Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Seluk beluk tentang pengidentifikasian dan pemisahan suatu
zat dalam suatu sampel. Reaksi identifikasi suatu cara untuk mengenal ion-ion,
baik kation maupun anion dalam larutan dengan menggunakan pereaksi-peraksi
tertentu. Setiap ion akan memberikan hasil reaksi tertentu yang dapat
membedakan dengan ion-ion yang lain. (Svehla, 1985)
Dalam analisis kualitatif dilakukan identifikasi kation dan anion. Identifikasi
untuk sebuah sampel untuk menentukan kation golongan I sampai V dan anion
golongan I sampai IV. Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-anion
diklasifikasikan dalam enam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap
beberapa reagensia. (Roth, 1994)
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi
kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida,
sulfida dan karbonat dari kation tersebut. (Svehla, 1985)
Di dalam reaksi pengendapan banyak diterapkan analisis kuantitatif. Pada
analisis tersebut,kation mula-mula dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan
senyawa. Kation yang larut terbentukendapan serupa dengan kelarutan yang
cukup berlainan dapat dipisahkan dengan pengendapanselektif yang dilakukan
dengan pemilihan seksama dari konsentrasi anion yang diperlukan.
Penentuan suatu zat kation atau anion melalui identifikasi menggunakan
pereaksi-pereaksi spesifik dengan menggunakan sampel dari kation dan anion
hingga terjadi perubahan dalam bentuk endapan atau perubahan warna dan
pelepasan gas. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas maka perlu dilakukan
pengidentifikasian suatu larutan untuk menguji adanya kation dan anionnya.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 1
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

1.2 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengidentifikasi kation dan anion terhadap suatu sampel .
2. Untuk menentukan golongannya dengan cara uji pendahuluan dan uji
penegasan dengan menggunakan beberapa reaksi spesifik.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 2
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum


Kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat
kation itu terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
amonium sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah
suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan
atau tidak. (Svehla, 1985)
Secara prinsip, zat yang akan diidentifikasi dilarutkan, lalu ditambahkan
pereaksi tertentu yang sesuai, yang akan mengendapkan segolongan kation
sebagai garam yang sukar larut atau hidroksidanya. Perekasi haruslah sedemikian
rupa sehingga pengendapan golongan kation selanjutnya tidak terganggu atau
sebelumnya dapat dengan mudah dihilangkan dari larutan yang hendak dianalisis.
(Roth, 1994)
Untuk identifikasi suatu senyawa organik pada umumnya didasarkan atas
kelarutannya dalam air. Jika senyawa tidak larut dalam air, maka harus dilakukan
destruksi. Cara destruksi tergantung dari senyawa yang hendak dianalisis dan
ditentukan dengan bantuan percobaan pendahuluan. Prinsip destruksi terdiri dari
pelelahan campuran senyawa yang sukar larut dalam pereaksi yang sesuai dalam
jumlah berlebih. Akibatnya reaksi akan digeser sempurna ke arah hasil reaksi.
(Roth, 1994)
Kation golongan I membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun
timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tidak pernah
mengendap dengan sempurna bila ditambahkan HCl encer kepada suatu cuplikan.
Ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan H2S dalam
suasana asam bersama-sama kation golongan II. ( Svehla, 1985)
Endapan perak klorida dalam bentuk padatan atau gumpalan putih sebagai
hasil dari koagulasi bahan koloidal. Endapan dapat dengan mudah disaring atau
dicusi dengan air yang mengandung sedikit asam nitrat. Asamnya mencegah
peptisasi endapan dan teruapkan apabila endapan dikeringkan. (Underwood, 1993)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 3
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik


untuk golongan tertentu. Reaksi golongan untuk kation golongan II adalah
hidrogen sulfida yang hasilnya adalah endapan-endapan dalam berbagai warna.
Kation golongan II dibagi atas dua sub golongan yaitu, sub golongan tembaga
dan sub golongan arsenik. Sub golongan tembaga terdiri dari Hydrargium (II),
Plumbum (II), Bismut (III), Cuprum (II) dan Cadmium (II). Sub golongan arsenik
terdiri dari Arsen (III), Arsen (V), Stibium (III), Stibium (V), Stannum (II) dan
Stannum (IV). (Svehla, 1985)

