NIM : 4311420026
Jurusan : Kimia
Prodi : Kimia
I. TUJUAN
2. Mahasiswa mampu menganalisis perubahan yang terjadi pada setiap reaksi identifikasi kation-
anion.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami analisis kation dan anion serta karakteristik suatu
sampel.
4. Mahasiswa mampu mengetahui warna nyala dari senyawa logam alkali dan alkali tanah.
5. Mahasiswa dapat mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa
organik.
Pada dasarnya metode Analisis Kimia dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Analisis Kualitatif yaitu analisis yang membahas tentang identifikasi suatu zat atau campuran zat
yang tidak diketahui. Cakupannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel.
2. Analisis Kuantitatif yaitu analisis kimia yang mencakup penentuan banyaknya suatu zat tertentu
yang ada di dalam suatu contoh (sampel).
Ada dua aspek penting dalam analisis kualitatif, yaitu pemisahan dan identifikasi. Kedua aspek ini
didasari oleh kelarutan, keasaman, kebasaan, pembentukan senyawa kompleks, oksidasi-reduksi, sifat
penguapan dan ekstraksi.
Sifat-sifat ini sebagai sifat periodik menentukan kecenderungan dari kelarutan klorida, sulfida,
hidroksida, karbonat, sulfat dan garam-garam lainnya dari logam. Walaupun analisis kualitatif
(analisis klasik) sudah banyak ditinggalkan, namun analisis kualitatif ini merupakan aplikasi prinsip-
prinsip umum dan konsep-konsep dasar yang telah dipelajari dalam kimia dasar. Ion-ion dapat di
identifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi,
spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksiasam basa, redoks, kompleks, dan
pengendapan.
Reaksi identifikasi adalah suatu cara untuk mengenal ion-ion, baik kation maupun anion dalam
larutan dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu.
Dalam analisis kualitatif, dilakukan identifikasi kation-anion sebuah sampel untuk menentukan kation
I sampai VI dan anion I sampai VI. Untuk tujuan analisis kualitatif, sistematik kation-anion
diklasifikasikan dalam enam golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida,
hidrogen sulfida dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan dari suatu kation yang bereaksi
dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Adapun tujuan dilakukannya percobaan kation-anion, yakni untuk mengetahui betapa pentingnya
identifikasi analisis kation-anion dalam mengetahui kandungan-kandungan zat kimia yang bermanfaat
atau toxic.
Alkali dan alkali tanah merupakan unsur logam yang sangat reaktif. Logam alkali adalah logam
golongan IA yang terdiri dari litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan
fransium (Fr). Sedangkan logam alkali tanah terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium
(Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra). Radium kadang tidak dianggap sebagai alkali
tanah karena sifat radioaktif yang dimilikinya. Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut
spektrum emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model atom Neil Bohr.
Ketika atom diberikan sejumlah energi, elekron-elektron yang berada dalam dasar akan tereksitasi
menuju kulit yang lebih tinggi dengan tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat
kembali pada keadaan dasar atau mengimisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang (λ) tertentu. Spektrum emisi terjadi ketika larutan
garamnya dibakar menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan setiap unsur berbeda
antara yang satu dengan yang lain seperti ketika dibakar litium menghasilkan warna merah, natrium
menghasilkan warna kuning, kalium menghasilkan warna pink atau lilac, rubidium menghasilkan
warna merah lembayu. Warna-warna yang dihasilkan oleh unsur-unsur I logam alkali sangat indah
sehingga logam-logam alkali banyak dimanfaatkan dalam pembuatan kembang api atau mercon.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan percobaan alkali dan alkali tanah ini untuk
mengetahui warna uji nyala dan sifat kelarutan dari logam alkali dan alkali tanah.
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada suatu senyawa
dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh pada sifat fisik dan kimia senyawa
tersebut. Senyawa organik yang mempunyai gugus fungsional sama akan ditempatkan pada deret
homolog yang sama. Ikatan tunggal karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa organik
biasanya tidak reaktif karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagianyang reaktf dalam
suatu molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut. Misal, alkohol adalah suatu golongan senyawa
yang mengandung gugus fungsi hodroksil (-OH) terikat padakarbon. Semua alkohol mempunyai
reaksi kimia yang sama karena mengandung gugus fungsional ini. Tujuan dari identifikasi adalah
untuk mengenali gugus fungsi tertentu yang terdapat dalam suatu senyawa melalui reaksi kimia
tertentu yang spesifik, yaitu reaksi kimia yang hanya dapat bereaksi dengan senyawa yang
mengandung gugus fungsi tertentu dan tidak dapat bereaksi dengan gugus fungsi yang lain. Masing-
masing senyawa organik memiliki sifat tertentu yang bergantung pada gugus fungsionil yang
dimilikinya. Gugus fungsi tertentu bereaksi hanya dengan pereaksi tertentu dengan memberikan
gejala yang khas, karena itu gugus fungsi menjadi ciri suatu kelompok senyawa dan dapat dikenali
dengan peraksi pengenalnya.
Bahan :
1. Larutan AgNO3
2. Larutan HCl
3. Larutan NH4OH
4. Larutan HNO3
5. Larutan KCN
6. Larutan KI
7. Larutan NaOH
8. Larutan K2CrO4
9. Larutan Pb (NO3)2
10. Larutan Pb (CH3COO)2
11. Larutan Bi (NO3)2
12. Larutan Hg (NO3)2
13. Larutan CdSO4
14. Larutan CuSO4
15. Larutan K4Fe(CN)6
16. Larutan FeSO4
17. Larutan FeCl3
18. Larutan H2SO4
19. Larutan KSCN
20. Larutan Al2 (SO4)3
21. Larutan NiSO4
22. Larutan dimetil glioksim
23. Larutan Co (NO3)2
24. Larutan ZnSO4
25. Larutan BaCl2
26. Larutan Na2CO3
27. Larutan CaCl2
28. Larutan Ba (OH)2
29. Larutan Na2SO4
30. Larutan Na2S2O3
31. Larutan NaNO3
32. Larutan NaCl
33. Larutan Na2C2O4
34. Larutan CH3COOH
Bahan :
1. Garam dapur (NaCl)
2. SrCl2
3. BaCl2
4. CaCl2
5. Litium
6. Obat maag (Mg (OH)2)
7. KCl
8. Air
9. HCl
Bahan :
1. Air tape
2. Natrium
3. Fenolftalein
4. Aseton
5. Glukosa
6. Laktosa
7. Pereaksi Tollens
8. Asam cuka
9. Soda kue
10. Sampel sosis A
11. Sampel sosis B
12. Sampel sosis C
13. Kunyit
14. Tablet paracetamol
15. HCl pekat
16. Batang korek api
17. DAB HCl
Lalu, tambahkan suatu larutan asam ataupun basa untuk mengetahui jenis
endapan yang terbentuk.
