Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH SISTEM PERTANIAN TERPADU

“PERANAN PERTANIAN TERPADU DALAM PEMBANGUNAN


PERTANIAN INDONESIA”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III

NAHDA DIVANKA INDARWATI (4520033012)


WINDA ANDAI MANGALLA (4520033002)
GLENKRISTIN DEFNEIR TITING (4520031001)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun agar para pembaca
dapat memperluas ilmunya mengenai Peranan Pertanian Terpadu Dalam Pembangunan Pertanian
Indonesia. Tidak lupa untuk teman-teman sekalian saya mengucapkan terima kasih karena dukungan
dari kalian kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja yang memerlukannya terutama bagi
penilaian untuk tugas mata kuliah Sistem Pertanian Terpadu. Namun, kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran guna untuk
perbaikan agar dapat menyusun karya yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat.

 Makassar, 10 April 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................................i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................

1.1. Latar belakang...........................................................................................................................

1.2. Rumusan masalah......................................................................................................................

1.3. Tujuan........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................

2.1. Uang Beredar ............................................................................................................................

2.2. Jenis – Jenis Uang Beredar.......................................................................................................

2.3. Uang Inti ....................................................................................................................................

2.4 Money Multiplier ......................................................................................................................

2.5. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Di Indonesia.............................................................

2.6. Kebijakan Moneter..................................................................................................................

2.7. Jenis - Jenis kebijakan Moneter.............................................................................................

2.8. Tujuan Kebijakan Moneter....................................................................................................

2.9. Instrumen Kebijakan Moneter ..............................................................................................

2.10. Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter.................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................

3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang menunjang perkembangan perekonomian
Indonesia. Pada saat ini, sektor pertanian merupakan sektor penghasil devisa bagi negara Indonesia.
Banyak masyarakat di Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Pembangunan
pertanian tidak dapat dilaksanakan hanya oleh petani sendiri. Meningkatnya produksi pertanian adalah
akibat pemakaian teknik – teknik atau metoda- metoda didalam usahatani.

Pertanian berkelanjutan merupakan kegiatan pertanian yang berupaya untuk memaksimalkan


manfaat sosial dari pengelolaan sumber daya biologis dengan syarat memelihara produktivitas dan
efisiensi produksi komoditas pertanian, memelihara kualitas lingkungan hidup, dan produktivitas
sumber daya sepanjang 2 masa (Nasution dalam Salikin, 2003:12). Menurut Manuwoto (2010: 167),
pembangunan pertanian harus mengisi pembangunan nasional yang berwawasan lingkungan dengan
pengembangan sistem pertanian yang berwawasan lingkungan dengan menerapkan pendekatan
agribisnis.

Sistem pertanian berkelanjutan dapat dilaksanakan dengan menggunakan empat macam


model, yaitu sistem pertanian organik, sistem pertanian terpadu, sistem pertanian masukan luar
rendah, dan sistem pengendalian hama terpadu. (Salikin, 2003:51). Sistem pertanian terpadu
merupakan salah satu bentuk dari sistem pertanian berkelanjutan. Sistem pertanian terpadu adalah
suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan ternak, dan ikan dengan lingkungannya untuk
menghasilkan suatu produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar.

Pertumbuhan penduduk, keterbatasan lahan pertanian produktif, ketersediaan lahan pertanian


dan mingkatnya kebutuhan pangan (food) dan serat (fiber) perlu upaya pengembangan Teknologi
pertanian yang menggunakan lahan secara efisien. Salah satu upaya tersebut adalah teknologi
usahatani terpadu (integrated farming system). Usahatani terpadu baik dalam satu unit usahatani
maupun dalam satu wilayah, melibatkan berbagai macam aktivitas usahatani dengan pola
pengusahaan yang berbeda beda. Keterpaduan dalam sistem usahatani dicirikan dengan adanya
hubungan sinergis antara satu kegiatan atau cabang usahatani dengan kegiatan usahatani lainnya
(Maudi & Kusnadi, 2011: 77).

Sistem pertanian terpadu merupakan salah satu kegiatan diversifikasi komoditas yang dapat
dilakukan guna mengimbangi kebutuhan akan produk pertanian yang terus meningkat melalui
pemanfaatan hubungan simbiosis mutualisme antar komoditas yang diusahakan, tanpa harus merusak
lingkungan serta serapan tenaga kerja yang tinggi. Penerapan sistem terpadu merupakan pilihan yang

4
tepat dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan sekaligus memanfaatkan sumberdaya
pertanian secara optimal (Sugandi dalam Astuti, 2011: 2).

