Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN I

PRAKTIKUM KIMIA
ANALISA
ANALISA KUALITATIF

NAMA : RISNA ALIFIA NUR’AINI


NPM 18020074
GRUP : 1K4
DOSEN : SUKIRMAN,S.ST.,MI.
ASISTEN : ANDRI S.,A.Md.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


KIMIA TEKSTIL
2019 / 2020
I. Judul
1.1 Analisa Kation
1.2 Analisa Anion
1.3 Reaksi Penentuan (Reaksi Khusus)

II. Maksud dan Tujuan


2.1 Untuk mengidentifikasi kation yang ada dalam sampel.
2.2 Untuk mengidentifikasi anion yang ada dalam sampel.
2.3 Untuk mengetahui reaksi penentu atau reaksi khusus menggunakan senyawa kation dan
anion.

III. Dasar Teori


3.1 Analisa Kualitatif
Kimia Analisis kualitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk
mengidentifikasi suatu zat yang terdapat dalam suatu campuran atau zat tunggal dengan
cara melakukan reaksi spesifikasi untuk memastikan kation apa yang terdapat dalam
suatu unsur, maka harus dilakukan reaksiyang spesifik, dimana reaksi tersebut bertujuan
untuk memisahkan atau menggolongkan unsur-unsur yang ada, terutama jika zat dalam
bentuk campuran. Analisis kualtatif mengacu pada seperangkat prosedur laboratorium
yang dapat digunakan untuk memisahkan dan menguji adanya ion dalam larutan.
Analisis ini berlaku untuk kation dan anion, analisis ini dinamakan analisis kualitatif
karena hanya menentukan jenis ion yang ada dalam campuran. Analisis campuran kation
kation memerlukan pemisahan kation secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya
diikuti pemisahan golongan kedalam subgolongan dan komponen komponennya.
Pemisahhan dalam golongan didasarkan atas perbedaan sifat kimianya dengan cara
menambahkan pereaksi yang dapat mengendapkan ion tertentu dan memisahkannya dari
ion ion lainnya. Dalam melakukan analisis kualitatif menggunakan seperangkat prosedur
yang dinamakan bagan analisis kualitatif. Pendekatan ya ng digunakan untuk
memisahkan kation ke dalam goongannya adalah melalui pengendapan. Hasil akhir dari
suatu analisa suatu sampel adalah penetapan ada atau tidakin ya masing-masing ion
dalam bagan analisis kualitatif (Petrucci, 1992: 352).
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti
prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapakan atau diubah dalam bentuk
suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih zat pelarut yang cocok. Ion-ion logan
pada golongan-golongan diendapakan satu persatu, endapan dipisahkan dari larutannya
dengan cara disaring atau diputar dengan sentrifuge, endapan dicuci untuk
membebaskan dari larutan pokok atau dari filtrat dan tiap-tiap logam yang mungkin ada
harus dipisahkan. Kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-
sifat kation itu terhadap beberapa reagensia (Cokrosarjiwanto, 1977 : 14).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan ada
tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-golongan ini
untuk pemeriksaan lebih lanjut. Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi
kation yang paling umum, adalah asam klorida, hydrogen sulfide, ammonium
sulfide,ammonium sulfide, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakana, bahwa klasifikasi kation yang paling
umum, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari
kation tersebut. Analisis campuran kation kation memerlukan pemisahan kation secara
sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti pemisahan golongan kedalam
subgolongan dan komponen komponennya. Pemisahhan dalam golongan didasarkan atas
perbedaan sifat kimianya dengan cara menambahkan pereaksi yang dapat
mengendapkan ion tertentu dan memisahkannya dari ion ion lainnya.

