Anda di halaman 1dari 14

I.

Tujuan Percobaan
Dapat menganalisis jenis kation pada suatu senyawa

II.

Prinsip Percobaan
Analisis kation berdasarkan reaksi pembentukan endapan dan perubahan warna saat
penambahan peraksi tertentu

III.

Teori Dasar

Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut,
sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk.
Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan
unsur non logam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan
untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut
analisis kualitatif.Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik. [2]
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ionion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode
analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spectrum absorpsi,
spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat
konsentrasi yang rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika
dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alatalat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium.Sifat fisika yang dapat
diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan
merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.Tabel berikut
menunjukkan beberapa ion yang berwarna.
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan
sebagai salah satu cara untuk identifikasi kation tersebut. Analisis kualitatif
berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa,
redoks, kompleks, dan pengendapan. Hukum kesetimbangan massa sangat berguna
untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan.[3] Prosedur pertama kali yang biasa
digunakan untuk menguji suatu zat yang tidak diketahui adalah membuat contoh
(sampel) yang dianalisis dalam bentuk cairan (larutan). Selanjutnya terhadap larutan
yang dihasilkan dilakukan uji terhadap ion-ion yang mungkin ada. Sebelum
mengidentifikasi berbagai konsentrasi dalam suatu campuran ion, biasanya dilakukan

pemisahan ion terlebih dahulu melalui proses pengendapan, selanjutnya dilakukan


pelarutan kembali endapan tersebut. Kemudian di adakan uji-uji spesifik untuk ionion yang akan diidentifikasi.
Uji spesifik dilakukan dengan menambahkan reagen (pereaksi) tertentu yang akan
memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik (khas)
untuk ion-ion tertentu. [4] Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak
digunakan reaksi-reaksi yang melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau
molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan
atom pusat tersebut.Atom pusat memiliki bilangan koordinasi tertentu yang
menunjukkan jumlah ruangan yang tersedia di sekitar atom pusat.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi kering dan reaksi
basah.Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan digunakan untuk analisis
semimikro dengan hanya modifikasi kecil.[5] Pembentukan kompleks dalam analisa
kualitatif digunakan untuk :
1. Uji-uji spesifik
Beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sangat peka dan spesifik dapat
digunakan untuk identifikasi ion. Berikut ini beberapa reaksi pembentukan kompleks
yang sering digunakan dalam analisis kualitatif:
Cu 2+(biru) + 4NH3- [Cu(NH 3)4] 2+(biru tua)
Fe3+ SCN- [Fe(SCN -)6 ]3- Ni2 + dimetilglioksim(DMG)
2. Penutupan (masking)
Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu pereaksi, mungkin akan muncul
gangguan karena adanya ion lain yang ada dalam larutan. Gangguan ini dapat dicegah
dengan menambahkan pereaksi yang disebut zat penutup, yang membentuk kompleks
yang stabil dengan ion pengganggu. Ion yang akan diidentifikasi tidak perlu lagi
dipisahkan secara fisika. Misalnya, pada uji kadmium dengan H2S dengan adanya

tembaga. Ion tembaga dapat bereaksi dengan H2S juga, karena itu perlu ditutupi
dengan cara pembentukan kompleks dengan CN- menjadi [Cu (CN) 4] 2-, dimana
kompleks tetrasiano ini tidak akan membentuk endapan tembaga sulfida. Sedangkan
kompleks [Cd(CN) 4 ]2- tetap dapat membentuk endapan kadmium sulfida.
3. Pelarutan kembali endapan
Pembentukan kompleks dapat menyebabkan kenaikan kelarutan, sehingga suatu
endapan dapat larut kembali. Contohnya pada endapan AgCl jika ditambahkan NH3
maka endapan tersebut akan larut kembali. Hal ini terjadi karena terbentuknya
kompleks Ag + dengan NH3membentuk kompleks [Ag(NH 3) 2]+. [6]
B. Analisis Kation
Analisis kation dapat memberikan kepastian hasil uji jika dalam sampel
mengandung suatu macam kation.Untuk itu diperlukan metode pemisahan kation dari
campurannya.Pemisahan kation cara-caranya pada prinsipnya dilakukan adalah
sebelum

