Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM ANALITIK DASAR

PERCOBAAN I
REAKSI KE DALAM ANION

Oleh :

Nama : Damacasta Ardeliapta Edivtaputri

No.Mhs : M0320019

Hari/Tgl. Praktikum : Selasa, 30 Maret 2021

Asisten Pembimbing : Dini Deviana Saputri (M0317020)

LABORATORIUM KIMIA
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
PERCOBAAN I

REAKSI KE DALAM ANION

I. TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat mengidentifikasi hasil reaksi kimia yang terjadi apabila anion analit ditambahkan
reagen tertentu.
2. Dapat mengidentifikasi reagen yang spesifik ke dalam setiap anion analit.
3. Dapat mengidentifikasi warna garam dari anion analit secara spesifik.
II. DASAR TEORI
Suatu senyawa dapat terurai lebih sederhana membentuk ion-ion. Ion yang dihasilkan
dapat berupa kation dan anion. Kation ialah ion yang bermuatan positif, sedangkan anion
meupakan ion yang bermuatan negatif. Keberadaan anion sangat melimpah dan dapat dijumpai
dimanapun dalam kehidupan, seperti kofaktor pada enzim dapat diketahui hampir 75% memiliki
sifat anonik. Anion memiliki penggunaan yang penting dalam setiap bidang kehidupan, seperti
dalam penggunaan sensor, katalisis, material fungsional, obat, dan transport membran. Oleh
karena itu, materi mengenai anion menjadi salah satu materi yang kerap dipelajari dalam bidang
kimia supramolekul (Manna dan Dass, 2021). Di alam semesta, anion yang paling banyak
dijumpai yaitu berupa ion klorid (Cl-) yang biasanya dapat terlibat dalam proses biofisik, seperti
kesetimbangan osmosis (Valdivieso dan Santa-Coloma, 2019). Anion dapat terdiri dari beberapa
lapis seriring berjalannya waktu dimana lapis atau layer tersebut mampu berpisah membentuk
fasa individu karena adanya miscibility saat terjadi pertukaran anion (Appelo, 2021).
Ion yang memiliki muatan negatif ialah anion dan dapat tertarik ke anoda (elektroda
positif) saat terjadinya elektrolisis. Dalam analisis anion pada suatu larutan dilakukan
menggunakan uji spesifik dengan penambahan pereaksi tertentu. Hasil dari percobaan berupa
perubahan warna pada larutan mauoun terbentuk endapan dengan warna yang berbeda, dimana
perubahan tersebut akan dapat dikenali sebagai ciri-ciri ion tertentu (Asmah dkk., 2020).
Pada pembahasan mengenai ion terdapat istilah solvasi yang dapat diartikan sebagai suatu
kejadian dimana zat terlarut mengalami interaksi dengan pelarutnya. Anion memiliki kekuatan
solvasi di dalam pelarut air lebih besar dibandingkan dengan kation meskipun memiliki muatan
dan besar ion yang sama. Anion kerap dijumpai pada protonasi kesetimbangan yang terjadi
dalam air (Kubik, 2010).
Dalam menganalisis suatu anion, baik untuk mengidentifikasi maupun menghitung secara
kuantitatif dapat dilakukan teknik analisis. Teknik analisis tersebut dapat dibagi menjadi 2
macam, yaitu analisis kualitatif dan kuantitatif (Vevelstad dan Svendsen, 2016).
a. Analisis kualitatif : suatu analisis dimana anion yang terdapat dalam sampel terdegrad
ditelaah atau diidentifikasi berdasarkan standar yang dapat dikatakan eksternal.
b. Analisis kuantitatif : analisis yang berfungsi untuk menghitung kuantitas senyawa,
perbedaan atau perubahan konsentrasi pada standar komersial.
Analisis anion penting dilakukan dalam lingkup keilmiahan. Di dalam metode yang digunakan
untuk menganalisis suatu anion, biasanya terdapat elektroda ion selektif, ion kromatografi,
analisis injeksi aliran, dan berbagai spektroskopis, serta pendekatan analisis elektro lainnya
(Remsburg dkk., 2011).
Keberadaan anion dapat dikelompokkan menjadi kelompok halida, sulfat, dan nitrat yang
memiliki karakteristik berbeda-beda. Sebagai contoh, pada kelompok halida adalah ion iodida
(I-). Ion tersebut sangat berperan dalam proses biologis manusia maupun hewan. Oleh karena
itu, pendeteksian adanya kandungan iodida dalam suatu senyawa sangat penting dilakukan.
Pendeteksian telah diwujudkan melalui polimer terkonjugasi yang terdapat anion heterosiklik
yang merupakan reseptor, dimana dapat langsung dimasukkan ke dalam polimer rantai utama
atau cabang (Mansha dkk., 2017).
III. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut :
1) Tabung reaksi
2) Pipet tetes
3) Rak tabung reaksi
4) Penjepit kayu
5) Pengaduk
6) Korek api
7) Bunsen
B. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini sebagai berikut :
1) Larutan NaCl
2) Larutan NaBr
3) Larutan KI
4) Larutan K4Fe(CN)6
5) Larutan K3Fe(CN)6
6) Larutan KCNS
7) Larutan KNO2
8) Larutan Na2S
9) Larutan CH3COONa
10) Larutan Na2SO3
11) Larutan Na2CO3
12) Larutan Na2C2O4
13) Larutan Na3PO4
14) Larutan Na2S2O3
15) Larutan NaNO3
16) Larutan Na2SO4
17) Larutan NaF
18) Boraks
19) H2SO4 encer
20) H2SO4 pekat
21) AgNO3
22) HNO3 encer
23) NH3
24) CH3COOI
25) Hg(NO3)2
26) NH3 pekat
27) Asam nitrit (HNO2)
28) Na2S2O3
29) CS2
30) Air klor
31) CuSO4
32) HgCl2
33) Pb
34) FeSO4
35) HNO3
36) FeCl3
37) NH4Cl
38) CH3COOH
39) Garam ferro
40) Aquades dingin
41) H2SO4
42) Amilum
43) HCl encer
44) Na2S
45) HCl
46) C2H5OH
47) PbO
48) Alkil sulfat
49) BaCl2
50) H2CrO4
51) Iodida
52) Ba(OH)2
53) Asam encer
54) NaCl
55) CaCl2
56) MnSO4
57) Amonium molibdat
58) MgSO4
59) Larutan asam
60) Larutan thiosulfat
61) Iodium
62) NH4CH3COO
63) FeSO4 jenuh
64) NaF padat
65) Ba(CH3COO)2
66) Larutan plumbum asetat
67) Larutan asam mineral
68) Alkohol
69) BaCl2 pekat
C. Gambar Alat

