Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGRIBISNIS

(MANAJEMEN PRODUKSI DAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI)


HORTIMART AGROCENTER DAN PT. SIDOMUNCUL
JAWA TENGAH

Oleh :
KELOMPOK 4

PROGRAM STUDI AGROFARMAKA


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum ini disusun dalam rangka memenuhi dan melengkapi


mata kuliah Manajemen Agribisnis semester dua (2). Laporan ini telah diketahui
dan disahkan pada Mei 2018 oleh Co-Ass dan Dosen Pembimbing mata kuliah
Manajemen Agribisnis.

(MANAJEMEN PRODUKSI DAN PERENCANAAN PROSES PRODUKSI)


HORTIMART AGROCENTER DAN PT. SIDOMUNCUL
JAWA TENGAH

Disusun dan Diajukan oleh :


KELOMPOK 4

Surakarta, Mei 2018


Kepala Program Studi Dosen Koordinator Praktikum

Raden Kunto Adi, S.P., M.P. Setyowati, S.P., M.P.


NIP. 197310172003121002 NIP. 197103221996012001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penyusun mampu menyelesaikan laporan yang berjudul
Manajemen Produksi dan Perencanaan Proses Produksi Hortimart Agrocenter dan
PT. Sidomuncul Jawa Tengah, laporan ini disusun untuk memenuhi tugas
praktikum mata kuliah Manajemen Agribisnis.
Laporan ini disusun sebagai sarana memperluas pengetahuan tentang
manajemen usaha tani. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen
pembimbing mata kuliah Manajemen Agribisnis dan tim Co-Ass yang telah
memberikan tugas ini untuk menambah pemahaman penyusun tentang Manajemen
Agribisnis khususnya pada Manajemen Produksi dan Perencanaan Proses Produksi
Hortimart Agrocenter dan PT. Sidomuncul.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun sangat mengharapkan
pengertian dari pembaca. Semoga laporan ini memberikan manfaat khususnya bagi
penulis umumnya bagi pembaca.

Surakarta, Mei 2018

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum ............................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen .............................................................................................. 5
B. Agribisnis ................................................................................................ 6
C. Manajemen Agribisnis ............................................................................ 8
D. Manajemen Produksi .............................................................................. 9
E. Perencanaan Proses Produksi ................................................................ 11
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu Praktikum ................................................................................... 13
B. Tempat Praktikum ................................................................................. 13
C. Metode Pelaksanaan .............................................................................. 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hortimart Agrocenter ............................................................................ 15
1. Gambaran Umum Hortimart Agrocenter .......................................... 15
2. Manajemen Produksi Hortimart Agrocenter ................................... 22
3. Perencanaan Proses Produksi Hortimart Agrocenter ...................... 23
B. PT. Sidomuncul ..................................................................................... 25
1. Gambaran Umum PT. Sidomuncul ................................................. 25
2. Manajemen Produksi PT. Sidomuncul ............................................ 33
3. Perencanaan Proses Produksi PT. Sidomuncul ............................... 34

iv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 37
B. Saran ...................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Logo Hortimart Agrocenter ............................................................. 16


Gambar 2. Logo PT Sidomuncul ..................................................................... 17
Gambar 3. Struktur Organisasi Hortimart Agrocenter ...................................... 27
Gambar 4. Struktur Organisasi PT Sidomuncul ................................................ 30
Gambar 5. Perencanaan Proses Produksi PT Sidomuncul ................................ 36

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan alam dan
hayati sangat beragam jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu
diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Kondisi agroklimat di
wilayah Indonesia sangat sesuai untuk pengembangan komoditas tropis dan
sebagian subtropis pada ketinggian antara nol sampai ribuan meter di atas
permukaan laut. Komoditas pertanian (mencakup tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, kehutanan, peternakan, agrofarmaka dan perikanan) dengan
keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi serta diperkuat oleh kekayaan
kultural yang sangat beragam mempunyai daya tarik kuat sebagai wisata
agroindustri.
Manajemen agribisnis adalah kegiatan dibidang sektor pertanian yang
menggunakan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan bisnis. Sektor pertanian
kegiatan agribisnis didasari oleh penyediaan sarana produksi, proses produksi,
penanganan dan pemasaran produk tersebut ke konsumen. Manajemen
agribisnis memiliki karakteristik agribisnis yang berbeda dengan bisnis atau
sektor ekonomi yang lain, tidak hanya dari teori ekonomi dan teori pengambilan
keputusan saja yang digunakan tetapi lebih tepat jika disebut sebagai manejerial
ekonomi.
Kemajuan pertanian sangat tergantung dari bagaimana mengelola
sumberdaya pertanian yang dimiliki dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Pertanian dalam arti modern tidak hanya dalam kegiatan usahatani saja tetapi
juga dalam kegiatan pengelolaan penyediaan atau pengadaan sarana produksi,
penanganan pasca panen, pengolahan, serta pemasaran. Agribisnis dapat dibagi
dalam tiga usaha besar yang saling terkait antara satu dengan lainnya, yaitu unit
usaha saprodi (sarana produksi), unit usaha produksi dan unit usaha pemasaran.

1
2

B. Rumusan Masalah
Manajemen agribisnis adalah sebuah kegiatan di bidang pertanian yang
menerapkan manajemen untuk menghasilkan produk pertanian dan keuntungan
yang maksimal. Rumusan masalah dari praktikum Manajemen Agribisnis
antara lain:
1. Bagaimana kondisi umum perusahaan Hortimart Agrocenter?
2. Bagaimana manajemen produksi pada perusahaan Hortimart Agrocenter?
3. Bagaimana proses perencanaan produksi pada perusahaan Hortimart
Agrocenter?
4. Bagaimana kondisi umum perusahaan PT. Sidomuncul?
5. Bagaimana manajemen produksi pada perusahaan PT. Sidomuncul?
6. Bagaimana proses perencanaan produksi pada perusahaan
PT. Sidomuncul?
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum Manajemen Agribisnis adalah
sebagai berikut:
a. Mengetahui kondisi umum perusahaan Hortimart Agrocenter.
b. Mengetahui manajemen produksi pada perusahaan Hortimart
Agrocenter.
c. Mengetahui proses perencanaan produksi pada perusahaan Hortimart
Agrocenter.
d. Mengetahui kondisi umum perusahaan PT. Sidomuncul.
e. Mengetahui manajemen produksi pada perusahaan PT. Sidomuncul.
f. Mengetahui proses perencanaan produksi pada perusahaan
PT. Sidomuncul.
3

2. Kegunaan
Praktikum Manajemen Agribisnis ini diharapkan dapat memberikan
kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan hasil praktikum diharapkan dapat menjadi
sumbangan pemikiran dari mahasiswa. Sumbangan pemikiran
mengenai penyelesaian masalah manajemen agribisnis dan cara
mengatasi hambatan pengelolaan perusahaan agribisnis. Hasil
pemikiran tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas maupun
produktivitas perusahaan.
b. Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa praktikum berguna sebagai persyaratan dalam
menempuh Mata Kuliah Manajemen Agribisnis pada semester II.
Menambah wawasan mahasiswa mengenai manajemen agribisnis
sehingga mahasiswa dapat mengetahui secara langsung
kondisi perusahaan di bidang agribisnis. Mahasiswa juga mendapat
pengalaman bagaimana berada di lapangan dan di dunia kerja yang
nyata.
c. Bagi Fakultas Pertanian UNS
Bagi Fakultas Pertanian praktikum sebagai pendukung
kelengkapan dalam penerapan Mata Kuliah Manajemen Agribisnis
dalam pendidikan bidang pertanian. Praktikum diharapkan dapat
memberikan informasi tentang manajemen perusahaan agribisnis.
Memberikan informasi tentang maupun bahan mengenai berbagai
kajian masalah dan cara mengatasi masalah terkait dengan usaha di
bidang agribisnis.
d. Bagi Pembaca
Bagi pembaca praktikum diharapkan memberikan informasi
umum mengenai manajemen perusahaan agribisnis. Memberikan solusi
hambatan dalam manajemen agribisnis produk pertanian.
4

Diharapkan informasi ini dapat menambah wawasan bagi pembaca dan


pihak terkait.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan
atau keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis untuk melakukan
pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua manajer,
tanpa memperdulikan kecakapan atau keterampilan khusus mereka harus
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang mereka inginkan (Handoko, 2009).
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan
dilakukan oleh seorang manajer dalam kegiatan manjerialnya. Kegiatan
manajerial yang dilakukan oleh manajer tersebut dapat dikatakan sebagai
kegiatan proses manajemen. Fungsi manajemen antara lain: perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staf, pengarahan, pengkoordinasian dan
pengawasan. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu
ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan (Arif, 2008).
Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahan melalui
peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham perusahaan. Pihak
manajemen atau manajer-manajer perusahaan sering mempunyai tujuan lain,
sehingga timbul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham.
Kebijakan manajemen berkaitan dengan kemakmuran dirinya dan kemakmuran
pemilik perusahaan. Kebijakan seperti pendanaan dan struktur kepemilikan
perusahaan merupakan topik yang telah banyak diteliti secara luas dalam teori
keagenan (Hasnawati, 2015).
Manajer merupakan agen yang bekerja untuk kepentingan utama.
Konflik kepentingan antara agen dan kepentingan utama akan menimbulkan