2.2 Identifikasi Kation dan Anion


Kation adalah ion yang bermuatan positif, anion adalah ion yang bermuatan
negatif. Analisa kimia dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa kualitatif adalah salah satu analisa yang bertujuan mencari dan
menyelediki adanya unsur didalam sampel.
2. Analisa kuantitatif salah satu yang bertujuan mencari atau menyelidiki
banyaknya suatu unsur dalam sampel.
Analisasi kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan yang bertujuan untuk memperkirakan dan
memberikan arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang
akan diteliti analisa pendahuluan meliputi:
a. Organo leptis (menggunakan panca indra) yang dianalisa bentuk, warna
dan bau
b. Pemanasan dengan tabung pijar
c. Reaksi nyala (flash lask) dilakukan dengan menggunakan Pt atau Nicr.
Warna-warna yang terjadi pada reaksi nyala adalah :
- Li+ merah
- Ba2+ kuning hijau
- K+ Ungu
- Na+ kuning
- Sr2+ merah bata
- Cu2+ hijau biru
- Cu3+ merah kuning

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 4
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

2. Analisa kation dan anion


Setelah mempunyai gambaran/perkiraan awal maka langsung di
identifikasi sampel pada tabung reaksi dengan menggunakan reaksi yang pas.
(Pasirhardja, 2008)
Metode analisa kualitatif meliputi dua macam tes, yaitu reaksi kering
digunakan untuk terhadap zat padat, sedangkan reaksi basah digunakan zat-zat
kimia dalam larutan. Suatu reaksi yang terjadi dapat diketahui melalui
pembentukan gas, pembentukan endapan dan perubahan warna. (Mulyono,
2009)
Pada analisa kualitatif, ada pemeriksaan pendahuluan yang menghasilkan
kesimpulan sementara dan analisa yang menghasilkan kesimpulan
sesungguhnya menghasilkan definisi. Pemeriksaan pendahuluan, didasarkan
pada pemeriksaan pada sifat fisik maupun pada sifat kimia:
1. Pemeriksaan pendahuluan kering.
Pada pemeriksaan ini dilakukan pada bahan kering dengan atau tanpa
penambahan-penambahan bahan kering lain dipanaskan ataupun tidak.
Tidak dapat dilihat persisnya ataupun penambahan yang terjadi dilakukan
pengamatan pada keadaan fisik dalam temperatur basah dan pemanasan
bahan.
2. Pemeriksaan basah
Bertujuan untuk memperoleh petunjuk tentang sisa asam dalam bahan
dengan penambahan H2SO4 encer, dan pekat dan juga perlu dengan
pemanasan. (Haeria, 2011)

2.3 Kation
Kation adalah ion-ion yang bermuatan positif, untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-
sifat kation itu terhadap beberapa reagensia yang disebut reagensia golongan
secara sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan
dapat juga memisahkan golongan-golongan itu pemeriksaan lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas suatu kation bereaksi dengan reagensia-

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 5
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

reagensia dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi, klasifikasi kation yang
paling utama, didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut. (Svehla, 1985)

2.4 Analisis Kation


Analisis ini, merupakan pendekatan yang sistematis, dilakukan dengan cara
identifikasi dan pemisahan. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan
suatu kelompok kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap
dipisahkan dari larutan dengan cara sentifus dan menuangkan filtratnya ke tabung
uji yang lain. Larutan yang masih berisi sebagian besar kation kemudian
diendapkan kembali hingga membentuk kelompok-kelompok baru. Jika dalam
kelompok kation yang masih berisi berapa kation maka kation tersebut dipisahkan
lagi menjadi kation yang lebih kecil demikian seharusnya sehingga pada akhirnya
dilakukan uji spesifik untuk 1 kation jenis dan konsenstrasi pereaksi serta
pengaturan pH. Kelompok kation, analisis kualitatif yaitu:
- Golongan I : Ag⁺, Hg⁺, Pb²⁺
- Golongan II : Cu²⁺, Cd²⁺, B³⁺, Hg²⁺, Sn⁴⁺, Sb³⁺
- Golongan III : Al³⁺, Cr³⁺, Co²⁺, Fe²⁺, Ni²⁺, Mn²⁺, Zn²⁺
- Golongan IV : Ba²⁺, Ca²⁺, Mg²⁺.
- Golongan V : Na⁺, K⁺, NH4⁺. (Niesler, 1991)
Identifikasi anion merupakan suatu reaksi kimia yang dimaksudkan untuk
mengetahui keberadaan suatu zat dalam sampel tertentu. Dalam analisa kimia
dibagi dua yakni analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif
merupakan merupakan analisa untuk mengedentifikasi dari suatu zat, campuran
atau suatu larutan, sedangkan analis kuantitatif merupakan analisa untuk
menentukan berapa banyak atau jumlah konsitutuen kualitatif harus mendahului
analisa kualitatif karena kualitatif memberikan indikasi dari konstituen yang ada
akan bertindak sebagai suatu tujuan identikasi jalan untuk metode-metode yang
akan diigunakan dalam analisa kuantitatif. (Vogel, 1985)
Pada pemisahan golongan IV dari golongan V, pH dibuat lebih besar daripada
pemisahan sebelumnya. Pengaturan juga perlu baik, pH juga tidak boleh terlalu
tinggi (MgCO3 juga akan ikut mengendap). Tidak boleh terlalu rendah (BaCO3,
CaCO3 mungkin tidak mau mengendap). Pemisahan ini bersifat paralel dengan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 6
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