Gambar 3.1. Tabung Gambar 3.2. Pipet tetes Gambar 3.3. Rak tabung
reaksi reaksi

Gambar 3.4. Penjepit Gambar 3.5. Pengaduk Gambar 3.6. Korek api
kayu

Gambar 3.7. Bunsen


IV. CARA KERJA
A. Percobaan Anion Klorida (Cl-)
Dalam percobaan digunakan larutan uji berupa NaCl atau padatannya. Pertama, H2SO4
encer 1:10 ditambahkan dengan pipet tetes ke dalam larutan uji NaCl dan dipanaskan.
Kedua, larutan H2SO4 pekat ditambahkan dengan pipet tetes ke dalam klorida padat. Setelah
itu, batang gelas yang dibasahi dengan amonia diletakkan di atas tabung reaksi yang berisi
larutan uji klorida (NaCl). Percobaan ini dilakukan pada temperatur kamar dan dengan
dipanaskan. Ketiga, larutan perak ditambahkan dengan pipet tetes ke dalam larutan uji
klorida, selanjutnya larutan ditambahkan dengan larutan HNO3 encer. Keempat, larutan
perak ditambahkan dengan pipet tetes ke dalam larutan uji klorida kemudian ditambahkan
dengan larutan amonium atau amonia encer. Kelima, larutan merkuro nitrat ditambahkan
dengan pipet tetes ke dalam larutan uji klorida. Keenam, larutan iodoasetat ditambahkan
dengan pipet tetes ke dalam larutan uji klorida. Setelah terjadi pengendapan, larutan
dipanaskan.
B. Percobaan Anion Bromida (Br-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji NaBr. Pertama, larutan H2SO4 (1:10)
ditambahkan dengan pipet tetes ke dalam larutan uji bromida pada temperatur kamar dan
dipanaskan. Kedua, H2SO4 pekat ditambahkan ke dalam larutan uji bromida lalu dipanaskan.
Ketiga, larutan perak nitrat ditambahkan kemudian ditambahkan dengan asam nitrat encer.
Keempat, larutan perak nitrat ditambahkan kemudian ditambahkan dengan amonia pekat.
Kelima, asam nitrit ditambahkan.
C. Percobaan Anion Iodida (I-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji KI. Pertama, H2SO4 pekat dan dingin
ditambahkan ke dalam larutan uji. Kedua, larutan AgNO3 ditambahkan sampai terbentuk
endapan dan kemudian ditambahkan dengan HNO3 encer. Ketiga, larutan AgNO3
ditambahkan sampai terbentuk endapan dan kemudian ditambahkan amonia pekat. Keempat,
larutan AgNO3 ditambahkan sampai terbentuk endapan dan kemudian Na2S2O3. Kelima,
ditambahkan dengan CS2. Keenam, air klor (larutan natrium hipoklorit encer yang
diasamkan dengan HCl encer) ditambahkan. Ketujuh, larutan kupri sulfat ditambahkan dan
kemudian ditambahkan dengan larutan thiosulfat dan diamati perubahan yang terjadi.
Kedelapan, larutan merkuri (II) klorida ditambahkan sedikit demi sedikit, kemudian
ditambahkan KI berlebih.
D. Percobaan Anion Ferrosianida ({Fe(CN)64-})
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji K4Fe(CN)6. Pertama, asam sulfat encer
ditambahkan pada temperatur kamar ke dalam larutan uji, kemudian didihkan. Kedua,
larutan asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam larutan K4Fe(CN)6 dan dipanaskan serta
diamati perubahan dan nyala yang terjadi. Ketiga, larutan timbal ditambahkan ke dalam
larutan K4Fe(CN)6 kemudian ditambahkan dengan asam nitrat encer.
E. Percobaan Anion Ferrisianida ({Fe(CN)6}3-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji K3Fe(CN)6. Pertama, asam sulfat encer
pada temperatur kamar ditambahkan dan didihkan. Kedua, asam sulfat pekat ditambahkan
dan dipanaskan. Ketiga, larutan AgNO3 ditambahkan, kemudian ditambahkan larutan
HNO3. Keempat, larutan AgNO3 ditambahkan, kemudian ditambahkan larutan amonia.
Kelima, larutan CuSO4 ditambahkan. Keenam, larutan garam ferro ditambahkan.
F. Percobaan Anion Rhodanida ([CNS]-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji KCNS. Pertama, asam sulfat encer
ditambahkan. Kedua, asam sulfat pekat ditambahkan. Ketiga, larutan AgNO3 ditambahkan.
Keempat, larutan garam ferri ditambahkan. Kelima, larutan merkuri nitrat ditambahkan
sampai terjadi endapan. Kemudian ditambah dengan KCNS secara berlebih.
G. Percobaan Anion Nitrit ([NO2]-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji KNO2. Pertama, larutan asam sulfat encer
ditambahkan. Kedua, laarutan amonium klorida yang telah diasamkan dengan asam asetat
ditambahkan. Ketiga, larutan garam ferro kemudian ditambahkan dengan asam sulfat encer,
kemudian dilarutkan dalam aquades dingin dan diamati perubahan yang terjadi. Keempat,
larutan KI yang telah diasamkan asam sulfat dan amilum ditambahkan.
H. Percobaan Anion Sulfida (S2-)
Dalan percobaan ini digunakan larutan uji Na2S. Pertama, asam sulfat pekat dan panas
ditambahkan dan pemanasan dilakukan yang lama hingga semua endapan hilang. Kedua,
larutan AgNO3 ditambahkan sampai terjadi endapan. Kemudian larutan HNO3 ditambahkan
dengan pemanasan. Keriga, asam sulfat encer atau HCl ditambahkan. Gas yang terbentuk
ditutup dengan kertas yang dibasahi iodoasetat dan diamati perubahan yang terjadi.
