Disusun oleh :
P07131114029
Kegunaan : Untuk mengukur tinggi badan pasien/subyek yang sudah bisa berdiri
Cara kerja :
a) Memasang Microtoise
b) Subyek yang akan diukur melepaskan sepatu atau sandal dan topi
c) Subyek berdiri tegak membelakangi dinding dengan posisi kepala bagian
belakang, punggung, pantat, tumit menempel pada dinding, muka menghadap
lurus ke depan
d) Kaki rapat dan lurus, apabila sulit sehingga kaki menekuk maka tekan lutut pada
tembok dan luruskan
e) Turunkan mikrotoise sampai tepat diatas kepala (bagian diatas ubun ubun)
f) Baca angka pada jendela kaca ukur
g) Catat hasil seakurat mungkin
Kegunaan : Untuk mengukur tinggi badan bayi yang berumur 0-24 bulan
Cara kerja :
Cara kerja :
Cara kerja :
Kelemahan : Tidak akurat untuk menentukan tinggi badan seseorang dan jika
rentangan tangan tidak lurus maka hasil yang didapat tidak valid.
Cara kerja :
Cara kerja :
a) Sebelum mengukur tebal lemak harus ditentukan bagian mana yang akan di
ukur (subskapula, suprailiaka, trisep atau bisep).
b) Selanjutnya jepit dan tarik kulit dengan tangan kiri dan caliper di tangan
kanan. Pegang lipatan kulit (skinfolf) yang akan di ukur dengan kuat
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Posisi caliper tegak lurus pada
lipatan kira-kira 1 cm (0.25 m) dari ibu jari dan telunjuk.
c) Kemudian lepaskan pengangan caliper hingga tegangan penuh digunakan
pada lipatan kulit. Gunakan lapisan pada ujung ibu jari dan jari untuk
menggenggam lipatan kulit.
d) Bacalah angka paling dekat 0.5 mm kira-kira sampai satu atau dua detik
setelah pegangan dilepaskan.
e) Sebaiknya melakukan pengukuran minimal dua kali. Jika hasil pengukuran
berbeda hingga lebih dari 1 mm, maka lakukan pengukuran ketiga.
Cara kerja :
a) Sebelum digunakan pastikan pita ukur LILA masih kencang, tidak terlipat
b) Pengukuran dilakukan pada lengan sebelah kiri
c) Lengan dalam keadaan tergantung bebas, tidak tertutup pakaian
d) Tetapkan posisi bahu dan siku
e) Tentukan titik tengah lengan
f) Lingkarkan pita ukur pada tengah lengan, pita jangan terlalu ketat dan
tidak terlalu longgar
Kelemahan : Karena terbuat dari kertas maka alat ukur ini mudah terlipat
sehingga mengurangi keakuratan saat mengukur
8. Nama alat : Alat ukur massa lemak (omron body fat monitor)
Cara kerja :
Pembahasan
Pada praktikum kali ini status gizi seseorang dapat ditentukan dengan alat ukur
seperti Mikrotoise, Infantometer, Metlin, Alat ukur rentang lengan, Alat ukur tinggi
lutut, Alat ukur tebal lemak, Pita LILA, Alat ukur massa lemak. Dari bermacam-macam
alat tersebut memiliki fungsi, spesifikasi, kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda.
Sehingga untuk mendapatkan hasil yang akurat perlu dilakukan langkah-langkah
penggunaan alat dengan benar.
Alat ukur massa lemak ada yang manual dan digital. Pada alat ukur yang digital
lebih praktis dan akurat, namun terkadang alatnya sering error, sedangkan alat ukur
massa lemak yang manual hasilnya belum menunjukkan data sesungguhnya sehingga
harus dihitung untuk mendapatkan data sesungguhnya.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang dapat disimpulkan bahwa Alat ukur mikrotoise,
infantometer, metlin, alat ukur rentang lengan, alat ukur tinggi lutut, alat ukur tebal
lemak, pita LILA, alat ukur massa lemak memiliki spesifikasi yang berbeda-beda. Cara
penggunaan Alat ukur tinggi badan sebagian besar praktis dan mudah digunakan.
Daftar pustaka
Aritonang, I. (2013). Aplikasi Standar WHO-Antro 2005. Memantau dan Menilai
Status Gizi Anak, Yogyakarta, Mei 2013
http://sofiatussholeha.blogspot.co.id/2013/06/makalah-antropometri_6435.html
(Diakses pada 11 Oktober 2015)
Instruktur Praktikan
( ) (Pratiwi Kartika Ratri)