Pertama, bersihkan ujung kawat nikrom atau kawat platina dalam HCl pekat,
kemudian memanaskan pada pembakar bunsen. Ulangi sampai bersih.
Kemudian, celupkan kawat nikrom atau kawat platina pada senyawa. Lalu,
membakarnya pada bunsen.
Terakhir, amati perubahan nyala api yang ditimbulkan pada percobaan. Untuk
sampel serbuk, dilakukan dengan meletakkan 3-4 Mg zat di atas kaca arloji,
kemudian dibasahi dengan sedikit HCl pekat, mengulangi prosedur kerja
sebelumnya.
V. PEMBAHASAN
Argentum (Ag+ )
b. Endapan yang
ditambah air panas
akan tetap/tidak dapat
larut.
1.Ke dalam tabung reaksi Pb3+ + Cl- → PbCl2↓ (putih) Larutan Pb(NO3)2
kecil: Isi dengan 2 tetes direaksikan dengan
Pb(NO3)2 , kemudian + Endapan + air panas HCl akan membentuk
endapan putih,
larutan HCl encer, kantil
endapan yang
endapan, kemudian PbCl2↓ + H2O → Pb2+ + Cl H2O →
ditambah air panas
endapan + air panas, Pb(OH)2 + HCl
akan larut.
selanjutnya amati setelah
dingin.
2.Siapkan 2 buah tabung
reaksi kecil: Isi masing-
masing dengan 2 tetes a. Pb(CH3COO)2
2+ -
a) Pb + I → PbI2↓ direaksikan dengan
Pb(CH3 COO)2.
KI akan membentuk
a.Tabung (1) + dengan 2 tetes Endapan + air panas endapan kuning.
lart. KI, kantil endapan, b.Pb(CH3CO
kemudian PbI2↓ + H2O → Pb2+ + 2I-
O)2
endapan + air panas, direaksikan
b) Pb2+ + CrO42-→ PbCrO4↓
selanjutnya amati setelah dengan
dingin. larutan
K2CrO4 akan
b.Tabung (2) + 2 tetes lart. membentuk
K2CrO4 endapan
kuning.
Kation Golongan 2
Bismuth (Bi3+ )
c. Terbentuknya
endapan
[Hg(OH)2]-
berwarna kuning.
Kadmium (Cd2+)
f. Terbentuknya
endapan tembaga dan
iodium.
2. Identifikasi Golongan 3 dan 4
Kation Golongan 3
Ferro (Fe2+)
Ferri (Fe3+ )
Nikel (Ni2+ )
d. Terbentuknya suatu
endapan nikel dimetil
glioksim yang
berwarna merah.
Terbentuknya suatu
endapan nikel dimetil
glioksim yang
berwarna merah.
Kobalt (Co2+ )
Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Co2+ + 2CN- → Co(CN)2↓ a. Pada endapan kobalt
kecil: Isi masing- masing (II) sianida
dengan 2 tetes larutan menghasilkan warna
b. Co2+ + 2CN- → Co(CN)2↓ coklat kemerahan.
Co(NO3)2
Endapan melarut dalam reagensia
a. Tabung (1) + 2 tetes larutan b. Pada endapan
berlebihan : kobalt (II) sianida
KCN menghasilkan warna
Co(CN)2↓ + 4CN- → [Co(CN)6]4-
coklat kemerahan,
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan
kemudian endapan
KCN, kemudian tambah lagi melarut dalam
berlebihan. reagensia berlebihan
dan terbentuk larutan
senyawa kompleks
heksasianokobalt yang
berwarna coklat.
Seng (Zn2+)
Barium (Ba2+)
Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Ba2+ + CrO42- → BaCrO4↓ a. 2 tetes larutan BaCl2
kecil: Isi masing- masing yang direaksikan
dengan 2 tetes larutan BaCl2 dengan 2 tetes larutan
K2CrO4 akan
membentuk endapan
a.Tabung (1) + 2 tetes lart. b. Ba2+ + CO32- → BaCO3↓
berwarna kuning
K2CrO4
barium kromat yang
b.Tabung (2) + 2 tetes tak larut dalam air.
lart.Na2CO3 b. 2 tetes larutan BaCl2
yang direaksikan
dengan 2 tetes larutan
Na2CO3 akan
membentuk endapan
berwarna putih barium
karbonat yang larut
dalam asam asetat dan
asam mineral encer.
Kalsium (Ca2+)
Siapkan 2 buah tabung reaksi a. Ca2+ + SO42- → CaSO4↓ a. 2 tetes larutan CaCl2
kecil: Isi masing- masing yang direaksikan
dengan 2 tetes larutan CaCl2 dengan larutan H2SO4
akan membentuk
endapan berwarna
a.Tabung (1) + lart. H2SO4 b. Ca2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- →
putih kalsium sulfat.
encer K2Ca[Fe(CN)6]↓
b. 2 tetes larutan CaCl2
b.Tabung (2) + lart. yang direaksikan
K4Fe(CN)6 dengan larutan
K4[Fe(CN)6] akan
membentuk endapan
berwarna putih garam
K2Ca[Fe(CN)6]-
3. Identifikasi Anion
Thiosulfat (S2O3)2-
Siapkan 2 buah tabung reaksi a. S2O32- + 2H+ → S↓ + SO2↑ + H2O a. Mula-mula tidak
kecil: Isi dengan 2 tetes berubah, setelah
larutan Na2S2O3 beberapa waktu
terbentuk endapan
b. S2O3 + 2H → S↓ + SO2↑ +
2- +
a.Tabung (1) + 2 tetes larutan berwarna kekuningan.
