I. ANALISIS PENDAHULUAN
A.. PEMERIKSAAN ORGANOLEPTIS
Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal berdasarkan sifat-sifat fisikanya, yaitu menggunakan
panca indera, meliputi warna, rasa, bau, dan bentuk dengan dilihat, diamati, diraba
kehalusannya dengan ujung jari, dibau, dan dirasakan
Contoh:
Warna
Putih : Putih sekali Lidokain, teofilin, kafein
Putih agak kekuningan Vit B1, B2, metampiron, aminofilin
Putih kusam sulfamerazin
Putih agak kebiruan papaverin
Agak putih INH, parasetamol, sulfadiazine, Ca glukonat
Mengkilat: Putih agak mengkilat asam benzoat
Putih sekali agak mengkilat nikotinamid
Agak putih, mengkilat sulfaguanidin
Kekuningan: Kloramfenikol, tetrasiklin
Coklat muda: Kinin tanas
Kebiruan: Prometazin
Rasa
Tidak berasa: sulfaguanidin, sulfadiazin, talkum
Pahit: Sangat pahit kloramfenikol, kinin, heksamin, prometazin (agak
tebal)
Pahit VitB2, B6,kafein,teofilin,aminofilin,efedrin, parasetamol
Sedikit pahit metampiron, as. Benzoate, sulfamerazin, sulfatiazol
Tebal di lidah: benzokain, lidokain, prokain, papaverin (agak tebal)
Kecut: Kecut pahit Vit B1, CTM
Zat uji dipanaskan dan dipijarkan di dalam cawan porselin hingga diperoleh sisa. Hal-hal
yang perlu diamati:
Warna mula-mula
Warna saat meleleh (terjadi asap)
Warna sisa pijar
Bau yang muncul, contoh:
Kimia Farmasi Analisis Pendahuluan
Menggelembung bau caramel : laktosa, amilum
Menggelembung seperti sarang tawon : Ca-glukonat
Wangi : Kafein
Bau salak : Bromural, Kinin
Bau udang : Heksamin
Bau kacang : Vitamin B1
Melalui pemijaran dapat diperoleh informasi, seperti:
Mengetahui zat organik dan anorganik
Zat organik memiliki atom C (karbon), sehingga pada permukaan pengarangan menjadi
hitam. Hitam pada pemijaran dapat ditimbulkan dari Cu, Mn. Jika hitam dari logam (oksida
logam) maka apabila ditambah HCl/H2SO4 atau asam nitrat (NaNO2 dalam HCl) maka
warna hitam akan hilang (oksida logam + asam garam). Apabila warna hitam setelah
ditambah asam tidak hilang (tetap), berarti karbon masih belum habis, maka penambahan
asam dan pemanasan dilanjutkan.
Mengetahui mengandung kation atau tidak
Zat yang mengandung logam jika dipijarkan akan meninggalkan sisa dengan memberikan
warna yang bermacam-macam untuk tiap kation, contoh:
Sisa putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn (saat panas berwarna kuning)
Sisa coklat : Fe
Sisa kuning : Bi, Pb
Sisa hitam : Cu, Mn
D. FLUORESENSI
Bentuk serbuk ataupun larutan di amati di bawah sinar ultra violet, contoh:
Zat uji dalam suasana alkali (NaOH) + larutan CuSO4 biru atau violet
B. GOLONGAN FENOL / SALISILAT
1. Zat uji + FeCl3 ungu biru (fenol dan salisilat)
Catt: Jika ditambah etanol warna tetap salisilat
Jika ditambah 2 volume etanol terjadi warna kuning fenol
2. Zat uji + metanol + asam sulfat pekat dipanaskan bau gondopuro
C. GOLONGAN ANILIN / TURUNAN AMIN AROMATIK
1. Reaksi Isonitril
Zat uji + kloroform, NaOH dan etanol dipanaskan bau busuk dari isonitril
2. Reaksi Indofenol
Zat uji + ammonia, Na-hipoklorit, dan fenol dipanaskan warna hijau biru
pemanasan lebih lanjut merah
D. GOLONGAN SULFONAMIDA
1. Reaksi Ehrlich
Zat uji + DAB HCl kuning sampai jingga
Catt: Kuning sitrun : sulfamezatin, sulfadiazine, sulfamerasin ; Kuning: elkosin
Jingga : sulfaguanidin ; Kuning tua: sulfanilamid
2. Reaksi Korek Api
Zat uji + HCl encer celupkan batang korek api jingga intensif sampai kuning
Kimia Farmasi Analisis Golongan
3. Reaksi Diazo
Zat uji + HCl 2N + 1 ml air + NaNO2 + teteskan -naftol dalam NaOH endapan jingga