pemisahan garam-garam sulfida. MgCO3 juga tidak larut dalam air, namun tidak
ikut mengendap dengan atau dapat dipisahkan dari Ba2+, Ca2+ dan Sr2+. Sebabnya
adalah pH dan perbedaan nilai Ksp. Pada pemisahan golongan IV antara Ba2+,
Ca2+, dan Sr2+, campuran endapan golongan IV dilarutkan, kemudian
ditambahkan K2CrO4 untuk mengendapkan BaCrO4. (Harjadi, 1990)
Logam-logam kation golongan III ini tidak diendapkan oleh regensia
golongan untuk kation I dan II , tetapi semuanya diendapkan dengan adanya
amonium klorida dan hidrogen sulfida dari larutan yang telah dijadikan basa
dengan larutan amonia. Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfida kecuali
aluminium dan kromium yang diendapkan sebagai hidroksida karena hidrolisis
yang sempurna dari sulfida dalam larutan air. Besi, aluminium dan krom (sering
disertai sedikit mangan) juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia
dengan adanya amonium klorida, sedangkan logam-logam dari kation golongan
ini tetap berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfida oleh hidrogen
sulfida. Maka golongan ini biasanya dibagi menjadi golongan besi meliputi besi,
aluminium dan kromium atau disebut golongan IIIA dan golongan zink meliputi
nikel, kobalt, mangan, dan seng, atau disebut golongan IIIB. Dalam contoh
campuran ditunjukkan kesulitan untuk menentukan dengan pasti kation-kation apa
saja yang terdapat dalam campuran. Disebutkan bahwa reaksi spesifik dapat
dipakai untuk tujuan itu dengan melakukan reaksi untuk ion-ion. Cara lain untuk
analisa campuran adalah dengan reaksi selektif. (Harjadi, 1990)
Pada pokoknya tujuannya adalah untuk memisahkan segolongan kation
dari kation lain. Reaksi-reaksi disini menyebabkan terjadinya zat baru yang
berbeda dari zat semula dan dikenali dari sifat fisiknya yaitu :
- Membentuk endapan dari suatu larutan.
- Melarutkan zat yang berbentuk padat (endapan).
- Zat berwarna lain.
- Pembentukan gas
- Bentuk kristal yang khas.
Untuk analisa kation bahan yang padat dilarutkan dahulu sedangkan jika
sudah berupa cairan atau larutan langsung digunakan untuk direaksikan dengan
reagensia tertentu. (Harjadi, 1990)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 7
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

Dalam pemeriksaan kulitatif, biasanya ditemukan persamaan reaksi kimia.


