PENDAHULUAN
metode
dan
teknik
yang
digunakan
untuk
pengolahan
makanan
biasanya
merupakan
salah
satu
kebutuhan
pokok
yang
sangat
bisa lepas dari pangan. Oleh karena itu, banyak produsen berlomba-lomba untuk
memproduksi pangan yang berkualitas yaitu pangan yang aman, sehat, dan
bergizi. Perkembangan teknologi juga mendorong perkembangan dunia pangan
karena dengan kesibukan aktifitas manusia yang hanya memiliki sedikit waktu
untuk melakukan pengolahan pangan maka kini muncul teknologi untuk pangan
cepat saji. Oleh karena itu, kini banyak makanan kemasan atau makanan instan
yang telah mengalami proses pengawetan yang memiliki banyak manfaat bagi
masyarakat. Ada dua hal penting yang dipertimbangkan mengapa pengolahan
pangan perlu dilakukan. Yang pertama adalah untuk mendapatkan bahan pangan
yang aman untuk dimakan sehingga nilai gizi yang dikandung bahan pangan
tersebut dapat dimanfaatkan secara
bahan
pangan
tersebut
dapat
maksimal.
Yang
kedua
adalah
agar
Di satu sisi pengolahan dapat menghasilkan produk pangan dengan sifatsifat yang diinginkan yaitu aman, bergizi dan dapat diterima dengan baik secara
sensori. Di sisi lain, pengolahan juga dapat menimbulkan hal yang sebaliknya
yaitu menghasilkan senyawa toksik sehingga produk menjadi kurang atau tidak
aman, kehilangan zat-zat gizi dan perubahan
sifat
sensori
ke
arah
yang
kurang disukai dan kurang diterima seperti perubahan warna, tekstur, bau
dan rasa yang kurang atau tidak disukai. Dengan demikian diperlukan suatu usaha
optimasi dalam suatu pengolahan agar apa-apa yang diinginkan tercapai dan apa
yang tidak diinginkan ditekan sampai minimal. Untuk itulah pentingnya
pengetahuan
akan
pengaruh
pengolahan
terhadap
nilai
gizi
dan
keamanan pangan. Walaupun demikian, hal yang lebih penting adalah bagaimana
seharusnya melakukan suatu pengolahan pangan agar bahan pangan yang kita
hasilkan bernilai gizi tinggi dan aman.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemasakan
Proses pengolahan dengan panas yang paling sederhana dan mudah
dilakukan
Tujuan :
Memperoleh makana n
yang lebih enak /lezat
Memperpanjang daya simpan
Keuntungan
Perubahan Flavor, warna, tekstur
Meningkatkan daya cerna
Perusakan mikrobio dan toksin
Kerugiannya
penurunan nilai gizi
2. Blanching
Pemanasan pendahuluan yang harus dilakukan sebelum proses
pembekuan, pengeringan & pengalengan
In
Tujuan blanching :
Menginaktivasi enzim
Menghilangkan gas dalam bahan pangan
Membersihakan bahan pangan
Melunakkan/melemaskan bahan pangan
Membersihkan dan melarutkan zat diatas permungkaan bahan
Suhu tergantung pada :
Jenis bahan pangan
Ukuran
Metoda
Suhu media
Media
Air panas, uap panas dan udara panasaktivasidddwwwnz
3. Pasturisasi
Perlakuan panas pada T yang lebih rendah dari pada T
sterilisasi (Biasanya dibawah titik didih air)
Tujuan pasturisasi :
Membunuh bakteri patogen
Mengurangi populasi bakeri sehingga memperpanjang masa simpan
Menginaktifkan enzim misalnya fosfatase dan katalase yang
menyebabkan bahan cepat rusak
Menimbulkan cita rasa yang lebih enak
HIGH TEMPERATURE SHORT TIME
Pasteurisasi (susu)
Pasteurisasi 88OC selama 1 detik,
94OC selama 0,1 detik
100OC selama 0,01 detik. Pasteurisasi
HTST dapat dilakukan pada susu segar dengan menggunakan suhu 72--75OC
selama 15
Detik
4. Sterilisasi
Pemanasan pada T yg tinggi untuk membunuh semua mikroba dlm bahan
pangan.