Pengembangan sistem pertanian terpadu (SPT) yang diarahkan pada kawasan pedesaan (rural)
dan peri-urban (rurban) diharapkan mampu membangun kemandirian petani yang berkelanjutan
(ekonomi dan sosial yang meningkat serta 3 lingkungan lestari). Keberhasilan pengembangan SPT
diharapkan dapat mengendalikan alih fungsi lahan. Pengembangan model SPT harus disesuaikan
dengan sumberdaya lokal agar keberhasilannya efektif dan efisien (Nurcholis & Supangkat, 2011:
83).

Sistem pertanian terpadu tidak saja dapat mengatasi kendala dari aspek ekonomi dan
permasalahan ekologis, tetapi juga menyediakan sarana produksi yang diperlukan seperti bahan bakar,
pupuk, dan makanan, di samping produktivitas terus meningkat. Hal itu dapat mengubah sistem
pertanian yang penuh resiko (terutama di negara-negara miskin) ke arah sistem pertanian ekonomis
dan kondisi ekologi seimbang (Nurhidayati dkk, 2008: 32).

Dalam sistem pertanian terpadu ada tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek ekonomi,
aspek sosial , dan aspek lingkungan. Pada aspek ekonomi, pendapatan dan biaya dapat dilihat sebagai
layak tidaknya sistem pertanian terpadu dapat dilaksanakan. Karena dengan penggunaan sistem
pertanian terpadu diharapkan pendapatan petani secara ekonomi dapat meningkat. Sedangkan pada
aspek sosial, kearifan lokal dan modal sosial yang ada pada suatu daerah dapat digunakan untuk
melihat layak tidaknya sistem pertanian terpadu dapat dilaksanakan. Dengan kearifan lokal serta
modal sosial yang ada, dapat dilihat apakah sistem pertanian terpadu ini dapat berjalan dengan baik
kedepannya. Pada aspek lingkungan, pemanfaatan limbah dan penggunaan bahan organik dapat
digunakan sebagai tolak ukur pada sistem pertanian terpadu. Hal ini dikarenakan dalam sistem
pertanian terpadu, limbah yang dihasilkan sebisa mungkin minim dan input dari luar juga minim.

5
1.2. Rumusan masalah

1. Jelaskan pengertian Pertanian Terpadu!

2. Jelaskan Prinsip dalam pembangunan pertanian terpadu!

3. Jelaskan Ruang lingkup kegiatan pertanian terpadu!

4. Jelaskan Peranan pertanian terpadu dalam pembangunan pertanian Indonesia!

5. Jelaskan apa saja yang menjadi hambatan pertanian terpadu dalam pembangunan pertanian
di Indonesia!

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pertanian terpadu

2. Untuk mengetahui prinsip – prinsip dalam pembangunan pertanian terpadu

3. Untuk mengetahui apa saja yang ada didalam ruang lingkup kegiatan pertanian terpadu

4. Untuk mengetahui peranan pertanian terpadu dalam pembangunan pertanian Indonesia

5. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi pada pertanian terpadu dalam pembangunan
pertanian di Indonesia

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertanian Terpadu

Pertanian terpadu adalah praktek pertanian yang menglntegraslkan pengelolaantanaman,


ternak dan Ikan dalam satu kesatuan yang utuh. Antara ketlga jenis usaha tersebut (tanaman, ternak,
ikan) harus terdapat allran energil biomasa. Tanaman menghasilkan prod uk samplng berupa hljauan
yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pakan ikan. Kotoran ternak dlmanfaatkan untuk
memupuk tanaman dan sebagai pakan ikan. Sedangkan kotoran ikan dapat digunakan untuk memupuk
tanaman. Ecovil/age pada prinsipnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia
di suatu desal village. Jika sumberdaya internal masih belum mencukupi baru diperkenankan
menambahnya dari luar. Demikian juga dengan ketersediaan input dari satu komponen untuk
mensuplai komponen lain dl dalam pertanian terpadu. semaksimal mungkin memanfaatkan input darl
dalam sistem. Apabila dianggap masih kurang. input tersebut bisa ditambah dari luar system.

Pertanian yang baik ialah kegiatan pertanian yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem,
sehingga kandungan unsur hara dan energi tetap seimbang. Keseimbangan tersebut akan
menghasilkan produktivitas yang tinggi dan berkelanjutan secara efektif dan efisien.

Pada hakekatnya, pertanian terpadu adalah upaya memanfaatkan seluruh potensi energi agar
dapat dipanen secara seimbang.

