Anda di halaman 1dari 56

KIMIA ANALISA

Mahreni

1 Kimia analisa I (Mahreni)


Definisa analisis gravimetri

 Metode analisa yang dilakukan dengan


menggunakan pengukuran massa atau
perubahan massa.
 Gravimetri adalah metode analisis kuantitatif
unsur atau senyawa berdasarkan beratnya yang
diawali dengan pengendapan dan diikuti
dengan pemisahan dan pemanasan endapan dan
diakhiri dengan penimbangan.

2 Kimia analisa I (Mahreni)


3 metode gracvimetri
 Pengendapan
 Penguapan
 Elektrolisis

3 Kimia analisa I (Mahreni)


Penguapan
 Metode penguapan digunakan untuk menetapkan
komponen-komponen dari suatu senyawa yang relatif
mudah menguap.
 Dilakukan dengan cara pemanasan dalam gas tertentu atau
penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga komponen
yang tidak diinginkan mudah menguap
 Atau penambahan suatu pereaksi tertentu sehingga
komponen yang diinginkan tidak mudah menguap

4 Kimia analisa I (Mahreni)


Tujuan penguapan
 Metode penguapan digunakan untuk menentukan kadar
air(hidrat) dalam suatu senyawa atau kadar air dalam
suatu sampel basah.
 Berat sampel sebelum dipanaskan merupakan berat
senyawa dan berat air kristal yang menguap.
 Pemanasan untuk menguapkan air kristal adalah 105o C,
garam-garam anorganik banyak yang bersifat higroskopis
sehingga dapat ditentukan kadar hidrat/air yang terikat
sebagai air kristal.

5 Kimia analisa I (Mahreni)


 Zat-zat yang relatif mudah menguap bisa diabsorpsi dengan
suatu absorben yang sesuai dan telah diketahui berat tetapnya.
 Untuk penentuan kadar air suatu kristal dalam senyawa
hidrat, dapat dilakukan dengan memanaskan senyawa pada
suhu 110O- 130O C.
 Berkurangnya berat sebelum pemanasan menjadi berat
sesudah pemanasan merupakan berat air kristalnya.
 Syarat senyawa tidak terurai oleh pemanasan. Atau bisa juga
menggunakan zat pengering seperti CaCl2 danMg(ClO4)2.

6 Kimia analisa I (Mahreni)


Contoh dari metode penguapan
 Penentuan CO2 dalam senyawa karbonat dapat dilakukan
dengan penambahan HCl berlebih, kemudian dipanaskan,
gas CO2 yang sudah terjadi dialirkan dalam larutan alkali
yaitu KOH (25-30%) atau larutan CaOH2 yang telah
diketahui beratnya.
 Penentuan NH3 dalam garam Amonium, yaitu garam
ditambahkan larutan alkali kuat berlebih dan dipanaskan.
Gas NH3 yang terjadi dialirkan dalam larutan standar
asam berlebih kemudian kelebihannya dititrir dengan
larutan standar basa.

7 Kimia analisa I (Mahreni)


 Penentuan Nitrogen dalam protein, mula-mula senyawa
didestruksi dengan H2SO4 pekat. Hasilnya ditambahkan basa
berlebih dan dipanaskan. Selanjutnya kelebihan asam dititrir
dengan larutan standar basa.
 ·Penentuan unsur Natrium atau Kalium, yaitu larutan itu diuapkan
dengan H2SO4 sampai kering. Kemudian sisanya berupa garam
sulfat ditimbang. Dan segitulah berat unsur yang dicari. Unsur-
unsur lain yang mengganggu seperti Si, dapat ditentukan dengan
memanaskan cuplikan bersama H2SO4 dan HF dalam krus platina.
Dimana Si berubah menjadi SiF4 yang menguap, sesuai persamaan
 SiO2 + 6HF H2SiF6 + 2H2O
 · H2SiF6 SiF4 + 2HF