Persaman reaksi kimia ini biasanya ditulis dalam bentuk reaksi ion. Persamaan ini
lebih sederhana dan menunjukkan intisari proses kimia yang terjadi, karena jarang
yang ikut serta dalam reaksi saja yang diperlihatkan. (Rivai, H. 1994: 11 )

2.5 Anion
Secara umum, ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan
listrik. Ion yang bermuatan negatif yang menangkap satu atau lebih elektron
disebut anion, karena anion tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif yang
kehilangan satu atau lebih elektron disebut kation, karena kation tertarik menuju
katoda. Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation hanya saja pada
analisis anion tidak memiliki metode analisis standar yang sistematis seperti
analisis kation. Analisa anion dapat juga digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti dalam pemeriksaan darah, urin, dan sebagainya. Beberapa
anion menunjukkan kemiripan yang sama dalam pemeriksaan. (Harjadi, 1990)
Anion merupakan unsur non logam yang bermuatan negatif. Senyawa
anion terbentuk ketika atom non logam memperoleh satu atau lebih elektron.
Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan
garam pelarutnya. Namun ini hanya dianggap berguna untuk memberikan indikasi
dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Selain itu, juga untuk memastikan
hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana. Skema
percobaan berikutnya ternyata telah berjalan dengan baik dalam praktek. Kelas A
dibagi menjadi sub kelas gas-gas dilepaskan asam klorida encer dan gas-gas uap
dilepaskan dengan asam sulfat. Kelas B dibagi menjadi sub kelas reaksi
pengendapan dan oksida dalam larutan. (Underwood, 1992)

2.6 Identifikasi Anion


Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat
asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil
analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada.
Dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam
larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
ditemukan Pb2+. Anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 8
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
(Svehla, 1985)
Pengujian anion diawali dengan uji pendahuluan yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran ada atau tidak anion tertentu maupun kelompok anion
yang mempunyai sifat-sifat yang sama. Jenis-jenis anion yang umum dijumpai
dibagi atas empat golongan :
1. Golongan I (golongan asam-asam yang mengandung oksigen) terdiri dari
HNO3, HClO3, H2CrO4, dan HMnO4.
2. Golongan II (golongan asam-asam yang tidak mengandung oksigen)
terdiri dari H2S, HCl, HBr, HI, dan HCNS.
3. Golongan III (golongan asam sulfat) terdiri dari H2SO3, H2SO4, dan
H2C2O4.
4. Golongan IV (golongan sisa) terdiri dari H3PO4, H3AsO4, H2CO3, dan
CH3COOH (Chadijah, 2012).
Reaksi identifikasi yang lebih sederhana dikenal sebagai reaksi spesifik untuk
golongan tertentu. Reaksi golongan untuk anion golongan III adalah AgNO3 yang
hasilnya adalah endapan coklat merah bata. Pada anion, istilah yang perlu dipakai
adalah gugus lain yang terikat pada ion logam, yang dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Anion sederhana seperti O2, F2, CN-
2. Anion okso diskret seperti NO3- dan SO42-
3. Anion polimer okso sperti silikat atau fosfat kondensi
4. Anion kompleks halida seperti anion kompleks berbasa banyak seperti
oksalat misalnya (CO(C2O4)3)3- dan anion oksa dari oksigen.
Klorat, bromat dan iodat merupakan ion yang bipiramidal yang terutama
dijumpai pada garam lokal alkali. Anion okso logam transisi jarang digunakan,
yang paling dikenal adalah kalium permanganat (KMnO4) dan kromat (CrO4).
(Besari, 1982)
Identifikasi anion meliputi analisis pendahuluan, analisis anion dari zat
asal dan analisis anion dengan menggunakan larutan ekstra soda. Dari hasil
analisis sebelumnya (data kelarutan) dan pengetahuan tentang kation yang ada,
dapat memberikan petunjuk tentang anion yang mungkin ada atau tak ada dalam

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 9
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