5
6

biaya yang dalam hal ini merupakan share holders (pemegang saham), yang
disebut dengan biaya keagenan. Masalah etika adalah salah satu masalah yang
terjadi pada manajer sebagai agen. Kompensasi manajemen adalah penghargaan
atau ganjaran pada para pekerja yang telah memberikan kontribusi dalam
mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang disebut bekerja (Aulia, 2015).
Manajer seharusnya memiliki seperangkat ketrampilan dan
kemampuan beragam yang memungkinkan mereka untuk membuat keputusan
strategis secara efektif. Manajer harus dapat mengkomunikasikan tujuan dan
mengalokasikan keuangan serta sumber daya yang diperlukan untuk
implementasi strategi, mengantar pekerjaan implementasi dan menanggapi
munculnya deviasi. Fungsi informatif mereka juga ditunjukkan dengan
melakukan peran pembawa informasi operasional dan menarik perhatian
manajemen (Radomska, 2014).
B. Agribisnis
Agribisnis merupakan sistem usaha pertanian dalam arti luas tidak
dilaksanakan secara sektoral tetapi secara intersektoral atau dilaksanakan tidak
hanya secara subsistem melainkan dalam satu sistem. Agribisnis adalah suatu
usaha tani yang berorientasi komersial atau usaha bisnis pertanian dengan
orientasi keuntungan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh agar dapat
meningkatkan pendapatan usahatani adalah dengan penerapan konsep
pengembangan sistem agribisnis terpadu, yaitu apabila sistem agribisnis yang
terdiri dari subsistem sarana produksi, subsistem budidaya, subsistem
pengolahan dan pemasaran dikembangkan melalui manajemen agribisnis yang
baik dan dalam satu sistem yang utuh dan terkait (Oelviani, 2013).
Agribisnis merupakan sistem yang mencakup lima subsistem yaitu
sarana produksi, subsistem produksi, subsistem pengolahan hasil, subsistem
pemasaran dan subsistem kelembagaan. Masing-masing subsistem tidak dapat
terlepas satu sama lain. Indonesia dengan jumlah penduduk yang diperkirakan
mencapai 278 juta jiwa pada tahun 2030, menimbulkan tantangan yang
kompleks dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Usaha untuk memenuhi
7

kebutuhan pangan antara lain adalah dengan peningkatan produksi dan


diversifikasi. Dua hal tersebut termasuk dalam kegiatan agribisnis. Agribisnis
perlu dikembangkan untuk mendukung proses pembangunan dan terwujudnya
ketahanan pangan. Pangan merupakan kebutuhan dasar yang harus terpenuhi
(Sumastuti, 2011).
Agribisnis berasal dari kata agribusinees, dimana agriculture artinya
pertanian dan business artinya usaha atau kegiatan yang menghasilkan
keuntungan. Agribisnis (agribusiness) didefinisikan sebagai usaha atau
kegiatan pertanian dan terkait dengan pertanian yang berorientasi pada
keuntungan. Definisi agribisnis secara lengkap adalah kegiatan yang
berhubungan dengan penanganan komuditi pertanian dalam arti luas, yang
meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
masukan dan keluaran produksi (agroindustri), pemasaran masukan-keluaran
pertanian dan kelembagaan penunjang kegiatan (Dananjaya, 2014).
Agribisnis merupakan bisnis yang berbasiskan pertanian. Pelaku
agribisnis selain usahanya berbasiskan pertanian, motivasinya mencari
keuntungan melalui kegiatan transaksi. Bisnis dilakukan oleh banyak petani,
nelayan, peternak, pekebun, pedagang, pengolah, pedagang sarana produksi
(saprodi), jasa pengemasan, transportasi dan jasa-jasa yang terkait agribisnis
lainnya. Usahanya dapat pribadi, seperti usaha rumah tangga (home industry)
para petani, nelayan, peternak dalam berbentuk badan usaha baik perorangan
atau pribadi (single or individual proprietorship), persekutuan (partnership)
dan perseroan (badan hukum) seperti swasta (CV dan PT), BUMN dan koperasi
(Rahim, 2008).
Lingkungan agribisnis telah berubah secepat perubahan pada aspek
lingkungan global lebih dari satu dekade. Perubahan ini dilihat sebagai
fenomena globalisasi yang disebabkan oleh perkembangan teknologi yang
cepat dan perubahan harapan orang terhadap apa yang diproduksi dan
bagaimana itu diproduksi. Ide pendorong di belakang globalisasi adalah
kapitalisme pasar bebas (Muflikh, 2009).
8

C. Manajemen Agribisnis
Manajemen agribisnis pada prinsipnya adalah penerapan manajemen
dalam sistem agribisnis. Manajemen dikatakan berhasil apabila memahami
konsep-konsep manajemen dalam agribisnis yang meliputi pengertian
manajemen, fungsi-fungsi manajemen, tingkatan manajemen, prinsip-prinsip
manajemen dan bidang-bidang manajemen. Manajemen agribisnis merupakan
suatu proses pencapaian tujuan usaha agribisnis dengan mengkoordinir dan
mengintegrasikan segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien.
Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen
secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif
dan efisien (Dananjaya, 2014).
Ekonomi agribisnis berkaitan dengan memahami bagaimana institusi,
organisasi, dan pasar mempengaruhi koordinasi vertikal dan horizontal.
Ekonomi dan manajemen agribisnis memerlukan konsep baru dengan kerangka
kerja yang baik, metodologi, wawasan serta memperbanyak membuka peluang
bisnis. Pertanian berkontribusi pengembangan lebih efisien dan efektif pasar
modal, keuangan dan institusi. Perlu adanya pengembangan lembaga kredit
yang layak bagi petani untuk mendapatkan pembiayaan pupuk, benih dan
pembelian bahan kimia. Adanya lembaga tersebut dapat mewujudkan ekonomi
manajemen agribisnis yang efektif dan efisien
(King, 2010).
Usaha agribisnis menghasilkan komoditi dengan tujuan untuk dijual
(baik untuk bahan baku industri maupun untuk konsumsi langsung), guna
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya, yaitu dengan meningkatkan
efisiensi yang tinggi. Manusia untuk memperoleh efisiensi harus melakukan
manajemen (pengelolaan) yaitu mendayagunakan sumber daya yang ada
meliputi 6 M yaitu man (manusia), money (uang), machine (mesin), material
(bahan), method (teknologi), market (pasar) seefisien mungkin dengan
menerapkan lima fungsi manajemen dan dinamika manajemen. Kesimpulannya
manajemen agribisnis adalah proses penggunaan sumber daya organisasi
dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
9

secara efektif dan efisien guna mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya


dalam usaha di bidang pertanian dari mulai proses produksi, penggunaan sarana
produksi, penanganan pasca panen, pengolahan hasil sampai pemasaran (Faqih,
2010).
Manajemen agribisnis sebagai suatu sistem terdiri dari lima subsistem
yaitu subsistem usahatani (on-farm), subsistem industri hulu sebagai penyedia
input (upstream), subsistem industri hilir, yang mengolah produk-produk
pertanian (downstream), subsistem pemasaran, dan subsistem penunjang
(supporting service). Permasalahan yang masih melekat pada sosok petani dan
kelembagaan petani di Indonesia adalah wawasan dan pengetahuan petani
terhadap masalah manajemen produksi maupun jaringan pemasaran masih
minim. Petani belum terlibat secara utuh dalam agribisnis dan aktivitas petani
masih terfokus pada kegiatan produksi (on farm) dan peran serta fungsi
kelembagaan petani sebagai wadah organisasi petani belum berjalan secara
optimal (Yudiarini, 2014).
Agribisnis secara umum mencakup bidang-bidang usaha yang sangat
luas dan pada prinsipnya dapat dikelompokkan ke dalam lima komponen yaitu
bidang usaha yang menyediakan dan menyalurkan sarana produksi dan mesin-
mesin pertanian, bidang produksi komoditas pertanian, industri pengolahan
hasil pertanian (agroindustri), pemasaran hasil-hasil pertanian dan pelayanan,
seperti perbankan, angkutan, asuransi atau penyimpanan. Berdasarkan pada
beberapa konsep di atas terlihat bahwa agribisnis merupakan paradigma baru
pembangunan perekonomian suatu wilayah. Agribisnis didasarkan pada
pemberian nilai tambah produk hayati menjadi produk bernilai tinggi secara
manfaat dan ekonomi (Anugrah, 2009).
D. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi merupakan salah satu aspek yang pada dasarnya
membutuhkan manajemen. Aspek manajemen produksi itu sendiri merupakan
proses kegiatan manajemen yang diterapkan dalam proses produksi.
Manajemen produksi mencakup tentang perencanaan produksi dan
pengendalian proses produksi yang di dalamnya terdapat pula pengambilan
10