Keempat, dilakukan reaksi Hepar dan larutan Na2S ditambahkan diatas lempeng perak dan
diamati perubahan yang terjadi pada lempeng perak.
I. Percobaan Anion Asetat (CH3COO-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji CH3COONa. Pertama, asam sulfat pekat
ditambahkan dan kemudian ditambahkan larutan etanol dan dipanaskan dan diamati
perubahan warna dan baunya. Kedua, larutan FeCl3 ditambahkan kemudian dipanaskan.
Ketiga, PbO ditambahkan setelah beberapa saat dipanaskan dan diamati perubahannya.
J. Percobaan Anion Sulfit (SO32-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji Na2SO3. Pertama, asam sulfat encer
ditambahkan. Kedua, larutan AgNO3 ditambahkan sampai terbentuk endapan kemudian
endapan ditambahkan dengan larutan alkali sulfat secara berlebihan. Larutan tersebut
selanjutnya didihkan dan diamati perubahannya. Ketiga, larutan barium klorida ditambahkan
sampai terbentuk endapan kemudian ditambahkan larutan HNO3 encer. Keempat, larutan
H2CrO4 ditambahkan dan diamati perubahan warnanya. Kelima, larutan larutan iodida
ditambahkan dan diamati perubahan warnanya.
K. Percobaan Anion Karbonat (CO32-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji Na2CO3. Pertama, asam sulfat encer
ditambahkan. Batang gelas yang telah dibasahi dengan larutan Ba(OH)2 diletakkan di atas
tabung reaksi larutan uji dan diamati perubahannya. Kedua, larutan AgNO3 ditambahkan,
setelah itu ditambahkan lagi secara berlebihan dan diamati perubahannya. Ketiga, larutan
barium klorida ditambahkan kemudian ditambahkan dengan asam encer dan diamati
perubahannya. Keempat, larutan AgNO3 ditambahkan dan kemudian larutan asam asetat
ditambahkan dan diamati perubahannya.
L. Percobaan Anion Oksalat (C2O42-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji Na2C2O4. Pertama, larutan asam sulfat
pekat ditambahkan dan dipanaskan. Kedua, larutan AgNO3 ditambahkan, kemudian larutan
amonia ditambahkan. Ketiga, larutan AgNO3 ditambahkan, kemudian larutan asam nitrat
encer. Keempat, larutan NaCl ditambahkan dan kemudian larutan asam asetat ditambahkan.
Kelima, larutan CaCl2 ditambahkan, kemudian larutan HCl atau HNO3 ditambahkan.
Keenam, larutan MnSO4 ditambahkan dan diamati perubahannya.
M. Percobaan Anion Phospat (PO43-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji Na3PO4. Pertama, larutan AgNO3
ditambahkan dan kemudian ditambahkan dengan asam nitrat dan diamati perubahannya.
Kedua, larutan AgNO3 ditambahkan, kemudian ditambahkan dengan amonia dan diamati
perubahan yang terjadi. Ketiga, larutan barium nitrat ditambahkan dan diamati
perubahannya. Keempat, larutan amonium molibdat ditambahkan dan kemudian diasamkan
dengan HNO3 dan dipanaskan serta diamati perubahannya. Kelima, larutan ferri klorida
ditambahkan dan dicatat perubahannya. Keenam, larutan campuran magnesia (MgSO4 +
NH4Cl) ditambahkan sampai terbentuk endapan kemudian ditambahkan dengan asam dan
diamati perubahannya.
N. Percobaan Anion Thiosulfat (S2O32-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji Na2S2O3. Pertama, larutan asam sulfat encer
ditambahkan. Kedua, larutan AgNO3 ditambahkan. Ketiga, larutan CuSO4 ditambahkan dan
diamati perubahannya. Hasil perubahan yang diperoleh ditambahkan dengan thiosulfat
kemudian diamati perubahannya. Keempat, larutan iodium ditambahkan dan dicatat
perubahannya.
O. Percobaan Anion Nitrat (NO3-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji NaNO3. Pertama, asam sulfat pekat
ditambahkan lalu dilakukan pemanasan. Kedua, H2SO4 pekat ditambahkan dalam larutan
nitrat lalu didinginkan. Kemudian larutan FeSO4 jenuh ditambahkan sedikit demi sedikit
hingga terbentuk lapisan di atasnya. Selanjutnya, dicatat bentuk dan warna yang terbentuk.
P. Percobaan Anion Sulfat (SO42-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji Na2SO4. Pertama, larutan barium klorida
ditambahkan. Kedua, larutan plumbun asetat ditambahkan. Kemudian endapan tersebut
ditambahkan asam sulfat pekat dan amonium asetat. Selanjutnya diamati perubahannya.
Q. Percobaan Anion Florida (F-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji NaF. Pertama, NaF padat dimasukkan ke
dalam tabung reaksi lalu dituangi asam sulfat pekat. Kedua, ditambahkan larutan barium
asetat lalu ditambahkan asam mineral. Ketiga, ditambahkan kalsium klorida lalu
ditambahkan asam klorida dan asam nitrat.
R. Percobaan Anion Borat (BO33-)
Dalam percobaan ini digunakan larutan uji boraks. Pertama, ditambahkan asam sulfat
pekat dengan hati-hati dan perubahan yang terjadi diamati. Kedua, ditambahkan asam sulfat
pekat dan alkohol (metil atau etil alkohol) yang jika dibakar terjadi nyala hijau. Ketiga,
ditambahkan AgNO3 kemudian dipanaskan dan diamati perubahan warnanya. Keempat,
ditambahkan BaCl2 pekat.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