8 Kimia analisa I (Mahreni)


Metode Elektrolisis
 Metode elektrolisis, mengendapkan logam menggunakan sel
elektrolisis, dilakukan dengan cara mereduksi ion-ion logam
terlarut menjadi endapan logam pada elektrode sel
elektrlisis.
 Ion-ion logam berada dalam bentuk kation apabila dialiri
dengan arus listrik dengan besar tertentu dalam waktu
tertentu maka akan terjadi reaksi reduksi menjadi logam
dengan bilangan oksidasi =0

9 Kimia analisa I (Mahreni)


 Endapan yang terbentuk selanjutnya dapat
ditentukan berdasarkan beratnya, misalnya
mengendapkan tembaga terlarut dalam suatu
sampel cair dengan cara mereduksi
(Mengurangi bilangan oksidasi dengan cara
menambahkan elektron pada kation yang
akan diendapkan)
 Cara elektrolisis dapat dilakukan pada sampel yang
diduga mengandung kadar logam terlarut cukup
besar

10 Kimia analisa I (Mahreni)


Contoh metode elektrolisis
 Larutan yang mengandung analit dimasukkan ke
dalam sel elektrolisis. Sel proses elektrolisis
berlangsung selama waktu tertentu, maka logam
yamg mengendap di katode dapat ditimbang .
 Contoh penentuan tembaga (Cu) dalam larutan
dielektrolisis menggunakan elektrode platina pada
kondisi asam

Pada proses elektrolisis ion Cu2+ yang terdapat dalam larutan


mengalami reduksi menghasilkan endapan Cu

11 Kimia analisa I (Mahreni)


12 Kimia analisa I (Mahreni)
Metode pengendapan

 Apabila sampel berbentuk padat


1. Pelarutan sampel padat menggunakan pelarut
2. Pengendapan
3. Penyaringan
4. Pencucian
5. Pengeringan
6. Penimbangan
7. Perhitungan kadar

13 Kimia analisa I (Mahreni)


14 Kimia analisa I (Mahreni)
1. Pelarutan
Cara basah : Melarutkan sampel padat di dalam pelarut air/
HCl/HNO3/H2SO4/HClO3 (perklorat)/air raja
(campuran HCl : HNO3=3:1) (untuk melarutkan emas.
1. Silika tidak larut di dalam air atau asam dapat menggunakan
pelarut Na2CO3/Natrium peroksida (Na2O2).
2. Untuk sampel yang banyak mengandung senyawa organik
sebelum dilarutkan harus dilakukan pengabuan sebelum
dilarutkan.
Cara kering : Sampel dipijarkan kemudian dilarutkan di
dalam air atau asam.

15 Kimia analisa I (Mahreni)


2. Pengendapan
Ada dua jenis senyawa untuk mengendapkan yaitu :
1. Senyawa Organik
 Prinsipnya dengan ion logam tertentu dapat membentuk
senyawa komplek organik dengan massa molekul relatif
tinggi, sehingga dengan ion logam yang sedikit didapat
endapan logam yang banyak. Endapan yang didapat tidak
mengandung pengotor karena endapan orgaik tidak
teroksidasi. Beberapa pereaksi organik yang biasa
digunakan yaitu :

16 Kimia analisa I (Mahreni)


Jenis senyawa organik
 Dimettil gloksim untuk Ni (nikel). Pereaksi berlebih
harus dihindari untuk menghindarkan pembentukan endapan
pereaksinya sendiri. Sitrat dan tartarat digunakan sebagai
pereaksi pelindung.

 Cupferron untuk Fe(III) dan Cu. Hal ini bermanfaat


dalam kondisi asam, larutan dingin, dan endapannya di bakar
kemudian ditimbang.

 8-hidroksikuinolin untuk Mg ditambahkan dalam


keadaan dingin dan endapannya dicuci air hangat. Endapan
kemudian dilarutkan dalam asam dan dititrasi.

17 Kimia analisa I (Mahreni)


 Silisildioksim untuk Cu. Asam tartarat
digunakan sebagai masking agent.1-nitroso-2-fenol
untuk Cu. Digunakan pada keadaan asam.
 Asam kuinaldat untuk Cu. Metode ini sensitif
dengan menggunakan pereaksi pengompleks dan
hanya mengandung 15% Cu.
 Asam mandelat untuk Zr. Endapanny dibakar
dan kemudian ditimbang.