keputusan dalam bidang persiapan dan proses produksi untuk jangka pendek,
menengah, atau panjang. Pengusaha diharapkan mampu berproduksi dengan
efisien (Swadaya, 2015).
Manajemen rantai pasokan adalah sebuah sistem yang melibatkan
proses produksi, pengiriman, penyimpanan, distribusi dan penjualan produk
dalam rangka memenuhi permintaan akan produk tersebut. Konsumen atau
pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap
produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak konsumen yang setia dan
menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan
perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan
terbuang percuma karena diminati konsumen. Pengintegrasian aliran produk
dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya
pada jalur distribusi (Wuwung, 2013).
Perkembangan lingkungan industri yang dinamis pada era global
seperti sekarang ini menjadi pemicu bagi banyak perusahaan untuk menggali
potensi yang dimiliki. Usaha-usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan
untuk memberikan produk terbaik kepada konsumen. Konteks produk yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen dalam pengertian manajemen
produksi dan operasi adalah kombinasi produk barang dan jasa. Keberhasilan
perusahaan dalam memberikan produk terbaik kepada konsumen meliputi
kombinasi di antara keduanya, yaitu barang dan jasa dalam porsi masing-
masing yang ideal menurut perusahaan (Widiyarto, 2012).
Kualitas produk yang baik secara langsung dapat meningkatkan
kepuasan konsumen, namun di sisi lain kualitas produk yang baik dapat pula
meningkatkan reputasi merk setelah konsumen tersebut puas. Hal ini
merupakan suatu konsekuensi yang logis ketika konsumen yang puas karena
mengkonsumsi produk dengan kualitas baik akan melakukan perekomendasian.
Kualitas produk merupakan satu-satunya variabel eksogen atau dengan kata lain
kualitas produk merupakan variabel awal yang mempengaruhi variabel lainnya.
Kualitas produk ternyata menjadi awal untuk
11

menciptakan konsumen yang loyal melalui kepuasan konsumen dan reputasi


merk terlebih dahulu (Hermawan, 2011).
Manajemen operasi merupakan kegiatan yang harus dilakukan untuk
sebagian besar terlibat dengan perusahaan yang merupakan bagian dari sektor
manufaktur. Manajemen operasi mengidentifikasi semua kegiatan yang perlu
direncanakan, mengembangkan dan meningkatkan proses bisnis yang terlibat
dalam pembuatan suatu produk atau dalam ketentuan layanan. Tidak hanya
merujuk ke proses manufaktur, tetapi juga untuk semua operasi yang terkait
dengan logistik dan pengembangan produk baru. Pentingnya manajemen oprasi
terkadang diabaikan, terutama di usaha kecil dan manajerial baru (Battistoni,
2013).
E. Perencanaan Proses Produksi
Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis adalah
bertujuan untuk memproduksi barang dalam waktu tertentu dengan kualitas
maupun kuantitas yang diharapkan dengan keuntungan yang maksimal.
Perencanaan produksi merupakan dasar bagi manajer untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Perencanaan produksi memerlukan pertimbangan dan
ketelitian dalam menganalisa setiap kebijaksanaan yang akan diambil.
Perencanaan adalah alat manajemen yang diakui dimana dapat menggambarkan
dimana akan mengerjakan, bagaimana dan kapan akan memulai dan sumber
daya apa yang akan kita manfaatkan
(Oktarini, 2013).
Beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi proses produksi
terhadap kualitas produk, antara lain pasar, uang, menejemen, manusia, bahan
dan mesin. Masing-masing faktor tersebut memiliki peran penting dalam suatu
mekanisme untuk lebih mudah mewujudkan kepuasan konsumen dalam proses
produksi. Konsumen dikatakan puas apabila terdapat kesesuaian antara harapan
konsumen setelah mengevaluasi suatu produk dengan pelayanan yang
diterimanya (Hermawati, 2016).
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana
sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
12

diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk


menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa. Proses produksi
adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang
dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Melihat kedua definisi
di atas, dapat diambil kesimpulan bahan proses produksi merupakan kegiatan
untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku
dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia
(Nur, 2017).
Proses dapat diartikan sebagai cara, metode maupun teknik untuk
penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu. Proses adalah
serangkaian aktivitas yang ditujukan untuk mencapai beberapa hasil serta dapat
menghasilkan nilai bagi perusahaan, dalam konteks produksi merupakan
sekumpulan aktivitas dan operasi yang terlibat dalam perubahan input menjadi
output. Produksi adalah suatu metode maupun teknik bagaimana kegiatan
penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan. Proses
produksi merupakan suatu kegiatan dengan melibatkan tenaga kerja manusia,
bahan serta peralatan untuk menghasilkan produk yang berguna
(Setiawati, 2014).
Rencana produksi industri manufaktur dikembangkan melalui tiga fase
yaitu rencana produksi, jadwal produksi induk dan perencanaan produksi
jangka pendek. Rencana produksi jangka pendek menerapkan kebijakan
komersial yang didefinisikan dalam analisis jangka panjang berdasarkan jangka
waktu satu tahun untuk penugasan sumber daya. Perusahaan dari setiap area
bisnis harus memiliki tenaga kerja dan kapasitas teknologi untuk memelihara
dan mengelola sumber daya secara efisien, hal itu berlaku di seluruh dunia.
Perencanaan produksi membuat ini memungkinkan dan memungkinkan tingkat
daya saing yang lebih tinggi (Mantilla, 2018).
BAB III
METODELOGI

A. Waktu Praktikum
Pelaksanaan praktikum Manajemen Agribisnis dilaksanakan pada hari
Senin, 23 April 2018 pukul 06.00 WIB - selesai.
B. Tempat Praktikum
Tempat pelaksanaan praktikum Manajemen Agribisnis di PT. Sido
Muncul (Jalan Soekarno Hatta Km. 28, Bergas, Klepu, Diwak, Bergas,
Semarang, Jawa Tengah 50552) dan di Hortimart Agro Center (Jalan Gatot
Subroto No. 55, Bawen, Semarang, Jawa Tengah 50661).
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam praktikum Manajemen
Agribisnis ada 2 yaitu:
1. Metode Dasar
a. Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak
digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Metode
deskriprif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang
diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek. Objek
dan subjek pada metode deskriptif dapat berupa orang, lembaga,
masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan
fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.
b. Metode Analisis
Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data
menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami
dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, tertutama masalah yang
berkaitan dengan penelitian. Analisis data dilakukan untuk menubah
data hasil dari penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa
dipergunakan dalam mengambil kesimpulan. Tujuan dari analisis data

13
14

ialah untuk mendeskripsikan data sehingga bisa dipahami lalu untuk


membuat kesimpulan atau menarik kesimpulan mengenai karakteristik
populasi berdasarkan data yang didapatkan dari sampel dan biasanya
dibuat berdasarkan pendugaan dan pengujian hipotesis.
2. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Metode wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal.
Komunikasi verbal merupakan semacam percakapan yang bertujuan
memperoleh informasi. Metode pengumpulan data dengan cara tanya
jawab yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan pada tujuan
penelitian.
b. Pencatatan
Metode pencatatan bertujuan untuk menjaga keutuhan dan
kevalidan data yang diperoleh dalam praktikum ini. Metode pencatatan
merupakan bentuk pengumpulan data, bukti, dan keterangan-keterangan
dari berbagai media. Langkah yang digunakan dalam penelitian ini
dimaksudkan agar tidak ada satu pun gejala yang lepas dari pengamatan
peneliti. Pencatatan dilakukan secara sistematis, yaitu dengan
memasukkan setiap gejala yang diamati ke dalam kategori-kategori
tertentu.
c. Observasi
Metode obsevasi diartikan sebagai pengamatan dengan
menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Peneliti melakukan pengamatan terhadap
fenomena, peristiwa atau kejadian di lokasi penelitian. Hasil observasi
dapat mendeskripsikan hal-hal yang sedang terjadi dari sudut pandang
peneliti ketika melakukan sesuatu dalam kondisi tertentu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hortimart Agrocenter
1. Gambaran Umum Hortimart Agrocenter
Hortimart Agrocenter merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang agribisnis. Perusahaan ini didirikan oleh Ir. Budi
Dharmawan sejak tahun 1979. Hortimart Agrocenter terletak di Jalan Gatot
Subroto Nomor 55 Kelurahan Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang, Jawa Tengah 50661. Hortimart Agrocenter berada di jalan utama
Solo-Semarang dan Jogja-Semarang. Letak geografis kebun Hortimart
Agrocenter mempunyai keadaan tanah yang berbukit-bukit dengan
ketinggian kebun ± 450 mdpl. Hortimart Agrocenter memiliki tiga kebun
produksi.
Luas lahan Hortimart Agrocenter saat ini sekitar 25 hektar, dimana
80% dari luas lahannya digunakan untuk tanaman buah-buahan dan 10%
ditanami sayuran dan sisanya lagi adalah bangunan. Bangunan yang berada
di Hortimart Agrocenter seperti Agro Mart (menjual buah-buahan hasil
pertanian), Agro Resto (menjual buah dan sayuran yang sudah diolah), Agro
Tour (menyediakan sarana angkutan untuk konsumen yang ingin berkeliling
kebun), Agro Estate (tempat penanaman sayuran) dan Agro Supply
(menyediakan dan menjual sayuran organik).
Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya
mengkonsumsi buah sudah cukup tinggi berdampak pada banyaknya
permintaan terhadap buah khususnya di Hortimart Agrocenter. Banyaknya
permintaan tersebut menyebabkan Hortimart Agrocenter sering mengalami
kehabisan stok buah. Hortimart Agrocenter melakukan kerja sama dengan
perusahaan plantera yang juga membudidayakan buah-buahan yang kurang
lebih hampir sama jenisnya seperti di Hortimart Agrocenter untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Plantera sendiri terletak di Desa
Sidokumpul, Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

15
16

Tanaman buah-buahan yang ditanam dan dibudidayakan di Hortimart


Agrocenter ada berbagai macam jenis. Buah-buahan tersebut diantaranya
ada labu jepang, sirsat madu, srikaya, alpukat mentega, jeruk keprok,
pisang, jeruk bali, pepaya hongkong, jambu getas, srikaya dan lain-lain.