3.2 Kation
Kation dalam kelompok diendapkan sebagai senyawa, dengan menggunakan
pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkan mengandung kation-
kation dalam suatu golongan. Pemisahan endapan dari larutannya biasanya cukup
dilakukan dengan teknik sentrifugasi yang diteruskan dengan dekantasi (Chadijah, 2012:
85). Menurut Chadijah (2012: 85-91), pereaksi pengendap bila ditambahkan pada
larutan menghasilakn dekantasi yaitu:
1.
Kation golongan I ( Hg22+, Ag+ dan Pb2+)
Kation golongan I terdiri dari tiga ion logam yang garam kloridanya tidak larut dalam
larutan asam. Pereaksi yang digunakan untuk menetapkan golongan ini adalah asam
klorida sehingga golongan I kadan-kadang disebut golongan asam klorida, golongan
klorida, dan golongan perak. Dalam suasana asam, klorida dari kation dari golongan
lain larut.
2.
Kation golongan II (Hg2+, Pb2+, Cu2+ dan Sb3+)
Sulfida dari kation golongan II meruapakan endapan yang dihasilkan dari
penambahan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer kedalam larutan sampel.
Golongan II sering juga disebut asam hidrogen sulfida atau golongan tembaga III.
Walaupun tidak dimasukkan dalam skema pemisahan, karena bersifat sangat beracun
arsen dan bismuth juga termasuk dalam golongan ini.
3.
Kation golongan III (Zn2+, Mn2+ dan Fe2+)
Ion-ion dari golongan III semuanya diendapkan oleh hidrogen sulfida dalam buffer
amonia-amonium klorida. Golongan ini golongan hidrogen sulfida basa atau
golongan amunium besi.
4.
Kation golongan IV (Ca2+ dan Ba2+)
Kalsium dan barium terletak dalam suatu golongan sehingga keduanya memiliki sifat
kimia yang mirip, dan sulit unutk saling dipisahkan. Karena, hanya terdiri dari dua
kation dan memiliki kemiripan sifat, karena untuk golongan ini dibahas secara
bersama-sama.
5.
Kation golongan V (Mg2+, Na+, K+ dan NH4+)
Senyawa ini memiliki derajat kelarutan yang sangat tinggi, sehingga kadang-kadan
disebut sebagai golongan larut.
3.3 Anion
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam memperoleh satu
atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda (bidang
positif) dalam medan listrik. Atom biasanya mendapatkan elektron sehingga mereka
akan memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17
memiliki tujuh elektron valensi karena konfigurasi ns2np5 dibagian terluarnya. Oleh
karena itu, setiap unsur akan mendapatkan satu elektron dan menjadi anion dengan
muatan
-1. Demikian juga, Kelompok 16 unsur membentuk ion dengan muatan -2, dan
Kelompok 15 non logam membentuk ion dengan muatan -3. Penamaan anion sedikit
berbeda dari penamaan kation. Akhir dari nama unsur tersebut dihilangkan dan diganti
dengan akhiran- ida. Misalnya, F– adalah ion fluorida, sedangkan O2–adalah ion oksida.
Seperti halnya dengan kation, muatan anion ditandai dengan superscript mengikuti
simbol. Analisa anion bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Analisa
anion dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
pemeriksaan darah, urin, dan sebagainya. Beberapa anion menunjukkan kenampakan
yang sama dalam pemeriksaan. Untuk itu, analisa anion mutlak digunakan untuk
mengidentifikasi masing-masing anion yang ada.
Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa
kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau,
rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam
larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan,
filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif
lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan
minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai
berikut :
1.
Golongan sulfat:
SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43-,AsO33-.
Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2.
Golongan halida :
Cl-, Br-, I, S2-
Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3).
3.
Golongan nitrat :
NO3-,
NO2-,C2H3O2-.
Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- .

IV. Alat dan Bahan


4.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Gelas kimia 1000 ml
4. Penangas air
5. Mesin Sentrifuge
6. Spatula
7. Kertas Saring
8. Batang pengaduk
9. Kertas lakmus
4.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :

Larutan AgNO3 

Larutan FeCl3
Larutan HCl 

Larutan MnSO4
Larutan KCN 
Larutan KIO4

Larutan Na2S2O3 
Larutan NiSO4

Larutan NH4OH 
Larutan Co(NO3)2

Larutan NaOH 
Larutan ZnCl2

Larutan Hg(NO3)2 
Larutan CaCl2

Larutan SnCl2 
Larutan Na3PO4

Larutan Pb(NO3)2 
Larutan BaCl2
 
Larutan mn Larutan Na3PO4


Larutan H2SO4 Larutan MgCl2


Larutan CuCl2 Larutan Titan Yellow


Larutan K4Fe(CN)6 Larutan KI


Larutan KCNS Larutan H2C2H4O6


Larutan CdSO4 Larutan NaCO(NO3)3


Larutan AlCl3 Larutan NaCl

 Larutan Zn(UO2)3(C2H3O2).H2O
Larutan Aluminon 

Larutan NH4Cl
Larutan CrCl3 

Larutan Bi(NO3)3
Larutan H3PO4 
Larutan CuSO4

Larutan Bi(NO3)3 
Larutan NaCH3COO

Larutan CuSO4 
Larutan Co(NO3)2

Larutan Na2SO3 
Larutan CHCl3

Larutan Br2 
Larutan ZnSO4

Larutan HNO3 

Larutan BaCl2
Larutan KBr 
Larutan MgSO4

Larutan NaNO3 
Larutan Na2CO3

Larutan FeSO4 
Larutan ZnUO2

Larutan NaNO2 
Larutan Na3CO(NO)3

Larutan CH3COOH 
Larutan AgBr

Larutan FeCl2 
Larutan KMnO4

Larutan Na2HPO4 
Larutan NaHPO4
 
Larutan asam molibdat Larutan K3Fe(CN)6
 
Larutan HBr Na.Rhodizonat


Larutan Pb(CH3COO)2 Nitroso B


Larutan KIO3 Naphtol


Larutan CH3COONH4 H2O

Larutan K CrO 
Larutan NiSO4
2 4

Alkohol

Kanji

V. Cara Kerja
Berikut adalah langkah kerja dari praktikum analisa kation, analisa anion, dan pereaksi
khusus, antara lain:
1. Menyiapkan dan membersihkan alat-alat yang digunakan pada setiap percobaan.
2. Ambil beberapa tetes larutan sampel yang akan diuji.
3. Masukan kedalam tabung reaksi.
4. Ambil beberapa tetes larutan pereaksi yang akan direaksikan dengan larutan sampel
5. Masukkan kedalam tabung reaksi
6. Lakukan langkah selanjutnya (bila perlu)
7. Amati reaksi yang terjadi (warna larutan, endapan larutan, timbulnya gas pada larutan, dll).
VI. Tabel Pengamatan
6.1 Analisa Kation
No Kation Pereaksi Reaksi Perubahan Ket
1. Ag+ HCl AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 ↓ Putih +
AgNO3 a. HCl + AgCl + KCN + HNO3 → AgCN + KCl + ↓ Putih +
KCN HNO3
. HCl + ↓ Kuning +
Na2S2O3 2AgCl + HNO3 + Na2S2O3 → Ag2S2O3 +
.HCl + 2NaCl + HNO3 ↓ Putih +
NH4OH AgCl + HNO3 + NH4OH → AgOH + NH4Cl
+ HNO3
NaOH ↓ Coklat +
AgNO3 + NaOH → AgOH + NaNO3
NH4OH ↓ Putih +
AgNO3 + NH4OH → AgOH + NH4NO3
2. Hg 2+ SnCl2 2Hg(NO3)2 + SnCl2 → Hg2Cl2 + Sn(NO3)4 ↓ Putih +
Hg(NO3)2
NaOH Hg(NO3)2 + 2NaOH → Hg(OH)2 + 2NaNO3 ↓ Kuning +

NH4OH Hg(NO3)2 + 2NH4OH → Hg(OH)2 + ↓ Putih +


2NH4NO3

3. Pb 2+ HCl PbSO4 + HCl → PbCl2 + H2SO4 ↓ Putih +


PbSO4
K2Cr2O4 PbSO4 + K2Cr2O4 → PbCr2O4 + K2SO4 ↓ Kuning +

NH4OH PbSO4 + 2NH4OH → Pb(OH)2 + NH4SO4 ↓ Putih +

NaOH PbSO4 + 2NaOH → Pb(OH)2 + Na2SO4 ↓ Putih +

4. Cu2+ NaOH CuCl2 + 2NaOH → Cu(OH)2 + 2NaCl ↓ Biru +


CuCl2
NH4OH CuCl2 + 2NH4OH → Cu(OH)2 + 2NH4Cl ↓ Biru +

K4Fe(CN)6 2CuCl2 + K4Fe(CN)6 → Cu2Fe(CN)6 + 4KCl ↓ merah +


coklat
KCNS CuCl2 + 2KCNS → Cu(CNS)2 + 2KCl +
↓ hijau
5. Cd2+ NaOH CdSO4 + 2NaOH → Cd(OH)2 + Na2SO4 ↓ Putih +
CdSO4
NH4OH CdSO4 + 2NH4OH → Cd(OH)2 + (NH4)2SO4 ↓ Putih +

