Oleh :
KELOMPOK 4
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan laporan yang berjudul
Manajemen Produksi dan Perencanaan Proses Produksi Hortimart Agrocenter dan
PT. Sidomuncul Jawa Tengah, laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
praktikum mata kuliah Manajemen Agribisnis.
Laporan ini disusun sebagai sarana memperluas pengetahuan tentang
manajemen usaha tani. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Agribisnis dan tim Co-Ass yang telah
memberikan tugas ini untuk menambah pemahaman penyusun tentang Manajemen
Agribisnis khususnya pada Manajemen Produksi dan Perencanaan Proses Produksi
Hortimart Agrocenter dan PT. Sidomuncul.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan
pengertian dari pembaca. Semoga laporan ini memberikan manfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 37
B. Saran ...................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan
hayati sangat beragam jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu
diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Kondisi agroklimat di
wilayah Indonesia sangat sesuai untuk pengembangan komoditas tropis dan
sebagian subtropis pada ketinggian antara nol sampai ribuan meter di atas
permukaan laut. Komoditas pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, kehutanan, peternakan, agrofarmaka dan perikanan) dengan
keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan
kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai wisata
agroindustri.
Manajemen agribisnis adalah kegiatan dibidang sektor pertanian yang
menggunakan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan bisnis. Sektor pertanian
kegiatan agribisnis didasari oleh penyediaan sarana produksi, proses produksi,
penanganan dan pemasaran produk tersebut ke konsumen. Manajemen
agribisnis memiliki karakteristik agribisnis yang berbeda dengan bisnis atau
sektor ekonomi yang lain, tidak hanya dari teori ekonomi dan teori pengambilan
keputusan saja yang digunakan tetapi lebih tepat jika disebut sebagai manejerial
ekonomi.
Kemajuan pertanian sangat tergantung dari bagaimana mengelola
sumberdaya pertanian yang dimiliki dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Pertanian dalam arti modern tidak hanya dalam kegiatan usahatani saja tetapi
juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan, serta pemasaran. Agribisnis dapat dibagi
dalam tiga usaha besar yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu unit
usaha saprodi (sarana produksi), unit usaha produksi dan unit usaha pemasaran.
1
2
B. Rumusan Masalah
Manajemen agribisnis adalah sebuah kegiatan di bidang pertanian yang
menerapkan manajemen untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan
yang maksimal. Rumusan masalah dari praktikum Manajemen Agribisnis
antara lain:
1. Bagaimana kondisi umum perusahaan Hortimart Agrocenter?
2. Bagaimana manajemen produksi pada perusahaan Hortimart Agrocenter?
3. Bagaimana proses perencanaan produksi pada perusahaan Hortimart
Agrocenter?
4. Bagaimana kondisi umum perusahaan PT. Sidomuncul?
5. Bagaimana manajemen produksi pada perusahaan PT. Sidomuncul?
6. Bagaimana proses perencanaan produksi pada perusahaan
PT. Sidomuncul?
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Manajemen Agribisnis adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi umum perusahaan Hortimart Agrocenter.
b. Mengetahui manajemen produksi pada perusahaan Hortimart
Agrocenter.
c. Mengetahui proses perencanaan produksi pada perusahaan Hortimart
Agrocenter.
d. Mengetahui kondisi umum perusahaan PT. Sidomuncul.
e. Mengetahui manajemen produksi pada perusahaan PT. Sidomuncul.
f. Mengetahui proses perencanaan produksi pada perusahaan
PT. Sidomuncul.
3
2. Kegunaan
Praktikum Manajemen Agribisnis ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan hasil praktikum diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dari mahasiswa. Sumbangan pemikiran
mengenai penyelesaian masalah manajemen agribisnis dan cara
mengatasi hambatan pengelolaan perusahaan agribisnis. Hasil
pemikiran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas maupun
produktivitas perusahaan.
b. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa praktikum berguna sebagai persyaratan dalam
menempuh Mata Kuliah Manajemen Agribisnis pada semester II.