lalu merah jika -naftol diganti -naftol warna endapan merah ungu
4. Uji Bromat
Zat uji + H2SO4 pekat + kristal KBrO3 warna coklat
E. GOLONGAN PIRAZOLON
1. Zat uji + reagen Mayer + HCl terjadi endapan
2. Zat uji + larutan FeCl3 biru (novalgin), ungu (piramidon), merah (antipirin)
Zat uji + 1 ml air + 3 tetes HCl 3N + 5 tetes larutan CuSO4 2% + 1-2 ml NaOH 3N warna
biru ungu (sulfonamid) jika dikocok dengan 1 ml eter maka lapisan eter berwarna merah
(efedrin) dan lapisan air tetap biru (reaksi chen-kao)
E. REAKSI MARQUIS
Zat uji + formalin + H2SO4 pekat warna ungu (alkaloid opium)
F. HEKSAMIN
Zat uji + HCl pekat + antipirin kristal seperti intan kecil-kecil (mikroskopik)
Kimia Farmasi Analisis Kristal
V. REAKSI KRISTAL
A. DENGAN ASETON-AIR
5 tetes zat uji dalam aseton pada obyek glas + 2 tetes akuades biarkan hingga terbentuk
kristal amati di bawah mikroskop
B. DENGAN REAGEN DRAGENDORF
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen dragendorf
biarkan 15-30 menit panaskan perlahan amati di bawah mikroskop
C. DENGAN LARUTAN ASAM PIKRAT
Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N hingga larut + 1 tetes reagen asam pikrat
biarkan beberapa saat hingga terbentuk kristal amati di bawah mikroskop
Kimia Farmasi Analisis Individual
VI. REAKSI-REAKSI INDIVIDUAL
A. TURUNAN SALISILAT
1. NATRIUM SALISILAT
Zat uji + 2 tetes FeCl3 warna ungu stabil meskipun ditambah etanol/alkohol
Zat uji + 2 ml metanol + 3-4 tetes H2SO4 pekat panaskan perlahan bau metil salisilat
(bau gondopuro) encerkan dengan akuades bau lebih tajam
Zat uji + HCl endapan amati kristal (putih jarum)
2. ASETOSAL
Zat uji + FeCl3 + H2SO4 encer panaskan warna violet
Zat uji + 2 ml metanol + H2SO4 pekat didihkan bau metil asetat encerkan dengan
akuades bau lebih tajam
Zat uji + etanol + H2SO4 pekat didihkan setelah dingin + akuades hingga penuh bau
etil asetat (menunjukkan adanya asetat)
3. SALIPIRIN
Zat uji + DAB HCl warna rose
Zat uji + FeCl3 warna ungu kuat hampir hitam
Zat uji + reagen Mayer endapan putih
Zat uji + reagen Zwikker B amati warna
B. TURUNAN ANILIN
1. PARASETAMOL
Zat uji + 10 ml akuades + 1 tetes FeCl3 biru violet
Zat uji + 1 ml NaOH 3N panaskan setelah dingin + 1 ml asam sulfanilat + beberapa
tetes NaNO2 warna merah
Zat uji + 1 ml HCl panaskan 3 mrnit + 10 ml akuades setelah dingin + 1 tetes
K2Cr2O7 warna violet yang tidak berubah menjadi merah (bandingkan dengan fenasetin)
Kimia Farmasi Analisis Individual
Zat uji pada drupple plate + asam nitrat encer amati warna
2. FENASETIN
Zat uji + asam nitrat pekat didihkan ambil 1 tetes larutan yang telah dididihkan,
letakkan pada obyek glass + 1-2 tetes air dingin amati kristal di bawah mikroskop
Hasil reaksi di atas setelah dingin membentuk kristal kuning
Zat uji + 2 ml H2SO4 pekat panaskan hingga mulai mendidih setelah dingin + 2ml
akuades bau etil asetat
Zat uji + 1 ml asam nitrat amati warna ambil 1 tetes letakkan pada obyek glass + 1-2
tetes air dingin amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji + 1 ml aseton teteskan pada obyek glass + 1-2 tetes air dingin amati kristal di
bawah mikroskop
Zat uji + 1 ml HCl teteskan pada obyek glass + 1-2 tetes reagen dragendorf amati kristal di
bawah mikroskop
C. TURUNAN PIRAZOLON
1. METAMPIRON
Zat uji + 2 tetes alkohol + 2 tetes reagen Zwikker B panaskan terbentuk kristal ungu
amati di bawah mikroskop
Zat uji + 2 tetes NaOH jika perlu panaskan untuk melarutkan + HCl encer amati
kristal di bawah mikroskop
200 mg zat uji + 10 ml NaOH didihkan gas yang membirukan lakmus merah