No. Nama Perlakuan Reaksi Hasil Teori Pembahasan


Sampel Reagen
-
1. Cl dalam (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 H2SO4 (aq) + 2NaCl (aq) Tidak terjadi perubahan Gelembung gas yang
NaCl encer / H2SO4 (1:10)  Na2SO4 (aq) + 2HCl pada larutan hanya timbul terbentuk ialah HCl,
lalu dipanaskan (g) ↑ gas akibat pembakaran terjadi gas akibat adanya
berasal dari penguraian penguraian sempurna
sempurna yang disertai disertai dengan
pelepasan gas HCl. pelepasan gas HCl.
(b) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 NaCl (aq) + H2SO4 (aq) Terjadi pelepasan gas Pelepasan gas HCl yang
pekat ke dalam Cl padat,  Na+ (aq) + HSO4 (aq) HCl, bau menyengat, dan terjadi dikarenakan ion
batang gelas dibasahi + HCl (g) ↑ terbentuk asap putih Cl- yang diuraikan oleh
ammonia dan diletakkan halus yang terdiri dari H2SO4 pekat.
di atas tabung reaksi butiran halus asam
berisi larutan uji klorida, pembentukan
kabut putih amonium
klorida.
(c) Larutan perak Ditambahkan larutan NaCl (aq) + AgNO3 (aq) Adanya endapan perak Endapan yang terbentuk
(AgNO3) dan perak (AgNO3) dan  NaNO3 (aq) + AgCl (Ag) seperti dinding adalah endapan AgCl.
HNO3 encer larutan HNO3 encer (s) ↓ putih. Adanya penambahan
HNO3 menyebabkan
AgCl (s) ↓ + HNO3 (aq) Endapan tidak larut reaksi menjadi
 AgNO3 (s) ↓ + HCl dalam HNO3. setimbang dan endapan
(aq) tidak larut.
(d) Larutan perak Ditambahkan larutan NaCl (aq) + AgNO3 (aq) Terdapat endapan perak Endapan yang terbentuk
(AgNO3) dan AgNO3  NaNO3 (aq) + AgCl berwarna putih. adalah AgCl.
larutan (s) ↓ Penambahan NH3
amonium berfungsi untuk
(NH3) Ditambahkan NH3 encer AgCl (s) + 2NH3 (aq)  Endapan perak dapat melarutkan endapan.
[Ag(NH3)2+] (aq) + Cl- larut dalam NH3.
(aq)
(e) Merkuri nitrat Ditambahkan larutan 2NaCl (aq) + Hg(NO3)2 Terbentuk endapan Endapan yang terbentuk
(Hg(NO3)2) [Hg(NO3)2] ke dalam (aq)  HgCl2 (s) + HgCl2. adalah HgCl2.
larutan uji klorida 2NaNO3 (aq)
(f) Iodo Asetat Ditambahkan larutan NaCl (aq) + CH3COOI Terdapat endapan Endapan yang terbentuk
(CH3COOI) (CH3COOI) ke dalam (aq)  CH3COONa (s) ↓ CH3COONa. adalah CH3COONa.
larutan uji klorida + HCl (aq) Larutan iodo asetat tidak
kemudian dipanaskan dapat melarutkan NaCl
walaupun sudah
dipanaskan.
2. Br- dalam (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 NaBr (aq) + H2SO4 (aq) Terbentuk gas HBr. Gas yang terbentuk
NaBr encer / H2SO4 (1:10) ke  HBr (g) + HSO4 (aq)
- adalah HBr, terbentuk
dalam larutan uji + karena adanya reaksi
+ Na (aq)
bromida pada antara NaBr dengan
temperatur dan H2SO4. H2SO4 akan
dipanaskan menguraikan ion Br-dan
pemanasan akan
mempercepat pemutusan
ikatan antara Na+
dengan Br- .
(b) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 2NaBr (aq) + 2H2SO4 H2SO4 pekat naik ke Gas yang mengalami
pekat kemudian (aq)  Br2 (g) ↑ + SO2 NaBr. Mula-mula pelepasan adalah Br2,
dipanaskan (aq) ↑ + SO42- (aq) + terbentuk larutan coklat terjadi karena adanya
2Na+ (aq) + 2H2O (l) kemerahan, lalu terdapat pemanasan.
pelepasan gas. Penambahan asam sulfat
pekat menyebabkan
larutan berubah warna
menjadi coklat
kemerahan.
(c) Larutan perak Ditambahkan AgNO3 Br (aq) + Ag+ (aq) 
- Terbentuk endapan Endapan yang terbentuk
nitrit (AgNO3) AgBr (s) ↓ berwarna kuning. adalah AgBr. Endapan
dan HNO3 terbentuk karena adanya
AgBr (s) + HNO3 (aq)  Endapan AgBr tidak larut reaksi antara ion Br
-
encer Ditambahkan HNO3
encer AgNO3 (aq) ↓ + HBr (aq) dalam HNO3. dengan ion Ag+. HNO3
↑ yang ditambahkan tidak
dapat melarutkan
endapan.
(d) Larutan perak Ditambahkan AgNO3 Br- (aq) + Ag+ (aq)  Terbentuk endapan AgBr Endapan yang terbentuk
nitrit (AgNO3) AgBr (s) ↓ berwarna kuning. adalah AgBr. Endapan
dan NH3 pekat AgBr larut dalam NH3
Ditambahkan NH3 pekat AgBr (s) ↓ + 2NH3 (aq) Endapan AgBr larut pekat karena AgBr dapat
 [Ag(NH3)2]+ (s) + Br- dalam NH3 pekat. bereaksi dengan NH3
(aq) pekat.
(e) Asam nitrit Ditambahkan asam nitrit 6NaBr (aq) + 8HNO2 Terbentuk gas NO dan Reaksi antara asam nitrit
(HNO2) (HNO2) (aq)  3Br2 (g) + gas Br2. dengan natrium bromida
2NO(g) + 6NO2- (aq) + menghasilkan gas NO
4H2O (l) + 6Na+ (aq) dan gas Br2.
3. I- dalam KI (a) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 2I- (aq) + H2SO4 (aq)  Terbentuk gas akibat Terjadinya reaksi antara
pekat dan dingin I2 (g) + SO42- (aq) + pelepasan I2, larutan iodida dengan H2SO4
H2O(l) berwarna putih dengan yang mnyebabkan gas I2
asap putih. terlepas.
(b) Larutan Ditambahkan AgNO3 I- (aq) + Ag+ (aq)  AgI Terbentuk endapan Endapan terjadi karena
AgNO3 dan sampai mengendap (s) berwarna kuning (AgI). adanya reaksi antara ion
HNO3 encer I-dengan Ag+, adanya
Ditambahkan HNO3 AgI (s) + HNO3 (aq)  Endapan AgI tidak larut ion-ion sejenis yang
encer AgNO3 (aq) + HI (aq) dalam HNO3 encer, ditambahkan
warna kehitaman. menyebabkan endapan
tidak larut.
(c) AgNO3 dan Ditambahkan larutan Ag+ (aq) + I- (aq)  AgI Terbentuk endapan AgI Endapan AgI yang
NH3 pekat AgNO3 (s) warna kuning. terbentuk tidak dapat
larut dalam amonia yang
Ditambahkan NH3 pekat AgI (s) + NH3 (aq)  Endapan AgI tidak bisa pekat.
AgNH3 (aq) + I- (aq) larut.
(d) AgNO3 dan Ditambahkan AgNO3 I- (aq) + Ag+ (aq)  AgI Terbentuk endapan AgI Penambahan Na2S2O3
Na2S2O3 (s) berwarna kuning. menyebabkan endapan
AgI yang berwarna
Ditambahkan Na2S2O3 AgI (s) + 2Na2S2O3 (aq) Endapan larut dalam kuning larut membentuk
 I- (aq) + [Ag(S2O3)2] Na2S2O3. ion kompleks.
(s) + 4Na+ (aq)
(e) CS2 Ditambahkan larutan I- (aq) + CS2 (aq)  S2 Adanya pelepasan gas S2. Dikarenakan adanya
CS2 (g) + CI (aq) reaksi ion iodida dengan
karbon disulfida
menyebabkan pelepasan
gas S2.
