Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ANALISIS KUALITATIF : IDENTIFIKASI KATION – ANION, UJI NYALA,


DAN IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI SENYAWA ORGANIK

Nama : Difa Putri Himawan

NIM : 4311420026

Jurusan : Kimia

Prodi : Kimia

Dosen Pengampu : Dante Alighiri, S. Si., M. Sc.

Tanggal Praktikum : 6 April 2021

Nama Laboratorium : Laboratorium Virtual

Kelompok : Enam (VI)

Kawan Kerja : 1. M. Gilang Eka Hermawan (4311420005)

2. Adika Salwa Anugrah Jabbar (4311420017)

3. Gita Fitriani Agustina (4311420030)


IDENTIFIKASI KATION-ANION, UJI NYALA DAN IDENTIFIKASI GUGUS
FUNGSI SENYAWA ORGANIK

I. TUJUAN

1. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi reaksi-reaksi kation-anion secara kualitatif.

2. Mahasiswa mampu menganalisis perubahan yang terjadi pada setiap reaksi identifikasi kation-
anion.

3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami analisis kation dan anion serta karakteristik suatu
sampel.

4. Mahasiswa mampu mengetahui warna nyala dari senyawa logam alkali dan alkali tanah.

5. Mahasiswa dapat mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa
organik.

6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi gugus fungsional senyawa organik.

II. DASAR TEORI

Pada dasarnya metode Analisis Kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Analisis Kualitatif yaitu analisis yang membahas tentang identifikasi suatu zat atau campuran zat
yang tidak diketahui. Cakupannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
2. Analisis Kuantitatif yaitu analisis kimia yang mencakup penentuan banyaknya suatu zat tertentu
yang ada di dalam suatu contoh (sampel).
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini
didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat
penguapan dan ekstraksi.
Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik menentukan kecenderungan dari kelarutan klorida, sulfida,
hidroksida, karbonat, sulfat dan garam-garam lainnya dari logam. Walaupun analisis kualitatif
(analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-
prinsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar. Ion-ion dapat di
identifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi,
spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksiasam basa, redoks, kompleks, dan
pengendapan.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion dalam
larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu.
Dalam analisis kualitatif, dilakukan identifikasi kation-anion sebuah sampel untuk menentukan kation
I sampai VI dan anion I sampai VI. Untuk tujuan analisis kualitatif, sistematik kation-anion
diklasifikasikan dalam enam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan dari suatu kation yang bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Adapun tujuan dilakukannya percobaan kation-anion, yakni untuk mengetahui betapa pentingnya
identifikasi analisis kation-anion dalam mengetahui kandungan-kandungan zat kimia yang bermanfaat
atau toxic.

Alkali dan alkali tanah merupakan unsur logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam
golongan IA yang terdiri dari litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan
fransium (Fr). Sedangkan logam alkali tanah terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium
(Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra). Radium kadang tidak dianggap sebagai alkali
tanah karena sifat radioaktif yang dimilikinya. Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut
spektrum emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neil Bohr.
Ketika atom diberikan sejumlah energi, elekron-elektron yang berada dalam dasar akan tereksitasi
menuju kulit yang lebih tinggi dengan tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat
kembali pada keadaan dasar atau mengimisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan
garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan setiap unsur berbeda
antara yang satu dengan yang lain seperti ketika dibakar litium menghasilkan warna merah, natrium
menghasilkan warna kuning, kalium menghasilkan warna pink atau lilac, rubidium menghasilkan
warna merah lembayu. Warna-warna yang dihasilkan oleh unsur-unsur I logam alkali sangat indah
sehingga logam-logam alkali banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kembang api atau mercon.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan percobaan alkali dan alkali tanah ini untuk
mengetahui warna uji nyala dan sifat kelarutan dari logam alkali dan alkali tanah.

Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa
dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa
tersebut. Senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret
homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa organik
biasanya tidak reaktif karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagianyang reaktf dalam
suatu molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut. Misal, alkohol adalah suatu golongan senyawa
yang mengandung gugus fungsi hodroksil (-OH) terikat padakarbon. Semua alkohol mempunyai
reaksi kimia yang sama karena mengandung gugus fungsional ini. Tujuan dari identifikasi adalah
untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia
tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Masing-
masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsionil yang
dimilikinya. Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu dengan memberikan
gejala yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok senyawa dan dapat dikenali
dengan peraksi pengenalnya.

III. Alat dan Bahan

1. Identifikasi Kation - Anion


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes

Bahan :
1. Larutan AgNO3
2. Larutan HCl
3. Larutan NH4OH
4. Larutan HNO3
5. Larutan KCN
6. Larutan KI
7. Larutan NaOH
8. Larutan K2CrO4
9. Larutan Pb (NO3)2
10. Larutan Pb (CH3COO)2
11. Larutan Bi (NO3)2
12. Larutan Hg (NO3)2
13. Larutan CdSO4
14. Larutan CuSO4
15. Larutan K4Fe(CN)6
16. Larutan FeSO4
17. Larutan FeCl3
18. Larutan H2SO4
19. Larutan KSCN
20. Larutan Al2 (SO4)3
21. Larutan NiSO4
22. Larutan dimetil glioksim
23. Larutan Co (NO3)2
24. Larutan ZnSO4
25. Larutan BaCl2
26. Larutan Na2CO3
27. Larutan CaCl2
28. Larutan Ba (OH)2
29. Larutan Na2SO4
30. Larutan Na2S2O3
31. Larutan NaNO3
32. Larutan NaCl
33. Larutan Na2C2O4
34. Larutan CH3COOH

2. Identifikasi Golongan Logam Alkali dengan Uji Nyala


Alat :
1. Kawat atau sendok
2. Lilin dan korek api
3. Pembakar spirtus

Bahan :
1. Garam dapur (NaCl)
2. SrCl2
3. BaCl2
4. CaCl2
5. Litium
6. Obat maag (Mg (OH)2)
7. KCl
8. Air
9. HCl

3. Identifikasi Gugus Fungsi Pada Senyawa Organik


Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Penjepit kayu
5. Pembakar spirtus
6. Kapas
7. Kertas lakmus ( biru dan merah )
8. Botol kaca
9. Sendok
10. Balon
11. Timbangan
12. Corong
13. Beaker Glass
14. Kertas amilum – iodida
15. Bunsen

Bahan :
1. Air tape
2. Natrium
3. Fenolftalein
4. Aseton
5. Glukosa
6. Laktosa
7. Pereaksi Tollens
8. Asam cuka
9. Soda kue
10. Sampel sosis A
11. Sampel sosis B
12. Sampel sosis C
13. Kunyit
14. Tablet paracetamol
15. HCl pekat
16. Batang korek api
17. DAB HCl

IV. CARA KERJA

1. Identifikasi Kation - Anion

Pertama, sediakan tabung reaksi yang sebelumnya telah dibersihkan.


Kemudian, masukkan sampel ke dalam tabung reaksi.

Lalu, tambahkan suatu larutan asam ataupun basa untuk mengetahui jenis
endapan yang terbentuk.

Kemudian, amati jenis endapan yang terbentuk.

2. Identifikasi Uji Nyala

Pertama, bersihkan ujung kawat nikrom atau kawat platina dalam HCl pekat,
kemudian memanaskan pada pembakar bunsen. Ulangi sampai bersih.

Kemudian, celupkan kawat nikrom atau kawat platina pada senyawa. Lalu,
membakarnya pada bunsen.

Terakhir, amati perubahan nyala api yang ditimbulkan pada percobaan. Untuk
sampel serbuk, dilakukan dengan meletakkan 3-4 Mg zat di atas kaca arloji,
kemudian dibasahi dengan sedikit HCl pekat, mengulangi prosedur kerja
sebelumnya.

3. Identifikasi Gugus Fungsi

Pertama, sediakan bahan yang akan di uji terlebih dahulu.

Kemudian, masukkan reagensia yang dibutuhkan untuk menguji gugus fungsi


yang diinginkan.
Terakhir, amati perubahan yang terjadi pada uji coba yang dilakukan.

V. PEMBAHASAN

A. Aktivitas I : Identifikasi Kation - Anion

1. Identifikasi Kation Golongan 1 dan 2

Cara Kerja Reaksi Pengamatan


Ion
Kation golongan 1

Argentum (Ag+ )

1.Siapkan 3 buah tabung Ag+ + Cl- → AgCl↓ Ketika AgNO3


reaksi kecil: Isi masing- dicampurkan dengan
𝑈𝑉
masing dengan 2 tetes larutan a) 2AgCl↓ → 2Ag↓ (abu-abu) + Cl2 HCl terbentuk
endapan berwana
AgNO3, kemudian tambah
putih dari perak
dengan 2 tetes larutan HCl.
b) AgCl↓ + H2O → klorida dan asam
Jika terbentuk endapan (1) nitrat. Warna endapan
kemudian endapan dikantil. yang terbentuk
bergantung pada
a.Endapan (2) kenakan komposisi unsur-unsu
sinar matahari. pembentukannya.

b.Endapan (3) + air panas a. Endapan yang


terkena sinar
matahari
menguraikan endapan
putih menjadi
hitam/abu-abu karena
terbentuknya logam
perak.

b. Endapan yang
ditambah air panas
akan tetap/tidak dapat
larut.

2. Siapkan 3 buah tabung


reaksi kecil: Isi masing-
masing dengan 2 tetes larutan AgNO3 + HCl → AgCl + HNO3 AgNO3 direaksikan
dengan HCl akan
AgNO3, kemudian tambah
menghasilkan
dengan 2 tetes larutan HCl. endapan berwarna
Jika terbentuk putih.
endapan (1) kemudian
endapan dikantil.

a.Endapan (2) + NH4OH


berlebihan, kemudian a) Ag2+ + Cl- → AgCl↓ a. Endapan AgCl↓
tambah lagi HNO3 encer. yang ditambah
Endapan + NH4OH berlebihan NH4OH berlebih
b.Endapan (3) + lart. KCN akan larut dalam
berlebihan larutan. Kemudian
AgCl↓ + 2NH3 → Ag(NH3)2Cl
ditambah lagi dengan
HNO3 encer akan
Ditambah HNO3 encer membentuk kembali
endapan putih.
Ag(NH3)2Cl + 2HNO3 →
AgCl↓(putih)+ 2NH4+ + 2NO3- b. Endapan yang
ditambah KCN
b) AgCl↓ + 2CN- → [Ag(CN)2]- + berlebih akan larut
Cl- dalam larutan.

