Anda di halaman 1dari 22

http://sichesse.blogspot.co.id/2015/07/sap-pentingnya-pemberian-makanan.

html

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi
Sasaran : Ibu yang memiliki bayi atau balita
Target : Ibu-Ibu yang Mengunjungi Balai RW.04 Tambak Wedi Baru
Waktu : 09.00 s/d selesai
Hari/Tanggal : Jum’at,21 Juni 2013
Tempat : Balai RW.04 Tambak Wedi Baru

A. Latar Belakang Masalah


Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun,dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi
harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI. Setelah bayi berumur 6 bulan
maka makanan pendamping ASI dapat mulai diberikan.
Dalam pengkajian yang telah dilakukan oleh mahasiswa program studi D3
Kebidanan,D3 Keperawatan dan D3 Analis kesehatan pada Kelurahan Tambak Wedi RW.04
Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya pada bulan juni 2013 di dapat data bahwa ± 6 balita di
RT.6 s/d 9 mengalami BGM. Hal ini merupakan suatu masalah kesehatan karena bayi yang
baru lahir belum siap untuk menerima makanan.

B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu yang memiliki bayi mampu
mengerti dan menerapkan pentingnya pemberian makanan tambahan pada bayi diwaktu yang
tepat.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan,ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita dapat
memahami tentang pengertian PMT, manfaat PMT, dan macam-macam PMT.

D. Pokok Bahasan : Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi

E. Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian PMT bayi
2. Manfaat PMT pada bayi
3. Macam-macam PMT
4. Saat tepat pemberian PMT

F. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi

G. Media
1. Leaflet
2. Laptop/LCD
H. Pengorganisasian
1) Moderator
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta, mengatur proses
dan lama penyuluhan dan menutup acara penyuluhan.
2) Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami.
3) Fasilitator
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
4) Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
5) Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
6) Peserta
Masyarakat Tambak Wedi Baru RW.04

I. Rencana Kegiatan penyuluhan


Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
Pendahuluan 51. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan Memperhatikan dan
menit membuka penyuluhan. Menjawab salam
2. Menjelaskan gambaran umum tentang materi Memperhatikan
yang akan diajarkan beserta manfaatnya.
Penyajian 15 1. Menjelaskan pengertian PMT pada bayi dan Memperhatikan
menit balita. Memberikan pertanyaan
a. Menanyakan kepada peserta apabila ada yang Memperhatikan
kurang jelas
b. Menerima dan menjawab pertanyaan yang Memperhatikan
diajukan peserta Memberikan pertanyaan
2. Menjelaskan macam-macam PMT Memperhatikan
a. Menanyakan kepada peserta apabila ada yang
kurang jelas Memperhatikan
b. Menerima dan menjawab pertanyaan yang Memberikan pertanyaan
diajukan peserta. Memperhatikan

3. Menjelaskan waktu tepat pemberian PMT.


a. Menanyakan kepada peserta apabila ada yang Memperhatikan
kurang jelas Memberikan pertanyaan
b. Menerima dan menjawab pertanyaan yang memperhatikan
diajukan peserta

4. Menjelaskan manfaat dan tujuan PMT pada


bayi dan balita.
a. Menanyakan kepada peserta apabila ada yang
kurang jelas
b. Menerima dan menjawab pertanyaan yang
diajukan peserta
Penutup 10 1. Menutup pertemuan dengan membacakan Memperhatikan
menit kesimpulan materi yang telah dibahas bersama
dengan anak. Menerima leaflet
2. Membagikan leaflet memperhatikan dan
3. Member salam penutup menjawab salam.

J. Evaluasi
1. ibu mampu menyebutkan definisi dari PMT
2. ibu mampu menyebutkan macam-macam dari PMT
3. ibu mampu menyebutkan waktu tepat pemberian dari PMT
4. ibu mampu menyebutkan manfaat dan tujuan dari PMT

K. Referensi
1. Lusa. 2009. penyakit menular seksual. http//lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/. [30
April 2010]
2. Anonim. 2010. kencing nanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gonore.[30 April 2010]
3. Mansjoer, Arif M. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
4. http://kutau-komputer.blogspot.com/2011/11/hubungan-pemberian-makanan-tambahan.html

PENTINGNYA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI


A. Pengertian PMT
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau
anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006).
Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lain selain ASI untuk
mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dengan jumlah yang didapat dari ASI (Rosidah,
2008).

B. Jenis-jenis PMT
1. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan tambahan yang diolah di rumah tangga atau
Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan
harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh
bayi. Makanan tambahan lokal ini disebut juga dengan makanan pendamping ASI lokal
(Depkes, 2006)
Pemberian makanan tambahan lokal memiliki beberapa dampak positif, antara lain
ibu lebih memahami dan terampil dalam membuat makanan tambahan dari pangan lokal
sesuai dengan kebiasaan dan sosial budaya setempat, sehingga ibu dapat melanjutkan
pemberian makanan tambahan secara mandiri, meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat serta memperkuat kelembagaan seperti Posyandu dan Puskesmas, memiliki
potensi meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penjualan hasil pertanian dan sebagai
sarana dalam pendidikan atau penyuluhan gizi (Depkes, 2006).
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di rumah antaranya
menyiapkan makanan bayi dengan mengikuti cara-cara yang bersih dan higiene,
menggunakan bahan makanan yang segar dan beku, melakukan metode masak yang baik di
antaranya pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan lebih baik dari
penggorengan, menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan tidak memberi madu pada
tahun pertama usia bayi karena kemungkinan madu mengandung Clostridium
bolitunium yang tidak aman bagi bayi, menghaluskan atau membuat pure (bubur) buah segar
yang dicuci bersih dan dikupas seperti pisang, pepaya, pir dan melon, serta makanan bayi
yang dimasak dirumah dapat segera dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan
disimpan di dalam lemari es selama satu atau dua hari kemudian di panaskan dan segera
diberikan pada bayi (Depkes, 2006)

2. Makanan Tambahan Olahan Pabrik


Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang disediakan dengan
olahan yang bersifat instan dan beredar dipasaran untuk menambah energi dan zat-zat gizi
esensial pada bayi (Depkes, 2006). Makanan tambahan pabrik disebut juga makanan
pendamping ASI pabrikan atau makanan komersial. Secara komersial, makanan bayi tersedia
dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit yang dapat dimakan secara langsung atau
dapat dijadikan bubur.
Makanan tambahan pabrikan seperti bubur susu diperdagangkan dalam keadaan
kering, sehingga tidak perlu dimasak lagi dan dapat diberikan pada bayi setelah mendapat air
matang seperlunya. Bubur susu terdiri dari tepung serealia seperti beras, maizena, terigu
ditambah susu dan gula dan bahan perasa lainnya. Makanan tambahan pabrikan yang lain
seperti nasi tim yakni bubur beras dengan tambahan daging, ikan atau hati serta sayuran
wartel dan bayam, dimana untuk bayi kurang dari sepuluh bulan nasi tim harus disaring atau
diblender terlebih dahulu. Selain makanan tambahan bayi lengkap (bubur susu dan nasi tim)
beredar pula berbagai macam tepung mentah maupun yang sudah matang (pre-cooked)
(Pudjiadi, 2008)
Makanan tambahan yang baik adalah makanan yang kaya energi, protein dan
mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan fosfat), bersih dan
aman, tidak ada bahan kimia yang berbahaya atau toksin, tidak ada potongan tulang atau
bagian yang keras yang membuat bayi tersedak, tidak terlalu panas, tidak pedas atau asin,
mudah dimakan bayi, disukai bayi, mudah disiapkan dan harga terjangkau (Rosidah, 2004).