Kegiatan pertanian melibatkan makhluk hidup pada setiap prosesnya dalam jangka waktu
tertentu pada proses produksinya. Melalui kegiatan pertanian terpadu, maka akan terjadi pengikatan
bahan organik di dalam tanah dan penyerapan karbon yang lebih rendah dibandingkan pertanian
konvensional yang menggunakan pupuk kimia, seperti pupuk nitrogen dan lain-lain.

Agar manfaat sistem ini dapat diperoleh secara efektif dan efisien, maka kegiatan pertanian
yang dilakukan secara terpadu dapat dibuat di suatu kawasan secara kolektif. Pada kawasan tersebut
dapat dibuat beberapa sektor, seperti sektor produksi tanaman, pertanian serta perikanan.

Sistem pertanian terpadu adalah sistem pertanian yang memadukan unsur tanaman dengan
unsur hewan (peternakan atau perikanan) sedemikian rupa sehingga dua unsur ini menjadi bersinergi
satu dengan yang lainnya. Dari sisi ekonomi, integrasi kegiatan usahatani yang saling berkomplemen
dianggap ekosnomis karena adanya pembagian beban biaya dan pensiklus-ulangan masukan-masukan
pertanian. Dalam sistem ini akan terjadi suatu siklus biologis antara kebutuhan tanaman berupa pupuk

7
akan dipenuhi dari unsur ternak, dan kebutuhan pakan ternak juga diambilkan dari tanaman yang
diusahakan.

Penerapan sistem usaha tani yang memadukan unsur tanaman dengan ternak menurut
Devendra (1993) dalam Diwyanto, et al. (2002) akan memberikan beberapa keuntungan yaitu:

1) diversifikasi penggunaan sumberdaya produksi,

2) mengurangi terjadinya resiko gagal,

3) efisiensi penggunaan tenaga kerja (tenaga kerja wanita dapat termanfaatkan secara lebih
optimal),

4) efisiensi penggunaan komponen produksi,

5) mengurangi ketergantungan masukan energi dari luar,

6) sistem ekologi lebih lestari dan melindungi lingkungan hidup,

7) meningkatkan output, dan

8) mengembangkan rumah tangga petani lebih stabil.

Adapun komponen yang berintegrasi dalam pertanian terpadu adalah manusia (petani), ternak, ikan,
lingkungan biotik dan abiotik, dan lingkungan sosial, ekonomi dan budaya (Behera dan Sharma
(2007) yang peranannya akan dibahas lebih lanjut di bawah ini :

● Manusia

Manusia dalam pertanian terpadu merupakan komponen inti yang merupakan pusat pengambilan
keputusan dan pusat pengelolaan kegiatan. Manusia (petani dan keluarga petani) sangat menentukan
corak pengelolaan dan keterpaduan antar komponen. Keputusan dipengaruhi oleh prioritas rumah
tangga, pengetahuan, tingkat pendidikan dan pengalaman petani

● Tanaman

Komponen tanaman dalam pertanian terpadu mempunyai peran sentral sebagai pengkonversi energi
surya menjadi energi kimia (karena memiliki pigmen fotosintesis yang mampu memanen dan
memerangkap cahaya matahari (trapping sunlight) untuk menghasilkan biomasa yang dapat
digunakan oleh komponen lainnya.

● Ternak

8
Peran penting komponen ternak dalam pertanian terpadu adalah mengubah biomasa tanaman dengan
memakannya menjadi sumber protein hewani. Komponen ternak merupakan sumber pendapatan
penting dan sebagai penggerak ekonomi bagi petani dalam sistem pertanian terpadu. Selain bernilai
ekonomi dengan dijual langsung, ternak merupakan penghasil daging, susu, telur, tenaga untuk
membajak, sumber energi (biogas), serta sumber pupuk kandang dan sumber bahan organik yang baik
untuk meningkatkan kesuburan tanah.

● Ikan

Peran utama komponen ikan dalam sistem pertanian terpadu adalah memanfaatkan kembali (reuse)
sisa biomasa tanaman serta limbah atau bagian-bagian lain dari kegiatan peternakan sebagai sumber
pakan sehingga terjadi zero waste.

● Lingkungan Biotik dan Abiotik

Lingkungan biotik adalah lingkungan yang komponen- komponennya terdiri atas mahluk hidup,
meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia serta komponen lainnya berupa mikroorganisme pengurai
seperti jamur, bakteri, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan abiotik adalah semua benda mati yang
berada pada permukaan bumi yang bermanfaat dan berpengaruh bagi kehidupan lingkungan biotik,
contohnya adalah tanah, air, udara dan sinar matahari.

