
1. Kelompok tani Ngudi Rejeki, beralamat di Bondosari, Harjobinangun,
Pakem, Sleman DIY. Berdiri sejak tahun 2002 dengan keanggotaan saat ini
18 petani termasuk dengan peternak. Asal mula penderian kelompok tani
Ngudi Rejeki saling berkaitan dengan visi misi. Visi Misi kelompok tani
Ngudi Rejeki yaitu untuk mensejahterkan petani, maju, berkembang dan
merangkul bersama.
2. Solusi yang akan kami bawa kepada kelompok tani Ngudi Rejeki adalah
untuk mengatasi permasalahan harga produksi yang cenderung lebih mahal
daripada harga jual, yaitu dengan menjual hasil panen cabai mereka ke
tempat balai pasar lelang cabai Sleman.
DAFTAR PUSTAKA
[Deptan] Departemen Pertanian. 2005. Pedoman Umum Pemberdayaan Kelompok tani
Penerima Penguatan Modal Usaha Sebagai Lembaga KeuanganMikro agribisnis
(LKM-A): Jakarta.
Samsudin S, U.1994. Manajemen Penyuluhan Pertanian. Bina Cipta. Bandung.
Syarifuddin, Y. 2009. Evaluasi Pemanfaatan Ruang di Kecamatan Umbulharjo, Kota
Yogyakarta. Tugas Akhir. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota. Universitas
Diponegoro. Semarang.
LAMPIRAN (foto)
4
5