3.Ke dalam tabung reaksi


kecil: Isi dengan 2 tetes
larutan AgNO3 , kemudian Ag+ + I- → AgI↓ AgNO3 yang
AgI↓ + 2CN- → [Ag(CN)2]- + I- direaksikan dengan
tambahkan larutan KI.
KI akan membentuk
Kantil endapan pada tabung endapan yang
selanjutnya endapan + berwarna kuning
larutan KCN berlebih. muda.
Endapan yang
ditambah KCN
berlebih maka
terbentuk larutan atau
larut.

4.Siapkan 1 buah tabung


reaksi kecil: Isi dengan 2
tetes larutan AgNO3 , 2Ag+ + 2OH- → Ag2O↓ + H2O AgNO3 yang bereaksi
dengan NaOH akan
kemudian tambah dengan
membentuk endapan
larutan NaOH. Diamkan coklat. Dan jika
beberapa saat dan kantil ditambah dengan
endapan yang terjadi. NaOH berlebih maka
Kemudian endapan + larutan endapan akan tetap
NaOH berlebihan. atau tidak larut.
5.Siapkan 3 buah tabung
reaksi kecil: Isi dengan 2
tetes larutan AgNO3 , 2Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4↓ AgNO3 yang
kemudian tambah dengan bereaksi
a) Ag2CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2]+
dengan
larutan K2CrO4, kantil + CrO42-
endapan (1) yang K2CrO4 akan
KOH + HNO3 → KNO3 + H2O membentuk
terbentuk.
endapan
b) Ag2CrO4↓ + 4NO3- →
a.Endapan (2) + larutan 2[Ag(HNO3)2]+ + CrO42- berwarna
merah.
NH4OH
a. Jika ditambah
b.Endapan (3) + larutan dengan larutan
HNO3 NH4OH maka
endapan akan larut.
b. Jika ditambah
dengan larutan HNO3
akan membentuk
endapan berwarna
merah.

Timah Hitam (Pb2+)

1.Ke dalam tabung reaksi Pb3+ + Cl- → PbCl2↓ (putih) Larutan Pb(NO3)2
kecil: Isi dengan 2 tetes direaksikan dengan
Pb(NO3)2 , kemudian + Endapan + air panas HCl akan membentuk
endapan putih,
larutan HCl encer, kantil
endapan yang
endapan, kemudian PbCl2↓ + H2O → Pb2+ + Cl H2O →
ditambah air panas
endapan + air panas, Pb(OH)2 + HCl
akan larut.
selanjutnya amati setelah
dingin.
2.Siapkan 2 buah tabung
reaksi kecil: Isi masing-
masing dengan 2 tetes a. Pb(CH3COO)2
2+ -
a) Pb + I → PbI2↓ direaksikan dengan
Pb(CH3 COO)2.
KI akan membentuk
a.Tabung (1) + dengan 2 tetes Endapan + air panas endapan kuning.
lart. KI, kantil endapan, b.Pb(CH3CO
kemudian PbI2↓ + H2O → Pb2+ + 2I-
O)2
endapan + air panas, direaksikan
b) Pb2+ + CrO42-→ PbCrO4↓
selanjutnya amati setelah dengan
dingin. larutan
K2CrO4 akan
b.Tabung (2) + 2 tetes lart. membentuk
K2CrO4 endapan
kuning.

Kation Golongan 2

Bismuth (Bi3+ )

1.Siapkan 3 buah tabung a) Bi3+ + I- → BiI3↓ a. Terbentuknya


reaksi kecil: Isi dengan 2 endapan BiI3
tetes larutan Bi(NO3)3 b) Bi3+ + I- → BiI3↓ berwarna hitam.

a.Tabung (1) + dengan 2 tetes BiI3↓ + I- → BiI2 + I2 b. Terbentuknya


larutan KI. endapan BiI3
c) Bi3+ + OH- → Bi(OH)3↓ berwarna hitam dan
b.Tabung (2) + dengan 2 tetes endapan senyawa
BiI2.
larutan KI, kantil endapan,
kemudian + KI berlebihan. c. Terbentuknya
endapan Bismut (III)
c.Tabung (3) + larutan NaOH Hidroksida yang
beberapa tetes, kemudian memiliki endapan
tambah lagi berlebihan. berwarna putih.
Merkuri (Hg2+)

Siapkan 2 buah tabung reaksi a) Hg2+ + 2I- → Hg↓ + I2↓ a. Terbentuknya


kecil: Isi dengan 2 tetes endapan Hg
larutan Hg(NO3)2 b) Hg2+ + 2I- → Hg↓ + I2↓ berwarna coklat.

a.Tabung (1) + larutan KI Endapan larut dalam asam : b. Endapan Hg


beberapa tetes. Hg↓ + 2H+ → Hg+ + H2 yang dihasilkan
memiliki warna
b.Tabung (2) + larutan KI Dalam reagensia berlebih : endapan kuning
Hg↓ + 2OH- → [Hg(OH)2]- dan apabila
beberapa tetes, kemudian
ditambah
tambah lagi berlebihan. reagensia berlebih,
c) Hg↓ + 2OH- → [Hg(OH)2]- endapan akan larut
c.Tabung (3) + larutan
dan membentuk
NH4OH. ion kompleks.

c. Terbentuknya
endapan
[Hg(OH)2]-
berwarna kuning.

Kadmium (Cd2+)

Siapkan 3 buah tabung reaksi a) Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2↓ a. Terbentuknya


kecil: Isi masing- masing endapan Cd (II)
dengan 2 tetes larutan CdSO4 b) Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2↓ Hidroksida
berwarna coklat.
a.Tabung (1) + larutan NaOH Endapan larut dalam asam :
Cd(OH)2↓ + 2H+ → Cd2+ + 2H2O b. Terbentuknya
beberapa tetes.
endapan Cd (II)
b.Tabung (2) + larutan NaOH Dalam reagensia berlebih : Hidroksida
Cd(OH)2↓ + 2OH- → [Cd(OH)4]2- berwarna coklat
beberapa tetes, kemudian
dan apabila
tambah lagi berlebihan. ditambah
c) Cd2+ + 2OH- → Cd(OH)2↓ reagensia berlebih,
c.Tabung (3) + larutan Cd(OH)2↓ + 6NH3 → [Cd(NH3)6]2+ + endapan akan larut
NH4OH beberapa tetes, 2OH- dan membentuk
kemudian tambah lagi ion kompleks.
berlebihan.
c. Terbentuknya
endapan Cd (II)
Hidroksida
berwarna coklat
dan apabila
ditambah
reagensia berlebih,
endapan akan larut
dan membentuk
ion kompleks.
Tembaga (Cu2+ )

Siapkan 6 buah tabung reaksi a) Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2↓ a. Terbentuknya


kecil: Isi masing- masing endapan Cu (II)
dengan 2 tetes larutan CuSO4 b) Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2↓ Hidroksida berwarna
kuning.
a.Tabung (1) + larutan NaOH Endapan larut dalam asam :
beberapa tetes. Cu(OH)2↓ + 2H+ → Cu2+ + 2H2O b. Terbentuknya
endapan Cu (II)
b.Tabung (2) + larutan NaOH Dalam reagensia berlebih : Hidroksida berwarna
beberapa tetes, kemudian Cu(OH)2↓ + 2OH- → [Cu(OH)4]2- kuning dan apabila
tambah lagi berlebihan. ditambah reagensia
c) Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2↓ berlebih, endapan
c.Tabung (3) + larutan akan larut dan
d) Cu2+ + 2OH- → Cu(OH)2↓ membentuk ion
NH4OH beberapa tetes.
kompleks.
d.Tabung (4) + larutan Cu(OH)2↓ + 6NH3 → [Cu(NH3)6]2+
+ 2OH- c. Terbentuknya
NH4OH beberapa tetes,
endapan Cu (II)
kemudian tambah lagi e) Cu2+ + K4 Fe(CN)6 → Hidroksida berwarna
berlebihan. CuK2[Fe(CN)6] kuning.
e.Tabung (5) + 2 tetes lart. f) Cu2+ + 2I- → Cu↓ + I2↓ d. Terbentuknya
K4 Fe(CN)6 endapan Cu (II)
Hidroksida berwarna
f.Tabung (4) + 2 tetes larutan
kuning.
KI
e. Terbentuknya
endapan Cu (II)
Ferosianida berwarna
coklat.

f. Terbentuknya
endapan tembaga dan
iodium.
2. Identifikasi Golongan 3 dan 4

Kation Golongan 3

Ferro (Fe2+)

Ke dalam tabung reaksi kecil: Terbentuk endapan


Isi dengan 2 tetes larutan Fe2+ + OH- → Fe(OH)2↓ putih besi (II)
FeSO4, kemudian + 2 tetes hidroksida bila tidak
4Fe(OH)2 + 2H2O + O2 →
terkena udara.
larutan NaOH.
4Fe(OH)3↓ Endapan ini tidak
dapat larut dalam
reagensia berlebihan.
Fe(OH)2 + H2O2 → 2Fe(OH)3↓ Apabila terkena udara,
senyawa besi (II)
hidroksida menjadi
endapan coklat
kemerahan.

