Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM VI : TITRASI

Disusun Oleh :

Nama : Michelle Ardianto

NIM : 228114047

Golongan / Meja : B1 / 1

PJ Laporan : Clarissa Nadya Santoso

KIMIA DASAR
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022
A. Tujuan

Mahasiswa mampu menetapkan kadar asam cuka dengan metode


asidi-alkalimetri dan mampu mencari persentase kadar asam cuka.
Mahasiswa juga dapat melakukan langkah-langkah titrasi dengan baik dan
benar.

B. Pendahuluan

Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang


dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang
peranan yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak
orang yang menyebut titrasi dengan nama analisis volumetri (Simanjuntak,
2018).

Titrasi dilakukan dengan cara volume zat penitrasi (titran) yang


digunakan untuk bereaksi dengan zat yang dititrasi(titrat). Dalam titrasi
dikenal titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik akhir titrasi adalah titik
pada saat titrasi diakhiri/dihentikan, sedangkan Titik ekuivalen adalah titik
di mana titrat dengan titran tepat bereaksi atau habis bereaksi (Simanjuntak,
2018).

Titrasi dibagi menjadi 4 yaitu titrasi netralisasi dibagi lagi menjadi 2


yaitu asidimetri dan alkalimetri, titrasi pengendapan, titrasi pembentukan
kompleks dan titrasi reduksi oksidasi (redoks). Prinsip Titrasi asidi
alkalimetri adalah titrasi ini sering disebut sebagai reaksi penetralan dengan
menghomogenkan suatu larutan titran yang dimana konsentrasinya telah
diketahui terhadap titrat yang konsentrasinya belum diketahui. Reaksi ini
memiliki titik akhir titrasi yang perubahan warna nya cukup tajam dan
mudah untuk diamati secara visual. Perubahan warna pada proses titrasi
terjadi karena, penambahan indikator asam-basa kedalam larutan yang
dititrasi yang dapat berubah warna jika berada dalam lingkungan asam
maupun basa. Indikator adalah suatu asam atau basa organik lemah yang
menunjukan warna berbeda antara bentuk molecular (tidak terionisasi) dan
bentuk terinisiasinya. Kedua bentuk ini tergantung pada pH larutan yang
diuji. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang
perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH (Setiawati, 2016).

Faktor – faktor yang mempengaruhi titrasi yaitu :

• Konsentrasi : Makin besar konsentrasinya maka perubahan pH


dalam daerah titik ekivalen makin besar sehingga makin mudah
menentukan indikator yang sesuai.
• Kekuatan asam lemah/basa lemah : Kesempurnaan reaksi pada
titran asam / basa lemah dengan basa lemah / atau asam dengan
ditentukan oleh
• Ketetapan nilai Ka atau Kb analat. Makin besar nilai Ka dan Kb
maka reaksi makin besar daerah perubahan pH pada titik
ekivalen, sehingga makin menentukan besar indikator yang
sesuai.
• Indikator : Indikator yang digunakan perubahan pHnya harus
berada pada daerah pH titik ekivalen
(Nanda, 2019)

Titrasi digunakan untuk menentukan kadar senyawa-senyawa obat


yang bersifat asam maupun basa baik yang berbentuk padatan maupun
larutan dimana larutan tersebut berkaitan langsung dengan bahan-bahan
kimia yang digunakan dalam bidang farmasi (Rohmah & Rini, 2020).

C. Alat dan Bahan


Alat
1. Labu Takar 100ml
2. Gelas Beker
3. Pipet ukur
4. Ball filler
5. Buret
6. Pipet tetes
7. Labu Erlenmeyer
8. Statif dan klem
Bahan
1. NaOH 0,1M
2. Asam cuka perdagangan
3. Akuades
4. Indikator phenolptalein

D. Hasil Perhitungan

Diketahui :

𝑔𝑟
𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 = 60 ⁄𝑚𝑜𝑙

𝑔𝑟
𝜌 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 = 1,05 ⁄𝑚𝑙

Faktor Pengenceran (FP) = 100

Ditanya : % kadar asam cuka?