6. Sn2+ NaOH SnCl2 + 2NaOH → Sn(OH)2 + 2NaCl ↓ Putih +


SnCl2

7. Al3+ NaOH AlCl3 + 3NaOH → Al(OH)3 + 3NaCl ↓ Putih +


AlCl3
NH4OH AlCl3 + 3NH4OH → Al(OH)3 + 3NH4Cl ↓ Putih +

Aluminon AlCl3 + aluminon → zat + HCl + NH4OH + ↓ merah


aluminon terang +

8. Fe3+ NaOH FeCl3 + 3NaOH → Fe(OH)3 + 3NaCl ↓Merah +


FeCl3 Coklat
KCNS FeCl3 + 3KCNS → Fe(CNS)3 + 3KCl Merah +
Darah

9. Cr3+ NaOH CrCl3 + 3NaOH → Cr(OH)3 + 3NaCl ↓ Hijau +


CrCl3 kelabu
NH4OH CrCl3 + 3NH4OH → Cr(OH)3 + 3NH4Cl ↓ Hijau +
Kehitaman

10. Mn2+ NaOH MnSO4 + 2NaOH → Mn(OH)2 + Na2SO4 ↓ Coklat +


MnSO4
NH4OH MnSO4 + 2NH4OH → Mn(OH)2 + (NH4)2SO4 ↓ Coklat +

KIO4 2MnO4 + KIO4 + H2SO4→ Mn2(SO4)3 + KIO3 ↓ Coklat


+ H2O +

11. Ni2+ NaOH NiSO4 + 2NaOH → Ni(OH)2 + Na2SO4 ↓ Hijau +


NiSO4
NH4OH NiSO4 + 2NH4OH → Ni(OH)2 + (NH4)2SO4 ↓ Hijau +

12. Co2+ NaOH Co(NO3)2 + 2NaOH → Co(OH)2 + 2NaNO3 ↓ Biru +


Co(NO3)2
KCNS Co(NO3)2 + 2KCNS → Co(CNS)2 + 2KNO3 ↓ Merah +
13. Zn2+ NaOH ZnCl2 + 2NaOH → Zn(OH)2 + 2NaCl ↓ Putih +
ZnCl2
NH4OH ZnCl2 + 2NH4OH → Zn(OH)2 + 2NH4Cl ↓ Putih +

14. Ca2+ H2SO4 CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl TB +


CaCl2
Na3PO4 3CaCl2 + 2Na3PO4 → Ca3(PO4)2 + 6NaCl ↓ Putih +

15. Ba2+ H2SO4 BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 + 2HCl ↓ Putih +


BaCl2
K2CrO4 BaCl2 + K2CrO4 → BaCrO4 + 2KCl ↓ Kuning +

Na3PO4 3BaCl2 + 2Na3PO4 → Ba3 (PO4)2 + 6NaCl ↓ Putih +


16. Mg2+ NaOH MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2 + 2NaCl ↓ Putih +
MgCl2
NH4OH MgCl2 + 2NH4OH → Mg(OH)2 + 2NH4Cl ↓ Putih +

17. K+ NaCO(NO3)3 KI + NaCO(NO3)3 → KCO(NO3)3 + NaI Jingga +


KI
18. Na+ Zn(UO2)3 NaCl + Zn(UO2)3(C2H3O2)H2O → Kuning +
NaCl (C2H3O2)H2O NaZn(UO2)3(C2H3O2)

+
19. NH4 NaOH NH4Cl + NaOH → NH4OH + NaCl TB +
NH4Cl
20. Bi2+ NaOH Bi(NO3)3 + 3NaOH → Bi(OH)3 + 3NaNO3 ↓ Putih +
Bi(NO3)3
KI Bi(NO3)3 + 3KI → BiI3 + 3KNO3 ↓ Hitam +

H2O 2Bi(NO3)3 + 3H2O → Bi2O3 + 6HNO3 Putih +


6.2 Analisa Anion
No Anion Pereaksi Reaksi Perubahan Ket
1. SO42- HCl CuSO4 + 2HCl → CuCl2 + H2SO4 ↓ putih +
CuSO4 BaCl2 H2SO4 + BaCl2 → BaSO4 + 2HCl
2. SO3- NaBr Na2SO3 + NaBr → Na2SO3 + NaBr ↓ putih +
Na2SO3 BaCl2 2NaBr + BaCl2 → BaBr2 + 2NaCl
2-
3. S2O3 H2SO4 Na2S2O3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2S2O3 Warna +
Na2S2O3 iodium
hilang
4. Cl- HNO3 BaCl2 + 2HNO3 → Ba(NO3)2 + 2HCl ↓ putih +
BaCl2
5. Br- HNO3 + HBr+ HNO3+AgNO3→AgBr + 2HNO3 ↓ Kuning +
HBr AgNO3
6. I- HNO3 + KI + HNO3 + AgNO3 → AgI + KNO3 ↓ Kuning +
KI AgNO3
7. NO3- H2SO4 + Cincin +
AgNO3 FeSO4(s) + 2 AgNO3 + 4 H2SO4 + 6 FeSO4 → coklat
H2SO4
6 Fe(NO3)3 + 2 NO + 4 Na2SO4 +