Menambah wawasan mahasiswa mengenai manajemen agribisnis
sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung
kondisi perusahaan di bidang agribisnis. Mahasiswa juga mendapat
pengalaman bagaimana berada di lapangan dan di dunia kerja yang
nyata.
c. Bagi Fakultas Pertanian UNS
Bagi Fakultas Pertanian praktikum sebagai pendukung
kelengkapan dalam penerapan Mata Kuliah Manajemen Agribisnis
dalam pendidikan bidang pertanian. Praktikum diharapkan dapat
memberikan informasi tentang manajemen perusahaan agribisnis.
Memberikan informasi tentang maupun bahan mengenai berbagai
kajian masalah dan cara mengatasi masalah terkait dengan usaha di
bidang agribisnis.
d. Bagi Pembaca
Bagi pembaca praktikum diharapkan memberikan informasi
umum mengenai manajemen perusahaan agribisnis. Memberikan solusi
hambatan dalam manajemen agribisnis produk pertanian.
4
A. Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan
atau keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan
pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,
tanpa memperdulikan kecakapan atau keterampilan khusus mereka harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang mereka inginkan (Handoko, 2009).
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
dilakukan oleh seorang manajer dalam kegiatan manjerialnya. Kegiatan
manajerial yang dilakukan oleh manajer tersebut dapat dikatakan sebagai
kegiatan proses manajemen. Fungsi manajemen antara lain: perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengawasan. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan (Arif, 2008).
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan. Pihak
manajemen atau manajer-manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain,
sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.
Kebijakan manajemen berkaitan dengan kemakmuran dirinya dan kemakmuran
pemilik perusahaan. Kebijakan seperti pendanaan dan struktur kepemilikan
perusahaan merupakan topik yang telah banyak diteliti secara luas dalam teori
keagenan (Hasnawati, 2015).
Manajer merupakan agen yang bekerja untuk kepentingan utama.
Konflik kepentingan antara agen dan kepentingan utama akan menimbulkan
5
6
biaya yang dalam hal ini merupakan share holders (pemegang saham), yang
disebut dengan biaya keagenan. Masalah etika adalah salah satu masalah yang
terjadi pada manajer sebagai agen. Kompensasi manajemen adalah penghargaan
atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam
mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang disebut bekerja (Aulia, 2015).
Manajer seharusnya memiliki seperangkat ketrampilan dan
kemampuan beragam yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan
strategis secara efektif. Manajer harus dapat mengkomunikasikan tujuan dan
mengalokasikan keuangan serta sumber daya yang diperlukan untuk
implementasi strategi, mengantar pekerjaan implementasi dan menanggapi
munculnya deviasi. Fungsi informatif mereka juga ditunjukkan dengan
melakukan peran pembawa informasi operasional dan menarik perhatian
manajemen (Radomska, 2014).
B. Agribisnis
Agribisnis merupakan sistem usaha pertanian dalam arti luas tidak
dilaksanakan secara sektoral tetapi secara intersektoral atau dilaksanakan tidak
hanya secara subsistem melainkan dalam satu sistem. Agribisnis adalah suatu
usaha tani yang berorientasi komersial atau usaha bisnis pertanian dengan
orientasi keuntungan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh agar dapat
meningkatkan pendapatan usahatani adalah dengan penerapan konsep
pengembangan sistem agribisnis terpadu, yaitu apabila sistem agribisnis yang
terdiri dari subsistem sarana produksi, subsistem budidaya, subsistem
pengolahan dan pemasaran dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang
baik dan dalam satu sistem yang utuh dan terkait (Oelviani, 2013).
