Anda di halaman 1dari 25

PENETAPAN KADAR AKRILAMIDA

PADA SINGKONG GORENG


DENGAN VARIASI SUHU
MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI
CAIR KINERJA TINGGI
KELOMPOK II KFA
Andy Oktaviansyah
Fidriansyah
Hesti Pratiwi
Nur Arsita Pebruati
Nur Rizky Rukmana
Wina Purnama Sari
Yuni Sri Lestari

PENDAHULUAN
Akrilamida

berpotensi sebagai
karsinogen

bersifat neurotoxicant
pada makanan yang
diolah dengan cara
dibakar atau digoreng

Singkong di goreng

Dengan suhu diatas


120ooC

asam amino dalam makanan yang


bereaksi dengan gula pada suhu tinggi
(Harahap, 2006).

Akrilamida

Kelebihan KCKT
Mampu memisahkan molekul-molekul dari

suatu campuran
Mudah melaksanakannya
Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
Dapat dihindari terjadinya dekomposisi /
kerusakan bahan yang dianalisis
Resolusi yang baik
Dapat digunakan bermacam-macam detektor
Kolom dapat digunakan kembali
Mudah melakukan "sample recovery"

Diagram Blok KCKT

Keuntungan KCKT
Cepat
Resolusi
Sensitivitas detektor
Kolom yang dapat digunakan kembali
Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik
Mudah rekoveri sampel

METODE PENILITIAN

Alat penelitian

instrumen kromatografi
Cair Kinerja Tinggi
(KCKT) lengkap,

Bahan
penelitian
Diklorometan,
aquabidest

neraca analitik,
spektofotometer UV-Vis,
laboratory shake, hot
plate, sentrifugator,
serta peralatan gelas
yang umumnya
digunakan

Etanol, asam fosfat


85%, metanol,

Akrilamida for
synthesis

Pembuatan sampel
.

Singkong

Dikupas dan dipotong


dadu,

Singkong digoreng

Dengan 3 variasi suhu


90ooC, 120ooC dan 150ooC.

Pembuatan Fase Gerak


Larutan asam fosfat dan
metanol disiapkan secara
terpisah

-Larutan asam fosfat 3,5 mM


dibuat dari 0,40 ml larutan
asam fosfat 85% v/v.
-Ditambahkan aquabidest
hingga garis tanda pada labu
ukur 1000 ml.

-Disaring masing-masing
melalui penyaring membran
whatman Cellulose Nitrate
0,45 m.

Larutan fase gerak

-Larutan diawaudarakan
selama 20 menit
menggunakan sonifikator.

Pembuatan Pelarut
.

Asam fosfat 3,5 mM dan


metanol
-perbandingan fase gerak
metanol dan Asam fosfat 3,5
mM (10:90)
-disaring dengan penyaring
membran Cellulose Nitrate 0,45
m
-Diawaudarakan selama 20
menit m-enggunakan sonifikator
Pelarut

Baku Perbandingan
Akrilamida
Pembuatan Larutan Induk Baku Pertama
(1000 ppm)

-Ditimbang 50 mg akrilamida,
-Dimasukan ke dalam labu ukur
50 ml,
-Diencerkan dengan pelarut
sampai garis tanda.
Pembuatan Larutan Induk Baku Kedua (100
ppm)

-Dipipet 5 ml larutan induk baku


pertama,
-Dimasukkan ke dalam labu ukur
50 ml,
- Ditambahkan
pelarut sampai
Pembuatan Larutan Induk Baku
Ketiga (10
garis tanda.
ppm)
-Dipipet 5 ml larutan induk
baku kedua,
-Dimasukkan kedalam labu
ukut 50 ml,
- ditambahkan pelarut sampai
garis tanda.

Pembuatan Larutan Sampel

Sampel

-Ditimbang 10 g sampel,
-Ditambahkan 60 ml
diklorometan dan 3 ml etanol
Akrilamida diekstraksi

-Sampel diekstraksi dengan


bantuan alat laboratory shaker
pada kecepatan 150 rpm selama
120 menit.
Hasil ekstraksi
-Disaring kemudian dibilas
dengan 5 ml diklorometan
sebanyak dua kali.
-Filtrat selanjutnya
ditambahkan 25 ml pelarut
dan didestilasi.

larutan destilasi
-Kemudian disentrifugasi
selama 60 menit,
- Dimasukkan kedalam
freezer lemari pendingin
selama 3 jam.
Memisahkan minyak
yang ikut terlarut
-Minyak yang sudah
memadat dipisahkan
secara fisik dari fase air
beku,

Filtrat beku bebes


minyak
-Fase air yang membeku
dibiarkan mencair
-Dipindahkan kedalam labu
ukur 25 ml.
- volumenya dicukupkan
hingga 25 ml dengan
pelarut.

Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Baku Pembanding Akrilamida

Larutan induk baku pembanding


ketiga pipet 0,25 ml, 4 ml, 6 ml, 8
ml, 12 ml dan 13 ml

Disaring dan diawaudarakan


selama 20 menit

Disuntikan 20 l filtrat larutan


baku pembanding ke dalam
sistem KCKT melalui injektor
dengan Loop 20 l.

masing-masing dimasukkan ke
dalam labu ukur 25 ml dan
tambahkan pelarut ad batas
tanda.
Konsentrasi masing-masing
larutan adalah 0,1 ppm, 1,6 ppm,
2,4 ppm, 3,2 ppm, 4,8 ppm dan
5,2 ppm
Direkam kromatogram dan dibuat
kurva kalibrasi, lalu dihitung
persamaan regresi dan
kooefesien korelasi.

Penetapan Kadar Akrilamida dalam


Sampel
Larutan sampel 25
ml

-Disaring melalui
penyaringan membran
Cellulose Nitrate 0,2 m,
- Diawaudarakan selama
20 menit

Kemudian disuntikkan sebanyak 100 l


kedalam sistem KCKT melalui injektor dengan
loop 20 l
-fase gerak metanol dan
larutan asam fosfat 3,5
mM dimana
perbandingan kompetisi
(10:90) dan laju alir
1,5ml/menit.
Dan Deteksi
menggunakan detektor
UV dan
.
Direkam kromatogram
dicatat luas puncak

Rumusan perhitungan kadar akrilamida dalam sampel


dituliskan sebagai berikut :
X x volume larutan sampel
Kadar akrilamida dalam sampel =
Berat penimbangan
sampel

Ket:
X = hasil subsitusi luas puncak ke dalam
persamaan
regresi yang diperoleh dari
kurva kalibrasi.

Hasil
Analisis kualitatif

Kromatogram hasil penyuntikan akrilamida 0,1 ppm


untuk uji kualitatif.

Kromatogram hasil penyuntikan larutan sampel singkong goreng


pada suhu 150 o C dengan kondisi KCKT yang sama untuk uji
kuantitatif.

Kromatogram setelah larutan sampel dengan suhu 150 o C+ 10


ppm di-spike dengan larutan baku pembanding akrilamida
dengan kondisi KCKT yang sama untuk uji kulalitatif.

Analisis kuantitatif

standar akrilamid
700000
f(x) = 122464.8x
R = 1

600000
500000

standar akrilamid

400000

Linear (standar akrilamid)

300000
200000
100000
0
0

Hasil Pengolahan Data Penyuntikan Larutan Sampel


Singkong Goreng Menggunakan KCKT.

Suhu Sampel (oC)

Luas Puncak

Slope

Konsentrasi sampel
(ppm)

10464

12246

0,854483097

10962

12246

0,895149437

11060

12246

0,90315205

11946

12246

0,975502205

22430

12246

1,831618488

21998

12246

1,796341663

Konsentrasi sampel
rata-rata

90o
0,874816267

120o
0,939327127

150o
1,813980075

Hasil Kadar Akrilamida Dalam Larutan Sampel Singkong Goreng


Menggunakan KCKT.
Suhu sampel (oC)

Luas puncak

90o

Kadar akrilamida (g/g


sampel)

Rata-rata kadar akrilamida


(g/g sampel)

2,135

2,186

10464

2,237
10962

120o

2,257

2,347

11060

2,437
11946

150o

4,58
22430

4,49
21998

4,535

Kesimpulan
Dari hasil penelitian di dapatkan kadar
akrilamida pada singkong goreng dengan
suhu 90oC sebanyak 2,186g/g, 120oC
sebanyak 2,3475 g/g dan 150oC sebanyak
4,535 g/g.

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Y. 2006. Pembentukan akrilamida dalam Makanan dan
Analisisnya. Majalah Ilmu Kefarmasian III. 108-110-113-115.
Effendy, De Lux Putra. 2004. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
dalam Bidang Farmasi. Medan: USU Digital Library 5-8.
Friedman, M 2003 chemistry, Biochemistry and Safety of
Acrylamida . Jurnal of Agricultural and Food Chemistry 51.
4504, 4506-4507, 4509.

Anda mungkin juga menyukai