HO 2
HCl b. Mula-mula tidak
berubah, setelah
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan
beberapa waktu
HCl, kemudian panaskan terbentuk endapan
dan tutup mulut tabung berwarna kekuningan.
dengan kertas saring yang Saat mulut tabung
telah dibasahi dengan larutan ditutup dengan kertas
K2Cr2O7. saring yang telah
dibasahi dengan
larutan K2Cr2O7,
belerang membentuk
larutan koloidal yang
dikoagulasikan oleh
asam bebas.
Nitrat (NO3- )
2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → 6Fe3+ + Terbentuk cincin
Ke dalam tabung reaksi kecil
2NO ↑ + 4SO42-+ 4H2O coklat yang
masukan berturut-turut 2 tetes: disebabkan karena
NaNO3, dan FeSO4, pembentukan ion
selanjutnya melalui dinding Fe2+ + NO ↑→ [Fe(NO)]2+ [Fe(NO)]2+. Apabila
tabung alirkan H2SO4 pekat. larutan tersebut
Perlihatkan hasilnya pada dikocok dan
dipanskan, warna
asisten.
coklat yang terbentuk
akan hilang dan terjadi
pelepasan nitrogen (II)
oksida. Sisa hanya
larutan ion besi (III)
berwarna kuning.
Klorida (Cl- )
Oksalat (C2O42-)
a) C2O42- + Ca2+ → CaC2O4↓ Terjadi endapan putih
Siapkan 2 buah tabung reaksi
kristalin CaC2O4 dari
kecil dan isi dengan 2 tetes larutan netral yang
larutan Na2C2O4 b) CaC2O4↓ + CH3COOH → Tidak tidak larut dalam asam
larut. asetat encer
a.Tabung (1) + 2 tetes larutan (CH3COOH), asam
CaCl2. oksalat (H2C2O4), air
(H2O), dan asam nitrat
b.Tabung (2) + 2 tetes larutan encer (HNO3).
CaCl2, kantil dan endapan
ditambah dengan
2 tetes larutan CH3COOH.
B. AKTIVITAS 2 : IDENTIFIKASI GOLONGAN LOGAM ALKALI
DENGAN UJI NYALA
1) Lithium
Reaksi yang terjadi pada nyala api antara lithium dengan air disebabkan oleh
pelepasan gas hidrogen. Lithium akan menyala dan terbakar saat terkena air atau uap
air. Logam alkali jika bereaksi dengan air, maka akan dihasilkan basa dan gas H2
serta dibebaskannya kalor.
Sepotong logam litium bila ditambahkan ke dalam air akan bergerak di sekitar
permukaan air disertai pelepasan gas hidrogen dan nyala api dari kalor reaksi.
Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Link : https://youtu.be/Gmns-cxmodA
https://youtu.be/fdt8ORx6NVU
2) Natrium
Garam NaCl yang melekat pada kawat dibakar dan terlihat timbulnya perubahan
warna nyala api menjadi kuning keemasan. Perubahan warna nyala api yang terjadi
tidak terlalu jelas terlihat perbedaannya dengan warna nyala api awal. Garam NaCl
menghasilkan warna kuning keemasan karena ketika elektronnya kembali ke keadaan
dasar, elektron-elektron tersebut membebaskan atau memancarkan energi yang jatuh
pada panjang gelombang 570-590 nm.
Link : https://youtu.be/02rJsF0YKVk
3) Kalium
Perubahan warna api yang dihasilkan dari uji nyala kalium adalah lembayung, hal ini
terjadi karena keperakan kalium teroksidasi dengan cepat di udara dan bereaksi hebat
dengan air. Maka pembakaran tersebut menghasilkan panas yang cukup untuk
menyalakan hidrogen yang dipancarkan dalam reaksi.
Link : https://www.youtube.com/watch?v=YVWGBfPyNZA
1) Magnesium
Perubahan warna yang terjadi pada Magnesium saat uji nyala dikarenakan logam
Magnesium mendapatkan energi lebih saat direaksikan dengan api. Karena
perpindahan energi tersebutlah mucul warna putih yang dihasilkan.
Link : https://www.youtube.com/watch?v=o9m0Zl2IaEM&t=42s
2) Kalsium
Sebagian anggota sinar spektrum terletak di sinar tampak, sehingga akan memberikan
warna-warna yang jelas dan khas setiap atom. Seperti pada percobaan calsium yang
memberikan warna orange (jingga) saat uji coba.
Link : https://youtu.be/EQbyzA9qb2g
https://youtu.be/MOSukNL0fhk
3) Stronsium
Garam SrCl2 yang melekat pada kawat dibakar dan terlihat timbulnya perubahan
warna nyala api menjadi merah tua keunguan. Garam SrCl2 menghasilkan warna
merah tua keunguan karena ketika elektronnya Kembali ke keadaan dasar, elektron-
elektron tersebut membebaskan atau memancarkan energi yang memiliki panjang
gelombang 620-750 nm.
Link : https://youtu.be/7xk40KOKf7I
https://youtu.be/o9m0Zl2IaEM
4) Barium
Perlakuan ( Cara Kerja ) Pengamatan
1. Menyiapkan Kristal garam BaCl2 Reaksi yang terjadi setelah percobaan
ke dalam beaker glass. Barium dengan api adalah pada nyala
2. Menuangkan larutan HCl pekat api timbul warna nyala berwarna hijau.
ke dalam dua tabung reaksi
masing-masing ± 1 ml.
