Anda di halaman 1dari 21

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Difa Putri Himawan


4311420026
KIMIA
KIMIA

Dante Alighiri, S.Si., M. Sc.

Selasa, 16 Maret 2021

Adika Salwa Anugrah Jabbar


Gita Fitriani Agustina
Muhammad Gilang Eka H
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bahaya dari sifat-sifat bahan kimia dan
cara penanganannya.
2. Mahasiswa dapat memahami penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) di Laboratorium Kimia.
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi agar terhindar dari gangguan
kesehatan dan kecelakaan kerja di lingkungan laboratorium.
4. Mahasiswa dapat menganalisis simbol-simbol K3 untuk mengenali
potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia.

B. Teori
Menurut International Labour Organization (ILO) kesehatan keselamatan
kerja atau Occupational Safety and Health adalah cara meningkatan dan
memelihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik, mental, dan
kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan, mencegah terjadinya
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh tuntutan pekerjaan. Sebelum
memahami tentang penyebab kecelakaan kerja dan kaitannya dengan
keselamatan kerja, perlu diketahui beberapa terminologi yang akan sering
ditemui dalam keselamatan kerja.
Macam-macam Terminologi yang dimaksud yaitu :
1) Bahaya / hazard
Bahaya adalah suatu sumber yang berpotensi menimbulkan kerusakan
misalnya cidera, sakit, kerusakan properti, lingkungan atau gabungan
dari semuanya. Bahaya merupakan suatu karakteristik yang menjadi
satu atau melekat pada suatu bahan, kondisi, sistem dan peralatan.
2) Kecelakaan / accident
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
menyebabkan kerugian baik pada manusia, properti dan proses
produksi. Berdasarkan jenisnya, kecelakaan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu, kecelakaan umum/ community accident dan kecelakaan
kerja /industrial accident.
3) Kejadian hampir celaka/ near miss/ near accident
Jika pengertian kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak
diinginkan dan dapat menimbukan kerugian, kejadian hampir celaka
atau near miss/ near accident/ incident adalah kejadian yang tidak
diinginkan, namun tidak sampai menimbulkan kerugian.
4) Risiko / risk
Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan dan keparahan. Besarnya
risiko dapat diketahui melalui suatu pengukuran risiko (risk
assessment). Penilaian risiko meliputi dua tahapan proses yaitu analisis
risiko (risk analisis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation).
5) Kerugian / loss
Sebagai akibat dari peristiwa kecelakaan adalah kerugian. Dari
gambaran definisi kecelakaan kerja, kerugian yang paling terlihat
adalah cidera pada manusia, kerusakan properti dan hilangnya waktu
proses produksi
6) Keselamatan / safety
Selamat mengandung arti terbebas dari kerugian, kondisi aman dari
cidera, sakit atau kerugian (free from loss). Definisi lain yang
diungkapkan oleh ILCI lebih fungsional. Pengertian berkaitan dengan
cidera, keluhan, kerusakan properti dan berkurangya waktu produksi/
proses.

Keselamatan Kerja di Laboratorium, perlu diinformasikan secara


cukup (tidak berlebihan) dan relevan untuk mengetahui sumber bahaya
di laboratorium dan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan serta
cara penanggulangannya. Hal tersebut perlu dijelaskan berulang ulang
agar lebih meningkatkan kewaspadaan. Keselamatan yg dimaksud
termasuk orang yg ada disekitarnya.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan keselamatan kerja


menyangkut hal-hal sebagai berikut :
a. Orang yang tak berkepintingan dilarang masuk laboratorium, untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan.
b. Jangan melakukan eksprimen sebelum mengetahui informasi
mengenai bahaya bahan kimia, alat alat dan cara pemakaiannya.
c. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
d. Harus tau cara pemakaian alat emergensi : pemadam kebakaran, eye
shower, respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
Rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja adalah merupakan
tanda - tanda yang dipasang ditempat kerja/laboratorium, guna
mengingatkan atau mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan disekeliling
tempat tersebut terhadap kondisi, resiko, yang terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk memilih rambu yang tepat,
kita perlu melihat kegiatan yang sedang di lakukan dengan
memperhitungkan :
a. Mengidentifikasi bahaya
b. Menentukan kontrol apa yang dibutuhkan dan
c. Menentukan jenis rambu dan indicator apa yang perlu digunakan
Rambu – rambu K3 pada umumnya terdiri dari beberapa symbol atau
kode yang menyatakan kondisi yang perlu mendapat atensi bagi siapa saja
yang ada dilokasi tersebut. Guna mempertegas suatu tanda atau rambu,
dalam pelaksanaannya dimediakan dalam bentuk warna – warna dasar
yang sangat mencolok dan mudah   dikenali . Warna yang dipasang pada
setiap rambu berupa warna :
a. Warna merah sebagai tanda larangan ( Pemadam Api )
b. Warna kuning sebagai tanda Peringatan atau Waspada atau beresiko
bahaya
c. Warna hijau sebagai tanda zona aman atau pertolongan
d. Warna biru sebagai tanda wajib ditaati atau prasyarat
e. Warna putih sebagai tanda informasi umum
f. Warna oranye sebagai tanda beracun

