Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

IDENTIFIKASI ZAT KIMIA

OLEH :

NAMA : FADIA CITRA GALANTHI

NIM : L1C021020
ASISTEN : ISTI NUR FATIMAH

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKHNOLOGI LABORATORIUM
KIMIA DASAR JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2020
DAFTAR ISI

Table of Contents
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II ................................................. 1
DAFTAR ISI ....................................................................................................... 2
IDENTIFIKASI ZAT KIMIA ............................................................................ 3
I. TUJUAN ............................................................................................... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3
III. METODOLOGI PERCOBAAN .......................................................... 5
3.2. Bahan .................................................................................................... 5
3.3. Prosedur Kerja ..................................................................................... 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ……...…………………………………………………… 24
IDENTIFIKASI ZAT
KIMIA

I. TUJUAN
1. Mengidentifikasi adanya logam K, Na, dan Ca dalam 3 macam
larutan bahan dengan cara reaksi nyala api busen.
2. Mengidentifikasi ion – ion logam dalam larutan yang mewakili
logam
– logam dari golongan 1 sampai golongan 5.
3. Mengidentifikasi anion – anion dalam larutan yang mewakili
anion – anion atau sisa asam dari golongan 1 sampai
golongan 4.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Identifikasi merupakan suatu pekerjaan dalam analis
kualitatif. Identifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
dengan cara – cara kimia, dan cara – cara fisikokimia. Analisis
kualitatif mempunyai arti mendeteksi keberadaan suatu unsur
kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisis kualitatif
merupakan salah satu cara yang palinng efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur – unsur serta ion – ionnya dalam larutan. Metode
analisis kualitatif menggunakan beberapa pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion suatu larutan ( Nugraha, 2009 ).

Kimia analitik adalah ilmu yang mempelajari cara-cara


penganalisaan zat kimia. Zat kimia ini terdapat dalam suatu
senyawa atau larutan dan yang akan dianalisa baik jenis
maupunkadarnya. Analisis kualitatif adalah penyelidikan kimia
mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat
tunggal atau campuran. Analisis kuantitatif adalah penyelidikan
kimia mengenai kadar unsur atau ion yang terdapat dalam suatu zat
tunggal atau campuran. Reaksi pengendapan telah digunakan
secara meluas dalam kimia analisis sperti titrasi, gravimetri dan
dalammemisahkan suatu sampel menjadi komponen-komponennya
(Underwood,1986).

1
2

Kimia analitik bisa dibagi menjadi bidang – bidang yang

disebut analisis kualitatif dan analisis kuntitatif. Analisis kualitatif


berkaitan dengan identifikasi zat – zat kimia yaitu mengenai unsur
atau senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Contoh analisis
kualitatif yaitu ketika sejumlah unsur dipisahan dan diidentifikasi
melalui pengendapan dengan hidrogen sulfida. Produk – produk
organik yang disintesis dalam laboratorium bisa diidentifikasi
dengan menggunakan teknik – teknik instrumentasi seperti
spektroskopi, inframerah, dan magnetik nuklir (Day, 2002: 2).

Cara memisahkan ion logam tertentu harus mengikuti


prosedur kerja yang khusus dalam analisis kualitatif. Zat yang
diselidiki harus disiapkan atau diubah dalam bentuk suatu larutan.
Kita harus memilih pelarut yang cocok untuk zat padat. Ion – ion
pada golongan – golongan diendapkan satu per satu kemudian
endapan dipisahkan dengan cara disaring atau diputar dengan
centrifuga. Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok
atau filtrat dan tiap – tiap logam yang mungkin akan dipisahkan
(Cokrosarjiwanto, 1997).

Analisa kualitatif menggunakan dua macam uji, yaitu reaksi


keringdan reaksi basah. Reaksi kering dapat diterapkan untuk
zatzat padat dan reaksi basah untuk zat-zatdalamlarutan. Reaksi
kering ialah sejumlah uji yang berguna dan dapat Dilakukan dalam
keadaan kering, yakni tanpa melarutkan contoh. Petunjuk untuk
operasi semacam ialah pemanasan, uji pipa tiup, uji pipa nyala, uji
spektroskop, dan uji manik. Reaksi basah ialah uji yang dibuat
dengan terbentuknya endapan dengan pembebasan gas dan dengan
perubahan warna mayoritas reaksi analisis kuantitatif dilakukan
dengancarabasah (Svehla,1985).

Tujuan utama analisis adalah untuk menemukan dan


mengidentifikasi komponen dalam zat kimia. Analisis kualitatif
menghasilkan data kualitatif. Contohnya seperti terbentuknya
endapan, warna, gas maupun data non numerik lainnya. Umumnya
dari analisis kualitatif hanya dapat diperoleh indikasi kasar dan
komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya
digunakan sebagai langkah untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai
cara analisis modern, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat
dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif secara
bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis yang dilakukan
3

dapat ditekan seminimal mungkin dan perolehan hasilnya lebih


akurat (Chadijah, 2012).

