JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2018
Kata Pengantar
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................ i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
PERCOBAAN I ......................................................................................................................... 1
Reaksi Identifikasi Kation Golongan I ..................................................................................... 1
PERCOBAAN II ........................................................................................................................ 6
Reaksi Identifikasi Kation Golongan II .................................................................................... 6
PERCOBAAN III ..................................................................................................................... 16
Reaksi Identifikasi Kation Golongan III ................................................................................. 16
PERCOBAAN IV ..................................................................................................................... 26
Reaksi Identifikasi Kation Golongan IV ................................................................................ 26
PERCOBAAN V ...................................................................................................................... 32
Uji Nyala Pada Kation ........................................................................................................... 32
PERCOBAAN VI ..................................................................................................................... 38
Reaksi Identifikasi Anion ...................................................................................................... 38
PERCOBAAN VII .................................................................................................................... 57
Uji Kualitatif Logam pada Sampel Kosmetik ........................................................................ 57
ii
PERCOBAAN I
Reaksi Identifikasi Kation Golongan I
1. Pendahuluan
Salah satu hal umum yang dikerjakan dalam kimia analitik adalah
mengidentifikasi ion-ion berbeda yang ada dalam sampel tertentu. Dalam
analisis kualitatif, ion-ion dalam campuran dipisahkan melalui pengendapan
selektif. Pengendapan selektif melibatkan penambahan reagen tertentu ke
dalam larutan ion-ion yang dapat mengendapkan satu atau lebih jenis ion. Ion
yang diperoleh diidentifikasi dan dapat dikonfirmasi me nggunakan reaksi
kimia spesifik terhadap ion tersebut.
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi kation-kation Ag+, Pb2+, dan Hg22+ dengan pereaksi
yang sesuai.
1
1) PbCl2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan
kelarutan kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan
AgCl tidak larut dalam air panas.
2) Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara
kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan
penambahan amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2
terpisah. Kompleks Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang
bercampur dengan Hg+, sedangkan
[Ag(NH3)2] tidak terbentuk endapan (Ibnu.2005:105). Identifikasi
terhadap ketiga kation golongan I setelah terpisah adalah sebagai
berikut:
1) Pb2+ dapat direaksikan dengan K2CrO4 yang akan membentuk
PbCrO4 (endapan kuning) Pb2+ + CrO4 PbCrO4 (endapan kuning)
2) Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya dengan KI.
Sehingga terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan
filtrat yang diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer,
sehingga kompleks [Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkan endapan
putih AgCl
[Ag(NH3)2] + KI AgI + 2NH3 + K+
(endapan kuning muda) (Nugroho. 2008 : 75-76)
Diantara sulfat-sulfat, timbel sulfat praktis tidak larut,
sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan
merkurium(II)sulfat terletak diantara kedua zat diatas, Bromida dan
iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbel halida tidak
sempurna, dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas,
sulfida tidak larut. Asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat
bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan
karbonat akan diendapkan dengan reagensia yang jumlahnya ekivalen,
tetapi jika reagensia berlebihan, ia dapat bertindak dengan bermacam-
macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap
amonia (Vogel. 1990 : 205)
2
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas kimia 4) Gelas ukur
2) Pipet tetes 5) Rak tabung reaksi
3) Tabung reaksi 6) Botol semprot
b. Bahan
1) Larutan Ag+ 0.1 M 5) Larutan NH3 1 M
2) Larutan Pb2+ 0.1 M 6) Larutan K2CrO4 1 M
3) Larutan Hg22+ 0.1 M 7) Air panas
4) Larutan HCL 6 N
Pengamatan Pengamatan
Perlakuan
sedikit berlebih
Golongan I
a. Ag+, Pb2+ , Hg22+ Ag+ : Ag+ :
b. ditambah HCl 6 N - Warna larutan menjadi Warna larutan menjadi
- Dimasukkan masing- putih dan terdapat putih dan terdapat
masing ke dalam tabung endapan putih setelah endapan putih lebih
reaksi. ditambah HCl. banyak setelah
- Dimasukkan HCl 6 N ditambah HCl.
- Diamati dan dicatat
perubahan yang terjadi. Ketika penambahan
air panas :
3
Kemudian ditambahkan air Ketika penambahan air Tidak ada perubahan
panas catat perubahan yang panas : masih tetap sama
terjadi Tidak ada perubahan
masih tetap sama
2. Pb2+:
b Warna larutan
Pb2+: menjadi putih dan
- Warna larutan menjadi terdapat endapan
putih dan terdapat putih lebih banyak
endapan putih setelah setelah ditambah
ditambah HCl. HCl.
Ketika penambahan
air panas :
Ketika penambahan air Tidak ada perubahan
panas : masih tetap sama
Tidak ada perubahan
masih tetap sama.
Hg22+ :
Larutan tak berwarna
Hg22+ : dan tidak ada endapan
Larutan tak berwarna putih
dan tidak ada endapan
Filtrat Ag+, Pb2+ putih
2
Filtrat Pb2+
Pb2+ :
Dimasukkan filtrat Pb2+ ke
dalam tabung reaksi. Larutan berwarna
- Dimasukkan NH3. orange dan terdapat
- Diamati dan dicatat endapan putih
Pb2+ :
perubahan yang terjadi Larutan berwarna
orange dan terdapat
endapan putih
3.2 Pembahasan
3
dari kation-kation golongan I sangat mudah larut diantara sulfat -sulfat,
timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh lebih banyak. Kelarutan
merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat diatas. Bromide dan iodida
juga tidak larut. Sedangkan pengendapan timbal halida tidak sempurna dan
endapan itu mudah sekali larut dalam air panas.sulfida tidak larut asetat-
asetat lebih mudah larut, meskipun perak asetat bisa mengendap dari larutan
yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapkan dengan
reagensia yang jumlahnya ekuivalen.tetapi pada reagensia berlebih, ia dapat
bergerak dengan bermacam-macam cara dimana ada perbedaan dalam sifat-
sifat zat ini terhadap ammonia ( Svehla, 1985 ).
Dari hasil percobaan analisa kation golongan I Ag+ ditambahkan HCl
6 N menghasilkan warna putih dan endapan putih. Disini HCl bertindak
sebagai pereaksi selektif. Sedangkan apabila Ag+ ditambah dengan K2CrO4
akan menghsailkan endapan merah bata. Larutan K2CrO4 berfungsi sebagai
perekasi spesifik. Pb2+ ditambah dengan HCl 6 N berwarna bening.
Seharusnya ketika Pb2+ ditambah HCl 6 N menghasillkan warna putih dan
endapan putih. Sampel Pb2+ ditambah dengan K2CrO4 meghasilkan warna
orange dan terdapat endapan putih. Kemudian sampel Pb2+ ditambahkan
NH3 menghasilkan larutan berwarna orange dan tidak terdapat endapan
(apabila penambahan berlebih ). Lalu Hg2 2+ ditambah dengan HCl 6 N
menghasilkan warna bening. Seharusnya Hg22+ apabila ditambah dengan
HCl 6 N menghasilkan warna putih dan endapan putih bukan warna bening.
Kesalahan pada perubahan warna hasil reaksi ini karena kemungkinan
kurang tepatnya pembuatan larutan sampel Hg22+
4. Penutup
4.1 Simpulan
4
4.2 Saran
1. Mengefisienkan waktu agar praktikum dapat dilaksanakan secara
maksimal.
2. Tetap menjaga kebersihan supaya laboraturium tetap terkesan rapi dan
bersih.
5. Daftar Pustaka
Ibnu, Sodiq. 2005. Kimia Analitik 1. Malang: UM press
Maslahat, Mamay, S.Si, M.Si, dan Paramita, Gladys Ayu, S.Si, M.Si. 2017.