uji

reaksi

dilakukan

kation

dipisahkan

terlebih

dahulu

dari

campurannya.Setelah kation dipisahkan kemudian dilakukan uji reaksi yang dapat


dilihat hasilnya yaitu endapan atau warna keduanya. Cara ini membutuhkan sampel
yang agak banyak lebih kurang 10 mL tergantung kepekaan larutan sampel.[7]
Kation-kation golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak
larut.Namun, timbal klorida sedikiut lairut dalam air, dan karena itu timbal tidak
pernah mengendap dengan sempurna bila ditambahkan asam klorida encer.Kelarutan
merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas.Bromida dan iodida juga tidak
larut, seangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapannya mudah
larut dalam air panas.Asetat- asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa
mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan
dengan reagensia yang jumlahnya ekuivalen. Kation golongan 1 mengandung kation
logam yang terendapkan sebagai senyawa klorida yang tidak larut.Kation-kation ini
dapat diendapkan dengan pereaksi asam klorida. [8] Pemisahan dilakukan dengan
cara mengendapkan suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang

mengendap dipisahkan dari larutan dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya
ke tabung uji yang lain.
Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali
membentuk kelompok kation baru.Jika dalam kelompok kation yang terendapkan
masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut dipisahkan lagi menjadi
kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada akhirnya dapat
dilakukan uji spesifik untuk satu kation.Jenis dan konsentrasi pereaksi serta
pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi beberapa
kelompok. [9] Kation-kation golongan kedua menurut tradisi dibagi kedalam dua sub
golongan, sub golongan tembaga dan dan sub golongan arsenik. Dasar teori dari
pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfide dalam ammonium polisulfida.
Sementara sulfida dari golongan tembaga tak larut dalam reagensia ini, sulfida dari
sub golongan arsenik melarut dengan membentuk garam ion.[10]

IV.

Alat dan Bahan

a. Pereaksi
- HCI
- HNO3
- H2SO4
- Logam zn
- NH4CI
- NaOH
- K2HgI4
- AgNO3
- Pb (NO3)2
- NH4OH
- Hg2(NO3)2
- KI
- K2CrO4
- HgCI2
- BaCI2
- CaCI2
- SrCI2
- CH3COOH
- (NH4)2
- C2O4
- K4Fe (CN)6

- MgSO4
- Al2(SO4)3
- ZnSO4
- llarutan ali cairan
- As2O7
- FeCI3
- K3Fe(CN)6
- Larutan lio-fenontralin
- NH4SCN
- KSCN
- NiSO4
- Larutan dimetil glioksim (DMG)
- NH4OH
- CuSO4
- KNO2 padat
b. Peralatan
- Tabung reaksi
- Spirtus
- Kertas lakmus biru
- Kertas lakmus merah
- Batang pengaduk
- Pipet tetes
- Penjepit
- Kapas
V.

Prosedur Percobaan
1. Reaksi ion H+ (Hidrogen)
a. Tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan HCl atau HNO 3 atau H2SO4 encer,
kemudian tambahkan Zn. Perubahan yang terjadi diamati.
b. Dituliskan persamaan reaksi yang berlangsung.
c. Kertas lakmus biru dicelupkan dalam larutan asam encer dalam tabung.
Perubahan yang terjadi diamati.
2. Reaksi Ion NH4+ (ammonium)
a. Larutan NH4Cl dimasukan ke 3 tabung reaksi.
b. Pada tabung pertama ditambahkan larutan NaOH encer, kertas lakmus merah
basah pada mulut tabung reaksi, tabung kemudian dipanaskan dan perubahan
warna pada lakmus diamaati.
c. Tabung kedua ditambahkan beraberapa reagen Nessler K2HgI4. Perubahan
warna endapan diamati.