Metode analisis kualitatif merupakan klasifikasian kation


dalam lima golongan , yaitu golongan 1, golongan 2, golongan 3,
golongan 4, dangolongan 5. Golongan 1 membentuk endapan
dengan asam klorida encer.Ion-ion. Golongan ini ialah timbal,
merkurium I, raksa dan perak. Golongan 2 tidak bereaksi dengan
asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan 3 hidrogensulfida.
Golongan 3 tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun
hidrogen sulfida encer, namun kation ini membentuk endapan
dengan amonium yang netral. Golongan 4 membentuk endapan
panamonium karbonat dengan adanya amonium klorida dalam
suasana Netral atau sedikit. Golongan 5 meliputi ion ion
magnesium, natrium, kalium, amonium, Lithium, dan hidrogen
(Svehla, 1985).

Secara umum ion bermuatan positif yang kehilangan satu


atau lebih electron disebut dengan kation, karena kation yang
tertarik menuju anoda. Suatu pereaksi menyebabkan sebagian
kation mengendap dan sebagian larut. Maka setelah dilakukan
penyaringan terhadap endapan terbentuk dua kelompok campuran
yang masing – masingnya kurang dari campuran sebelumnya.
Reaksi yang terjadi saat pengidentifikasika menyebabkan sejumlah
zat – zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Chadijah, 2013 ).

Klarifikasi suatu kation bereaksi dengan reagen – reagen ini


membentuk endapan tatau tidak. Golongan kation terdapat lima
golongan dan ciri khas golongan – golongan ini adalah sebagai
berikut :

• Golongan 1, kation golongan ini membentuk endapan dengan


asam klorida encer. Ion – ion golongan ini adalah timbal, raksa,
dan perak

• Golongan 2, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida,


tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfide dalam suasana
asam mineral encer. Ion – ino golongan ini adalah merkurium,
tembaga, bismuth, timah,

• Golongan 3, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida


4

encer, ataupun dengan hidrogen sulfide dalam suasana asam


mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan
ammonium sulfida dengan suasana netral atau amoniak. Kation
golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II).

• Golongan 4, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen II,


III. Kation – kation ini membentuk endapan dengan ammonium
karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral
atau sedikit asam. Kation golongan ini adalah kalsium, barium.

• Golongan 5, kation – kation yang umum, yang tidak bereaksi


dengan reagen – reagen golongan sebelumnya, merupakan
golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion – ion magnesium,
ammonium,dan hidrogen. ( G. Svehla, 1985 )

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat


adanya mlah elektron. Misalnya, atom klorida dapat memperoleh
tambahan satu electron untuk mendapat ion klorida. Atom dapat
kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Proses reaksi
anion dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu

•Kelas A

a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer

b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan sulfat pekat

•Kelas B

a. Reaksi pengendapan : Sulfat, fosfat, fosfit, arsenat

b.Oksidasi dan reduksi dalam larutan (G.Svehla,1985)


III. METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Alat
Alat utama yang digunakan pada percobaan ini adalah
jarum osche, botol reagen, alat pembakar api busen, tabung reaksi,
pipet tetes.

3.2. Bahan
Bahan utama yang digunakan pada percobaan ini adalah
KCl, NaCl,
CaCl, HCl, AgNO₃, NH₄OH, Pb(NO₃)₂, HgCl₂, KI, FeSO₄,
NaOH, (NH₄)₂CO₃, HNO₃, NH₄Cl, NaBr, Na₂SO₄, BaCl₂, K₄Fe(CN)₆, H₂SO₄,
H₃PO₄, (NH₄)₂MoO, Na₂C₂O₄, dan Na₂C₂O₃.
3.3. Prosedur Kerja
a.) Identifikasi logam- logam alkali dengan cara reaksi nyala :
1. Jarum osche yang terbuat dari platina dicuci dengan dicelupkan
ke dalam larutan HCl pekat dalam botol reagen.
2. Ujung jarum dimasukan ke dalam api busen di daerah fusi,
sampai tidak menimbulkan warna.
3. Ujung jarum osche dicelupkan ke dalam HCl kemudian
dicelupkan ke dalam larutan bahan dalam tabung reaksi yang
mengandung logam K, Na, dan Ca dengan larutan 5% KCl, NaCl,
dan CaCl₂.
4. Ujung jarum osche dibakar pada api busen didaerah oksidsi.
Bahan yang mudah menguap dibakar di daerah fusi.
5. Ketiga bahan yang mengandung logam K, Na, dan Ca
ditetapkan warna yang timbul dalam api busen.
b.) Identifikasi kation dengan reaksi basah :
1. Sebanyak 1 ml larutan 1% AgNO₃, ditambah 1 ml larutan
pereaksi 1% HCl, ditambah pereaksi larutan 1% NH₄OH.
2. Sebanyak 1 ml larutan Pb(NO₃)₂, ditambah 1 ml pereaksi
larutan 1% KI.
3. Sebanyak 1 ml larutan 1% HgCl₂, ditambah 1 ml pereaksi
larutan 1% KI dan ditambah 4 ml.
4. Sebanyak 1 ml larutan 1% FeSO₄, ditambah 1 ml pereaksi
larutan 1% NaOH
5. Sebanyak 1 ml larutan 1% BaCl₂, ditambah 1 ml pereaksi
larutan 1% (NH₄)₂CO₃, dan ditambah kembali 1% pereaksi
larutan HNO₃,
6. Sebanyak 1 ml larutan 1% NaOH, ditambah dengan 1 ml