Gambar 1. Logo Hortimart Agrocenter


a. Sejarah Berdirinya Hortimart Agrocenter
Dr. Ir. Januar Darmawan dan Ir. Budi Darmawan mendirikan PT
Hortimart Utama pada tahun 1970. PT Hortimart Utama hanya
digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga. Area tersebut mulai
ditanami tanaman jeruk, kelengkeng, rambutan, dan durian pada tahun
1972. PT Hortimart Utama mengalami kemunduran pada tahun 1979.
Persahaan tersebut digantikan oleh PT Jasa Dharma Utama yang
merupakan gabungan dari beberapa perusahaan bidang pertanian dan
dikelola oleh badan hukum tersendiri seperti UFI dan perkebunan
cengkeh. PT Jasa Dharma Utama bubar pada tahun 1984, hal ini
menyebabkan perusahaan-perusahaan yang dinaunginya berdiri sendiri.
PT Hortimart Utama mulai bangkit kembali pada tanggal
2 Februari 1984. Perusahaan ini melakukan usaha pembibitan tanaman
buah yang dilakukan di kebun. Kebun PT Hortimart Utama terkenal
dengan jeruk yang sangat menarik perhatian. Hal ini merupakan asal
mula dilakukannya pembibitan tanaman jeruk secara mini grafting
yang dikelola oleh Ir. Heru Pamenang. Pembibitan mini grafting
dikembangkan pada tanaman durian dan melinjo.
Usaha PT Hortimart Utama berkembang pesat, namun pada tahun 1997
ditutup karena mengalami kebangkrutan.
17

PT Hortimart Utama mulai dibuka kembali tahun 1999 dan


berganti nama menjadi PT Hortimart Agrocenter dibawah pimpinan C.
Widodo Utomo, M.Sc. PT Hortimart Agrocenter merintis kembali usaha
PT Hortimart Utama yang mengalami kebangkrutan. Sejak tahun 2005
hingga sekarang, PT Hortimart Agrocenter dikelola oleh Ir. Budi
Darmawan yang merupakan pemilik PT Hortimart Agrocenter.
b. Visi dan Misi Hortimart Agrocenter
Visi dan Misi dari Hortimart Agrocenter adalah sebagai berikut:
1) Visi Hortimart Agrocenter
Visi dari Hortimart Agrocenter adalah mensejahterakan para
petani di Kecamatan Bawen dan menjadikan Hortimart Agrocenter
sebagai tempat agro wisata.
2) Misi Hortimart Agrocenter
Misi dari Hortimart Agrocenter adalah sebagai berikut:
a) Membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar.
b) Mendapatkan keuntungan.
c. Struktur Organisasi Hortimart Agrocenter
Struktur organisasi Hortimart Agrocenter adalah sebagai berikut:

Direktur
Budi
Darmawan

General
Sekretaris Manager Akuntan
Widodo Ahsana Ika
Damayanti

Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala


bagian bagian bagian bagian bagian
Divisi Divisi Divisi Divisi Divisi
Agro Agro Agro Agro Agro
Tour Supply Mart Estate Resto
Gambar 2. Struktur Organisasi Hortimart Agrocenter
18

Keterangan:
1) Managing Director (MD)
Managing director bertugas sebagai seorang komunikator,
pengambil keputusan, pengelola, dan eksekutor. Managing director
berperan sebagai pengambil keputusan mencakup keputusan
penting terkait kebijakan dan strategi. Managing director
memotivasi karyawan dan menggerakkan perubahan dalam
organisasi. Managing director mengawasi operasi organisasi setiap
hari, bulan dan tahun.
2) Wakil Managing Director
Wakil managing director bertugas untuk membantu tugas
seorang MD. Wakil managing director juga bertanggung jawab
penuh terhadap MD. Wakil managing director bertugas untuk
membantu MD sebagai seorang komunikator, pengambil keputusan,
pengelola, dan eksekutor.
3) General Manager Pasar
General manager pasar bertugas untuk merencanakan
strategi pemasaran perusahaan secara menyeluruh agar dapat
berjalan secara optimal. General manager pasar memonitor
pelaksanaan kebijakan dan strategi pemasaran serta memastikan
kelancaran pelaksanaannya. General manager pasar mengontrol dan
mengevaluasi implementasi strategi pemasaran agar memperoleh
pemasaran strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun
berikutnya. General manager pasar mengevaluasi dan menganalisa
hasil implementasi strategi pemasaran perusahaan serta mencari
usulan atas pemecahan masalah yang timbul. General manager
pasar bertanggung jawab penuh atas kegiatan penjualan dan
pembelian berbagai komoditas yang ada.
4) General Manager Kebun atau Agro Supply
General manager kebun bertugas untuk merencanakan
strategi kebun perusahaan secara menyeluruh agar dapat berjalan
19

secara optimal. General manager kebun memonitor pelaksanaan


kebijakan dan strategi kebun serta memastika kelancaran
pelaksanaannya. General manager kebun mengontrol dan
mengevaluasi implementasi strategi kebun agar memperoleh
masukan strategis sebagai usulan untuk kebijakan tahun berikutnya.
General manager kebun mengevaluasi dan menganalisa hasil
implementasi strategi kebun persahaan serta mencari usulan atas
pemecahan masalah yang timbul. General manager kebun
bertanggung jawab terhadap kegiatan dilapangan meliputi kegiatan
pembibitan, pengelolaan, dan pengawasan hasil kebun.
5) General Manager Resto atau Wisata
General manager resto atau wsata bertugas untuk
merencanakan strategi perusahaan di sektor resto dan agro wisata
secara menyeluruh agar dapat berjalan secara optimal. General
manager resto atau wisata memonitor pelaksanaan kebijakan dan
strategi perusahaan di sektor resto dan agro wisata serta memastikan
kelancaran pelaksanaannya. General manager resto atau wisata
mengontrol dan mengevaluasi implementasi strategi perusahaan di
sektor resto dan agro wisata agar memperoleh masukan strategis
sebagai masukan untuk kebijakan tahun berikutnya. General
manager resto atau wisata mengevaluasi dan menganalisa hasil
implementasi strategi perusahaan disektor resto dan agro wisata
serta mencari usulan atas pemecahan masalah yang timbul. General
manager resto atau wisata bertanggung jawab atas kegiatan yang
berada dalam lingkup resto dan wisata.
6) Manajer Accounting, Keuangan, Umum, SDM dan Sekretariat
Manajer accounting, keuangan, umum, SDM dan sekretariat
bertugas untuk merencanakan rencana kerja bidang accounting,
keuangan, umum, SDM dan sekretariat. Tugas selanjutnya adalah
mengorganisasikan dan mengatur seluruh kegiatan di bidang
accounting, keuangan, umum, SDM dan
20

sekretariat. Tugas manager accounting, keuangan, umum, SDM dan


sekretariat mencakup pembuatan anggaran, pembuatan laporan
realisasi anggaran gaji, serta pembuatan laporan secara berkala
untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan.
7) Manajer Prasarana
Manajer prasarana bertugas untuk merencanakan rencana
kerja bidang prasarana. Manajer prasarana juga memiliki tugas lain
untuk mengorganisasikan dan mengimplementasikan kegiatan
bidang prasarana. Manajer prasarana juga memiliki fungsi
pengawasan yaitu untuk mengontrol seluruh kegiatan yang ada di
bidang prasarana. Manajer prasarana bertanggung jawab penuh atas
kegiatan yang ada di bidang prasarana.
8) Manajer Kebun
Tugas dan tanggung jawab manajer kebun adalah
merencanakan rencana kerja kebun dan kegiatan kebun. Manajer
kebun. Manajer kebun memiliki fungsi pelaporan untuk melaporkan
hal-hal seperti, output, jenis bahan yang digunakan, kondisi
perkebunan, serangan hama atau yang lainnya. Manajer kebun juga
bertugas untuk membuat laporan analisis pekerjaan, apakah ada
kendala di lapangan atau tidak.
9) Manajer Agro Supply
Tugas dan tanggung jawab manajer Agro Supply adalah
merencanakan rencana Agro Supply. Manajer Agro Supply bertugas
untuk mengorganisasikan dan mengimplementasikan kegiatan Agro
Supply. Tugas selanjutnya dari manajer Agro Supply adalah
mengontrol seluruh kegiatan yang ada dikebun serta bertanggung
jawab penuh atas kegiatan yang ada di Agro Supply.
10) Manajer Penjualan
Manajer penjualan bertugas untuk merencanakan,
mengarahkan, atau mengkoordinaskan distribusi dari produk atau
layanan kepada pelanggan. Manajer penjualan juga bertugas untuk
21

menyelesaikan keluhan pelanggan tentang penjuaalan dan


pelayanan. Tugas selanjutnya dari seorang manajer penjualan adalah
menentukan jadwal harga dan tarif diskon, membuat laporan
operasional untuk proyek penjualan dan menentukan keuntungan.
11) Manajer Pembelian
Manajer pembelian bertugas untuk membuat perencanaan
seluruh kegiatan pembelian. Manajer pembelian juga bertugas untuk
melakukan pembelian ke luar kantor sekaligus membuat laporan
pembelian dan pengeluaran barang. Manajer pembelian memiliki
tugas-tugas lain seperti, menganalisa calon supplier dan melakukan
negosiasi harga, menentukan jumlah barang yang akan dibeli dan
memastikan ketersediaan barang di gudang dengan mekanisme
audit.
12) Manajer Resto
Tugas dan tanggung jawab seorang manajer resto adalah
merencanakan seluruh rencana kegiatan resto. Manajer resto juga
bertugas untuk melakukan pengawasan pada seluruh pegawai resto
agar selalu konsisten dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
Manajer resto memiliki tugas lain untuk membuat penjadwaan
pegawai, pembuatan anggaran, perencanaan acara dan layanan
pelanggan.
13) Manajer Wisata
Tugas dan tanggung jawab manajer wisata adalah
merencanakan rencana kegiatan agro wisata. Manajer wisata
mengorganisasikan dan mengimplementasikan kegiatan agro
wisata. Manajer wisata memiliki tugas-tugas lain seperti, menjaga
semua fasilitas wisata agar dapat bekerja sesuai harapan, mengontrol
jumlah penjualan di tempat wisata dan mampu meningkatkan
potensi yang bisa meningkatkan penjualan di tempat wisata.
22