(f) Air klor Ditambahkan air klor KI (aq) + Cl2 (g)  KCl Akan terbentuk larutan Larutan yang terbentuk
(larutan natrium hipo (aq) + CS2 (aq) berwarna bening. berasal dari penambahan
klorit encer yang air klor berwarna
diasamkan dengan HCl HClO (aq) + HCl (aq)  bening.
encer) Cl2 (g) + H2O (l)
(g) CuSO4 dan Ditambahkan CuSO4 4I- (aq) + 2Cu2+ (aq)  Terbentuk endapan coklat Endapan berwarna
Na2S2O3 2CuI (s) + I2 (s) yang terbentuk dari CuI terbentuk dari Cu, warna
dan Iod. coklat larutan berasal
dari I2 dan tidak larut
Ditambahkan Na2S2O3 I2 (g) + 2S2O3 (aq)  2I Terdapat endapan
- disebabkan oleh fasa
2-
(aq) + S4O6 (aq) berwarna kuning yang berbeda.
keputihan.
(h) HgCl2 dan KI Ditambahkan larutan 2I (aq) + HgCl2 (aq) →
-
Terdapat endapan merah, Terdapat endapan yang
-
berlebih merkuri (II) klorida HgI2 (s) + CI (aq) endapan akan larut. berasal dari HgI2 dan
endapan HgI2 dapat larut
Ditambahkan KI HgI2 (s) + 2I (aq) →
-
Endapan larut dalam KI dalam KI membentuk
2- 2-
berlebih (HgI4) (aq) dan terbentuk (HgI4) . ion (HgI4)2-.
4. [Fe(CN)6]4- (a) H2SO4 encer Ditambahkan larutan [Fe(CN)6]4- (aq) + 6H+ Pada suhu kamar tidak Pemanasan hingga
dalam H2SO4 encer dan (aq) → 6HCN (g) + Fe 2+
ada reaksi yang terjadi. mendidih menyebabkan
K4Fe(CN)6 dididihkan pada suhu (aq) Dididihkan, akan terjadinya penguraian
kamar menghasilkan gas HCN dan menghasilkan gas
yang beracun. HCN.
(b) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 K3[Fe(CN)6] (aq) + Terjadi penguraian Larutan berwarna nyala
pekat dan dipanaskan 6H2SO4 (aq) + 6H2O (l) sempurna yang melepas biru disebabkan karena
→ Fe (aq) + 6NH4 (g) + gas CO dengan nyala
2+
penguraian sempurna
2-
6CO (g) + 6SO4 (aq) warna biru. yang disertai pelepasan
gas CO.
(c) Pb dan HNO3 Ditambahkan larutan Pb [Fe(CN)6]4- (aq) + 4Pb+ Terbentuk endapan warna Endapan yang terbentuk
encer (aq) → Pb4[Fe(CN)6] orange. adalah Pb2[Fe(CN)6] dan
(aq) endapan tersebut tidak
dapat larut dalam HNO3.
Ditambahkan larutan Pb4[Fe(CN)6]4- (aq) + Terbentuk endapan
HNO3 encer HNO3(aq) → 4PbNO3+ berwarna putih dan tidak
(aq) + H4[Fe(CN)6] (aq) larut.
5. [Fe(CN)6]3- (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 [Fe(CN)6]3- (aq) + 6H+ Pda suhu kamar tidak ada Reaksi yang terjadi
dalam encer pada temperatur (aq) → Fe3+ (aq) + reaksi. Dipanaskan, akan menghasilkan gas
K3Fe(CN)6 kamar kemudian 6HCN (g) ↑ terbentuk gas asam berupa asam sianida
dididihkan sianida (HCN) yang (HCN) yang bersifat
berbau menyengat dan racun.
beracun, hijau kehitaman.
(b) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 [Fe(CN)6]3- (aq) + Terurai sempurna dengan Campuran senyawa
pekat kemudian 6H2SO4 (aq) + 6H2O (l) melepaskan gas CO yang terlibat reaksi
dipanaskan → Fe3+ (aq) + 6NH4+ dengan nyala biru. dapat saling melarutkan,
(aq) + 6CO (g) + 6SO42- gelembung gas yang
(aq) terbentuk merupakan
gas CO. Gas CO yang
terbakar memiliki warna
nyala biru.
(c) AgNO3 dan Ditambahkan larutan [Fe(CN)6]3- (aq) + 3Ag+ Terdapat endapan merah Penambahan AgNO3
HNO3 AgNO3 kemudian (aq) → Ag3[Fe(CN)6] jingga. menyebabkan perubahan
ditambahkan HNO3 (aq) warna. Endapan dapat
dioksidasi oleh HNO3
[Ag Fe(CN)6]3- (aq) + Endapan larut dalam sehingga endapan larut.
HNO3 (aq) → HNO3.
H3[Fe(CN)6] (aq) +
AgNO3 (aq)
(d) AgNO3 dan Ditambahkan AgNO3 [Fe(CN)6]3- (aq) + 3Ag+ Terdapat endapan merah Endapan yang terbentuk
NH3 kemudian ditambahkan (aq) → Ag3[Fe(CN)6] jingga. merupakan endapan
NH3 (aq) Ag3[Fe(CN)6]. Endapan
tersebut akan larut
Ag+ (aq) + HN3 (aq)→ Endapan larut dalam dalam NH3.
Ag3HN3 (aq) NH3.
(e) CuSO4 Ditambahkan larutan 2[Fe(CN)6]3- (aq) + Terbentuk endapan warna Perubahan warna pada
CuSO4 3Cu2+ (aq) → hijau. endapan yang
Cu3[Fe(CN)6]2(s) ditimbulkan disebabkan
oleh adanya ion-ion
kompleks.
(f) FeSO4 Ditambahkan larutan 3Fe2+ (aq) + 2[Fe(CN)6]3- Terbentuk endapan Endapan biru yang
garam ferro (FeSO4) (aq) → Fe3[Fe(CN)6]2 berwarna biru. terbentuk adalah
(aq) Fe3[Fe(CN)6].
6. Rhodanida (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 CNS- (aq) + H2SO4 (aq) Tidak menimbulkan Tidak ada reaksi yang
(CNS)- encer → HCNS (aq) ↑ + HSO4- reaksi. terjadi mengakibatkan
dalam (aq) tidak adanya perubahan
KCNS warna.
(b) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 CNS- (aq) + H2SO4 (aq) Terbentuk larutan Gas COS muncul
pekat kemudian + H2O (l) → SO42- (aq) + berwarna kuning saat diakibatkan oleh
dipanaskan NH4 (aq) + COS (g) dipanaskan muncul gas pemanasan larutan.
COS.
(c) AgNO3 dan Ditambahkan larutan CNS- (aq) + Ag+ (aq) → Terbentuk endapan HNO3 tidak dapat
NH3 AgNO3 dan NH3 AgCNS (s) ↓ seperti titik didih susu mengoksidasi endapan
yaitu perak tiosianat yang AgCNS sehingga
AgCNS (aq) ↓ + 2NH3 larut dalam NH3 dan endapan tidak larut.
(aq) → Ag(NH3)3 (s) + tidak larut dalam HNO3.
CNS (aq)
(d) FeCl3 Ditambahkan garam 3CNS- (aq) + Hg(NO3)2 Adanya warna merah Warna merah
ferri FeCl3 (aq) → Fe(CNS)3 (aq) yang timbul karena suatu merupakan hasil dari
kompleks yang terbentuk. terbentuknya kompleks
berupa Fe(CNS)3 yang
mengendap.
(e) Hg(NO3)2 dan Ditambahkan Hg(NO3)2 2CNS- (aq) + Hg(NO3)2 Terjadi endapan Endapan yang terjadi
KCNS sampai terjadi endapan (aq) → Hg(SCN)2 (aq) ↓ berwarna putih. berupa Hg(SCN)2.
kemudian ditambahkan + 2NO3- (aq)
KCNS berlebih
Hg(SCN)2 (aq) + 2CNS
(aq) → [Hg(CNS)2]2-
(aq)
7. (NO2)- (a) H2SO4 encer Ditambahkan larutan NO2- (aq) + H+ (aq)  Dalam keadaan dingin Adanya penambahan
dalam H2SO4 encer HNC2(aq) dihasilkan cairan biru larutan H2SO4
KNO2 pekat yang dilepaskan menyebabkan uap
2HNO3 (aq)  H2O (l) + uap nitrogen dioksida nitrogen dioksida
NO2 (g) berwarna coklat. berwarna coklat.