Agribisnis merupakan sistem yang mencakup lima subsistem yaitu
sarana produksi, subsistem produksi, subsistem pengolahan hasil, subsistem
pemasaran dan subsistem kelembagaan. Masing-masing subsistem tidak dapat
terlepas satu sama lain. Indonesia dengan jumlah penduduk yang diperkirakan
mencapai 278 juta jiwa pada tahun 2030, menimbulkan tantangan yang
kompleks dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Usaha untuk memenuhi
7
C. Manajemen Agribisnis
Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen
dalam sistem agribisnis. Manajemen dikatakan berhasil apabila memahami
konsep-konsep manajemen dalam agribisnis yang meliputi pengertian
manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan manajemen, prinsip-prinsip
manajemen dan bidang-bidang manajemen. Manajemen agribisnis merupakan
suatu proses pencapaian tujuan usaha agribisnis dengan mengkoordinir dan
mengintegrasikan segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.
Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen
secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif
dan efisien (Dananjaya, 2014).
Ekonomi agribisnis berkaitan dengan memahami bagaimana institusi,
organisasi, dan pasar mempengaruhi koordinasi vertikal dan horizontal.
Ekonomi dan manajemen agribisnis memerlukan konsep baru dengan kerangka
kerja yang baik, metodologi, wawasan serta memperbanyak membuka peluang
bisnis. Pertanian berkontribusi pengembangan lebih efisien dan efektif pasar
modal, keuangan dan institusi. Perlu adanya pengembangan lembaga kredit
yang layak bagi petani untuk mendapatkan pembiayaan pupuk, benih dan
pembelian bahan kimia. Adanya lembaga tersebut dapat mewujudkan ekonomi
manajemen agribisnis yang efektif dan efisien
(King, 2010).
Usaha agribisnis menghasilkan komoditi dengan tujuan untuk dijual
(baik untuk bahan baku industri maupun untuk konsumsi langsung), guna
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, yaitu dengan meningkatkan
efisiensi yang tinggi. Manusia untuk memperoleh efisiensi harus melakukan
manajemen (pengelolaan) yaitu mendayagunakan sumber daya yang ada
meliputi 6 M yaitu man (manusia), money (uang), machine (mesin), material
(bahan), method (teknologi), market (pasar) seefisien mungkin dengan
menerapkan lima fungsi manajemen dan dinamika manajemen. Kesimpulannya
manajemen agribisnis adalah proses penggunaan sumber daya organisasi
dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
9
keputusan dalam bidang persiapan dan proses produksi untuk jangka pendek,
menengah, atau panjang. Pengusaha diharapkan mampu berproduksi dengan
efisien (Swadaya, 2015).
Manajemen rantai pasokan adalah sebuah sistem yang melibatkan
proses produksi, pengiriman, penyimpanan, distribusi dan penjualan produk
dalam rangka memenuhi permintaan akan produk tersebut. Konsumen atau
pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap
produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak konsumen yang setia dan
menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan
perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan
terbuang percuma karena diminati konsumen. Pengintegrasian aliran produk
dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya
pada jalur distribusi (Wuwung, 2013).
Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global
seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak perusahaan untuk menggali
potensi yang dimiliki. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan
untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Konteks produk yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian manajemen
produksi dan operasi adalah kombinasi produk barang dan jasa. Keberhasilan
perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen meliputi
kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi masing-
masing yang ideal menurut perusahaan (Widiyarto, 2012).
Kualitas produk yang baik secara langsung dapat meningkatkan
kepuasan konsumen, namun di sisi lain kualitas produk yang baik dapat pula
meningkatkan reputasi merk setelah konsumen tersebut puas. Hal ini
merupakan suatu konsekuensi yang logis ketika konsumen yang puas karena
mengkonsumsi produk dengan kualitas baik akan melakukan perekomendasian.
Kualitas produk merupakan satu-satunya variabel eksogen atau dengan kata lain
kualitas produk merupakan variabel awal yang mempengaruhi variabel lainnya.
Kualitas produk ternyata menjadi awal untuk
11
A. Waktu Praktikum
Pelaksanaan praktikum Manajemen Agribisnis dilaksanakan pada hari
Senin, 23 April 2018 pukul 06.00 WIB - selesai.