Bila anda bekerja dengan bahan kimia maka diperlukan perhatian dan
kecermatan dalam penanganannya. Adapaun hal umum yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia


b. Hindari menghirup langsung uap bahan kimia
c. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah
khusus ( cukup dengan mengkibaskan kearah hidung )
d. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dg kulit menimbulkan iritasi (
pedih dan gatal )

C. Alat dan Bahan


1. Laptop / HP
2. Alat tulis (buku, pulpen)
3. Whatspap group (sebagai media diskusi)
4. Video pembelajaran
D. Cara Kerja

Setiap anggota Setiap anggota kelompok


kelompok mengerjakan soal
terlebih dahulu aktivitas 1
menganalisis
atau mencermati
video aktivitas

Hasil kemudian
Melakukan diskusi
dimasukkan
melalui Whatsapp group
kedalam laporan
Setiap anggota
kelompok Setiap anggota kelompok
terlebih dahulu mengerjakan soal
menganalisis aktivitas 2
atau mencermati
video aktivitas

Melakukan diskusi
melalui Whatsapp group

Setiap anggota kelompok Hasil kemudian


menganalisis simbol- dimasukkan
simbol bahaya kedalam laporan

Hasil kemudian
Melakukan diskusi
dimasukkan
melalui Whatsapp group
kedalam laporan

E. Pembahasan
A) Aktivitas 1 : https://www.youtube.com/watch?v=3ELbwzqyuhs
Protokol Keselamatan Umum
1. Isian singkat
a) Untuk menangani larutan NaOH pekat yang Kalian butuhkan adalah?
Jawab : APAR ( alat pemadam api ringan )
b) Manakah yang lebih penting?
Jawab : Keamanan orang
c) Bagaimana Kalian menggunakan alat pemadam api?
Jawab :
- Pull : Tarik kunci pengaman/pin.
- Aim : Arahkan nozzle pada sumber api.
- Squezze : Tekan pegangan bagian atas.
- Sweep : Sapu/semprot dari sisi ke sisi.
d) Apa yang lebih eksotermik?
Jawab : Sedikit asam pekat + segelas air . Alasannya, karena air memiliki massa
jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung diatasnya.
Sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat
mendidih dan bereaksi dengan keras. Oleh karena itu reaksi hidrasi asam sulfat
sangat bersifat eksotermik.
e) Sebelum meninggalkan lab, sebaiknya melepaskan?
Jawab : Sebelum meninggalkan laboratorium, para praktikan sebaiknya
melepaskan alat pelindung diri yang meliputi jas laboratorium, masker, gloves,
safety google serta selalu mencuci tangan. Karena alat-alat pelindung diri tersebut
kemungkinan besar telah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang berbahaya
di laboratorium.
f) Cairan yang mudah terbakar dapat menyala di bawah ?
Jawab : 100 oF (38 oC)
g) Pertolongan pertama jika terkena paparan bahan kimia adalah
Jawab : Pertolongan pertama yang dapat dilakukan jika terkena paparan bahan
kimia adalah dengan melepaskan pakaian yang terpapar bahan kimia ditubuh
secara perlahan agar kondisi luka tidak menyebar ke daerah tubuh lainnya.
Kemudian bilas bagian tubuh yang terpapar dengan air mengalir selama 10-20
menit.
h) Benar atau Salah?
- Asam yang lebih lemah selalu lebih aman daripada asam yang lebih kuat.
Jawab : Salah
- Asam encer umumnya lebih aman daripada asam pekat.
Jawab : Benar
i) APD adalah singkatan dari ?
Jawab : Alat Pelindung Diri
j) Apakah limbah terhalogenasi itu?
Jawab : Limbah terhalogenasi adalah limbah yang didalamnya terjadi suatu reaksi
kimia yang melibatkan penambahan satu atau lebih halogen.