C. Waktu pemberian PMT


Air Susu Ibu (ASI) memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yaitu
untuk pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat
lagi memenuhi kebutuhan bayi. Makanan tambahan mulai diberikan umur enam bulan satu
hari. Pada usia ini otot dan saraf didalam mulut bayi cukup berkembang untuk mengunyah,
menggigit, menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu
kedalam mulutnya dan berminat terhadap rasa yang baru (Rosidah, 2004).
Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian makanan tambahan pada bayi
adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum umur tersebut akan
menimbulkan risiko sebagai berikut (IDAI, 2002) :
1. Seorang anak belum memerlukan makanan tambahan saat ini. Makanan tersebut dapat
menggantikan ASI, jika makanan diberikan maka anak akan minum ASI lebih sedikit dan ibu
pun memproduksinya lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi anak.
2. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga risiko infeksi meningkat.
3. Risiko diare juga meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
4. Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau berupa
sup karena mudah dimakan bayi, makanan ini memang membuat lambung penuh tetapi
memberikan nutrient sedikit.
5. Ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil kembali.

Akibat dari kurang menyusui dan risiko pemberian makanan tambahan terlalu
lambatadalah :
1. Anak tidak mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan mengisi kesenjangan energi dan
nutrient.
2. Anak berhenti pertumbuhannya atau tumbuh lambat.
3. Pada anak risiko malnutrisi dan deficiency mikro nutrient meningkat.

Daftar Pemberian Makanan

Bayi Umur Jumlah Pemberian Dalam


Sehari
(Kali)
0 – 6 bulan ASI

6 – 8 bulan ASI
Bubur Susu 1
Nasi Tim Saring 1

8 – 10 bulan ASI
Buah 1
Bubur Susu 1
Nasi Tim Dihaluskan 2

10 – 12 bulan ASI
Buah 1
Nasi Tim 3

12 – 24 bulan ASI
Nasi Tim atau Makanan 1
Makanan Kecil 1

Sumber: Pudjiadi, 2008

D. Manfaat dan Tujuan Pemberian Makanan Tambahan


Makanan tambahan ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak,
penyesuaian kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan
masa peralihan dari ASI ke makanan keluarga selain untuk memenuhi kebutuhan bayi
terhadap zat-zat gizi (Suhardjo, 1999).
Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai pertumbuhan
perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah risiko
malnutrisi, defisiensi mikronutrien (zat besi, zink, kalsium, vitamin A, Vitamin C dan folat),
anak mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi dengan
nutrien, memelihara kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan bila sakit, membantu
perkembangan jasmani, rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan
dan memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan
fisiologis bayi (Husaini, 2001).
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat adalah :
a. kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga.
b. menghilangnya refleks menjulurkan lidah.
c. bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu
memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke
belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan (Pudjiadi,
2008).

LAPORAN HASIL PENYULUHAN


Penyuluhan kesehatan yang berjudul :
‘‘ Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi ‘’
Nama Kelompok :
1. Nur Indah Tri Asmani D3 Kebidanan
2. Kristianingrum D3 Kebidanan
3. Kiki Amalia D3 Keperawatan
4. Ach.Imaduddin D3 Analis Kesehatan

Di Balai RW.04 Tambak Wedi Baru Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya pada :
Hari/Tanggal : jum’at, 21 juni 2013 pukul : 13.00 wib
Dengan Peserta :

Evaluasi Hasil :
Peserta memperhatikan materi yang disampaikan serta mengerti dan mampu menjelaskan
kembali materi yang telah disampaikan oleh mahasiswa PPKM mengenai “ Pentingnya
Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi “.

Surabaya, 21 juni 2013


Mengetahui

Pembimbing Akademik PPKM Pembimbing Lahan


FK UNMU Surabaya Tambak Wedi Baru RW.04

Ir.Nastiti Kartikorini, M.Kes Desy


Sulistyowahyuningsih
http://majalahkesehatan.com/pemberian-makanan-tambahan-pmt-berbahan-dasar-bubur-
beras/

Usia 0-2 tahun merupakan periode kehidupan di mana sel-sel otak tumbuh sangat cepat.
Seperti kita ketahui otak bertanggungjawab terhadap kecerdasan anak. Oleh karena itu sudah
sepatutnya kita sangat peduli terhadap faktor yang memengaruhi pertumbuhan sel-sel otak.
Salah satunya faktornya adalah nutrisi atau zat gizi. Dalam masa ini, pola makan harus benar-
benar diperhatikan sehingga kebutuhan gizi anak terpenuhi.
Dengan pola makan gizi seimbang, tumbuh kembang bayi dan anak akan optimal. Diawali
dengan pola pemberian ASI yang tepat, ASI eksklusif 0-6 bulan kemudian pemilihan menu
dam penyajian MP-ASI hingga usia 2 tahun dan tetap mengacu pada prinsip makanan bergizi
seimbang dalam memilihkan menu untuk buah hati setelah usia 2 tahun.
Masalah anak sulit makan kerapkali kita temui di masyarakat. Memberi makan pada anak
memang memerlukan kesabaran dan kreativitas dalam memilih menu dan menyajikannya.
Sebenarnya gejala anak sulit makan terjadi saat anak mulai belajar makan sendiri, beberapa
ibu mengatakan ketika disuapi anak makan dengan lahap, namun saat belajar makan sendiri
anak menjadi malas mengunyah. Hal ini kerap terjadi pada usia 9-18 bulan. Cara mengatasi
masalah ini salah satunya dengan melatih anak makan secara teratur, tiga kali sehari dengan
porsi yang cukup (tidak banyak) atau memilih tekstur makanan yang mudah dikunyah dan
ditelan dengan tetap memerhatikan kebutuhan makro dan mikronutrien. Terutama untuk anak
usia < 2 tahun dapat diberikan menu bubur beras.
Bubur beras dipilih karena merupakan makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan mudah
didapatkan, mudah divariasikan dengan bahan makanan lain sumber protein hewani dan
nabati (daging, ikan, telur, tempe, tahu dan sebagainya), dan sumber serat (sayuran). Selain
itu, bubur beras dapat difortifikasi dengan mikronutrien tanpa memengaruhi rasa
sehingga dapat diberikan kepada bayi dan balita dengan defisiensi mikronutrien tertentu.
Beras dan sumber makanan lain yang berasal dari golongan cereals dan legumes
diketahui mengandung asam fitat yang dapat memengaruhi absorpsi dan bioavaibilitas
zat mikronutrien seperti besi, kalsium, dan seng, serta antitripsin yang menghambat proses
pencernaan protein. Asam fitat dapat dihilangkan dengan perendaman 12-24 jam. Menurut
penelitian Umeta , dkk pada tahun 2000, perebusan/ pengukusan antitripsin dapat
dihilangkan dengan teknik pemasakkan perlahan (slow-cooking). Tekstur bubur disesuaikan
dengan usia anak, jika dibawah usia 1 tahun dapat diberikan bubur halus kemudian
meningkat hingga bubur kasar seiring dengan bertambahnya usia.
Kegiatan yang kami lakukan dalam program pengabdian masyarakat kali ini dengan mitra
kader dan posyandu untuk menjaring balita gizi kurang. Diharapkan ibu-ibu kader dapat
melatih dan mengajarkan ibu-ibu yang memiliki balita dengan gizi kurang dapat membuat
bubur beras dengan prinsip bergizi seimbang dan menu yang bervariasi setiap harinya. Ibu
balita dibagi dalam 2 kelompok, kelompok ibu dengan anak usia < 2 tahun dan kelompok ibu
dengan usia anak >2 hingga 5 tahun.
Kegiatan pembinaan berlangsung selama 2 bulan dan diperoleh hasil pada anak usia 0-2
tahun penambahan berat badannya sekitar 0,6 kg dan anak usia >2 hingga 5 tahun
penambahan berat badan 1,7 kg. Apabila dalam 2 bulan berturut-turut tidak terjadi
penambahan berat badan anak maka berarti pertumbuhan anak terganggu. Menurut WHO,
pertambahan berat badan anak usia >2 tahun hingga 5 tahun rata-rata 2-2,5 kg/tahun sehingga
penambahan 1,7 kg dalam 2 bulan terhitung cukup besar. Namun penambahan berat badan
harus diimbangi dengan eksplorasi aktifitas fisik sehingga anak tetap sehat dan bugar tanpa
menjadi obes, misalnya dengan permainan berlari, melompat dan sebagainya.
Prinsipnya pada anak sehat, usia bertambah, berat badan bertambah dan diimbangi dengan
peningkatan panjang atau tinggi badan. Ibu dapat memantau pertumbuhan anak secara
berkala melalui Kartu Menuju Sehat (KMS). Oleh karena itu setiap bulan anak harus
ditimbang berat badannya dan diukur panjang atau tinggi badannya.
Hal menarik dari studi yang kami lakukan di masyarakat wilayah kerja Puskesmas
Kelurahan Koja Jakarta Utara, pemberian makanan berbahan baku bubur beras dengan rata-
rata asupan kalori harian 360 kkal/hari selama 1 bulan, 10 anak dengan status gizi kurang usia
6 bulan – 2 tahun (baduta) mengalami kenaikan berat badan yaitu 0,58 kg/bulan. Kenaikan
berat badan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata kenaikkan berat badan baduta
yang diberikan PMT berupa susu atau biskuit (550-650 kkal/hari), yang rata-rata hanya
sekitar 0,35 kg/bulan.
http://dedaunan.com/ketahui-apa-saja-makanan-penambah-berat-badan-bayi/