B. Tempat Praktikum
Tempat pelaksanaan praktikum Manajemen Agribisnis di PT. Sido
Muncul (Jalan Soekarno Hatta Km. 28, Bergas, Klepu, Diwak, Bergas,
Semarang, Jawa Tengah 50552) dan di Hortimart Agro Center (Jalan Gatot
Subroto No. 55, Bawen, Semarang, Jawa Tengah 50661).
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam praktikum Manajemen
Agribisnis ada 2 yaitu:
1. Metode Dasar
a. Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode
deskriprif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek. Objek
dan subjek pada metode deskriptif dapat berupa orang, lembaga,
masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.
b. Metode Analisis
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami
dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah yang
berkaitan dengan penelitian. Analisis data dilakukan untuk menubah
data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa
dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Tujuan dari analisis data
13
14
A. Hortimart Agrocenter
1. Gambaran Umum Hortimart Agrocenter
Hortimart Agrocenter merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang agribisnis. Perusahaan ini didirikan oleh Ir. Budi
Dharmawan sejak tahun 1979. Hortimart Agrocenter terletak di Jalan Gatot
Subroto Nomor 55 Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah 50661. Hortimart Agrocenter berada di jalan utama
Solo-Semarang dan Jogja-Semarang. Letak geografis kebun Hortimart
Agrocenter mempunyai keadaan tanah yang berbukit-bukit dengan
ketinggian kebun ± 450 mdpl. Hortimart Agrocenter memiliki tiga kebun
produksi.
Luas lahan Hortimart Agrocenter saat ini sekitar 25 hektar, dimana
80% dari luas lahannya digunakan untuk tanaman buah-buahan dan 10%
ditanami sayuran dan sisanya lagi adalah bangunan. Bangunan yang berada
di Hortimart Agrocenter seperti Agro Mart (menjual buah-buahan hasil
pertanian), Agro Resto (menjual buah dan sayuran yang sudah diolah), Agro
Tour (menyediakan sarana angkutan untuk konsumen yang ingin berkeliling
kebun), Agro Estate (tempat penanaman sayuran) dan Agro Supply
(menyediakan dan menjual sayuran organik).
Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya
mengkonsumsi buah sudah cukup tinggi berdampak pada banyaknya
permintaan terhadap buah khususnya di Hortimart Agrocenter. Banyaknya
permintaan tersebut menyebabkan Hortimart Agrocenter sering mengalami
kehabisan stok buah. Hortimart Agrocenter melakukan kerja sama dengan
perusahaan plantera yang juga membudidayakan buah-buahan yang kurang
lebih hampir sama jenisnya seperti di Hortimart Agrocenter untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Plantera sendiri terletak di Desa
Sidokumpul, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
15
16
Direktur
Budi
Darmawan
General
Sekretaris Manager Akuntan
Widodo Ahsana Ika
Damayanti
Keterangan:
1) Managing Director (MD)
Managing director bertugas sebagai seorang komunikator,
pengambil keputusan, pengelola, dan eksekutor. Managing director
berperan sebagai pengambil keputusan mencakup keputusan
penting terkait kebijakan dan strategi. Managing director
memotivasi karyawan dan menggerakkan perubahan dalam
organisasi. Managing director mengawasi operasi organisasi setiap
hari, bulan dan tahun.
2) Wakil Managing Director
Wakil managing director bertugas untuk membantu tugas
seorang MD. Wakil managing director juga bertanggung jawab
penuh terhadap MD. Wakil managing director bertugas untuk
membantu MD sebagai seorang komunikator, pengambil keputusan,
pengelola, dan eksekutor.