Ferri (Fe3+ )

Siapkan 3 buah tabung a. Fe3+ + OH- → Fe(OH)3↓ a. Pada endapan besi


reaksi kecil: Isi masing- (III) hidroksida
masing dengan 2 tetes menghasilkan warna
b. 2Fe3+ + 3SO42- → Fe2(SO4)3↓ coklat kemerahan dan
larutan FeCl3
tidak larut dalam
a.Tabung (1) + larutan reagensia berlebihan.
c. 2Fe3+ + 3SO42- → Fe2(SO4)3↓
NaOH b. Terbentuknya
Fe2(SO4)3↓ + 3SCN- → Fe(SCN)3
endapan besi (III)
b.Tabung (2) + beberapa tetes
sulfat yang berwarna
H2SO4 encer. jingga.

c.Tabung (3) + beberapa tetes c. Terbentuknya


endapan besi (III)
H2SO4 encer, kemudian sulfat yang berwarna
tambah larutan KSCN. jingga. kemudian
ketika ditambahkan
KSCN menghasilkan
suatu endapan
berwarna merah tua
yang disebabkan
karena pembentukan
suatu senyawa besi
(III) tiosianat yang
tidak terdisosiasi.
Aluminium (Al3+)

Siapkan 2 tabung reaksi kecil: a. Terbentuknya


a. Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
Isi dengan 2 tetes larutan endapan putih
Al2(SO4)3 alumunium hidroksida
(Al(OH)3)
b. Al3+ + 3OH- → Al(OH)3↓
a.Tabung (1) + larutan NaOH
Al(OH)3 ↓ + OH- → [Al(OH)4]- b. Terbentuknya
beberapa tetes.
endapan putih
b.Tabung (2) + larutan NaOH alumunium hidroksida
(Al(OH)3) kemudian
beberapa tetes, kemudian
endapan melarut
tambah lagi berlebihan. dalam reagensia
berlebihan dan
terbentuk ion
tetrahidroksoaluminat.

Nikel (Ni2+ )

Siapkan 4 buah tabung reaksi a. Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓ a. Terbentuknya suatu


kecil: Isi masing- masing endapan nikel (II)
dengan 2 tetes larutan NiSO4 hidroksida yang
b. Ni2+ + 2OH- → Ni(OH)2↓ berwarna hijau.
a.Tabung (1) + larutan Ni(OH)2↓ + 6NH3 → [Ni(NH3)6]2+
b. Terbentuknya suatu
NH4OH beberapa tetes.
+ 2OH- endapan nikel (II)
hidroksida yang
b.Tabung (2) + larutan c. 2DMG(aq) + Ni2+ (aq) + 2OH-
berwarna hijau.
NH4OH beberapa tetes, (aq) → Ni(DMG)2(s) + 2H2O Kemudian ketika
kemudian tambah lagi ditambah lagi
berlebihan. berlebihan, endapan
d. 2DMG(aq) + Ni2+ (aq) + 2OH- nikel (II) hidroksida
c.Tabung (3) + 2 tetes akan larut dan
(aq) → Ni(DMG)2(s) + 2H2O
larutan NH4OH, selanjutnya + membentuk ion
larutan dimetil glioksim. kompleks.

d.Tabung (4) + 2 tetes c. Terbentuknya suatu


larutan NH4OH, selanjutnya + endapan nikel dimetil
larutan dimetil glioksim. glioksim yang
berwarna merah.
Terbentuknya suatu
endapan nikel dimetil
glioksim yang
berwarna merah.

d. Terbentuknya suatu
endapan nikel dimetil
glioksim yang
berwarna merah.
Terbentuknya suatu
endapan nikel dimetil
glioksim yang
berwarna merah.

Kobalt (Co2+ )

Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Co2+ + 2CN- → Co(CN)2↓ a. Pada endapan kobalt
kecil: Isi masing- masing (II) sianida
dengan 2 tetes larutan menghasilkan warna
b. Co2+ + 2CN- → Co(CN)2↓ coklat kemerahan.
Co(NO3)2
Endapan melarut dalam reagensia
a. Tabung (1) + 2 tetes larutan b. Pada endapan
berlebihan : kobalt (II) sianida
KCN menghasilkan warna
Co(CN)2↓ + 4CN- → [Co(CN)6]4-
coklat kemerahan,
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan
kemudian endapan
KCN, kemudian tambah lagi melarut dalam
berlebihan. reagensia berlebihan
dan terbentuk larutan
senyawa kompleks
heksasianokobalt yang
berwarna coklat.

Seng (Zn2+)

Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)2↓ a. Terbentuknya


kecil: Isi dengan 2 tetes endapan gelatin putih
larutan ZnSO4 Zn(OH)2
b. Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)2↓
a.Tabung (1) + larutan NaOH b. Terbentuknya
Endapan larut dalam asam :
beberapa tetes. endapan gelatin putih
Zn(OH)2↓ + 2H+ → Zn2+ + 2H2O Zn(OH)2 yang larut
b.Tabung (2) + larutan NaOH dalam asam dan dalam
Dalam reagensia berlebihan :
pereaksi yang berlebih
beberapa tetes, kemudian
Zn(OH)2↓ + 2OH- → [Zn(OH)4]2- menghasilkan ion
tambah lagi berlebihan senyawa zink
hidroksida.
Kation Golongan 4

Barium (Ba2+)

Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Ba2+ + CrO42- → BaCrO4↓ a. 2 tetes larutan BaCl2
kecil: Isi masing- masing yang direaksikan
dengan 2 tetes larutan BaCl2 dengan 2 tetes larutan
K2CrO4 akan
membentuk endapan
a.Tabung (1) + 2 tetes lart. b. Ba2+ + CO32- → BaCO3↓
berwarna kuning
K2CrO4
barium kromat yang
b.Tabung (2) + 2 tetes tak larut dalam air.
lart.Na2CO3 b. 2 tetes larutan BaCl2
yang direaksikan
dengan 2 tetes larutan
Na2CO3 akan
membentuk endapan
berwarna putih barium
karbonat yang larut
dalam asam asetat dan
asam mineral encer.

Kalsium (Ca2+)

Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Ca2+ + SO42- → CaSO4↓ a. 2 tetes larutan CaCl2
kecil: Isi masing- masing yang direaksikan
dengan 2 tetes larutan CaCl2 dengan larutan H2SO4
akan membentuk
endapan berwarna
a.Tabung (1) + lart. H2SO4 b. Ca2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- →
putih kalsium sulfat.
encer K2Ca[Fe(CN)6]↓
b. 2 tetes larutan CaCl2
b.Tabung (2) + lart. yang direaksikan
K4Fe(CN)6 dengan larutan
K4[Fe(CN)6] akan
membentuk endapan
berwarna putih garam
K2Ca[Fe(CN)6]-
3. Identifikasi Anion

Cara Kerja Reaksi Pengamatan


Ion
Karbonat (CO32- )
a. CO32- + 2H+ → CO2↑ + H2Oa. Terjadi penguraian
Siapkan 4 buah tabung
dengan berbuih,
reaksi kecil.
CO2 + Ba + 2OH → BaCO3↓ + karena karbon
2+ -
dioksida dilepaskan.
a.Ke dalam tabung (1) H2O Gas yang terbentuk
masukan 1 mg serbuk saat dialirkan ke dalam
larutan Ba(OH)2 akan
Na2CO3, kemudian menyebabkan
tambah dengan larutan HCl.
b. CO3 + 2Ag → Ag2CO3↓
2- + kekeruhan.
Selanjutnya gas yang timbul
dari reaksi
tersebut.kenakan batang b. 2 tetes larutan
pengaduk yang sudah dibasahi c. CO3 + 2Ag → Ag2CO3↓
2- + Na2CO3 yang
dengan larutan Ba(OH)2 direaksikan dengan
b.Tabung (2) isi dengan 2 tetes Ag2CO3 + 2H → 2Ag + CO2↑ + larutan AgNO3 akan
+ +
membentuk endapan
larutan Na2CO3 dan tambah H2O berwarna putih perak
dengan larutan AgNO3. karbonat.
c.Tabung (3) isi dengan 2 tetes
larutan Na2CO3 dan tambah
d. CO32- + 2Ag+ → Ag2CO3↓ c. 2 tetes larutan
dengan larutan AgNO3, kantil Na2CO3 yang
endapan dan tambahkan 2 tetes Ag2CO3 + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2] + direaksikan dengan
+
larutan HNO3 encer pada larutan AgNO3 akan
CO32- membentuk endapan
endapan.
berwarna putih perak
karbonat. Endapan
d.Tabung (4) isi dengan 2 tetes larut dalam larutan
larutan Na2CO3 dan tambah HNO3 encer.
dengan larutan AgNO3, kantil d. 2 tetes larutan
endapan dan tambahkan 2 tetes Na2CO3 yang
larutan NH4OH encer pada direaksikan dengan
endapan. larutan AgNO3 akan
membentuk endapan
berwarna putih perak
karbonat. Endapan
larut dalam larutan
NH4OH encer.
Sulfat (SO42- )

a. SO42- + Ba2+ → BaSO4↓ a. 2 tetes larutan


Siapkan 2 buah tabung reaksi
Na2SO4 yang
kecil: Isi dengan 2 tetes direaksikan dengan
larutan Na2SO4 beberapa tetes larutan
BaCl2 akan
a.Tabung (1) + tambah dengan membentuk endapan
larutan BaCl2 beberapa b. SO42- + Ba2+ → BaSO4↓
putih barium sulfat.
tetes. BaSO4 + HNO3 →
b. 2 tetes larutan
b.Tabung (2) + tambah Na2SO4 yang
dengan larutan BaCl2 direaksikan dengan
beberapa tetes larutan
beberapa tetes, kantil
BaCl2 akan
kemudian pada endapan membentuk endapan
tambah 2 tetes larutan putih barium sulfat.
HNO3. Endapan barium sulfat
tidak larut dalam
larutan HNO3.