2. Manajemen Produksi Hortimart Agrocenter


Hortimart Agrocenter yang mempunyai slogan mengembalikan
harga diri petani Indonesia dengan cara memakmurkan petani dengan
menanam buah unggul nomor satu di dunia baik kualitas maupun kuantitas.
Hortimart dalam mengimplementasikan slogan tersebut membuat suatu
manajemen produksi. Manajemen produksi adalah salah satu cabang
manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan
menambah kegunaan suatu barang dan jasa, dengan demikian manajemen
produksi menyangkut pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
proses produksi untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
Manajemen produksi menurut Sudiro (2013), merupakan konsep-
konsep bisnis akan berkualitas bilamana manajemen dijalankan dengan baik
seiring dengan perubahan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh perusahaan. Manajemen produksi dan operasional adalah suatu desain,
operasional dan perbaikan sistem untuk menciptakan produk utama dan
servis. Fungsi produksi dan operasional suatu bisnis mencakup semua
aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa.
Penerapan manajemen produksi pada Hortimart Agrocenter dapat
dilihat dari pembagian produk layanan menjadi bebrapa divisi, yakni Agro
Estate, Agro Mart, Agro Resto, Agro Supply, dan Agro Tour. Produk
layanan tersebut tentu tidak dapat dijalankan apabila tidak ada manajemen
produksi. Manajer bagian produksi bertugas mengelola kelima produk
layanan supaya divisi tersebut dapat berjalan sesuai prosedur. Manajer
bagian produksi akan terjun langsung ke lapangan, mulai dari mengawasi
bagian penanaman, perawatan, hingga produk layanan lain seperti restoran
dan tempat pemasaran langsung (Agro Mart).
Hortimart Agrocenter memiliki tenaga kerja yang membantu
masing-masing divisi, mulai dari proses tanam hingga pasca panen.
Data dari setiap divisi selalu dikontrol guna mengantisipasi degradasi dari
tahun sebelumnya yang mana akan menentukan keberjalanan usaha.
23

Penunjukkan pejabat yang bertanggung jawab atas persediaan selain


ditentukan oleh kualifikasi yang umum juga ditentukan oleh besarnya
perusahaan, kepribadian pimpinan perusahaan dan ruang lingkup
pengawasan. Menurut Thontowie (2011), penugasan persediaan bahan baku
produksi berdasarkan persediaan, tanggung jawab lebih tepat diberikan
kepada bagian perencanaan produksi.
Sistem informasi produksi terdiri dari tiga subsistem input dan
empat subsistem output. Sistem informasi akuntansi menangkap data
langsung (real time) yang menjelaskan penggunaan sumber daya fisik.
Subsistem industrial engineering menyediakan standar produksi yang
memudahkan management by exception. Menurut Surja (2014), subsistem
intelijen manufaktur memungkinkan manajemen mengetahui
perkembangan terakhir mengenai kegiatan serikat pekerjanya dan pemasok.
Inovasi dan perencanaan selalu diterapkan guna melakukan prinsip
manajemen yang baik oleh Hortimart Agrocenter.
Aspek penting dalam manajemen produksi antara lain perencanaan,
pengendalian, dan pengawasan produksi. Manajemen produksi dipengaruhi
bagaimana seorang manajer mampu mengatur pembagian kerja agar
berjalan dengan baik. Faktor kedua yang mempengaruhi adalah bagaimana
cara manajer mampu melakukan revolusi industri yang memiliki arti bahwa
dalam pemenuhan target dibutuhkan kinerja yang konsisten, maka dari itu
mengganti tenaga manusia dengan tenaga mesin juga sangat diperlukan
dalam manajemen produksi.
3. Perencanaan Proses Produksi Hortimart Agrocenter
Perencanaan produksi merupakan aktifitas untuk menetapkan
produk yang akan diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk
tersebut harus selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Perencanaan
yang dilakukan Hortimart Agrocenter dimulai dari proses pembibitan
hingga panen. Tenaga kerja sudah ditempatkan pada masing-masing bidang
sesuai keahliannya sehingga dapat menghasilkan produk yang baik dan
berkualitas. Masing-masing bidang tersebut dari proses pembibitan,
24

pembuatan pupuk, pengelolaan lahan, proses panen, pengemasan hingga


pemasarannya.
Hortimart Agrocenter memiliki lima produk layanan yaitu Agro
Estate, Agro Mart, Agro Resto, Agro Supply, dan Agro Tour. Agro estate
merupakan tempat penanaman sayuran. Agro mart merupakan market yang
menjual berbagai macam produk buah-buahan segar yang memiliki kualitas
yang cukup bagus. Agro Resto merupakan sarana untuk menjual buah dan
sayuran yang sudah di olah. Agro Supply menyediakan dan menjual benih
dan bibit sayuran atau buah organik. Agro Tour menyediakan sarana
angkutan untuk konsumen yang ingin berkeliling kebun.
Perencanaan produksi yang dilakukan Hortimart Agrocenter yaitu
dengan perencanaan proses pembibitan, persemaian bibit, pengelolaan
lahan hingga panen dan pengemasan produk. Perencanaan produksi tersebut
dilakukan guna memenuhi kelima layanan yang tersedia di Hortimart
Agrocenter. Perencanaan produksi yang diharapkan adalah perencanaan
produksi yang meminimalkan total biaya yang ada dengan tetap memenuhi
permintaan dari konsumen, mengoptimalkan penggunaan
sumberdaya, dan memenuhi pendapatan minimum yang diharapkan
pekerja. Menurut Astuti (2013), perencanaan produksi perlu adanya
optimasi produksi yaitu suatu cara untuk merencanakan atau mengatur
penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti bahan baku,
tenaga kerja, modal kerja, fasilitas produksi supaya dapat memenuhi
permintaan konsumen, mengoptimalkan bahan baku yang ada dan agar
proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Perencanaan proses produksi harus diimbangi dengan pengendalian
proses produksi. Menurut Hadiguna dan Machfud (2008), pengendalian
produksi merupakan fungsi untuk menggerakan barang melalui siklus
manufaktur keseluruhan dari pengadaan bahan baku sampai dengan
pengiriman produk jadi, sedangkan pengendalian persediaan adalah
aktivitas-aktivitas dan teknik-teknik penjagaan stok barang-barang pada
25

tingkat tertentu, baik berupa bahan baku, barang dalam proses dan produk
jadi. Hortimart Agrocenter melakukan tindakan-tindakan pengendalian-
pengendalian produksi antara lain pada layanan Agro Estate yaitu dengan
penanaman sayuran yang sesuai dengan kondisi lahan serta yang sesuai
kondisi pasar. Agro Mart yaitu pemasaran buah dan sayuran sudah terdapat
pasarnya sendiri maupun disesuaikan sesuai pesanan satu bulan sebelumnya
sehingga dijadwalkan tanaman yang sudah siap di pasarkan untuk satu bulan
yang akan datang. Agro Resto yaitu dengan mengolah buah dan sayur yang
dapat menarik pengunjung, hortimart agrocenter akan melakukan food
taster terlebih dahulu pada produk olahan yang baru dikenalkan. Agro
Supply menyediakan dan menjual benih dan bibit sayuran atau buah organik
yang pengendaliannya berupa pembibitan dan penyemaian biji oleh tenaga
ahli dengan jumlah stok tanaman yang disesuaikan dengan pemasarannya.
Menurut Amri (2012), sistem perencanaan produksi meliputi
perencanaan agregat, perencanaan agregat berarti menggabungkan
sumberdaya-sumberdaya yang sesuai dengan istilah-istilah yang lebih
umum dan menyeluruh. Agregat juga berarti penjadwalan dilakukan secara
keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumberdaya yang
terbatas sama. Hortimart Agrocenter menerapkan penjadwalan masa tanam
hingga panen dan kemudian waktu pemasarannya. Terdapat pula
pemesanan terlebih dahulu kepada Hortimart Agrocenter sehingga terdapat
tenggang waktu yang dapat dilakukan untuk merencanakan dan melakukan
permintaan sesuai jadwal yang diminta.

