PENANGANAN PASCAPANEN
BUAH KIWI
DISUSUN OLEH:
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS BOSOWA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dimana
Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan baik dan akhirnya tersusun dengan
sistematis dan sebaik mungkin.
Demikian makalah Penanganan Pascapanen tentang Buah Kiwi dengan yang
telah penulis buat. Penulis mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Juga bermanfaat bagi penulis.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya
alam. Salah satu hasilnya adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan salah
satu komoditas pertanian yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
karena kandungan berbagai vitamin yang banyak terdapat dalam buah-buahan.
Kandungan berbagai vitamin dan air yang dimiliki buah-buahan sangat
berguna bagi tubuh. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk
segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis
makanan. Apabila dikonsumsi secara langsung biasanya buah-buahan
digunakan sebagai pelengkap dalam menu makanan atau buah pencuci mulut.
Sedangkan dalam bentuk olahan, kita dapat menjumpai buah-buahan misalnya
pada produk seperti manisan, sari buah, asinan, jam, maupun jelly (Rini,
2016). Saat ini, bentuk olahan buah-buahan yang tersedia dipasaran tidak
hanya dalam bentuk olahan buah basah tetapi terdapat juga olahan dalam
bentuk kering. Olahan buah-buahan dalam bentuk kering sangat potensial
dalam dunia pasaran, hal ini karena olahan buah kering memiliki umur simpan
yang lebih lama dibandingkan dengan umur simpan olahan buah dalam bentuk
basah, walaupun kandungan vitamin yang terdapat pada olahan basah lebih
unggul dibandingkan dengan olahan buah kering. Salah satu jenis produk
buah-buahan dalam bentuk kering selain manisan adalah fruit leather (Rini,
2016). Fruit leather merupakan sejenis manisan kering yang dapat dijadikan
sebagai bentuk olahan komersial dalam skala industri dengan cara yang sangat
mudah, produk makanan ini berbentuk lembaran tipis dengan ketebalan
sekitar 2–3 mm dengan kadar air 10–20%, mempunyai konsistensi dan cita
rasa khas suatu jenis buah. Fruit leather memiliki masa simpan sampai 12
bulan, bila disimpan dalam kemasan yang baik pada suhu ruangan sekitar 25-
30ºC. Buah-buahan yang baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan fruit
leather adalah bahan yang mempunyai kandungan serat tinggi (Safitri, 2012).
Buah kiwi adalah buah yang kaya nutrisi karena vitamin C yang
dikandungnya cukup tinggi. Selain itu kiwi mempunyai kapasitas antioksidan
yang kuat karena mempunyai sejumlah phytonutrient meliputi karoten, lutein,
xantophyl, flavonoid, dan klorofil. Kapasitas antioksidan terhadap senyawa
radikal bebas buah kiwi bahkan menempati posisi ketiga tertinggi setelah
jeruk dan anggur merah (Suko, 2010). Berdasarkan potensi yang dimiliki buah
kiwi sebagai antioksidan alami dan mengandung komponen yang bioaktif
(flavonoid, fenol), maka perlu adanya pengolahan lebih lanjut buah kiwi
sebagai pangan fungsional salah satunya adalah dijadikan sebagai fruit leather.
1.2 Karekteristik Buah Kiwi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penanganan Pascapanen
Penanganan pasca panen adalah tindakan pengolahan hasil panen
dengan tujuan akhir untuk dipasarkan kepada konsumen.
Penanganan pasca panen bertujuan untuk menghasilkan produk yang aman
dan siap dikonsumsi. Pengolahan produk bisa dilakukan oleh industri maupun
perorangan yang tetap mengedepankan keamanan produk.
Penanganan pasca panen dimaksudkan untuk menjaga hasil panen dan lahan
tetap tetap terjaga kondisinya..Teknik penanganan sesuai prosedur akan
membuat lahan tetap menjadi produktif hingga masa tanam berikutnya.