● Lingkungan Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lingkungan sosial, budaya dan ekonomi pertanian terpadu terkait dengan norma-norma masyarakat,
sistem nilai budaya, tingkat pendidikan, inovasi, dan motivasi serta pendapatan petani, yang
mempengaruhi pengambilan keputusan, penggunaan teknologi, penyerapan tenaga kerja, dan
penerimaan produk yang dihasilkan.

9
2.2 Manfaat Pertanian Terpadu

Manfaat yang ada dalam sistem pertanian terpadu antara lain seperti

 mengurangi ketergantungan penggunaan energi kimia dan input sumberdaya lainnya dari luar
(eksternal input),
 tidak menimbulkan polusi sehingga sistem ekologi lebih lestari dan dapat melindungi
lingkungan hidup,
 mengurangi resiko terjadinya kegagalan usaha tani, diversifikasi penggunaan sumberdaya
produksi,
 Pertanian yang mampu menjaga keseimbangan ekosistem di dalamnya sehingga aliran nutrisi
dan energi berimbang.
 Keseimbangan energi tersebut yang dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi dan
keberlanjutan produksi terjaga.
 Input dari luar minimal bahkan tidak diperlukan karena adanya daur limbah diantara
organisme penyusunnya
 Biodiversitas meningkat apalagi dengan penggunaan sumber daya lokal.
 Peningkatan fiksasi nitrogen, resistensi tanaman terhadap jasad pengganggu lebih tinggi, dan
hasil samping bahan bakar biogas untuk rumah tangga

Pertanian terpadu yang dilakukan dalam satu siklus biologi akan memberikan beberapa
keuntungan pada setiap unit usaha tani seperti berikut ini:

1. Prinsip daur ulang hara dapat menghindari efek pencemaran lingkungan tanah pada lahan
usahatani karena menekan penggunaan input luar dalam bentuk pupuk anorganik.

2. Prinsip konservasi air dapat mengurangi unit pembiayaan untuk sistem pengelolaan air pada
lahan usahatani.

Prinsip pola tanam ganda dengan mempertimbangkan interaksi antar tanaman, tanaman dengan hewan
dan/atau ikan yang saling menguntungkan dapat mengurangi penggunaan input luar dalam bentuk
pestisida maupun herbisida serta meningkatkan nilai setara lahan pada hasil panen dan produksi
biomassa

10
2.3 Ruang lingkup Kegiatan Pertanian Terpadu

hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan sistem pertanian terpadu berdasarkan pada konsep
dan ruang lingkup dari sistem ini. berikut ruang lingkup dari pertanian terpadu :

1)  sistem produksi. 

sistem produksi pada pertanian terpadu mencakup kegiatan budidaya tanaman serta bidang pertanian
lainnya seperti peternakan dan perikanan. sistem produksi saling terkait satu sama lainnya sehingga
tidak banyak menyisakan limbah karena sisa produksi dapat termanfaatkan di bidang lainnya. sistem
produksi dalam pertanian terpadu merupakan sistem yang cukup efektif dan efisien,

2)  ekonomi, pertanian terpadu dalam ruang lingkup ekonomi berkaitan dengan anggaran yang
dikeluarkan petani selama proses produksi sampai menghasilkan output. melalui sistem terpadu biaya
input lebih rendah dibandingkan sistem lainnya, sehingga lebih menguntungkan petani karena dalam
sistem terpadu juga diterapkan pertanian organic yang meminimalkan penggunaan bahan kimia yang
dapat menambah daftar anggaran petani. selain itu hasil bertani secara terpadu pastinya lebih
menguntungkan karena tidak hanya diperoleh dari satu bidang pertanian saja misalkan hasil tanaman
melainkan juga dari peternakan seperti susu, telur maupun dagingnya. hal ini membuat pendapatan
petani bertambah dan lebih menguntungkan. 

