Anda di halaman 1dari 6

Mix farming atau Integrated Farming System adalah

kegiatan pertanian organik terpadu berbasis peternakan dan


perkebunan komersial. Dalam hal ini usaha pembuatan Fine
Compost, pupuk cair, pertanian hortikultura, perikanan dan
sebagainya adalah sebagai kegiatan penunjang.

MIX FARMING diarahkan pada penataan lahan pertanian


rakyat dari muatan subsistence menjadi lahan pertanian
modern dengan mengedepankan hasil produksi yang lebih
optimal yang di dalamnya diisi berbagai pengusahaan
disetiap jengkal lahan yang ada, menjadi lahan yang
memiliki daya produktivitas tinggi.

MIX FARMING diarahkan pada lahan yang memiliki sifat


kering, tadah hujan dan diluar area sentra produksi tanaman
pangan.

Kelompok KSU “ A K T I “ tidak menutup mata bahwa


keberhasilan dan segera terealisasinya konsep MIX
FARMING tidak hanya tergantung dari pengurus dan
anggota, tetapi juga karena dukungan dari dinas/ instansi
terkait yang dalam hal ini berposisi sebagai pembina dan
mitra kerja. Karena itu segala masukan/ saran dan
dukungannya dalam bentuk apapun, sangat berarti sekali
bagi keberhasilan program ini. Sebab pembangunan
peternakan adalah bagian dari pembangunan pertanian yang
juga merupakan bagian dari Pembangunan Nasional yang
dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia dan oleh para
penyelenggara Negara, untuk mewujudkan masyarakat adil
dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
beserta amandemennya, yang diarahkan kepada peternakan
yang maju, tangguh dan efisien guna menunjang Industri
Peternakan. Jadi sudah selayaknya apabila program dari
KSU “ AKTI “ ini didukung oleh seluruh komponen
masyarakat yang ada, baik yang di pemerintahan maupun
yang diluar pemerintahan.

MISI KEDEPAN

1. Meningkatkan kepekaan dan pengetahuan potensi sumberdaya petani-nelayan


terhadap lingkungan tempat tinggalnya dan kondisi pendukungnya seperti
pengetahuan pasar (konsumen), potensi ekonomi serta kemampuan dalam
pengelolaan.

2. Meningkatkan kualitas SDM para Petani dalam penguasaan produksi dan


distribusi

3. Meningkatkan Kemampuan posisi tawar Petani-nelayan terhadap pasar


(penguatan jaringan distribusi).

4. Menerapkan metode pendampingan manajemen pengelolaan teknis dan


manajemen pasar yang efisien.
5. Meningkatkan pendapatan petani-nelayan di sektor pertanian terpadu
6. Mendirikan Balai Pembenihan & Pembibitan serta Balai Lelang sebagai pusat
aktifitas kelompok Tani-Nelayan dan sarana pendukung disribusi.
7. Memberikan bantuan modal usaha yang diterapkan secara bergiliran dalam rangka
penguatan kapital dan kelancaran usaha yang disertai dengan pendampingan
berkelanjutan.
8. Mengoptimalkan kinerja komponen-komponen yang terlibat di sektor pertanian
terpadu

A. TARGET
Terciptanya kondisi sektor pertanian yang tertata secara dinamis dan berkesinambungan,
antara lain :
a. Jangka Pendek
- Melakukan penataan pertanian rakyat menjadi “Kawasan Industri Peternakan dan
Perikanan “ dengan memberdayakan kelompok-kelompok ternak yang ada dan
mengorganisir petani peternak yang belum menjadi anggota kelompok ternak.
- Memberikan konsultasi dan pelayanan dalam bidang Kesehatan Hewan, Inseminasi
Buatan ( IB ) serta konsultasi dalam hal teknologi dan manajemen usaha peternakan.
b. Jangka Menengah
- Mengoptimalkan pembentukan “ Kawasan Industri Peternakan dan Perikanan “ dengan
menguasai semua kegiatan usaha mulai dari tingkat budidaya sampai pemasaran.
- Menjalin kerjasama dengan Rumah Potong Hewan dan pasar-pasar potensial lainnya
untuk mendapatkan harga yang lebih layak sehingga akan lebih menguntungkan bagi
petani peternak.
c. Jangka Panjang
- Merealisasikan konsep MIX FARMING terutama yang berkaitan langsung dengan
bidang pertanian dan unsur penunjang dalam system pertanian terpadu, setelah
terbentuknya “ Kawasan Industri Berbasis Pertanian Terpadu”
A. PRODUKTIVITAS PETANI GUREM

1. Penanaman Padi
Produksi 1 Ton/100 Ru dengan Harga Patokan Gabah Rp 250,-/kg
Nilai produksi Rp 2.500.000,00
Biaya Produksi Rp 1.000.000,00
Masa Produksi 4 Bulan
Penghasilan Rata-rata per bulan = 2.500.000 /4 = Rp 375.000,00