d. Tabung ketiga ditambahkan NaOH encer, lalu dicelupkan batang pengaduk


yang sebelumnya dicelupkan pada larutan HCl pekat. Adanya asap putih yang
terbentuk diamati.
e. Dituliskan persamaan kimia yang berlangsung pada ketiga tabung.
3. Reaksi Ion Ag+ (perak), Pb2+ (timbal), dan Hg22+ (merkurium)
a. Tiga buah tabung reaksi
Tabung 1 diisi dengan larutan AgNO3
Tabung 2 diisi dengan larutan Pb(NO3)2 atau (CH3COO)2Pb
Tabung 3 diisi dengan (Hg2(NO3)2)
Kedalam tiap tabung ditambahkan HCl encer, perubahan yang terjadi diamati,
kemudian ditambahkan larutan NH4OH berlebih, perubahan yang terjadi
diamati.Lalu ditambahkan HNO3 encer, perubahan diamati.
b. Disediakan 3 tabung reaksi seperti pada tabung a.kedalam tiap tabung
ditambahkan larutan KI, perubahan yang terjadi diamati. Kemudian
ditambahkan larutan KI berlebih, perubahan yang terjadi diamati.
c. Disediakan 3 tabung reaksi seperti pada tabung a. kedalam tiap tabung
ditambahkan K2CrO4. Perubahan yang terjadi diamati.
d. Disediakan 3 tabung reaksi seperti pada tabung a. kedalam tiap tabung
ditambahkan NaOH, perubahan yang terjadi diamati.
4. Raksi Ion Hg2+
Disediakan 3 tabung reaksi yang diisi dengan larutan HgCl2
Tabung 1 ditambahkan larutan NaOH encer, perubahan yang terjadi diamati.
Tabung 2 ditambahkan larutan HCl encer, perubahan yang terjadi diamati.
Tabung 3 kedalam tabung ditambahkan larutan KI, perubahan yang terjadi
diamati.Kemudian ditambahkan larutan KI berlebih, perubahan yang terjadi
diamati.
5. Reaksi Ion Ba2+(barium),Ca2+(kalsium),Sr2+(stronsium)
Sediakan 3 tabung reaksi
Tabung 1 diisi dengan larutan BaCl2
Tabung 2 diisi dengan larutan CaCl2
Tabung 3 diisi dengan larutan SrCl2
Kedalam tiap tabung ditambahkan H2So4 encer , amati perubahan yang terjadi.
Kemudian ditambahkan 1 ml HCl, dipanaskan, perubahan yang terjadi
diamati.
Pada tabung 1 ditambahkan K2CrO4.Perubahan yang terjadi diamati.Kemudian
ditambahkan CH3COOH, perubahan yang terjadi diamati.

Pada tabung 2 ditambahkan NH2OH dan (NH4)2C2O4.Perubahan yang terjadi


diamati.Kemudian ditambahkan CH3COOH.Perubahan yang terjadi diamati.
Pada tabung 3 ditambahkan larutan K4Fe(CN)6. Perubahan yang terjadi
diamati.
6. Reaksi Ion Mg 2+
Disediakan 3 buah tabung reaksi masing masing tabung diisi dengan larutan
MgSO4
Tabung 1 ditambahkan dengan NH4OH , diamati perubahan nya
Tabung 2 ditambahkan Na2HPO4 dan NH4OH diamati perubahan nya
Tabung 3 ditambahkan Titan kuning dan NaOH diamati perubahan nya
7. Reaksi ion Al 3+ dan Zn
Disediakan 2 buah tabung reaksi
Tabung 1 diisi larutan Al2SO4 ditambahkan dengan NaOH
Tabung 2 diisi larutan ZnSO4 ditambahkan dengan NaOH
Kedua tabung ditambahkan NaOH berlebih kemudian diamati perubahannya.
Kedua tabung ditambahkan dengan larutan alizarin kemudian diamati
perubahan nya ,setelah itu kedua tabung ditambahkan dengan CH3COOH
diamati perubahan yang terjadi.
Disediakan 2 buah tabung rekasi ,kemudian pada kedua tabung diisi masing
masing Al2SO4 dan ZnSO4 , setelah itu pada kedua tabung ditambahkan
larutan K4Fe(CN)diamati perubahan yang terjadi.
8. Reaksi ion A3+
Pada tabung reaksi tambahkan As2O3 , kemudian ditambahkan 2 ml larutan
HCl/SnCl2 dan logam Zn. Pada mulut tabung ditempatkan kapas yang dibasahi Pb
asetat kira kira 2 cm di bawah mulut tabung. Mulut tabung ditutupi dengan
kertas HgCl2 atau AgNO3.Diamat perubahannya.
9. Reaksi Ion Fe2+ dan Fe3+
a. 2 tabung reaksi
Tabung 1 diisi larutan FeSO4
Tabung 2 diisi larutan FeCl3
Pada tiap tabung ditambahkan larutan K4Fe(CN)6, perubahannya diamati
b. Sediakan 2 tabung seperti tabung a, kemudian ditambahkan K 4Fe(CN)6.
Perubahannya diamati
c. Sediakan 2 tabung seperti tabung a. kemudian ditambahkan NH 4OH encer.
Perubahannya diamati.

d. Tabung reaksi berisi FeSO4 ditambahkan dengan H2SO4 encer .kemudian


ditambahkan larutan 1,10-fenantrolin. Perubahan yang terjadi diamati.
e. Tabung reaksi beris FeCl3 ditambahkan dengan NH4SCN atau KSCN encer.
Perubahan diamati.kemudian ditambahkan 1-2 ml eter amil alcohol, kocok.
Lapisan eter atau amil alcohol diamati. Kemudian ditambahkan larutan 1,10fenantrolin. Perubahan diamati.