3. Celupkan ujung kawat nikrom ke
dalam HCl pekat pada tabung 1.
Kemudian masukkan kawat
nikrom tersebut ke dalam lampu
spirtus.
4. Ulangi langkah 3 sampai kawat
nikrom menjadi bersih dan tidak
memberi pijaran warna lain.
5. Setelah bersih, celupkan ujung
kawat nikrom yang telah bersih
ke dalam HCl pekat dalam
tabung 2. Kemudian masukkan
kawat ke dalam garam BaCl2.
6. Bakar kawat yang telah diberi
garam pada nyala api lampu
spirtus.
7. Amati perubahan warnanya.
Pembahasan :
Pada percobaan uji nyala ini menggunakan garam-garam klorida sebagai bahannya.
Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali tanah karena garam-garam ini
mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar dapat menunjukkan
warna yang spesifik. Pembersihan kawat nikrom dilakukan dengan pencelupan kawat
ke dalam larutan HCl pekat bertujuan untuk membersihkan pengotor atau kontaminan
yang melekat pada kawat nikrom. Selain itu, digunakannya HCl karena larutan HCl
ini tidak menghasilkan warna nyala pada saat dilakukan pemijaran diatas nyala api
sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji nyala. Pencelupan kedua
pada HCl bertujuan agar garam BaCl2 lebih mudah menempel ketika kawat
dimasukkan ke dalamnya.
Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan maka akan terurai
menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-
atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energy tinggi (keadaan
eksitasi). Pada keadaan tersebut atom logam sifatnya tidak stabil sehingga mudah
kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energy
yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Energy yang dipancarkan pada setiap atom
unsur logam bersifat khas. Berdasarkan hasil pengamatan barium klorida (BaCl2)
menghasilkan warna hijau yang khas.
Link : https://youtu.be/o9m0Zl2IaEM
1) Alkena
Alkena dan sikloalkena ialah hidrokarbon yang mempunyai satu atau lebih ikatan
ganda dua karbon-karbon. Ia adalah hidrokarbon tak tepu kerana tidak mempunyai
bilangan atom maksimum yang dapat ditempatkan pada setiap karbon. Alkena
juga dikenali sebagai olefin.
Lebih reaktif berbanding alkana kerana adanya ikatan ganda dua, ia dapat
melunturkan warna perang air bromin atau melunturkan warna ungu larutan
kalium manganat (VII) berasid. Ia menghasilkan lebih banyak jelaga apabila
terbakar kerana peratus karbon dalam molekulnya lebih tinggi.
1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu,
alkena sedikit larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang
membentuk ikatan π. Ikatan π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang
bermuatan positif sebagian.
2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin
bertambah jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin
tinggi.
Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi
alkena terutama terjadi pada ikatan rangkap tersebut.
Reaksi-reaksi Alkena :
Kegunaan Alkena :
1. Etena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polietena.
2. Etena juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan senyawa organik
intermediet seperti kloroetena dan stirena.
3. Propena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polipropena. Polipropena
merupakan polimer untuk membuat serat sintetis, materi pengepakan, dan
peralatan masak.
4. Butadiena digunakan sebagai bahan baku pembuatan polibutadiena (karet
sintetis).
5. Alkena suku rendah (etena, propena, dan butena) digunakan sebagai bahan baku
pembuatan alkohol.
2) Alkuna
Alkuna adalah hidrokarbon alifatik tidak jenuh dengan satu ikatan karbon rangkap
tiga –C=C. Senyawa yang mempunyai 2 ikatan karbon rangkap tiga disebut
alkadiuna. Sedangkan senyawa yang mempunyai 1 ikatan rangkap tiga disebut
alkenuna. Memiliki rumus umum CnH2n-2.
Sifat Fisika Alkuna :
a. Merupakan senyawa nonpolar. Akibatnya, alkuna tidak mudah larut dalam
air.
b. Pada suhu kamar:
Alkuna dengan C2 - C4 berwujud gas.
Alkuna dengan C5 - C15 berwujud cair.
Alkuna dengan C16 dan seterusnya berwujud padat.
c. Pada alkuna rantai lurus, semakin panjang rantai C nya, maka akan semakin
tinggi titik didihnya.
d. Pada alkuna rantai bercabang, semakin banyak cabangnya, maka akan
semakin rendah titik didihnya.
Pada reaksi adisi propuna dengan HX, berlaku hukum Markovnikov. Atom H dari
asam akan berikatan pada atom C ikatan rangkap yang lebih banyak mengikat
atom H.
Kegunaan Alkuna :
a. C2H2 sebagai bahan baku obor untuk pengelasan dan pemotongan logam.
selain itu bisa juga sebagai bahan baku pembuatan etanal, asam etanoat, vinil
klorida.
b. Alkuna dapat digunakan sebagai bahan baku pembuat bahan-bahan sintetis,
seperti plastik.
3) Alkohol
Etanol terbentuk dari fermentasi gula dan memiliki karakteristik tak berwarna, dan
mudah menguap. Pada zaman dahulu, etanol digunakan sebagai depresan dan
menyebabkan adiksi. Menurut ilmu kimia, alkohol adalah kumpulan senyawa
organik yang memiliki gugus hidroksil yang terikat atom karbon dari alkil atau
gugus alkil tersubstitusi, contohnya yaitu methanol, etanol, propanol, butanol,
isopropyl alcohol, dan sebagainya.
Sifat Fisika Alkohol :
a. Alcohol monohidroksi suku rendah (jumlah atom karbon 1-4) berupa cairan
tidak berwarna dan dapat larut dalam air dengan segala perbandingan.
b. Kelarutan alcohol dalam air makin rendah bila rantai hidrokarbonnya makin
panjang.
c. Makin tinggi berat molekul alcohol, makin tinggi pula titik didih dan
viskositasnya.
d. Alcohol yang mengandung atom karbon lebih dari 12 berupa zat padat yang
tidak berwarna.
e. Alcohol suku rendah tidak mempunyai rasa, akan tetapi memberikan kesan
panas dalam mulut.