Zat uji + 1 ml H2SO4 pekat panaskan perlahan setelah dingin + NaNO2
(bandingkan dengan luminal)
Zat uji + 5 ml air + beberapa tetes NaOH + 1 ml asam sitrat (bandingkan dengan luminal)
Kimia Farmasi Analisis Individual
E. TURUNAN SULFONAMIDA
1. REAKSI UMUM
Zat uji pada drupple plate + 1-2 tetes DAB HCl amati warna yang terjadi, amati pula
kristalnya di bawah mikroskop ( bandingkan tiap-tiap sulfa)
Zat uji pada tabung reaksi + NaOH kelebihan alkali netralkan dengan HCl + CuSO4
gojog amati warna yang terjadi ( bandingkan tiap-tiap sulfa)
Zat uji pada drupple plate + larutan jenuh KBrO3 + 1-2 tetes H2SO4 pekat amati warna
yang terjadi (bandingkan tiap-tiap sulfa)
Reaksi kristal dengan aseton-air amati di bawah mikroskop (bandingkan sulfa lain)
2. SULFAGUANIDIN
Zat uji + DAB HCl warna orange, ada kristal agak putih
Zat uji + reagen Parri warna hijau biru
Zat uji + Cu asetat + aseton warna biru muda
Reaksi kuprifil warna biru muda
Zat uji + H2SO4 + KCl warna orange yang lama-lama hilang
Zat uji + 5 ml NaOH didihkan untuk melarutkan bau amonia
Reaksi kristal dengan aseton-air amati di bawah mikroskop (bandingkan sulfa lain)
Zat uji + 1-2 tetes benzaldehide amati kristal di bawah mikroskop
3. SULFADIAZIN
Zat uji + DAB HCl warna kuning lama-lama orange
Zat uji + 1 ml HCl encer +1 tetes fenol + 1-2 tetes kalium bromat merah violet
Zat uji pada drupple plate + DAB HCl amati warna
5 ml larutan zat uji 1%b/v + 5 tetes asam sulfat encer + 2 tetes KMnO4 0,1N warna
lembayung setelah 2 menit warna hilang
10 mg zat uji + 5 ml akuades + 2-3 tetes asam nitrat + 10 tetes AgNO3 endapan putih +
amonia endapan larut
Zat uji + 2-3 ml NaOH didihkan bau amonia
3. LIDOKAIN HCl
Reaksi kristal dengan asam pikrat amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji + 1 ml alkohol + 0,5 ml reagen Parri + 2 tetes HCl pekat gojog warna hijau
cerah dan kristal halus amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada drupple plate + DAB HCl amati warna ( tes negatif) menjadi positif bila
lidokain dihidrolisa dahulu dengan asam
50 mg Zat uji + 5 ml akuades + 1 ml asam nitrat + 1 ml AgNO3 cuci endapan yang
terbentuk dengan akuades larutkan dalam amonia berlebih
K. ALKALOID XANTIN
1. REAKSI UMUM
Reaksi Murexide : Zat uji pada drupple plate + 1,5 ml H2O2 + 5 tetes H2SO4 pekat
panaskan di atas waterbath hingga kering sisa + beberapa tetes amonia 6N warna
merah ungu
Reaksi Murexide : Zat uji pada drupple plate + serbuk KClO3 + 5 tetes HCl pekat
panaskan di atas waterbath hingga kering sisa + beberapa tetes amonia 6N warna
merah ungu
Kimia Farmasi Analisis Individual
2. KAFEIN
Larutan jenuh zat uji + larutan iod tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan
turunan xantin lain)
Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air warna violet (bandingkan
dengan turunan xantin lain)
Zat uji + 2 ml amonia 10 % gojog diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)
Larutan jenuh zat uji + larutan iod tidak terjadi endapan + HCl encer endapan coklat
+ NaOH berlebih kristal larut
Larutan jenuh zat uji pada drupple plate + larutan sublimat 5% endapan putih panaskan
kristal larut dinginkan terbentuk kristal kembali amati kristal di bawah
mikroskop
Zat uji pada obyek glass + HCl 2 tetes + reagen Dragendorf panaskan jika perlu amati
kristal di bawah mikroskop
3. TEOBROMIN
Zat uji pada obyek glass + 2 tetes asam nitrat panaskan + 1 tetes AgNO3 amati
kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada obyek glass + 2 tetes HCl panaskan + 2 tetes larutan sublimat terbentuk