4 H2O
-
8. NO2 CH3COOH Merah +
NaNO2 + KCNS +
NaNO2+CH3COOH→CH3COONa+HNO2
HNO2 + KCNS→ KNO2 + HCNS
FeCl2
KNO2+HCl→ HNO2+KCl
3HNO2+FeCl3→ Fe(NO2)3+3HCl
9. PO43- HNO3 + ↓ Kuning +
Na3PO4 Amonium 2 Na3PO4 + HNO3 + (NH4)2MoO4
Molibdat
→ (NH4)3[P(Mo3O10)4] + NaNO3 + H2O
10. CNS - H2SO4 + Merah +
KCNS FeCl3 2KCNS + H2SO4 → K2SO4 + HCl
3KCNS + FeCl3→ 3HCl + Fe(CNS)3
-
11. CO3 H2SO4 Na2CO3 + H2SO4 → Na2SO4 + H2CO3 ↓ putih +
Na2CO3
6.3 Reaksi Penentu (Reaksi Khusus)
6.3.1 Pereaksi Khusus Kation
No Kation Pereaksi Reaksi Perubahan Ket
HCl AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 ↓ putih +
Ag+
1.
AgNO3
KBr AgNO3 + KBr → AgBr + KNO3 ↓ Kuning +
Na2CrO4 PbCl2 + Na2CrO4 → PbCrO4 + 2NaCl ↓ Kuning
+
2. Pb2+
PbCl2 H2SO4 + PbCl2 + H2SO4 + alkohol → PbSO4 + ↓ putih
+
Alkohol 2 HCl
Cu2+ HCl + CuSO4 + HCl + K4Fe(CN)6 → KCl + ↓ Merah
3. +
CuSO4 K4Fe(CN)6 CuFe(CN)6 + H2SO4 Coklat
Noda
4. Bi3+ KI Bi(NO3)3 + 3KI → BiI + 3KNO3 jingga +
Bi(NO3)3 merah
Mn2+ MnSO4 + HNO3 + KIO4 → Mn(NO3)2 Ungu
5. HNO3 + KIO4 +
MnSO4 + K2SO4 + HIO4 Violet
Al3+ NH4COOH + AlCl3 + 3NH4COOH → Al(COOH)3 ↓ Merah
6. +
AlCl3 aluminon + 3NH4Cl
Cr2+ K2CrO4 + AgNO3 → Ag2CrO4 + ↓ Merah
7. AgNO3 +
K2CrO4 2KNO3
Ni2+ NiSO4 + NaCH3COOH → ↓ Merah
8. NaCH3COOH +
NiSO4 Ni(CH3COO)2 + NaSO4
KCNS Pemisahan
CO2+ CO(NO3)2 + 2KCNS → CO(CNS)2 + larutan
9. +
CO(NO3)2 2KNO3 merah
muda
2+ ZnSO4 + K4Fe(CN)6 → Zn2Fe(CN)6
10. Zn K4Fe(CN)6 ↓ Putih +
ZnSO4 + K2SO4
CaCl2 + (NH4)2C2O4 → CaC2O4 +
(NH4)2C2O4
2NH4Cl ↓ Putih +
2+
11. Ca
CaCl2 CaCl2 + H2SO4 → CaSO4 + 2HCl
H2SO4 +
CaSO4 + C9OH → Ca(OH)2 + ↓ Putih +
CH9OH
(CH9)2SO4
Na
2+ Rhodizonat BaCl2 + Na Rhodizonat → terbentuk Tidak
12. Ba -
BaCl2 pada kertas warna merah berwarna
saring
Magneson + MgCl2 + Magneson + NaOH →
↓ biru +
NaOH Endapan Biru
2+
13. Mg
MgCl2 Titan Yellow MgCl2 + Titan Yellow + NaOH
↓ merah +
+ NaOH →Endapan merah
Na+
14. ZnUO2 asetat NaCl + ZnUO2 ZnCl + NaUO2 TB -
NaCl
Bau telur
NH4OH + NaOH↑ → NH4OH + busuk
NaOH 6N +
+ NaOH
NH4
15. Lakmus
NH4OH
NH4OH + NaOH → NH4OH + merah
NaOH 4N +
NaOH menjadi
biru
+ KI + Na3CO(NO3) → KCO(NO)3 +
16. K Na3CO(NO3) ↓ Kuning +
KI NaI
6.3.2 Pereaksi Khusus Anion
No Anion Pereaksi Reaksi Perubahan Ket
1. Cl- AgNO3 + CaCl2 + AgNO3 → AgCl + ↓ Putih +
CaCl2 HNO3 Ca(NO3)2
KBr sentrifuge ↓ Kuning +