B. PT Sidomuncul
1. Gambaran Umum PT Sidomuncul
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk adalah perusahaan
jamu tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.
Tahun 1940 di Yogyakarta dan dikelola oleh
Ny. Rahkmat Sulistio, Sidomuncul yang semula berupa industri rumahan
ini secara perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal
26

seperti sekarang ini. Tahun 1951, Sidomuncul mulai berdiri. Tanggal 11


November 2000, Sidomuncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran.
Sidomuncul memperoleh dua penghargaan yaitu Cara Pembuatan Obat
Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat ini yang menjadikan
Sidomuncul sebagai perusahaan jamu pertama di Indonesia yang
berstandarisasi farmasi.
Sidomuncul merupakan perusahaan jamu pertama di Indonesia yang
berstandarisasi farmasi. Logo jamu Sidomuncul yang berupa ibu dan
anaknya adalah gambar Ny. Rahkmat Sulistio, pendiri jamu Sidomuncul
beserta cucunya, Irwan Hidayat. Irwan Hidayat saat itu berusia 4 tahun.
Irwan Hidayat sejak tahun 1972 sampai sekarang adalah Presiden Direktur
PT Sidomuncul. Sidomuncul terletak di Jalan Soekarno Hatta Km. 28
Kecamatan Bergas, Klepu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50552,
Indonesia.
Perusahaan jamu Sidomuncul menargetkan pertumbuhan penjualan
tahun 2013 naik 10% hingga 15% dari tahun lalu. Irwan Hidayat, Presiden
Direktur PT Sidomuncul menyatakan pertumbuhan penjualan jamu yang
secara industri menunjukkan tren positif sehingga PT Sidomuncul berani
meningkatkan jumlah kapasitas produksi untuk tolak angin sebesar 30%
dari 400 ton per bulan di tahun lalu. Tolak angin yang berada di bawah
naungan Sidomuncul merupakan produk herbal yang terbuat dari bahan
baku alami dan pada proses pembuatannya tidak menggunakan bahan kimia
yang berbahaya atau dapat juga disebut green product. Bahan-bahan yang
digunakan menggunakan ekstrak zat aktif tanaman obat dengan tidak
menyertakan kandungan pati (starch) yang tidak bermanfaat.
27

Gambar 3. Logo PT Sidomuncul


a. Sejarah Berdirinya PT Sidomuncul
Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie
bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio. Siem Thiam Hie lahir pada
tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 sedangkan Ibu
Rakhmat Sulistio lahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go
Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983. Berbekal kemahiran Ibu
Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-
rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di
Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang
saat itu menggunakan nama jamu tujuh angin. Perang kolonial Belanda
yang kedua di tahun 1949, membuat mereka mengungsi ke Semarang
dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sidomuncul, yang artinya
“impian yang terwujud”. Jalan Mlaten Trenggulun Nomer 104 itulah,
tempat usaha jamu rumahan dimulai dengan dibantu oleh tiga orang
karyawan. Banyaknya permintaan terhadap kemasan jamu yang lebih
praktis, mendorong beliau memproduksi jamu tolak angin dalam bentuk
serbuk. Produk ini mendapat tempat di hati masyarakat sekitar dan
permintaannya pun terus meningkat.
Pada tahun 1970, dibentuk persekutuan komanditer dengan nama
CV Industri Jamu & Farmasi Sidomuncul. Tahun 1975, bentuk usaha
industri jamu pun berubah menjadi perseroan terbatas dengan nama PT
Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul, dimana seluruh usaha dan aset
dari CV Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul
28

digabungkan dan dilanjutkan oleh perseroan terbatas ini.


Perkembangannya, pabrik yang terletak di Jalan Mlaten Trenggulun
ternyata tidak mampu lagi memenuhi kapasitas produksi yang semakin
besar. Permintaan pasar yang semakin tinggi, membuat generasi kedua
dari pendiri PT Sidomuncul Desy Sulistio, memutuskan untuk
memindahkan pabrik ke lingkungan industri kecil di Jalan Kaligawe
Semarang pada tahun 1984. Pembangunan pabrik yang dilengkapi
dengan fasilitas modern, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini,
dan menjadi pelopor perusahaan jamu dengan standar farmasi.
Mengantisipasi kemajuan masa mendatang, Sidomuncul merasa perlu
untuk membangun pabrik yang lebih besar dan modern, maka pada
tahun 1997 diadakan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baru
di Klepu, Ungaran, oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dan disaksikan
Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan saat itu. Pabrik baru
yang berlokasi di Klepu, kecamatan Bergas, Ungaran dengan luas
sekitar 30 hektar tersebut diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan
Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia, pada 11 November 2000.
Sidomuncul mulai mengembangkan bisnisnya yang awalnya
hanya berkonsentrasi di bidang jamu (herbal), maka pada tahun 2004
Sidomuncul membuat divisi baru yaitu “divisi food”. Produk pertama
yang dibuat adalah minuman energi “kuku bima energi” dengan rasa
original. Produk berikutnya adalah permen yaitu permen tolak angin,
permen jahe wangi dan permen kunyit asam. Produk minuman
kesehatan seperti Sidomuncul vitaminc-1000, kuku bima kopi ginseng,
kopi jahe sido muncul. susu jahe, alang sari plus, colla mill. Produk-
produk yang telah diproduksi sampai saat ini oleh Sidomuncul ada lebih
dari 250 jenis produk dengan produk unggulan tolak angin, kuku bima
energi, alang sari plus, kopi jahe sido muncul, kuku bima kopi ginseng,
susu jahe, jamu komplit dan kunyit asam. Produk-produk Sido Muncul
telah berhasil di ekspor ke beberapa negara Asia
29

Tenggara (Malaysia, Singapore, Brunei), Australia, Korea, Nigeria,


Algeria, Hong Kong, USA, Saudi Arabia, Mongolia dan Rusia.
Tanggal 18 November 2013, Sidomuncul yang memiliki 109
distributor di seluruh Indonesia kembali melakukan perubahan.
Perusahaan keluarga ini memilih naik kelas menjadi perusahaan terbuka
dengan tujuan agar perusahaan ini langgeng dan dipercaya oleh
masyarakat. PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul, Tbk saat ini
telah menjadi pabrik jamu terbesar di Indonesia dan masih akan terus
berkembang dan kini tercatat dengan kode saham dari perseroan di
bursa efek Indonesia.
b. Visi dan Misi PT Sidomuncul
Visi dan Misi dari PT Sidomuncul adalah sebagai berikut:
1) Visi Hortimart PT Sidomuncul
Visi dari PT Sidomuncul adalah menjadi perusahaan obat
herbal, makanan minuman kesehatan, dan pengolahan bahan baku
herbal yang terkemuka dan memberikan manfaat bagi masyarakat
dan lingkungan..
2) Misi Hortimart PT Sidomuncul
Misi dari PT Sidomuncul adalah sebagai berikut:
a) Mengembangkan produk-produk berbahan baku herbal yang
rasional, aman dan jujur berdasarkan penelitian.
b) Mengembangkan penelitian obat-obat herbal secara
berkesinambungan.
c) Membantu dan mendorong pemerintah, institusi pendidikan,
dunia kedokteran agar lebih berperan dalam penelitian dan
pengembangan obat dan pengobatan herbal.
d) Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
membina kesehatan melalui pola hidup sehat, pemakaian bahan-
bahan alami, dan pengobatan secara naturopathy.
e) Melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) yang
intensif.
30

f) Mengelola perusahaan yang berorientasi ramah lingkungan.


g) Menjadi perusahaan obat herbal yang mendunia.
c. Struktur Organisasi PT Sidomuncul
Struktur organisasi PT Sidomuncul adalah sebagai berikut:

Rapat Umum
Pemegang Saham

Dewan Komisaris

Direksi

Direktur Utama Komite Audit

Sekretaris Audit Internal


Perusahaan

irektur Direktur
Direktur Pemasaran
Keuangan Operasional

Manajer Produk Direktur Manajer Produksi


Keuangan

wadahManajer Manajer Penelitian


Penelitian Manajer dan Pengembangan
Akuntansi
n suhuManajer Manajer Logistik
Promosi

Manajer Sumber
Daya Manusia
Gambar 4. Struktur Organisasi PT Sidomuncul
Keterangan:
1) Dewan Komisaris
Dewan komisaris bertugas untuk melakukan pengawasan
atas kebijakan pengurus, baik perseroan maupun usaha perseroan.
31

Dewan komisaris juga bertugas untuk memberi nasihat kepada


direksi. Tugas dewan komisaris seanjutnya adalah mengevaluasi
seluruh rencana kerja dan anggaran perusahaan,
2) Direksi
Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan
tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan
tujuannya. Anggota direksi bertanggungjawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan anggaran dasar perseroan. Direksi bertugas untuk
melakukan segala hal yang berhubungan dengan pengurusan
perusahaan.
3) Direktur Utama
Direktur utama bertugas untuk mengkoordinasi semua
kegiatan yang berhubungan dengan ketenagakerjaan. Direktur
utama juga bertugas untuk membuat peraturan bagi karyawan.
Direktur utama memiliki tugas lain untuk memilih, dan menetapkan,
mengawasi tugas dari karyawan dan manajer.
4) Komite Audit
Komite audit bertugas dan bertanggung jawab untuk
memberikan pendapat kepada dewan komisaris mengenai laporan
atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada dewan komisaris.
Komite audit juga bertugas untuk mengidentifikasi hal-hal yang
memerlukan perhatian komisaris. Tugas selanjutnya adalah
menelaah laporan keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan
kepada publik.
5) Direktur Keuangan
Direktur keuangan bertugas untuk mengkoordinasi semua
kegiatan keuangan. Direktur keuangan juga bertugas untuk
merencanakan anggaran perusahaan. Tugas direktur keuangan
selanjutnya adalah membuat draf gaji dan menentukan kebijakan
pengeluaran dan pemasukan perusahaan.
32