Jawab :

Replikasi 1 = 29.5 ml = 0.0295 L

𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
%Kadar Replikasi 1 = × 𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝐹𝑃
𝜌 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻

0.0295𝐿 𝑔𝑟
= 𝑔𝑟 × 0,1𝑀 × 60 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 100
1,05 ⁄𝑚𝑙

= 16.857%

Replikasi 2 = 29.6 ml = 0,0296 L


𝑉 𝑁𝑎𝑂𝐻
%Kadar Replikasi 2 = × 𝑀 𝑁𝑎𝑂𝐻 × 𝐵𝑀 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻 × 𝐹𝑃
𝜌 𝐶𝐻3 𝐶𝑂𝑂𝐻

0,0296𝐿 𝑔𝑟
= 𝑔𝑟 × 0,1𝑀 × 60 ⁄𝑚𝑜𝑙 × 100
1,05 ⁄𝑚𝑙

= 16.914%

E. Pembahasan

% Kesalahan Replikasi 1

[𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛]


= × 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

[17.5% − 16.857%]
= × 100%
17,5%

= 0.037%

% Kesalahan Replikasi 2

[𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠−𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛]


= × 100%
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

[17.5% − 16.914%]
= × 100%
17,5%

= 0.033%

Setelah melakukan perhitungan hasil dari persentase kadar yang didapatkan


pada replikasi 1 adalah 16.857%, sedangkan hasil dari persentase kadar yang
didapatkan pada replikasi 2 adalah 16.914%. Percobaan titrasi berhasil dilakukan
karena perubahan larutan dari larutan yang dititrasi berwarna ungu yang sangat
muda dan sudah mendekati titik ekuivalen titrasi. Hasil dari persentase kesalahan
kadar juga menunjukkan hanya sedikit kesalahan yang terjadi yaitu sebesar 0.037%
untuk replikasi pertama dan sebesar 0.033% untuk replikasi kedua.
F. Cara Pembuatan

Alat dan bahan disiapkan.

Larutan asam cuka sampel VI diambil sebanyak 1ml dengan pipet ukur

larutan asam cuka 1ml dimasukkan ke dalam labu takar

labu takar diisi dengan akuades hingga mencapai batas kalibrasi

labu takar ditutup dan digojok hingga homogen

larutan yang sudah diencerkan kemudian dimasukkan kedalam labu erlenmeyer

larutan NaOH 0,1M 50ml dimasukkan ke dalam buret

indikator pp ditetes sebanyak 2-3 tetes kedalam larutan asam cuka dan digoyang

larutan dititrasi dengan NaOH 0,1M hingga terjadi perubahan warna

volume akhir titran NaOH dicatat, titrasi dilakukan kembali hingga 2 replikasi
G. Kesimpulan

Mahasiswa mampu melakukan titrasi asidi-alkalimetri dengan


bahan asam cuka, NaOH, indikator pp dan akuades. Mahasiswa juga mampu
melakukan titrasi untuk menentukan persentase kadar asam cuka. Titran
merupakan larutan yang konsentrasinya telah diketahui sedangkan titrat
merupakan larutan yang konsentrasinya belum diketahui. Dalam titrasi
terdapat titik ekivalen yang menandakan titran dan titrat tepat bereaksi atau
habis bereakasi sedangkan titik akhir titrasi adalah titik dimana titrasi telah
berakhir atau titrat mengalami perubahan warna. Adapun untuk mengetahui
suatu kadar asam cuka diperlakukan titrasi dengan metode asidi alkalimetri
atau yang bisa disebut titrasi penetralan. Untuk mengetahui kadar asam cuka
titrasi dilakukan dengan menggunakan NaOH sebagai titran karena
merupakan basa.
DAFTAR PUSTAKA

Nanda, A., 2019. Titrasi Asam Basa. Teknik Kimia. Politeknik Negeri Sriwijaya,
Palembang.

Rohmah, J., Rini, C. S., 2021. Buku Ajar Kimia Analisis. UMSIDA PRESS,
Sidoarjo,pp. 15-29.

Setiawati, T., 2016. Titrasi Asam Basa. Pusat Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Kementrian Pendidikan dan
Budaya, Jakarta. pp 2 – 4.

Simanjutak, R., 2018. Penetapan Kadar Asam Lemak Bebas Pada Sabun Mandi
Cair Merek “LX” Dengan Metode Titrasi Asidimetri. Jurnal Ilmiah Kohesi,
2(4), 66.

Anda mungkin juga menyukai