Modul Praktikum Kimia Analisis Kualitatif. Bogor: Universitas Nusa Bangsa
Nugroho, Rachmas. 2008. Diktat Analisis Kualitatif. Malang: FMIPA UM
Tim Kimia Analitik 1. 2014. Modul Praktikum Kimia Analitik 1. Padang: UNP
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
5
PERCOBAAN II
Reaksi Identifikasi Kation Golongan II
1. Pendahuluan
Kation dalam suatu cuplikan dapat diketahui dengan melakukan uji
menggunakan pereaksi-pereaksi yang spesifik, meskipun agak sulit
mendapatkan pereaksi yang spesifik untuk setiap kation. Oleh karena itu
umumnya dilakukan terlebih dahulu penggolongan kation. Sebelum dilakukan
pengendapan golongan dan reaksi identifikasi kation dengan cara basah
cuplikan padat harus dilarutkan dahulu. Larutan cuplikan dapat mengandung
beberapa jenis kation. Salah satu cara identifikasi kation adalah dengan H2S.
Kation yang dapat membentuk endapan dengan H2S diklasifikasikan
dalam kation golongan II. Kation golongan ini bereaksi dengan HCl tetapi
membentuk endapan sulfida dengan H2S dalam suasanan asam mineral encer.
Kation golongan II dibagi menjadi dua sub golongan tembaga (ion Hg2+, Pb2+,
Bi3+, Cu2+, Cd2+) tidak larut dalam amonium polisulfida, sedangkan sulfida sub
golongan arsenik (As3+, As5+, Sb3+, Sb5+, Sn2+, Sn4+) larut membentuk garam
garam kation.
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi kation-kation golongan II dengan pereaksi yang sesuai.
6
Sub-golongan tembaga (golongan IIA) terdiri dari merkurium (II),
timbal (II), bismut (III), tembaga (II), dan kadmium (II).Klorida, nitrat, dan
sulfat dari kation sub-golongan tembaga sangat mudah larut dalam air
sedangkan sulfida, hidroksida, dan karbonatnya tidak larut.Beberapa kation
dari sub-golongan tembaga (Hg, Cu, Cd) cenderung membentuk kompleks
(amonia, ion sianida). Sub-golongan arsenik terdiri dari ion arsenik (III),
arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (IV). Ion-ion
ini memiliki sifat amfoter, dan oksidanya membentuk garam baik dengan
asam maupun basa. (Svehla, 1990).
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas kimia 5) Gelas ukur
2) Tabung Reaksi 6) Botol semprot
3) Rak tabung reaksi 7) Seperangkat alat penghasil gas H2S
4) Pipet tetes
b. Bahan
1) Larutan Bi3+ 0,1 M 7) (NH4)2CO3 1 M
2) Larutan Cu2+ 0,1 M 8) NH4OH 5 M
3) Larutan As3+ 0,1 M 9) K2CrO4 1 M
4) Larutan Sn2+ 0,25 M 10) NaOH 1 M
5) Larutan Pb2+ 0,1 M 11) Aquades
6) HCl 6 N 12) H2S (FeS & HCl 7 M)
7
3) Untuk pereaksi H2S, dihembuskan ke masing-masing larutan kation
selama kurang lebih 1 menit.
HCl 6 N NH4OH 5 M
Kation
Sedikit Berlebih Sedikit Berlebih
Endapan putih, Endapan putih, Endapan putih, Endapan putih,
Pb2+ larutan tidak larutan tidak larutan tidak larutan tidak
berwarna berwarna berwarna berwarna
Sedikit
Tidak ada Tidak ada Tidak ada endapan putih,
Bi3+
perubahan perubahan perubahan larutan tidak
berwarna
Endapan biru
Tidak ada Larutan hijau Endapan biru,
Cu2+ muda, larutan
perubahan kekuningan larutan biru
biru muda
K2CrO4 1 M NaOH 1M
Kation
Sedikit Berlebih Sedikit Berlebih
Endapan putih, Endapan larut,
Endapan putih, Endapan putih,
Pb2+ larutan tidak larutan tidak
larutan kuning larutan kuning
berwarna berwarna
Sedikit
Endapan jingga- Endapan putih,
Endapan putih, endapan putih,
Bi3+ kuning, larutan larutan tidak
larutan jingga larutan tidak
jingga kuning berwarna
berwarna
Endapan
Endapan coklat Endapan biru Endapan biru
coklat
Cu2+ kekuningan, muda, larutan tua, larutan
kekuningan,
larutan biru biru muda biru
larutan kuning
Larutan hijau Tidak ada Tidak ada
As3+ Larutan kuning
kekuningan perubahan perubahan
Endapan coklat,
Endapan biru, Endapan putih, Endapan putih,
Sn2+ larutan biru
larutan putih larutan putih larutan putih
muda
8
3.2 Pembahasan
1) Kation Pb2+
Pada sampel kation Pb2+ , mula-mula direaksikan dengan HCl 6 N
lalu terbentuk endapan putih PbCl2 dan larutan tidak berwarna kemudian
ditambahkan pereaksi berlebih dan tidak terjadi perubahan. Menurut
litelatur jika ditambahkan perekasi berlebih akan terbentuk kompleks
[PbCl4]2- , reaksi yang terjadi adalah
Pb2+ + 2Cl- PbCl2
putih
9
2) Kation Bi3+
Dengan mereaksikan larutan Bi(NO3)3 dengan lerutan NaOH bertetes tetes mengasilkan
endapan berwarna putih yang kemudian ditambah larutan NaOH hingga berlebihan
mennghasilkan endapan putih yang semakin banyak.
Reaksi larutan Bi(NO3)3 dengan larutan NH3 (encer) satu tetes akan menghasilkan
endapan putih. Hasil yang sama terjadi pada larutan NH3(encer) berlebih. Karena hal ini
sesuai dengan literatur dimana jika larutan Bi(NO3)3 direaksikan dengan NH3 (encer) akan
membentuk endapan putih (Bi(OH)2NO3↓). (Vogel ; 226)
Reaksi larutan Bi(NO3)3 dengan larutan NH3 (pekat) satu tetes akan menghasilkan
endapan putih. Hasil yang sama terjadi pada larutan NH3(pekat) berlebih, keduanya
menghasilkan endapan berwarna putih. Karena larutan NH3 merupakan “larutan
basa dan menghasilkan endapan
bismut hidroksida, yang mana endapan ini tidak larut dengan kelebihan atau
penambahan reagen. (Vogel; 24).
Reaksi larutan Bi(NO3)3 dengan larutan NaOH satu tetes kemudian berlebih akan
menghasilkan endapan putih. Karena larutan Natrium Hidroksida (NaOH) dan Amonia
(NH3) merupakan larutan basa dan menghasilkan endapan
bismut hidroksida, yang mana endapan ini tidak larut dengan kelebihan atau
penambahan reagen.
10
Endapan hanya sedikit sekali larut dalam reagensia berlebihan dalam larutan dingin, 2-3
mg bismuth terlarut per 100 ml natrium hidroksida (2M). Hidroksida ini larut dengan asam
kuat yang pekat. (Vogel ; 226).
Kation Bi3+
Pereaksi Hasil Reaksi
Kation Cu2+
Pereaksi Hasil Reaksi
Cu2+ + 2Cl- CuCl2
HCl 6 N CuCl2 + 2Cl- [CuCl4]2-
hijau kekuningan
11
coklat kekuningan
Kation As3+
Pereaksi Hasil Reaksi
As3+ + 2Cl- AsCl3
HCl 6 N AsCl3 + Cl- [AsCl4]-
Kation Sn2+
Pereaksi Hasil Reaksi
12
3) Kation Sn2+
+ NaOH 1 M
Sn2+ + 2OH- Sn(OH)2
putih
13
mendidih namun larut dalam asam nitrat pekat panas dan meninggalkan
belerang sebagai endapan putih.
Arsen memiliki sifat amfoter, di mana oksidanya membentuk garam
baik dengan asam maupun basa. Jadi arsenik (III) oksida dapat dilarutkan
dalam asam klorida dan terbentuk kation arsenik. Selain dalam asam
klorida, aren(III) oksida juga larut dalam natrium hidroksida yang akan
membentuk ion arsenat.