6) Manajer Produksi
Manajer Produksi bertugas untuk membuat rencana produksi
sesuai dengan target pemasaran dan pengorganisasian jadwal
produksi. Tugas manajer produksi yang lainnya adalah
memperkirakan, negosiasi dan menyetujui anggaran dan rentang
waktu dengan klien dan manajer yang lain. Manajer Produksi
bekerjasama dengan laboratorium dalam pelaksanaan proses
produksi.
7) Manajer R & D
Manajer R & D bertugas untuk melakukan penelitian dan
pengembangan produk baru. Manajer R & D juga bertugas untuk
mengawasi pelaksanaan teknis dan kualitas produksi. Tugas manajer
R & D selanjutnya adalah menetapkan standar bahan baku dan
produk jadi, serta membuat laporan internal produksi.
8) Manajer Keuangan
Manajer keuangan bertugas untuk mengkoordinasi semua
kegiatan dibagian keuangan. Tugas manajer keuangan antara lain
membuat anggaran, membuat laporan realisasi anggaran gaji, serta
membuat laporan secara berkala untuk mengetahui perkembangan
usaha yang dijalankan. Manajer keuangan bertanggung jawab penuh
pada keuangan perusahaan dan mengambil keputusan penting dalam
investasi dan pembelanjaan perusahaan.
9) Manajer Akuntansi
Manajer akuntansi bertugas untuk membuat laporan secara
berkala untuk mengetahui perkembangan usaha yang dijalankan.
Manajer akuntansi juga bertugas untuk membantu kepala bagian
administrasi dalam membuat pembukuan, baik dalam pembuatan
faktur-faktur pembelian dan pemasaran barang dari perusahaan lain.
Manajer akuntansi bertanggung jawab dalam mengontrol dan
mengevaluasi pencatatan neraca R/L dan aktivtas akunting lainnya
agar dapat berjalan secara tepat dan akurat.
33

2. Manajemen Produksi PT Sidomuncul


Manajemen produksi merupakan salah satu kegiatan dalam suatu
perusahaan yang berhubungan dengan penciptaan barang atau jasa.
Manajemen ini penting bagi suatu perusahaan karena erat kaitannya dengan
suatu produk atau beberapa produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan
tersebut dengan beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut
dapat berupa biaya produksi, bahan baku, teknologi, dan sebagainya.
Manajemen produksi merupakan rangkaian pola pikir mengenai
aturan dan bagaimana mengatur dan membagi sistem produksi yang sudah
serta telah direncanakan. Masukan dalam manajemen produksi dapat berupa
gagasan maupun ide yang dapat diaplikasikan secara konkreat dalam
perusahaan khususnya di PT. Sidomucul, baik mengenai standar bahan
bahun, standar proses pengelolaan, serta penerapan dalam lapangan
produksi. Menurut Handoko (2014), perubahan teknologi akan merubah
cara satu masukan yang digunakan dalam hubungannya dalam masukan
yang lain, dan mungkin juga merubah keluaran-keluaran yang diproduksi.
Produksi merupakan kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk
jadi. Proses produksi akan menambah nilai guna suatu produk. Persediaan
bahan baku merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan oleh PT.
Sidomuncul. Bahan baku yang terdapat pada PT. Sidomucul terdiri dari
simplisia (akar, batang, rimpang dan daun) dan non-simplisia (gula pasir,
susu, krimer, madu, dan lainnya). Menurut Firmansyah (2011),
memperhatikan dan menerapkan ilmu manajemen operasi atau produksi
maka perusahaan akan mampu bersaing dalam bisnis
Persediaan bahan baku pada PT Sidomuncul disimpan di gudang
bahan baku. Penyimpanan bahan baku harus bersih dan rapi, terutama
simplisia yang digunakan sebagai bahan utama. Quality Control Team
berperan dalam tugas pengecekan kebenaran bahan baku, kebersihan bahan
baku, serta kadar air bahan baku. Bahan baku yang ada di datangkan dari
berbagai daerah di Indonesia, baik melalui petani lokal langsung
34

ataupun pengepul atau distributor. Bahan baku tersebut akan diatur di rak
penyimpanan sesuai kaidah atau sistem FIFO (First In First Out), ini
berguna untuk menjaga kualitas bahan baku yang tersedia. Manajemen
produksi yang diterapkan PT Sidomuncul merupakan penerapan yang awam
dilakukan pada perusahaan obat maupun makanan. Informasi menyeluruh
mengenai manajemen produksi PT Sidomuncul tidak sepenuhnya dapat
dijabarkan, karena keterbatasan informasi yang didapatkan maupun yang
diberikan. Manajemen produksi PT Sidomuncul memiliki proses yang
dimulai dari jaminan kualifikasi mutu, standar operasional produksi, standar
pengelolaan produksi dan karyawan, serta standar pengemasan produk.
Kelancaran proses produksi merupakan salah satu tujuan yang
sangat diharapkan perusahaan terutama pada perusahan yang melakukan
proses produksi, seperti PT Sidomuncul. Proses produksi dapat dikatakan
lancar apabila proses produksi tersebut tidak mengalami hambatan dalam
memproduksi suatu barang. Menilik PT Sidomuncul, proses produksi yang
tidak terhambat akan dapat menhasilkan produk-produk yang sesuai dengan
kualitas dan kuantitas yang direncanakan serta hasil dari proses produksi
dapat selesai tepat pada waktunya. Menurut Novatiani (2010), proses
produksi dapat dikatakan lancar karena ditunjang oleh unsur-unsur
manajemen produksi yang mencangkup, penulisan rencana produksi dan
operasi, perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan barang,
pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan, pengendalian mutu
produksi, serta manajemen sumber daya manusia.
3. Perencanaan Proses Produksi PT Sidomuncul
Secara umum proses produksi PT Sidomuncul melalui beberapa
tahap yang mengikuti prinsip FIFO (First in First Out). Proses yang
dilakukan di Sidomuncul mengkuti standar CPOB (Cara Pembuatan Obat
yang Baik). Menurut Theresia (2018) CPOB menyatakan bahwa suatu
industri farmasi harus menyediakan sumber daya manusia (personil) yang
35

terkualifikasi dan jumlah yang memadai dalam melakukan seluruh aktivitas


pembuatan obat.
Proses produksi jamu di PT Sidomuncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, lalu segera dicek oleh Tim Quality Control (QC)
setelah terbukti memenuhi standar penerimaan dan standar penggunaan
kemudian bahan baku dimasukkan ke dalam gudang penyimpanan bahan
baku. Bahan baku yang akan dipakai diambil dari gudang penyimpanan
bahan baku kemudian disortasi, setelah disortasi kemudian bahan baku
dicuci, dikeringkan, digiling, baru kemudian dicampur (mixing).
Menurut Astuti (2013), perencanaan produksi perlu adanya optimasi
produksi yaitu suatu cara untuk merencanakan atau mengatur penggunaan
sumberdaya yang dimiliki perusahaan seperti bahan baku, tenaga kerja,
modal kerja, fasilitas produksi supaya dapat memenuhi permintaan
konsumen, mengoptimalkan bahan baku yang ada dan agar proses produksi
dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Proses produksi yang dilakukan anatara lain adalah adanya banyak
produk-produk terbarukan yang berasal dari bahan alam (jamu) dan yang
terbaru Sidomuncul mengeluarkan produk berupa pasta gigi. Tidak hanya
itu, mereka juga menyetok bahan bahan guna memenuhi kebutuhan
produksi mendatang. Hal ini dilakukan karena adanya bahan baku yang
bergantung dengan musim (musiman). PT Sidomuncul melakukan
penimbunan bahan baku produksi dikarenakan hal itu.
Proses roduksi di dalam pabrik sangatlah beragam. Mulai dari proses
pemilihan bahan baku dari gudang atau tempat peyimpanan. Bahan dicuci
kemudian dikeringkan dalam mesin. Semua bahan yang dibutuhkan
selanjutnya dimasukan dalam satu tangki besar untuk proses pencampuran.
Bahan-bahan yang berbentuk cair yang telah dicampur tersebut kemudian
diuapkan, dicetak, lalu dimasukkan dalam wadah dan diberi label. Proses
pencampuran bahan yang berlangsung, penulis tidak diperkenankan untuk
melihatnya karena merupakan rahasia perusahaan. Proses pencampuran
yang telah selesai kemudian hasilnya dialirkan melalui pipa-pipa untuk
36

dilakukan proses pengemasan primer (packaging primer) menggunakan


mesin dua line dan delapan line. Menurut Yuwono (2013), kualitas dapat
didefinisikan sebagai derajat kepuasan, kesempurnaan atau kesesuaian
dengan harapan dan tujuan penggunaannya. Proses pengemasan sekunder
(packaging sekunder) inilah produk yang sudah jadi dicek kembali dengan
cara uji sampel. Proses pengemasan sekunder yang telah selesai kemudian
produk siap dipasarkan. Berikut adalah bagan perencanaan proses produksi
PT Sidomuncul :