3) General Manager Pasar
General manager pasar bertugas untuk merencanakan
strategi pemasaran perusahaan secara menyeluruh agar dapat
berjalan secara optimal. General manager pasar memonitor
pelaksanaan kebijakan dan strategi pemasaran serta memastikan
kelancaran pelaksanaannya. General manager pasar mengontrol dan
mengevaluasi implementasi strategi pemasaran agar memperoleh
pemasaran strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun
berikutnya. General manager pasar mengevaluasi dan menganalisa
hasil implementasi strategi pemasaran perusahaan serta mencari
usulan atas pemecahan masalah yang timbul. General manager
pasar bertanggung jawab penuh atas kegiatan penjualan dan
pembelian berbagai komoditas yang ada.
4) General Manager Kebun atau Agro Supply
General manager kebun bertugas untuk merencanakan
strategi kebun perusahaan secara menyeluruh agar dapat berjalan
19
tingkat tertentu, baik berupa bahan baku, barang dalam proses dan produk
jadi. Hortimart Agrocenter melakukan tindakan-tindakan pengendalian-
pengendalian produksi antara lain pada layanan Agro Estate yaitu dengan
penanaman sayuran yang sesuai dengan kondisi lahan serta yang sesuai
kondisi pasar. Agro Mart yaitu pemasaran buah dan sayuran sudah terdapat
pasarnya sendiri maupun disesuaikan sesuai pesanan satu bulan sebelumnya
sehingga dijadwalkan tanaman yang sudah siap di pasarkan untuk satu bulan
yang akan datang. Agro Resto yaitu dengan mengolah buah dan sayur yang
dapat menarik pengunjung, hortimart agrocenter akan melakukan food
taster terlebih dahulu pada produk olahan yang baru dikenalkan. Agro
Supply menyediakan dan menjual benih dan bibit sayuran atau buah organik
yang pengendaliannya berupa pembibitan dan penyemaian biji oleh tenaga
ahli dengan jumlah stok tanaman yang disesuaikan dengan pemasarannya.
Menurut Amri (2012), sistem perencanaan produksi meliputi
perencanaan agregat, perencanaan agregat berarti menggabungkan
sumberdaya-sumberdaya yang sesuai dengan istilah-istilah yang lebih
umum dan menyeluruh. Agregat juga berarti penjadwalan dilakukan secara
keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumberdaya yang
terbatas sama. Hortimart Agrocenter menerapkan penjadwalan masa tanam
hingga panen dan kemudian waktu pemasarannya. Terdapat pula
pemesanan terlebih dahulu kepada Hortimart Agrocenter sehingga terdapat
tenggang waktu yang dapat dilakukan untuk merencanakan dan melakukan
permintaan sesuai jadwal yang diminta.
B. PT Sidomuncul
1. Gambaran Umum PT Sidomuncul
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk adalah perusahaan
jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.
Tahun 1940 di Yogyakarta dan dikelola oleh
Ny. Rahkmat Sulistio, Sidomuncul yang semula berupa industri rumahan
ini secara perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal
26
Rapat Umum
Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direksi
irektur Direktur
Direktur Pemasaran
Keuangan Operasional
Manajer Sumber
Daya Manusia
Gambar 4. Struktur Organisasi PT Sidomuncul
Keterangan:
1) Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan
atas kebijakan pengurus, baik perseroan maupun usaha perseroan.
31
6) Manajer Produksi
Manajer Produksi bertugas untuk membuat rencana produksi
sesuai dengan target pemasaran dan pengorganisasian jadwal
produksi. Tugas manajer produksi yang lainnya adalah
memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang
waktu dengan klien dan manajer yang lain. Manajer Produksi
bekerjasama dengan laboratorium dalam pelaksanaan proses
produksi.
7) Manajer R & D
Manajer R & D bertugas untuk melakukan penelitian dan
pengembangan produk baru. Manajer R & D juga bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan teknis dan kualitas produksi. Tugas manajer
R & D selanjutnya adalah menetapkan standar bahan baku dan
produk jadi, serta membuat laporan internal produksi.
8) Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertugas untuk mengkoordinasi semua
kegiatan dibagian keuangan. Tugas manajer keuangan antara lain
membuat anggaran, membuat laporan realisasi anggaran gaji, serta
membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan
usaha yang dijalankan. Manajer keuangan bertanggung jawab penuh
pada keuangan perusahaan dan mengambil keputusan penting dalam
investasi dan pembelanjaan perusahaan.