Tidak terjadi perubahan pada penambahan pereaksi kepada As3+
kecuali saat ditambahkan K2CrO4 yang menghasilkan larutan berwarna
kuning dan saat ditaambahkan berlebih menjadi larutan berwarna hijau
kekuningan. Tidak terjadinya reaksi kemungkinan karena saat praktikum
larutan As3+ yang digunakan sudah rusak, karena sudah keruh. Jadi
memungkinkan untuk tidak terjadi reaksi. Ion arsenik (III) dapat
dioksidasi menjadi arsenik (V) dan besarnya potensial oksidasi-reduksi
bergantung pada pH, maka oksidasi atau reduksi ion yang bersangkutan
dapat dibantu dengan memilih pH yang sesuai untuk aksi tersebut.
Pemberian gas H2S pada sampel yang mengandung As(III) hanya akan
terbentuk larutan berwarna kuning karena terbentuknya koloid As2O3.
Endapan ini tidak larut dalam HCl pekat namun larut dalam HNO3pekat,
panas. Endapan juga larut dalam larutan hidroksida alkali dan amonia
yang akan membentuk ion tioarsenit.
Timah juga memiliki sifat amfoter seperti arsen karena termasuk
golongan arsenik yang oksidanya dapat membentuk garam baik dengan
asam maupun basa. Dengan NaOH membentuk larutan putih dan endapan
yang berwarna putih juga, ditambahkan pereaksi berlebih juga masih
memberikan larutan putih dan endapan putih. Dan saat penambahan kalium
kromat menghasilkan larutan berwarna biru muda dengan endapan cokelat,
saat penambahan berlebih menjadi larutan putih dengan endapan biru.
Dengan pereaksi yang lain tidak menghasilkan perubahan apapun. Jika
kation timah ditambahkan asam sulfida menghasilkan endapan hitam timah
sulfida yang mana hanya akan larut jika ditambahkan amonium polisulfida
yang bertindak sebagian sebagai pengoksida sehingga terbentuk ion
tiosianat.
4. Penutup
4.1 Simpulan
Kation golongan II dipisah ke dalam dua sub golongan yaitu golong IIA atau
golongan tembaga dan golongan IIB atau golongan arsenik. Pembagian ini
14
didasarkan pada kelarutan endapan dalam bentuk sulfidanya di dalam amonium
polisulfida. Sub golongan IIA (golongan tembaga) di mana bentuk sulfidanya tidak
dapat larut dalam amonium polisulfida yang terdiri dari Hg(II), Pb(II), Bi(III), Cu(II)
dan Cd(II). Sedangkan sub golongan IIB (golongan arsenik) di mana bentuk
sulfidanya larut dalam amonium polisulfida yang terdiri dari As)III), As(V), Sb(III),
Sb(V), Sn(II) dan Sn(IV).
Kesalahan yang terjadi saat praktikum kemungkinan karena tidak teliti dalam
mengamati hasil reaksi dan juga karena beberapa reagen tidak fresh sehingga
mempengaruhi hasil dari praktikum.
4.2 Saran
1. Sebaiknya dipastikan semua alat dipersiapkan dengan baik dan bahan-
bahan atau reagen yang digunakan dalam keadaan fresh.
2. Pengambilan kation dan reagen menggunakan pipet yang berbeda di
setiap larutannya sesuai dengan label.
3. Berhati-hati dalam meletakkan pipet agar ujung pipet yang satu dengan
yang lain tidak saling bersentuhan, karena dapat memungkinkan
terjadinya reaksi jika bersentuhan dengan pipet yang lain dan akan
mempengaruhi hasil praktikum.
Tugas Pendahuluan
15
PERCOBAAN III
Reaksi Identifikasi Kation Golongan III
1. Pendahuluan
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun
dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana
netral/amoniakal. Kation golongan III membentuk sulfida yang lebih larut
dibandingkan kation golongan II. Karena itu, untuk mengendapkan kation
golongan III sebagai garam sulfida digunakan pH 9.
Kation golongan III dibagi menjadi dua sub golongan, yaitu sub
golongan aluminum (III A) dan sub golongan nikel (III B). Pemisahan ini
didasarkan pada kelarutan hidroksidakation terhadap NaOH. Kation golongan
III A meliputi Al3+, Cr3+, dan Zn2+, kation golongan III B meliputi Fe2+, Fe3+,
Mn2+, Co2+ dan Ni2+.
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi kation-kation golongan III dengan pereaksi yang sesuai.
16
telah dilakukan untuk memudahkan pemisahan dan pengidentifikasian
kation-kation dalam suatu sampel.
Penggolongan dan pemisahan kation didasarkan pada kemampuan
kation membentuk suatu endapan (yang memenuhi nilai Ksp). Tahapan di
dalam penggolongan dan pemisahan kation adalah uji pendahuluan,
pemisahan golongan, pemisahan kation dalam satu golongan, dan uji
identifikasi.
Kation-kation yang masuk ke dalam golongan III adalah Mn(II),
Al(III), Fe(III), Fe(II), Ni(II), Co(II), dan Zn(II). Kation golongan III
dibedakan menjadi kation golongan III A dan III B. Kation golongan III A
(Al3+, Cr3+, dan Zn2+) diendapkan sebagai hidroksida, sedangkan kation
golongan III B (Ni2+, Co2+, Mn2+, Fe3+, dan Fe2+) dapat diendapkan sebagai
sulfida dalam suasana amoniakal.
Syarat pengendapan golongan III adalah sampel harus bebas dari
senyawa organik (seperti format, asetat, oksalat, dan sitrat), fosfat, borat
dan silikat. Apabila dalam sampel asli ditemukan anion-anion tersebut,
maka anion harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak mengganggu
analisis.
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas kimia 5) Gelas ukur
2) Tabung reaksi 6) Botol semprot
3) Rak tabung reaksi 7) Seperangkat alat penghasil
4) Pipet tetes
b. Bahan
17
2.2 Cara Kerja
1. Diambil masing-masing larutan kation 2 ml dan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berbeda.
2. Masing-masing kation ditetesi dengan pereaksi yang ada dan diamati
saat penambahan sedikit dan berlebih.
Pengamatan
Unsur
Pereaksi Penambahan
Kation Penambahan Sedikit
Berlebih
Larutan Orange +
Zn2+ Larutan Kuning +
Endapan Kuning
Endapan Kuning
Berlebih
Ni2+ Larutan Hijau Larutan Kuning
Kekuningan Kecoklatan
Co2+ Larutan Coklat Larutan Coklat
Kehitaman Kehitaman
Mn2+ K2CrO4 1 M Larutan Orange + Larutan Orange +
Endapan Hitam Endapan Hitam
Fe2+ Larutan Kuning + Larutan Kuning Tua +
Serbuk Fe Hitam Serbuk Fe Hitam
Larutan Kuning Larutan Kuning
Fe3+ Keorangenan + Keorangenan +
Endapan Coklat Endapan Coklat
Larutan Orange Mulai
Al3+ Larutan Orange Terbentuk Endapan
(seperti koloid)
Zn2+ Larutan Hijau Tosca Larutan Hijau Tosca
Ni2+ Larutan Tidak Larutan Tidak
Berwarna Berwarna
Co2+ Larutan Merah Larutan Merah
Mn2+ Larutan Kuning Larutan Kuning
HCl 6 N
Larutan Tidak Larutan Tidak
Fe2+ Berwarna + serbuk Fe Berwarna + serbuk Fe
Hitam Hitam
Larutan Tidak Larutan Tidak
Fe3+ Berwarna + serbuk Berwarna + serbuk
Merah Bata Merah Bata
Al3+ Larutan Tidak Larutan Tidak
Berwarna Berwarna
Zn2+ Larutan dan Endapan
NH4OH 5 M Terbentuk Gel Putih
Putih Susu
Ni2+ Larutan Hijau + Larutan Biru +
Endapan Putih Endapan Putih
18
Pengamatan
Unsur
Pereaksi Penambahan
Kation Penambahan Sedikit
Berlebih
Co2+ Larutan Ungu + Larutan Ungu +
Endapan Biru Endapan Tosca
Larutan Tidak
Mn2+ Larutan Coklat Muda +
Berwarna + Endapan
Endapan Putih
Abu-abu
Larutan Tidak
Fe2+ Larutan Putih Gading +
Berwarna + Endapan
Endapan Hitam
Hitam
Larutan Tidak Larutan Tidak
Fe3+ Berwarna + Endapan Berwarna + Endapan
Merah Bata Merah Bata
Al3+ Putih Susu Putih Susu
Zn2+ Larutan Putih + Larutan Putih +
Endapan Putih Endapan Putih
Ni2+ Larutan Hijau + Larutan Hijau +
Endapan Putih Endapan Putih
Larutan Ungu Tua +
Co2+ Larutan Ungu +
Endapan Biru
Endapan Ungu
Kehitaman
Larutan Putih
Mn2+ NaOH 1 M Larutan Kuning +
Kekuningan + Endapan
Endapan Hitam
Putih
Larutan Tidak
Fe2+ Larutan Putih +
Berwarna + Endapan
Endapan Hitam
Hitam
Larutan Tidak
Fe3+ Larutan Putih +
Berwarna + Endapan
Endapan Merah Bata
Merah Bata
Al3+ Larutan Putih +
Putih Susu
Endapan Putih
3.2 Pembahasan
19
Dengan penambahan pereaksi K2CrO4 1 M, HCl 6 N, NH4OH 5 M, dan
NaOH 1 M.