2. Identifikasi tiga perilaku tidak aman dari video tersebut!


Jawab :
- Tidak memakai alat pelindung diri (APD) yang lengkap seperti masker,
sarung tangan (gloves), goggle, jas laboratorium ketika bekerja.
- Membersihkan alat kimia yang pecah tanpa menggunakan APD dan alat
khusus seperti sapu, pengki, sikat, namun hanya menggunakan tissue.
- Tidak mematikan api ketika tidak dibutuhkan.
- Menyentuh kawat kasa menggunakan menggunakan tangan langsung
tanpa penjepit.
- Berjalan sambil membawa beaker glass terbuka yang berisi bahan kimia
korosif.

3. Jelaskan tiga kecelakaan yang paling mungkin terjadi lab kimia dan cara
mencegahnya atau menanganinya!
Jawab :
- Terkena bahan kimia
Cara pencegahan :
1) Menggunakan APD yang lengkap seperti menggunakan Jas laboratorium,
masker, sarung tangan, goggle, safety shoes.
2) Tetap fokus dan selalu berhati-hati dalam bekerja.
Cara penanganan :
1) Jangan panik
2) Mintalah bantuan rekan anda yang berada di dekat anda, oleh karenanya
dilarang bekerja sendirian di laboratorium.
3) Bersihkan bagian yang mengalami kontak langsung dengan bahan
tersebut. Bila memungkinkan, bilas sampai bersih.
4) Bila terkena kulit, jangan digaruk, supaya tidak merata.
5) Bawa korban ke luar ruangan supaya banyak menghirup oksigen.
6) Bila mengkhawatirkan kesehatannya segera hubungi paramedik
secepatnya.

- Terpeleset
Cara pencegahan :
1) Memakai sepatu anti slip.
2) Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi dan tali sepatu longgar.
3) Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang di pel (basah dan licin)
ataupun lantai yang permukaannya tidak rata.
Cara penanganan :
Jauhkan korban dari laboratorium dan segera berikan pertolongan pertama jika
terdapat bagian tubuh yang memar ataupun luka.

- Terjadi Kebakaran
Cara pencegahan :
1) Kontruksi bangunan diharapkan tahan api
2) Memiliki system penyimpanan yang baik terhadap bahan-bahan yang
mudah terbakar.
3) Selalu mengadakan pengawasan terhadap terjadinya kemungkinan
timbulnya kebakaran di dalam laboratorium.
Cara penanganan :
1) Jangan panik
2) Segera bunyikan alarm tanda bahaya
3) Identifikasi bahan yang terbakar (kelas A, B atau C), padamkan dengan
kelas pemadam yang sesuai. Sebagai contoh kebakaran kelas B bensin, minyak
tanah dll tidak boleh disiram dengan air.
4) Hindari meghirup asap secara langsung, gunakan masker atau tutup hidung
dengan sapu tangan.
5) Gunakan safety shoes yang tahan minyak.
6) Tutup pintu untuk menghambat api membesar dengan cepat
7) Cari bantuan pemadam kebakaran, oleh karena itu selalu siapkan nomor
telepon pemadam kebakaran di laboratorium.
4. Buatlah rancangan denah lab kimia dan rute evakuasi darurat. Sebutkan
dengan jelas letak selimut api, pemadam kebakaran, alarm kebakaran, keran
mencuci mata, kotak P3K, dan tempat sampah!
Keterangan Letak Denah Laboratorium :
1. A) Pintu masuk dan keluar
B) Pintu darurat
2. Ruang Pratikum
3. Ruang bahan dan persiapan
4. Ruang alat dan persiapan
5. Ruang kantor dan laboran
6. Meja Pratikum
7. Meja persiapan
8. Meja dosen dan asisten
9. Meja demonstrasi
10. Meja operator
11. Loker praktikan
12. Lemari asam / Fume Hood
13. Lemari bahan korosif
14. Wastafel
15. Papan pengumuman
16. Lemari bahan kimia
17. Lemari alat kimia
18. Lemari arsip / administrasi
19. A) Toilet Pria
B) Toilet Wanita
20. Ventilasi udara
21. P3K
22. Pemadam api
23. Keran cuci mata
24. Selimut api
25. Alarm kebakaran
26. Tempat sampah
27. Shower
Gambar Denah Laboratorium
1 8 1 2 11 1
A 2 A
1 3
6
1 5 1
8
1 0
7 7