9) Manajer Akuntansi
Manajer akuntansi bertugas untuk membuat laporan secara
berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan.
Manajer akuntansi juga bertugas untuk membantu kepala bagian
administrasi dalam membuat pembukuan, baik dalam pembuatan
faktur-faktur pembelian dan pemasaran barang dari perusahaan lain.
Manajer akuntansi bertanggung jawab dalam mengontrol dan
mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivtas akunting lainnya
agar dapat berjalan secara tepat dan akurat.
33
ataupun pengepul atau distributor. Bahan baku tersebut akan diatur di rak
penyimpanan sesuai kaidah atau sistem FIFO (First In First Out), ini
berguna untuk menjaga kualitas bahan baku yang tersedia. Manajemen
produksi yang diterapkan PT Sidomuncul merupakan penerapan yang awam
dilakukan pada perusahaan obat maupun makanan. Informasi menyeluruh
mengenai manajemen produksi PT Sidomuncul tidak sepenuhnya dapat
dijabarkan, karena keterbatasan informasi yang didapatkan maupun yang
diberikan. Manajemen produksi PT Sidomuncul memiliki proses yang
dimulai dari jaminan kualifikasi mutu, standar operasional produksi, standar
pengelolaan produksi dan karyawan, serta standar pengemasan produk.
Kelancaran proses produksi merupakan salah satu tujuan yang
sangat diharapkan perusahaan terutama pada perusahan yang melakukan
proses produksi, seperti PT Sidomuncul. Proses produksi dapat dikatakan
lancar apabila proses produksi tersebut tidak mengalami hambatan dalam
memproduksi suatu barang. Menilik PT Sidomuncul, proses produksi yang
tidak terhambat akan dapat menhasilkan produk-produk yang sesuai dengan
kualitas dan kuantitas yang direncanakan serta hasil dari proses produksi
dapat selesai tepat pada waktunya. Menurut Novatiani (2010), proses
produksi dapat dikatakan lancar karena ditunjang oleh unsur-unsur
manajemen produksi yang mencangkup, penulisan rencana produksi dan
operasi, perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan barang,
pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan, pengendalian mutu
produksi, serta manajemen sumber daya manusia.
3. Perencanaan Proses Produksi PT Sidomuncul
Secara umum proses produksi PT Sidomuncul melalui beberapa
tahap yang mengikuti prinsip FIFO (First in First Out). Proses yang
dilakukan di Sidomuncul mengkuti standar CPOB (Cara Pembuatan Obat
yang Baik). Menurut Theresia (2018) CPOB menyatakan bahwa suatu
industri farmasi harus menyediakan sumber daya manusia (personil) yang
35
Penimbangan
Penggilingan
Cetak
Ekstraksi
Isi
Ekstrak
Pemeriksaa
LabelisasiD
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kunjungan ke Hortimart Agrocenter dan PT
Sidomuncul dapat disimpulkan, bahwa:
1. Hortimart Agrocenter merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang agribisnis yang didirikan oleh Ir. Budi Dharmawan sejak tahun 1979.
Hortimart Agrocenter terletak di Jalan Gatot Subroto Nomor 55 Kelurahan
Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50661.
2. Hortimart Agrocenter mempunyai manajemen produksi yang dikelola oleh
perusahaan dengan tenaga ahli pada masing-masing bidang.
3. Hortimart Agrocenter memiliki pelayanan antara lain Agro Estate (tempat
penanaman sayur), Agro Mart (market Hortimart Agrocenter), Agro Resto
(pelayanan hasil olahan sayur dan buah), Agro Supply (penjualan benih dan
bibit sayuran/buah organik), dan Agro Tour (sarana wisata kebun Hortimart
Agrocenter).
4. PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul, Tbk adalah perusahaan jamu
tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.