Golongan III merupakan kation yang tidak bereaksi dengan asam
klorida (HCl) encer ataupun dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam
mineral encer. Sehigga saat penambahan HCl 6 N baik sedikit maupun
berlebih tidak ada perubahan warna larutan serta endapan. Namun, kation
ini membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam suasana netral
atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II),
besi (II), besi (III), kromium (III), aluminium (II), zink (II) dan mangan (II).
3.2.1. Besi
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan
liat. Ia melebur pada 15350C. Jarang terdapat besi komersial yang murni;
biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, dan sulfide dari
besi, serta sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting
dalam kekuatan struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer
atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada mana dihasilkan
garam-garam besi(II) dab gas hydrogen.
Fe + 2H+ → Fe2+ + H2 ↓
Dengan asam nitrat encer dingin, terbentuk ion besi(II) dan amonia :
20
kotor; dengan penambahan hidrogen peroksida, segera dioksidasikan
menjadi besi (III) hidroksida.
Dengan larutan ammonia: terjadi pengendapan besi (II) hidroksida
(lihat, reaksi). Tetapi, jika ada ion ammonium dalam jumlah yang lebih
banyak, disosia ammonium hidroksida tertekan dan konsentrasi ion
hidroksil menjadi semakin rendah, sehingga hasilkali larutan besi (II)
hidroksida, Fe(OH)2, tak tercapai, dan pengendapan tidak terjadi.
Keterangan serupa juga berlaku untuk unsure-unsur divalent lainnya dari
Golongan III, nikel, kobalt, zink dan mangan dan juga magnesium.
3.2.2. Alumunium
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa;
bubuknya berwarna abu-abu. Ia melebur pada 6590. Bila terkena udara,
objek-objek alumunium teroksidasi pada permukaan tetapi lapisan oksida
ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut. Asal klorida encer dengan
mudah melanjutkan logam ini, pelarutan lebih dalam asam sulfat encer atau
asam nitrat encer:
2Al + 6H+ 2Al3+ + 3H2
Proses pelarutan dapat dipercepat dengan menambahkan sedikit
merkurium (II) klorida pada campuran. Asam klorida pekat juga
melarutkanb alumunium:
2Al + 6HCl 2Al3+ + 3H2 + 6Cl-
Asam sulfat pekat melarutkan alumunium dengan membebaskan belerang
dioksida:
2Al + 6H2SO4 2Al3+ + 3SO4 + 3SO2 +H2O
Asam nitrat pekat membuat logam menjadi pasif. Dengan hidroksida alkali,
terbentuk larutan terahidroksoaluminat :
2Al + 2OH- + 6H2O 2[Al(OH)4]- + 3H2
Dengan larutan ammonium: endapan putih seperti gelatin, yaitu alumunium
hidroksida Al(OH)3, yang larut sedikit dalam reagensie berlebihan.
Kelarutan berkurang dengan adanya garam-garam ammonium, disebabkan
oleh efek ion sekutu. Sebagian kecil endapan masuk kedalam larutan sebagai
alumunium hidroksida koloid: sol ini berkoagulasi pada pendidihan ataun
21
pada penambahan garam-garam yang larut (misalnya: ammonium klorida),
dengan menghasilkan endapan alumunium hidroksida, yang dikenal sebagai
gel alumunium hidroksida. Untuk menjamin pengendapan yang sempurna
dengan larutan ammonia. Larutan alumunium itu ditambahkan dengan
sedikit berlebihan, dan campuran dididihkan sampai cairan sedikit berbau
ammonia. Bila baru diendapkan ia mudah melarut dalam asam kuat dan basa
kuat, tetapi setelah dididihkan ia menjadi sangat sedikit larut:
Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3N
3.2.3. Kobalt
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja, dan bersifat secara
magnetis. Ia melebur pada 1490 °C. Logam ini mudah melarut dalam asam-
asam mineral encer :
Co + 2H+ Co2+ + H2
Pelarut dalam asam nitrat di sertai dengan pembentukan nitrogen
oksida:
3Co + 2HNO3 + 6H+ 3Co2+ + 2NO + 4H2O
Dalam larutan air, kobalt secara normal terdapat sebagai ion kobalt
(II) Co2+ ;
Kadang-kadang, khususnya dalam kompleks-kompleks, di jumpai ion
kobalt (III), Co3+ . Kedua ion ini masing-masing di turunkan Co2O3 . oksida
kobalt (II) – kobalt (III), Co3O4 , juga diketahui.
Dengan larutan natrium hidroksida. Dalam keadaan dingin, mengendap
suatu garam basa berwarna biru.
Co2+ + OH- + NO3- Co(OH)NO 3¯
Dengan larutan ammonia : jika tak terdapat garam-garam ammonium,
sedikit ammonia akan mengendapkan garam basa seperti dalam reaksi 1 :
Co2+ + NH3 + H2O + NO3- Co (OH)NO3¯+NH4+
3.2.4. Nikel
Nikel adalah logam putih perak yang keras. Nikel bersifat liat, dapat di
tempa dan sangat kukuh. Logam ini melebur pada 1455 °C, dan bersifat
sedikit magnetis.
22
Asam klorida (baik encer maupun pekat) dan asam sulfat encer,
melarutkan nikel dengan membentuk hydrogen:
Ni + 2H+ Ni2+ + H2
Ni + 2HCl Ni2+ + 2Cl- +H2
melarutkan nikel dengan membentuk belerang di oksida :
Ni+ H2SO4 + 2H+ Ni2+ + SO2 + 2H2O
Asam nitrat encer dan pekat melarutkan nikel dengan mudah dalam
keadaan dingin :
3Ni + 2HNO3 + 6H+ 3Ni2+ + SO2 + 2H2O
Garam-garam nikel (II) yang stabil, di turunkan dari nikel (II)
oksida, NiO, yang merupakan zat berwarna hijau. Garam-garam nikel yang
terlarut, berwarna hijau, di sebabkan oleh warna dari kompleks
heksakuonikelat (II), [Ni(H2O)6]2+ ; tetapi untuk singkatnya, kita akan
menggapnya sebagai ion nikel (II) Ni2+ saja. Nikel (II) oksida, Ni2O 3, yang
hitam kecoklatan juga ada tapi zat ini melarut dalam asam dengan
membentuk ion nikel (II). Dengan asam klorida encer reaksi ini
menghasilkan gas klorida :
Ni2O3 + 6H+ + 2C1- 2Ni2 + C12 + 3H2O
3.2.5. Zink
Zink adalah logam yang putih-kebiruan; logam ini cukup mudah
ditempa dan liat pada 110-150°C. Zink melebur pada 410°C dan mendidih
pada 906°C.