larutan sampel. Sebagai contoh, zat asal larut dalam air panas, kation yang
ditemukan Pb2+, anion yang mungkin ada adalah klorida karena PbCl2 larut dalam
air panas. Tidak mungkin nitrat karena timbal nitrat mudah larut dalam air dingin.
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya, yaitu reaksi
kering dan reaksi basah. Reaksi kering dapat digunakan pada zat padat dan reaksi
basah untuk zat dalam larutan. Kebanyakan reaksi kering yang diuraikan
digunakan untuk analisis semimikro dengan hanya modifikasi kecil. Reaksi ini
terdapat beberapa macam jenis, diantaranya:
1. Uji manik fosfat
Digunakan garam mikroskomik, natrium ammonium hidrogen fosfat
tetrahidrat, manik tembus cahaya tak berwarna mengandung natrium
metafosfat.
2. Uji nyala
Bagian terpanas nyala adalah pada zona pelelehan yang terletak pada kira-kira
sepertiga ketinggian nyala, daerah ini dimanfaatkan untuk menguji kedapat
lelehan zat dan juga melengkapi dalam menguji keatsirian relatif dari zat-zat
atau campuran zat.
3. Uji spektroskopi
Untuk memisahkan cahaya atau rona-rona komponennya dan mengidentifikasi
kation yang ada oleh perangkat rona yang khas itu.
4. Pemanasan
Yaitu teknik dengan cara zat disimpan dalam sebuah tabung pengapian
yang dibuat dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala Bunsen,
mula-mula dengan lembut dan kemudian dengan lebih kuat.
5. Uji manik natrium karbonat
Manik natrium karbonat disiapkan dengan melelehkan natrium karbonat pada
lingkaran kawat Pt dalam nyala Bunsen, diperoleh pantulan kecil tak tembus
cahaya, jika dibasahi, maka akan dibenamkan dalam kalium nitrat dan sedikit
mangan, sehingga terbentuk manik hijau natrium manganat.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 10
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

6. Uji pipa tiup


Suatu nyala mengoksid diperoleh dengan memegang mulut pipa dengan pipa
itu kira-kira sepertiga kedalam nyala dan meniup dengan lebih kuat dalam
arah sejajar dengan puncak pembakar.
7. Uji manik borak
Manik dan zat yang menempel mula-mula dipanasi dalam nyala mereduksi
bawah, dibiarkan dingin dan warnanya diamati. Kemudian manik itu dipanasi
dalam nyala mengoksida bawah, biarkan dingin dan warnanya diamati lagi.
(Brady, 1995)

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 11
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alur Percobaan


3.1.1 Alur Percobaan Praktikum Identifikasi Kation Sampel B

5 tetes
larutan Ba2+

1 tetes 1 tetes
K2CrO4 0,1 M + 1 tetes (NH4)2C2O4 0,25 M + 2
HCl 3 M tetes H2O

Amati Amati
Hasilnya Hasilnya

Gambar 3.1 Alur Percobaan Identifikasi Kation Ba2+

3.1.2 Alur Percobaan Praktikum Identifikasi Anion Sampel B

5 tetes
larutan Cl-

1 tetes 1 tetes 1 tetes 5 tetes


H2SO4 pekat AgNO3 0,1 (CH3COO)2 K2Cr2O7 0,5
+ panakan + M + 1 tetes Pb 0,5 M M
kertas NH4OH 3 M
lakmus biru

Amati Amati Amati Amati


Hasilnya Hasilnya Hasilnya Hasilnya

Gambar 3.2 Alur Percobaan Identifikasi Anion Cl-

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 12
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

3.1.3 Alur Percobaan Praktikum Identifikasi Kation Sampel C

5 tetes
larutan Cu2+

1 tetes 1 tetes
NaOH 3 M + 1 tetes HCl KI 0,5 M + 1 tetes Na2S2O3
0,5 M 0,5 M

Amati Amati
Hasilnya Hasilnya

Gambar 3.3 Alur Percobaan Identifikasi Kation Cu2+

3.1.4 Alur Percobaan Praktikum Identifikasi Anion Sampel C

5 tetes
larutan Cl-

1 tetes 1 tetes 1 tetes 5 tetes


H2SO4 pekat AgNO3 0,1 (CH3COO)2 K2Cr2O7 0,5
+ panakan + M + 1 tetes Pb 0,5 M M
kertas NH4OH 3 M
lakmus biru

Amati Amati Amati Amati


Hasilnya Hasilnya Hasilnya Hasilnya

Gambar 3.4 Alur Percobaan Identifikasi Anion Cl-

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 13
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

3.2 Alat dan Bahan Percobaan


3.2.1 Alat yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan adalah :
1. Gelas Beker 1 buah
2. Kompor 1 buah
3. Panci 1 buah
4. Penjepit 1 buah
5. Pipet Tetes 4 buah
6. Rak + Tabung Reaksi 1 set
3.2.2 Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan adalah :
1. Aquades 50 mL
2. Larutan Ba2+ 50 mL
3. Larutan Cl- 50 mL
4. Larutan Cu2+ 50 mL
5. Larutan Perwarna (Kuning) 50 mL

