PENDAHULUAN
1
3. Menjelaskan karakter bahan pangan nabati dan hewani.
4. Menjelaskan perubahan kimia panen hasil nabati dan hewani.
BAB II
ISI
2
a. Daging, Proteinnya sangat tinggi dan mudah dicerna dibandingkan dengan
protein dari sumber nabati, dan di daging terdapat pula kandungan asam
amino esensial yang lengkap serta beberapa kandungan vitamin dan
mineral. Komposisi daging relatif mirip satu sama lain, terutama kandungan
proteinnya yang berkisar 15-20 persen dari berat bahan.
b. Telur, Menurut pusat kesehatan.blog, telur merupakan makanan yang
bergizi, 15 persen terdiri dari protein, 10 persen dari lemak, dan 1 persen
dari garam mineral serta vitamin, sedangkan 74 persen air. Karena
mengandung banyak protein maka makanan ini merupakan bahan
pembentuk tubuh yang baik dan bergizi
c. Ikan, ikan mengandung 18 persen protein terdiri dari asam-asam amino
esensial yang tidak rusak pada waktu pemasakan. Kandungan lemaknya 1-
20 persen lemak yang mudah dicerna serta langsung dapat digunakan oleh
jaringan tubuh. Kandungan lemaknya sebagian besar adalah asam lemak tak
jenuh yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan dapat menurunkan
kolesterol darah. Ikan juga mengandung beberapa vitamin dan mineral yang
sangat tinggi seperti vitamin A, vitamin D, thiamin, riboflavin, niacin,
kalsium, magnesium, phosphor, iodium, fluor, zat besi, copper, zinc, dan
selenium.
3
kacang hijau, kacang tunggak, dan kacang merah bisa dikonsumsi untuk
memenuhi kebutuhan asupan protein.
d. Brokoli. Sumber protein nabati berikutnya yaitu brokoli. Dengan
mengonsumsi 100 kalori brokoli, maka tubuh akan mendapatkan asupan 7
gram protein dan 10 gram serat.
e. Bayam. Selain brokoli, sayuran yang juga mengandung protein adalah
bayam. Bayam memang mengandung protein, namun tidak begitu banyak.
Tetapi, bayam mengandung nutrisi lainnya yang penting untuk tubuh.
4
1) Bahan pangan nabati berasa manis, contohnya: beberapa jenis buah
seperti pepaya, pear, plum,
2) Bahan pangan nabati berasa asem, contohnya: asem jawa, markisa,
jeruk, dll
3) Bahan pangan nabati berasa pahit, contohnya: Pare, bangsa temu-
temuan, sawi pahit
5
2.4.1 Respirasi
Secara umum proses respirasi dalam produk dapat dibedakan menjadi tiga
tingkat, yaitu : pertama pemecahan polisakarida menjadi gula sederhana; kedua
oksida gula menjadi asam piruvat, serta yang ketiga adalah transformasi piruvat
dan asam-asam organik lainnya menjadi CO 2, air, dan energi yang berlangsung
secara aerobik. Komposisi kimia bahan juga berubah pada masa pasca panen,
seperti pati berubah menjadi gula atau sebaliknya, kerusakan pektin dan asam
organik.
Kecepatan Respirasi Beberapa Jenis Sayur dan Buah pada Berbagai Suhu
Penyimpanan.
6
Pengaruh suhu sangat tinggi terhadap kecepatan respirasi, semakin tinggi
suhu penyimpanan semakin tinggi kecepatan respirasi. Oleh sebab itu pada
penyimpanan suhu rendah akan menyebabkan kecepatan respirasi semakin rendah
dan kecepatan pematangan juga rendah. Hal tersebut akan menyebabkan lama
simpan buah pascanen akan semakin lama.
Laju respirasi sering digunakan sebagai indeks masa simpan, yaitu yang laju
respirasinya tinggi masa simpannya pendek, sebaliknya yang laju respirasinya
rendah maka lama simpannya semakin tinggi.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air
yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan
itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar
kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal
(metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. untuk mengawetkan makanan
dapat dilakukan dengan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi
maupun teknologi sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat
kesulitan. Namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk
menahahn laju pertumbuham mikroorganisme pada makananm.
8
9