Zink-zink komersial dapat mudah larut dalam asam klorida encer dan
asam sulfat encer dengan mengeluarkan hydrogen:
Zn + 2H+ Zn2+ + H2
Pelarut akan terjadi dalam asam nitrat yang encer sekali, pada mana
tak ada gas yang dilepaskan:
4Zn + 10H+ + NO3- 4Zn2+ + NH4+ + 3h2O
Dengan bertambah pekatnya konsentrasi asam nitrat, akan terbentuk
dinitrogen oksida ( N2O), nitrogen oksida (NO):
4Zn + 10H+ + 2NO3- 4Zn2+ + N2O + 5H2O
3Zn + 8HNO3 3Zn2+ + 2NO + 6NO3- + 4H2O
23
Asam nitrat pekat mempunyai pengaruh yang kecil terhadap zink,
karena rendahnya kelarutan zink nitrat dalam suasana demikian. Dengan
asam sulfat pekat, panas, dilepaskan belerang dioksida:
Zn + 2H2SO4 Zn2+ + SO2 + SO42- + 2H2O
Zink juga larut dalam hidroksida alkali, pada mana terbentuk
tetrahidroksoziinkat(II):
Zn + 2OH- + 2H2O [Zn(OH)4]2- + H2
Dengan larutan ammonia: endapan zink putih hidroksida, yang
mudah larut dalam reagensia berlebihan dan dalam larutan garam
ammonium, karna menghasilkan tetraaminazinkat(II).
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2 ¯ + 2NH4+
Zn(OH)2 ¯ + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ + 2OH-
Pada golongan III jika larutan kation bereaksi dengan NaOH 1 M.
Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut
dengan NaOH. Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter
sehingga kation tersebut tidak larut dengan NaOH. Hal ini yang mendasari
pemisahan kedua sub golongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga
akan mengoksidasi Fe2+ dan Fe3+.
4. Penutup
4.1 Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan banyak reaksi-reaksi yang
menghasilkan endapan dan perubahan warna larutan analisa kualitatif.
Endapan tersebut dapat berbentuk kristal atau koloid dan dengan warna
yang berbeda-beda.
Pada praktikum kali ini saat larutan kation ditambahkan pereaksi
K2CrO4 1 M, tidak terjadi perubahan yang sangat besar atau
pembentukan endapan saat penambahan pereaksi baik jumlah sedikit
atau berlebih.
Saat penambahan pereaksi HCl 6 N, tidak semua larutan kation pada
golongan III dapat bereaksi begitupun dengan penambahan pereaksi
NH4OH 5 M.
24
Sedangkan saat penambahan pereaksi NaOH 1 M dengan larutan kation
golongan III terdapat pembentukan berbagai macam endapan dan
perubahan warna larutan.
4.2 Saran
5. Daftar Pustaka
Day RA. Jr dan Al Underwood. 1992, Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi
Kelima, Erlangga, Jakarta
Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.
Maslahat, Mamay, S.Si, M.Si, dan Paramita, Gladys Ayu, S.Si, M.Si.
2017. Modul Praktikum Kimia Analisis Kualitatif. Bogor: Universitas
Nusa Bangsa
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
25
PERCOBAAN IV
Reaksi Identifikasi Kation Golongan IV
1. Pendahuluan
Kation golongan ini (Ca2+, Sr2+ dan Ba2+) mengendap sebagai
karbonatnya dalam suasana netral atau sedikit asam dengan adanya
ammonium karbonat. Endapan yang terbentuk adalah BaCO3, CaCO3 dan
SrCO3 yang semuanya berwarna putih. Garam logam alkali tanah yang
digunakan untuk pemisahan satu sama lain ialah kromat, karbonat, sulfat dan
oksalat.
1.1 Tujuan
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan liat, yang stabil
dalam udara kering. Barium bereaksi dengan air dalam udara yang lembab,
membentuk oksida atau hidroksida. Barium melebur pada 710oC. Logam ini
bereaksi dengan air pada suhu ruang, membentuk barium hidroksida dan
hidrogen.
Ba + H2O → Ba2+ + H2↑ + 2OH-
Asam encer melarutkan barium dengan mudah dengan mengeluarkan
hidrogen.
Ba + 2H+ → Ba2+ + H2↑
26
Barium adalah bivalen dalam garam-garamnya, membentuk
kation barium (II), Ba2+. Klorida dan nitratnya larut, tetapi dengan
menambahkan asam klorida pekat atau asam nitrat pekat kepada larutan
barium, barium klorida atau nitrat mungkin mengedap sebagai akibat
hukum kegiatan massa.
Strontium adalah logam putih-perak, yang dapat ditempa dan liat.
Strontium melebur pada 771oC. Sifat-sifatnya serupa dengan sifat-sifat
barium.
Kalsium adalah logam putih perak, yang agak lunak melebur pada
845oC. Kalsium terserang oleh oksigen atmosfer dan udara lembab; pada
reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan/atau kalsium hidroksida. Kalsium
menguraikan air dengan membentuk kalsium hidroksida dan hidrogen.
Kalsium membentuk kation kalsium (II), Ca2+, dalam larutan-
larutan air. Garam-garamnya biasanya berupa bubuk putih dan
membentuk larutan yang tidak berwarna, kecuali bila anionnya berwarna.
Kalsium klorida dan kalsium nitrat larut dengan mudah dalam etanol atau
dalam campuran 1:1 dari etanol bebas air dan dietil eter.
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat:
1) Gelas kimia 5) Gelas ukur
2) Tabung reaksi 6) Botol semprot
3) Rak tabung reaksi 7) Seperangkat alat penghasil gas
4) Pipet tetes H2S
b. Bahan:
1) Larutan Ba2+ 0.25 M 6) HCl 6 N
2) Larutan Ca2+ 0.5 M 7) Aquades
3) Larutan Sr2+ 0.25 M 8) H2S
4) K2CrO4 1 M 9) (NH4)2CO3 1 M
5) NaOH 1 M 10) NH4OH 5 M
27
2.2 Cara Kerja
1) Diambil masing-masing larutan kation sebanyak 2 mL dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
2) Masing-masing tabung reaksi yang berisikan sampel, ditetesi dengan
pereaksi yang ada dan diamati saat penambahan pereaksi secara sedikit
dan berlebih.
3) Untuk pereaksi H2S, gas dihembuskan ke masing-masing larutan
kation selama kurang lebih 1 menit.
HCl NH4OH
Kation Sedikit Berlebih Sedikit Berlebih
Tidak terbentuk Tidak terbentuk Larutan keruh Larutan tetap
Ba2+ endapan. endapan. tetapi tidak keruh tetapi
terbentuk tidak terbentuk
endapan. endapan.
Endapan larut Tidak terjadi Terbentuk Terbentuk
2+
Ca sehingga larutan peubahan endapan. endapan yang
menjadi jernih. larutan tetap semakin
jernih. banyak.
Tidak terbentuk Tidak terbentuk Larutan jernih Larutan
Sr2+ endapan. endapan. dan tidak berubah jadi
terbentuk keruh tetapi
endapan. tidak terbentuk
endapan.
Filtrat berwarna Tidak terjadi Larutan keruh Larutan tetap
2+ kuning, timbul
Ba perubahan, tetapi tidak keruh dan tidak
endapan kuning filtrat berwarna terbentuk terbentuk
sebagai BaCrO4↓. kuning dan endapan. endapan.
menghasilkan
endapan kuning
sebagai BaCrO4↓.
Tidak terbentuk Tidak terjadi Larutan jernih, Larutan tetap
Ca2+ endapan. perubahan, tidak terbentuk jernih dan
tejadi endapan (↓) terbentuk
pengendapan. putih. endapan.