Sifat Kimia Alkohol :
a. Oksidasi alkohol sekunder
Oksidasi alkohol primer dengan menggunakan kalium bikromat dan asam sulfat
akan menghasilkan aldehida dan air.
f. Esterifikasi
Alkohol bereaksi dengan asam karboksilat menghasilkan ester dan produk
samping berupa air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kesetimbangan.
g. Dehridasi alkohol
Dehidrasi alkohol dengan suatu asam sulfat akan menghasilkan alkena dan air.
Kegunaan Alkohol :
a. Metanol digunakan sebagai bahan pelarut dan sebagai reaktan untuk membuat
ester
b. Methanol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif (pengganti
minyak bumi)
c. Methanol digunakan sebagai bahan pembuat formalin.
d. Sebagian besar methanol diubah menjadi formaldehida (metanal) yang
merupakan bahan untuk membuat plastik (polimer)
e. Etanol digunakan untuk membunuh kuman atau sebagai antiseptik
f. Etanol digunakan sebagai campuran untuk minuman beralkohol.
g. Etanol digunakan sebagai bahan bakar (spirtus) dan pelarut senyawa organik
yang tidak dapat larut dalam air.
h. Etilen glikol digunakan sebagai zat antibeku untuk radiator mobil.
4) Alkoksi (Eter)
Eter adalah nama senyawa kimia yang memiliki gugus eter (atom oksigen yang
diikat 2 subtituen (alkil/aril). Molekul eter tidak dapat membentuk ikatan hydrogen
sehingga titik didihnya rendah.
Eter sedikit polar (lebih polar dari alkena). Eter dapat dikatakan sebagai basa lewis
dan dapat membentuk polieter.
Sifat Fisika Eter :
a. Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah menguap dengan bau yang khas.
b. Eter tidak larut air, akan tetapi larut dalam pelarut nonpolar.
c. Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang jernih karena uap eter membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara.
d. Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin, alkaloid, bromo, dan iodida.
Sifat Kimia Eter :
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan aldehida.
d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan menghasilkan alkohol.
e. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh halogen.
Kegunaan Eter :
a. Eter digunakan sebagai pelarut.
b. Dietil eter digunakan sebagai obat bius pada operasi.
c. Metil ters-butil eter (MTBE) digunakan untuk menaikkan angka oktan bensin.
5) Alkanal (Aldehid)
Aldehida merupakan senyawa organik yang memilikigugus karbon terminal.
Gugus fungsi ini terdiri dari atom karbon yang berikatan dengan atom hidrogen
dan berikatan rangkap dengan atom oksigen. Golongan aldehida juga dinamakan
golongan formil atau metanoil. Kata aldehida merupakan kependekan dari alkohol
dehidrogenasi yang berarti alkohol yang terdehidrogenasi. Golongan aldehida
bersifat polar.
Sifat Fisika Aldehid :
a. Aldehida dengan 1 – 2 atom karbon (formaldehida dan asetaldehida)
berwujud gas pada suhu kamar dengan bau tidak enak.
b. Aldehida dengan 3-12 atom karbon berwujud cair pada suhu kamar dengan
bau sedap.
c. Aldehida dengan atom karbon lebih dari 12 berwujud padat pada suhu kamar.
d. Aldehida suku rendah (formaldehida dan asetaldehida) dapat larut dalam air.
e. Aldehida suku tinggi tidak larut dalam air.
Sifat Kimia Aldehid :
a. Oksidasi oleh Kalium Bikromat dan Asam Sulfat
Oksidasi aldehida dengan campuran kalium bikromat dan asam sulfat akan
menghasilkan asam karboksilat. Contoh:
d. Reduksi
Reduksi aldehida oleh seng dan asam klorida akan menghasilkan alkohol primer.
Contoh:
Kegunaan Aldehid :
a. Formaldehida (metanal) digunakan sebagai pembunuh kuman, dan
pengawetan.
b. Formaldehida digunakan untuk membuat plastik thermoset (plastik tahan
panas).
c. Formaldehida digunakan sebagai bahan penghilang bau untuk sumbu lampu
dan lilin.
d. Paraldehida digunakan sebagai akselerator vulkanisasi karet.
e. Asetaldehid dibentuk sebagai metabolit dalam fermentasi gula dan dalam
detoksifikasi alkohol dalam hati.
6) Alkanon (Keton)
Keton merupakan senyawa organik yang diidentikkan dengan gugus karbonil yang
terikat oleh 2 atom karbon. Atom karbon yang diikat gugus karbonil dinamakan
karbon α. Atom hidrogen yang diikat karbon α dinamakan hidrogen α. Dengan
katalis asam, keton bertautomeri keto-enol. Reaksi dengan basa, keton
menghasilkan enolat. Gugus karbonil bersifat polar sehingga keton merupakan
senyawa polar sehingga dapat larut dalam air. Hidrogen α dari keton lebih asam
dari hidrogen pada alkana. Aseton, asetoasetat, dan β-hidroksibutirat adalah keton
yang terdapat dalam karbohidrat, asam lemak, dan asam amino sehingga terdapat
dalam tubuh manusia.
b. Reduksi
Reduksi keton dengan katalis litium alumunium hidrida akan menghasilkan alkohol
sekunder. Contoh:
c. Reaksi dengan Phosfor Pentaklorida
Reaksi antara aseton dengan phosphor pentaklorida akan menghasilkan alkil
dihalida. Contoh:
e. Kondensasi Aldol
Dalam suasana basa, keton dapat mengalami kondensasi dengan katalis seng (II)
klorida.