3HNO2 (aq)  HNO3


(aq) + 2NO (g) ↑

2NO (g) ↑ + O2 (g) 


2NO (g)
(b) NH4Cl Ditambahkan NH4Cl NO2- (aq) + CH3COOH Gas nitrogen dilepaskan Penambahan NH4Cl
CH3COOH yang telah diasamkan (aq)  HNO2 (aq) + dan terurai hampir yang telah diasamkan
dengan CH3COOH CH3COO- (aq) sempurna. dengan CH3COOH
dapat menghasilkan gas
NO2- (aq) + NH4+ (aq)  nitrogen.
N2 (g) + 2H2O (l)
(c) Garam ferro Ditambahkan garam Fe2+ (aq) + SO42- (aq) + Larutan berwarna coklat Adanya pembatasan 2
H2SO4 encer + ferro kemudian NO (g)  (FeNO)SO4 bening. Terbentuk cincin cairan disebabkan oleh
aquades ditambahkan H2SO4 (aq) coklat pada pembatasan 2 perbedaan kepolaran
dingin encer dan dilarutkan cairan. Terdapat endapan. larutan.
pada aquades dingin -
NO (aq) + H2SO4 (aq)
 HNO3 (aq) + HSO4-
(aq)

FeSO4(NO)2 (aq) + H2O


(l)  FeSO4 (aq) + NO2
(g) + H2O (l)
(d) KI dan H2SO4, Ditambahkan larutan KI 2KI (aq) + H2SO4 (aq) + Iod akan dibebaskan Perubahan yang terjadi
amilum yang telah diasamkan NO2- (aq)  I2 (g) + diidentifikasi dari bau berasal dari penambahan
asam sulfat dan amilum K2SO4 (aq) ↓ + HNO2 pada pasta kanji, terdapat amilum yang bereaksi
(aq) endapan berwarna biru. dengan KI dan asam
sulfat pekat.
8. S2- dalam (a) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 Na2S (aq) + H2SO4 (aq) Gas H2S yang dilepaskan Adanya penambahan
Na2S pekat kemudian  Na2SO4 (aq) + H2S (g) dapat diidentifikasi dari larutan asam sulfat
dipanaskan sampai bau yang keluar dan menghasilkan
endapan hilang menghitamkan kertas endapan berwarna
saring yang dibasahi hitam dan reaksinya
melepaskan gas H2S.
timbal asetat. Terdapat
endapan hitam.
(b) AgNO3 dan Ditambahkan larutan S (aq) + 2Ag (aq) 
2- + Terjadi endapan hitam Endapan hanya dapat
HNO3 AgNO3 sampai ada Ag2S (s) ↓ Ag tidak larut dalam larut dalam larutan
endapan kemudian HNO3, bila dipanaskan akibat adanya
pemanasan. HNO3
ditambahkan HNO3 Ag2S (s) + HNO3 (aq)  perlahan mulai larut.
tanpa pemanasan
AgNO3 (aq) + H2S (g)
tidak dapat
melarutkan endapan
yang dihasilkan.
(c) H2SO4 atau Ditambahkan H2SO4 / S2- (aq) + 2H+ (aq)  Terbentuk gas H2S. Gas H2S terbentuk
HCl encer, HCl encer, gas ditutup H2S (g) ↑ Terbentuk endapan karena adanya reaksi
indoasetat dengan kertas saring belerang. yang terjadi antara
ion S2- dan H+.
yang dibasahi iodoasetat I3 (aq) + H2S (g)  3I-
(aq) + 2H+ (aq) + S (s) ↓
(d) Na2S Ditambahkan larutan Na2S (aq) + 2AgNO3 Terbentuk warna hitam Dikarenakan Na2S
Na2S di atas lempeng (aq)  Ag2S (s) ↓ + pada lempeng perak tidak dapat
perak 2NaNO3 (aq) karena ada Ag2S yang melarutkan AgNO3
mengendap. maka terjadi
pengendapan Ag2S
dengan warna hitam.
9. CH3COO- (a) H2SO4 pekat Ditambahkan larutan CH3COONa (aq) + Melepas CH3COOH / Penambahan H2SO4
dalam dan C2H5OH H2SO4 pekat kemudian H2SO4 (aq)  CH3COO- asam asetat yang berbau dapat menghasilkan
CH3COONa ditambahkan etanol (aq) + Na+ (aq) + HSO4- menusuk. asam asetat yang
(C2H5OH) dan (aq) memiliki bau menusuk.
dipanaskan Adanya perubahan bau
CH3COOH (aq) + Terbentuk etil asetat yang pada larutan menjadi
C2H5OH (aq)  dapat diketahui dari segar seperti buah
CH3COOC2H5 (aq) + baunya yang segar seperti karena penambahan
H2O (l) buah. etanol pada asam asetat
hasil reaksi.
(b) FeCl3 Ditambahkan larutan 6CH3COO- (aq) + 3Fe3+ Terjadi perubahan warna Perubahan warna terjadi
FeCl3 kemudian (aq) + 2H2O (l)  menjadi merah, setelah karena adanya ion
dipanaskan Fe(OH)2 (aq) + 2H+ (aq) dipanaskan terbentuk kompleks berupa
+ (CH3COO)6+ (aq) endapan merah Fe(OH)2CH3COO yang
kecoklatan. dihasilkan pada reaksi.
Fe(OH)2(CH3COO)6 (aq)
+ 4H2O (l) 
3Fe(OH)2CH3COO (aq)
↓ + 3CH3COOH (aq) +
H+ (aq)
(c) PbO Ditambahkan PbO Pb2+ (aq) + CH3COO- PbO ditambahkan asam Penambahan asam asetat
kemudian dipanaskan (aq)  Pb(CH3COO)2 asetat encer dan yang dipanaskan akan
(aq) dipanaskan, PbO akan dapat melarutkan PbO.
larut.
10. SO32- dalam (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 Na2SO3 (aq) + H2SO4 Terbentuk gas yang Gas yang terbentuk dan
Na2SO3 encer (aq)  H2SO3 (g) berbau menyengat. berbau menyengat
+Na2SO4 (aq) merupakan H2SO3.
(b) AgNO3 dan Ditambahkan AgNO3 SO32- (aq) + Ag+ (aq)  Terbentuk endapan putih Endapan berwarna putih
alkil sulfat sampai terbentuk [AgSO3]- (aq) dan endapan akan larut. dihasilkan karena
endapan ditambahkan penambahan AgNO3.
larutan alkil sulfat [AgSO3]- (aq) + Ag+ (aq) Endapan dapat larut
berlebih kemudian  Ag2SO3 (aq) ↓ karena ada proses
didihkan pendidihan setelah
Ag2SO3(aq) + SO32- (aq) penambahan alkil sulfat.
 2AgSO3- (aq)
(c) BaCl2 dan Ditambahkan BaCl2 SO32- (aq) + Ba2+ ( aq)  Terbentuk endapan putih, Endapan yang terbentuk
HNO3 encer sampai terbentuk BaSO4(aq) dan endapan tidak larut berasal dari penambahan
endapan, kemudian dalam HNO3. BaCl2. Endapan tidka
ditambahkan HNO3 3BaSO4 (aq) ↓ + 2HNO3 dapat larut karena HNO3
encer (aq)  3BaSO4 (aq) ↓ encer tidak dapat
+2NO (g) ↑ + H2O (l) berfungsi untuk
mengoksidasi endapan.
(d) H2CrO4 Ditambahkan larutan H2CrO4 (aq) + SO32- (aq) Terbentuk perubahan Larutan berubah warna
H2CrO4  SO2 (aq) ↑ + Cr3+ (aq) warna hijau pada larutan. menjadi hijau
+ H2O (l) disebabkan reaksi yang
terjadi setelah
penambahan H2CrO4.
(e) Iodida Ditambahkan larutan Na2SO3 (aq) + I2 (g)  Larutan menjadi tidak Penambahan larutan
iodida 2NaSO4 (aq) + HI (g) berwarna. iodida tidak
menghasilkan larutan
berwarna (hasil larutan
bening).
11. CO32- dalam (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 CO32- (aq) + 2H+ (aq)  Terjadi penguraian yang Reaksi menyebabkan
Na2CO3 dan Ba(OH)2 encer kemudian CO2 (g) ↑ + H2O (l) ditandai dengan buih adanya penguraian gas.
diletakkan batang karena CO2 yang Gas yang dihasilkan dari
pengaduk yang dibasahi CO2 (g) + Ba2+ (aq) + dilepaskan akan hasil reaksi adalah CO2.
Ba(OH)2 pada tabung 2OH- (aq)  Ba(OH)2 berbentuk serbuk-serbuk
larutan uji (aq) + H2O (l) halus (endapan).
(b) AgNO3 Ditambahkan AgNO3 AgNO3 (aq) + Na2CO3 Akan terbentuk endapan Penambahan AgNO3
kemudian ditambahkan (aq)  Ag2CO3 (s) + putih Ag2CO3, jika secara menyebabkan terjadinya
lagi secara berlebih NaNO3 (aq) berlebih endapan endapan dimana
berwarna kuning menyebabkan larutan
Ag2CO3 (aq)  Ag2O (s) kecoklatan karena menjadi lewat jenuh.
+ CO2 (g) terbentuk Ag2O. Penambahan AgNO3
berlebih menyebabkan
endapan yang semula
putih berubah menjadi
kuning kecoklatan
karena terbentuk Ag2O.
(c) BaCl2 dan Ditambahkan BaCl2 CO32- (aq) + Ba2+ (aq)  Terdapat endapan putih Endapan yang terbentuk
asam encer kemudian ditambahkan BaCO3 (s) ↓ BaCO3 dan penambahan akan dioksidasi oleh
asam encer (HCl / asam akan membuat larutan asam sehingga
+
H2SO4) BaCO3 (aq) + 2H (aq) endapan larut. Endapan endapan dapat larut.
 Ba2+ (aq) + CO2 (g) ↑ larut dalam asam encer.
+ H2O (l)