5
6

larutan 1% NH₄Cl.
7. Laporan dibuat

c.) Identifikasi anion dengan cara reaksi basah :


1. Sebanyak 1 ml larutan 1% NaBr, ditambah dengan 1 ml
pereaksi larutan 1% AgNO₃.
2. Sebanyak 1 ml larutan 1% Na₂SO₄, ditambah dengan 1 ml
pereaksi larutan 1% BaCl₂.
3. Sebanyak 1 ml larutan 1% K₄Fe(CN)₆, ditambah dengan 1 ml
larutan 1% H₂SO₄.
4. Sebanyak 1 ml larutan 1% H₃PO₄, ditambah dengan 1 ml
larutan 1%(NH₄)₂MoO₃, ditambah kembali dengan 1 ml 1%
HNO₃.
5. Sebanyak 1 ml larutan 1% Na₂C₂O₄, ditanbah dengan 1 ml
larutan 1% H₂SO₄.
6. Sebanyak 1% pereaksi larutan HNO₃,ditambah dengan
pereaksi larutan 1% AgNO₃.
3.4. Skema Kerja
A. Identifikasi logam – logam alkali dengan cara reaksi nyala

Jarum Osche

dicuci jarum osche dan dicelupkan

ke dalam larutan HCl pekat dalam

botol.

dimasukkan ujung jarum osche ke dalam


api busen didaerah fusi.

dicelupkan ke dalam larutan HCl bagian


ujung jarum dan dicelupkan kedalam
larutan bahan yang mengandung K, Na,
dan CaCl₂.

dibakar ujung jarum osche pada api


busen di daerah oksidsi.

Hasil pengamatan
7

B. Identifikasi kation dengan reaksi basah

Larutan 1% AgNO

diambil 1 ml larutan 1% AgNO₃

ditambah 1 ml larutan pereaksi 1% HCl

diamati

ditambah pereaksi larutan 1% NH₄OH.

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan
Pb(NO
diambil 1 ml larutan Pb(NO₃)₂,

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1% KI

diamati

dididihkan dalam penangas air.

didinginkan

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan
HgCl₂,

diambil 1 ml larutan 1% HgCl₂,

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1% KI

diamati

ditambah 4 ml pereaksi larutan 1% KI

Hasil reaksi
8

Sebanyak 1 ml larutan
1% H₃PO₄,

diambil 1 ml larutan 1% H₃PO₄,

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1% NaOH

diamati

dikocok.

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan
1% BaCl

diambil 1 ml larutan 1% BaCl₂

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1%


(NH₄)₂CO₃

diamati

diatambah 1% pereaksi larutan HNO₃,

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan
1% BaCl
diambil 1% pereaksi larutan HNO₃

ditambah 1 ml larutan 1% NH₄Cl.

Lakmus merah diletakan dibibir tabung

Hasil reaksi
9

C. Identifikasi anion dengan cara reaksi basah

Sebanyak 1 ml larutan
1% NaBr

diambil 1 ml larutan 1% NaBr

ditambah 1 ml larutan pereaksi AgNO₃.

diamati

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan
1% Na₂SO₄

diambil 1 ml larutan 1% Na₂SO₄

ditambah 1 ml larutan pereaksi BaCl₂.

diamati

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan
1% K e(CN)

diambil 1 ml larutan 1% K₄Fe(CN)₆

gunakan pipet tetes

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1% H₂SO₄.

diamati

Hasil reaksi
10

Sebanyak 1 ml larutan
1% H₃PO₄

diambil 1 ml larutan 1% H₃PO₄

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1%


(NH₄)₂MoO₃,

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1% HNO₃.

dipanaskan sedikit

didinginkan

diamati

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan

diambil 1 ml larutan 1% Na₂C₂O₄ gunakan

pipet tetes

ditambah 1 ml pereaksi larutan 1% H₂SO₄.

Hasil reaksi

Sebanyak 1 ml larutan

diambil larutan Na₂C₂O₃

ditambah 1% pereaksi larutan AgNO₃

diamati.

Hasil reaksi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pengamatan
4.1.1 Percobaan 1 : Identifikasi kation dengan reaksi basah Hasil pengamatan pada
kegiatan praktikum kedua matakuliah kimia dasar yakni terkait identifikasi zat
kimia. Berikut adalah identifikasi kation dengan reaksi basah

No Perlakuan Pengamatan
- 1 mL AgNO3 1% + 1 mL - Larutan tidak berwarna
1 HCl 1% - Tidak terjadi
- Ditambah NH4OH berlebih perubahan warna

- 1 mL Pb(NO3)2 1% + 1 mL - Larutan berwarna


KI 1% kuning
2 - Didihkan campuran - Larutan tidak
berwarna
dan terdapat endapan
kuning

- 1 mL FeSO4 1% + 1 mL - Larutan tidak berwarna


NaOH 1% - Tidak terjadi perubahan
3 - Dikocok

- 1 mL FeSO4 1% + 1 mL - Larutan berwarna


4 NaOH 1% kekuningan
- Dikocok - Terdapat endapan kuning

- 1 mL BaCl2 1% + 1 mL - Larutan tidak berwarna


(NH4)2CO3 1% - Tidak terjadi perubahan
5 - Ditambah 1 ml HNO3 1%

- 1 mL NaOH 1% + 1 mL - Larutan tidak


NH4Cl 1% berwarna
6 - Lakmus merah basah - Lakmus tetap
ditempatkan di bibir tabung berwarna
Merah

11
12

4.1.1 Percobaan 2 : Identifikasi anion dengan reaksi basah Hasil pengamatan pada
kegiatan praktikum kedua mata kuliah kimia dasar yakni terkait identifikasi zat
kimia. Berikut adalah identifikasi anion dengan reaksi basah.