28
Filtrat berwarna Tidak terjadi Larutan jernh, Tidak ada
2+
Sr kuning, timbul perubahan, terbentuk perubahan,
endapan kuning endapan tetap endapan putih larutan jernih
sebagai berwarna kuning susu. terbentuk
SrCrO4↓. sebagai SrCrO4↓. endapan putih
susu.
3.2 Pembahasan
Persamaan Reaksi
a. Larutan cuplikan (Ca2+)
Ca2+ + 2 NH4OH → Ca(OH)2↓ + 2 NH4+
Ca2+ + CrO42- → CaCrO42-↓
Ca2+ + 2 HCl → CaCl2 + 2 H+↑
Ca2+ + 2 NaOH → Ca(OH)2↓ + 2 Na+
b. Larutan cuplikan Ba2+
Ba2+ + 2 NH4OH- → Tidak bereaksi
Ba2+ + CrO42- → BaCrO42-↓
Ba2+ + 2 HCl → BaCl2 + 2 H+↑
Ba2+ + 2 NaOH → Ba(OH)2 + 2 Na+
c. Larutan cuplikan Sr2+
Sr2+ + NH4OH → Tidak bereaksi
Sr2+ + CrO42- → SrCrO42-↓
Sr2+ + 2OH- → Sr(OH)2↓
Sr2+ + 2 HCl → Tidak bereaksi
29
ion amonium dalam jumlah yang sedang. Kemudian endapan larut ketika
ditambahkan K2CrO4 1 M dan mengendap kembali setelah penambahan
reagen NaOH 1 M. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa
cuplikan tersebut merupakan kation Ca2+.
Pada sampel cuplikan Ba2+, tidak terjadi pengendapan saat
ditambahkan HCl 6 N karena kation-kation golongan IV tidak bereaksi
dengan asam klorida. Pada saat penambahan NaOH 1 M larutan menjadi
keruh dan tidak ada endapan begitupun saat penambahan NH4OH.
Penambahan reagen K2CrO4 1 M pada cuplikan membentuk endapan
berwarna kuning, namun endapan berubah warna menjadi putih ketika
ditambahkan larutan HCl 6 N. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan
bahwa cuplikan tersebut merupakan kation Ba2+.
Pada sampel cuplikan Sr2+, cuplikan tersebut tidak bereaksi dengan
HCl 6 N, tetapi pada saat penambahan NaOH 1 M terbentuk endapan
berwarna putih susu. Cuplikan jernih ketika ditambahkan NH4OH 5 M,
namun pada penambahan NH4OH 5 M berlebih larutan berubah menjadi
keruh tetapi tidak terbentuk endapan. Penambahan reagen K2CrO4 1 M
pada cuplikan membentuk endapan berwarna kuning dan filtrat berwarna
kuning. Dari hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa cuplikan tersebut
merupakan kation Sr2+.
4. Penutup
4.1 Simpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa larutan pada ketiga cuplikan tersebut merupakan kation golongan IV
dengan logam Ca2+, Ba2+, dan Sr2+.
4.2 Saran
Saran untuk praktikum ini sebaiknya dilakukan secara teliti dan
cermat serta bahan maupun sample yang digunakan harus dalam keadaan
fresh agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat mengganggu proses
analisis.
30
5. Daftar Pustaka
1) Day, R. A. dan Underwood, A.L.. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
2) G. SVEHLA. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka
3) Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia: Jakarta.
4) Maslahat, Mamay, S.Si, M.Si, dan Paramita, Gladys Ayu, S.Si, M.Si.
2017. Modul Praktikum Kimia Analisis Kualitatif. Bogor: Universitas
Nusa Bangsa
5) Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT Kalman Media Pustaka
31
PERCOBAAN V
Uji Nyala Pada Kation
1. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi kation-kation berdasarkan warna nyala yang tampak.
32
Litium (Li) dapat dipotong dengan pisau, tetapi kalium (K) dapat diremas
seperti mentega lunak. Sebagian besar logam mempunyai titik leleh yang
sangat tinggi, tetapi alkali mempunyai titik leleh rendah dan semakin
rendah dengan naiknya nomor atom. Unsur-unsur ini memiliki daya hantar
(konduktivitas) listrik danpanas yang tinggi dimana hal ini merupakan sifat
khas dari logam.
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat:
1) Gelas Kimia
2) Kaca Arloji
3) Cutton Bud
4) Bunsen
5) Spatula
33
b. Bahan:
1) Serbuk Ba2+ 10) Serbuk As3+
2) Serbuk Ca2+ 11) Serbuk Sn2+
3) Serbuk Sr 2+ 12) Serbuk Ni2+
4) Serbuk Fe3+ 13) Serbuk Pb2+
5) Serbuk Mn2+ 14) Serbuk Bi3+
6) Serbuk Co2+ 15) Serbuk Fe2+
7) Serbuk Na+ 16) HCl pekat
8) Serbuk K + 17) Aquadest
9) Serbuk Cu2+
Tabel Pengamatan
34
10. As3+ Lembayung (Percikan emas)
11. Sn2+ Ungu
12. Ni2+ Kuning (Percikan emas)
13. Pb2+ Ungun Muda (Percikan orange)
14. Fe2+ Merah
15. Bi3+ Orange
3.2 Pembahasan
35
Sampel yang digunakan dalam uji nyala ini adalah sampel yang
mengandung unsur logam golongan IA dan golongan IIA. Golongan
alkali dan alkali tanah ini jika dibakar akan menghasilkan warna nyala
yang khas dan mudah diamati dengan mata telanjang. Golongan alkali
dan alkali tanah memiliki elektron valensi pada subkulit s dengan
elektron valensi masing- masing 1 dan 2. Golongan alkali dan alkali
tanah ini memiliki kecenderung melepaskan elektron sehingga pada
saat di berikan pengaruh dari luar yaitu berupa panas maka logam-
logam golongan alkali dan alkali tanah tersebut membentuk logam-
logam berenergi tinggi atau dalam keadaan tereksitasi.
4. Penutup
4.1 Simpulan
36
nyala menghasilkan warna nyala berbeda beda sesuai dengan khas dan sifat
karakteristiknya.
4.2 Saran
1) Mengefisienkan waktu agar praktikum dapat dilaksanakan secara
maksimal.
2) Tetap menjaga kebersihan supaya laboratorium tetap terkesan rapi dan
bersih.
5. Daftar Pustaka
1) Braddy,J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara
2) Keenan,C., Kleinfelter.D. dan Wood,J. 1984. Ilmu Kimia Untuk
Universitas. Jakarta : Erlangga
3) Laksono,E., Laniwati,M. dan Ikhsan,M. 2006. Efek pH terhadap
kemampuan adsorbs dengan kisaran logam. Jurnal Kimia Lingkungan.
3(1) : 32-34
4) Petrucci,R., Harwood,W., Herring,F. dan Madura, J. 2011. Kimia
Dasar. Jakarta : Erlangga
5) Scarlett,A. 1958. College Chemistry. New York : Henry Holt and Company
6) Sunarya,Y. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung : Yrama Widya
37
PERCOBAAN VI
Reaksi Identifikasi Anion
1. Pendahuluan
Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisi kation, hanya saja
pada analisis anion tidak memiliki metode analisis yang sistematis seperti
analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas dan kelarutannya.
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi anion-anion dengan pereaksi yang sesuai.
38
ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi identifikasi dari
keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah
skema yang baku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu
subgolongan. Pada dasarnya proses-proses yang dipakai dapat
dibagi (Svehla, 1985).