18 Kimia analisa I (Mahreni)


Senyawa pengendap anorganik
Senyawa Anorganik yang digunakan dalam proses
pengendapan adalah :
 Asam Klorida untuk pengendapan ion logam golongan I
 ·Hidrogen Sulfida (dalam HCl encer) untuk
mengendapkan ion logam golongan II
 H2S dalam keadaan Buffer Amoniak à untuk pengendapan
ion logam golongan III B
 Buffer Amoniak untuk pengendapan ion logam golongan
III A

19 Kimia analisa I (Mahreni)


 Garam Amonium Karbonat (NH4)2CO3 (dalam Buffer
Amoniak) untuk pengendapan ion logam golongan IV
 Natrium Fosfat ( dalam buffer Amoniak) untuk
mengendapkan Ion Mg+ dari Magnesium Amonium Fossfat
MgNH4PO4.6H2O
 Garam Uranil Magnesium Asetat untuk mengendapkan ion
Na+ endapan kuning dari garam NaMg(UO2)3(C2H3O2)9
 Natrium kokaanitritekbaltat (III) à ntuk mengendapkan Ion
K+ dari K2NaCe(NO2)6.

20 Kimia analisa I (Mahreni)


Dasar pemilihan senyawa pengendap

 Mudah menguap agar senyawa pengendap dapat mudah


terpisah dari endapan. Senyawa yang sukar menguap akan
menjadi pengotor endapan : Contoh untuk mengemdapkan
ion Fe3+ dengan diendapkan menggunakan ion OH- akan
mengendap menjadi Fe(OH)3.
 Sumber ion OH dapat NaOH, NH4OH atau KOH. Dipilih
NH4OH karena KOH dan NaOh keduanya sukar menguap.

21 Kimia analisa I (Mahreni)


22 Kimia analisa I (Mahreni)
Efek senyawa pengendap terhadap ukuran partikel analit

 Penambahan senyawa pengendap menyebabkan partikel


partikel ion reaktan berkelompok membentuk partikel
yang disebut nukleus.
 Ion ion yang bermuatan berlawanan dengan nukleus akan
menempel pada permukaan nukleus sehingga terbentuk
partikel koloid dan akan semakin besar membentuk
endapan

Nukleus koloid Endapan


Ion

10-8 cm 10-7 cm
10-4 cm
>10-4cm
23 Kimia analisa I (Mahreni)
24 Kimia analisa I (Mahreni)
25 Kimia analisa I (Mahreni)
26 Kimia analisa I (Mahreni)
27 Kimia analisa I (Mahreni)
28 Kimia analisa I (Mahreni)
3. Penyaringan
 Endapan yang dihasilkan dari proses pengendapan disaring
menggukana kertas saring.
 Kertas saring yang digunakan adalah kertas saring dari bahan
selulosa murni sehingga kalau dibakar akan bebas abu (tidak
menghasilkan residu).
 Penyaringan selain menggunakan kertas saring bisa
menggunakan cara dekantasi.
 Bisa juga menggunakan corong buchner

29 Kimia analisa I (Mahreni)


4.Pencucian endapan
 Tujuan pencucian adalah menghilangkan zat zat yang tidak
dikehendaki.
 Dilakukan berulang kali menggunakan cairan pencuci sedikit
demi sedikit sampai ion pengotor hilang (bebas ion).
 Untuk mengetahui bebas ion, air cucian diuji dengan
menetesi air cucian dengan menggunakan pereaksi tertentu.
 Sebagai contoh dalam tes bebas ion Cl, air cucian di tetesi
dengan AgNO3 apabila tidak membentuk endapan putih
berarti ion Cl sudah tidak ada.

30 Kimia analisa I (Mahreni)


Syarat larutan pencuci

1. Larutan pencuci tidak akan merubah


pertikel endapan menjadi koloid.
2. Larutan pencuci kalau bisa dapat
mengurangi kelarutan endapan.
3. Larutan yang dapat mencegah hidrolisis
garam.

