Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENANGANAN PASCAPANEN
BUAH KIWI

DISUSUN OLEH:

Glenkristin Defneir Titing (4520031001)

FAKULTAS PERTANIAN

PRODI AGROTEKNOLOGI

UNIVERSITAS BOSOWA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Dimana
Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan sebuah makalah dengan baik dan akhirnya tersusun dengan
sistematis dan sebaik mungkin.
Demikian makalah Penanganan Pascapanen tentang Buah Kiwi dengan yang
telah penulis buat. Penulis mohon kritik dan sarannya apabila terdapat kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Juga bermanfaat bagi penulis.

Makassar, 12 Desember 2022

penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan daerah tropis yang kaya akan hasil sumber daya
alam. Salah satu hasilnya adalah buah-buahan. Buah-buahan merupakan salah
satu komoditas pertanian yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat,
karena kandungan berbagai vitamin yang banyak terdapat dalam buah-buahan.
Kandungan berbagai vitamin dan air yang dimiliki buah-buahan sangat
berguna bagi tubuh. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk
segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis
makanan. Apabila dikonsumsi secara langsung biasanya buah-buahan
digunakan sebagai pelengkap dalam menu makanan atau buah pencuci mulut.
Sedangkan dalam bentuk olahan, kita dapat menjumpai buah-buahan misalnya
pada produk seperti manisan, sari buah, asinan, jam, maupun jelly (Rini,
2016). Saat ini, bentuk olahan buah-buahan yang tersedia dipasaran tidak
hanya dalam bentuk olahan buah basah tetapi terdapat juga olahan dalam
bentuk kering. Olahan buah-buahan dalam bentuk kering sangat potensial
dalam dunia pasaran, hal ini karena olahan buah kering memiliki umur simpan
yang lebih lama dibandingkan dengan umur simpan olahan buah dalam bentuk
basah, walaupun kandungan vitamin yang terdapat pada olahan basah lebih
unggul dibandingkan dengan olahan buah kering. Salah satu jenis produk
buah-buahan dalam bentuk kering selain manisan adalah fruit leather (Rini,
2016). Fruit leather merupakan sejenis manisan kering yang dapat dijadikan
sebagai bentuk olahan komersial dalam skala industri dengan cara yang sangat
mudah, produk makanan ini berbentuk lembaran tipis dengan ketebalan
sekitar 2–3 mm dengan kadar air 10–20%, mempunyai konsistensi dan cita
rasa khas suatu jenis buah. Fruit leather memiliki masa simpan sampai 12
bulan, bila disimpan dalam kemasan yang baik pada suhu ruangan sekitar 25-
30ºC. Buah-buahan yang baik digunakan sebagai bahan baku pembuatan fruit
leather adalah bahan yang mempunyai kandungan serat tinggi (Safitri, 2012).
Buah kiwi adalah buah yang kaya nutrisi karena vitamin C yang
dikandungnya cukup tinggi. Selain itu kiwi mempunyai kapasitas antioksidan
yang kuat karena mempunyai sejumlah phytonutrient meliputi karoten, lutein,
xantophyl, flavonoid, dan klorofil. Kapasitas antioksidan terhadap senyawa
radikal bebas buah kiwi bahkan menempati posisi ketiga tertinggi setelah
jeruk dan anggur merah (Suko, 2010). Berdasarkan potensi yang dimiliki buah
kiwi sebagai antioksidan alami dan mengandung komponen yang bioaktif
(flavonoid, fenol), maka perlu adanya pengolahan lebih lanjut buah kiwi
sebagai pangan fungsional salah satunya adalah dijadikan sebagai fruit leather.
1.2 Karekteristik Buah Kiwi

Kultivar tanaman kiwi yang paling umum adalah Actinidia


deliciosa ‘Hayward’. Buah dari kultivar berbentuk oval, ukurannya sebesar
telur ayam dengan panjang 5 cm sampai 8 cm dan diameter sekitar 4,5 cm
sampai 5,5 cm. Kulitnya buah kiwi tipis, memiliki bulu dan berserat. Warna
kulitnya meliputi cokelat muda, hijau muda dan keemasan mirip seperti sawo.
Daging buah kiwi mempunyai tekstur yang sangat lembut. Rasanya manis
dan unik. Kiwi memiliki biji tersusun atau berbaris, berwarna hitam dan
berukuran sangat kecil. Biji kiwi aman untuk dimakan dan tidak akan terasa
saat tertelan.