No Perlakuan Pengamatan
-1 mL larutan KBr 1% -larutan tidak berwarna
dimasukkan ke dalam -larutan tidak berwarna
1 tabung reaksi -tidak ada endapan
-1 mL larutan NaBr 1% + -tidak ada gelembung gas
1 mL larutan AgNO3
-1 mL larutan Na2SO4 -larutan tidak berwarna
dimasukkan ke dalam -larutan berwarna putih
2 tabung reaksi -terdapat endapan putih
-1 mL larutan Na2SO4 + 1 -tidak ada gelembung gas
mL larutan BaCl2
-1 mL larutan K4 Fe(CN)6 -tidak ada endapan
dimasukan kedalam tabung -terdapat gelembung gas
3 reaksi.
-1 mL larutan K4 Fe(CN)6
+ 1 mL larutan H2SO4
pekat
-1 mL larutan -larutan tidak berwarna
H3PO4 1% + 1 mL -larutan tidak berwarna
larutan -terdapat endapan kuning
4 (NH4)2MoO3 -tidak ada gelembung gas
-ditambah 1 mL HNO3
1% dan dipanaskan
sebentar lalu didinginkan
-1 mL larutan Na2C2O4 -larutan tidak berwarna
dimasukkan ke dalam -larutan tidak berwarna
5 tabung reaksi -terdapat gelembung gas
-1 mL larutan Na2C2O4 +
larutan H2SO4 pekat
-1 mL larutan Na2S2O3 -larutan tidak berwarna
dimasukkan ke dalam -larutan berwarna
6 tabung reaksi kecokelatan
-1 mL larutan Na2S2O3 + -terdapat endapan hitam
larutan AgNO3 1% -tidak ada gelembung gas

4.2 Pembahasan
4.2.1 Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering
digunakan pada umumnya senyawa NO3- hanya membentuk cincin coklat jika
direaksikan dengan senyawa Fero sulfatdan H2SO4 F. Lain halnya dengan
senyawa borat yang jika ditambahkan methanol kemudian dipanaskan dengan
nyala api, maka menghasilkan uap atau asap berwarna hiaju. Sedangkan reaksi
kering merupakan reaksi pengujian sampel yang berwujud
13

pada. Dalam reaksi kering ada beberapa teknik yang digunakan seperti
pa, pemanasan rupa, pemanasan, uji pipa tiup, uji nyala, uji manik boraks,
uji manik fosfat ( Haryadi,1990 ).
4.2.2 Kation adalah ion yang bermuatan positif atau atom yang bermuatan
positif jika kekurangan electron. Untuk tujuan analisis kualitatif
sistematik, kation – kation diklasifikasikan dalam lima golongan
berdasarkan sifat – sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut dengan reagensia golongan secara spesifik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan – golongan kation, dan dapat
juga memisahkan golongan – golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut.
Selain merupakan cara yang tradisipnal untuk menyajikan bahan, urut- urutan ini
juga mempermudah dalam mempelajari reaksi – reaksi. Reagensia golongan
yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida.,
hydrogen sulfida, dan ammonium karbonat. ( Vogel.1985:203).
Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom nonlogam
memperoleh satu atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena
mereka tertarik ke anoda (bidang positif) dalam medan listrik. Atom
biasanya mendapatkan elektron sehingga mereka akan memiliki
konfigurasi elektron seperti gas mulia. Semua unsur dalam kelompok 17
memiliki tujuh elektron valensi karena konfigurasi ns2 np5 dibagian
terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan mendapatkan satu elektron
dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga, Kelompok 16 unsur
membentuk ion dengan muatan -2, dan Kelompok 15 non logam
membentuk ion dengan muatan -3. Pengujian anion dilakukan setelah uji
kation (Svehla, 1985).
Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena
gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal
(dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebaga
berikut :
1. Golongan sulfat: SO 2- , SO 2- , PO 3- , Cr O 2- , BO 3- -,
4 3 4 2 4 3
Cr2O4 2- , AsO43- ,AsO33- . Anion-anion ini mengendap
dengan Ba2+ dalam suasana basa.
2. Golongan halida : Cl- , Br- , I, S2- Anion golongan ini
mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam
(HNO3).
3. Golongan nitrat : NO3- , NO2- ,C2H3O2 - . Semua garam
14

dari golongan ini larut. NO 3- , NO2- ,


CH3OO- .

Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation, hanya saja
pada analisis anion tidak memiliki metode yang sistematis seperti analisis
kation. Uji analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna,
bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya (Chang, 1996). golongan ini
larut. NO 3- , NO2- , CH3OO Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation, hanya saja pada analisis anion tidak memiliki
metode yang sistematis seperti analisis kation. Uji analisis anion juga
berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan
kelarutannya (Chang, 1996). Berikut merupakan beberapa pembahasan
mengenai identifikasi kation dengan reaksi basah.

4.2.3 Identifikasi kation dengan reaksi basah


1. Identifikasi Kation Ag+ dengan Larutan AgNO3.
Langkah pertama yang dilakukan, yakni larutan 1% AgNO3 (gol.1)
dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes
sebanyak 1 ml dan ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% HCl sebanyak
1 ml. Selanjutnya, diamati apa yang terjadi kemudian ditambahkan dengan
pereaksi larutan 1% NH4OH dan diamati akibat endapan yang terbentuk.
Berikut merupakan reaksinya.

AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3

Berikut adalah gambar hasil reaksi identifikasi kation dengan,reaksi basah


dari AgNO3 dan HCl

Gambar 2.3. Hasil Percobaan


15

Gambar percobaan di atas menunjukkan hasil reaksi menghasilkan endapan


putih, larutannya tidak berwarna atau bening dan tidak berbau. Penambahan
NH4OH sendiri ditujukan untuk melarutkan endapan. Larutan NH4OH tidak
menimbulkan perubahan meskipun saat dilarutkan sehingga menyebabkan warna
larutannya tetap sama. Endapan tidak larut dalam air dan asam, tetapi larut dalam
larutan amonia, serta membentuk garam kompleks yang jika diasamkan akan
mengendap kembali(Harjadi, 1990). Oleh karena itu, hasil analisis pada data 17
pengamatan sesuai dengan hasil praktikum. Hal ini sesuai dengan teori, yaitu ion
Ag+ jika di reaksikan dengan HCl akan mengendap dan endapannya berwarna
putih, serta termasuk kation golongan I.

2. Identifikasi Kation Pb2+ dengan Larutan Pb(NO3)2


Langkah awal percobaan ini adalah memasukkan 1 mL larutan Pb(NO3)2
ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian ditambahkan dengan
1 mL pereaksi larutan KI 1% ke dalam tabung reaksi yang sudah berisikan
larutan Pb(NO3)2. Pada reaksi ini, larutan akan berubah warna menjadi
warna kuning. Fungsi larutan yang dicampurkan kemudian dididihkan
adalah untuk mempercepat proses reaksi. Setelah dididihkan larutan akan
berubah warna menjadi kuning pucat dan terdapat endapan. Persamaan
reaksi dari percobaan tersebut yakni sebagai berikut.

Pb(NO3)2 + 2KI → PbI2 + 2KNO3

Selain itu, disajikan gambar identifikasi larutan 1% Pb(NO3)2


dan pereaksi larutan 1% KI yakni sebagai berikut

Gambar 2.3. Hasil Percobaan

Gambar percobaan diatas menunjukkan hasil reaksi antara 1% Pb(NO3)2


dan pereaksi larutan 1% KI. Larutan yang berwarna kuning pekat berubah
menajdu tidak berwarna setelah dipanaskan. Endapan tersebut merupakan
senyawa Pbl2
dikarenakan larutan yang tergolong asam kuat seperti Pb(NO3)2 akan mengendap
sebagai garam klor (Besari, 1982). Data perubahan warna pada data pengamatan
sesuai dengan percobaan praktikum yakni, warna larutan sebelum direaksikan
berwarna kuning dan setelah direaksikan tidak berwarna yang disertai adanya
endapan berwarna kuning.
16

3. Identifikasi Kation Hg2+ dengan Larutan HgCl2


Langkah awal dari percobaan ini adalah memasukkan 1mL larutan HgCl2
ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet,kemudian menambahkan 1 mL
pereaksi larutan KI 1% kedalam tabung reaksi yang telah berisikan larutan HgCl2.
Pada reaksi ini akan dihasilkan larutan yang tidak berwarna. Setelah itu, larutan
ditambahkan dengan larutan KI 1% berlebih.Persamaan reaksi dari percobaan
tersebut yakni sebagai berikut.

HgCl2 + 2KI → HgI2 + 2KNO

Selain itu, disajikan gambar identifikasi larutan 1% HgCl2 dan pereaksi larutan
1% KI yakni sebagai berikut:

Gambar 2.3. Hasil Percobaan

Gambar percobaan diatas menunjukkan hasil reaksi antara 1% HgCl2 dan


1% pereaksi larutan KI dimana berdasarkan percobaan tersebut larutan yang
belum direaksikan memiliki warna bening dan tidak terdapat endapan. Kondisi
larutan setelah direaksikan masih sama seperti sebelumnya, yakni tidak ada
perubahan apapun baik dari segi warna, bau dan endapan. Ion Hg2+ yang
ditambahkan dengan larutan KI akan mempunyai endapan yang berwarna merah
jingga dan bersifat khas (Rana, 2017). Oleh karena itu, data pada pengamatan
berbeda dengan referensi.

