Anda di halaman 1dari 6

Guru mapel : Sopiana, S.

P
Kelas : XII TPHP

Pengertian Bahan Nabati dan Hewani ?

Bahan pangan (makanan) dibagi menjadi dua yaitu bahan pangan nabati dan
hewani. Bahan nabati adalah bahan makanan yang berasal dan diolah dari
bahan dasar tanaman. Jadi bahan-bahan yang didapatkan dari bagian yang
ada pada tanaman entah itu buah, batang, daun atau akarnya termasuk
dalam bahan nabati.

Sedangkan bahan pangan hewani adalah bahan makanan yang berasal dan
diolah dari hewan. Tidak hanya dari dagingnya, produk lainnya yang
didapatkan dari hewan seperti telur, susu dan lainnya termasuk dalam bahan
pangan hewani.

Perbedaan Karakteristik Antara Bahan Nabati dan Hewani

Ini dia perbedaan karakteristik dari bahan pangan nabati dan hewani

1. Bahan makanan hewani daya simpannya jauh lebih pendek dibandingkan


dengan bahan pangan nabati apabila dalam keadaan segar. Hal tersebut
dikarenakan bahan hewani tidak memiliki jaring pelindung yang kokoh dan
kuat seperti pada bahan nabati

2. Bahan hewani memiliki sifat lebih lunak dari pada bahan nabati sehingga
lebih mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar

3. Kebanyakan bahan pangan hewani adalah sumber karbohidrat, protein,


mineral, vitamin dan lemak.

Dapat disimpulkan dari poin-poin di atas, pengolahan sangat penting untuk


memperpanjang masa simpan, meningkatkan kualitas, daya tahan dan nilai
tambah dari sebuah produk. Dengan begitu, suatu produk dapat memiliki daya
ekonomi lebih setelah mendapat sentuhan teknologi pengolahan
Pengolahan Makanan Nabati dan Hewani

Pengolahan makanan merupakan metode untuk mengubah bahan mentah


menjadi makanan yang layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Banyak
langkah dan cara yang bisa dilakukan dalam mengolah makanan sesuai dari
jenis bahan atau makanan yang ingin dibuat. Macam-macam pengolahan
makanan adalah sebagai berikut

 Memotong dan Mengupas


 Pemerasan, contohnya adalah membuat jus buah
 Pemasakan, meliputi menggoreng, merebus dan memanggang
 Pencampuran
 Peragian, contohnya adalah pembuatan tempe
 Pengeringan semprot
 Pasteurisasi (pemanasan makanan)
 Pengepakan

Contoh Bahan Nabati dan Hewani

Ada banyak sekali contoh bahan nabati dan hewani yang bisa dijadikan
olahan makanan atau produk lainnya. Ini dia contoh beberapa contoh bahan
pangan nabati dan hewani.

Bahan Pangan Nabati

sumber: samuitimes.com

Bahan pangan nabati didapatkan dari sayuran dan buah-buahan. Sayuran


dapat dibagi lagi menjadi dua kelompok yaitu berdasarkan iklim tempat
tumbuhnya. Sayuran yang tumbuh di iklim tropis adalah petai, cabai, jengkol,
petai, kangkung, buncis, daun salam, sereh, ubi jalar, jahe, kunyit dan daun
singkong. Sedangkan sayuran yang tumbuh di iklim sub tropis adalah wortel,
kentang, brokoli, seledri, jamur dan selada.

Seperti sayuran, buah-buahan juga dibagi menjadi dua kelompok, yaitu buah-
buahan tropis dan sub tropis. Buah-buahan tropis contohnya adalah jambu
air, jambu biji merah, sawo, kesemek, duku, belimbing, sirsak, manggis, salak
dan rambutan. Sedangkan buah-buahan sub tropis contohnya adalah cherry,
strawberry, plum, persik dan kiwi.