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
● Alat
- Gelas kimia - Gelas ukur
- Tabung reaksi - Rak tabung
- Pipet tetes - Botol semprot
● Bahan
- Larutan CO32- 0.5M - Larutan oksalat 0.1M
-
- Larutan HCO3 0.1M - Larutan fosfat 0.1M
-
- Larutan NO2 0.1M - Larutan CN- 0.1M
- Larutan BO33- 0.5M - Larutan ferosianida 0.1M
2-
- Larutan S2O3 0.5M - Larutan tartrat 0.1M
2-
- Larutan SO3 0.5M - Larutan asetat 0.5M
- Larutan benzoate 0.5M - Larutan ferisianida 0.1M
- Larutan salisilat 0.5M - H2SO4 encer
2-
- Larutan S 2M - AgNO3 1M
-
- Larutan Cl 0.1M - HCl encer
-
- Larutan Br 0.1M - BaCl2
39
- Larutan I- 0.1M - HNO3 1M
- Larutan SCN- 0.1M - Larutan sitrat 0.5M
40
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Hasil
Pereaksi
sedikit berlebih sedikit berlebih sedikit berlebih sedikit berlebih sedikit berlebih
Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak Berubah Berubah Tidak Tidak
HCO3- berwarna berwarna hijau hijau berwarna berwarna warna putih warna putih berwarna berwarna
Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
NO2- berwarna berwarna putih putih berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak Tidak Berubah Tidak Tidak
CN- berwarna berwarna tidak larut tidak larut berwarna berwarna berwarna warna putih berwarna berwarna
Berubah Berubah
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak warna warna
S2O32- berwarna berwarna Keruh Keruh berwarna berwarna berwarna berwarna putih putih
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Salisilat berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Cl- berwarna berwarna putih putih berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
Br- berwarna berwarna putih putih berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
I- berwarna berwarna hitam hitam berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
Terbentuk Terbentuk
endapan endapan
SCN- kuning Kuning putih putih Kuning Kuning Keruh Keruh Kuning Kuning
Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
BO33- berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna berwarna
41
Terbentuk Terbentuk Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak
Oksalat berwarna berwarna putih putih berwarna berwarna putih putih berwarna berwarna
Keruh, Keruh,
terbentuk terbentuk Terbentuk Terbentuk
Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak endapan endapan Tidak Tidak
Posfat berwarna berwarna kuning kuning berwarna berwarna putih putih berwarna berwarna
Keruh,
Terbentuk terbentuk
endapan endapan
Ferisianida Kuning Kuning merah merah Kuning Kuning Kuning Kuning Kuning kuning
3.2 Pembahasan
a) CO32-
CO32- + H2SO4 → HSO4- + HCO3-
Ketika anion CO32- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana anion CO32- direaksikan dengan H2SO4 tidak akan terbentuk
endapan apapun.
CO32- + AgNO3 → NO3- + AgCO3↓
Ketika anion CO32- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan endapan yang berwarna hijau. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana endapan AgCO3 seharusnya berwarna putih
42
CO32- + HNO3 → NO3- + CO2↑ + H2O
Ketika anion CO32- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
b) HCO3-
HCO3- + H2SO4 → H2SO4 + H2CO3-
Ketika anion HCO3- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana terjadi reaksi netralisasi dan tidak terbentuk endapan apapun.
HCO3- + HNO3 → NR
-
Ketika anion HCO3 ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
c) NO2-
NO2- + H2SO4 → SO42- + NO2↑ + H2O
Ketika anion NO2- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
43
NO2- + AgNO3 → AgNO3↓ + NO2↑ + O2
Ketika anion NO2- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan endapan yang berwarna putih. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut menghasilkan endapan AgNO3 yang berwarna
putih.
d) CN-
CN- + H2SO4 → NR
Ketika anion CN- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana tidak terjadi reaksi apapun.
CN- + BaCl2 → NR
-
Ketika anion CN ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dihasilkan larutan
yang tidak berwarna, sedangkan saat penambahan berlebih dihasilkan
larutan berwarna putih. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, dimana
reaksi tersebut seharusnya tidak berlangsung.
CN- + HNO3 → NR
44
Ketika anion CN- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
e) S2O32-
S2O32- + H2SO4 → SO42-↓ + S + SO2↑ + H2O
Ketika anion S2O32- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana seharusnya dihasilkan endapan SO42- berwarna putih.
S2O32- + HNO3 → NR
2-
Ketika anion S2O3 ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
larutan yang dihasilkan berubah warna menjadi putih. Hal ini tidak sesuai
dengan literatur, dimana reaksi tersebut seharusnya tidak berlangsung.
f) SO32-
SO32- + H2SO4 → SO2↑ + H2O
2-
Ketika anion SO3 ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang berwarna hijau. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana seharusnya dihasilkan gas yang tidak berwarna.
45
SO32- + HCl → Cl- + HSO3-
Ketika anion SO32- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
SO32- + HNO3 → NR
2-
Ketika anion SO3 ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
g) C6H5CO2-
C6H5CO2- + H2SO4 → NR
-
Ketika anion C6H5CO2 ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
C6H5CO2- + AgNO3 → NR
-
Ketika anion C6H5CO2 ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan
berlebih dihasilkan larutan yang berwarna keruh. Hal ini tidak sesuai
dengan literatur, dimana reaksi tersebut seharusnya tidak berlangsung.
C6H5CO2- + HNO3 → NR
-
Ketika anion C6H5CO2 ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
46
h) C7H5O3-
C7H5O3- + H2SO4 → C7H6O3 + SO42-
Ketika anion C7H5O3- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
C7H5O3- + AgNO3 → NR
-
Ketika anion C7H5O3 ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
C7H5O3- + BaCl2 → NR
-
Ketika anion C7H5O3 ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
C7H5O3- + HNO3 → NR
-
Ketika anion C7H5O3 ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
i) Cl-
Cl- + H2SO4 → ClO3- + H2SO3
Ketika anion Cl- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
Cl- + HCl → NR
-
Ketika anion Cl ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
47
Cl- + BaCl2 → NR
-
Ketika anion Cl ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
j) Br-
Br- + H2SO4 → ClO3 + H2SO3
-
Ketika anion Br ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
48
k) I-
I- + H2SO4 → HI + HSO4-
Ketika anion I- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
I- + HCl → HI + Cl-
Ketika anion I- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih dihasilkan
larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur, dimana
reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
I- + BaCl2 → NR
Ketika anion I- ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
l) SCN-
SCN- + H2SO4 → NR
-
Ketika anion SCN ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak berlangsung.
49
SCN- + HCl → Cl- + H+ + SCN-
Ketika anion SCN- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
dihasilkan larutan yang berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan literatur,
dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
m) BO33-
BO33- + H2SO4 → NR
Ketika anion BO33- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
BO33- + AgNO3 → NR
Ketika anion BO33- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
BO33- + HCl → NR
Ketika anion BO33- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
BO33- + BaCl2 → NR
3-
Ketika anion BO3 ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
50
BO33- + HNO3 → NR
Ketika anion BO33- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
n) C2O42-
C2O42- + H2SO4 → NR
2-
Ketika anion C2O4 ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
C2O42- + AgNO3 → Ag2C2O4↓
2-
Ketika anion C2O4 ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan endapan yang berwarna putih, Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan endapan yang berwarna
putih.
C2O42- + HCl → NR
Ketika anion C2O42- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
C2O42- + BaCl2 → Ba2C2O4↓
Ketika anion C2O42- ditambahkan dengan BaCl2 menghasilkan endapan
yang berwarna putih. Hal ini sesuai dengan literatur, dimana reaksi
tersebut menghasilkan endapan yang berwarna putih.
C2O42- + HNO3 → NR
Ketika anion C2O42- ditambahkan dengan HNO3 menghasilkan larutan
yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan literatur, dimana reaksi
tersebut tidak dapat berlangsung.
o) C4H4O62-
C4H4O62- + H2SO4 → (SO4)32-↓ + H2C4H4O6
Ketika anion C4H4O62- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana seharusnya reaksi tersebut menghasilkan endapan yang
berwarna putih.
51
C4H4O62- + AgNO3 → (NO3)33-↓ + Ag2C4H4O6
Ketika anion C4H4O62- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan endapan yang berwarna putih. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan endapan yang berwarna
putih.
