Tujuan Percobaan
Dapat menganalisis jenis kation pada suatu senyawa
II.
Prinsip Percobaan
Analisis kation berdasarkan reaksi pembentukan endapan dan perubahan warna saat
penambahan peraksi tertentu
III.
Teori Dasar
Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut,
sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk.
Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan
unsur non logam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan
untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut
analisis kualitatif.Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik. [2]
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ionion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode
analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spectrum absorpsi,
spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat
konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika
dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alatalat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium.Sifat fisika yang dapat
diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan
merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.Tabel berikut
menunjukkan beberapa ion yang berwarna.
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan
sebagai salah satu cara untuk identifikasi kation tersebut. Analisis kualitatif
berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa,
redoks, kompleks, dan pengendapan. Hukum kesetimbangan massa sangat berguna
untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.[3] Prosedur pertama kali yang biasa
digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui adalah membuat contoh
(sampel) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan
yang dihasilkan dilakukan uji terhadap ion-ion yang mungkin ada. Sebelum
mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan
tembaga. Ion tembaga dapat bereaksi dengan H2S juga, karena itu perlu ditutupi
dengan cara pembentukan kompleks dengan CN- menjadi [Cu (CN) 4] 2-, dimana
kompleks tetrasiano ini tidak akan membentuk endapan tembaga sulfida. Sedangkan
kompleks [Cd(CN) 4 ]2- tetap dapat membentuk endapan kadmium sulfida.
3. Pelarutan kembali endapan
Pembentukan kompleks dapat menyebabkan kenaikan kelarutan, sehingga suatu
endapan dapat larut kembali. Contohnya pada endapan AgCl jika ditambahkan NH3
maka endapan tersebut akan larut kembali. Hal ini terjadi karena terbentuknya
kompleks Ag + dengan NH3membentuk kompleks [Ag(NH 3) 2]+. [6]
B. Analisis Kation
Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel
mengandung suatu macam kation.Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation dari
campurannya.Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya dilakukan adalah
sebelum
uji
reaksi
dilakukan
kation
dipisahkan
terlebih
dahulu
dari
mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya
ke tabung uji yang lain.
Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru.Jika dalam kelompok kation yang terendapkan
masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat
dilakukan uji spesifik untuk satu kation.Jenis dan konsentrasi pereaksi serta
pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok. [9] Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi kedalam dua sub
golongan, sub golongan tembaga dan dan sub golongan arsenik. Dasar teori dari
pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polisulfida.
Sementara sulfida dari golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari
sub golongan arsenik melarut dengan membentuk garam ion.[10]
IV.
a. Pereaksi
- HCI
- HNO3
- H2SO4
- Logam zn
- NH4CI
- NaOH
- K2HgI4
- AgNO3
- Pb (NO3)2
- NH4OH
- Hg2(NO3)2
- KI
- K2CrO4
- HgCI2
- BaCI2
- CaCI2
- SrCI2
- CH3COOH
- (NH4)2
- C2O4
- K4Fe (CN)6
- MgSO4
- Al2(SO4)3
- ZnSO4
- llarutan ali cairan
- As2O7
- FeCI3
- K3Fe(CN)6
- Larutan lio-fenontralin
- NH4SCN
- KSCN
- NiSO4
- Larutan dimetil glioksim (DMG)
- NH4OH
- CuSO4
- KNO2 padat
b. Peralatan
- Tabung reaksi
- Spirtus
- Kertas lakmus biru
- Kertas lakmus merah
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Penjepit
- Kapas
V.
Prosedur Percobaan
1. Reaksi ion H+ (Hidrogen)
a. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan HCl atau HNO 3 atau H2SO4 encer,
kemudian tambahkan Zn. Perubahan yang terjadi diamati.
b. Dituliskan persamaan reaksi yang berlangsung.
c. Kertas lakmus biru dicelupkan dalam larutan asam encer dalam tabung.
Perubahan yang terjadi diamati.
2. Reaksi Ion NH4+ (ammonium)
a. Larutan NH4Cl dimasukan ke 3 tabung reaksi.
b. Pada tabung pertama ditambahkan larutan NaOH encer, kertas lakmus merah
basah pada mulut tabung reaksi, tabung kemudian dipanaskan dan perubahan
warna pada lakmus diamaati.
c. Tabung kedua ditambahkan beraberapa reagen Nessler K2HgI4. Perubahan
warna endapan diamati.