4
1 1 8
7 5
6 6
1 8
1 9 B 1 9 A 2
2
1
2 9
2
6 6
2 2
0 5

2
1
2
6
6 6 6
2
4

2 2 2
3 7 7
2
6

1 2 1 3
1 4 14 1
B
B) Aktivitas 2 : Penanganan zat kimia di laboratorium

Link video kelompok 6 : https://www.youtube.com/watch?v=e7PorbRCzZ0


Hasil Analisis Video :
 Topik Pembahasan
1. Jenis bahan kimia berbahaya yang digunakan di laboratorium
2. Tindakan pencegahan selama menangani dan menyimpan bahan kimia
3. Penggunaan lemari asam yang tepat
4. Alat pelindung diri
5. Tindakan darurat untuk percikan bahan kimia
 Jenis Bahan Kimia Berbahaya yang Digunakan di Laboratorium
1. Flammables (Mudah Terbakar)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen sehingga mudah
menimbulkan api/mudah terbakar.
2. Oxidisers (Oksidator)
Adalah bahan kimia yang kaya dengan oksigen sehingga dapat membantu dan
mempercepat proses pembakaran, karena bisa menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran .
3. Corrosives (Korosif)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit atau
bahkan kehilangan penglihatan apabila terjadi kontak dengan mata.
4. Toxic (Beracun)
Adalah bahan kimia yang paling berbahaya jika tertelan atau terhirup.
5. Pyrophorics (Piroforik)
Adalah bahan kimia yang berbentuk cairan, padatan ataupun gas yang mudah
terbakar secara spontan apabila terpapar atau bereaksi secara langsung dengan uap
air, oksigen atau dalam suatu kondisi di udara terbuka ketika suhu berada di titik
kurang dari atau sama dengan 130° F / 54,44°C.
 Tindakan Pencegahan Selama Menangani dan Menyimpan Bahan
Kimia
1. Selalu mengacu pada MSDS sebelum dan saat menggunakan bahan kimia.
MSDS berisi informasi mengenai bahaya kimia dan tindakan pencegahan.
2. Jangan gunakan rumus kimia dalam bentuk singkat saat memberi label
pada botol kimia. Selalu pasang label dengan menyertakan nama lengkap bahan
kimia dan informasi bahaya nya.
3. Saat menangani/menggunakan bahan kimia reaktif terhadap air, pastikan
air tidak bersentuhan dengan bahan kimia tersebut.
4. Jangan memanaskan bahan kimia mudah terbakar, bahan kimia tersebut
akan menyala/memercik, gunakan penangas air sebagai gantinya.
5. Peralatan berbahan kaca dalam kondisi vakum memiliki risiko ledakan
yang dapat menyebarkan pecahan-pecahan kaca ke sekelilingnya, gunakan
peralatan dengan pelindung sebagai perlindungan dari pecahan kaca akibat
ledakan tersebut.
6. Saat menangani/menggunakan bahan kimia pembentuk peroksida,
pastikan untuk mencatat tanggal penerimaan dan tanggal pembukaan botol.
Jangan menyimpan bahan kimia melebihi tanggal kadaluwarsa.
7. Distilasi atau evaporasi bahan kimia pembentuk peroksida hanya boleh
dilakukan setelah dipastikan bahan tersebut bebas dari peroksida untuk mencegah
terjadinya ledakan.
8. Pastikan bahan kimia yang tidak kompatibel tidak bercampur selama
penanganan dan penyimpanan.
9. Jangan simpan bahan kimia mudah terbakar di kulkas umum/biasa, karena
dapat menimbulkan uap yang mudah terbakar. Uap yang mudah terbakar dapat
menyala akibat adanya bohlam di kulkas yang mengakibatkan ledakan. Selalu
gunakan kulkas khusus laboratorium, gunakan lemari khusus untuk menyimpan
bahan kimia mudah terbakar.
10. Jangan menyimpan botol bahan kimia di pinggir meja kerja, karena bisa
tersenggol dan jatuh.
11. Selalu jaga kerapihan dan kebersihan meja kerja.
12. Jaga agar orang yang berlalu-lalang bebas dari gangguan.
13. Pertahankan inventaris bahan kimia dan rutin melakukan pemeriksaan
serta buang bahan yang tidak diperlukan.
 Penggunaan Lemari Asam yang Tepat
1. Lemari asam merupakan peralatan penting untuk segala penanganan bahan
kimia.
2. Lemari asam yg terbuka tidak akan mampu melindungi dari pecahan dan
tumpahan/percikan bahan kimia, serta dapat menimbulkan uap bahan kimia ke
dalam ruang laboratorium. Selalu posisikan penutup pada posisi terendah yang
memungkinkan saat bekerja di dalam lemari asam.
3. Jangan simpan bahan kimia di lemari asam, jaga agar lemari asam selalu
bersih.