4. Identifikasi Kation Fe2+ dengan Larutan FeSO4


Langkah awal dari percobaan ini adalah memasukkan 1 mL larutan FeSO4
ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian menambahkan sebanyak 1
mL NaOH 1 % ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 mL larutan FeSO4
menggunakan pipet yang lain. Reaksi ini akan menghasilkan larutan berwarna
kekuningan. Setelah itu larutan dikocok dan akan dihasilkan larutan terdapat
endapan kuning. Persamaan reaksi pada percobaan tersebut yakni sebagai berikut.

FeSO4 + 2NaOH → Fe(OH)2 + Na2SO4

Selain itu, disajikan gambar identifikasi larutan 1% FeSO4 dan pereaksi larutan
1% NaOH yakni sebagai berikut
17

Gambar 2.3 Hasil Percobaan

Ketika larutan belum direaksikan, keadaan fisik larutan tersebut berwarna


kuning dan terdapat endapan. Larutan yang belum direaksikan memiliki warna
bening cenderung agak biru yang tidak memiliki bau dan endapan. Ion Fe3+ yang
direaksikan dengan NaOH akan menghasilkan endapan berwarna cokelat
kemerahan yang termasuk golongan (NH4)2S yakni, kation golongan ini tak
bereaksi asam lorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida
dengan suasana netral atau amoniakal (Rana, 2017). Oleh karena itu, hasil
percobaan dengan data referensi berbeda.

5. Identifikasi Kation Ba2+ dengan Larutan BaCl2


Langkah awal dari percobaan ini adalah memasukkan 1 mLlarutan BaCl2
1% ke dalam tabung reaksi menggunakan pipet, kemudian menambahkan 1 mL
(NH4)2CO3 1% ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan BaCl2 menggunakan
pipet yang lain. Larutan yang tidak berwarna akan dihasilkan dalam reaksi ini.
Setelah itu larutan ditambahkan sebanyak 1 mL HNO3 1% dan setelah
ditambahkan tidak terjadi perubahan apapun pada larutan. Persamaan reaksi dari
percobaan tersebut yakni sebagai berikut.

BaCl2 + (NH4)2CO3 → BaCO3 + 2NH4CI

Selain itu, disajikan gambar identifikasi larutan 1% BaCl2, pereaksi larutan 1%


(NH4)2CO3 dan penambahan 1% pereaksi larutan HNO3 yakni sebagai berikut:

Gambar 2.3 Hasil Percobaan


18

Larutan yang sudah direaksikan tidak mengalami perubahan apapun baik


dari segi warna, bau dan endapan. Larutan tetap tidak berwarna, tidak ada bau dan
tidak timbul endapan. Larutan BaCl2 di tambahkan larutan ammonium karbonat
(NH4)2CO3 membentuk endapan putih. Hal ini menunjukkan bahwa hasil
referensi berbeda dengan hasil pengamatan dimana menurut data pengamatan
larutan setelah direaksikan tidak terjadi perubahan apapun, sedangkan dalam
referensi dicantumkan bahwa timbul endapan putih setelah ditambahkannya
larutan (NH4)2CO3.

6. Identifikasi Kation Na+ dengan Larutan NaOH


Larutan lainnya yang dapat mengidentifikasi kation dengan reaksi basah
yakni dengan menggunakan larutan 1% NaOH (gol.5). Larutan tersebut
dimasukkan ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan pipet tetes sebanyak 1
ml. Kemudian, ditambahkan dengan pereaksi larutan 1% NH4Cl sebanyak 1 ml
kedalam tabung reaksi tersebut dan lakmus merah yang ditaruh pada bibir tabung,
diamati apa yang terjadi setelah perlakuan tersebut. Jika tidak ada lakmus, maka
batang gelas diambil dan dimasukkan kedalam HCl pekat yang kemudian ditaruh
di atas mulut tabung reaksi dan diamati. Persamaan reaksi dari percobaan tersebut
yakni sebagai berikut.

NaOH + NH4Cl → NaCl + NH4OH

Selain itu, disajikan gambar identifikasi larutan 1% NaOH dengan pereaksi


larutan 1% NH4Cl yakni sebagai berikut.

Ganbar 2.3. Hasil Percobaan

Gambar tersebut menunjukkan bahwa kertas lakmus merah berubah


menjadi warna biru setelah ditaruh diatas tabung reaksi. Hal ini menandakan
bahwa pH dari larutan tersebut diatas 7 yakni bersifat basa. Ketika ion NH4+
ditambahkan dengan NaOH makan akan timbul bau tidak sedap (amonium) yang
menusuk, juga terbentuknya kabut putih yang merupakan sifat khas dari amonia
(Julian, 2014). Percobaan tersebut membuktikan bahwa zat yang direaksikan
menghasilkan basa karena, perubahan warna pada lakmus.

4.2.3 Identifikasi anion dengan reaksi basah


Anion adalah ion negatif yang terbentuk ketika atom non logam memperoleh satu
atau lebih elektron. Anion dinamakan demikian karena mereka tertarik ke anoda
19

(bidang positif) dalam medan listrik. Atom biasanya mendapatkan elektron


sehingga mereka akan memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia. Semua
unsur dalam kelompok 17 memiliki tujuh elektron valensi karena konfigurasi ns2
np5 dibagian terluarnya. Oleh karena itu, setiap unsur akan mendapakan satu
elektron dan menjadi anion dengan muatan -1. Demikian juga kelompok 16 unsur
membetuk ion dengan muatan -2 dan kelompok 15 non logam membentuk ion
dengan muatan -3. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation (Keenan, 1984).
Berikut merupakan beberapa pembahasan mengenai identifikasi anion dengan
reaksi basah.