HNO3 6N AgCl + KBr → AgBr + KCl ↓ Putih +

AgCl + HNO3 → AgNO3 + HCl


2. Br-
AgNO3 + NaBr + AgNO3 → NaNO3 + AgBr ↓ Kuning +
NaBr HNO3 pucat
(NH4)2CO3 AgBr + HNO3 → AgNO3 + HBr + Endapan +
(NH4)2CO3 tak larut

CHCl3 + NaBr + KMNO4 → KBr + Warna +


KMNO4 + NaMNO4 KBr + H2SO4 → HBr + kuning
H2SO4 K2SO4 coklat
dibawah
3. I- AgNO3 + KI + AgNO3 → KNO3 + AgI ↓ Kuning +
KI HNO3

FeCl3 3KI + FeCl3 → 3KCl + FeI3 +


Pada kertas Warna biru
saring pada kertas
saring
4. NO3- H2SO4 + 2NaNO3 + H2SO4 → Na2SO4 + Cincin +
NaNO3 Hablur FeSO4 2HNO3 Coklat
+ H2SO4 pekat
5. PO43- HNO3 + Na2PO4 + 2HNO3 → H2PO4 + ↓ Kuning +
Na2PO4 (NH4)3Mo3O10 2NaNO3
Panaskan
2-
6. C2O4 CaCl2 + (NH4)2C2O4 + CaCl2 + alcohol → ↓ Putih +
(NH4)2C2O4 alcohol 90% endapan putih (sentrifuge)
H2SO4 + Endapan putih + H2SO4 + KMNO4 Warna +
KMNO4 → warna ungu hilang ungu
panaskan hilang
7. CNS- FeCl3 3KCNS + FeCl3 → 3KCl + Merah +
KCNS Fe(CNS)3 darah
8. CH3COO- Alkohol 98% CH3COOH + Alkohol 98% → bau Bau pisang +
CH3COOH dipanaskan pisang ambon ambon
2-
9. SO4 BaCl2 FeSO4 + BaCl2 → FeCl2 + BaSO4 ↓ Putih +
FeSO4
2-
10. SO3 Ba(OH)2 + Na2SO3 + Ba(OH)2 → 2NaOH + ↓ Putih +
Na2SO3 HBr BaSO3
BaSO3 + HBr → BaBr2 + H2SO3
2-
11. S2O3 HCl Na2S2O3 + 2HCl → H2S2O3 +
Na2S2O3 a. KIO4 2NaCl H2S2O3 + KIO4 → K2S2O3 ↓ Kuning +
kanji Coklat
4-
12. Fe(CN)6 FeCl3 K4Fe(CN)6 + FeCl3 → KCl + ↓ Biru +
K4Fe(CN)6 Fe2(CN)6

NH4OH K4Fe(CN)6 + NH4OH → ↓ Putih +


(NH4)4Fe(CN)6
3-
13. Fe(CN)6 AgNO3 K3Fe(CN)6 + AgNO3 → K(NO3) + ↓ merah +
K3Fe(CN)6 Ag3Fe(CN)6 jingga