Thiosulfat (S2O3)2-

Siapkan 2 buah tabung reaksi a. S2O32- + 2H+ → S↓ + SO2↑ + H2O a. Mula-mula tidak
kecil: Isi dengan 2 tetes berubah, setelah
larutan Na2S2O3 beberapa waktu
terbentuk endapan
b. S2O3 + 2H → S↓ + SO2↑ +
2- +
a.Tabung (1) + 2 tetes larutan berwarna kekuningan.
HO 2
HCl b. Mula-mula tidak
berubah, setelah
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan
beberapa waktu
HCl, kemudian panaskan terbentuk endapan
dan tutup mulut tabung berwarna kekuningan.
dengan kertas saring yang Saat mulut tabung
telah dibasahi dengan larutan ditutup dengan kertas
K2Cr2O7. saring yang telah
dibasahi dengan
larutan K2Cr2O7,
belerang membentuk
larutan koloidal yang
dikoagulasikan oleh
asam bebas.
Nitrat (NO3- )
2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + Terbentuk cincin
Ke dalam tabung reaksi kecil
2NO ↑ + 4SO42-+ 4H2O coklat yang
masukan berturut-turut 2 tetes: disebabkan karena
NaNO3, dan FeSO4, pembentukan ion
selanjutnya melalui dinding Fe2+ + NO ↑→ [Fe(NO)]2+ [Fe(NO)]2+. Apabila
tabung alirkan H2SO4 pekat. larutan tersebut
Perlihatkan hasilnya pada dikocok dan
dipanskan, warna
asisten.
coklat yang terbentuk
akan hilang dan terjadi
pelepasan nitrogen (II)
oksida. Sisa hanya
larutan ion besi (III)
berwarna kuning.

Klorida (Cl- )

Siapkan 3 buah tabung reaksi a.) Ag+ + Cl - → AgCl ↓ a. Terbentuk endapan


kecil masukan 2 tetes larutan putih AgCl.
NaCl
b) Ag+ + Cl - → AgCl ↓ b. Saat larutan NaCl
a.Tabung (1) + 2 tetes larutan ditambah larutan
Endapan + larutan NH4OH:
AgNO3 terbentuk
AgNO3.
- AgCl ↓ + NH4OH → [Ag(NH3)2]+ + endapan putih.
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan Kemudian ditambah
AgNO3, kantil kemudian Cl -
dengan NH4OH
pada endapan tambahkan 2 - endapan akan larut.
tetes larutan NH4OH. - c) [Ag(NH3)2]+ + 𝐶𝑙- + HNO3 .
c.Tabung (3) + 2 tetes larutan c. Saat larutan NaCl
AgNO3, kantil kemudian [Ag(NH3)2]+ + 𝐶𝑙- + 2𝐻+ → 𝐴𝑔𝐶𝑙 ↓ ditambah larutan
AgNO3 terbentuk
pada endapan +2𝑁𝐻4+ endapan putih.
tambahkan larutan NH4OH Kemudian ditambah
pekat seterusnya dengan NH4OH pekat
tambah larutan HNO3. selanjutnya ditambah
larutan HNO3 endapan
tersebut menjadi tidak
larut.
Bromida (Br- )

Siapkan 3 buah tabung reaksi a) Br - + Ag + → AgBr ↓ a. Dengan


kecil, isi masimg- masing penambahan AgNO3
dengan 2 tetes larutan NaBr. kedalam larutan NaBr
b) AgBr ↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + menghasilkan endapan
kuning pucat. Endapan
a.Tabung (1) + 2 tetes larutan Br –
larut dalam NH4OH
AgNO3
pekat, dan Na2S2O3
(Natrium Tiosulfat),
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan c) AgBr ↓ + 2S2O32- →
tetapi tidak larut dalam
AgNO3, kantil, kemudian [Ag(S2O3)2]3- + Br -
asam nitrat encer
pada endapan tambah 2 tetes (HNO3).
lart.NH4 OH pekat.
b. Endapat larut dalam
c.Tabung (2) + larutan AgNO3 NH4OH dan
saring, kemudian pada membentuk ion
endapan tambah 2 tetes kompleks diamina
larutan Na2S2O3 perak (I).

c. Endapan larut dalam


Na2S2O3 (Natrium
Tiosulfat) dan
membentuk ion
kompleks
ditiosulfatoargentat
(I).

Oksalat (C2O42-)
a) C2O42- + Ca2+ → CaC2O4↓ Terjadi endapan putih
Siapkan 2 buah tabung reaksi
kristalin CaC2O4 dari
kecil dan isi dengan 2 tetes larutan netral yang
larutan Na2C2O4 b) CaC2O4↓ + CH3COOH → Tidak tidak larut dalam asam
larut. asetat encer
a.Tabung (1) + 2 tetes larutan (CH3COOH), asam
CaCl2. oksalat (H2C2O4), air
(H2O), dan asam nitrat
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan encer (HNO3).
CaCl2, kantil dan endapan
ditambah dengan
2 tetes larutan CH3COOH.
B. AKTIVITAS 2 : IDENTIFIKASI GOLONGAN LOGAM ALKALI
DENGAN UJI NYALA

Uji Nyala Alkali

1) Lithium

Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan


1. Pertama, lepaskan wrap (kulit) Reaksi yang terjadi setelah percobaan
baterai lithium. lithium tersebut, akan menghasilkan api
2. Lalu, rendam wrap (kulit) baterai dengan warna nyala merah magenta.
kedalam air.
3. Kemudian, campurkan minyak
mineral pada air rendaman wrap
(kulit) baterai lithium.
4. Setelah itu, angkat wrap lithium
dari air rendaman minyak
mineral dan celupkan wrap
lithium kedalam air biasa.
5. Amati proses yang terjadi akibat
gas hidrogen dan lithium
hidroksida. Lithium akan
bereaksi dengan air dan akan
mengeluarkan api dari percobaan
tersebut.
Pembahasan :

Reaksi yang terjadi pada nyala api antara lithium dengan air disebabkan oleh
pelepasan gas hidrogen. Lithium akan menyala dan terbakar saat terkena air atau uap
air. Logam alkali jika bereaksi dengan air, maka akan dihasilkan basa dan gas H2
serta dibebaskannya kalor.

Sepotong logam litium bila ditambahkan ke dalam air akan bergerak di sekitar
permukaan air disertai pelepasan gas hidrogen dan nyala api dari kalor reaksi.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :

2Li (s) + 2H2O(l) → 2LiOH(aq) + H2(g)

Link : https://youtu.be/Gmns-cxmodA

https://youtu.be/fdt8ORx6NVU
2) Natrium

Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan


1. Pertama, nyalakan kompor Reaksi yang terjadi pada api adalah
dengan api kecil. timbulnya warna nyala berwarna
2. Lalu, panaskan ujung kawat di kuning keemasan.
atas api selama beberapa saat.
3. Kemudian, basahi ujung kawat
dengan air.
4. Ambil Garam dapur (NaCl)
dengan menempelkan ujung
kawat pada garam dapur, lalu
bakar di api beberapa saat.
5. Amati warna nyala yang terjadi
pada uji coba yang dilakukan.
Pembahasan :

Garam NaCl yang melekat pada kawat dibakar dan terlihat timbulnya perubahan
warna nyala api menjadi kuning keemasan. Perubahan warna nyala api yang terjadi
tidak terlalu jelas terlihat perbedaannya dengan warna nyala api awal. Garam NaCl
menghasilkan warna kuning keemasan karena ketika elektronnya kembali ke keadaan
dasar, elektron-elektron tersebut membebaskan atau memancarkan energi yang jatuh
pada panjang gelombang 570-590 nm.
Link : https://youtu.be/02rJsF0YKVk

3) Kalium

Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan


1. Pertama, masukkan kawat platina Reaksi yang ditimbulkan dari
ke dalam HCl pekat. percobaan tersebut adalah api yang
2. Lalu, panaskan kawat platina. dihasilkan yaitu berwarna lembayung
menggunakan bunsen berisi (ungu).
spirtus
3. Kemudian, masukkan kawat
platina ke dalam unsur Kalium.
4. Amati Mengamati karakteristik
nyala api yang dihasilkan.
Pembahasan :

Perubahan warna api yang dihasilkan dari uji nyala kalium adalah lembayung, hal ini
terjadi karena keperakan kalium teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi hebat
dengan air. Maka pembakaran tersebut menghasilkan panas yang cukup untuk
menyalakan hidrogen yang dipancarkan dalam reaksi.

Link : https://www.youtube.com/watch?v=YVWGBfPyNZA

Uji Nyala Alkali Tanah

1) Magnesium

Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan


1. Pertama, masukkan kawat platina Reaksi yang ditimbulkan dari
ke dalam HCl pekat. percobaan tersebut adalah warna nyala
2. Lalu, panaskan kawat platina yang dihasilkan ketika percobaan yaitu
menggunakan Bunsen berisi berwarna putih.
spirtus.
3. Kemudian, masukkan kawat
platina ke dalam unsur
Magnesium
4. Amati karakteristik nyala api
yang dihasilkan
Pembahasan :

Perubahan warna yang terjadi pada Magnesium saat uji nyala dikarenakan logam
Magnesium mendapatkan energi lebih saat direaksikan dengan api. Karena
perpindahan energi tersebutlah mucul warna putih yang dihasilkan.

Link : https://www.youtube.com/watch?v=o9m0Zl2IaEM&t=42s

2) Kalsium

Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan


1. Pertama, sediakan dan bersihkan Reaksi yang terjadi setelah percobaan
kawat nikrom atau kawat platina larutan calsium ditempelkan pada api
terlebih dahulu. yaitu api akan menghasilkan warna
2. Lalu, nyalakan api pada bunsen nyala berwarna orange.
atau lilin.
3. Kemudian, celupkan kawat
nikrom kedalam larutan yang
mengandung unsur calsium.
4. Setelah itu, tempelkan kawat
yang sudah di basahi dengan
larutan calsium pada api.
5. Kemudian, amati proses yang
terjadi.
Pembahasan :

Sebagian anggota sinar spektrum terletak di sinar tampak, sehingga akan memberikan
warna-warna yang jelas dan khas setiap atom. Seperti pada percobaan calsium yang
memberikan warna orange (jingga) saat uji coba.