Ketahui Apa Saja Makanan Penambah Berat Badan Bayi

Kurangnya berat badan anak merupakan salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh ibu,
maka mengetahui makanan penambah berat badan bayi merupakan hal yang penting.
Menjaga gizi dan kesehatan bayi dan anak memang merupakan tanggung jawab orangtua
yang seutuhnya. Namun tidak sedikit orangtua yang bingung mengenai makanan apa yang
harus diberikan bagi anak mereka agar tubuhnya mempunyai gizi yang seimbang.

Memang masih banyak permasalahan mengenai gizi bayi dan balita di Indonesia. Banyak
juga orangtua yang khawatir mengenai keadaan gizi anak mereka. Ternyata data statistik
mengatakn bahwa 85% orangtua khawatir mengenai keadaan gizi anak mereka padahal
gizinya baik – baik saja. Jadi, selain mengetahui apa saja makanan penambah berat badan
bayi ada baiknya bila orangtua juga mengetahui mengenai berat badan ideal bayi.

Daftar Makanan Penambah Berat Badan Bayi yang Dapat Anda Berikan Untuk Buah Hati
Sebagai orangtua, Anda pasti merasa tanggung jawab mengenai kesehatan anak adalah
prioritas utama. Untuk ini, Anda membutuhkan panduan mengenai apa saja makanan bergizi
yang baik diberikan untuk anak dan bayi Anda. Cobalah memperkenalkan makanan baru bagi
anak Anda setiap minggunya. Namun perlu diingat bahwa pemberian makanan yang cukup
padat seperti bubur bayi baru boleh dilakukan ketika anak menginjak usia 6 bulan ke atas.
Pemberian makanan padat pada umur dini dapat menyebabkan suatu penyakit yang
berbahaya.

Berikut adalah daftar mengenai makanan penambah berat badan bayi yang dapat Anda coba
berikan bagi buah hati Anda.

1. ASI
ASI merupakan makanan utama bayi di bawah umur 6 bulan. Indonesia sendiri menggalakan
program ASI ekslusif, yaitu program yang menyarankan pemberian makanan hanya ASI bagi
bayi di bawah umur 6 bulan. ASI sudah mengandung cukup gizi dan nutrisi yang diperlukan
bayi di bawah umur 6 bulan. Berikan ASI hingga bayi kenyang. Salah satu tanda bayi
kenyang dengan pemberian ASI ialah bayi tertidur sendiri ketika menyusui.

2. Susu
Susu formula dapat menjadi makanan tambahan bagi bayi di atas umur 6 bulan. Jadi, setelah
anak menginjak umur 6 bulan, jangan hanya bergantung pada pemberian ASI saja, namun
coba tambahkan makanan lain seperti susu formula. Untuk mereka yang sulit memberikan
ASI pada anak di bawah umur 6 bulan juga dapat memberikan susu formula tambahan
sebagai alternatif.

3. Pisang
Buah pisang dapat mulai Anda berikan bagi bayi di atas umur 6 bulan. Makanan penambah
berat badan bayi ini kaya akan serat, kalium, Vitamin C, Vitamin B6 dan mengandung kalori
yang padat. Pada bayi usia 6 – 8 bulan, berikan pisang dalam bentuk bubur pisang. Setelah
menginjak usia di atas 8 bulan, pisang dapat diberikan dalam bentuk buah.

4. Daging
Berikan daging ayam setelah bayi Anda menginjak usia 8 bulan. Daging ayam dapat menjadi
makanan penambah berat badan bayi karena mengandung banyak niasin, magnesium,
Vitamin B6, Vitamin B12 dan yang paling penting mengandung protein dan kolesterol sehat.
Untuk usia lebih kecil, ayam dapat diberikan dalam bentuk kuah kaldu.

5. Minyak
Bagi Anda yang sudah mencoba memberikan makanan campuran bagi bayi seperti bubur
saring dari sayur dan daging, tambahkan minyak pada bubur tersebut. Minyak dapat menjadi
makanan penambah berat badan bayi karena mengandung lemak. Pilihlah minyak seperti
minyak olive atau minyak wijen. Tambahkan 1 – 2 sendok teh pada bubur saring anak Anda.

6. Ubi Manis
Selain rasanya enak dan manis, ubi manis dapat dipakai sebagai makanan penambah berat
badan bayi. Berikan ubi manis pada bayi berusia 6 bulan ke atas. Ubi mengandung lemak
jenuh dalam kadar yang rendah, serat, magnesium, kalium, Vitamin A, C dan B6 dalam kadar
yang tinggi. Kalori yang terkandung pun banyak dan padat.

7. Alpukat
Sama seperti buah pisang, alpukat juga merupakan makanan penambah berat badan bayi.
Kandungan lemak yang sehat pada alpukat dapat membantu menaikkan berat badan anak.
Alpukat juga mengandung serat yang baik bagi pencernaan. Berikan alpukat dalam bentuk
bubur lembut bagi bayi berusia di atas 6 bulan.

8. Telur
Berikan telur pada bayi berusia di atas 8 bulan. Telur mengandung banyak sekali protein di
putih telur dan kolesterol di kuning telur. Hati – hati bahwa telur menyebabkan reaksi alergi
pada beberapa anak. Telur dapat disajikan dalam bentuk telur rebus, di orak – arik dan di
goreng.