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 14
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

3.3 Gambar Alat

Gambar 3.5 Gelas Beker Gambar 3.6 Kompor


250 mL

Gambar 3.8 Penjepit


Gambar 3.7 Panci

Gambar 3.9 Pipet Tetes Gambar 3.10 Rak dan


Tabung Reaksi

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 15
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

BAB IV
DATA HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan


Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Identifikasi Kation Sampel B
Pengamatan
No Kation Reagen Warna Warna
Bau Gelembung
Larutan Endapan
- Ba2+ + (NH4)2C2O7
0,25 M + H2O
Putih
1. Ba2+ - - -
bening
- Ba2+ + K2Cr2O4 0,1
M + HCl 3 M

Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Identifikasi Anion Sampel B


Pengamatan
No Anion Reagen Warna Warna
Bau Gelembung
Larutan Endapan
- Cl- + H2SO4 pekat
+ pemanasan

- Cl- + AgNO3 0,1 M


Putih
1. Cl- + NH4OH 3 M - Putih -
bening
- Cl- + (CH3COO)2Pb
0,5 M

- Cl- + K2C2O7 0,5 M

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 16
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Identifikasi Kation Sampel C


Pengamatan
No Kation Reagen Warna Warna
Bau Gelembung
Larutan Endapan
- Cu2+ + NaOH 3 M
+ HCl 0,5 M
Biru
1. Cu2+ - Biru -
bening
- Cu2+ + KI 0,5 M +
Na2S2O3 0,5 M

Tabel 4.4 Data Hasil Percobaan Identifikasi Anion Sampel C


Pengamatan
No Anion Reagen Warna Warna
Bau Gelembung
Larutan Endapan
- Cl- + H2SO4 pekat
+ pemanasan

- Cl- + AgNO3 0,1 M


Putih
1. Cl- + NH4OH 3 M - Putih -
bening
- Cl- + (CH3COO)2Pb
0,5 M

- Cl- + K2C2O7 0,5 M

4.2 Pembahasan
Uji coba pertama dilakukan untuk mengidentifikasi kation dan anion pada
sampel A. Pada sampel A, dengan mereaksikan sejumlah zat baik dengan reaksi
kation dan anion tidak teridentifikasi, karena sampel tersebut merupakan larutan
perwarna (kuning) yaitu terdiri dari campuran aquadest dengan perwarna
(kuning). Jadi, pada sampel A tidak ada kandungan kation dan anion.
Uji kedua dilakukan untuk mengidentifikasi kation dan anion pada sampel B,
yaitu dengan mereaksikan sebanyak lima tetes larutan sampel B yang berwarna

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 17
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

putih bening dengan ditambahkan setetes (NH4)2C2O4 0,25 M berwarna putih


bening, kemudian ditambahkan sedikit air berlebih (dua tetes). Sehingga,
didapatkan warna larutan putih bening, dan tidak adanya endapan yang terlihat.
Kemudian perlakuan yang lain dilakukan dengan mengambil lima tetes larutan
smapel dan ditambahkan setetes K2Cr2O4 0,1 M, kemudian ditambahkan setetes
HCl 3 M dan hasil yang terlihat tetap berwarna putih bening tanpa endapan. Dari
hasil percobaan pengenalan kation dan anion sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kation yang terdapat dalam larutan sampel B yaitu Ba2+.
Selanjutnya yaitu mereaksikan lima tetes larutan sampel B berwarna putih
bening dan ditambahkan setetes H2SO4 pekat sedikit kecoklatan berwarna bening,
selanjutnya dipanaskan, letakkan kertas lakmus biru di atas gas yang dihasilkan.
Perubahan kertas lakmus biru terserbut berwarna merah. Percobaan yang lain
dengan mereaksikan lima tetes sampel B dengan setetes AgNO3 0,1 M, dan
ditambahkan setetes NH4OH 3 M, terlihat adanya endapan berwarna putih dan
larutan berwarna putih bening. Percobaan selanjutnya juga dilakukan dengan
mereaksikan lima tetes larutan sampel B dengan setetes (CH3COO)2Pb 0,5 M.
Dan perlakuan akhir yaitu dengan mengambil lima tetes larutan sampel
ditambahkan lima tetes K2Cr2O7. Sehingga, hal sama diperoleh dari percobaan
pengenalan kation dan anion sebelumnya, dan dapat disimpulkan bahwa anion
didalam sampel B yaitu Cl-.
Uji ketiga dilakukan untuk mengidentifikasi kation dan anion pada sampel C,
dengan mengambil lima tetes sampel berwarna biru muda dengan ditambahkan
setetes NaOH 3 M, kemudian ditambahkan setetes HCl 0,5 M. Perlakuan yang
lain juga dilakukan dengan mereaksikan lima tetes larutan sampel dengan setetes
KI 0,5 M, kemudian ditambahkan setetes Na2S2O3 0,5 M. Hasil didapatkan
larutan berwarna biru bening dengan adanya endapan berwarna biru. Dari hasil
pengamatan pengenalan kation dan anion sebelumnya, dapat disimpulkan kation
yang terdapat dalam sampel C yaitu Cu2+. Selanjutnya yaitu mereaksikan lima
tetes larutan sampel C berwarna biru bening dan ditambahkan setetes H2SO4 pekat
sedikit kecoklatan berwarna bening, selanjutnya dipanaskan, letakkan kertas
lakmus biru di atas gas yang dihasilkan. Perubahan kertas lakmus biru terserbut
berwarna merah. Percobaan yang lain dengan mereaksikan lima tetes sampel C