Link : https://youtu.be/EQbyzA9qb2g

https://youtu.be/MOSukNL0fhk

3) Stronsium

Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan


1. Pertama, panaskan ujung kawat Reaksi yang terjadi setelah percobaan
di atas api beberapa saat. adalah timbul warna nyala berwarna
2. Lalu, basahi ujung kawat dengan merah pada api dengan campuran
HCl. sedikit warna ungu (merah krimson).
3. Kemudian, ambil garam SrCl2
dengan menempelkan ujung
kawat pada SrCl2, lalu bakar di
api beberapa saat.
4. Amati warna nyala yang terjadi.
Pembahasan :

Garam SrCl2 yang melekat pada kawat dibakar dan terlihat timbulnya perubahan
warna nyala api menjadi merah tua keunguan. Garam SrCl2 menghasilkan warna
merah tua keunguan karena ketika elektronnya Kembali ke keadaan dasar, elektron-
elektron tersebut membebaskan atau memancarkan energi yang memiliki panjang
gelombang 620-750 nm.

Link : https://youtu.be/7xk40KOKf7I
https://youtu.be/o9m0Zl2IaEM

4) Barium
Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan
1. Menyiapkan Kristal garam BaCl2 Reaksi yang terjadi setelah percobaan
ke dalam beaker glass. Barium dengan api adalah pada nyala
2. Menuangkan larutan HCl pekat api timbul warna nyala berwarna hijau.
ke dalam dua tabung reaksi
masing-masing ± 1 ml.
3. Celupkan ujung kawat nikrom ke
dalam HCl pekat pada tabung 1.
Kemudian masukkan kawat
nikrom tersebut ke dalam lampu
spirtus.
4. Ulangi langkah 3 sampai kawat
nikrom menjadi bersih dan tidak
memberi pijaran warna lain.
5. Setelah bersih, celupkan ujung
kawat nikrom yang telah bersih
ke dalam HCl pekat dalam
tabung 2. Kemudian masukkan
kawat ke dalam garam BaCl2.
6. Bakar kawat yang telah diberi
garam pada nyala api lampu
spirtus.
7. Amati perubahan warnanya.

Pembahasan :

Pada percobaan uji nyala ini menggunakan garam-garam klorida sebagai bahannya.
Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali tanah karena garam-garam ini
mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar dapat menunjukkan
warna yang spesifik. Pembersihan kawat nikrom dilakukan dengan pencelupan kawat
ke dalam larutan HCl pekat bertujuan untuk membersihkan pengotor atau kontaminan
yang melekat pada kawat nikrom. Selain itu, digunakannya HCl karena larutan HCl
ini tidak menghasilkan warna nyala pada saat dilakukan pemijaran diatas nyala api
sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji nyala. Pencelupan kedua
pada HCl bertujuan agar garam BaCl2 lebih mudah menempel ketika kawat
dimasukkan ke dalamnya.

Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-
atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energy tinggi (keadaan
eksitasi). Pada keadaan tersebut atom logam sifatnya tidak stabil sehingga mudah
kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energy
yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Energy yang dipancarkan pada setiap atom
unsur logam bersifat khas. Berdasarkan hasil pengamatan barium klorida (BaCl2)
menghasilkan warna hijau yang khas.

Link : https://youtu.be/o9m0Zl2IaEM

C. AKTIVITAS 3 : IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI PADA SENYAWA


ORGANIK

1) Alkena

Alkena dan sikloalkena ialah hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan
ganda dua karbon-karbon. Ia adalah hidrokarbon tak tepu kerana tidak mempunyai
bilangan atom maksimum yang dapat ditempatkan pada setiap karbon. Alkena
juga dikenali sebagai olefin.

Lebih reaktif berbanding alkana kerana adanya ikatan ganda dua, ia dapat
melunturkan warna perang air bromin atau melunturkan warna ungu larutan
kalium manganat (VII) berasid. Ia menghasilkan lebih banyak jelaga apabila
terbakar kerana peratus karbon dalam molekulnya lebih tinggi.

Sifat Fisika Alkena :

1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu,
alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang
membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang
bermuatan positif sebagian.

2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin
bertambah jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin
tinggi.

Sifat Kimia Alkena :

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi
alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.

Reaksi-reaksi Alkena :

1) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)


Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara
mengikat atom lain.

Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah :


1. Gas hidrogen (H2)
Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena,
ikatan rangkap berubah menjadi ikatan tunggal.

a) CH2 = CH2 (etena) + H2 → CH3 – CH3 (etana)

b) CH2 = CH – CH3 (propena) + H2 → CH3 – CH2 – CH3 (propana)


2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)
Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana.
Selanjutnya halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang
terbentuk. [2]

3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)


Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H
dari asam halida akan terikat pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki
atom H lebih banyak.
Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan
terikat pada atom C yang paling panjang. [2]

Kegunaan Alkena :
1. Etena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polietena.
2. Etena juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik
intermediet seperti kloroetena dan stirena.
3. Propena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polipropena. Polipropena
merupakan polimer untuk membuat serat sintetis, materi pengepakan, dan
peralatan masak.
4. Butadiena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polibutadiena (karet
sintetis).
5. Alkena suku rendah (etena, propena, dan butena) digunakan sebagai bahan baku
pembuatan alkohol.

2) Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon rangkap
tiga –C=C. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan karbon rangkap tiga disebut
alkadiuna. Sedangkan senyawa yang mempunyai 1 ikatan rangkap tiga disebut
alkenuna. Memiliki rumus umum CnH2n-2.
Sifat Fisika Alkuna :
a. Merupakan senyawa nonpolar. Akibatnya, alkuna tidak mudah larut dalam
air.
b. Pada suhu kamar:
 Alkuna dengan C2 - C4 berwujud gas.
 Alkuna dengan C5 - C15 berwujud cair.
 Alkuna dengan C16 dan seterusnya berwujud padat.
c. Pada alkuna rantai lurus, semakin panjang rantai C nya, maka akan semakin
tinggi titik didihnya.
d. Pada alkuna rantai bercabang, semakin banyak cabangnya, maka akan
semakin rendah titik didihnya.

Sifat Kimia Alkuna :


a. Reaksi adisi adalah reaksi penjenuhan atau pemutusan ikatan rangkap oleh
hidrogen (H2), halogen (X2), atau asam halida (HX). Reaksi adisi pada alkuna
membutuhkan pereaksi dengan jumlah dua kali lipat dari alkena. beberapa contoh
reaksi adisi pada alkuna di bawah ini.
1) Reaksi adisi dengan H2

2) Reaksi adisi dengan X2 (F2, Cl2, Br2, I2)

3) Reaksi adisi dengan HX (X = F, Cl, Br, I)

Pada reaksi adisi propuna dengan HX, berlaku hukum Markovnikov. Atom H dari
asam akan berikatan pada atom C ikatan rangkap yang lebih banyak mengikat
atom H.

Kegunaan Alkuna :
a. C2H2 sebagai bahan baku obor untuk pengelasan dan pemotongan logam.
selain itu bisa juga sebagai bahan baku pembuatan etanal, asam etanoat, vinil
klorida.
b. Alkuna dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat bahan-bahan sintetis,
seperti plastik.

3) Alkohol
Etanol terbentuk dari fermentasi gula dan memiliki karakteristik tak berwarna, dan
mudah menguap. Pada zaman dahulu, etanol digunakan sebagai depresan dan
menyebabkan adiksi. Menurut ilmu kimia, alkohol adalah kumpulan senyawa
organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat atom karbon dari alkil atau
gugus alkil tersubstitusi, contohnya yaitu methanol, etanol, propanol, butanol,
isopropyl alcohol, dan sebagainya.
Sifat Fisika Alkohol :
a. Alcohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4) berupa cairan
tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
b. Kelarutan alcohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin
panjang.
c. Makin tinggi berat molekul alcohol, makin tinggi pula titik didih dan
viskositasnya.
d. Alcohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang
tidak berwarna.
e. Alcohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan
panas dalam mulut.
Sifat Kimia Alkohol :
a. Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan kalium bikromat dan asam sulfat
akan menghasilkan aldehida dan air.

b. Oksidasi alkohol sekunder


Oksidasi alkohol sekunder dengan menggunakan natrium bikromat dan asam
sulfat akan menghasilkan keton dan air.

c. Oksidasi alkohol tersier


Oksidasi alcohol tersier oleh oksigen akan menghasilkan campuran asam
karboksilat, keton, karbondioksida dan air.

d. Reaksi dengan natrium


Alkohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan suatu alkoksida. Hasil
samping berupa gas hydrogen.

e. Reaksi dengan asam halida


Alkohol bereaksi dengan asam halida menghasilkan alkilhalida dan air.

f. Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk
samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.

g. Dehridasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.

Kegunaan Alkohol :
a. Metanol digunakan sebagai bahan pelarut dan sebagai reaktan untuk membuat
ester
b. Methanol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif (pengganti
minyak bumi)
c. Methanol digunakan sebagai bahan pembuat formalin.
d. Sebagian besar methanol diubah menjadi formaldehida (metanal) yang
merupakan bahan untuk membuat plastik (polimer)
e. Etanol digunakan untuk membunuh kuman atau sebagai antiseptik
f. Etanol digunakan sebagai campuran untuk minuman beralkohol.
g. Etanol digunakan sebagai bahan bakar (spirtus) dan pelarut senyawa organik
yang tidak dapat larut dalam air.
h. Etilen glikol digunakan sebagai zat antibeku untuk radiator mobil.