2. Penanaman Jagung
Produksi 1,2 Ton/100 Ru
Nilai produksi Rp 1.600/kg x 1200 kg = Rp 1.920.000,00
Biaya Produksi Rp 800.000,00
Masa Produksi 4 Bulan
Penghasilan Rata-rata per bulan = 1.120.000 /4 = Rp 280.000,00

B. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETANI GUREM DENGAN MIX Farming

Usaha Peningkatan Produktivitas Petani Gurem dilakukan disversifikasi pengelolaan


lahan dengan konsep Mix Farming. Dengan Penataan sebagai berikut :

( 1 ) USAHA IKAN SISTEM KOLAM


( 2 ) USAHA TERNAK SAPI
( 3 ) USAHA TERNAK KAMBING e-TAWA
( 4 ) USAHA BUDIDAYA BUAH NAGA
( 5 ) USAHA BUDIDAYA RUMPUT PAKAN

1. USAHA SISTEM KOLAM ( 72 m2 = 5,14 Ru )


a. Kebutuhan Modal Tetap dan Modal Kerja
b. Estimasi Pendapatan
8 Bulan Pemeliharaan : Hasil 500 kg x Rp 18.000 = Rp 9.000.000

c. Estimasi Rugi Laba


Penyusutan Biaya Tetap 15 % tiap periode (8 bulan) selama 5 tahun = 8.100.000 x 15 %
= Rp 1.215.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap )
= 9.000.000 – ( 5.000.000 + 1.215.000) = Rp 2.785.000
Profit Margin = 2.785.000 /6.215.000 x 100% = 4,55 %

d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya/Total Produksi = 6.215.000 / 500 = 12.430
BEP (Break Even Point = titik impas) tercapai bila dijual dengan harga Rp 12.430/kg

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)


ROI = Total Pendapatan/Total Biaya x 100% = 9.000.000 / 6.215.000 x 100% = 144,810
%
Usaha pemeliharaan ikan ini menghasilkan pendapatan mencapai 144,810% dari total
biaya yang dikeluarkan

2. Usaha PENGGEMUKAN Sapi ( 72 m2 = 5,14 Ru )


a. Kebutuhan Modal Tetap dan Modal Kerja
Kandang 4x6x12 m : bahan batang kelapa, alas papan k. mahoni+peralatan, isi 4 ekor
Sapi 4-6 bln (7,5 jt/ekor )
Biaya Penggemukan : - 10 ribu/hari dan atau 300 ribu/bulan dan 1,2 juta/th
- 5 bulan x Rp 300.000 = 1.500.000
Hasil Penggemukan : 400-500 ribu/bulan
Hasil Pupuk : - Basah 20 kg/hari atau Kering 8 kg/hari x Rp 400 = Rp 3.200
- Air Kencing = 6 liter x 1500 = 9.000

b. Estimasi Pendapatan
5 Bulan Pemeliharaan :
- Hasil Penggemukan : Rp 500.000/bulan x 4 = Rp 2.000.000
- Kotoran Basah/kering : 20 atau (8 kg/hari x Rp 400 x 30 hari) = 96.000
- Air Kencing : 6 liter x Rp 1500 x 30 hari = Rp 270.000 +
= Rp 2.366.000 x 5 bulan = Rp 11.830.000

c. Estimasi Rugi Laba


Penyusutan Biaya Tetap 15 % tiap periode (5 bulan) selama 5 tahun = 7.200.000 x 15 %
= Rp 1.080.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap)
= 11.830.000 + (30.000.000) – (32.100.000 + 1.080.000) = Rp 8.650.000
Profit Margin = 8.650.000 /33.180.000 x 100% = 26,07 %
d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya / Total Produksi = 33.180.000 / 4 = Rp 8.295.000
BEP (Break Even Point = titik impas) tercapai bila dijual dengan harga Rp
8.295.000/ekor

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)


ROI = Total Pendapatan/Total Biaya x 100% = 11.830.000 / 33.180.000 x 100% =
35,654 %
Usaha pemeliharaan sapi ini menghasilkan pendapatan mencapai 35,654% dari total
biaya yang dikeluarkan

3. Usaha TERNAK KAMBING SUSU e-TAWA ( 72 m2 = 5,14 Ru )


a. Kebutuhan

Kandang 6 x 12 materi glugu/batang kelapa, papan alas kayu mahoni + perlatan, dengan
isian kandang :
- 2 Ekor pejantan x 2.500.000 /ekor = Rp 5.000.000
- 20 Ekor Betina (siap kawin) x 1.500.000 /ekor = Rp 30.000.000 + = Rp 35.000.000