 Alat Pelindung Diri

1. Pakai jas laboratorium dengan kancing yang ditekan, ini dapat


mempercepat saat melepaskan jas laboratorium apabila terjadi tumpahan kimia
atau api.
2. Saat menangani bahan kimia piroforik, harus memakai jas laboratorium
yang tahan api.
3. Tumpahan bahan kimia dan pecahan dapat menyebabkan cedera mata
yang parah atau gangguan penglihatan, selalu pakai pelindung mata di
laboratorium. Pakai safety goggles atau face shield untuk melindungi dari
tumpahan/percikan bahan kimia.
4. Saat menangani bahan kimia korosif, pakai sarung tangan khusus dengan
lengan baju panjang dan pakai celemek khusus, atau gunakan wadah sekunder
untuk membantu menampung tumpahan selama bekerja.
5. Pilih gloves berdasarkan jenis bahan kimia yang akan digunakan. Bahan
kimia akan merusak gloves setelah jangka waktu penggunaan tertentu, ganti
gloves sesuai dengan rekomendasi pabrik. Lepas glove dengan cara yang benar
sehingga bahan kimia pada glove tidak mengenai kulit.
6. Jangan memakai sandal di laboratorium karena tidak dapat melindungi
kaki dari tumpahan bahan kimia, selalu pakai sepatu tertutup.
7. Jangan memakai pakaian longgar, perhiasan, dan selalu mengikat rambut
di laboratorium.
 Tindakan Darurat untuk Percikan Bahan Kimia
1. Jika mata terkena bahan kimia, segera cuci di pencuci mata dengan air
yang banyak minimal selama 15 menit, dan segera berikan penanganan medis.
2. Jika terjadi tumpahan bahan kimia pada kulit, cuci/bilas terus-menerus
minimal selama 15 menit, lepas pakaian yang terkontaminasi, dan segera berikan
penanganna medis.
3. Jika asam fluorida mengenai kulit, gunakan gel kalsium glukonat sebagai
penawar/penangkal.
4. Jika pakaian terkena api dan terbakar, segera jatuhkan diri ke bawah dan
berguling di lantai untuk memadamkan api, atau gunakan pancuran/shower
keselamatan.
5. Saat menangani tumpahan bahan kimia, atasi berdasarkan MSDS untuk
informasi lebih lengkap.
6. Tidak boleh bekerja sendirian di laboratorium, minimal terdiri dari dua
orang.

C) Simbol-Simbol Peringatan Bahaya


1. Simbol peringatan akan bahaya

Simbol peringatan umum bahaya laboratorium terdiri dari tanda seru hitam dalam
segitiga kuning. Ini berarti peringatan umum kepada siapapun yang berada di
dalam laboratorium bahwa ada bahaya. Simbol ini dapat ditemukan pada
peralatan, pintu, lemari atau area lain dari laboratorium. simbol ini memberikan
pengingat yang baik untuk bekerja dengan aman dan memeriksa apakah kita tidak
yakin dengan prosedur keselamatan untuk peralatan atau area tertentu di
laboratorium.

2. Simbol bahan kimia keras


Bahaya bahan korosif dapat menyebabkan kerusakan pada mata, kulit, dan sistem
pernapasan. Contoh bahan kimia yang bersifat korosif antara lain, asam sulfat,
asam asetat, asam klorida, dan lain-lain. Cara penanganan bahan korosif ini adalah
hindarkan dan janganlah sampai tumpah, jika bersentuhan dengan kulit segera
cucilah dengan air mengalir selama 10-15 menit.