Kegunaan Keton :
a. Aseton digunakan sebagai pelarut organik.
b. Keton siklik digunakan sebagai bahan untuk membuat parfum.
c. Aseton digunakan untuk menghilangkan cat kuku.
d. Isobutil metil keton atau hekson digunakan sebagai pelarut nitroselulosa dan
getah.
e. Bahan baku pembuatan zat organik lain seperti chloroform yang digunakan
sebagai obat bius, iodoform, dan pewarna.
d. Esterifikasi
Dengan alkohol, asam karboksilat membentuk ester. Reaksi yang terjadi merupaka
reaksi kesetimbangan. Contoh:
f. Dekarboksilasi
Pada suhu tinggi, asam karboksilat terdekarboksilasi membentuk alkana. Contoh:
g. Halogenasi
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan halogen dengan katalis phosphor
membentuk asam trihalida karboksilat dan hidrogen halide. Contoh:
8) Ester
Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Ester
adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa alkil-
alkanoat. Rumus umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah turunan
dari asam karboksilat atau asam alkanoat, RCOOH.
Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam karboksilat
dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi (Morrison, 2002)
merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis
asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) kesetimbangan
akan tercapai dalam waktu yang cepat. Dalam suatu reaksi, lama waktu proses
juga memperlihatkan hasil yang berbeda, dimana waktu berkaitan dengan cepat
lambatnya suatu reaksi esterifikasi mencapai kesetimbangan. Pada waktu
optimum, jumlah produk dari hasil esterifikasi tidak bertambah lagi karena pada
saat ini kondisi sudah mencapai kesetimbangan.
Sifat Fisika Ester :
1. Molekul ester bersifat polar.
2. Titik didih ester terletak antara keton dan eter dengan massa molekul relatif
yang hampir sama.
3. Ester dengan massa molekul relatif rendah larut dalam air.
4. Ester dengan sepuluh karbon atau kurang berupa cairan yang mudah menguap
dan baunya enak seperti buah-buahan.
Jika suatu basa (NaOH atau KOH) digunakan untuk menghidrolisis ester maka
reaksi tersebut sempurna. Asam karboksilat dilepaskan dari kesetimbangan dengan
mengubahnya menjadi garam. Garam organik tidak
bereaksi dengan alkohol sehingga reaksi tersebut merupakan reaksi tidak dapat
balik.
Reaksi hidrolisis ini digunakan untuk menghidrolisa lemak atau minyak guna
menghasilkan gliserol dan suatu
garam (sabun). Reaksi ini lebih dikenal dengan reaksi saponifikasi.
Contoh :
9) Amina
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya terdiri
dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amino
merupakan derivatif amoniak. Biasanya dipanggil amida dan memiliki berbagai
kimia yang berbeda. Yang termasuk amino ialah asam amino, amino
biogenik, trimetilamina, dan anilina.
Sifat Fisika Amina :
1. Amina primer dengan tiga atau empat atom karbon adalah cairan pada suhu
kamar sedangkan yang lebih tinggi adalah padatan.
2. Anilin dan arylamin lainnya umumnya tidak berwarna. Namun, warnanya
berubah ketika kita menyimpannya di tempat terbuka karena oksidasi
atmosfer.
3. Amina alifatik yang lebih rendah dapat membentuk ikatan hidrogen dengan
molekul air. Oleh karena itu, amina tersebut larut dalam air.
Sifat Kimia Amina :
Amina Primer
Ketika salah satu atom hidrogen dari molekul amonia digantikan oleh gugus alkil
atau aril.
Contoh: Metilamin CH3NH2, Anilin C6H5NH2.
Amina Sekunder
Dua substituen organik menggantikan atom hidrogen dari molekul amonia yang
membentuk amina.
Misalnya: Dimetilamin (CH3)2NH, Difenilamin (C6H5)2NH.
Amina Tersier
Ketika ketiga atom hidrogen digantikan oleh substituen organik, itu bisa berupa
gugus aril atau aromatik.
Misalnya: Trimetilamin N(CH3)3, asam Asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA).
Amina Siklik
Ini adalah amina sekunder atau tersier dalam struktur cincin aromatik. Misalnya:
Piperidina (CH2)5NH, Aziridina C2H5N.
Kegunaan Amina :
1. Ini digunakan dalam pemurnian air, pembuatan obat-obatan dan
pengembangan insektisida dan pestisida.
2. Ini terlibat dalam produksi asam amino yang merupakan bahan penyusun
protein pada makhluk hidup. Berbagai jenis vitamin juga dibuat oleh amina.
3. Serotonin adalah amina penting yang berfungsi sebagai salah satu
neurotransmiter primer. Ini mengontrol perasaan lapar dan sangat penting untuk
kecepatan yang digunakan otak secara umum.
4. Obat pereda nyeri seperti morfina dan Demerol yang juga dikenal sebagai
analgesik dibuat dari amina.
1) Alkohol
Alat :
Kertas Lakmus ( biru dan merah )
Tabung Reaksi
Pipet Tetes
Bahan :
Air Tape
Natrium
Fenolftalein
Cara Kerja Hasil Pengamatan
1. Pertama, uji jenis Saat air tape belum dimasukkan
kandungan pada air tape dengan zat-zat kimia dan di uji dengan
dengan kertas lakmus kertas lakmus, kertas lakmus warna
2. Setelah itu, masukkan merah tetap dengan warnanya
bubuk natrium ke dalam sedangkan kertas lakmus yang semula
air tape lalu biarkan air berwarna biru berubah menjadi warna
tape dan natrium bereaksi. merah, ini disebabkan karena air tape
3. Lalu, setelah air tape dan bersifat asam.
natrium bereaksi uji
kembali kandungan air Setelah natrium dimasukkan kedalam
tape menggunakan kertas air tape, air tape dan natrium bereaksi
lakmus. mengeluarkan api. Setelah api padam,
jenis kandungan air tape di uji kembali
4. Terakhir, teteskan sedikit dengan kertas lakmus. Kertas lakmus
fenolftalein pada air tape yang berwarna biru setelah dicelupkan
dan amati perubahan ke air tape yang bereaksi dengan
warna yang terjadi pada air natrium tetap berwarna biru,
tape. sedangkan kertas lakmus berwarna
merah berubah menjadi berwarna biru,
menandakan cairan berubah sifat
menjadi basa dan menandakan bahwa
air tape tersebut mengandung alkohol.
Pembahasan :
Pada saat singkong dan ragi berfermentasi menjadi tape, terjadi proses
perubahan glukosa menjadi alkohol (etanol) yang berlangsung secara anaerob.
Link : https://youtu.be/8IiHjg8XPSQ
Pembahasan :
3) Asam Karboksilat
Alat :
Botol kaca
Sendok
Balon
Timbangan
Corong
Bahan :
Asam cuka (CH3COOH)
Soda kue (NaHCO3)
Perlakuan Hasil Pengamatan
1. Siapkan alat dan bahan yang - Terbentuknya gelembung di dalam
terdiri dari botol kaca, sendok, botol dan terbentuknya gas
neraca ,corong, soda kue sehingga balon terisi udara CO2.
(NaHCO3) dan asam cuka Selain itu, pada permukaan botol
(CH3COOH) terasa dingin.
2. Masukkan asam cuka kedalam - Mencampurkan CH3COOH dengan
botol kaca ±20 ml NaHCO3 menghasilkan reaksi
3. Kemudian timbang NaHCO3
CH3COOH + NaHCO3→ CH3COONa
sebanyak 20 gram dan
+ CO2 + H2O
masukkan ke dalam balon
menggunakan corong.
4. Setelah itu bagian ujung balon
kaitkan ke mulut botol kaca.
5. Amati perubahan. Balon akan
mengembang ketika NaHCO3
telah bercampur dengan
CH3COOH
Pembahasan :
Ketika soda kue (NaHCO3) bereaksi dengan asam cuka (CH3COOH) akan
menghasilkan gelembung – gelembung di dalam botol dan ditandai juga dengan
terbentuknya gas CO2 sehingga balon bisa mengembang. Hal ini menandakan
bahwa adanya suatu ikatan gugus fungsi dari asam karboksilat yaitu pada asam
cuka (CH3COOH).
Asam cuka atau asam asetat adalah senyawa kimia organik. Asam asetat disini
merupakan senyawa turunan dari asam karboksilat yang memiliki rumus kimia
CH3COOH. Reaksi yang terjadi antara cuka (CH3COOH) dengan soda kue
(NaHCO3) ini merupakan reaksi endoterm, dimana terjadinya perubahan suhu
yang ditandai pada permukaan botol kaca yang terasa dingin. Ini terjadi karena
perpindahan panas atau kalor dari lingkungan ke sistem sehingga suhu
lingkungan berkurang dan menyebabkan suhu pada permukaan botol terasa
dingin.
Link : https://youtu.be/BmVAcp6-47c
4) Amina
Alat :
Beaker glass
Pipet
Kertas amilum-iodida
Tabung reaksi
Bunsen
Bahan :
Tablet paracetamol
HCl pekat
Batang korek api
DAB HCl
Perlakuan Hasil Pengamatan
Test Diazotasi
1. Masukkan tablet paracetamol - Pembentukan garam diazonium
yang sudah berbentuk bubuk ke yang diperoleh dari hasil reaksi
dalam beaker glass kemudian antara natrium nitrit (NaNO2)
tambahkan HCl pekat 5 – 6 dengan asam klorida pekat (HCL
tetes menggunakan pipet. pekat).
2. Tambahkan aquades 6-10 tetes
NaNO2 + HCl → HNO2 + NaCl
menggunakan pipet. Lalu aduk
- Setelah penambahan NaNO2 pada
hingga homogen dan dinginkan
kertas amilum iodida ini
hingga suhu 0o C. kemudian
menghasilkan perubahan warna
tambahkan NaNO2
menjadi biru
3. Gunakan kertas amilum iodida
sebagai indikator
4. Amati perubahan.
Pembahasan :
Test diazotasi
Pada test diazotasi, tablet paracetamol di campurkan dengan HCl pekat dan
larutan NaNO2. Percobaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya ikatan
gugus fungsi amina pada tablet paracetamol berdasarkan pada pembentukan
garam diazonium yang diperoleh dari hasil reaksi antara natrium nitrit (NaNO2)
dengan asam klorida pekat (HCL pekat) dengan penentuan titik akhir
menggunakan indicator kertas amilum-iodida. Metode test diazotasi didasarkan
pada reaksi antara amina aromatic primer dengan asam nitrit dalam suasana
asam membentuk garam diazonium.
NaNO2 + HCl → HNO2 + NaCl
Penentuan titik akhir ini juga ditandai dengan terjadinya perubahan warna
menjadi warna biru. Pada percobaan test diazotasi pada tablet paracetamol ini
menghasilkan perubahan warna menjadi biru sehingga dapat dikatakan bahwa
pada tablet paracetamol terdapat suatu gugus fungsi amina.
Test DAB HCl
Pada test DAB HCl ini menggunakan larutan hasil pada test diazotasi
sebelumnya lalu ditambahkan pereaksi DAB HCl dan dibakar atau dipanaskan.
Karena pada hasil test diazotasi masih terdapat suatu endapan sehingga
dilakukan pemanasan dengan cara dibakar menggunakan pemanas spirtus agar
larutan mencapai homogen. Penentuan titik akhir reaksi ini ditandai dengan
terbentuknya warna merah jingga.
Test korek api
Pada tes korek api, menggunakan batang korek api ditambahkan dengan larutan
hasil dari test diazotasi dan HCl encer. Uji ini didasarkan pada identifikasi
senyawa sulfonamida. Senyawa sulfanomida adalah senyawa yang
mengandung gugus tersebut. Senyawa sulfonamida ini kemungkinan turunan
dari asam sulfonat dengan menggantikan gugus hidroksil dengan gugus amina.
Penentuan titik akhir reaksi ini ditandai dengan terbentuknya warna jingga pada
batang korek api.