1. Identifikasi Anion Br- dengan Larutan NaBr


Dimasukan 1 mL larutan NaBr 1% kedalam tabung reaksi, tambahkan 1
mL larutan AgNO3 1%. Saat larutan NaBr ditetesi dengan larutan AgNO3 tidak
mengalami perubahan warna tidak terdapat endapan dan tidak ada gelembung gas.
Persamaan reaksi = NaBr + AgNO3 NaNO₃ + AgBr

Gambar 2.4 Hasil Percobaan

Gambar percobaan diatas menunjukkan bahwa larutan tersebut setelah


direaksikan berwarna putih, tidak berbau, tetapi terbentuk endapan. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya perubahan ketika larutan belum direaksikan dan
setelah direaksikan. Larutan yang belum direaksikan berwarna bening, tidak
berbau dan tidak ada endapan. Data perubahan warna pada data pengamatan
sesuai dengan percobaan dimana warna larutan tersebut sebelum direaksikan
berwarna bening dan setelah direaksikan menjadi putih. Berdasarkan referensi,
hasil setelah reaksi sangat berbeda. Larutan yang sudah direaksikan pada data
pengamatan berwarna putih dan terbentuk endapan, sedangkan pada referensi
terbentuk endapan cokelat merah bata

2. Identifikasi Anion SO 2– dengan Larutan Na SO


- {1 mL Na2SO4 + 1 mL BaCl2}
Sebanyak 1 mL larutan Na2SO4 dimasukan kedalam tabung reaksi dan
ditambahkan dengan 1 mL larutan BaCl2. Saat larutan Na2SO4 ditetesi larutan
BaCl2 terjadi perubahan warna menjadi putih keruh, terdapat endapan putih, dan
tidak terdapat gelembung gas. Namun hasil percobaan berbeda dengan referensi
Ilmu Pengampu, 1990 perubahan warna menjadi keruh dan tidak ada endapan.
Persamaan reaksi = Na2SO4 + BaCl2 2NaCl + BaSO₄ ( Vogel, 1990 ).
20

Gambar 2.4 Hasil Percobaan

Gambar percobaan diatas, menunjukkan bahwa larutan yang sudah


direaksikan berwarna putih walau tidak pekat, sedangkan sebelum direaksikan
larutan cenderung tidak berwarna atau bening. Hal ini membuktikan bahwa data
perubahan warna pada data pengamatan berbeda dengan hasil percobaan
praktikum.Tidak terjadi perubahan warna saat praktikum. Sedangkan pada saat
praktikum warna zat ini berubah dari tidak berwarna ke warna putih.

3. Identifikasi Anion dalam Larutan K4Fe(CN)6


- {1 mL K4Fe(CN)6 + 1 mL H2SO4}
Larutan K4Fe(CN)6 dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditetesi dengan
larutan H2SO4 mengalami perubahan menjadi kuning dan tidak terjadi endapan
tetepi terdapat gelembung gas.
Persamaan Reaksi = K4Fe(CN)6 + H2SO4 K₂SO₄ + FeSO₄+ (NH₄)₂

Gambar 2.4 Hasil Percobaan

Gambar percobaan diatas menunjukkan bahwa larutan yang sudah


direaksikan berwarna bening, tanpa ada endapan, dan bau yang muncul. Tidak ada
perubahan warna yang terjadi antara larutan yang sebelum direaksikan dan
sesudah direaksikan. Hasil pada data pengamatan dituliskan bahwa reaksi
sebelumnya berwarna kuning sedangkan warna larutan setelah direaksikan yakni
berwarna hijau pucat tanpa endapan dan bau. Penambahan H2SO4 digunakan
untuk mengubah oksalat menjadi karbondiokasida dan karbon monoksida. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa data perubahan warna pada data pengamatan
dan praktikum berbeda.
21

4. Identifikasi Anion dalam Larutan H3PO4


- {1 mL H3PO4 1% + 1 mL(NH4)2MoO3 + HNO3}
Sebanyak 1 mL H3PO4 1% ditambah dengan 1 mL (NH4)2MoO3 1 serta
ditambah kembali dengan HNO3, tidak mengalami perubahan warna, setelah
dipanaskan tetap tidak terjadi perubahan warna tetapi terdapat endapat berwarna
kuning dan tidak ada gelembung gas. Hal ini berbeda dengan referensi Ilmu
Pengampu, 2016 yang menyatakan bahwa terjadi perubahan warna menjadi putih
keruh dan tidak ada endapan. Tetapi setelah dipanaskan menjadi bening.
Persamaan reaksi: H3PO4 + (NH4)2MoO3 + HNO3NH₂NO₃ ( NH₄)₃PO₄
+ MoO₃

Gambar 2.4 Hasil Percobaan

Gambar dari percobaan diatas yakni gambar larutan ketika sebelum


direaksikan dan sesudah direaksikan. Keadaan fisik larutan pada gambar yakni
larutan sebelum direaksikan tidak berwarna, tidak ada endapan, dan juga tidak ada
bau. Setelah direaksikan juga didihkan larutan tidak ada perubahan baik dari segi
warna, bau, dan endapan. Oleh karena itu, Hal ini berbeda dengan referensi,
dikatakan bahwa reaksi antara H3(PO)4, (NH4)2MoO3 dan HNO3 akan
menghasilkan warna kuning kenari.