9. Selai Kacang
Selain enak, selai kacang juga dapat menjadi makanan penambah berat badan bayi. Berikan
selai kacang pada anak umur 10 bulan ke atas. Selai kacang mengandung banyak kolesterol
dan protein yang dapat menaikkan berat badan bayi. Bila anak Anda telah berusia 1 tahun,
selai kacang dapat menjadi teman roti tawar bagi menu makanan anak Anda.

10. Kebiasaan Makan


Kebiasaan makan merupakan kunci yang penting untuk menaikkan berat badan anak Anda.
Kebanyakan anak kecil yang mulai beranjak ke usia balita mengalami fase sulit makan
sehingga tidak sedikit orangtua yang mengeluh karena hal ini. Untuk itu, kebiasaan makan
yang baik sudah harus dipupuk sejak dini.

Berikan anak Anda bubur saring dari nasi, daging dan sayur sejak usia 8 bulan dibandingkan
dengan pemberian bubur susu. Hal ini akan membiasakan anak Anda untuk makan makanan
orang dewasa saat ia menginjak umur yang lebih besar. Orangtua yang memiliki kebiasaan
makan yang baik seperti makan sayur dan daging yang bergizi juga akan menularkan
kebiasaan ini kepada anak – anaknya karena anak terbiasa dengan kebiasaan orangtuanya.

Panduan Berat Badan Ideal Bayi


Memiliki bayi yang sehat dan gizi yang baik merupakan tujuan semua orangtua. Namun tidak
jarang juga bayi yang gemuk. Kegemukkan seharusnya dilawan sejak dini karena akan
membawa masalah ketika anak beranjak dewasa karena membuatnya rentan terkena berbagai
penyakit. Untuk itu sebaiknya Anda mengetahui berat badan ideal bayi

 Berat badan bayi akan turun beberapa gram dibandingkan saat lahir. Jangan khawatir
karena ini adalah hal yang normal.
 Sampai usia 3 bulan, berat badan bayi naik 175 – 210 gram per minggu
 Usia 5 bulan, berat badan bayi harus 2x berat badan saat lahir
 Usia 1 tahun, berat badan bayi harus 3x berat badan saat lahir
 Usia 2,5 tahun, berat badan bayi harus 4x berat badan saat lahir
Kombinasikan makanan – makanan penambah berat badan bayi setiap harinya agara bayi
mendapat banyak nutrisi yang cukup dan beragam. Jangan lupa untuk membiasakan bayi
Anda makan bubur saring dibuat oleh bahan makanan sehari – hari ketimbang pemberian
bubur susu yang instan. Jadikan acuan sederhana berat badan ideal bayi sebagai patokan
Anda dalam menambah berat badan bayi Anda.
http://dedaunan.com/panduan-mengatur-makanan-sehat-untuk-bayi/

Panduan Mengatur Makanan Sehat untuk Bayi

Setiap orangtua pasti ingin memberikan makanan sehat untuk bayi yang tengah hadir di
dalam keluarga. Banyaknya sumber makanan yang dapat dipilih keluarga untuk bayi mereka
terkadang menyulitkan keputusan untuk menentukan manakan makanan sehat untuk bayi
yang dapat keluarga berikan. Banyak juga ibu yang tergoda meninggalkan pemberian ASI
pada bayinya karena berpendapat bahwa makanan tambahan seperti susu formula maupun
makanan padat lainnya merupakan makanan sehat untuk bayi mereka.

Pemberian makanan sehat untuk bayi harus diperhatikan dari jenis makanan yang diberikan
dan bentuk makanan yang diberikan. Secara garis besar, bayi membutuhkan nutrisi yang
semua orang dewasa butuhkan, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Terutama, tambahkan makanan dengan kandungan asam amino, omega 3 dan DHA. Ikuti
panduan yang dijabarkan dalam artikel ini untuk mengetahui segala sesuatu mengenai
makanan sehat untuk bayi.

Makanan Sehat Untuk Bayi : ASI Eksklusif


Berbicara mengenai makanan sehat untuk bayi, setiap ibu serta seluruh anggota keluarga
diharapkan mengerti mengenai pemberian ASI bagi bayi. Mungkin Anda pernah mendengar
mengenai program ASI Ekslusif. Karena banyak yang masih belum mengerti arti sebenarnya
dari ASI eksklusif, artikel ini akan membantu menjelaskan apa itu arti ASI eksklusif,
manfaatnya bagi bayi dan manfaatnya bagi ibu menyusui.

ASI ekslusif merupakan pemberian makanan berupa air susu ibu saja bagi bayi yang berumur
0 sampai 6 bulan. Jadi, selama 6 bulan pertama kehidupan, bayi tidak perlu mendapatkan
tambahan makanan apapun selain ASI. Program ini diadopsi di seluruh dunia, meskipun
aplikasi bulannya berbeda – beda per negara. Indonesia sendiri menyarankan ASI eksklusif
diberikan selama 6 bulan pertama kehidupan. Tentunya banyak alasan bermanfaat yang
menjadi dasar dari program ASI ekslusif.

Penelitian menyebutkan bahwa kandungan gizi dari ASI sudah mencukup semua kebutuhan
gizi bayi. Bahkan ada beberapa nutrisi yang tidak dapat diberikan oleh susu formula mana
pun. Dengan kata lain, bayi hanya akan mendapatkan nutrisi terlengkap dari ASI yang
diberikan ibu. Beberapa manfaat ASI bagi bayi lainnya adalah mencegah penyakit infeksi
pada bayi seperti diare, infeksi telinga, infeksi saluran napas, batuk dan pilek, alergi, radang
selaput otak hingga leukemia atau kanker sel darah putih. Selain itu, ASI juga akan
mengurangi risiko terjadinya obesitas pada bayi, meningkatkan kecerdasan atau IQ dan dapat
mempererat ikatan emosinal ibu dan anak.

Manfaat ASI tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Ibu menyusui pun turut mendapatkan
beberapa manfaat berguna dari tindakan menyusui. Manfaatnya antara lain membantu ibu
menurunkan berat badan, menurunkan risiko terjadinya kanker payudara, kanker indung telur
serta risiko terjadinya perdarahan sehabis melahirkan. Ibu pun dapat menunda kehamilan
berikutnya bila menyusui anak secara teratur, atau dengan kata lain menyusui dapat menjadi
KB alami. Data menyatakan bahwa 98% ibu tidak akan hamil dalam waktu 6 bulan pertama
menyusui, dan 96% tidak akan hamil dalam waktu 12 bulan pertama menyusui. Pemberian
ASI pun dapat memberikan manfaat dari segi ekonomis kepada ibu karena dapat menghemat
biaya untuk pembelian susu formula.

Panduan Makanan Sehat Untuk Bayi Per Bulan


Memberikan makanan sehat untuk bayi harus dibarengi oleh pemberian jenis makanan yang
tepat mengikuti perkembangan umurnya. Ingat untuk tidak tergoda memberikan bayi Anda
makanan padat sebelum melalui umur 6 bulan. Pemberian makanan padat yang bervariasi
pada bayi berusia 6 bulan penting dilakukan untuk menjamin bayi mendapatkan nutrisi yang
adekuat, mempersiapkan bayi makan makanan orang dewasa serta membiasakan bayi dengan
makanan sehat sehari – hari yang harus ia makan di usia yang lebih besar. Permasalahan anak
yang sulit makan biasanya terjadi karena pemberian makanan padat yang buruk, yaitu
kurangnya variasi jenis makanan padat dan hanya memberikan bubur susu tanpa melibatkan
makanan keluarga.