1.3 Tujuan Penanganan Pascapanen


Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot,
memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah
kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik. Penyimpanan
pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil
pertanian.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penanganan Pascapanen
Penanganan pasca panen adalah tindakan pengolahan hasil panen
dengan tujuan akhir untuk dipasarkan kepada konsumen.
Penanganan pasca panen bertujuan untuk menghasilkan produk yang aman
dan siap dikonsumsi. Pengolahan produk bisa dilakukan oleh industri maupun
perorangan yang tetap mengedepankan keamanan produk.
Penanganan pasca panen dimaksudkan untuk menjaga hasil panen dan lahan
tetap tetap terjaga kondisinya..Teknik penanganan sesuai prosedur akan
membuat lahan tetap menjadi produktif hingga masa tanam berikutnya.
Alhasil pada penanaman periode berikutnya hasil yang didapat sesuai dengan
harapan.
A. Penanganan Tahap Pertama

1. Tujuan Pemanenan buah kiwi

Mutu buah kiwi setelah dipanen tidak dapat ditingkatkan tetapi dapat
dipertahankan sampai batas tertentu. Mutu buah kiwi yang baik
hanya akan diperoleh bila pemanenan dilakukan pada tingkat
kematangan yang cukup. Pemanenan dilakukan pada suhu udara
belum terlalu panas, biasanya pada pagi hari dan produk harus
diletakkan di tempat yang teduh. Pemanenan harus dilakukan secara
hati-hati dan harus bebas dari luka, bintik, penyakit dan kerusakan
lainnya. Umumnya pemanenan dilakukan pada kondisi tua (mature)
dan belum matang (ripe). Tingkat kematangan buah kiwi dapat
ditentukan dengan cara :

1. Visual, dapat dilihat dari warna kulit, ukuran, terdapatnya daun


yang kering, mengeringnya tanaman dan perkembangan
(pembesaran) buah.

2. Fisik, diketahui dari kemudahan dipetik, kekerasan dan berat jenis.

3. Analisis kimia, dengan mengatur kadar padatan terlarut, kadar


asam, sugar-acid dan kadar pati.

4. Perhitungan jumlah hari setelah persemaian (penanaman), jumlah


hari setelah keluarnya bunga.

Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati, karena memar dan luka


akan berpengaruh tidak hanya pada penampilan, akan tetapi juga
sebagai pintu masuknya mikroba pembusuk, yang nantinya akan
tampak sebagai bercak berwarna khas sehingga produk menjadi tidak
menarik. Untuk produk yang bertangkai sebaiknya pemotongan /
pemetikan dilakukan beserta tangkainya, pemotongan / pemetikan
yang dilakukan tidak tepat akan menyebabkan luka, sehingga
memudahkan masuknya mikroba yang akan menyebabkan penurunan
mutu produk.

Cara pemetikan yang baik adalah dengan alat petik berkantong yang
tangkainya dapat diatur panjang pendeknya. Pada buah kiwi yang
mempunyai struktur kulit yang lunak dan mudah rusak, sebaiknya
digunakan selongsong yang salah satu ujungnya melekat pada alat
petik pisau.

2. Sortasi Pada Buah Kiwi

1. Memilih buah kiwi berdasarkan warna kulit

Pilihlah buah kiwi yang kulitnya berwarna hijau kecoklatan (pekat)


untuk Kiwi jenis hijau, sedangkan untuk Kiwi jenis kuning pilihlah
kulit yang berwarna kuning keemasan.

2. Memilih buah kiwi dengan cara menekannya

Ketika memilih buah kiwi, coba tekan dengan ibu jari apakah masih
keras atau sedikit lunak. Buah Kiwi yang matang biasanya sedikit
lunak sama seperti halnya kita memilih buah alpukat. Jangan memilih
yang terlalu lunak karena terlalu kematangan.

3. Memilih buah kiwi berdasarkan baunya

Bau buah kiwi yang bagus dan sudah matang adalah seperti bau
citrus yang harum dan segar. Jangan memilih buah kiwi yang bau
masam atau kecut.

4. Memilih buah kiwi berdasarkan konsidi dan tekstur kulit


Hindari lah memilih buah kiwi yang kulitnya sudah berkeriput,
lembab atau bahkan berjamur. Buah Kiwi yang seperti itu kandungan
gizi dan airnya sudah berkurang.Carilah buah Kiwi yang memiliki
tekstur kulit yang halus dan kencang. Jika sudah membeli, simpan
buah kiwi di dalam lemari es agar kesegarannya tetap terjaga. Jangan
terlalu lama membiarkannya berada dalam suhu kamar atau lembab.