10. Reaksi Ion Ni2+ (nikel)


Tabung reaksi berisi NiSO4 ditambahkan NH4OH. Kemudian ditambahkan
beberapa tetes DMG .perubahan diamati.
11. Reaksi Ion Cu2+
Disiapkan 4 tabung reaksi berisi CuSO4.
Tabung 1 ditambahkan NaOH .kemudian dipanaskan. Perubahan diamati
Tabung 2 ditambahkan larutan NH4OH berlebih, perubahan diamati.
Tabung 3 ditambahkan larutan K4Fe(CN)6 .perubahan diamati.
Tabung 4 dimasukan paku besi, didiamkan beberapa saat.Perubahan pada paku
dan larutan diamati.
12. Reaksi Ion Co2+
Disiapkan 3 tabung reaksi berisi CoSO4
Tabung 1ditambahkan 1ml amil alcohol dan larutan NH4SCN/KSCN perubahan
diamati.
Tabung 2 ditambahkan NaCl padat sampai jenuh, kemudian tambahkan KNO 2
padat.Diasamkan dengan penambahan CH3COOH pekat. Perubahan diamati.
VI.

Data Pengamatan

1. Reaksi ion H+ (Hidrogen)


- HCI + Zn menghasilkan warna biru ditambah larutan biru menjadi berwarna
merah terdapat endapan abu
2. Reaksi ion NH+ (amoniak)
- Tabung 1 : NH4CI + NaOH warna bening ditambahkan larutan merah menjadi
warna biru

Tabung 2 : ditambahkan reagen nessier berubah warna menjadi orange


kemudian bening kembali
Tabung 3 : setelah dilarutkan warna tetap bening

3. Reaksi ion Ag+, Pb+, Hg22+


- Tabung 1 : endapan putih
Tabung 2 : berwarna kuning keemasan setelah mendingin.
- Tabung 3 : warna merah
4. Reaksi ion Hg2+ (Merkuri III)
- HgCI2 + NaOH encer berubah menjadi kuning kecoklatan. Setelah
ditambahkan HCI encer berubah menjadi bening dan panas. Ditambahkan KI
berlebih warna menjadi orange
5. Reaksi ion Ba2+, , Ca2+, Sr2+
- BaCl + H2SO4 menjadi cairan putih ditambahkan 1 ml HCl menghasilkan
cairan putih . kemudian dipanaskan cairan tetap putih
- BaCI + K2CrO4 menjadi palgoden rod setelah diberi CH3COOH tidak terjadi
perubahan warna bau khas
- Warna putih
6. Reaksi ion Mg2+ (magnesium)
- Tabung 1 tetap bening
- Tabung 2 putih susu endapan
- Tabung 3 berubah warna kuning
7. Reaksi ion AI3+, Zn2+
- Tabung a : Endapan putih
- Tabung b : Endapan seperti gelatin yang putih
8. Reaksi ion As3+, AsO3 Arsen (TIDAK DIKERJAKAN )
9. Reaksi ion Fe2+ (Fero), Fe3+ (feri)
- Tabung 1 : endapan biru tua
- Tabung 2 : cairan larutan menjadi orange kecoklatan kemudian kekuningan
10. Reaksi ion Ni2+ (nikel)
- Menghasilkan endapan hijau nikel (II) hidroksida
11. Reaksi ion Cu2+ (cupri)
- Tabung 1 : Larutan memadat setelah dipanaskan mencair kembali ada biru
kehitaman.
- Tabung 2 : menghasilkan warna biru tua berbau khas
- Tabung 3 : menghasilkan merah tua kecoklatan tidak berbau
- Tabung 4 : paku berkarat.

12. Reaksi ion CO2+ (cobalt)


- endapan kuning
VII.