31 Kimia analisa I (Mahreni)


5. Pengeringan dan pemijaran
 Setelah endapan dicuci, maka endapan tersebut harus dikeringkan
untuk menghilangkan air. Untuk menghilangkan air kristal
iperlukan suhu 226 oC untuk kristal kalsium oksalat. Untuk
merubah kalsium oksalat menjadi kalsium karbonat diperlukan
suhu 420oC-600oC. Dan untuk merubah kalsium karbonat
menjadi kalsium oksida diperlukan suhu 850oC
 Pengeringan dilakukan di dalam oven mencapai suhu 200oC
 Setelah dikeringkan dipijarkan di dalam furnace .sampai dengan
>700oC.
 Tujuan pemijaran adalah mengubah senyawa kimia endapan ke
senyawa kimia yang rumus kimianya diketahui dengan pasti

32 Kimia analisa I (Mahreni)


33 Kimia analisa I (Mahreni)
Contoh
 Kalsium dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara
pengendapan sebagai Kalsium oksalat.Kalsium oksalat
berupa endapan (padat). Endapan ini kemudian
dipanaskan akan terurai membentuk kalsium oksida
(CaO). Kalsium oksida ditimbang kemudian ditentukan
kadarnya.

 Ca2+(aq) + C2O42-(aq) CaC2O4(p)


 CaC2O4(p) CaO(p) + CO2(g) + CO(g)

34 Kimia analisa I (Mahreni)


Contoh penentuan kadar Kalsium menggunakan metode
pengendapan

 Kalsium dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara


pengendapan sebagai Kalsium oksalat.Kalsium oksalat
berupa endapan (padat). Endapan ini kemudian
dipanaskan akan terurai membentuk kalsium oksida
(CaO). Kalsium oksida ditimbang kemudian ditentukan
kadarnya.

 Ca2+(aq) + C2O42-(aq) CaC2O4(p)


 CaC2O4(p) CaO(p) + CO2(g) + CO(g)

Q =panas

35 Kimia analisa I (Mahreni)


CONTOH BENTUK SENYAWA YANG DIENDAPKAN DAN DITIMBANG

36 Kimia analisa I (Mahreni)


37 Kimia analisa I (Mahreni)
Tahapan analisis gravimetri menggunakan
metode pengendapan

 Biasanya sampel yang akan dianalisis ada dua macam


yaitu sampel bentuk padat atau cair.
 Apabila sampel berbentuk padat langkah
pertama adalah melarutkan sampel di dalam
pelarut yang sesuai.
 Tujuan melarutkan sampel adalah merubah
bentuk padat menjadi bentuk cair sehingga
apabila di dalam sampel ada garam, garam
tersebut akan berubah menjadi bentuk ion

38 Kimia analisa I (Mahreni)


Tahapan analisa gravimetri

1.Pelarutan sampel (untuk sampel padat).


2. Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi
pengendap secara berlebih agar semua unsur/senyawa
diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada
suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi
optimum reaksi pengendapan.
3. Penyaringan endapan
4. Pencucian endapan dengan larutan tertentu
5. Pengeringan endapan
6. Pemanasan sampai berat konstan
7. Penimbangan
8. Perhitungan kadar atau % berat zat tertentu yang diendapkan
39 Kimia analisa I (Mahreni)
Metode analisis gravimetri
 Suatu sampel yang akan ditentukan secara gravimetri mula-mula
ditimbang secara kuantitatif, dilarutkan dalam pelarut tertentu
kemudian diendapkan kembali dengan reagen tertentu.
 Endapan dipisahkan dengan cara disaring menggunakan kertas saring
bebas abu.
 Untuk menghilangkan kotoran yang ikut mengendap, langkah
selanjutnya adalah mencuci endapan dengan larutan tertentu
sampai bersih.
 Kemudian endapan dikeringkan. Apabila endapan adalah bahan
anorganik seperti Fe, Al, Zn, Au langkah selanjutnya adalah
membakar endapan di dalan furnace pada temperatur diatas
500oC untuk menghilangkan semua bahan organik yang ada di
dalam endapan.
 Setelah berat hasil pembakaran konstant, endapan didinginkan
dan ditimbang.
 Setelah diketahui berat endapan konstan, dihitung kadar unsur
yang dianalisis.

