Pelajarilah Pelajarilah & gunakan segala sumber belajar tentang : - Jenis & macam – macam teknik pengawetan makanan 1. Pendinginan dan Pembekuan Pendinginan adalah teknik pengawetan yang dilakukan dengan menyimpan makanan di atas suhu pembekuan bahan, yakni -2°C sampai 10°C. Umumnya, teknik pendinginan dapat mengawetkan makanan selama beberapa hari atau minggu, bergantung pada jenis makanan yang diawetkan. Sementara itu, teknik pembekuan adalah penyimpanan bahan pangan di tempat pembekuan dengan suhu 12°C sampai -24°C. Adapun teknik pembekuan yang lebih cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24°C sampai -40°C. Berbeda dari pendinginan, pembekuan dapat mengawetkan makanan lebih lama, yakni bulanan bahkan tahunan. Namun perlu diketahui bahwa makanan juga dapat membusuk jika disimpan di tempat dengan suhu yang terlalu rendah. Jika makanan yang diawetkan dengan cara dibekukan sewaktu-waktu dikeluarkan hingga mencair, maka bakteri pembusukannya akan kembali bekerja. Sebab, pengawetan makanan dengan suhu rendah tidak dapat membunuh mikroorganisme di dalam makanan tersebut. 2. Pemanasan Tidak hanya pendinginan dan pembekuan, teknik pemanasan juga dapat dilakukan untuk mengawetkan dan mengolah makanan. Penggunaan suhu tinggi pada teknik pengawetan dapat dibedakan menjadi tiga, yakni blanching, pasteurisasi, dan sterilisasi. 3. Pengeringan Teknik pengawetan pengeringan dapat ditemukan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari. Contoh teknik pengeringan adalah pembuatan ikan asin, penjemuran kerupuk, dan lain-lain. Teknik pengeringan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari dan pengeringan dengan simulasi panas di bawah suhu terkendali di ruangan khusus yang disebut dengan dehidrasi. 4. Pengemasan Pengemasan juga termasuk teknik pengawetan makanan yang dilakukan guna mencegah kerusakan mekanis, perubahan kadar air, dan gangguan dari benda luar. 5. Pengalengan Teknik pengalengan merupakan cara pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan suhu sterilisasi (110oC-120oC). Tujuannya adalah menyelamatkan makanan dari proses pembusukan. Makanan dikemas dalam kaleng secara hermetis, yakni penutupan yang sangat rapat sehingga tidak dapat ditembus mikroba, udara, air, dan benda asing. Salah satu jenis makanan yang diawetkan dengan cara pengalengan adalah olahan ikan. 6. Fermentasi Berbeda dari teknik pengawetan lainnya yang bertujuan menghambat atau membunuh mikroba, fermentasi justru bertujuan sebaliknya. Fermentasi dilakukan dengan memanfaatkan mikroba tertentu guna menghasilkan asam atau komponen lainnya agar menghambat mikroba perusak. Karenanya, proses fermentasi dilakukan tanpa oksigen. Fermentasi juga dapat diartikan sebagai proses pemecah bahan organik oleh mikroorganisme untuk menghasilkan komponen yang diinginkan. Beberapa fungsi fermentasi adalah memperbaiki tekstur dan meningkatkan kualitas. Teknik ini umumnya tidak membutuhkan biaya yang besar. 7. Penggunaan bahan kimia Teknik pengawetan makanan yang terakhir adalah pengawetan dengan bahan kimia. Contoh bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengawetkan makanan adalah cuka, asam asetat, fungisida, antioksidan, in package desiccant, ethylene absorbent, wax emulsion, dan growth regulatory. - Jenis produk awetan makanan 1. Makanan Awetan dari Bahan Pangan Hewani Bahan pangan hewani umumnya dibagi menjadi dua jenis, yaitu: -Hewan air, bahan pangan hewan air umumnya dijadikan sebagai bahan makanan khas daerah, misalnya ikan, udang, cumi, teripang. -Hewan darat, kelompok hewan darat terdiri dari kelompok ternak besar (sapi, kerbau, kambing) dan kelompok ternak kecil (ayam, bebek, burung, angsa). Contoh makanan awetan dari bahan hewani adalah ikan asin. Karakteristik bahan hewani umumnya mudah rusak (daya awetnya rendah); bersifat lunak, tidak tahan tekanan, dan hantaman; selain itu, sifat dari setiap bahannya sangat spesifik dan sulit digeneralisasi; dan merupakan sumber protein serta lemak. 2. Makanan Awetan dari Bahan Pangan Nabati Bahan pangan nabati adalah bahan makanan yang berasal dari berbagai jenis tumbuh-tumbuhan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, umbi-umbian, dan serealia; mulai dari akar, batang, dahan, daun, bunga, buah, dan biji. Contoh makanan awetan dari bahan nabati adalah aneka selai buah, aneka kripik buah maupun sayur, manisan buah, acar, dll. Makanan awetan dari bahan nabati, baik makanan atau minuman yang diproduksi di suatu daerah, merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Berbeda dengan karakteristik bahan makanan awetan hewani, karakter bahan makanan awetan nabati umumnya memiliki daya awet yang tinggi; cenderung tahan terhadap tekanan dan tidak mudah rusak; sifat bahan spesifik dan mudah dicari sifat umumnya. Selain menjadi sumber protein serta lemak, bahan nabati banyak yang juga berperan sebagai sumber karbohidrat, mineral, dan vitamin.
Proses Tahapan Produksi
1. Planning atau Perencanaan Perencanaan biasanya merupakan kebutuhan dasar dari semua proses produksi. Tahap ini membantu untuk menentukan tujuan dan bagaimana tujuan produksi dapat dicapai dengan baik.
2. Routing atau Penentuan Alur
Penentuan alur ini merupakan tahap kedua dalam proses produksi. Tahap ini meliputi di mana bahan mentah dapat diperoleh, diproses, diselesaikan, diperiksa kualitasnya, dan didistribusikan. Keputusan dibuat mengenai kuantitas dan kualitas barang dan jasa serta tempat produksi. Penentuan alur ini adalah tahap penting dalam proses produksi.
3. Scheduling atau Penjadwalan
Penjadwalan berarti menentukan waktu proses produksi. Misalnya berapa banyak waktu yang harus dilakukan setiap tahap produksi, berapa lama setiap orang harus bekerja pada alur kerja tertentu.
4. Dispatching atau Pengiriman
Tahap ini adalah awal produksi yang sebenarnya. Tahap pengiriman ini melibatkan penyediaan barang-barang yang diperlukan, pemeliharaan catatan, pemantauan alur kerja seperti yang direncanakan, pencatatan berapa kali mesin bekerja, waktu idle mesin, dan lain-lain.
5. Follow-up Tahap follow up ini merupakan tahap terakhir dari proses produksi. Tahapan ini mengukur produksi aktual versus produksi yang diharapkan.