Pembahasan
Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah
meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan
pencucian endapan.Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematik
seperti metode, bahwa kita memang bisa memisahkan anion-anion kedalam golongangolongan utama, bergantung pada kelarutan garam perak boleh berguna untuk memberikan
indikasi diberi keterbatasan-keterbatasan metode ini, dan untuk memastikan hasil-hasil yang
diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana yang akan diuraikan di bawah.
Pada hakekatnya proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap. Yang diperoleh pada penggolongan dengan
asam-asam. Dan proses yang tergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan. Kelas dibagi lagi
kedalam subklas gas-gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer. Dan
gas atau uap dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Kelas dibagi lagi kedalam sub kelas reaksi
pengendapan dan oksidasi dan reduksi dalam larutan .
1. Reaksi ion H+ (Hidrogen)
HCI + Zn Abu + L.biru merah
H2SO4 + Zn abu + L biru merah
Reaksi :
Zn + 2H+ 2n2- + H2
Dari reaksi tersebut terjadi pelepasan hydrogen yang bersifat asam, sehingga bisa
merubah lakmus biru menjadi lakmus merah.
2. Reaksi ion NH+ (amoniak)
Pada tabung 1 Reaksinya :
NH4+ + OH- NH3 + H2O
Dari hasil pengamatan didapat NH4CI + NaOH warna bening ditambahkan larutan
merah menjadi warna biru. Ini sesuai dengan literature bahwa gas ini menyebabkan
kertas lakmus merah berubah menjadi biru atau kertas kunyit menjadi coklat.
Pada tabung 2 reaksinya :
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO Hg(NH2)I + 7I- + 3H2O
Dari hasil pengamatan didapat saat ditambahkan reagen nessier berubah warna
menjadi orange kemudian bening kembali. Perbedaan warna

bisa disebabkan

prespektif warna yang berbeda .


Pada tabung 3 reaksinya :
NH4+ + OH- NH3 + H2O
Dari hasil pengamatan setelah dilarutkan warna tetap bening . dari terbentuknya uap
uap putih ammonium klorida bila sebuah batan kaca yang dibasahi asam klorida
pekat dipegangi dalam uapnya.
3. Reaksi ion Ag+, Pb+, Hg22+
Pada tabung a reaksinya :

Ag+ + CI- AgCI


Dari hasil pengamatan sesuai dengan literature terjadi endapan putih perak klorida.
Pada tabung b reaksinya :
Pb2+ + 2I- PbI2
Dari hasil pengamatan Hg + HCI menjadi putih dipanaskan menjadi putih bening.
Saat penambahan terjadi endapan pada awal tetesan . ditambahkan HNO 3 menjadi
bening, dalam literature menghasilkan larutan yang tak berwarna , dari mana endapan
memisah lagi sebagai keping-keping berwarna kuning keemasan setelah mendingin.
Pada tabung c reaksinya :
2Ag+ + CrO2-4 Ag2CrO4
dari hasil pengamatan menghasilkan warna merah. Sesuai dengan literature bahwa
reaksi antara Ag dengan CrO4 menghasilkan warna merah
pada tabung d reaksinya :
Pb2+ + 2OH- + 2OH- [Pb(OH)2
Dari hasil pengamatan menghasilkan endapan berwarna hijau tua sedangkan menurut
literature menghasilkan endapan putih tinbel hidroksida. Kesalahan terjadi
dikarenakan senyawa tersebut sudah terkontaminasi.
4. Reaksi ion Hg2+
HgCI dengan NaOH reaksinya :
Hg2- + 2OH- Hg2O + H2O
Dari hasil pengamatan berubah menjadi kuning kecoklatan, dalam literature
menghasilkan endapan hitam merkurium (1) oksida. Ini tidak sesuai leteratur
dikarenakan kesalahan senyawa yang sudah terkontaminasi oleh senyawa lain.
Direaksikan dengan HCI encer :
Hg22+ + 2CI- Hg2CI2
Dari hasil pengamatan berubah menjadi bening dan panas . endapan tidak larut dalam
asam encer
Direaksikan dengan KI :
Hg22+ + 2I- Hg2I2
Dari hasil pengamatan menjadi orange , dalam literature menghasilkan endapan hijau
merkurium. Hal ini berbeda dengan literature dikarenakan kesalahan dalam senyawa
yang sudah terkontaminasi
5. Reaksi ion Ba2+, , Ca2+, Sr2+
Tabung a reaksinya :
Ba2+ dengan H2SO4 encer reaksinya :
Ba2+ + SO42- BaSO4
BaCI ditambahkan H2SO4 cairan menjadi putih , kemudian ditambahkan 1 ml HCI
menjadi cairan berwarna putih kemudian dipanaskan tetap menjadi cairan putih .
Tabung b reaksinya :
Ba2+ + CrO42- BaCrO4
Menghasilkan ndapan kuning barium kromat. Penambahan asam kepada larutan
kalium kromat menyebabkan warna kuning dari larutan berubah menjadi jinggakemerahan.
Tabung c :