Perawatan : 1. Pakan : Hijauan; Kering (titen Kedelai) Rp 1000/ekor ; Comboran


(tambahan sentrat) Rp 2000/ekor
2. Obat-obatan + vitamin 5000/bulan
3. Tenaga Kerja 1000/ekor

b. Estimasi Pendapatan
o Hasil Produksi Susu : Kambing Produktif yang diambil 12 ekor setelah melahirkan
dipisah
Masa Laktasi ( masa keluarnya susu ) dan Kondisi setelah dipisah ( bulan 5 dikawinkan )
Dalam 1 tahun bisa diambil susu max 8 -10 bulan : 8 bulan x 30 hari = 240 hari x 1 liter
Produktifitas : 12 ekor x 240 liter = 2.880 liter
= 2.880 liter x Rp 25.000 = 72.000.000
o Hasil Reproduksi Ternak :
18 Ekor anak kambing @ Rp 1.000.000,- = 18 x Rp 1.000.000,- = 18.800.000 +
= 90.000.000

c. Estimasi Rugi Laba


Penyusutan Biaya Tetap 15 % tiap periode ( 1 tahun ) selama 5 tahun = 42.200.000 x 15
% = Rp 6.300.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap )
= 90.000.000 – ( 32.192.000 + 6.300.000 ) = Rp 51.808.000
Perhitungan Gross Rugi Laba Kambing e-Tawa
Modal Benih : 35.000.000 Gross Laba : 90.000.000
Perawatan : 32.120.000 ( 4000 / hari x 365 x 22 ekor ) 44.320.000 -
Kandang : 12.200.000 + 45.680.000 / tahun
: 44.320.000 3.806.667 / bulan

Profit Margin = 51.808.000 / 38.192.000 x 100% = 1.356,514 %

d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya / Total Produksi = 38.192.000 / 22 = Rp 1.736.000
BEP ( Break Even Point = titik impas ) tercapai bila dijual dengan harga Rp
1.736.000/ekor

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)


ROI = Total Pendapatan / Total Biaya x 100% = 90.000.000 / 38.192.000 x 100% =
235,6514 %
Usaha pemeliharaan Kambing ini menghasilkan pendapatan mencapai 235,65% dari total
biaya yang dikeluarkan
4. USAHA BUDI DAYA BUAH NAGA ( 500 m2 = 35,714 Ru )
a. Kebutuhan Modal Tetap dan Modal Kerja

b. Estimasi Pendapatan
Hasil : 400 x 4 kg x Rp 8.000 = Rp 12.800.000

c. Estimasi Rugi Laba


Penyusutan Biaya Tetap 10 % tiap periode (1 tahun) selama 5 tahun = 12.800.000 x 10%
= Rp 1.280.000
Estimasi Rugi Laba = Hasil Pendapatan – ( Modal Kerja + Penyusutan Biaya Tetap)
= 12.800.000 – (1.460.000 + 1.280.000) = Rp 10.060.000
Profit Margin = 10.060.000 /2.740.000 x 100% = 367,153 %

d. Kelayakan Usaha
BEP Harga Produksi = Total Biaya/Total Produksi = 2.740.000 / 1600 kg = Rp 6287,5
BEP (Break Even Point = titik impas) tercapai bila dijual dengan harga Rp 6287,5/kg

e. Tingkat Pengembalian Modal (Return Of Investment)


ROI = Total Pendapatan/Total Biaya x 100% = 12.800.000 / 20.693.500 x 100% =
61,855 %
Usaha budidaya buah naga ini menghasilkan pendapatan mencapai 61,855% dari total
biaya yang dikeluarkan

2. USAHA BUDIDAYA rumput( 684 m2 = 48,87 Ru )


Budidaya rumput dilakukan semata-mata hanya sebagai salah satu sarana produksi
pendukung Usaha pada poin 2 dan 3 di atas yaitu ; Usaha Penggemukan Sapi dan Usaha
pengembangan Kambing Susu Etawa.

c. Perbandingan Peningkatan pendapatan


Petani Gurem dengan luas tanah + 100 Ru ( 1400 m2 ) dengan 3 kali tanam padi dan 1
kali tanam jagung dalam 1 tahun, menghasilkan Pendapatan sebesar Rp 9.420.000
Dengan metode Mix farming atau Integrated Farming System dengan luas tanah yang
sama, didukung fasilitas modal dan sarana pendukung lainnya akan dicapai Peningkatan
Pendapatan Petani Gurem sebesar Rp 123.630.000.

Tingkat Kenaikan Pendapatan mencapai : 123.630.000 / 9.420.000 x 100% = 1312,42%


Hal ini akan terwujud apabila ada proses sinergitas antara institusi yang memiliki
keterkaitan saling mendukung dalam konsep Mix farming atau Integrated Farming
System.

Anda mungkin juga menyukai