3)  lingkungan,

penerapan pertanian terpadu lebih ramah lingkungan karena diiringi dalam menerapkan sistem ini
sedikit digunakan bahan kimia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. penggunaan bahan
kimia biasanya terjadi pada proses budidaya tanaman seperti pupuk maupun pestisida namun disini
pupuk dapat diperoleh secara organic dari limbah ternak maupun sisa tanaman yang terkomposisi
menjadi kompos. hal tersebut tentu lebih menguntungkan bagi lingkungan sekitar karena tidak
mendapatkan dampak buruk dari penggunaan bahan kimia serta sifat berkelanjutan dari bahan alami
yang digunakan akan membantu menjaga kelestarian lingkungan, 

4)  sistem energi, 

selain hasil produksi berupa hasil pertanian dari berbagai bidang pertanian terpadu juga menghasilkan,
sumber energy alternative seperti biogas, yang dapat digunakan untuk keperluan rumah tangga
maupun sebagai sumber energi listrik. biogas ini berasal dari limbah ternak yang difermentasi dan
melalui prosedur khusus sehingga menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, 

5)  sumber daya manusia, 

sumber daya manusia dalam hal ini dapat dicerminkan kepada petani yang menerapkan pertanian
terpadu maupun masyarakat awam dalam suatu komunitas yang menjalankan sistem pertanian terpadu

11
ini. kesejahteraan sumber daya manusia menjadi salah satu ruang lingkup penting bagi pertanian
terpadu karena sebagai stakeholder yang menjalankan sistem manusia dengan pengetahuan yang
dimiliki dapat membuat inovasi terhadap sistem yang telah ada dan mengontrol jalannya sistem
pertanian terpadu ini sehingga mampu menghasilkan produksi yang optimal serta menguntungkan.

12
2.4 Peranan Pertanian Terpadu dalam Pengembangan Pertanian di Indonesia

 Mendukung terwujudnya swasembada pangan secara berkelanjutan


 Penyedia pangan yang efektif dan efisien
-secara deduktif pertanian terpadu meningkatkan efektivitas dan efisiensi produksi
yang berupa peningkatan produksi dan penurunan biaya produksi
 Penyediaan pangan secara berkelanjutan
Siksul dan keseimbangan nutrisi serta energi yang akan membentuk suatu ekosistem
secara keseluruhan akan terjadi dalam pertanian terpadu, sehingga
berkelanjutanproduksi akan tercapai
 Meningkatkan penyediaan pangan yang beraneka ragam ( diversifikasi pangan ) –
pangan karbohidrat yang beragam, sumber protein dan lemak, sayuran, buah
 Konsumsi pangan rumah tangga yang berasal dari pertanian terpadu meningkat

 Peningkatan kesejahteraan petani


 Integrasi unggas, ikan, jamur dengan budidaya padi dapat meningkatkan pendapatan
petani (Rangasamy dkk., 1996)
 Pertanian terpadu mempunyai kelayakan ekonomi (Radhaniam dkk., 2003)
 Integrasi ternak – tanaman meningkatkan pendapatan petani

 Mempunyai dampak terhadap biodiversitas sehingga akan meningkatkan produktivitas


ekosistem

13
2.5

Walaupun manfaat dan keuntungan yang ditawarkan oleh pertanian terpadu sangat menjanjikan, akan
tetapi tidak dapat lepas dari adanya kendala yang dihadapi dalam mengembangkan pertanian terpadu,
yaitu:

● Belum adanya pemahaman yang benar mengenai pertanian terpadu oleh petani, fasilitator,
dan pelaku pertanian.

● Pada umumnya petani masih ragu akan tingkat hasil dan produktivitas dengan penerapan
pertanian terpadu.

● Model pertanian terpadu yang dikembangkan belum sesuai dengan ekosistemnya,


ketidaktepatan pemilihan dan diversifikasi komoditi (tanaman, ternak, ikan), dan
pengintegrasian unit usaha baik secara vertikal maupun horizontal tidak sesuai dengan potensi
lokal.

● Pengembangan pertanian terpadu masih belum mendapatkan dukungan secara jelas dari
kebijakan pembangunan pertanian.

Contoh dari pertanian terpadu seperti pada gambar di atas ini :

yang merupakan integrasi vertikal antara pertanian, perikanan, dan peternakan. Dimana, unit usaha
pertanian yang berupa tanaman sayuran akan menghasilkan limbah hijauan sisa panen yang dapat
dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan juga ikan dengan cara diolah terlebih dahulu untuk pakan
ikan. Sebaliknya, limbah yang dihasilkan dari unit usaha peternakan dan perikanan seperti biang
kompos dan air kolam yang tercampur kotoran ikan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk bagi tanaman
pertanian. Selain itu, kotoran ternak dapat dijadikan biogas sebagai sumber energi bagi rumah tangga
petani. Sehingga dengan adanya interaksi seperti di atas, dapat disimpulkan bahwa pertanian terpadu
memang zero waste dan conserving while using.

14

Anda mungkin juga menyukai