4) Alkoksi (Eter)
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang
diikat 2 subtituen (alkil/aril). Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hydrogen
sehingga titik didihnya rendah.
Eter sedikit polar (lebih polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis
dan dapat membentuk polieter.
Sifat Fisika Eter :
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.
d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, bromo, dan iodida.
Sifat Kimia Eter :
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan aldehida.

b. Reaksi dengan asam sulfat


Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat menghasilkan suatu alkohol dan asam
alkana sulfonat.

c. Reaksi dengan asam iodida


Eter dapat bereaksi dengan asam iodida menghasilkan campuran alkohol dengan
alkil halida.

d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.

e. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen.

Kegunaan Eter :
a. Eter digunakan sebagai pelarut.
b. Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi.
c. Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.

5) Alkanal (Aldehid)
Aldehida merupakan senyawa organik yang memilikigugus karbon terminal.
Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen
dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan
golongan formil atau metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alkohol
dehidrogenasi yang berarti alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan aldehida
bersifat polar.
Sifat Fisika Aldehid :
a. Aldehida dengan 1 – 2 atom karbon (formaldehida dan asetaldehida)
berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak.
b. Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan
bau sedap.
c. Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar.
d. Aldehida suku rendah (formaldehida dan asetaldehida) dapat larut dalam air.
e. Aldehida suku tinggi tidak larut dalam air.
Sifat Kimia Aldehid :
a. Oksidasi oleh Kalium Bikromat dan Asam Sulfat
Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan asam karboksilat. Contoh:

b. Oksidasi oleh Larutan Fehling


Aldehida dapat mereduksi larutan fehling menghasilkan endapan merah bata dari
senyawa tembaga(I) oksida. Contoh:
c. Oksidasi oleh Larutan Tollens
Aldehida dapat mereduksi larutan Tollens menghasilkan cermin perak. Contoh:

d. Reduksi
Reduksi aldehida oleh seng dan asam klorida akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh:

e. Reaksi dengan Natrium Bisulfit


Aldehida dapat bereaksi dengan natrium bisulfit membentuk suatu senyawa
aldehida bisulfit. Contoh:

f. Reaksi dengan Asam Sianida


Aldehida dapat bereaksi adisi dengan asam sianida menghasilkan suatu senyawa
aldehida sianohidrin. Contoh:

Kegunaan Aldehid :
a. Formaldehida (metanal) digunakan sebagai pembunuh kuman, dan
pengawetan.
b. Formaldehida digunakan untuk membuat plastik thermoset (plastik tahan
panas).
c. Formaldehida digunakan sebagai bahan penghilang bau untuk sumbu lampu
dan lilin.
d. Paraldehida digunakan sebagai akselerator vulkanisasi karet.
e. Asetaldehid dibentuk sebagai metabolit dalam fermentasi gula dan dalam
detoksifikasi alkohol dalam hati.

6) Alkanon (Keton)
Keton merupakan senyawa organik yang diidentikkan dengan gugus karbonil yang
terikat oleh 2 atom karbon. Atom karbon yang diikat gugus karbonil dinamakan
karbon α. Atom hidrogen yang diikat karbon α dinamakan hidrogen α. Dengan
katalis asam, keton bertautomeri keto-enol. Reaksi dengan basa, keton
menghasilkan enolat. Gugus karbonil bersifat polar sehingga keton merupakan
senyawa polar sehingga dapat larut dalam air. Hidrogen α dari keton lebih asam
dari hidrogen pada alkana. Aseton, asetoasetat, dan β-hidroksibutirat adalah keton
yang terdapat dalam karbohidrat, asam lemak, dan asam amino sehingga terdapat
dalam tubuh manusia.

Sifat Fisika Keton :


a. Keton dengan 3-13 atom karbon berupa cairan dengan bau sedap.
b. Keton dengan atom karbon lebih dari 13 berupa padatan.
c. Suku rendah golongan keton dapat larut dalam air.
d. Suku tinggi golongan keton tidak larut dalam air.
Sifat Kimia Keton :
a. Oksidasi
Oksidasi keton dengan campuran natrium bikarbonat dan asam sulfat akan
menghasilkan asam karboksilat, air, dan karbondioksida.
Contoh:

b. Reduksi
Reduksi keton dengan katalis litium alumunium hidrida akan menghasilkan alkohol
sekunder. Contoh:
c. Reaksi dengan Phosfor Pentaklorida
Reaksi antara aseton dengan phosphor pentaklorida akan menghasilkan alkil
dihalida. Contoh:

d. Reaksi dengan Pereaksi Grignard


Hidrolisis hasil reaksi keton dan pereaksi Grignard menghasilkan alkohol tersier.
Contoh:

e. Kondensasi Aldol
Dalam suasana basa, keton dapat mengalami kondensasi dengan katalis seng (II)
klorida.

Kegunaan Keton :
a. Aseton digunakan sebagai pelarut organik.
b. Keton siklik digunakan sebagai bahan untuk membuat parfum.
c. Aseton digunakan untuk menghilangkan cat kuku.
d. Isobutil metil keton atau hekson digunakan sebagai pelarut nitroselulosa dan
getah.
e. Bahan baku pembuatan zat organik lain seperti chloroform yang digunakan
sebagai obat bius, iodoform, dan pewarna.

7) Asam Alkanoat (Asam Karboksilat)


Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil.
Asam karboksilat merupakan asam Bronsted-Lowry (donor proton). Garam dan
anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan
senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Pada fasa gas,
Asam karboksilat dalam bentuk dimer. Dalam larutan Asam karboksilat
merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi H+ dan
RCOO-.
Contoh : pada temperatur kamar, hanya 0,02% dari molekul asam asetat yang
terdisosiasi dalam air. Asam karboksilat alifatik rantai pendek (atom karbon <18)
dibuat dengan karbonilasi alkohol dengan karbon monoksida. Untuk rantai
panjang dibuat dengan hidrolisis trigliserida yang biasa terdapat pada minyak
hewan dan tumbuhan.
Sifat Fisika Asam Karboksilat :
a. Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa organik
golongan yang lain yang molekulnya sebanding.
b. Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol, eter, aldehida,
dan keton yang berat molekuknya sebanding.
c. Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan meningkatnya berat
molekul.
d. Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam air.
Sifat Kimia Asam Karboksilat :
a. Reaksi dengan Basa
Asam karboksilat bereaksi dengan basa menghasilkan garam dan air. Contoh:
b. Reduksi
Reduksi asam karboksilat dengan katalis litium alumunium hidrida menghasilkan
alkohol primer. Contoh:

c. Reaksi dengan Tionil Diklorida


Asam karboksilat bereaksi dengan tionil diklorida membentuk klorida asam,
hidrogen klorida dan gas belerang dioksida. Contoh:

d. Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupaka
reaksi kesetimbangan. Contoh:

e. Reaksi dengan amonia


Dengan amonia, asam karboksilat membentuk amida dan air. Contoh:

f. Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana. Contoh:

g. Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosphor
membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halide. Contoh:

Kegunaan Asam Karboksilat :


a. Asam format digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan di
perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah karet).
b. Asam asetat digunakan sebagai cuka dalam makanan dan sebagai pengawet
makanan.
c. Asam karboksilat suku tinggi digunakan untuk pembuatan sabun jika
direaksikan dengan basa, misalnya asam stearat, asam palmitat, dan lain-lain.
d. Asam Oksalat dapat digunakan untuk menghilangkan karat dan bahan baku
pembuatan zat warna, mengasamkan minuman, permen dan makanan lain, dan
digunakan dalam fotografi, keramik, penyamakan, dan proses produksi lainnya.

8) Ester
Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Ester
adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa alkil-
alkanoat. Rumus umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah turunan
dari asam karboksilat atau asam alkanoat, RCOOH.
Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam karboksilat
dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi (Morrison, 2002)
merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis
asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan
akan tercapai dalam waktu yang cepat. Dalam suatu reaksi, lama waktu proses
juga memperlihatkan hasil yang berbeda, dimana waktu berkaitan dengan cepat
lambatnya suatu reaksi esterifikasi mencapai kesetimbangan. Pada waktu
optimum, jumlah produk dari hasil esterifikasi tidak bertambah lagi karena pada
saat ini kondisi sudah mencapai kesetimbangan.
Sifat Fisika Ester :
1. Molekul ester bersifat polar.
2. Titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molekul relatif
yang hampir sama.
3. Ester dengan massa molekul relatif rendah larut dalam air.
4. Ester dengan sepuluh karbon atau kurang berupa cairan yang mudah menguap
dan baunya enak seperti buah-buahan.

Sifat Kimia Ester :

1) Mengalami reaksi hidrolisis


Ester merupakan senyawa yang bersifat netral. Biasanya ester mengalami reaksi
kimia di gugus alkoksi (– OR') digantikan oleh gugus yang lain. Hidrolisis
dipercepat dengan adanya asam atau basa. Hidrolisis dalam suasana asam
merupakan kebalikan dari esterifikasi. Ester direfluks dengan air berlebih yang
mengandung katalis asam yang kuat. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi
kesetimbangan, sehingga reaksi tidak pernah berhenti.

Jika suatu basa (NaOH atau KOH) digunakan untuk menghidrolisis ester maka
reaksi tersebut sempurna. Asam karboksilat dilepaskan dari kesetimbangan dengan
mengubahnya menjadi garam. Garam organik tidak
bereaksi dengan alkohol sehingga reaksi tersebut merupakan reaksi tidak dapat
balik.
Reaksi hidrolisis ini digunakan untuk menghidrolisa lemak atau minyak guna
menghasilkan gliserol dan suatu
garam (sabun). Reaksi ini lebih dikenal dengan reaksi saponifikasi.

Contoh :

2) Mengalami reaksi reduksi


Reaksi reduksi suatu ester menghasilkan alkohol.