3. Simbol peringatan sinar laser

Radiasi optik adalah istilah lain untuk cahaya, yang meliputi radiasi ultraviolet
(UV), cahaya tampak, dan radiasi inframerah. Simbol keselamatan bahaya radiasi
optik memperingatkan peralatan yang menghasilkan jenis radiasi ini di
laboratorium, seperti laser berdaya tinggi. Saat bekerja dengan bahaya seperti itu,
kacamata yang tepat harus selalu dipakai. Untuk laser khususnya, SOP yang tepat
harus ada, jalur berkas untuk sistem laser harus ditutup, dan pengguna harus
melakukan survei fisik untuk setiap refleksi yang tidak diinginkan sebelum
menggunakan laser.

4. Simbol peringatan alur potong

Simbol diatas untuk mesin-mesin yang terdapat bagian pemotong (cutter) atau
memiliki bagian yang tajam, biasanya terdapat simbol-simbol peringatan seperti
di atas, agar keselamatan para pekerja pun bisa diminimalisir.

5. Simbol bahan yang mudah terbakar


Simbol flammable adalah simbol adalah simbol yang menunjukan bahan mudah
terbakar. Bahan yang mudah terbakar dibagi menjadi dua jenis, yaitu highly
flammable (sangat mudah terbakar) dan yaitu extremely flammable (amat sangat
mudah terbakar). Highly Flammable memiliki titik nyala pada suhu 21°C dan titik
didih pada suhu yang tak terbatas. Kelembaban memiliki pengaruh yang sangat
besar pada terbakar atau tidaknya bahan ini. Oleh karena itu, bahan ini biasanya
disimpan pada kondisi dengan kelembaban tinggi. Sedangkan extremely
flammable memiliki titik nyala pada suhu 0°C dan titik didih pada suhu 35°C.
Umumnya pada suhu normal bahan ini berupa gas dan disimpan dalam tabung
kedap udara bertekanan tinggi. Untuk pencegahannya bahan dengan label
extremely flammable di jauhkan dari campuran udara dan sumber api.

6. Simbol peringatan bahan radio aktif

Simbol bahaya radiasi pengion menunjukkan adanyaa radiasi pengion. Radiasi


pengion adalah radiasi yang membawa energi yang cukup untuk membebaskan
elektron dari atom atau molekul, sehingga mengionisasi mereka. Bahan dengan
simbol ini adalah bahan yang mengandung material atau kombinasi dari material
lain yang dapat memancarkan radiasi secara spontan. Simbol ini memiliki makna
bahwa barang yang terdapat di dalam kemasan box merupakan bahan / barang /
material yang mampu memancarkan sinar radiasi baik itu partikel partikel Alpa
maupun partikel beta dengan sinar gamma, elektron, dan neotrino.

7. Simbol peringatan area elektromagnetik


Simbol ini mengacu pada radiasi non-ionisasi yang dapat menghasilkan non-
mutagenik. Efek yang diberikan seperti menghasut energi panas pada jaringan
biologis yang dapat menyebabkan luka bakar. Contoh : medan elektromagnetik
frekuensi radio yang kemungkinan bersifat karsinogenik pada manusia.

8. Simbol peringatan akan barang tajam

Simbol ini berfungsi sebagai tanda peringatan tentang bahaya benda tajam yang
berada di area kerja. Biasanya dipasang di area produksi sekitar mesin.
Pemasangan simbol ini membantu melindungi pekerja dari cedera saat bekerja
dengan alat-alat besar ataupun benda tajam lainnya, juga digunakan untuk
meminimalisir kecelakaan kerja akibat benda tajam.

9. Simbol bahan mudak meledak

Simbol eksplosif menunjukkan bahan kimia yang mudah meledak dengan adanya
panas atau percikan bunga api, gesekan, atau benturan. Penanganan bahan tersebut
adalah hindari pukulan/benturan, guncangan, gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Simpan bahan bersifat eksplosif
dalam minyak parafin, hindari tempat lembab dan hindari benturan atau api.
Contoh bahan bersifat eksplosif antara lain, KClO3, NH4NO3, TNT (Trinitro
Toluena), Amonium Dikromat, Benzoil Klorida
10. Simbol peringatan tegangan tinggi

Simbol ini berfungsi untuk mengingatkan pekerja bahwa bekerja di area listrik
bertegangan tinggi bisa sangat berbahaya. Hilang kesadaran, kejang otot, luka
bakar, hingga gagal jantung dan kematian bisa dialami pekerja jika tersengat arus
listrik bertegangan tinggi ini.