Alhasil pada penanaman periode berikutnya hasil yang didapat sesuai dengan
harapan.
A. Penanganan Tahap Pertama
Mutu buah kiwi setelah dipanen tidak dapat ditingkatkan tetapi dapat
dipertahankan sampai batas tertentu. Mutu buah kiwi yang baik
hanya akan diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat
kematangan yang cukup. Pemanenan dilakukan pada suhu udara
belum terlalu panas, biasanya pada pagi hari dan produk harus
diletakkan di tempat yang teduh. Pemanenan harus dilakukan secara
hati-hati dan harus bebas dari luka, bintik, penyakit dan kerusakan
lainnya. Umumnya pemanenan dilakukan pada kondisi tua (mature)
dan belum matang (ripe). Tingkat kematangan buah kiwi dapat
ditentukan dengan cara :
Cara pemetikan yang baik adalah dengan alat petik berkantong yang
tangkainya dapat diatur panjang pendeknya. Pada buah kiwi yang
mempunyai struktur kulit yang lunak dan mudah rusak, sebaiknya
digunakan selongsong yang salah satu ujungnya melekat pada alat
petik pisau.
Ketika memilih buah kiwi, coba tekan dengan ibu jari apakah masih
keras atau sedikit lunak. Buah Kiwi yang matang biasanya sedikit
lunak sama seperti halnya kita memilih buah alpukat. Jangan memilih
yang terlalu lunak karena terlalu kematangan.
Bau buah kiwi yang bagus dan sudah matang adalah seperti bau
citrus yang harum dan segar. Jangan memilih buah kiwi yang bau
masam atau kecut.
2. Pengangkutan
Pengangkutan ke tempat pemasaran dengan menggunakan
berbagai alat angkut yang sebaiknya dilengkapi dengan ruangan
bersuhu dingin, ke pasar lokal dan tempat pengolahan
{ industri }kendaraan bermotor { truk, pick-up}dan ditutup dengan
kain terpalagar tidak kepanasan/ kehujanan, kepasar antar daerah
kendaraan bermotor { truk, pick-up} dan kereta api peti-peti
disusun sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan
berlangsungnya aerasi dengan baik sedangkan untuk ekspor
melalui kapal laut di tempatkan dalam ruangan yang dilengkapi
dengan alat pendingin.
3. Penyimpanan Sementara
Dalam ruangan bersuhu dingin. Sebaiknya penyimpanan
dilakukan pada kondisi ruang dingin 15 oC karena dapat
memperlambat pematangan 3 – 6 hari dibandingkan suhu kamar.
Jika kamu membelinya dalam keadaan belum matang, simpan
dalam suhu ruangan agar sirsak cepat matang. Sebaliknya, jika
kamu membelinya dalam keadaan matang, sebaiknya simpan
dalam kulkas. Buah ini akan bertahan hingga dua hari ke depan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kultivar tanaman kiwi yang paling umum adalah Actinidia
deliciosa ‘Hayward’. Buah dari kultivar berbentuk oval, ukurannya sebesar
telur ayam dengan panjang 5 cm sampai 8 cm dan diameter sekitar 4,5 cm
sampai 5,5 cm. Kulitnya buah kiwi tipis, memiliki bulu dan berserat. Warna
kulitnya meliputi cokelat muda, hijau muda dan keemasan mirip seperti sawo.
Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot,
memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah
kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik. Penyimpanan
pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil
pertanian. Dan dengan di lakukannya tujuan pemanenan,
sorti,pengemasan,pengangkutan, dan penyimpanan sementara.
DAFTAR PUSTAKA
https://rimbakita.com/buah-kiwi/
Fisik Dan Aktivitas Enzim Polifenol Oksidase (PPO) Pada Jus Sirsak (Annona Muricata
L.) - Brawijaya Knowledge Garden. Ub.ac.id.
https://doi.org/http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189657/1/1751006011110
11%20-%20Reydita%20Claudy%20Islami.pdf