9) Amina

Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri
dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino
merupakan derivatif amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai
kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam amino, amino
biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Sifat Fisika Amina :
1. Amina primer dengan tiga atau empat atom karbon adalah cairan pada suhu
kamar sedangkan yang lebih tinggi adalah padatan.
2. Anilin dan arylamin lainnya umumnya tidak berwarna. Namun, warnanya
berubah ketika kita menyimpannya di tempat terbuka karena oksidasi
atmosfer.
3. Amina alifatik yang lebih rendah dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul air. Oleh karena itu, amina tersebut larut dalam air.
Sifat Kimia Amina :
Amina Primer
Ketika salah satu atom hidrogen dari molekul amonia digantikan oleh gugus alkil
atau aril.
Contoh: Metilamin CH3NH2, Anilin C6H5NH2.
Amina Sekunder
Dua substituen organik menggantikan atom hidrogen dari molekul amonia yang
membentuk amina.
Misalnya: Dimetilamin (CH3)2NH, Difenilamin (C6H5)2NH.
Amina Tersier
Ketika ketiga atom hidrogen digantikan oleh substituen organik, itu bisa berupa
gugus aril atau aromatik.
Misalnya: Trimetilamin N(CH3)3, asam Asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA).
Amina Siklik
Ini adalah amina sekunder atau tersier dalam struktur cincin aromatik. Misalnya:
Piperidina (CH2)5NH, Aziridina C2H5N.

Kegunaan Amina :
1. Ini digunakan dalam pemurnian air, pembuatan obat-obatan dan
pengembangan insektisida dan pestisida.
2. Ini terlibat dalam produksi asam amino yang merupakan bahan penyusun
protein pada makhluk hidup. Berbagai jenis vitamin juga dibuat oleh amina.
3. Serotonin adalah amina penting yang berfungsi sebagai salah satu
neurotransmiter primer. Ini mengontrol perasaan lapar dan sangat penting untuk
kecepatan yang digunakan otak secara umum.
4. Obat pereda nyeri seperti morfina dan Demerol yang juga dikenal sebagai
analgesik dibuat dari amina.

PENGUJIAN GUGUS FUNGSI

1) Alkohol

Identifikasi reaksi dengan logam Na

Alat :
 Kertas Lakmus ( biru dan merah )
 Tabung Reaksi
 Pipet Tetes

Bahan :
 Air Tape
 Natrium
 Fenolftalein
Cara Kerja Hasil Pengamatan
1. Pertama, uji jenis Saat air tape belum dimasukkan
kandungan pada air tape dengan zat-zat kimia dan di uji dengan
dengan kertas lakmus kertas lakmus, kertas lakmus warna
2. Setelah itu, masukkan merah tetap dengan warnanya
bubuk natrium ke dalam sedangkan kertas lakmus yang semula
air tape lalu biarkan air berwarna biru berubah menjadi warna
tape dan natrium bereaksi. merah, ini disebabkan karena air tape
3. Lalu, setelah air tape dan bersifat asam.
natrium bereaksi uji
kembali kandungan air Setelah natrium dimasukkan kedalam
tape menggunakan kertas air tape, air tape dan natrium bereaksi
lakmus. mengeluarkan api. Setelah api padam,
jenis kandungan air tape di uji kembali
4. Terakhir, teteskan sedikit dengan kertas lakmus. Kertas lakmus
fenolftalein pada air tape yang berwarna biru setelah dicelupkan
dan amati perubahan ke air tape yang bereaksi dengan
warna yang terjadi pada air natrium tetap berwarna biru,
tape. sedangkan kertas lakmus berwarna
merah berubah menjadi berwarna biru,
menandakan cairan berubah sifat
menjadi basa dan menandakan bahwa
air tape tersebut mengandung alkohol.

Kemudian air tape tersebut di uji


kembali dengan fenolftalein. Air tape
yang semula berwarna kuning berubah
menjadi merah. Perubahan tersebut
menandakan bahwa air tape
mengandung alkohol.

Pembahasan :
Pada saat singkong dan ragi berfermentasi menjadi tape, terjadi proses
perubahan glukosa menjadi alkohol (etanol) yang berlangsung secara anaerob.

Link : https://youtu.be/8IiHjg8XPSQ

2) Aldehid dan Keton

Cara Kerja Pengamatan


1. Siapkan 3 tabung reaksi, isi - Pada glukosa, setelah penambahan
tabung A dengan glukosa, isi pereaksi tollens, terjadi perubahan
tabung B dengan Aseton, isi warna menjadi coklat.
tabung C dengan Laktosa.
2. Tambahkan pereaksi tollens - Pada aseton, setelah penambahan
pada masing-masing tabung pereaksi tollens, tidak terjadi
reaksi. perubahan warna.
3. Amati reaksi atau perubahan - Pada laktosa, setelah penambahan
yang terjadi. pereaksi tollens tidak terjadi
4. Panaskan masing-masing perubahan warna.
tabung reaksi di atas bunsen. - Pada glukosa, setelah proses
5. Amati reaksi atau perubahan pemanasan terjadi perubahan warna
yang terjadi setelah proses menjadi hitam, dan terbentuk endapan
pemanasan. berwarna perak
- Pada aseton, setelah proses
pemanasan tidak terjadi perubahan
warna.
- Pada laktosa, setelah proses
pemanasan terjadi perubahan warna
menjadi hitam, dan terbentuk endapan
berwarna perak.

Pembahasan :

Pada glukosa, setelah penambahan pereaksi tollens, terjadi perubahan warna


menjadi coklat. Pada aseton, setelah penambahan pereaksi tollens, tidak terjadi
perubahan warna. Pada laktosa, setelah penambahan pereaksi tollens tidak
terjadi perubahan warna. Pada glukosa, setelah proses pemanasan terjadi reaksi
positif yang ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi hitam, dan terbentuk
endapan berwarna perak. Pada aseton, setelah proses pemanasan tidak terjadi
perubahan warna atau reaki negatif. Pada laktosa, setelah proses pemanasan
terjadi reaksi positif yang ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi hitam,
dan terbentuk endapan berwarna perak. Proses pemanasan pada langkah kerja
bertujuan untuk mempercepat reaksi yang terjadi.
Endapan berwarna perak yang dihasilkan menandakan terdapat reaksi antara
pereaksi tollens dengan gugus aldehid. Apabila sampel yang mengandung
aldehid ditambahkan dengan pereaksi tollens kemudian dipanaskan, maka
aldehid akan teroksidasi menjadi asam karboksilat. Sedangkan pereaksi tollens
akan tereduksi sehingga logam perak dibebaskan dan mengendap sebagai
cermin pada permukaan pada tabung reaksi. Sedangkan pada keton tidak terjadi
perubahan karena oksidator yang dipakai pada percobaan tollens adalah
oksidator lemah, sedangkan keton hanya dapat dioksidasi dengan oksidator kuat
seperti kalium permanganat. Gugus keton tidak reaktif dengan pereaksi tollens
karena gugus keton hanya dapat bereaksi dengan oksidator kuat.
Link : https://youtu.be/LFL66uEOndc

3) Asam Karboksilat

Alat :
 Botol kaca
 Sendok
 Balon
 Timbangan
 Corong

Bahan :
 Asam cuka (CH3COOH)
 Soda kue (NaHCO3)
Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Siapkan alat dan bahan yang - Terbentuknya gelembung di dalam
terdiri dari botol kaca, sendok, botol dan terbentuknya gas
neraca ,corong, soda kue sehingga balon terisi udara CO2.
(NaHCO3) dan asam cuka Selain itu, pada permukaan botol
(CH3COOH) terasa dingin.
2. Masukkan asam cuka kedalam - Mencampurkan CH3COOH dengan
botol kaca ±20 ml NaHCO3 menghasilkan reaksi
3. Kemudian timbang NaHCO3
CH3COOH + NaHCO3→ CH3COONa
sebanyak 20 gram dan
+ CO2 + H2O
masukkan ke dalam balon
menggunakan corong.
4. Setelah itu bagian ujung balon
kaitkan ke mulut botol kaca.
5. Amati perubahan. Balon akan
mengembang ketika NaHCO3
telah bercampur dengan
CH3COOH

Pembahasan :

Ketika soda kue (NaHCO3) bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) akan
menghasilkan gelembung – gelembung di dalam botol dan ditandai juga dengan
terbentuknya gas CO2 sehingga balon bisa mengembang. Hal ini menandakan
bahwa adanya suatu ikatan gugus fungsi dari asam karboksilat yaitu pada asam
cuka (CH3COOH).
Asam cuka atau asam asetat adalah senyawa kimia organik. Asam asetat disini
merupakan senyawa turunan dari asam karboksilat yang memiliki rumus kimia
CH3COOH. Reaksi yang terjadi antara cuka (CH3COOH) dengan soda kue
(NaHCO3) ini merupakan reaksi endoterm, dimana terjadinya perubahan suhu
yang ditandai pada permukaan botol kaca yang terasa dingin. Ini terjadi karena
perpindahan panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan berkurang dan menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa
dingin.
Link : https://youtu.be/BmVAcp6-47c

4) Amina

Alat :
 Beaker glass
 Pipet
 Kertas amilum-iodida
 Tabung reaksi
 Bunsen

Bahan :
 Tablet paracetamol
 HCl pekat
 Batang korek api
 DAB HCl
Perlakuan Hasil Pengamatan
Test Diazotasi
1. Masukkan tablet paracetamol - Pembentukan garam diazonium
yang sudah berbentuk bubuk ke yang diperoleh dari hasil reaksi
dalam beaker glass kemudian antara natrium nitrit (NaNO2)
tambahkan HCl pekat 5 – 6 dengan asam klorida pekat (HCL
tetes menggunakan pipet. pekat).
2. Tambahkan aquades 6-10 tetes
NaNO2 + HCl → HNO2 + NaCl
menggunakan pipet. Lalu aduk
- Setelah penambahan NaNO2 pada
hingga homogen dan dinginkan
kertas amilum iodida ini
hingga suhu 0o C. kemudian
menghasilkan perubahan warna
tambahkan NaNO2
menjadi biru
3. Gunakan kertas amilum iodida
sebagai indikator
4. Amati perubahan.