C4H4O62- + HCl → NaCl + C4H4O6 +H2
Ketika anion C4H4O62- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan larutan yang tidak
berwarna.
C4H4O62- + BaCl2 → NR
Ketika anion C4H4O62- ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
menghasilkan endapan yang berwarna putih. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut seharusnya tidak dapat berlangsung.
C4H4O62- + HNO3 → C4H4O6- + HNO3
Ketika anion C4H4O62- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan larutan yang tidak
berwarna.
p) C6H5O73-
C6H5O73- + H2SO4 → NR
Ketika anion C6H5O73- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
C6H5O73- + AgNO3 → (NO3)22-↓ + Ag3C6H5O7
Ketika anion C6H5O73- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang keruh. Hal ini sesuai dengan literatur, tetapi
penambahan AgNO3 seharusnya lebih banyak lagi agar endapannya
terbentuk dengan sempurna.
C6H5O73- + HCl → C6H8O7 + CaCl
Ketika anion C6H5O73- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut memang tidak menghasilkan endapan.
52
C6H5O73- + BaCl2 → NR
Ketika anion C6H5O73- ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
C6H5O73- + HNO3 → NR
Ketika anion C6H5O73- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
q) C2H3O2-
C2H3O2- + H2SO4 → C2H4O2 + H2SO4
Ketika anion C2H3O2- ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak menghasilkan endapan apapun.
C2H3O2- + AgNO3 → (NO3)22- + Ag(C2H3O2)2↓
Ketika anion C2H3O2- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit,
menghasilkan larutan tidak berwarna. Sedangkan ketika dilakukan
penambahan AgNO3 berlebih, dihasilkan larutan yang keruh. Hal ini
sesuai dengan literatur, tetapi penambahan AgNO3 seharusnya dalam
jumlah yang banyak sehingga terbentuk endapan putih yang telah
mengendap sempurna.
C2H3O2- + HCl → H2Cl + C2H3O2
Ketika anion C2H3O2- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan larutan yang tidak
berwarna.
C2H3O2- + BaCl2 → Cl22- + (C2H3O2)22-↓
Ketika anion C2H3O2- ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut seharusnya menghasilkan endapan yang
berwarna putih.
C2H3O2- + HNO3 → HC2H3O2 + NO3-
Ketika anion C2H3O2- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan larutan yang tidak
berwarna.
53
r) PO43-
PO43- + H2SO4 → H2(PO4)22- ↓+ SO42-
Ketika anion PO43-ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut seharusnya menghasilkan endapan yang
berwarna putih.
PO43- + AgNO3 → (PO4)32-↓ + NO3-
Ketika anion PO43- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit, menghasilkan
larutan yang keruh dan terbentuk endapan berwarna kuning. Hal ini
sesuai dengan literatur, tetapi penambahan AgNO3 seharusnya dalam
jumlah yang banyak sehingga terbentuk endapan kuning yang telah
mengendap sempurna.
PO43- + HCl → H3PO4 + Cl-
Ketika anion PO43- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan larutan yang tidak
berwarna.
PO43- + BaCl2 → Cl- + Ba(PO4)3↓
Ketika anion PO43- ditambahkan dengan BaCl2 sedikit dan berlebih
menghasilkan endapan yang berwarna putih. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut menghasilkan endapan yang berwarna
putih.
PO43- + HNO3 → (NO3)22-↓ + (H2PO4)2
Ketika anion PO43- ditambahkan dengan HNO3 sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang tidak berwarna. Hal ini tidak sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut seharusnya menghasilkan endapan yang
berwarna putih.
s) [Fe(CN)6]3-
[Fe(CN)6]3- + H2SO4 → NR
3-
Ketika anion [Fe(CN)6] ditambahkan dengan H2SO4 sedikit dan
berlebih menghasilkan larutan yang berwarna kuning. Hal ini sesuai
dengan literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
[Fe(CN)6]3-+ AgNO3 → Ag4[Fe(CN)6] ↓ + NO3-
Ketika anion [Fe(CN)6]3- ditambahkan dengan AgNO3 sedikit,
menghasilkan endapan berwarna merah. Sedangkan ketika dilakukan
penambahan AgNO3 berlebih, dihasilkan larutan yang keruh dan
endapan berwarna merah. Hal ini sesuai dengan literatur, tetapi
54
penambahan AgNO3 seharusnya dalam jumlah yang lebih banyak
sehingga terbentuk endapan merah darah yang telah mengendap
sempurna.
[Fe(CN)6]3- + HCl → H3[Fe(CN)6] + Cl-
Ketika anion [Fe(CN)6]3- ditambahkan dengan HCl sedikit dan berlebih
menghasilkan larutan yang berwarna kuning. Hal ini sesuai dengan
literatur, dimana reaksi tersebut tidak dapat berlangsung.
4. Penutup
4.1 Simpulan
55
4.2 Saran
5. Daftar Pustaka
1) Chang, R.. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.
2) Day, R. A. dan Underwood, A.L.. 1983. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keempat. Jakarta: Erlangga.
3) Harjadi, W.. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: Erlangga.
4) Svehla, G.. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Jilid I. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka
5) Svehla, G.. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Jilid II. Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
56
PERCOBAAN VII
Uji Kualitatif Logam pada Sampel Kosmetik
1. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Mengidentifikasi logam-logam yang terkandung dalam kosmetik.
1.2 Dasar Teori
Banyak kosmetika yang mengandung unsur-unsur logam berat, maka
pengujian kation dapat dilakukan terhadap bahan-bahan kosmetik. Salah
satu contoh kandungan kosmetik yang berbahaya yaitu mengandung
merkuri (Hg). Merkuri akan berbahaya terutama apabila terlepas ke
lingkungan kemudian terjadi proses metilasi menjadi CH3Hg oleh
mikroorganisme dalam air dan keasaman air.
Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan
zat pengotor pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Kandungan logam
berat dalam kadar yang berlebih dalam kosmetik baik yang ditambahkan
dengan sengaja atau tidak sengaja sangat tidak dibenarkan karena logam
berat tersebut akan kontak dengan kulit secara langsung. Apabila
terabsorpsi, logam berat akan masuk kedalam darah dan menyerang organ-
organ tubuh sehingga mengakibatkan berbagai penyakit. Selain merkuri,
logam berat yang sering terdapat dalam kosmetik yaitu logam timbal,
kadmium, dan arsen.
2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
a. Alat
1) Gelas kimia 8) Penangas
2) Tabung Reaksi 9) Penjepit tabung
3) Rak tabung reaksi 10) Termometer
4) Pipet tetes 11) Pengaduk kaca
5) Gelas ukur 12) Neraca digital
6) Corong 13) Bunsen
7) Kertas Saring
57
2.2 Cara Kerja
4. Penutup
4.1 Simpulan
4.2 Saran
58
LAMPIRAN
59
Reaksi Identifikasi Kation Golongan III
60
Penambahan HCl 6 N Sedikit
61
Penambahan NH4OH 5 M Sedikit
62
Penambahan NaOH 1 M Sedikit
63
LAMPIRAN
Bi3+ Fe2+ K+
As3+ Ca2+
Mn2+
64
Pb2+ Sr2+ Ba2+
65
LAMPIRAN
66
Kation Ba2+ saat ditambahkan NH4OH sedikit Kation Ca2+ saat ditambahkan NH4OH
dan berlebih sedikit dan berlebih
Kation Ca2+ saat ditambahkan K2CrO4 sedikit Kation Ba2+ saat ditambahkan K2CrO4
dan berlebih sedikit dan berlebih
67
Kation Sr2+ saat ditambahkan K2CrO4 sedikit Kation Ca2+ saat ditambahkan NaOH
dan berlebih sedikit dan berlebih
Kation Sr2+ saat ditambahkan NaOH sedikit Kation Ba2+ saat ditambahkan NaOH
dan berlebih sedikit dan berlebih
68