Data Pengamatan
Pembahasan
Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah
meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan
pencucian endapan.Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik
seperti metode, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion kedalam golongangolongan utama, bergantung pada kelarutan garam perak boleh berguna untuk memberikan
indikasi diberi keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang
diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana yang akan diuraikan di bawah.
Pada hakekatnya proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap. Yang diperoleh pada penggolongan dengan
asam-asam. Dan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas dibagi lagi
kedalam subklas gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer. Dan
gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas dibagi lagi kedalam sub kelas reaksi
pengendapan dan oksidasi dan reduksi dalam larutan .
1. Reaksi ion H+ (Hidrogen)
HCI + Zn Abu + L.biru merah
H2SO4 + Zn abu + L biru merah
Reaksi :
Zn + 2H+ 2n2- + H2
Dari reaksi tersebut terjadi pelepasan hydrogen yang bersifat asam, sehingga bisa
merubah lakmus biru menjadi lakmus merah.
2. Reaksi ion NH+ (amoniak)
Pada tabung 1 Reaksinya :
NH4+ + OH- NH3 + H2O
Dari hasil pengamatan didapat NH4CI + NaOH warna bening ditambahkan larutan
merah menjadi warna biru. Ini sesuai dengan literature bahwa gas ini menyebabkan
kertas lakmus merah berubah menjadi biru atau kertas kunyit menjadi coklat.
Pada tabung 2 reaksinya :
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O
Dari hasil pengamatan didapat saat ditambahkan reagen nessier berubah warna
menjadi orange kemudian bening kembali. Perbedaan warna
bisa disebabkan
Tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan zat
pengendap yang telah lama dibuat , mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya
kalsium karbonat
6. Tabung 1 reaksinya :
Mg2+ + 2NH3 +2H2O Mg(OH)2 + 2NH4+
Pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin
Tabung 2 reaksinya :
Mg2- + NH3 + HPO42- Mg(NH4)PO4
Endapan kristalin putih magnesium ammonium fosfat Mg(NH 4)PO4, 6H2O jika ada
serta ammonium klorida dan larutan ammonia .
Tabung 3 :
Kuning titan ialah zat pewarna kuning yang larut dalam air. Ia diabsorbsi oleh
magnesium hidroksida .
7. Tabung a reaksinya :
Al3+ + 3OH- Al (OH)3
Endapan putih alumunium hidroksida. Sesuai dengan literature
Tabung b reaksinya :
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink hidroksida sesuai dengan literature
8. TIDAK DIKERJAKAN
9. Tabung 1 reaksinya :
Fe2+ + 2K+ [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6]
Diperoleh endapan biru tua, mula-mula ion heksasianoferat (III) mengoksidasi besi
(II) menjadi besi (III), pada mana terbentuk heksasianoferat (II)
Tabung 2 :
Menghasilkan cairan larutan menjadi orange kecoklatan kemudian kekuningan dan
endapan orange kemudian ditambahkan fenontralin menjadi merah
10. Reaksinya :
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2
Menghasilkan endapan hijau nikel (II) hidroksida . endapan tak larut dalam reagensia
berlebihan
11. Tabung 1 reaksinya :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Larutan memadat setelah dipanaskan mencair kembali ada biru kehitaman.
Tabung 2 reaksinya :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Dari hasil pengamatan menghasilkan warna biru tua berbau khas
Tabung 3 reaksinya :
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu
Dari hasil pengamatan menghasilkan merah tua kecoklatan tidak berbau, warna
merah dihasilkan dari tembaga .
Tabung 4 reaksinya :
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu
Jika sepotong paku besi yang bersih dicelupkan dalam larutan suatu garam tembaga
menghasilkan paku berkarat.
12. Co2+ + 2Cl- Co(CI)2
VIII.
Kesimpulan
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation kation dalam
setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang berinteraksi
langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan
sampel benar benar netral ataui tidak mengandung zat zat kontaminan lain didalamya
mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk
kedalamnya meskipun dengan toksitas yang tinggi.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum, adalah
asam klorida, hydrogen sulfat, ammonium sulfide, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jika boleh kita katakana bahwa klasifikasi kation yang paling
umum.
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi,
Cu, cd, As, Sb, Sn.
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al,
Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.
Daftar pustaka
1. Sutresna, N. 2007. Cerdas belajar kimia. Bandung : grafindo media pratama
2. Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro,
Jakarta : PT Kalman Media Pusaka.
3. Day, Jr, R. A., Underwood, A. L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
4. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke IV. Jakarta : Depkes
5. Vogel.1979. Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro. PT. Kalman
Media Pustaka : Jakarta