11. Simbol peringatan area bermagnet

Peralatan laboratorium tertentu menghasilkan medan magnet yang kuat. Simbol


ini memberi tahu anggota laboratorium tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh
jenis peralatan ini. Risiko ini sangat dekat bagi orang yang menggunakan alat
pacu jantung dan implan, yang akan cenderung menyelaraskan diri dengan garis
medan magnet, seperti halnya jam tangan, clipboard, dan alat-alat tertentu.

12. Simbol peringatan bahaya bettery atau accu

Simbol ini berfungsi untuk mengingatkan pekerja agar waspada terhadap cairan
aki (accu) yang ada di area kerja. Cairan accu bisa berbahaya jika kontak langsung
dengan kulit dan mata. Cairan kimia ini dapat menyebabkan iritasi, kulit terasa
panas, gatal, dan perih.

13. Simbol bahan beracun


Bahan Kimia Beracun (Toxic Chemicals) adalah setiap bahan kimia yang karena
pengaruh kimianya terhadap proses kehidupan dapat menyebabkan kematian,
cacat sementara, atau bahaya permanen pada manusia atau binatang. Sifat racun
ini dapat menyebabkan keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Maka dari itu komponen bahan
beracun harus dikelola limbahnya karena jika tidak sifat, konsentrasi zat tersebut,
dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.

14. Simbol peringatan tali yang dapat putus

Tanda peringatan Tali yang dapat putus adalah jenis pesan peringatan dari tanda
bahaya yang harus digunakan untuk memperingatkan orang lain di sekitar area di
mana terdapat tali yang dapat terputus. Fungsi simbol ini membantu melindungi
pekerja dari cidera yang akan terjadi saat berpijakan atau berpegangan dengan tali
yang dapat terputus.

15. Simbol peringatan berputas otomatis

Simbol berputar otomatis memperingatkan bahwa mesin yang bekerja secara


otomatis tergantung ada tidaknya objek. Fungsi simbol ini membantu melindungi
pekerja di sekitar area mesin dan meningkatkan kewaspadaan pekerja dalam
menggunakan mesin tersebut.

16. Simbol peringatan permukaan panas


Tanda Peringatan Permukaan Panas adalah jenis pesan peringatan dari tanda
bahaya yang harus digunakan untuk memperingatkan orang lain di sekitar area di
mana terdapat permukaan panas dan Tanda Permukaan Panas Peringatan
menyampaikan pesan "Peringatan permukaan panas" yang berarti
memperingatkan bahaya dari semua permukaan yang panas. Dimana lokasi
tersebut terdapat banyak permukaan panas yang dapat menyebabkan orang dapat
terluka, Label Awas Permukaan Panas memberikan solusi yang ideal dan dapat
diterapkan ke permukaan apa pun untuk memperingatkan orang lain tentang
permukaan panas dan di mana orang telah menerima luka bakar karena
menyentuh panas permukaan.

F. Kesimpulan
a. Selalu ingatlah bahaya bahan kimia yang melekat, dengan cara mengetahui
msds terlebih dahulu.
b. Selalu gunakan alat pelindung diri dalam situasi apapun ketika di
laboratorium karena akan melindungi kita dari kejadian yang tak terduga.
c. Selalu menaati peraturan keselamatan kerja di laboratorium yang sudah
disepakati dan mengikuti prosedur teknik kerja di laboratorium.
d. Memahami penanggulangan keadaan darurat dari kecelakaan-kecelakaan
yang mungkin terjadi saat bekerja.
e. Memahami klasifikasi bahan kimia dan mengetahui simbol yang tertera
pada bahan kimia.
f. Setiap pekerja harus dapat menganalisis simbol-simbol K3 untuk
mengenali potensi bahaya yang terjadi di laboratorium kimia.

G. Daftar Pustaka
Sujoso, A.,D.,P. 2012. Dasar-Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jember:
Jember University Press.
Sainskimia.com (2019, 12 Agustus). Simbol-simbol dalam Laboratorium Beserta
Maknanya. Diakses pada 20 Maret 2021, dari
https://mysmart1.wordpress.com/rambu-rambu-k3-in-lab-komputer/
https://sainskimia.com/simbol-simbol-dalam-laboratorium-beserta-maknanya/
Hasibuan, R. (2017). Pengaruh Kesehatan Dan Keselamatan Kerja, Pelatihan Dan
Kerja Tim Terhadap Kinerja Tenaga Medis Di Rumah Sakit Budi Kemuliaan
Batam. Jurnal Dimensi, 6(2).

Anda mungkin juga menyukai