Link : https://youtu.be/r0Ymn-6TCqQ
5) Ester
Alat :
Sendok
Wadah
Tissue
Bahan :
Katalis H2SO4 Encer (gunakan H2SO4 pekat jika ada)
Asam asetat atau asam cuka
Alcohol ( etanol atau metanol)
Wadah berisi air
Cara Kerja Pengamatan
Pembahasan :
Ester merupakan suatu kelompok senyawa yang umumnya berbau harum. Ester
adalah nama dari gugus fungsi -COO- yang terdapat pada golongan senyawa
alkil-alkanoat. Rumus umum ester adalah RCOOR atau CnH2nO2. Ester adalah
turunan dari asam karboksilat atau asam alkanoat, RCOOH.
Pada proses esterifikasi terjadi penggantian gugus –OH dari asam karboksilat
dengan gugus alkoksi dari alkohol. Reaksi esterifikasi (Morrison, 2002)
merupakan reaksi reversibel yang sangat lambat, tetapi bila menggunakan katalis
asam mineral seperti asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl)
kesetimbangan akan tercapai dalam waktu yang cepat. Dalam suatu reaksi, lama
waktu proses juga memperlihatkan hasil yang berbeda, dimana waktu berkaitan
dengan cepat lambatnya suatu reaksi esterifikasi mencapai kesetimbangan. Pada
waktu optimum, jumlah produk dari hasil esterifikasi tidak bertambah lagi karena
pada saat ini kondisi sudah mencapai kesetimbangan.
Esterifikasi yang merupakan suatu reaksi yang lambat. Untuk mempercepat
terjadinya reaksi dapat dilakukan dengan pemanasan. Panas akan menyebabkan
partikel bergerak lebih cepat karena adanya peningkatan energi kinetik dari
pereaksi sehingga peluang terjadinya tumbukan akan semakin besar dan
terbentuknya produk juga semakin besar. Panas yang diperlukan untuk
mempercepat reaksi juga harus memperhatikan karakteristik dari zat yang
bereaksi. Panas yang terlalu tinggi bisa merusak pereaksi sehingga perlu
diperhatikan sifatsifat pereaksi dan ditentukan panas optimum yang digunakan
dalam reaksi esterifikasi. Untuk memperoleh hasil yang optimum pada
esterifikasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menghilangkan produk atau
dengan menggunakan pereaksi berlebih.
Untuk memperoleh hasil yang optimum digunakan pereaksi berlebih yaitu
dengan memperbanyak jumlah mol dari alkohol. Dengan mol alkohol yang lebih
besar maka akan terjadi pergeseran kesetimbangan sehingga produk ester akan
lebih banyak. Jadi ada tiga faktor yang mempengaruhi proses esterifikasi yaitu
jumlah asam sulfat yang ditambahkan, lama waktu reaksi, dan komposisi jumlah
pereaksi yang digunakan.
Ester dihasilkan apabila asam karboksilat dipanaskan bersama alkohol dengan
bantuan katalis asam, dalam percobaan ini asam asetat dipanaskan bersama
etanol dengan bantuan katalis asam sulfat sehingga menghasilkan etil etanoat
yang berbau seperti balon tiup.
Link : https://www.youtube.com/watch?v=Qj12Kn6Kczc
VI. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan
anion di dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan
reagen tertentu pada larutan yang diuji, dapat diamati ciri berupa endapan dan
perubahan warna dari masing-masing larutan yang menunjukkan ada tidaknya
kation dan anion dalam larutan sampel. Adapun saran yang saya ajukan setelah
melakukan praktikum ini yaitu sebaiknya dalam uji kation dan anion ini larutan
yang akan dijadikan sampel sebaiknya dilakukan penambahan, guna dapat
menambah pengetahuan mengenai larutan sampel yang terjadi perubahan saat
dilakukan pengujiannya.
Dan dapat disimpulkan juga pada percobaan identifikasi uji nyala, unsur-unsur
alkali dan alkali tanah menghasilkan warna yang berbeda untuk setiap warna
nyalanya. Hal ini disebabkan karena perbedaan banyaknya perpindahan
elektron atau tereksitasinya suatu elektron.
Dan kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan identifikasi gugus fungsi
adalah :
1. Gugus fungsi yang termasuk senyawa alifatik adalah alkana, alkena, dan
alkuna.
2. Senyawa turunan alkana antara lain yaitu alkohol, eter, aldehid, keton,
ester asam karboksilat dan alkil halida.
3. Reaksi-reaksi yang terjadi pada senyawa organik antara lain substitusi,
reaksi adisi, dan reaksi eliminasi.
Daftar Pustaka
Magfiroh, E. (2019). Penentuan konsentrasi logam alkali dengan uji nyala menggunakan aplikasi
RGB (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati bandung).
Milah, M., R. (2019). Laporan Praktikum Uji Nyala. Diakses pada 19 april 2021, dari
https://www.academia.edu/40412263/LAPORAN_PRAKTIKUM_UJI_NYA
LA
Zuma, S. (2010). Laporan Praktikum Uji Nyala. Diakses pada 19 april 2021, dari
https://id.scribd.com/doc/146060074/ Laporan-Praktikum-1-Uji-Nyala
Jessica, F. (2013). Laporan Praktikum Kimia Uji Nyala. Diakses pada 19 april 2021,
dari https://www.slideshare.net/mobile/RennJr/Laporan-praktikum-
kimiawarna-nyala
Academia.co.id. (2020). Laporan Praktikum Uji Nyala Alkali dan Alkali Tanah.
Diakses pada 19 april 2021, dari https://academia.co.id/laporan-
praktikum-uji-nyala-alkali-dan-alkali
Asmara, A. (2017). Identifikasi Gugus Fungsi. Diakses pada 19 april 2021, dari
https://academia.co.id/laporan-praktikum-uji-nyala-alkali-dan-alkali-tanah/
Yulianti, N. (2016). Handout Kimia Organik Dasar. (Edisi revisi 1). Bogor : SMKN 1
Gunungputri.
Id.scribd.com. (2020). Identifikasi Kation Golongan III A. Diakses pada 15 April 2021
dari, https://id.scribd.com/doc/116039785/ Identifikasi-Kation-
Golongan-III-A