BaCO3 (aq) + CO2 (g) +


H2O (l)  Ba2+ (aq) +
2HCO3- (aq)
(d) AgNO3 dan Ditambahkan larutan CO32- (aq) + 2Ag+ (aq) Terbentuk endapan putih Ag2CO3 yang terbentuk
CH3COOH AgNO3 kemudian  Ag2CO3 (s) ↓ Ag2CO3. dari hasil reaksi akan
ditambahkan larutan bereaksi dengan
CH3COOH Ag2CO3 (s) + CH3COOH Endapan larut dalam CH3COOH yang
(aq)  H2CO3 (aq) + CH3COOH. membuat endapan dapat
AgCH3COO (aq) larut.
12. C2O42- (a) H2SO4 pekat Ditambahkan larutan C2O42- (aq) + 2H+ (aq)  Terjadi penguraian Pemanasan yang
dalam H2SO4 pekat kemudian (COOH) (aq) oksalat dan disertai dilakukan akan
Na2C2O4 dipanaskan pelepasan CO2 dan CO menghasilkan gas. Gas
(COOH)2 (aq)  H2O (l) yang jika terbakar CO memiliki warna
+ CO2 (g) + CO (g) berwarna biru. nyala biru apabila
dibakar.
(b) AgNO3 dan Ditambahkan larutan (COO3)2- (aq) + 2Ag+ Endapan putih dan Ion (COO)2- yang
NH3 AgNO3 kemudian (aq)  [COO(Ag)2] (aq) endapan larut dalam NH3. beraksi dengan Ag+
ditambahkan larutan ↓ menghasilkan endapan
NH3 berupa perak (I)
COO(Ag)2 (aq) + NH3 (g) karboksilat yang
 Ag+ (aq) + (COO2)23- berwarna putih. NH3
+ [Ag(NH3)2] (aq) dapat melarutkan
endapan.
(c) AgNO3 dan Ditambahkan larutan (COO)22- (aq) + 2Ag+ Terbentuk endapan putih Endapan yang terbentuk
HNO3 encer AgNO3 kemudian (aq)  (COOAg)2 (aq) seperti dadih. Endapan adalah (COO)Ag2 dan
ditambahkan HNO3 larut dalam HNO3 encer. dapat dioksidasi oleh
encer (COOAg)2 (aq) + 2H+ HNO3 sehingga larut.
(aq)  Ag+ (aq) +
(COO)22- (aq) + 2H+ (aq)
(d) NaCl dan Ditambahkan NaCl C2O42+ (aq) + Na+ (aq)  Terbentuk endapan putih Endapan Na2C2O4 yang
CH3COOH kemudian ditambahkan Na2C2O4 (s) ↓ natrium oksalat. berwarna putih
CH3COOH dihasilkan dari ion Na+
CaC2O4 (aq) + 2HCl (aq) Terbentuk endapan putih. yang berikatan dengan
 CaCl2 (aq) + H2C2O4 C2O42-.
(g)
(e) CaCl2 dan HCl Ditambahkan Ca Cl2 C2O42- (aq) + Ca2+ (aq) Terdapat endapan putih. Penambahan CaCl2
/ HNO3 kemudian ditambahkan  CaC2O4 (s) ↓ menyebabkan terjadi
HCl / HNO3 endapan berwarna putih.
CaC2O4 (aq) + 2HCl (aq) Endapan akan larut dalam Endapan dapat larut
 CaCl2 (aq) + H2C2O4 HCl / HNO3. dalam asam berupa HCl
(aq) atau HNO3.
(f) MnSO4 Ditambahkan larutan C2O42- (aq) + Mn2+ (aq) Endapan melarut dan Endapan berwarna
MnSO4  MnC2O4 (s) endapan berwarna merah. merah disebabakan
adanya penambahan
MnSO4 .
13. PO43- dalam (a) AgNO3 dan Ditambahkan AgNO3 +
Na3PO4 (aq) + 3Ag (aq) Terbentuk endapan putih Penambahan AgNO3
Na3PO4 HNO3 kemudian ditambahkan → Ag3PO4 (s) + 3Na+ Ag3PO4. Endapan akan menghasilkan endapan.
HNO3 (aq) larut dalam HNO3. Larutan HNO3 dapat
mengoksidasi, sehingga
Ag3PO4 (s) + 2H (aq) →
+
endapan dapat terlarut.
- +
H2PO4 (aq) + 3Ag (aq)
(b) AgNO3 dan Ditambahkan larutan Na3PO4 (aq) + 3Ag+ (aq) Terbentuk endapan Penambahan AgNO3
NH3 AgNO3 kemudian → 3Na (aq) + Ag3PO4
+
berwarna putih menghasilkan endapan
ditambahkan NH3 (s) keperakan. berupa Ag3PO4 yang
berwarna putih
Ag3PO4 (s) + 6NH3 (aq) Endapan larut dalam NH3. keperakan dan endapan
→ 3[Ag(NH3)2] (aq) + ini dapat larut di dalam
3-
PO4 (aq) larutan NH3.
3- 2+
(c) Ba(NO3)2 Ditambahkan larutan 2PO4 (aq) + 3Ba (aq) Terbentuk endapan putih. Endapan putih yang
Ba(NO3)2 → Ba3(PO4)2 (s) terbentuk adalah
Ba3(PO4)2.
(d) Amonium Ditambahkan amonium H3PO43- (aq) + 3NH4+ Menghasilkan amonium Penambahan amonium
molibdat dan molibdat kemudian (aq) + 12MaO42+ (aq) + posperolibdat yang molibdat menghasilkan
HNO3 diasamkan dengan berwarna bening. larutan amonium
HNO3 lalu dipanaskan 23H+ (aq) → Ditambah dengan HNO3 posperolibdat yang
[NH3(P(Ma3O10)] (aq) + warnanya menjadi berwarna bening.
12H2O (l) kekuningan dan ada Penambahan HNO3 ke
endapan. dalam larutan
menyebabkan perubahan
warna larutan menjadi
kekuningan dan terdapat
endapan pada larutan.
(e) FeCl3 Ditambahkan FeCl3 2Na3PO4 (aq) + 3FeCl3 Terbentuk endapan putih Penambahan FeCl3
(aq) + Na+ (aq) → kekuningan. menyebabkan terbentuk
Fe3(PO4)2 (s) ↓ + 6NaCl endapan berwarna putih
(aq) kekuninggan pada
larutan. Endapan
tersebut berupa
Fe3(PO4)2.
(f) MgSO4 + Ditambahkan MgSO4 + PO43- (aq) + MgSO4 (aq) Terbentuk endapan putih, Penambahan MgSO4 +
NH4Cl dan NH4Cl sampai terbentuk + NH3 (aq) → setelah ditambahkan NH4Cl membentuk
asam endapan, ditambahkan MgNH3PO4 (aq) + 2NO3 asam endapan akan larut. endapan berwarna putih
asam (aq) yang akan larut setelah
ditambahkan asam,
karena larutan hasil akan
teroksidasi oleh asam.
14. S2O32- (a) H2SO4 encer Ditambahkan H2SO4 S2O32- (aq) + 2H+ (aq) → Terdapat pemisahan Terjadi pemisahan
dalam encer S (s) ↓ + SO2 (g) + H2O belerang. Terbentuk belerang dalam larutan
Na2S2O3 (l) cairan keruh dan gas H2SO4 yang
berbau menyengat. menyebabkan warna
menjadi keruh dan gas
yang dihasilkan berbau
menyengat.
(b) AgNO3 Ditambahkan AgNO3 S2O32- (aq) + 2Ag+ (aq) Endapan Ag2S2O3 Penambahan AgNO3
→ Ag2S2O3 (s) berwarna putih. Setelah menghasilkan endapan
diendapkan lama menjadi berwarna putih berupa
2S2O32- (aq) + Ag+ (aq) warna coklat (endapan Ag2S2O3. warna endapan
→ [Ag(S2O3)2]3- (aq) berwarna gelap). akan berubah lebih gelap
jika lama diendapkan.
Ag2S2O3 (s) + H2O (l) →
2H2 (g) ↑ + AgS (s) +
3O42- (aq)
(c) CuSO4 dan Ditambahkan CuSO4 S2O32- (aq) + Cu2+ (aq) + Diperoleh 2 lapisan atas Terbentuknya dua
Thiosulfat setelah ada endapan H2O (l) → Cu(OH)2 (aq) (larutan bening) dan lapisan disebabkan oleh
ditambah larutan + H2SO3- (aq) bawah (endapan biru). perbedaan kepolaran
tiosulfat pada larutan.
(d) Iodium Ditambahkan larutan I2 (g) + 2S2O32- (aq) → Diperoleh larutan tak Penambahan larutan
iodium 2I- (aq) + S4O62- (aq) berwarna, terbentuk ion iodium tidak
tetratrionat yang menimbulkan warna
berwarna. pada larutan.
15. NO3- dalam (a) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 -
4NO3 (aq) + 2H2SO4 Terdapat uap berwarna Pemanasan membentuk
NaNO3 pekat kemudian (aq) → 4NO3 (g) + O2 (g) coklat kemerahan yang gas NO2. Uap yang
dipanaskan + 2SO42- (aq) + H2O (l) berbau menyengat dan terbentuk memiliki bau
asap udara terbentuk dari menyengat dan warna
nitrat yang dipanaskan. coklat kemerahan.
- 2+
(b) H2SO4 dan Ditambahkan H2SO4 2NO3 (aq) + Fe (aq) + Terbentuk cincin coklat Penambahan FeSO4
FeSO4 jenuh kemudian ditambahkan 4H2SO4 (aq) → 6Fe3+ di antara kedua larutan menyebabkan
+
FeSO4 jenuh hingga (aq) + 2NO (aq) + disertai uap dengan bau terbentuknya cincin
3-
timbul lapisan di atas 4SO4 (aq) + 4H2O (l) menusuk. coklat di antara kedua
larutannya. larutan.
Fe2+ (aq) + NO (g) →
[Fe(NO2)]2+ (aq)
16. SO42- dalam (a) BaCl2 Ditambahkan BaCl2 SO42- (aq) + Ba2+ (aq)  Terbentuk endapan putih Endapan BaSO4
Na2SO4 BaSO4 (s) BaSO4. terbentuk dari
pemambahan BaCl2.
(b) Plumbum Ditambahkan Pb2+ (aq) + SO42- (aq)  Terdapat endapan putih Endapan terbentuk dari
asetat [Pb(CH3COOH)2] lalu PbSO4 (s) PbSO4. Endapan larut penambahan plumbum
[Pb(CH3COO ditambahkan H2SO4 dan dalam H2SO4 dan asetat.
2-
H)2], H2SO4 NH4CH3COO SO4 (aq) + 2H2SO4 (aq) NH4CH3COO.
pekat dan  H2SO4 (aq) + O2 (g) +
NH4CH3COO 2SO22- (aq) + H2O (l)

PbSO4 (s) ↓ + 2NH3 (g)