KI + Kanji + K3Fe(CN)6 + KI → K3Fe(CN)6 + Biru +


asam kuat K3I
VII. Diskusi
7.1 Analisa Kation
Berdasarkan praktikum yang dilakukan, digunakan beberapa pereaksi diantaranya
pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Zat sampel direaksikan dengan zat pereaksi
sesuai dengan reagensia golongannya masing-masing. Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reageansinya membentuk endapan atau tidak.
Reagensia untuk golongan kation I adalah HCl encer, dimana kation-kation yang masuk
pada golongan ini mengendap menjadi garam klorida yang berwarna putih. Kation
golongan I yang teridentifikasi pada praktikum ini adalah Hg22+, Ag+ dan Pb2+.
Sedangkan untuk reageansi golongan kation II adalah larutan jenuh hidrogen sulfide
dalam suasana asam mineral encer kation-kationnya mengendap . Kation dari golongan
II yang teridentifikasi pada praktikum ini adalah Hg2+, Pb2+, Cu2+, Sb3+, dan Bi3+, Sn2+.
Sedangkan reageansi untuk golongan kation III adalah ammonium sulfide dalam suasana
netral sehingga membentuk endapan. Kation golongan III yang teridentifikasi pada
praktikum ini antara lain Fe3+, Cr3+, Mn2+, Ni2+, Co2+, Zn2+, dan Al3+. Reageansi untuk
golongan IV adalah ammonium klorida dengan senyawa sedikit asam sehingga
membentuk endapan. Kation untuk golongan IV yang teridentifikasi pada praktikum ini
antara lain Ba2+ dan Ca2+. Kation golongan V tidak bereaksi dengan reageansi-reageansi
golongan sebelumnya
dan tidak dapat terbentuk endapa. Kation golongan V yang teridentifikasi pada
+
praktikum ini adalah Mg2+, K+, Na+ dan NH4 .
Pada praktikum ini setiap reaksi antara reageansi dengan larutan sampel
menghasilkan warna baik pada endapan atau larutannya yang sesuai dengan literature
sehingga ion kation yang terdapat dalam sampel dapat teridentifikasi. Endapan tersebut
dapat berupa koloid, atau Kristal. Larutan kation yang digunakan hampir seluruhnya
tidak berwarna, namun saat diberikan larutan reageansi terjadi perubahan warna.
Perubahan warna yang terjadi menujukkan adanya reaksi antara larutan sampel dan
larutan reageansi tersebut. Dari percobaan analisis kation yang dilakukan, membuktikan
bahwa memang analisis kation merupakan analisis kualitatif karena dengan hanya
melihat perubahan warna yang terjadi ketika sampel dan reagen direaksikan kita mampu
mengidentifikasi ion-ion kation yang terdapat dalam sampel tersebut serta tidak adanya
perhitungan yang dilakukan.
Pada praktikum ini terdapat sedikit perbedaan dengan literature saat melakukan
pengamatan terhadap perubahan warna yang ditimbulkan, seperti halnya warma yang
dihasilkan pada praktikum kurang pekat sehingga terjadi kekeliruan saat
membandingkan dengan literature. Perbedaan hasil dengan literature dapat dipengaruhi
oleh beberapa factor. Perbedaan ini terletak pada saat proses pereaksian larutan atau saat
pengamatan yang kurang teliti. Penambahan pereaksi ke larutan yang diuji juga harus
sesuai, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit karena akan berpengaruh pada saat
melihat hasilnya. Kesalahan menambahan pereaksi juga bisa mempengaruhi hasil. Serta
adanya larutan yang sudah tidak murni lagi atau sudah terkontaminasi oleh larutan
lainnya sehingga mempengaruhi reaksi yang terjadi. Tabung reaksi dan alat-alat lain
yang digunakan tidak bersih atau tidak kering. Dalam penambahan pereaksi juga harus
dilakukan setetes demi setetes, agar perubahan dapat diidentifikasi.
8.2 Analisa Anion
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui ion anion pada suatu larutan uji.
Percobaan ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan uji kation. Mereaksikan larutan
uji dengan larutan pereaksi dan mengamati hasil reaksi tersebut, hasil nya berupa timbul
endapan, dan perubahan warna. pada uji anion ini pereaksi yang digunakan adalah
NiSO4, Na2S2O3 5%, MgCl2, KI 10%, AgNO3 5%, NaNO2, Na3PO4 5%, KCNS 10%,
Na2CO3
5% dan FeS. Dalam hasil pengamatan larutan mengendap memiliki warna yang berbeda
yaitu putih, dan kuning. Dapat terlihat pada anion SO 42- dalam larutan CuSO4. Terbentuk
endapan berwarna putih saat direaksikan dengan HCl, berarti di dalam larutan tersebut
mengandung anion dari SO42-.
Selain terbenetuk nya endapan, adanya pula perubahan pada warna yaitu merah.
Pada pereaksian KCNS dengan pereaksinya warna larutan berubah menjadi merah. Hal
ini menunjukkan pada larutan tersebut terjadi reaksi kimia dan dapat diketahui bahwa
larutan mengandung anion CNS- . pada percobaan terbentuk pula cincin coklat. Cincin
coklat terbentuk dari reaksi antara AgNo3 dengan H2SO4 dan FeSO4. Pada reaksi
terbentuk cincin coklat karena dalam larutan sampel terdapat ion nitrat (2FeNO3).