kristal roset amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada obyek glass + 2 tetes HCl + reagen Dragendorf panaskan jika perlu amati
kristal di bawah mikroskop
Zat uji + 2 ml amonia 10 % gojog diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)
Larutan jenuh zat uji + larutan iod tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan
turunan xantin lain)
Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air warna violet (bandingkan
dengan turunan xantin lain)
4. TEOFILIN
Zat uji + 2 ml amonia 10 % gojog diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)
Kimia Farmasi Analisis Individual
Larutan jenuh zat uji + larutan iod tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan
turunan xantin lain)
Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air warna violet (bandingkan
dengan turunan xantin lain)
Zat uji + 1 ml NaOH panaskan setelah dingin + reagen sulfanilat + beberapa tetes
NaNO2 10% +NaOH hingga basa warna merah ungu
Reaksi kristal dengan Dragendorf amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji + 1 ml amonia pekat + 2 ml AgNO3 endapan seperti gelatin + 2 ml asam nitrat
endapan larut
5. AMINOFILIN
Zat uji + 2 ml amonia 10 % gojog diamkan (bandingkan dengan turunan xantin lain)
Larutan jenuh zat uji + larutan iod tidak terjadi endapan coklat (bandingkan dengan
turunan xantin lain)
Zat uji pada drupple plate + serbuk Cu asetat + 1 tetes air warna violet (bandingkan
dengan turunan xantin lain)
Reaksi kristal dengan Dragendorf amati kristal di bawah mikroskop
Reaksi kristal dengan sublimat amati kristal di bawah mikroskop
L. ALKALOID KININ
1. KININ DAN GARAMNYA
Zat uji + FeCl3 warna orange
Zat uji + akuades + H2SO4 berfluoresensi biru
Zat uji + HCl + reagen Mayer endapan kuning
Zat uji pada obyek glass + reagen Hrapatit panaskan jika perlu amati kristal di bawah
mikroskop
2. EUKININ
Zat uji + FeCl3 warna orange
Zat uji + akuades + H2SO4 berfluoresensi biru
Zat uji + HCl + reagen Mayer endapan kuning
Kimia Farmasi Analisis Individual
Zat uji pada obyek glass + reagen Hrapatit panaskan jika perlu amati kristal di bawah
mikroskop
Zat uji + 10 ml NaOH dalam etanol absolut endapan putih
3. KININ TANNAS
Zat uji + FeCl3 warna biru hitam
Zat uji + akuades + H2SO4 berfluoresensi biru
Zat uji + HCl + reagen Mayer endapan kuning
Zat uji pada obyek glass + reagen Hrapatit panaskan jika perlu amati kristal di bawah
mikroskop
Zat uji + H2SO4 1N warna coklat kemerahan
Zat uji + NaOH warna orange coklat
M. ALKALOID OPIUM
1. PAPAVERIN
Reaksi Coralyn : 10 mg zat uji + 1 ml asam asetat anhidrida + 3 tetes asam sulfat pekat
fluoresensi kuning kehijauan
10 mg zat uji + 10 ml air yang mengandung 0,5 ml HCl encer + 5 tetes kalium ferrisianida
endapan kuning jeruk amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium
lain)
Zat uji pada obyek glass + 1 tetes HCl + 1-2 tetes sublimat amati kristal di bawah mikroskop
(bedakan dengan alkaloid opium lain)
Amati warna serbuk langsung di bawah sunar UV (bedakan dengan alkaloid opium lain)
10 mg zat + 5 ml H2SO4 encer panaskan + 1-2 tetes FeCl3 warna violet setelah
dingin + 1 tetes asam nitrat pekat warna merah
2. MORFIN
10 mg zat uji + 10 ml air yang mengandung 0,5 ml HCl encer + 5 tetes kalium ferrisianida
endapan kuning jeruk amati kristal di bawah mikroskop (bedakan dengan alkaloid opium
lain)
Kimia Farmasi Analisis Individual
Zat uji pada obyek glass + 1 tetes HCl + 1-2 tetes sublimat amati kristal di bawah mikroskop
(bedakan dengan alkaloid opium lain)
Amati warna serbuk langsung di bawah sunar UV (bedakan dengan alkaloid opium lain)
10 mg zat + 1 ml FeCl3 warna biru violet
5 mg zat + 2 ml H2SO4 encer + beberapa tetes kalium ferrisianida + 1 tetes FeCl3 kuning
kehijauan
10 mg zat +2 ml H2SO4 pekat setelah dingin + beberapa tetes asam nitrat encer warna
merah darah
N. ALKALOID SOLANACEAE
1. REAKSI UMUM
Reaksi Vitalli : Zat uji pada cawan porselen + 4-5 tetes HNO3 pekat panaskan hingga
kering (jangan sampai gosong) residu + 2-3 tetes larutan KOH dalam alkohol warna
biru violet + aseton amati warna yang terjadi
2. ATROPIN DAN GARAMNYA
Tes Vitalli positif pada penambahan aseton warnanya tetap
8. HEKSAMIN
Zat uji + antipirin + 1 tetes HCl pekat amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji + H2SO4 encer panaskan bau khas formaldehide
Reaksi kristal denga sublimat amati kristal di bawah mikroskop
Zat uji pada drupple plate + asam salisilat + H2SO4 pekat warna violet
9. BISMUTH SUB NITRAT DAN BISMUTH SUB KARBONAT
Sisa pemijaran panas orange, dingin kuning
Sisa pemijaran + H2SO4 pekat + kristal Na2SO4 hangatkan bila perlu amati kristal di
bawah mikroskop
Sisa pemijaran + HCl encer hingga larut celupkan kawat Cu (klip / ballpoint) noda
hitam
Tes nitrat untuk NBB
Tes karbonat untuk CBB
10. LAKTOSA
Pada pemijaran berbau caramel
Zat uji + akuades + ag-amoniakal endapan Ag
Reaksi Fehling positif
Reaksi Mollish positif
Tes iodin tidak berwarna (bandingkan dengan amilum)
Zat uji + akuades panaskan + 5 ml NaOH 1N panaskan larutan kuning lama-lama
merah kecoklatan diamkan setelah dingin + Cu-tartrat endapan merah
11. AMILUM
Zat uji + reagen Bouchardat warna biru tua atau hitam seperti norit
Tes iodin positif warna biru
barbital
Posted on April 3, 2011 by sayacintafarmasi
Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari
asam dietilmalonal dan ureum. Barbital (barbiturat) digunakan sebagai obat hipnotik,
sedative, antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil,
sukar larut dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan
kloroform. Karena sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya
juga diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya
dipercepat.
Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi
kondensasi antara urea dengan asam malonat melalui eliminasi 2 molekul air.
II.4
Isolasi
Barbital larutkan dalam campuran tembaga pyridin. Tambahkan beberapa tetes CuSO4
(campur 4 ml CuSO4 10% + 1 ml pyridin + 5 ml air). Maka barbital akan mengendap,
endapan disaring cuci berturut-turut dengan air yang mengandung piridin dengan spiritus
70% akhirnya eter. Endapan + asam encer sehingga kristal kembali diuraikan menjadi
barbital yang akan dipisahkan bila dikocok dengan eter atau kloroform. Lapisan eter bila
diuapkan akan terdapat barbital dan dapat dilakukan reaksi identifikasi selanjutnya.
4. Sublimasi Mikro
Cara ini juga dipakai untuk memurnikan hasil isolasi dari campuran barbital yang telah
tercampur zat kotoran. Hasil sublimasi dipengaruhi oleh suhu, tinggi ring sublimasi, dan lama
sublimasi diadakan.
A. REAKSI UMUM
PEREAKSI
HASIL REAKSI
Parri
Warna
Vanillin
Warna,
Zwikker (campuran CuSO4 dan piridin)
Warna, Endapan
Biuret (CuSO4 + NaOH)
Warna
Iodoform
Endapan, Bau
Xanthydrol
Endapan
Formaldehide
Warna
Buchi-Pertia
Endapan, Kristal
Resorsinol
Warna
Merkuri
Endapan
1. REAKSI PARRI
Prinsip: pembentukan senyawa kompleks antara barbital dengan senyawa Co dalam MeOH
bebas air.
Barbital dalam Metanol murni + 2 tetes CoCl2 dalam asam asetat 1% dan 2 tetes NH4OH
warna ungu
Umumnya akan memberikan endapan dengan garam Hg-(Nitrat, Asetat, Sulfat) tetapi tidak
mengendap dengan HgCl 2
B. REAKSI TERHADAP SUBSTITUEN BARBITAL
1. LASSAIGNE (adanya halogen dan belerang)
Cara membuat filtrat Lassaigne:
Zat dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam tabung reaksi kering, masukkan Na, masukkan
sedikit lagi zat pijar 30 larutkan dalam etanol
Pemeriksaan S:
1/3 filtrat asamkan dengan HNO3 panaskan hingga mendidih + 5 tts lar AgNO3 5%
endapan (Cl-, Br-,I-)
Membedakan Cl-, Br-,IAgCl, AgBr, dan AgI + amoniak AgCl larut, AgBr dan AgI mengendap
2. BEILSTEIN TEST (adanya gugus halogen: F, Br)
Pijar dengan kawat Cu memberikan nyala hijau (Cu-halogenida yang menguap)
3. ADANYA GUGUSAN TAK JENUH
Hilangnya warna Brom oleh larutan zat dalam air
Hilangkan warna KMnO4 :
Zat + NaOH 2N + 1 tetes KMnO4
D. REAKSI WARNA
1. SALISILDEHID-H2SO4
0,01 g zat + Iml H2SO4 (p) + beberapa tetes salisildehid 1% dalam spiritus, panaskan di WB
merah frambos (dial)
2. FURFUROL-H2SO4
Zat dalam H2SO4 (p) + larutan furfurol 5% dalam spiritus, panaskan di WB ungu
(Phanodorm, Medomin), merah coklat (Thiobarbital, Pentotal)
3. FENOL-H2SO4
Merah rosa (Phanodorm, Kemithal, Evipan), jingga Cydopal
4. PIPERONAL-H2SO4
0,5% piperonal dalam alkohol + zat berwarna
5. NITRASI menurut RANWEZ
10 mg zat + 10ml HNO3 /H2SO4 (p), panaskan 10 di air mendidih, dinginkan, encerkan
dengan air kuning dan endapan + NH4OH berlebih kuning
E. REAKSI KRISTAL
1. SUBLIMASI
Veronal, Luminal, Phenodorm, Allonal, Difenil hidantion
2. REAKSI NaOH dengan ASAM ASETAT
Larutan zat dalam BaOH/KOH asamkan dalam asam asetat kristal yang diawali dengan
adanya tetes minyak warna hijau
3. REAKSI PENGENDAPAN dengan FOSFAT
Larutan zat dalam KOH, teteskan pada objek glass + kristal amonium fosfat endapan
4. REAKSI Cu, Fe, dan Br Kompleks
Zat + pereaksi pada objek glass panaskan kristal
5. REAKSI BAUCHARDAT
Zat + pereaksi bauchardat kristal (veronal, luminal, ruonal)
6. REAKSI dengan AQUA BROM
Larutkan zat dalam KOH + 1 tetes aqua brom kristal (phenodorm, veronal)
7. REAKSI dengan AgNO3
Larutan zat dalam AgNO3 5% + amoniak hingga endapan larut
8. AQUA BARIT
Zat padat + 1 tetes aqua barit kristal (dial)
1. ALLONAL
Sinonim : isopral + pyramidon
BM : 228,27
Pemerian : kristal agak putih
TL : 156-1580C
Kelarutan : dalam air : (1:1300); ethanol (1:5); chloroform (1:7); ether (1:6)
Fungsi
: Hypnotik
Reaksi
: Larutan dalam air yang jenuh bereaksi asam terhadap lakmus (memberi warna
merah terhadap lakmus)
Reaksi kristal :
larutan jenuh dalam NaOH+NH4 fosfat, kristal, lama
Fe-kompleks
Cu-kompleks
Zat + pereaksi Wagenaar : jarum kecil dan besar
Sublimasi
3. APROBARBITAL
Sinonim : Isopral
:Sedative, hipnotik
Reaksi :
Zat +formalin H2SO4 kuning coklat berflouresensi biru
Zat dapat mereduksi KMnO4 dan Aqua Brom (warna menjadi hilang)
Reaksi kristal :
Cu-kompleks
Fe-kompleks
Sublimasi
NaOH + NH4 fosfat
4. DIAL
Sinonim : Allobarbital, 5,5 asam diallylobarbiturat
: Hypnotik sedative
Reaksi :
Zat +NaOH +KMnO4 segera hijau
Zat +Vanilin-H2SO4 merah
Zat +Aqua brom mereduksi (warna hilang)
Zat +Salisilaldehid-H2SO4 merah
Zat + H2SO4 (p) + beberapa butir kristal p-DAB merah
Reaksi kristal :
NaOH + Asam asetat glasial
Fe-kompleks
Sublimasi
Cu-Kompleks
Larutan jenuh+NaOH +(NH4)3PO4
Fe-Komplek
Zat +Aqua Barit keping-keping, lama-lama jarum
5. DIPHENYLHYDANTOIN-Na
Sinonim : Dilantoin Na, alepsin, Phenitcinum Na
BM : 274,25
Pemerian : bubuk kristal putih , rasa seperti sabun, pahit menggigit, tidak berbau, agak
higroskopik,terpapar udara akan menyerap CO2 dan melepaskan difenylhydantoin
Kelarutan : dalam air ( 1:66) tetapi larutan keruh kecuali ditambah alkali hingga pH 11,7;
larut dalam 10,5 ml ethanol; tidak larut dalam eter dan kloroform, mudah terdisosiasi oleh
asam lemah seperti CO2 dengan mengurai diphenylhydantoin
Fungsi :Anticonvulsant, antiepilepsis
Reaksi :
PARRI : sebelum ditambahkan NH3 : ungu, setelah ditambahkan berwarna biru
Zat +NaOH : merah keunguan tak tetap, ada bintik-bintik ungu
6. EVIPAN
Sinonim : asam N-methylcyclohexanyl methyl barbiturat, Hexobarbital
: Sedative hipnotik
Reaksi :
Zat +H2SO4 pekat kuning lama-lama merah jingga
Reaksi kristal :
a. larutan jenuh dalam NaOH + NH4 fosfat
b. Fe-kompleks
c. Bi-kompleks
d. Cu-kompleks
e. Sublimasi
7. KEMITHAL
Sinonim : 5-allyl-5 (2-cyclohexenal)-2-thiobarbiturat Na
Rumus molekul : C13H16N2O2Sna
BM : 287,36
Pemerian : Bubuk kuning pucat, agak pahit, higroskopis
TL : 148-156
Kelarutan : larut dalam air
Fungsi
: Anastetik
Reaksi :
Reaksi Parri : +
Penarikan dari pembawa diasamkan lebih dahulu
Reaksi dengan aseton air : tetes minyak
Reaksi kristal :
a. Wagenaar
b. Aseton air
8. LUMINAL
Sinonim : asam phenylaethylobarbiturat, gardenal
BM : 232,23
Rumus molekul : C12H12N2O3
Pemerian :Bentuk garam Ba, kristal dengan 3 fase berbeda, rasa agak pahit
Kelaruan : air (1:1000), ethanol (1:8), CHCl3 (1:40), ether (1:13), benzen (1:700), larut
dalam alkali hidroksida dan karbonat
TL : 174-178
pH : asam
Fungsi
Reaksi :
Zat + -naphtol +H2SO4 pekat ungu
Reaksi ekkert (gugus phenyl) : zat+formalin H2SO4 pekat merah
Reaksi kristal :
a. Sublimasi
b. Wagenaar
c. Fe-kompleks
d. Cu-kompleks
e. Bi-kompleks
f.NH4 fosfat
9. NEMBUTAL
Sinonim : ethylmethylbuthylbarbiturat Na, pentobarbital Na
: Hipnotik, sedatif
Reaksi :
Zat +H2SO4 pekat coklat
Reaksi kristal :
a. Fe-kompleks
b. Cu-kompleks
c. larutan dalam NaOH 0,1 N sampai jenuh +NH4 fosfat
10. OLTHOPHAN
Pemerian : kristal putih, rasa agak pahit
Reaksi :
Zat +H2SO4 pekat kuning jingga
Zat +vanilin H2SO4 pekat kuning dengan fluoresensi hijau
Zat +phenol H2SO4 rosa
Reaksi kristal :
a. Fe-kompleks
b. Sublimasi
c. NaOH/HAc
c. Bi-kompleks
d. Cu-kompleks
11. Orthal Na
Sinonim: etil hexenil barbiturat Na, hexetal sodium
Berat molekul: 262, 29
Rumus molekul: C12H19NNaO3
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: serbuk putih, agak kuning, rasa pahit.
pH: basa
Kelarutan: sangat larut dalam air, larut dalam etanol, tak larut dalam eter dan benzene, larutan
dalam air bereaksi alkalis terhadap lakmus, larutan dalam air tidak stabil kalau didiamkan.
Reaksi
Reaksi kristal:
Cu kompleks
Fe kompleks
(NH4)H2PO4
12. Pentothal Na
Sinonim: Thiopental Na
Nama IUPAC: [5-etil-4,6-diokso-5-(pentan-2-il)-1,4,5,6-tetrahidropirimidin-2-il]sulfanid
sodium
Berat molekul: 264,33
Rumus molekul:C11H17N2O2SNa
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: serbuk putih kekuningan, higroskopis, biru seperti bawang.
pH: 12,5
Kelarutan: larut dalam air dan alcohol, tidak larut dalam eter, benzene dan petroleum eter,
larutan dalam air jika didiamkan terurai dan jika dipanaskan terjadi endapan.
Larutan 2,5 % b/v dalam air bereaksi alkalis kuat dengan pH 10,5.