 6 Bulan Pertama
Seperti yang telah dijelaskan di atas, makanan sehat untuk bayi nomor satu dan paling
penting adalah mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan. Pemberian
ASI eksklusif akan menjamin bayi mendapatkan seluruh nutrisi yang diperlukannya, bahkan
melampaui gizi dan manfaat susu formula apapun. Berikan makanan sehat untuk bayi berupa
ASI saja selama 6 bulan pertama. Jangan tergoda memberikan bayi makanan padat sebelum
menginjak umur 6 bulan karena dapat memberikan risiko masalah kesehatan. Mengapa ASI
eksklusif hanya dicanangkan selama 6 bulan? Jawabannya karena kualitas ASI akan mulai
menurun saat bayi menginjak usia 6 bulan, dan ini berarti bayi berusia 6 bulan ke atas akan
membutuhkan makan pendamping ASI lainnya.

 6 – 8 Bulan
Pada usia 6 – 8 bulan, makanan sehat untuk bayi yang terpilih adalah mulai memperkenalkan
bayi pada makanan yang lebih padat dari ASI. Jenis makanan padat yang dapat diberikan ibu
bayi bayi adalah bubur buah, bubur sayuran dan makanan berprotein. Contoh buah yang
dapat dijadikan bubur adalah pisang, pear, apel dan alpukat. Contoh sayuran yang dapat Anda
berikan adalah wortel, kentang, labu dan bayam. Anda dapat memilih cara pembuatan bubur
seperti dikukus, direbus atau bahkan dipanggang sampai halus. Anda juga dapat
mempergunakan blender untuk menghaluskan makanan ini. Tambahkan cairan sebagai
pelaruut misalnya ASI, susu formula atau air mineral. Dan bila anak Anda tertinggal dalam
pertumbuhan di KMSnya, Anda dapat menambahkan satu sendok teh minyak wijen atau
olive oil pada bubur makanannya.

Untuk makanan dengan protein, Anda dapat memberikan daging ayam, ikan tanpa tulang dan
kacang-kacangan. Sebelum dimasak atau dihaluskan Anda perlu memotong daging hingga
sangat kecil sehingga nantinya akan menjadi halus bila dimakan bayi. Bila mau, Anda juga
boleh memberikan hati kepada anak Anda sebagai sumber zat besi.

 8 – 10 Bulan
Pada usia 8 – 10 bulan Anda harus tetap memperkenalkan makanan padat sebagai makanan
sehat untuk bayi Anda. Jenis makanan yang dapat Anda berikan berupa sayuran dan buah –
buahan, kuning telur (jangan berikan putih telur), makanan produk susu dan sumber protein
lainnya. Penting sekali untuk terus memberikan buah dan sayuran kepada anak Anda karena
akan memberikan asupan vitamin dan mikronutrien lain yang dibutuhkan bayi Anda.
Pemberian daging dan hati pun perlu terus dilakukan demi terjaminnya asupan zat besi dan
protein yang cukup. Pada usia ini, makanan produk susu seperti keju atau yogurt juga dapat
menjadi sumber kalsium bagi bayi Anda. Berikan keju dalam potongan kecil agar bayi
semakin mahir makan makanan padat.

 10 – 12 Bulan
Bayi sudah hampir dapat mengkonsumsi semua jenis makanan pada usia ini. Makanan sehat
untuk bayi yang dapat Anda berikan adalah beragam buah – buahan, sayuran, telur (baik
kuning dan putih telur), sumber protein lainnya seperti daging dan kacang, bahkan makanan
yang pedas. Bila gigi anak Anda sudah tumbuh, Anda dapat memberikan makanan yang lebih
padat namun perlu tetap diwaspadai dan diawasi saat makan karena berisiko tersedak. Bila
ragu, potonglah makanan padat sekecil mungkin. Hal yang perlu diingat adalah jangan
memberikan madu sampai usia bayi Anda melalui 12 bulan, karena pemberian madu dapat
menimbulkan penyakit botulisme yang berbahaya.

Pemberian makanan sehat untuk bayi ternyata bukan hal yang sulit. Jauh dari opini jaman
sekarang yang berpikir bahwa pemberian makanan tambahan bagi bayi usia kurang dari 6
bulan akan menjamin kesehatan dan kualitas masa depan anak, ternyata pemberian ASI
eksklusif masih melampaui manfaat dari makanan tambahan apapun yang dapat ibu berikan.
Ketika bayi telah menginjak usia 6 bulan ke atas, Anda mulai dapat memberikan makanan
sehat untuk bayi tambahan dengan memperhatikan jenis makanannya. Pemberian gizi pada
bayi harus seimbang dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral penting, dan cara
agar bayi mendapat gizi seimbang adalah dengan memberikan makanan yang bervariasi bagi
bayi Anda setiap harinya.

http://dedaunan.com/macam-buah-untuk-bayi-6-bulan-sebagai-pendamping-asi/

Macam Buah untuk Bayi 6 Bulan Sebagai Pendamping ASI

Setelah bayi sudah mulai bisa mengonsumsi makanan selain ASI, Anda mungkin perlu
memberikan buah untuk bayi 6 bulan sebagai makanan pendamping ASI. Selain sebagai
pendamping, buah-buahan juga memiliki dampak yang baik untuk tumbuh kembang bayi
kedepannya. Setelah saat dalam kandungan ibu memberikan asupan nutrisi dan vitamin
dengan mengonsumsi buah-buahan, pada usia 6 bulan saatnya bayi Anda sendiri yang
mencicipi sendiri nikmatnya buah-buahan supaya ia bisa mendapatkan nutrisi dan vitamin
yang lebih maksimal. Akan tetapi tentu saja buah yang dikonsumsi harus diubah terlebih
dahulu menjadi makanan yang cocok dikonsumsi untuk bayi. Ketika orang tua memberikan
makanan pendamping selain ASI, maka bayi akan terhindar dari risiko alergi makanan.
Apalagi saat usianya memasuki 6 bulan, sistem pencernaan bayi sudah mulai sempurna
sehingga proses penyerapan nutrisi-nutrisinya bisa maksimal. Memangnya nutrisi apa saja
yang dibutuhkan oleh bayi 6 bulan? Simak penjelasannya berikut ini.

Nutrisi yang Dibutuhkan Bayi 6 Bulan


Sebelum kami akan menjelaskan tentang berbagai jenis sayuran dan buah untuk bayi 6 bulan,
kami akan jelaskan terlebih dahulu kiranya nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh bayi usia 6
bulan. Pada dasarnya ketika sudah menginjak usia 6 bulan, buah hati Anda sudah mulai bisa
menerima makanan pendamping selain ASI. Akan tetapi ASI tetap saja menjadi makanan
utama yang tidak boleh Anda abaikan, karena bayi masih membutuhkan ASI. Nah, beberapa
jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi saat sudah mulai boleh mengonsumsi makanan lain
selain air susu ibu adalah sebagai berikut.

Nutrisi pertama yang dibutuhkan oleh bayi berusia 6 bulan adalah protein. Di mana protein
bia Anda dapatkan dari berbagai jenis daging seperti daging ayam, daging sapi, ikan salmon,
dan sebagainya. Akan tetapi tentunya makanan-makanan tersebut harus sudah diolah menjadi
bubur. Selain itu bayi juga membutuhkan lemak, di mana lemak sendiri berfungsi sebagai
salah satu sumber energi untuk si bayi. Apalagi bayi juga membutuhkan asam lemak esensial
yang memiliki banyak khasiat dalam perkembangan bayi.