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 18
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

dengan setetes AgNO3 0,1 M, dan ditambahkan setetes NH4OH 3 M, terlihat


adanya endapan berwarna putih dan larutan berwarna biru bening. Percobaan
selanjutnya juga dilakukan dengan mereaksikan lima tetes larutan sampel C
dengan setetes (CH3COO)2Pb 0,5 M. Dan perlakuan akhir yaitu dengan
mengambil lima tetes larutan sampel ditambahkan lima tetes K2Cr2O7. Sehingga,
hal sama diperoleh dari percobaan pengenalan kation dan anion sebelumnya, dan
dapat disimpulkan bahwa anion didalam sampel C yaitu Cl-.
Dari hasil percobaan identifikasi reaksi kation dan anion didapatkan kation
dan anion dari sampel A, sampel B, dan sampel C berturut-turut adalah larutan
perwarna yang terdiri dari aquadest dan perwarna kuning, kation Ba2+ dan anion
Cl-, kation Cu2+ dan anion Cl-.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 19
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan didapatkan kation dan anion dari sampel A, sampel
B, dan sampel C berturut-turut adalah larutan perwarna yang terdiri dari
aquadest dan perwarna kuning, kation Ba2+ dan anion Cl-, kation Cu2+ dan
anion Cl-.
2. Kation Ba2+ adalah golongan IV dan Cu2+ adalah golongan II, sedangkan
Cl- adalah anion golongan I.
5.2 Saran
1. Dilakukan ketelitian dalam mereaksikan suatu larutan satu dengan lainnya.
2. Sebaiknya diperlukan pengamatan yang cermat pada hasil yang terlihat.
3. Sebaiknya tetap terjaga kebersihan agar didapatkan hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 20
Laporan Praktikum Identifikasi Kation dan Anion

DAFTAR PUSTAKA

Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik untuk Universitas. Bandung: Armico.

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid I, Edisi kelima,
Jakarta: Binarupa Aksara.

Chadijah, Sitti. 2012. Dasar-dasar Kimia Analitik. Makassar: Uin Alauddin


Makassar.

Day, R.A., dan Underwood, A.L.1993. Analisa Ilmu Kuantitatif. Edisi Keempat.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Haeria. 2011. Praktikum Kimia Analisis. Uin Alauddin Makassar: Makassar.

Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT.Gramedia: Jakarta.

Mulyono, H. (2009). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 72, 74.

Pasirhardja, 2008. Identifikasi Kation. http://pasirhardja /2008/12/identifikasi-


kation.html. Diakses pada tanggal 7 Desember 2019.

Rivai, H. (1995). Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press. Halaman 105, 108.

Roth, Hermannn, J. 1994. Analisis Farmasi. Yogyakarta: UGM-Press.

Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro. Edisi

kelima, bagian I. Jakarta: Kalman Media Pusaka.

Vogel. 1998. Analisis kualitatif anion. Jakarta: Erlangga.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 21

Anda mungkin juga menyukai