Bahan Pangan Hewani

sumber: dairyinstitute.org

1. Susu : Merupakan produk yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia


seperti sapi, kambing, unta dan lainnya yang berbentuk berupa cairan
2. Ikan: Hewan yang bangkainya halal untuk dimakan ini dapat diolah
menjadi berbagai macam makanan
3. Daging: Daging yang biasanya dijadikan sebagai bahan pangan adalah
sapi, kambing, ayam yang diambil dengan cara pemotongan ternak
4. Telur: Merupakan produk utama yang dihasilkan oleh ayam petelur.
5. Produk Olahan dari Bahan-Bahan Di Atas: Bahan seperti susu dapat
diolah lagi menjadi keju, krim, susu bubuk sedangkan daging dapat
diolah menjadi dendeng, sosis dan lain-lain

Proses Pengawetan Bahan Pangan Nabati dan Hewani

Biasanya bahan hasil pertanian, perternakan dan perikanan mudah


mengalami kerusakan setelah dipanen sehingga akan terjadi penurunan
mutu. Untuk menjaga kualitas dari bahan pangan, maka diperlukan adanya
sebuah proses pengawetan. Terdapat beberapa metode pengawetan pangan
yaitu dengan menonaktifkan, menghambat dan mencegah penyebab
kerusakan pada makanan. Setiap metode tersebut hanya akan berhasil
apabila langkah-langkah yang dilakukan tetap dan sesuai.

Beberapa metode yang dilakukan untuk mengawetkan bahan pangan adalah


1. Pengawetan dengan Suhu Rendah

sumber: food.unl.edu

Teknik pengawetan makanan jenis ini memanfaatkan lemari pendingin. Suhu


yang dibutuhkan dalam pengawetan jenis ini adalah antara -2 sampai 8
derajat celcius. Cara pengawetan dengan suhu rendah dibagi lagi menjadi 2
macam yaitu pendinginan dan pembekuan. Pendinginan hanya berfungsi
untuk mendinginkan makanan sedangkan pembekuan bertujuan untuk
membuat bahan makanan menjadi beku. Biasanya suhu yang dibutuhkan
dalam proses pembekuan adalah antara -12 sampai -24 derajat celcius
sedangkan untuk pembekuan cepat diperlukan suhu antara -24 sampai -40
derajat celcius.

2. Pengawetan Makanan Suhu Tinggi

sumber: reference.com

Pengawetan makanan jenis ini dilakukan dengan proses memasak seperti


merebus atau menggoreng. Panas yang dibutuhkan untuk mengawetkan
makanan harus tepat agar kandungan gizi yang terdapat makanan tetap
dapat terjaga. Pemanasan yang baik adalah dengan kadar suhu secukupnya
yang sekiranya dapat mematikan mikroba pembusuk dan panthogen dalam
bahan makanan.
3. Pengawetan dengan Pengeringan

sumber: wikimedia.org

Jenis pengawetan makanan ini bertujuan untuk menghilangkan sebagian atau


seluruh kandungan air dari bahan makanan yang dilakukan dengan
menggunakan energi panas dari matahari supaya kandungan air menguap.
Dengan berkurangnya kandungan air dari bahan makanan tersebut, maka
mikroba tidak dapat tumbuh lagi.

Keuntungan lainnya dari produk yang diawetkan dengan cara pengeringan ini
adalah lebih ringan dan volume menjadi lebih kecil sehingga memudahkan
dalam proses penyimpanan dan transportasi. Pengeringan yang baik terjadi
apabila pemanasan yang terjadi merata.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan adalah suhu, luas


permukaan bahan, aliran udara dan tekanan uap di udara. Selain
menggunakan energi panas dari matahari, pengeringan juga dapat dilakukan
menggunakan alat pengering.
4. Pengawetan dengan Bahan Kimia

sumber: bellprinters.com

Jenis pengawetan ini sering digunakan oleh industri-industri makanan skala


besar yaitu dengan menambahkan bahan kimia tertentu. Penggunaan bahan
kimia ini harus dalam takaran yang tepat dan sesuai dengan prosedur supaya
aman untuk manusia yang mengonsumsinya. Pemberian asam dapat
menurunkan pH yang terdapat pada makanan sehingga pertumbuhan bakteri
pembusuk menjadi terhambat.

Anda mungkin juga menyukai