B. Penanganan Tahap Dua


1. Pengemasan

 Kuat terhadap benturan sehingga dapat melindungi buah yang ada di


dalamnya selama pengang-kutan dan penumpukan.
 Bahan-bahan kemasan tidak mengandung bahan kimia yang dapat
diserap oleh buah sehingga menimbulkan keracunan bagi konsumen.
 Harus mudah penanganannya dan memenuhi syarat pemasaran
terutama berat, ukuran serta bentuknya. Dalam hal ini perlu
diperhatikan pembakuan ukuran dan bentuk kemasan.
 Harus cepat menyerap dingin dan meneruskan dingin tersebut ke
buah.
 Kekuatan mekanis kemasan tidak dipengaruhi oleh kadar air pada
saat basah atau kelembaban tinggi.
 Aman. jangan terbuka atau terlalu tertutup.
Dengan cara ini pembakuan kemasan lebih menitik beratkan pada
beratnya bukan pada jumlahnya. Kemasan berisi penuh serta harus
rapat dan rapih. Pemakaian kemasan dari kertas yang mudah dilipat
atau baki plastik hanya dipakai pada buah yang mahal yang mudah
rusak, karena biayanya mahal. Pembungkusan setiap buah dengan
bahan yang lunak dalam kemasan akan mengurangi kerusakan dan
mencegah penguapan cairan dari buah. Kemasan yang baik
tergantung pada beberapa faktor, seperti lama pemeraman, cara
penanganan, pengangkutan, keadaan lingkungan, tersedianya bahan
kemasan dan harganya.

2. Pengangkutan
Pengangkutan ke tempat pemasaran dengan menggunakan
berbagai alat angkut yang sebaiknya dilengkapi dengan ruangan
bersuhu dingin, ke pasar lokal dan tempat pengolahan
{ industri }kendaraan bermotor { truk, pick-up}dan ditutup dengan
kain terpalagar tidak kepanasan/ kehujanan, kepasar antar daerah
kendaraan bermotor { truk, pick-up} dan kereta api peti-peti
disusun sedemikian rupa sehingga masih memungkinkan
berlangsungnya aerasi dengan baik sedangkan untuk ekspor
melalui kapal laut di tempatkan dalam ruangan yang dilengkapi
dengan alat pendingin.

3. Penyimpanan Sementara
Dalam ruangan bersuhu dingin. Sebaiknya penyimpanan
dilakukan pada kondisi ruang dingin 15 oC karena dapat
memperlambat pematangan 3 – 6 hari dibandingkan suhu kamar.
Jika kamu membelinya dalam keadaan belum matang, simpan
dalam suhu ruangan agar sirsak cepat matang. Sebaliknya, jika
kamu membelinya dalam keadaan matang, sebaiknya simpan
dalam kulkas. Buah ini akan bertahan hingga dua hari ke depan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kultivar tanaman kiwi yang paling umum adalah Actinidia
deliciosa ‘Hayward’. Buah dari kultivar berbentuk oval, ukurannya sebesar
telur ayam dengan panjang 5 cm sampai 8 cm dan diameter sekitar 4,5 cm
sampai 5,5 cm. Kulitnya buah kiwi tipis, memiliki bulu dan berserat. Warna
kulitnya meliputi cokelat muda, hijau muda dan keemasan mirip seperti sawo.
Tujuan utama dari penanganan pascapanen adalah mencegah susut bobot,
memperlambat perubahan kimiawi yang tidak diinginkan, mencegah
kontaminasi bahan asing dan mencegah kerusakan fisik. Penyimpanan
pada pascapanen berperan penting dalam mempertahankan kualitas hasil
pertanian. Dan dengan di lakukannya tujuan pemanenan,
sorti,pengemasan,pengangkutan, dan penyimpanan sementara.
DAFTAR PUSTAKA

https://rimbakita.com/buah-kiwi/
Fisik Dan Aktivitas Enzim Polifenol Oksidase (PPO) Pada Jus Sirsak (Annona Muricata
L.) - Brawijaya Knowledge Garden. Ub.ac.id.
https://doi.org/http://repository.ub.ac.id/id/eprint/189657/1/1751006011110
11%20-%20Reydita%20Claudy%20Islami.pdf

Anda mungkin juga menyukai