8.3 Reaksi Penentuan (Reaksi Khusus)


Praktikum uji reaksi khusus kation dan anion ini bertujuan agar praktikan dapat
menentukan reaksi khusus kation dan anion dalam larutan contoh dengan analisis kimia
kualitatif anorganik. Percobaan ini sama halnya dengan uji kation dan Anion hanya
disini lebih spesifik dalam mengetahui kation dan Anion. Pada reaksi penentuan
khusus dialukuan dengan penambahan reaksi tertentu yang akan memberikan warna
pada larutan atau endapan yang memiliki ciri untuk ion – ion tertentu.
Pada uji reaksi khusus kation, pereaksi yang digunakan yaitu AgNO 3 5%, PbNO3
5%, HgCl2 5%, CuSO4 5%, Bi(NO3)2 5%, MnCl2 5%, Al(Cl3) 5%, CrCl3 5%, NiSO4,
Co(NO3)2, Zn asetat 5%, CaCl2 5%, Ba(OH)3 5%, MgCl2 5%, KI 5%, NaNO2, NH4OH. +.
Pada saat direaksikan dengan HCl akan terbentuk endapan dari AgCl 2, endapan tersebut
menandakan adanya kation Ag pada larutan. Ada pu;a terbentuknya cincin coklat pada
reaksi antara NaNO3 dengan H2SO4, Cincin dapat terlihat karena reaksi mengasilkan ion
nitrat (2HNO3). Pada pecobaan cincin coklat ini haru berhati – hati, karena cincin coklat
mudah hilang bila adanya gaya (kocokan). Pengamatan dari gas yang dihasilkan dapat
dilihat dari reaksi anatara CH3COOH dengan alcohol dan dilakuakan pemanasan. Pada
uji ini akan tercium bau pisang ambon, pada reaksi menghasilkan ester etil asetat yang
baunya seperti pisang ambon.
Praktikum selanjutnya yaitu uji reaksi khusus anion, pada uji reaksi khusus anion
ini pereaksi yang digunakan adalah CaCl 2 5%, KI 5%, NaNO3 5%, Na3PO4 5%, NH3PO4
5%, Ammonium oksalat, KCNS 10%, CH3COOH, FeS, H2SO4, Na2S2O3 5%,
K4Fe(CN)6
5%, K3Fe(CN)6 5%. Pada praktikum ammonium oksalat disini praktikan menggunakan
sentrifuge, pada saat penggunaan sentrifuge ini harus seimbang, yang nantinya akan
menghasilkan endapan. Untuk mempercepat rekasi maka ada beberapa larutan uji yang
di panaskan, proses pemanasan dapat segera diketahui perubahan yang terjadi. Dalam
penentuan ini diamati warna, endapan, dan gas yang dihasilkan pada saat bereaksi. Pada
hasil pengamatan, sebagian besar hasilnya positif (+) yang artinya hasil praktikum sesuai
dengan literature yang ada. Tetapi ada pula yang hasilnya tidak sesuai dengan literature.
Ini disebabkan karena kurang teliti dalam menambahkan pereaksi atau larutan uji.
Perbedaan konsentrasi zat, banyak sesdikitnya zat yang digunakan akan berpengaruh
pada hasilnya.

VIII. Kesimpulan
8.1 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada sampel
terdapat kation yang sesuai dengan literature diantaranya, Ag +, Hg2+, Pb2+, Cu2+, Cd2+,
Sn2+, Fe3+, Cr3+, Mn2+, Ni2+, Co2+, Zn2+, Ba2+, Mg2+, K+, Na+, NH 4+, Bi3+,
dan Al3+.
8.2 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada sampel
terdapat anion yang sesuai dengan literature diantaranya, SO42-, SO3-, S2 O3 2-, Cl-, Br-,
I-
, NO3-, NO2-, PO43-, CNS-, dan CO3-.
8.3 Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa praktikan telah
mampu mengetahui reaksi penentu atau reaksi khusus. Didapatkan hasil yang sesuai
dengan literature yaitu pada kation: Ag+, Pb2+, Cu2+, Bi3+, Mn2+, Al3+, Cr3+, Ni2+, CO2+,
Zn2+, Ca2+, NH4+, Na+, Mg2+, Ba+, K+. Adapun untuk anion, sesuai dengan
literature yaitu : Cl-, Br-, I-, NO3-, PO42-, CNS-, CH3COO-, 2-
2 3 SO4 , S O 2-, Fe(CN)6 ,
4-

dan Fe(CN)63-
IX. Daftar Pustaka

ASR Nuurani. 2013. Buku Jurnal Praktikum. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Dita Marisman, Arya. 2013. Laporan Analisis Kualitatif. [online]. Tersedia:


http://aryaditamarisman.blogspot.com/2013/03/laporan-analisis-kualitatif.html.
[2019, 03 Maret]
Shelva, G. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Vogel. Jakarta :
PT. Kalman Media Pusaka. 2003. Diktat penuntut praktek kimia analisa. Bandung :
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.

Anda mungkin juga menyukai