Selain itu bayi 6 bulan juga membutuhkan asupan karbohidrat yang cukup selain ASI. Akan
tetapi jumlahnya memang tidak terlalu banyak, yaitu hanya sekitar 68,75 gram – 89,39 gram
saja. Dan nutrisi lain yang dibutuhkan oleh bayi adalah vitamin dan juga mineral. Di mana
bayi 6 bulan pasti akan membutuhkan vitamin A, B, E, D, K dan juga C. Di mana asupan
vitamin tersebut bisa Anda dapatkan dari berbagai jenis sayuran untuk bayi 6 bulan seperti
sayur bayam, brokoli, seledri, tomat, wortel, dan berbagai jenis buah seperti semangka, jeruk,
pisang, pepaya, apel, dan sebagainya.

Beberapa Jenis Buah untuk Bayi 6 Bulan


Nah, salah satu cara untuk membuat makanan pendamping ASI yang baik untuk bayi adalah
dengan membuatkan sayuran atau buah menjadi bubur. Hal ini tentu dikarenakan si bayi
belum bisa menggigit dan juga mencerna makanan secara langsung seperti orang dewasa.
Maka dari itu diperlukan beberapa resep khusus dalam membuat makanan pendamping yaitu
dengan menjadikannya bubur. Akan tetapi memang ada beberapa jenis buah yang bisa
dikonsumsi langsung oleh bayi. Namun beberapa diantarnaya memang harus diolah terlebih
dahulu.

1. Buah Pisang
Buah pertama yang biasa dijadikan bubur untuk bayi berusia 6 bulan adalah piang. Di mana
buah yang satu ini ternyata memiliki banyak kandungan yang bermanfaat untuk bayi eperti
fosfor, vitamin A, kalium, dan juga asam folat. Sebenarnya Anda juga tidak perlu menjadikan
pisang sebagai bubur karena teksturnya yang sudah halus. Maka setelah buahnya dikeruk
Anda bisa langsung memberikannya kepada buah hati Anda.

2. Buah Jeruk
Selain pisang, ada juga jenis buah untuk bayi 6 bulan lainnya yaitu buah jeruk. Bagi orang
dewasa jeruk memang memiliki banyak sekali manfaat dan rasanya pun manis. Ada banyak
kandungan gizi utama yang ada di dalam buah jeruk. Kandungan utama dalam buah jeruk
adalah vitamin C, namun selain ituada juga kalium, kalsium, vitamin A, serat dan juga asam
folat. Nah, untuk diberikan kepada bayi Anda tidak bisa memberikannya secara langsung
seperti pisang. Buah jeruk harus dicuci bersih dulu, diperas dan diambil airnya. Lalu berikan
airnya kepada bayi.

3. Buah Apel
Selanjutnya ada juga buah apel, buah yang rasanya lezat dan juga memiliki tekstur yang
halus. Buah apel ini diperuntukan bagi bayi yang sudah berusia 6 bulan atau di atasnya. Ada
banyak kandungan gizi pada buah apel, diantaranya adalah vitamin C dan A, magnesium,
kalsium, fosfor, kalium dan juga magnesium. Nah, Anda disarankan untuk membuat pure
apel supaya bayi lebih mudah mengonsumsinya. Kupas kulit apelnya, potong kecil-kecil,
rendam hingga lunak, dan terakhir blender apel sampai lembut.

4. Buah Pir
Buah untuk bayi 6 bulan selanjutnya adalah buah pir, di mana buah pir ini mirip dengan buah
apel. Namun saat dimakan tekstur buah pir ini lebih berair ketimbang buah apel. Kandungan
vitamin C, kalsium, fosfor, dan juga kaliumnya memiliki banyak khasiat atau manfaat untuk
bayi. Namun untuk memberikannya kepada buah hati Anda, sebaiknya Anda buat pure pir
terlebih dahulu. Caranya sama dengan membuat pure apel. Kupas kulitnya, potong kecil-
kecil, kukus, lalu blender sampai benar-benar halus. Baru setelah itu Anda berikan kepada
anak Anda.

Khasiat Lain Buah Apel untuk Bayi 6 Bulan

Sebenarnya selain buah pisang, jeruk, apel, dan pir, ada juga tomat yang bisa dikonsumsi
bayi. Akan tetapi buah tomat ini lebih disarankan untuk bayi berusia lebih dari 8 bulan.
Namun diantara jenis-jenis buah untuk bayi 6 bulan yang kami jelaskan, mungkin buah apel
adalah salah satu yang banyak memiliki khasiat untuk bayi. Ada beberapa alasan mengapa
buah apel cukup disarankan untuk bayi. Diantaranya apel adalah makanan yang paling rendah
alergi. Selain itu buah yang satu ini juga mudah dicerna oleh bayi, dan makanan dari apel pun
bisa dibuat dengan sangat mudah. Rasanya pun sangat nikmat sehingga banyak bayi yang
suka dengan rasa apel. Buah apel juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan bayi dan
membantu melancarkan tumbuh kembang bayi. Selain dengan membuat pure apel, Anda juga
bisa membuat jus apel untuk buah hati Anda.
Jadi itu tadi adalah sekilas informasi mengenai berbagai jenis buah untuk bayi 6 bulan dan
juga beberapa contoh sayuran untuk bayi 6 bulan di awal artikel tadi. Semoga setelah ini
Anda bisa lebih menjaga kondisi kesehatan bayi dengan memberikan makanan pendamping
ASI seperti buah dan sayuran yang sudah diolah sedemikian rupa. So, demikian artikel
singkat kali ini, semoga bermanfaat bagi para orang tua.

http://tabloidnova.com/Kesehatan/Anak/Makanan-Yang-Boleh-Dan-Tidak-Untuk-Bayi

Jika Ibu dan Bapak masih bingung memilih makanan yang pas untuk sang buah hati,
simaklah ulasan ahlinya di bawah ini. Dijamin, Bapak dan Ibu enggak bakal bingung lagi.

Ada yang menganjurkan, bayi harus diberi pisang agar tak kelaparan. Bahkan, ada pula yang
menganjurkan agar bayi diberi nasi yang sudah diulek halus. Soalnya, bayi, kan, cuma
minum ASI. Jadi, dikhawatirkan si bayi akan kelaparan.

Tentu saja, anjuran tersebut tak boleh diikuti. Pasalnya, sampai usia sekitar 3-4 bulan,
makanan bayi memang cuma ASI. Lagi pula, tutur dr. Dadang Primana, MSc, SpGZ,
SpKO, "bila diberikan makanan lain, usus dan ginjal bayi bisa terganggu karena fungsi organ
tubuh bayi belum sempurna."
Jadi, bisa membahayakan bayi. Jangankan makanan tambahan, susu formula saja sebenarnya
juga tak dianjurkan. Pemberian susu formula lebih dianjurkan setelah bayi berusia 5-6 bulan.
Soalnya, di usia tersebut, berat badan bayi sekitar 6,5 kg sehingga kebutuhan susunya
bertambah. "Disamping, pada saat itu produksi ASI juga sudah mulai berkurang, sehingga
diperlukanlah tambahan susu formula," terang Dadang.

ASI YANG TERBAIK

Jadi, Bu-Pak, makanan yang terbaik untuk bayi baru lahir adalah ASI, karena ASI sudah
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh-kembangnya. "Dalam ASI
juga terdapat zat anti infeksi yang berasal dari ibu, sehingga bayi tak mudah terserang
penyakit," tutur Dadang. Disamping tentunya ASI lebih praktis, murah, dan bersih. Lagi pula,
ketika bayi menyusu ASI, ibu pasti akan mendekap bayinya sehingga memberikan rasa aman
dan perlindungan pada bayi.