40 Kimia analisa I (Mahreni)


 Contoh Soal
 1. 0,6025 gram sampel garam klorida dilarutkan dalam air
dan kloridanya diendapkan dengan menambahkan perak
nitrat berlebih. Endapan perak klorida disaring, dicuci,
dikeringkan dan ditimbang. Ternyata beratnya 0,7134 gram.
Hitunglah persentase klorida dalam sampel.
 29,31 %

41 Kimia analisa I (Mahreni)


Alat alat analisis gravimetri metode pengendapan
1. Timbangan analitik (untuk menimbang sampel
padat).
2. Gelas arloji (tempat sampel yang akan ditimbang)
3. Erlenmeyer (menyaring sebagai wadah filtrat/cairan)
4. Tabung reaksi
5. Pipet lurus
6. Batang pengaduk
7. Kaki tiga
8. Kertas saring (untuk menyaring)
9. Corong pemisah (tempat kertas saring)

42 Kimia analisa I (Mahreni)


Cara melipat kertas saring

43 Kimia analisa I (Mahreni)


44 Kimia analisa I (Mahreni)
45 Kimia analisa I (Mahreni)
Contoh soal
 Sampel insektisida dengan masa 1,6270 gr. Tentukan kadarr Arsen
(III) oksida As2O3 secara gravimetri.
 Langlkah pertama adalah merubah arsen (III) menjadi arsen
arsenat (H3AsO4) dengan cara mereaksikan sampel dengan asam
nitrat.
 Arsen arsenat kemudian diendapkan sebagai MgNH4AsO4 dengan
menambahkan larutan NH4Cl dan Mg Cl2. Endapan yang
terbentuk disaring, dikeringkan dan dipijarkan .
 Hasil pemijaran ditimbang sebagai Mg2As2O7.
 Berat konstan endapan = 106,5 mg.
 Ditanyakan berapakah % As2O3 dalam sampel?
 Diketahu Ar Mg=24,30 , As=74,92 dan )=16,00

46 Kimia analisa I (Mahreni)


47 Kimia analisa I (Mahreni)
48 Kimia analisa I (Mahreni)
49 Kimia analisa I (Mahreni)
50 Kimia analisa I (Mahreni)
CONTOH CONTOH SOAL
 Batuan Fosphat seberat 2,5248 gr. Mengandung unsur Magnesium
(Mg).
 Mg di dalam batuan fosphat akan ditentukan dengan cara
gravimetric.
 Pertama batuan dilarutkan di dalam suatu pelarut sehingga batuan
tersebut terlarut sempurna.
 Mg yang ada di dalam larutan diendapkan dengan menggunakan
bahan pengendap sehingga membentuk senyawa mengendap yaitu:
Mg NH4PO4 6 H2O.
 Endapan disaring menggunakan kertas saring bebas abu
kemudian endapan di cuci dengan air.
 Setelah endapan bersih, endapan dikeringkan di dalam
oven pada temperatur 105oC sehingga air bebas dalam
endapan akan menguap.

51 Kimia analisa I (Mahreni)


 Endapan yang sudah kering selanjutnya dibakar di dalam
furnace pada temperatur diatas 700oC sehingga endapan
berubah menjadi senyawa baru yaitu : Mg2P2O7 disebut
Magnesium piro fosphat. Berat endapan =0,1245 gr.
 Hitunglah kadar Mg dalam sampel, nyatakan dalam
% berat dan ppm.
 Diketahui Berat atom : Mg =24,31; N=14; H=1;
O=16; P=55.
 Didapatkan % berat Mg= 0,886
 Dalam paer/million(ppm) = 8860 ppm.

52 Kimia analisa I (Mahreni)


Contoh soal
 Analisa Ca dalam batuan, Ca diendapkan sebagai Ca C2O4
 Sebagai pengendap adalah (NH4)2C2O4

53 Kimia analisa I (Mahreni)


54 Kimia analisa I (Mahreni)
55 Kimia analisa I (Mahreni)
56 Kimia analisa I (Mahreni)

Anda mungkin juga menyukai