Bahan baku siap pakai

Penimbangan

Penggilingan

Serbuk Produk jadi

Cetak
Ekstraksi

Isi
Ekstrak

Pemeriksaa

LabelisasiD

Gambar 5. Perencanaan Proses Produksi PT Sidomuncul


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kunjungan ke Hortimart Agrocenter dan PT
Sidomuncul dapat disimpulkan, bahwa:
1. Hortimart Agrocenter merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang agribisnis yang didirikan oleh Ir. Budi Dharmawan sejak tahun 1979.
Hortimart Agrocenter terletak di Jalan Gatot Subroto Nomor 55 Kelurahan
Bawen, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50661.
2. Hortimart Agrocenter mempunyai manajemen produksi yang dikelola oleh
perusahaan dengan tenaga ahli pada masing-masing bidang.
3. Hortimart Agrocenter memiliki pelayanan antara lain Agro Estate (tempat
penanaman sayur), Agro Mart (market Hortimart Agrocenter), Agro Resto
(pelayanan hasil olahan sayur dan buah), Agro Supply (penjualan benih dan
bibit sayuran/buah organik), dan Agro Tour (sarana wisata kebun Hortimart
Agrocenter).
4. PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul, Tbk adalah perusahaan jamu
tradisional dan farmasi dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir.
5. Proses produksi jamu di PT Sidomuncul ini yang pertama adalah
penerimaan bahan baku, bahan baku yang datang segera diperiksa oleh TQC
(Team Quality Control), penyimpanan bahan baku, sortasi, pencucian bahan
baku, pengeringan, penggilingan, mixing, dan pengemasan.
6. Seluruh proses produksi dijalankan PT Sidomuncul berdasarkan Standard
Operation Procedure (SOP) yaitu (CPOB) Cara Pembuatan Obat yang
Benar setara farmasi, terlebih lagi PT Sidomuncul merupakan perusahaan
jamu pertama di indonesia yang memperoleh sertifikat tersebut.
Laboratorium instrumentasi PT Sidomuncul juga sudah memiliki standar
ISO 17025 tentang standar laboratorium.

37
38

B. Saran
Saran yang dapat diberikan bagi keberlanjutan praktikum Manajemen
Agribisnis kedepannya dan bagi perusahaan yang bersangkutan yaitu :
1. Kunjungan Hortimart Agrocenter sebaiknya pihak perusahaan menjelaskan
proses produksi, manajemen produksi dan pelayanan yang diberikan secara
keseluruhan agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses keberhasilan
suatu perusahaan tersebut.
2. Hortimart Agrocenter dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
agar dapat menarik simpati pengunjung serta dapat menjadi sarana rekreasi
dan belajar untuk seluruh pengunjung.
3. PT Sidomuncul sebaiknya lebih memperhatikan penataan produk-produk
jadi. Hal ini disebabkan karena masih banyaknya produk-produk jadi yang
diletakkan begitu saja di area luar ruangan yang dijadikan saran lalu lintas.
Sebaiknya perlu dibuatkan ruangan tersendiri yang luas agar seluruh produk
jadi dapat disimpan dengan aman tanpa gangguan dan mengganggu
pengunjung yang datang.
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Trisna dan Efrida NH. (2012). Perencanaan Pengendalian Produksi Air
Minum dalam Kemasan menggunakan Metode Aggregate Planning.
Malikussaleh Industrial Engineering Journal 1(1), 12-13.
Anugrah, I. S. (2009). Mendudukkan Komoditas Mangga sebagai Unggulan Daerah
dalam Suatu Kebijakan Sistem Agribisnis: Upaya Menyatukan Dukungan
Kelembagaan Bagi Eksistensi Petani. Analisis Kebijakan Pertanian, 7(2),
193-194.
Arif, S. N., Zulkarnain, I. (2008). Dasar-Dasar Manajemen dalam Teknologi
Informasi. Saintikom, 5(2). 236-240.
Aulia, A. (2015). Pengaruh Pengendalian Intern, Kepatuhan, dan Kompensasi
Manajemen terhadap Perilaku Etis Manajer pada PT. Swastisiddhi Amarga.
Ekonomi, 24(1), 1-4.
Battistoni E., Bonacelli A., Colladon A. F., Schiraldi, M. M. (2013). An Analysis
of the Effect of Operations Management Practices on Performance.
International Journal of Engineering Business Management, 5(44), 1-11.
Dananjaya, I., Suparta N., Setiawan I. G. (2014). Pengaruh Jiwa Kewirausahaan
dan Manajemen Agribisnis terhadap Keberhasilan Gapoktan Simantri di
Kabupaten Tabanan. Manajemen Agribisnis, 2(2), 131-134.
Astuti, D., Lilik L., Tundjung M. (2013). Penerapan Model Linear Goal
Programming untuk Optimasi Perencanaan Produksi. Malikussaleh Jurnal
Sains dan Mateatika UKSW 4(1), 464-465.
Faqih, A. (2010). Manajemen Agribisnis. Yogyakarta : Dee Publish.
Firmansyah, D. (2011). Minimisasi Biaya Produksi Pada UD. Amino Malang.
Manajemen Bisnis 1(2), 22-25.
Hadiguna, R.A., Machfud. (2008). Model Perencanaan Produksi pada Rantai Pasok
Crude Palm Oil dengan Mempertimbangkan Preferensi Pengambil
Keputusan. Teknik Industri 10(1), 39-40.
Handoko, H. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta:
BPFE.
Handoko, T. H. (2009). Manajemen. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hasnawati, S., Agnes S. (2015). Keputusan Keuangan, Ukuran Perusahaan,
Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan Publik di Indonesia.
Manajemen dan Kewirausahaan, 17(1), 65-67.
Hermawan. (2011). Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan, Reputasi
Merek dan Loyalitas Konsumen Jamu Tolak Angin PT. Sido Muncul.
Manajemen Teori dan Terapan, 4(2), 10-11.
Hermawati, H., Mulyani D. (2016). Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Proses
Produksi Terhadap Kualitas Produk pada UD. Tahu Rosy di Puspan Maron
Probolinggo. Proses Produksi, 24(2), 465-466.
King, R., Michael B., Michae T., Steven T. (2010). Agribusiness Economics and
Management. Agribusiness Economics And Management, 92(2), 560-561.
Mantilla, C. R., Sailema M. S., Rosero C. S., Pozo R. G. (2018). Aggregate
Production Planning, Case study in a Medium-sized Industry of the Rubber
Production Line in Ecuador. Manufacturing and Industrial Technologies,
212(1), 1-5.
Muflikh, Y. N., Suprehatin. (2009). A Review Supply Chain Management
Literature and its Implication to Develop Agribusiness in Indonesia.
Agribisnis dan Ekonomi Pertanian, 3 (2), 104-105.
Novatiani R. dan Trigunanto H.Y. (2010). Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi.
Bisnis Manajemen Ekonomi JBME 9(11), 2421-2556.
Nur, R., Suyuti, M. A. (2017). Pengantar Sistem Manufaktur. Yogyakarta:
Deepublish.
Oelviani, R. (2013). Penerapan Metode Analytic Hierarchy Process untuk
Merumuskan Strategi Penguatan Kinerja Sistem Agribisnis Cabai Merah di
Kabupaten Temanggung. Informatika Pertanian, 22 (1), 12-13.
Oktarini, D. (2013). Perencanaan Produksi daam Usaha Pencapaian Target
Produksi dengan Linier Programing. Desiminasi Teknologi, 1 (2), 145-146.
Radomska, J. (2014). The Role of Managers in Effective Strategy Implementation.
International Journal of Contemporary Management, 13 (3), 77-79.
Rahim, A., Hastuti, D. R. D. (2005). Sistem Manajemen Agribisnis. Makasar:
Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar.
Setiawati, F. (2014). Pengertian Proses Produksi. Pengertian Proses Produksi,
2(2), 8-9.
Sudiro, Rico S. (2013). Manajemen dan Pengembangan Fungsi Produksi dan
Operasional pada Usaha Pengolahan Bahan Kimia PT X di Gresik. Agora
1(1), 1-13.
Sumastuti, E. (2011). Prospek Pengembangan Agribisnis dalam Mewujudkan
Ketahanan Pangan. Ekonomi dan Kebijakan, 4 (2), 154-155.
Surja, Stephanie dan Lius Steven Sanjaya. (2014). Perancangan Sistem Produksi,
Persediaan, dan Pembelian PT Maju Jaya Mulya. ComTech 5(1), 1-13.
Swadaya, N. (2015). Agribisnis Tanaman Sayuran. Indonesia: Penebar.
Thontowie, Septenaria, Riswan. (2011). Sistem Pengendalian Manajemen Produksi
dan Hubungannya dengan Pengelolaan Persediaan Bahan Baku. Akuntansi
dan Keuangan 2(1), 129-142.
Widiyarto. (2012). Peran Supply Chain Management dalam Sistem Produksi dan
Operasi Perusahaan. BENEFIT Manajemen dan Bisnis, 16(2), 92-93.
Wuwung. (2013). Manajemen Rantai Pasokan Produk Cengkeh pada Desa Wawona
Minahasa Selatan. Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3),
230-235.
Yudiarini, N., Budi, S., & Sri, A. (2014). Dampak Pengembangan Agribisnis pada
Subak terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani (Kasus di Subak Guama,
Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan). Agribisnis, 2(1), 37-38.

Anda mungkin juga menyukai