Tak hanya itu, dalam ASI juga terkandung whey protein dan kasein. Kendati dalam susu
formula juga terkandung kedua jenis protein ini, namun dalam ASI, whey proteinnya lebih
tinggi dari kasein, sekitar 80:20. "Whey protein yang tinggi inilah yang membuat ASI jadi
mudah dicerna dan diserap oleh bayi," ujar Dadang. Sedangkan susu formula yang dari
hewan, perbandingan whey protein dan kaseinnya adalah 20:80. Jadi, kaseinnya yang lebih
tinggi.

"Inilah yang membuat susu formula dari hewan jadi gampang menggumpal sehingga
membuat bayi menjadi sulit mencerna dan menyerapnya," lanjut Dadang. Akibatnya, bayi
yang diberi susu formula bisa menjadi kekurangan makanan karena zat-zat gizi yang
dibutuhkannya tak diserap. Selain itu, di dalam whey protein terdapat suatu zat yang disebut
laktalbumin (suatu protein yang ada dalam whey protein). Laktalbumin ini bisa diubah
menjadi sistein (sejenis asam amino) yang akan dikonversi lagi menjadi taurin.

"Taurin inilah yang bagus karena berfungsi untuk perkembangan sel otak. Dengan demikian,
baik untuk kecerdasan otak bayi," tambah Dadang. Tak demikian halnya dengan susu
formula, laktalbuminnya kurang. Dengan demikian, taurinnya pun sangat rendah. Nah,
berdasarkan alasan-alasan tersebut, makanya para ahli selalu menganjurkan agar bayi
diberikan ASI eksklusif; minimal selama 4 bulan, tapi belakangan malah dianjurkan selama 6
bulan.

HARUS BANYAK CAIRAN

Pada prinsipnya, setelah bayi berusia 4 bulan ke atas baru boleh diberi makanan tambahan
untuk melatih reflek mengunyah dan menelan. Namun makanan tambahannya pun harus
dalam bentuk lumat. "Bubur instan yang banyak dijual di pasaran bisa diberikan pada bayi,"
kata Dadang, Tapi jangan lupa, lo, Bu-Pak, bayi masih tetap membutuhkan banyak cairan.
Jadi, sekalipun sudah diberi makanan tambahan, bayi tetap harus diberi cairan yang banyak.

"Kebutuhan bayi akan air per kg berat badannya lebih banyak ketimbang orang dewasa,"
terang Dadang. Bila dibandingkan antara susu formula dengan makanan tambahan, misalnya,
bubur susu, tentu susu formula mengandung lebih banyak air. Jadi, bila bayi diberikan bubur
susu, cairan yang masuk ke tubuhnya akan berkurang. Jika Ibu sampai tak memperhatikan hal
ini, bisa-bisa bayi akan mengalami kekurangan cairan; karena sering terjadi, setelah diberikan
bubur susu, minuman yang diberikan tak banyak.

BERAGAM DAN BERVARIASI

Menurut Dadang, bayi boleh saja diberi bubur instan setiap hari. Toh, kandungannya tak
berbeda jauh dengan susu formula. "Produk ini mengandung energi, protein, dan lemak,
bahkan suplemen yang tinggi," tuturnya. Jadi, meskipun bubur instan bukan makanan alami,
namun tak berdampak buruk pada kesehatan bayi. Paling si bayi hanya merasa bosan karena
setiap hari cuma diberi makanan yang itu-itu saja (bubur instan).

Nah, untuk mengatasi rasa bosan, Dadang menyarankan agar Ibu-Bapak memberikan
makanan yang beragam dan bervariasi. Dengan kata lain, makanannya jangan yang itu-itu
saja, tapi diganti-ganti. Misalnya, hari ini diberi bubur instan, maka esoknya berilah biskuit
bayi yang dilumatkan dengan air. Dadang mengingatkan, kondisi bayi pada usia hingga satu
tahun seperti CPU komputer.

"Jadi, bayi seperti diinstal. Misalnya, bayi diberi bubur instan. Rasa bubur instan itu, kan,
akan terasa pada lidah bayi. Nah, pada lidah, ada unsur saraf yang akan melaporkan ke otak.
Dengan demikian, bila bayi melihat makanan serupa, ia sudah tahu rasanya. Ini akan
disimpan dalam memori otaknya," tuturnya.

Begitu pula jika bayi diberi makanan lain, akan juga disimpan dalam memori otaknya.
Karena itulah, tukas Dadang, semakin beragam makanan yang diberikan kepada bayi akan
semakin baik, sehingga di otaknya akan banyak menyimpan memori. Dengan begitu, bila
bayi diberi makanan yang berbeda, dia akan cepat menerima.

"Tapi kalau hanya diberi makanan yang itu-itu saja, memorinya pun hanya itu saja.
Akibatnya, ketika bayi sudah agak besar dan diberi makanan yang berbeda, ia akan merasa
asing karena di CPU-nya atau memorinya tak ada makanan tersebut."

BUAH-BUAHAN

Selanjutnya, agar bayi memiliki kebiasaan makan yang baik, Dadang menyarankan agar ibu
membuat jadwal makan bayi. Pada umumnya jadwal pemberian makan dibagi 2, yaitu jadwal
pemberian makanan utama dan jadwal makanan selingan. "Biasanya makanan selingan
berupa buah-buahan yang sudah bisa diperkenalkan pada bayi sejak usia 3 bulan." Adapun
buah yang disarankan ialah yang berserat sedikit seperti pepaya dan pisang.

"Kedua jenis buah ini bisa dimakan langsung oleh bayi karena lunak," kata Dadang. Namun
untuk buah lainnya, seperti jeruk, melon, dan tomat biasanya harus dibikin jus dulu.
Sementara buah yang dilarang untuk bayi adalah yang memiliki sifat merangsang seperti
durian dan nangka. Buah-buahan ini dapat meningkatkan asam lambung sehingga tak baik
bagi bayi.

SAYURAN DAN IKAN

Mulai usia 7 hingga 12 bulan, bayi sudah harus diberikan makanan lunak. Misalnya, bubur
ayam beserta lauk-pauk seperti sayuran. "Berbeda dengan buah-buahan yang bisa diberikan
pada usia 3 bulan, maka sayuran harus ditunda hingga usia 5 atau 6 bulan, karena sayuran
mengandung zat nitrat yang dapat mengganggu penyerapan mineral dari makanan lain pada
bayi," terang Dadang.

Untuk perkenalan, Dadang menyarankan agar bayi diberi sayuran yang tak memiliki serat
tinggi seperti wortel. Setelah itu, segala jenis sayuran boleh diberikan, namun tetap harus
beragam dan bervariasi. Ikan juga sudah boleh diberikan. "Pada umumnya, semua ikan baik
karena mengandung protein yang tinggi," ujar Dadang.

Hanya masalahnya, ikan memiliki duri sehingga cara penyajiannya harus hati-hati. "Ikan laut
dalam memiliki kelebihan ketimbang ikan lainnya karena mengandung asam lemak esensial."
Contohnya, tuna, cengkalang, dan sarden.

AYAM, TELUR, DAN HATI

Untuk ayam, Dadang menganjurkan agar bayi sebaiknya diberi ayam kampung, bukan ayam
negeri. Kendati dari sudut gizinya sama saja, namun makanan ayam negeri dan kampung
berbeda.