5. Proses produksi jamu di PT Sidomuncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera diperiksa oleh TQC
(Team Quality Control), penyimpanan bahan baku, sortasi, pencucian bahan
baku, pengeringan, penggilingan, mixing, dan pengemasan.
6. Seluruh proses produksi dijalankan PT Sidomuncul berdasarkan Standard
Operation Procedure (SOP) yaitu (CPOB) Cara Pembuatan Obat yang
Benar setara farmasi, terlebih lagi PT Sidomuncul merupakan perusahaan
jamu pertama di indonesia yang memperoleh sertifikat tersebut.
Laboratorium instrumentasi PT Sidomuncul juga sudah memiliki standar
ISO 17025 tentang standar laboratorium.
37
38
B. Saran
Saran yang dapat diberikan bagi keberlanjutan praktikum Manajemen
Agribisnis kedepannya dan bagi perusahaan yang bersangkutan yaitu :
1. Kunjungan Hortimart Agrocenter sebaiknya pihak perusahaan menjelaskan
proses produksi, manajemen produksi dan pelayanan yang diberikan secara
keseluruhan agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses keberhasilan
suatu perusahaan tersebut.
2. Hortimart Agrocenter dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
agar dapat menarik simpati pengunjung serta dapat menjadi sarana rekreasi
dan belajar untuk seluruh pengunjung.
3. PT Sidomuncul sebaiknya lebih memperhatikan penataan produk-produk
jadi. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya produk-produk jadi yang
diletakkan begitu saja di area luar ruangan yang dijadikan saran lalu lintas.
Sebaiknya perlu dibuatkan ruangan tersendiri yang luas agar seluruh produk
jadi dapat disimpan dengan aman tanpa gangguan dan mengganggu
pengunjung yang datang.
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Trisna dan Efrida NH. (2012). Perencanaan Pengendalian Produksi Air
Minum dalam Kemasan menggunakan Metode Aggregate Planning.
Malikussaleh Industrial Engineering Journal 1(1), 12-13.
Anugrah, I. S. (2009). Mendudukkan Komoditas Mangga sebagai Unggulan Daerah
dalam Suatu Kebijakan Sistem Agribisnis: Upaya Menyatukan Dukungan
Kelembagaan Bagi Eksistensi Petani. Analisis Kebijakan Pertanian, 7(2),
193-194.
Arif, S. N., Zulkarnain, I. (2008). Dasar-Dasar Manajemen dalam Teknologi
Informasi. Saintikom, 5(2). 236-240.
Aulia, A. (2015). Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan, dan Kompensasi
Manajemen terhadap Perilaku Etis Manajer pada PT. Swastisiddhi Amarga.
Ekonomi, 24(1), 1-4.
Battistoni E., Bonacelli A., Colladon A. F., Schiraldi, M. M. (2013). An Analysis
of the Effect of Operations Management Practices on Performance.
International Journal of Engineering Business Management, 5(44), 1-11.
Dananjaya, I., Suparta N., Setiawan I. G. (2014). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan
dan Manajemen Agribisnis terhadap Keberhasilan Gapoktan Simantri di
Kabupaten Tabanan. Manajemen Agribisnis, 2(2), 131-134.
Astuti, D., Lilik L., Tundjung M. (2013). Penerapan Model Linear Goal
Programming untuk Optimasi Perencanaan Produksi. Malikussaleh Jurnal
Sains dan Mateatika UKSW 4(1), 464-465.
Faqih, A. (2010). Manajemen Agribisnis. Yogyakarta : Dee Publish.
Firmansyah, D. (2011). Minimisasi Biaya Produksi Pada UD. Amino Malang.
Manajemen Bisnis 1(2), 22-25.
Hadiguna, R.A., Machfud. (2008). Model Perencanaan Produksi pada Rantai Pasok
Crude Palm Oil dengan Mempertimbangkan Preferensi Pengambil
Keputusan. Teknik Industri 10(1), 39-40.