Test DAB HCl


1. Siapkan tabung reaksi dan - Pada larutan hasil tes diazotasi
masukkan hasil larutan pada tes yang direaksikan dengan DAB HCl
diazotasi menggunakan pipet akan membentuk warna merah
sebanyak 2 tetes. jingga
2. Kemudian tambahkan DAB
HCl sebanyak 2 tetes lalu aduk
dan panaskan menggunakan
Bunsen.
3. Amati perubahan. Akan
terbentuk warna merah-jingga.
Test Korek Api
1. Siapkan batang korek api pada - Pada batang korek api + larutan
plat tetes, lalu tambahkan 1 hasil test diazotasi + HCl encer
tetes larutan hasil dari tes akan menghasilkan warna jingga
diazotasi menggunakan pipet. pada batang korek api.
2. Tambahkan HCl encer sebanyak 1
tetes
3. Amati perubahan. Terbentuk
warna jingga pada batang korek
api.

Pembahasan :
Test diazotasi
Pada test diazotasi, tablet paracetamol di campurkan dengan HCl pekat dan
larutan NaNO2. Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya ikatan
gugus fungsi amina pada tablet paracetamol berdasarkan pada pembentukan
garam diazonium yang diperoleh dari hasil reaksi antara natrium nitrit (NaNO2)
dengan asam klorida pekat (HCL pekat) dengan penentuan titik akhir
menggunakan indicator kertas amilum-iodida. Metode test diazotasi didasarkan
pada reaksi antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana
asam membentuk garam diazonium.
NaNO2 + HCl → HNO2 + NaCl
Penentuan titik akhir ini juga ditandai dengan terjadinya perubahan warna
menjadi warna biru. Pada percobaan test diazotasi pada tablet paracetamol ini
menghasilkan perubahan warna menjadi biru sehingga dapat dikatakan bahwa
pada tablet paracetamol terdapat suatu gugus fungsi amina.
Test DAB HCl
Pada test DAB HCl ini menggunakan larutan hasil pada test diazotasi
sebelumnya lalu ditambahkan pereaksi DAB HCl dan dibakar atau dipanaskan.
Karena pada hasil test diazotasi masih terdapat suatu endapan sehingga
dilakukan pemanasan dengan cara dibakar menggunakan pemanas spirtus agar
larutan mencapai homogen. Penentuan titik akhir reaksi ini ditandai dengan
terbentuknya warna merah jingga.
Test korek api
Pada tes korek api, menggunakan batang korek api ditambahkan dengan larutan
hasil dari test diazotasi dan HCl encer. Uji ini didasarkan pada identifikasi
senyawa sulfonamida. Senyawa sulfanomida adalah senyawa yang
mengandung gugus tersebut. Senyawa sulfonamida ini kemungkinan turunan
dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.
Penentuan titik akhir reaksi ini ditandai dengan terbentuknya warna jingga pada
batang korek api.
Link : https://youtu.be/r0Ymn-6TCqQ

5) Ester
Alat :
 Sendok
 Wadah
 Tissue

Bahan :
 Katalis H2SO4 Encer (gunakan H2SO4 pekat jika ada)
 Asam asetat atau asam cuka
 Alcohol ( etanol atau metanol)
 Wadah berisi air
Cara Kerja Pengamatan

1. Masukkan alkohol dalam - Ketika asam cuka direaksikan dengan


wadah alkohol terbentuk cairan seperti minyak
2. Tuangkan asam cuka ke dalam dan air tetapi larut
wadah yang telah berisi alkohol - Setelah beberapa saat timbul aroma
3. Masukkan katalis H2SO4 Encer wangi seperti balon mainan anak anak
ke dalam wadah secara hati hati
(jika menggunakan H2SO4
pekat tuangkan katalis tersebut
sebanyak 3-4 tetes)

4. Masukkan wadah ke dalam


wadah yang telah diisi air

5. Tunggu beberapa saat lalu hasil


pengamatan dilihat dari aroma
wanginya

Pembahasan :
Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Ester
adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa
alkil-alkanoat. Rumus umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah
turunan dari asam karboksilat atau asam alkanoat, RCOOH.
Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam karboksilat
dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi (Morrison, 2002)
merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis
asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl)
kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Dalam suatu reaksi, lama
waktu proses juga memperlihatkan hasil yang berbeda, dimana waktu berkaitan
dengan cepat lambatnya suatu reaksi esterifikasi mencapai kesetimbangan. Pada
waktu optimum, jumlah produk dari hasil esterifikasi tidak bertambah lagi karena
pada saat ini kondisi sudah mencapai kesetimbangan.
Esterifikasi yang merupakan suatu reaksi yang lambat. Untuk mempercepat
terjadinya reaksi dapat dilakukan dengan pemanasan. Panas akan menyebabkan
partikel bergerak lebih cepat karena adanya peningkatan energi kinetik dari
pereaksi sehingga peluang terjadinya tumbukan akan semakin besar dan
terbentuknya produk juga semakin besar. Panas yang diperlukan untuk
mempercepat reaksi juga harus memperhatikan karakteristik dari zat yang
bereaksi. Panas yang terlalu tinggi bisa merusak pereaksi sehingga perlu
diperhatikan sifatsifat pereaksi dan ditentukan panas optimum yang digunakan
dalam reaksi esterifikasi. Untuk memperoleh hasil yang optimum pada
esterifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menghilangkan produk atau
dengan menggunakan pereaksi berlebih.
Untuk memperoleh hasil yang optimum digunakan pereaksi berlebih yaitu
dengan memperbanyak jumlah mol dari alkohol. Dengan mol alkohol yang lebih
besar maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan sehingga produk ester akan
lebih banyak. Jadi ada tiga faktor yang mempengaruhi proses esterifikasi yaitu
jumlah asam sulfat yang ditambahkan, lama waktu reaksi, dan komposisi jumlah
pereaksi yang digunakan.
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan
bantuan katalis asam, dalam percobaan ini asam asetat dipanaskan bersama
etanol dengan bantuan katalis asam sulfat sehingga menghasilkan etil etanoat
yang berbau seperti balon tiup.
Link : https://www.youtube.com/watch?v=Qj12Kn6Kczc

VI. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan
anion di dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan
reagen tertentu pada larutan yang diuji, dapat diamati ciri berupa endapan dan
perubahan warna dari masing-masing larutan yang menunjukkan ada tidaknya
kation dan anion dalam larutan sampel. Adapun saran yang saya ajukan setelah
melakukan praktikum ini yaitu sebaiknya dalam uji kation dan anion ini larutan
yang akan dijadikan sampel sebaiknya dilakukan penambahan, guna dapat
menambah pengetahuan mengenai larutan sampel yang terjadi perubahan saat
dilakukan pengujiannya.

Dan dapat disimpulkan juga pada percobaan identifikasi uji nyala, unsur-unsur
alkali dan alkali tanah menghasilkan warna yang berbeda untuk setiap warna
nyalanya. Hal ini disebabkan karena perbedaan banyaknya perpindahan
elektron atau tereksitasinya suatu elektron.

Dan kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan identifikasi gugus fungsi
adalah :
1. Gugus fungsi yang termasuk senyawa alifatik adalah alkana, alkena, dan
alkuna.
2. Senyawa turunan alkana antara lain yaitu alkohol, eter, aldehid, keton,
ester asam karboksilat dan alkil halida.
3. Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa organik antara lain substitusi,
reaksi adisi, dan reaksi eliminasi.

Daftar Pustaka

Magfiroh, E. (2019). Penentuan konsentrasi logam alkali dengan uji nyala menggunakan aplikasi
RGB (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati bandung).

Milah, M., R. (2019). Laporan Praktikum Uji Nyala. Diakses pada 19 april 2021, dari
https://www.academia.edu/40412263/LAPORAN_PRAKTIKUM_UJI_NYA
LA
Zuma, S. (2010). Laporan Praktikum Uji Nyala. Diakses pada 19 april 2021, dari
https://id.scribd.com/doc/146060074/ Laporan-Praktikum-1-Uji-Nyala

Jessica, F. (2013). Laporan Praktikum Kimia Uji Nyala. Diakses pada 19 april 2021,
dari https://www.slideshare.net/mobile/RennJr/Laporan-praktikum-
kimiawarna-nyala

Academia.co.id. (2020). Laporan Praktikum Uji Nyala Alkali dan Alkali Tanah.
Diakses pada 19 april 2021, dari https://academia.co.id/laporan-
praktikum-uji-nyala-alkali-dan-alkali

Asmara, A. (2017). Identifikasi Gugus Fungsi. Diakses pada 19 april 2021, dari
https://academia.co.id/laporan-praktikum-uji-nyala-alkali-dan-alkali-tanah/

Yulianti, N. (2016). Handout Kimia Organik Dasar. (Edisi revisi 1). Bogor : SMKN 1
Gunungputri.

Id.scribd.com. (2020). Identifikasi Kation Golongan III A. Diakses pada 15 April 2021
dari, https://id.scribd.com/doc/116039785/ Identifikasi-Kation-
Golongan-III-A

Syehla, G. (1979). Vogel’s Textbook Of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic


Analysis. (fifth edition). Belfast : Queen’s University.

Hapsari, N. (2007). Proses Pemisahan Ion K (Kalium) dan Ca (Kalsium) dalam


Bittern dengan Membran Elektrodialisis. Jurusan teknik Kimia, UPN Veteran
Jawa Timur, 4(1).

Scheer, Manfred, et al. "Eine Familie mit komplexiertem Triphosphaallyl‐Radikal,‐


Kation und‐Anion." Angewandte Chemie 121.14 (2009): 2638-2642.

Wulf, Alexander, Koichi Fumino, and Ralf Ludwig. "Spektroskopischer Nachweis


einer verstärkten Anion‐Kation‐Wechselwirkung durch H‐Brücken in reinen
ionischen Flüssigkeiten auf Imidazoliumbasis." Angewandte Chemie 122.2
(2010): 459-463.

Anda mungkin juga menyukai