KIMIA
PERCOBAAN
PENGENCERAN LARUTAN
OLEH :
NIM : 2020312011P
NO. GRUP :-
Hari/Kelompok : Senin
Disetujui,
Dosen/Asisten
I. Percobaan :
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa dapat memperkenalkan cara
pengenceran suatu larutan yang konsentrasinya pekat.
V. Hasil Perhitungan
Pada praktikum ini data yang diperoleh akan dilampirkan di bagian akhir
laporan.
VI. Analisa Data
Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam
bentuk pekat. Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah
biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan
aquadest ke dalam larutan yang pekat. Penambahan aquadest ini mengakibatkan
konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi jumlah mol zat terlarut tetap.
Pengenceran adalah proses mencampur larutan (zat terlarut) yang
berkonsentrasi tinggi dengan cara menambahkan zat pelarut hingga diperoleh
volume yang lebih besar dan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah. Pelarut
yang digunakan bersifat netral. Pelarut yang lazim digunakan pada proses
pengenceran adalah seperti penjelasan di atas, yakni aquadest. Pengenceran juga
dapat meningkatkan jumlah pH dalam larutan.
Mengingat pengenceran di laboratorium sangatlah penting, biasanya
digunakan labu ukur dan pipet ukur untuk menakarnya, karena beda sedikit saja
maka hasil yang di dapatkan tidaklah sempurna. untuk percobaan yang
memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan sebaiknya menggunakan pipet
volume. Pengambilan larutan dapat juga menggunakan gelas ukur jika larutan
tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian tinggi
(kualitatif).
Pengenceran dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu
konsentrasi yang diinginkan. Dalam pengenceran berlaku rumus
V1M1=V2M2. Dimana V1 adalah volume awal larutan sebelum diencerkan.
M1 adalah konsentrasi awal larutan sebelum diencerkan. V 2 adalah volume akhir
larutan yang telah diencerkan. M2 adalah konsentrasi larutan yang telah
diencerkan.
Praktikum kali ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara
mengencerkan suatu larutan. Larutan yang digunakan kali ini adalah larutan yang
telah kita buat pada praktikum sebelumnya, yakni CH3COOH 0,1 M dan HCl 0,1
M. Masing-masing larutan ini akan diencerkan menjadi CH3COOH 0,1 M
sebanyak 100 ml dan HCl 0,1 M sebanyak 100 ml. Seperti pada rumus di atas,
kita telah mengetahui volume akhir dan konsentrasi akhir larutan yang kita
inginkan. Sehingga selanjutnya kita harus mengetahui berapa banyak volume
larutan CH3COOH 0,1 M dan Larutan HCl 0,1 M yang diperlukan sebelum
digunakan pada proses pengenceran.
Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa volume larutan
CH3COOH 0,1 M dan Larutan HCl 0,1 M yang diperlukan adalah 0,58 ml dan
0,86 ml. Setelah mengetahui volume awal larutan, selanjutnya kita mengambil
labu ukur sesuai dengan volume akhir yang kita inginkan, yakni labu ukur 100 ml.
Gunakan pipet untuk memindahkan larutan terlebih dahulu ke dalam gelas ukur.
Proses selanjutnya kita menambahkan pelarut aquadest kira-kira sampai setengah
dari volume labu ukur. Gojog labu ukur dengan posisi tutup berada di bawah.
Selanjutnya tambahkan lagi aquadest sampai mencapai batas tanda pada leher
labu ukur, kemudian gojog kembali. Larutan CH3COOH 0,1 M dan HCl 0,1 M
pun sudah siap. Larutan ini kemudian dapat digunakan untuk proses titrasi.
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengenceran dapat dilakukan apabila larutan yang akan kita gunakan terlalu
pekat.
2. Pengenceran berarti memperbanyak jumlah zat pelarut dengan jumlah zat
terlarut tetap.
3. Rumus yang dipakai pada proses pengenceran adalah V1M1=V2M2.
4. Pelarut yang digunakan bersifat netral, yang umumnya menggunakan
aquadest.
5. Pengenceran memerlukan alat yang berketelitian baik, karena dapat
mempengaruhi hasil pengenceran.
6. Hasil pengenceran dapat digunakan untuk proses titrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Labu Ukur