Handoko, H. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE.
Handoko, T. H. (2009). Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasnawati, S., Agnes S. (2015). Keputusan Keuangan, Ukuran Perusahaan,
Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan Publik di Indonesia.
Manajemen dan Kewirausahaan, 17(1), 65-67.
Hermawan. (2011). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan, Reputasi
Merek dan Loyalitas Konsumen Jamu Tolak Angin PT. Sido Muncul.
Manajemen Teori dan Terapan, 4(2), 10-11.
Hermawati, H., Mulyani D. (2016). Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Proses
Produksi Terhadap Kualitas Produk pada UD. Tahu Rosy di Puspan Maron
Probolinggo. Proses Produksi, 24(2), 465-466.
King, R., Michael B., Michae T., Steven T. (2010). Agribusiness Economics and
Management. Agribusiness Economics And Management, 92(2), 560-561.
Mantilla, C. R., Sailema M. S., Rosero C. S., Pozo R. G. (2018). Aggregate
Production Planning, Case study in a Medium-sized Industry of the Rubber
Production Line in Ecuador. Manufacturing and Industrial Technologies,
212(1), 1-5.
Muflikh, Y. N., Suprehatin. (2009). A Review Supply Chain Management
Literature and its Implication to Develop Agribusiness in Indonesia.
Agribisnis dan Ekonomi Pertanian, 3 (2), 104-105.
Novatiani R. dan Trigunanto H.Y. (2010). Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi.
Bisnis Manajemen Ekonomi JBME 9(11), 2421-2556.
Nur, R., Suyuti, M. A. (2017). Pengantar Sistem Manufaktur. Yogyakarta:
Deepublish.
Oelviani, R. (2013). Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process untuk
Merumuskan Strategi Penguatan Kinerja Sistem Agribisnis Cabai Merah di
Kabupaten Temanggung. Informatika Pertanian, 22 (1), 12-13.
Oktarini, D. (2013). Perencanaan Produksi daam Usaha Pencapaian Target
Produksi dengan Linier Programing. Desiminasi Teknologi, 1 (2), 145-146.
Radomska, J. (2014). The Role of Managers in Effective Strategy Implementation.
International Journal of Contemporary Management, 13 (3), 77-79.
Rahim, A., Hastuti, D. R. D. (2005). Sistem Manajemen Agribisnis. Makasar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar.
Setiawati, F. (2014). Pengertian Proses Produksi. Pengertian Proses Produksi,
2(2), 8-9.
Sudiro, Rico S. (2013). Manajemen dan Pengembangan Fungsi Produksi dan
Operasional pada Usaha Pengolahan Bahan Kimia PT X di Gresik. Agora
1(1), 1-13.
Sumastuti, E. (2011). Prospek Pengembangan Agribisnis dalam Mewujudkan
Ketahanan Pangan. Ekonomi dan Kebijakan, 4 (2), 154-155.
Surja, Stephanie dan Lius Steven Sanjaya. (2014). Perancangan Sistem Produksi,
Persediaan, dan Pembelian PT Maju Jaya Mulya. ComTech 5(1), 1-13.
Swadaya, N. (2015). Agribisnis Tanaman Sayuran. Indonesia: Penebar.
Thontowie, Septenaria, Riswan. (2011). Sistem Pengendalian Manajemen Produksi
dan Hubungannya dengan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku. Akuntansi
dan Keuangan 2(1), 129-142.
Widiyarto. (2012). Peran Supply Chain Management dalam Sistem Produksi dan
Operasi Perusahaan. BENEFIT Manajemen dan Bisnis, 16(2), 92-93.
Wuwung. (2013). Manajemen Rantai Pasokan Produk Cengkeh pada Desa Wawona
Minahasa Selatan. Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3),
230-235.
Yudiarini, N., Budi, S., & Sri, A. (2014). Dampak Pengembangan Agribisnis pada
Subak terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Subak Guama,
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan). Agribisnis, 2(1), 37-38.