 SO42- [NH3(Pb(NH3)]+
(aq)
17 F- dalam (a) NaF padat dan Dimasukkan NaF padat 2F- (aq) + H2SO4 (aq)  Terdapat gas HF tidak Penambahan H2SO4
NaF H2SO4 pekat kemudian H2SO4 pekat 2HF (g) + SO42- (aq) berwarna dan korosif melepas gas HF yang
dituang yang dilepas. bersifat korosif dan tidak
berwarna.
(b) Ba(CH3COO)2 Ditambahkan larutan Ba(CH3COO)2 (aq) + F- Menghasilkan endapan Penambahan
dan asam Ba(CH3COO)2 kemudian (aq)  FCH3COO (s) + FCH3COO dan Ba(CH3COO)2
mineral ditambahkan asam Ba2+ (aq) selanjutnya membentuk membentuk endapan
mineral asam karboksilat. berupa FCH3COO.
FCH3COO (s) + HCl Penambahan asam
(aq)  CH3COOH (aq) mineral membentuk
+ HF (g) asam karboksilat.
(c) CaCl2 dan HCl Ditambahkan CaCl2 NaF (aq) + CaCl2 (aq) Adanya endapan CaF2 Penambahan CaCl2
+ HNO3 kemudian ditambahkan NaCl (aq) + CaF2 (s) berwarna putih, sedikit menghasilkan endapan
dengan HCl dan HNO3 larut dalam asetat dan berupa CaF2 yang
NaF (aq) + HCl (aq) lebih larut dalam HCl berwarna putih dan akan
NaCl (aq) + HF (g) dan HNO3 larut dalam HCl serta
HNO3, tetapi akan
NaF (aq) + HNO3 (aq) sedikit larut di dalam
 NaNO3 (aq) + HF (g) asetat.
18. BO33- dalam (a) H2SO4 pekat Ditambahkan H2SO4 NaBO7 (aq) + H2SO4 (aq) Terbentuk gas ketika Pembentukan gas H3BO3
Boraks pekat secara perlahan  4H3BO3 (g) + 2Na+ dipanaskan dan dapat terjadi karena adanya
2- dilihat dalam keadaan pembakaran.
(aq) + SO4 (aq)
dingin meski H3BO3
dilepas.
(b) H2SO4 pekat Ditambahkan etanol satu H3BO3 (aq)+ 2CH3OH Ketika larutan dibakar Nyala api berwarna hijau
dan alkohol tarikan pipet dipanaskan (aq)  Ba(OCH)3 (aq) + maka akan didapatkan yang didapat berasal dari
terlebih dahulu 3H2O (l) nyala api berwarna hijau metil beraks akibat
akibat terbentuknya metil penambahan etanol yang
boraks. telah bereaksi karena
pemanasan.
(c) AgNO3 Ditambahkan AgNO3 BaO33- (aq) + 4Ag+ (aq) Endapan putih AgBO2 Penambahan AgNO3
kemudian dipanaskan + H2O (l) 4AgBO2 (s) dan dipanaskan akan pada boraks yang
+ 2H+ (aq) berubah warna menjadi dipanaskan
coklat perak. menghasilkan endapan
2AgBO3 (s) ↓ + 3H2O AgBO2 berwarna putih.
(l) 4Ag2O (aq) +
2H3BO3 (aq)+ O2 (g)
(d) BaCl2 pekat Ditambahkan BaCl2 BaO33- (aq)+ 2Ba2+ (aq) Endapan yang terbentuk Penambahan BaCl2
pekat + H2O (l) 2H+ (aq) + adalah barium metaborat menimbulkan endapan
2Ba(BO2)2 (s) yang berwarna putih. berwarna putih berupa
barium metaborat.
VI. KESIMPULAN
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Keberadaan anion dalam suatu larutan uji dapat diketahui dengan cara menambahkan reagen
yang spesifik ke dalam larutan uji tersebut sehingga dapat menimbulkan suatu reaksi berupa
endapan, gas, perubahan warna, dan bau yang dapat diidentifikasi.
2. Reagen spesifik dari setiap anion analit adalah sebagai berikut :
a. Reagen garam ferro spesifik terhadap [Fe(CN)6]3-, NO2- (dalam suasana asam), NO3-
(dalam suasana asam).
b. Reagen garam ferri spesifik terhadap CNS-, CH3COO- (setelah dipanaskan), PO43- .
c. Reagen dalam suasana asam spesifik terhadap NO2-, CO32-, C2O42-, PO43-, dan F-.
d. Reagen AgNO3 dan AgNO3 berlebih spesifik terhadap CO32-.
e. Reagen BaNO3 spesifik terhadap PO43-.
f. Reagen BaCl2 spesifik terhadap SO42-, BO33-.
g. Reagen H2SO4 pekat + alkohol spesifik terhadap BO33-.
h. Reagen H2SO4 encer yang dipanaskan spesifik terhadap Cl-, Br-, [Fe(CN)6]4-, [Fe(CN)6]3,
dan CO32-.
i. Reagen H2SO4 encer yang tidak dipanaskan spesifik terhadap NO3-, CO32-, S2O32-, F-.
j. Reagen H2SO4 pekat spesifik terhadap Cl-, Br-, [Fe(CN)6]3-, I2-, I-, dan CH3COO-.
k. Reagen H2SO4 pekat yang dipanaskan spesifik terhadap C2O42-, NO3-.
l. Reagen AgNO3 + HNO3 spesifik terhadap Cl-, Br-, [Fe(CN)6]3-, I-, CNS-, S2-, PO43-,
S2O32-, BO33-.
m. Reagen AgNO3 + NH3 spesifik terhadap Cl-, Br-, [Fe(CN)6]3-, I- , C2O42-, dan PO43-.
n. Reagen AgNO3 + Na2S2O3 spesifik terhadap I- .
o. Reagen Pb2+ spesifik terhadap [Fe(CN)6]4-, CH3COO-, SO43-.
p. Reagen CuSO4 spesifik terhadap [Fe(CN)6]4- dan S2O32-.
3. Warna garam yang terbentuk dari anion analit secara spesifik adalah sebagai berikut :
a. Anion C2- membentuk garam berwarna hitam.
b. Anion CH3COO- membentuk garam berwarna kecoklatan.
c. Anion CO32- dan PO43- membentuk garam berwarna perak.
d. Anion C2O43-, S2O32-, SO42-, F-, dan BO33- membentuk endapan berwarna putih.
e. Anion I-, Cl-, Br-, dan CNS- membentuk garam berwarna putih.
f. Anion [Fe(CN)6]4- dan [Fe(CN)6]3- membentuk garam berwarna orange.
DAFTAR PUSTAKA
Appelo, C. A. J. 2021. The Anion Exchange Properties of AFm (hydrocalumite-group) Minerals
Defined from Solubility Experiments and Crystallographic Information. Cement and
Concrete Research, 140: 1-9.
Asmah, N., Amri, Y., dan Fajri, R. 2020. Penentuan Kadar Anion dan Kation pada Air Injeksi di
WTIP (Water Treatment Injection Plant) PT. Pertamina EP Asset 1 Rantau Field.
Quimica: Jurnal Kimia Sains dan Terapan, 2(1): 1-4.
Kubik, S. 2010. Anion Recognition in Water. Chemical Society Reviews, 39(10): 3648-3663.
Manna, U., dan Das, G. 2020. An Overview of Anion Coordination by Hydroxyl, Amine and
Amide based Rigid and Symmetric Neutral Dipodal Receptors. Coordination Chemistry
Reviews, 421: 1-27.
Mansha, M., Sohail, M., dan Ullah, N. 2017. Synthesis, Characterization, and Properties of New
3-Hexyl-2,5-diphenylthiophene: Phenylene Vinylenes Copolymers as Colorimetric
Sensor for Iodide Anion. Journal of Applied Polymer Science, 134(24): 1-9.
Remsburg, J. W., Soukup-Hein, R. J., Crank, J. A., Breitbach, Z. S., Payagala, T., dan
Armstrong, D. W. 2011. Evaluation of Dicationic Reagents for Their Use in Detection of
Anions Using Positive Ion Mode ESI-MS Via Gas Phase Ion Association. Journal of The
American Society for Mass Spectrometry, 19(2): 261-269.
Valdivieso, A. G., dan Santa-Coloma, T. A. 2019. The Chloride Anion as A Signalling Effector.
Biological Riviews, 94(5): 1839-1856.
Vevelstad, S. J., dan Svendsen, H. F. 2016. Challenges Related to Analysis of Anions in
Degraded Samples from Pilot and Lab Experiments. Energy Procedia, 86: 191-196.
LAMPIRAN
1. Sitasi jurnal

Pengesahan

Surakarta, 5 April 2021

Mengetahui

Asisten Pembimbing Praktikan

Dini Deviana Saputri Damacasta Ardeliapta Edivtaputri

M0317020 M0320019

Anda mungkin juga menyukai