5. Identifikasi Anion dalam Larutan Na2C2O4


- {1 mL larutan Na2C2O4 + larutan H2SO4}
Sebanyak 1 mL larutan Na2C2O4 dimasukan ke dalam tabung reaksi. Saat
larutan Na2C2O4 ditetesi dengan H2SO4 tidak mengalami perubahan warna dan
tidak terdapat gelembung gas.
Persamaan reaksi = Na2C2O4 + H2SO4 Na₂SO₄ + H₂+ 2CO₂

Gambar 2.4 Hasil Percobaan

Gambar dari percobaan diatas yakni gambar larutan ketika sudah


22

direaksikan. Keadaan fisik larutan tersebut berwarna bening tanpa ada bau dan
juga endapan, sedangkan larutan yang belum direaksikan pun berwarna bening.
Penambahan H2SO4 digunakan untuk mengubah oksalat menjadi karbondioksida
dan karbonmonoksida. Hal ini sesuai dengan referensi dimana larutan Na2C2O4
(tidak berwarna) ditambahkan H2SO4 (tak berwarna) tidak akan berwarna, tidak
memiliki endapan, dan tidak berbau.

6. Identifikasi Anion dalam Larutan Na2S2O3


-{1 mL Na2S2O3 + AgNO3 1%}
Sebanyak 1 mL Na2S2O3 1 dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian
ditetesi dengan larutan AgNO3 1%. Setelah diamati larutan tidak mengalami
perubahan. Hal ini berbeda dengan referensi Tim Pengampu, 2016 yaitu larutan
yang awalnya bening setelah ditetesi larutan AgNO3 1% mengalami perubahan
menjadi kuning kecoklatan dan tidak terdapat endapan.
Persamaan reaksi = Na2S2O3 + AgNO3 Ag₂S₂O₃ + 2NaNO₃

Gambar 2.4. Hasil Percobaan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, ketika Na2S2O3 direaksikan


dengan AgNO3 warnanya adalah bening, tanpa endapan, dan tidak berbau. Warna
bening tersebut berbeda dengan data pada data pengamatan, dimana pada data
tersebut larutan setelah direaksikan justru berwarna cokelat keruh, ada endapan,
dan berbau. Hasil pada percobaan larutan AgNO3 kepada larutan yang diselidiki,
maka akan terbentuk endapan putih yang kemudian berubah warnanya menjadi
kuning coklat dan akhirnya hitam disebabkan terjadinya argentum sulfida.
v. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Kation merupakan ion yang bermuatan positif yang terbentuk
dari atom netral
2. Anion merupakan ion yang bermuatan negatif yang terbentuk
dari atom netral.
3. Identifikasi anion dengan reaksi basah sendiri dengan
anionanion Br- SO42- , Fe (CN)64-, Cr2-, SO2- yang
direaksikan atasdasar perbedaan kelarutan garam peraknya dan
bariumnya.Perbedaan konsentrasi akan mempengaruhi hasil
percobaan.
4. Warna yang keluar dari logam disebabkan karena
elektroneletron dalam logam tersebut akan mendapatkan suatu
energi,energi yang telah didapat digunakan elektron untuk
eksitasi.
5. Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti tekanan,
suhu, konsentrasi bahan lain dan jenis pelarut

2. Saran
Dalam percobaan ini terdapat bahan – bahan yang sangat
berbahaya dan beresiko tinggi jika terjadi kecelakaan, sehingga
berhati – hatilah dalam melakukan praktikum untuk
meminimalisir atau menghindari kecelakaan pada saat
praktikum. Praktikan harus menjaga kebersihan dari alat hingga
ruang laboratorium. Melaksanakan kegiatan praktikum dengan
teliti agar tidak terjadi hal-hal yang berbahaya, dan
membersihkan serta merapikan kembali alat dan bahan
laboratorium yang telah dipakai.

23
DAFTAR PUSTAKA

Pudjaatmaka, A.H. dan L. Setiono. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia


Analisis Kuantitatif Organik. Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta

Chang, Raymond. 1996. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti edisi ketiga.


Terjemahann dari General Chemistry: The Essential Concepts third
edition, Oleh Suminar Setiati Achmadi, Erlangga, Jakarta.

Vogel, 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi
Makro.
Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Zulkarnaen, 1991. Kimia Analisa Kuantitatif. Jakarta:Departemen
Perindustrian
Julian. 2014. Identifikasi kation. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi.20(2) :
99-104
Keenan. 1984. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Rana. 2017. Reaksi Basah Kation Anion. Jurnal Ilmiah Kimia dan
Pendidikan Kimia.

24

Anda mungkin juga menyukai