"Makanan ayam kampung masih alamiah, sedangkan makanan ayam negeri sudah diberi
suplemen dan bermacam-macam hormon. Nah, hormon-hormon tersebut akan disimpan dan
terakumulasi atau menumpuk di dalam tubuhnya," terangnya. Jadi, bila bayi diberikan ayam
negeri, secara tak langsung pakan yang disuntikkan pada ayam negeri akan termakan juga
oleh bayi. "Bayi seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif secara langsung
saja," lanjut Dadang.

Adapun yang dimaksud zat aditif ialah zat tambahan pada makanan yang membuat makanan
menjadi lebih enak, beraroma lebih harum atau yang membuat makanan lebih tahan lama.
Jikapun Bapak dan Ibu ingin si kecil diberikan ayam negeri, menurut Dadang, boleh saja.
"Tapi jangan terlalu sering, ya," pesannya. Yang jelas, kalau mau aman, sebaiknya, sih,
berikan ayam kampung saja. Sedangkan telur ayam, setelah bayi berusia 6 bulan dapat
diberikan kuning telur karena kuning telur mengandung protein yang tinggi.

Namun frekuensi pemberiannya tak perlu setiap hari, lebih baik seminggu sekali. Pasalnya,
kuning telur mengandung kolesterol yang tinggi. "Kalau terlalu sering diberikan pada bayi,
dikhawatirkan setelah dewasa nanti tingkat kolesterolnya akan tinggi," tutur Dadang.
Sedangkan putih telur, pada prinsipnya boleh diberikan. Namun sebelumnya, Bapak dan Ibu
perlu tahu dulu, apakah si kecil memiliki riwayat alergi. Soalnya, putih telur dapat memicu
reaksi alerginya.

"Putih telur mengandung suatu jenis protein yang tak dapat berubah menjadi asam amino
sehingga dapat terserap dalam darah. Inilah yang dapat memicu reaksi alergi," terang
Dadang. Tak demikian halnya bila bayi normal mendapat ASI eksklusif hingga usia 4 bulan,
pemberian putih telur pada usia 5 bulan ke atas tak jadi masalah. Soalnya, si bayi telah
memperoleh zat anti bodi dari ASI. Namun demikian, frekuensi pemberiannya hendaknya tak
terlalu sering, cukup seminggu sekali. Akan halnya hati ayam, menurut Dadang, tak berbeda
dengan kuning telur.

Hati ayam merupakan sumber protein yang tinggi namun memiliki kolestrol yang tinggi.
"Bayi tentu saja memerlukan kolesterol namun tak perlu banyak sehingga frekuensi
pemberiannya cukup seminggu sekali saja." Memang, aku Dadang, kebanyakan ibu biasanya
hanya mencampur nasi tim dengan hati ayam atau telur. Padahal, nasi tim itu enggak apa-apa,
lo, kalau dicampur dengan ayam, daging giling, ataupun ikan. "Bahkan, kalau bayi mau
diberi kaki ayam juga boleh, karena kaki ayam juga mengandung protein seperti halnya
daging ayam." Tapi jangan lupa, lo, Bu, agar menunya setiap hari berganti-ganti, beragam,
dan bervariasi.

MAKANAN MANIS

Bagaimana dengan makanan manis? Menurut Dadang, sebaiknya bayi tak mengkonsumsi
makanan manis. Selain tak baik untuk pertumbuhan gigi, "makanan manis seperti cokelat, es
krim, dan kue-kue kecil, juga memiliki gizi yang kurang seimbang." Cokelat, misalnya, yang
tinggi adalah kadar lemak dan gulanya, sedangkan proteinnya kurang.

"Begitu juga es krim, kadar lemak dan gulanya sangat tinggi." Jadi, Bu-Pak, sebaiknya si
kecil jangan dulu diperkenalkan pada makanan yang manis-manis. Apalagi, sampai usia
setahun, memori akan makanan terus menempel padanya. Bisa-bisa nantinya ia hanya suka
pada makanan yang manis-manis saja. Lain halnya dengan madu.

"Madu merupakan sumber karbohidrat yang sederhana bagi bayi karena mudah diserap dan
dicerna," terang Dadang. Seperti diketahui, karbohidrat terdiri dari dua jenis; yang kompleks
seperti nasi dan yang sederhana seperti madu. Mengenai manfaat madu yang katanya bisa
menurunkan panas saat demam, menurut Dadang, dalam penelitian di dunia Barat belum
pernah dibahas. "Tapi pada kenyataannya memang banyak orang yang mengakui hal itu."

BUMBU DAPUR

Untuk bumbu dapur seperti garam, menurut Dadang, boleh diberikan. "Bayi juga
membutuhkan garam, lo, karena garam mengandung natrium yang berfungsi menjaga
keseimbangan cairan intra sel dan ekstra sel di tubuh bayi. Dengan demikian, bila bayi
kekurangan garam, ia bisa menjadi lemah dan lesu," terangnya.

Hanya saja, lanjut Dadang, kebutuhan bayi akan garam masih sedikit. Soalnya, ginjal bayi
belum bisa menangani garam dalam jumlah cukup besar. Selain itu, bila bayi sudah
diperkenalkan garam sejak dini, bisa-bisa setelah dewasa ia dapat menjurus pada tekanan
darah tinggi. Bumbu dapur lain yang bersifat merangsang seperti lada dan bawang-bawangan
juga sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan asam lambung bayi.

Jadi kalau bayi sudah diperkenalkan pada bumbu-bumbu tersebut, bisa-bisa setelah besar
nanti ia akan menjadi penderita maag. "Terlebih lagi vetsin," tukas Dadang seraya
melanjutkan, "untuk orang dewasa saja vetsin tak baik, apalagi untuk bayi." Soalnya, vetsin
bisa mengakibatkan hipertensi. Nah, Bu-Pak, sudah lebih paham, kan?

SI KECIL BOLEH, KOK, MAKAN KEJU

Tapi tunggu sampai si kecil berusia 7 bulan, ya, Bu-Pak. Selain itu, pemberiannya juga
jangan terlalu sering. Soalnya, keju mengandung lemak sangat tinggi. Nanti si kecil bisa
merasa mual. Alangkah baiknya bila dipilih keju yang kadar lemaknya tak terlalu tinggi

MAKANAN UNTUK BAYI YANG SEDANG SAKIT

Pada bayi yang jatuh sakit, terang Dadang, ada semacam perubahan metabolisme sehingga
bayi membutuhkan zat gizi yang lebih banyak lagi ketimbang waktu sehat. Pada bayi yang
panas, misalnya, perbedaan suhu yang hanya satu derajat saja bisa meningkatkan energi yang
berbeda. "Misalnya, suhu bayi normal adalah 36 dan suhu bayi yang tengah sakit adalah 37
derajat, nah, kebutuhan energinya sudah berbeda 13 persen," tuturnya.

Yang jelas, pada bayi sakit, makanan yang diberikan haruslah yang mudah dicerna dan
diserap. Berarti bentuknya kecil dan secara fisik harus cair. "Juga, makanannya jangan yang
komplek, yaitu yang banyak seratnya, karena membuat usus bekerja keras." Kemudian,
porsinya kecil saja. Tapi karena bayi kebutuhannya meningkat, maka frekuensi pemberian
makannya harus lebih sering. Contoh makanan untuk bayi sakit adalah sup ayam, yang
tentunya sudah dilumatkan dulu sebelum diberikan pada si bayi.

Faras Handayani

Anda mungkin juga menyukai