Istilah sterilisasi tidak hanya digunakan dalam industri pengolahan hasil pertanian.
Sterilisasi berasal dari kata dasar steril artinya suatu keadaan atau kondisi yang
bersifat tidak menghasilkan sesuatu. Atau keadaan yang bebas dari kehidupan
Metode Sterilisasi
keadaan makanan,
pH ketahanan mikroba dan sporanya
laju pemindahan panas dlm produk
wadah & media pemanas
jumlah mikroba awal
olah/diawetkan dengan cara perebusan yaitu ; daging, ikan, pembuatan kue seperti
onde onde, dan lain lain.
2. Penggorengan
Alat yang biasanya di gunakan untuk menggoreng yaitu :tungku ataupun kompor,
wajan,kuali besi, sendok, peniris minyak Loyang ataupun wadah lainnya tempat
bahan pangan yang akan di goring.contoh bahan pangan yang biasanya di
olah/ametkan dengan cara penggorengan seperti kripik pisang, kripik ubi, abon
ikan, dan lain lain.
3. Penyangraian
Pada proses ini, alat yang sering di gunakan sama dengan pada proses pengolahan
pangan dengan cara penggorengan, perbedaannya hanya pada bahan tambahan
lainnya yang di pakai dalam mengolah suatu bahan pangan.contoh bahan pangan
yang sering diolah/awetkan dengan cara penyangraian yaitu ; kopi,
4. Pengasapan
Alat yang sering di gunakan antara lain : tungku, para para, ataupun tempat
pembakaran.contoh bahan pangan yang diolah/awetkan dengan cara pengasapan
yaitu ; ikan, daging.
5. Pembakaran
Dalam hal ini alat yang sering di gunakan sama dengan alat yang sering di
gunakan pada proses pengasapan. Contoh bahan pangan yang diolah/awetkan
dengan cara pembakaran seperti daging, ikan, roti bakar,
6. Penjemuran di bawah sinar matahari
Pada proses penjemuran di bawah sinar matahari, biasanya menggunakan alat
berupa tapis, tarpal ukuran kecil (kapasitas sedikit) ukuran besar (kapasitas
banyak), mie kering, kerupuk ubi, ikan kering, buah kakao,dan lain lain.
Faktor faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan dendeng
Dendeng merupakan salah satu bentuk olahan daging yang bersifat
tradisional, yang sudah dikenal dan dikerjakan oleh masyarakat Indonesia sejak
lama, rasa dan aromanya yang khas serta sesuai dengan selera masyarakat
menyebabkan dendeng digemari secara luas, yang dibuat dengan membuat irisan
daging dengan ketebalan tertentu dan menambahkan bumbu, garam, dan gula,
kemudian dikeringkan.
Ditinjau dari cara pembuatannya, dendeng dapat dikelompokkan menjadi
2 macam, yaitu dendeng sayat dan dendeng giling. Dendeng sayat adalah daging
Ciri-ciri dendeng yang baik adalah warna dendeng merah coklat sampai coklat,
bersih, aromanya sedap, tekstur tidak liat, agak kering, dan rasa agak manis dan
gurih.
Kualitas dendeng ditentukan oleh bahan baku dan bahan lain yang
ditambahkan, seperti pemanfaatan nangka muda, dan bunga pisang, yang akhirakhir banyak dikerjakan oleh masyarakat, untuk mengurangi beaya produksi
dendeng. Nangka muda (Gori/Tewel bahasa Jawa) merupakan jenis buah yang
dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai macam masakan yang lezat, seperti
gudeg Yogya yang sangat terkenal di Indonesia, sayur lodeh, sayur asem, dan
masakan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia lainnya, sehingga perlu
diteliti pemanfaatan buah nangka muda dalam pembuatan dendeng ayam giling.
Keuntungan produk dendeng ayam dengan penambahan buah nangka muda antara
lain adalah : menambah keaneka ragaman pengolahan daging ayam dengan
kombinasi buah nangka muda, meningkatkan daya simpannya, menghemat tempat
penyimpanan, memudahkan distribusi.