Spesifikasi dalam sediaan farmasetik:
Dibuat dalam sediaan serbuk yang steril yang kemudian direkonstitusi dengan pelarut yang
sesuai dan diberikan secara IV (untuk yang bentuk Na).
Pentothal Na steril adalah campuran penthotal Na steril (91,7 %) dengan Na2CO3 anhidrid
(Na2CO3 sebagai dapar (60mg/g Na thiopental).
13. Persedon
Sinonim: 3,3-dietil-2,4-dioxotetrahidropiridin.
Berat molekul: 167,20
Rumus molekul: C9H13NO2
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: serbuk kuning muda, rasa pahit.
TL: 92-93C
pH: asam
Kelarutan: larut dalam air dan pelarut organik.
Bersifat hipnotik sedatif.
Reaksi:
Parri: sangat lemah
Reaksi Kristal:
Fe kompleks
Cu kompleks
14. Panodorm
Sinonim: siklodorm, siklobarbitalum, heksamalum
Berat molekul: 236,26
Rumus molekul: C12H16N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: Kristal mengkilap, rasa sangat pahit.
TL: 171-174C
Kelarutan: sedikit laut dalam air, cukup larut dalam air panas (mendidih).
Terdapat dalam bentuk garam Ca.
Bersifat hipnotik sedatif.
Reaksi:
Zat + pereaksi zwikker violet biru.
Zat + H2SO4 (p) kuning lama-lama jingga coklat.
Reaksi Kristal:
Larutan jenuh dalam NaOH + asam asetat
Kompleks Bi
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Dragendorf
15. Prominal
Sinonim: asam 5-etilmetil-5-fenilbarbiturat
Berat molekul: 246,26
Rumus molekul: C13H14N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: Kristal putih, tak berasa
TL: 176C
Kelarutan: larut baik dalam air panas dan alkohol.
Antikonvulsan dan sedatif.
Sifat antikonvulsan nya akibat dari substitusi 5-fenil.
Reaksi:
Zat + HCl disublimasi bentuk bintang laut.
Reaksi gugus fenil (+)
Dalam tabung reaksi + H2SO4 (p) + zat + formalin (di WB) merah anggur
Zat + HCl endapan.
Reaksi Kristal:
Larutan jenuh dalam NaOH o,1 N + asam asetat encer
(NH4)H2PO4
16. Rutonal
Sinonim: asam 5-metil-5-fenilbarbiturat
Berat molekul: 218,21
Rumus molekul: C11H10N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: kristal, rasa agak pahit.
TL: 226C
pH: basa.
Kelarutan: tidak larut dalam air, larut dalam alcohol, eter dan alkali.
Dapat membentuk garam Na yang larut.
17. Serdomid
Sinonim: allysisopylacetluerum
Berat molekul: 184,23
Rumus molekul: C9H16N2O2
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: Kristal, tak berasa.
TL: 194C
Kelarutan: larut dalam 3 liter air, larut dalam 210 ml air mendidih, dalam alcohol 1:10, dalam
eter 1:75.
Sedatif.
Reaksi:
Dapat menghilangkan warna KMnO4
Ikatan rangkap (+)
Larutan zat dalam air + H2SO4 (di WB) bau permen.
Zat + FeCl3 coklat.
Reaksi Beilstein (+)
18. Soneril
Sinonim: neocal, butetal, butobarbitalum.
Berat molekul: 212,34
Rumus molekul: C10H16N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: Kristal rosa, keeping taplet, rasa agak pahit.
TL: 124-127C
Kelarutan: larut dalam etanol (1:5), tak larut dalam petroleum eter, dalam air (1:250), dalam
kloroform (1:3).
Reaksi:
Reaksi Parri: ungu
Zat + pereaksi zwikker violet biru.
Reaksi Kristal:
Sublimasi
Wagenaar
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Aseton air
Kompleks Bi
19. Veronal
Sinonim: asam dietilobarbiturat, barbital, barbiton.
Berat molekul: 184,19
Rumus molekul: C8H12N2O3
Rumus bangun:
Karakteristik:
Pemerian: Kristal jarum, rasa agak pahit
TL: 188-192C
Kelarutan: larut dalam air, air mendidih, alkohol amilalkohol, piridin, anilin, niirobenzen,
dalam kloroform (1:75).
Reaksi:
Zat + H2SO4 (p) + alfa naftol ungu violet
Zat + pereaksi zwikker biru.
Zat + aquabrom tidak membentuk endapan.
Reaksi Kristal:
Sublimasi
Zwikker: membentuk kristal rosa
Kompleks Cu
Kompleks Fe
Kompleks Bi
NaOH + asam asetat
NaOH + (NH4)H2PO4