Tak ada endapan, karena kalsium hidroksida larut cukup banyak. Dengan zat
pengendap yang telah lama dibuat , mungkin timbul kekeruhan karena terbentuknya
kalsium karbonat
6. Tabung 1 reaksinya :
Mg2+ + 2NH3 +2H2O Mg(OH)2 + 2NH4+
Pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin
Tabung 2 reaksinya :
Mg2- + NH3 + HPO42- Mg(NH4)PO4
Endapan kristalin putih magnesium ammonium fosfat Mg(NH 4)PO4, 6H2O jika ada
serta ammonium klorida dan larutan ammonia .
Tabung 3 :
Kuning titan ialah zat pewarna kuning yang larut dalam air. Ia diabsorbsi oleh
magnesium hidroksida .
7. Tabung a reaksinya :
Al3+ + 3OH- Al (OH)3
Endapan putih alumunium hidroksida. Sesuai dengan literature
Tabung b reaksinya :
Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2
Endapan seperti gelatin yang putih, yaitu zink hidroksida sesuai dengan literature
8. TIDAK DIKERJAKAN
9. Tabung 1 reaksinya :
Fe2+ + 2K+ [Fe(CN)6]4- K2Fe[Fe(CN)6]
Diperoleh endapan biru tua, mula-mula ion heksasianoferat (III) mengoksidasi besi
(II) menjadi besi (III), pada mana terbentuk heksasianoferat (II)
Tabung 2 :
Menghasilkan cairan larutan menjadi orange kecoklatan kemudian kekuningan dan
endapan orange kemudian ditambahkan fenontralin menjadi merah
10. Reaksinya :
Ni2+ + 2OH- Ni(OH)2
Menghasilkan endapan hijau nikel (II) hidroksida . endapan tak larut dalam reagensia
berlebihan
11. Tabung 1 reaksinya :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Larutan memadat setelah dipanaskan mencair kembali ada biru kehitaman.
Tabung 2 reaksinya :
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Dari hasil pengamatan menghasilkan warna biru tua berbau khas
Tabung 3 reaksinya :
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu
Dari hasil pengamatan menghasilkan merah tua kecoklatan tidak berbau, warna
merah dihasilkan dari tembaga .
Tabung 4 reaksinya :
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu
Jika sepotong paku besi yang bersih dicelupkan dalam larutan suatu garam tembaga
menghasilkan paku berkarat.
12. Co2+ + 2Cl- Co(CI)2

Mengahasilkan endapan kuning

VIII.

Kesimpulan
Secara teoretis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation kation dalam
setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari daerah terbuka yang berinteraksi
langsung dengan berbagai aktivitas lain dialam secara natural. Jadi tidak mungkin larutan
sampel benar benar netral ataui tidak mengandung zat zat kontaminan lain didalamya
mengingat sifat air sebagai pelrut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk
kedalamnya meskipun dengan toksitas yang tinggi.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum, adalah
asam klorida, hydrogen sulfat, ammonium sulfide, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jika boleh kita katakana bahwa klasifikasi kation yang paling
umum.
Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion
golongan ini adalah Pb, Ag, Hg.
Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi,
Cu, cd, As, Sb, Sn.
Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini membentuk endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al,
Cr, Co, Mn, Zn.
Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk
endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.

Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia


golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini
meliputi : Mg, K, NH4+.

Daftar pustaka
1. Sutresna, N. 2007. Cerdas belajar kimia. Bandung : grafindo media pratama
2. Svehla, 1979, Buku Ajar Vogel: Analisis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro,
Jakarta : PT Kalman Media Pusaka.
3. Day, Jr, R. A., Underwood, A. L. 1989. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga
4. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke IV. Jakarta : Depkes
5. Vogel.1979. Buku teks analisis anorganik kualitatif makro dan semimikro. PT. Kalman
Media Pustaka : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai