BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
depan serta pusat pemantauan dan pengendalian bahan kimia yang saat ini digunakan
secara rutin dalam ribuan proses komersial yang mendukung proses pembelajaran
kaca, plastik, karet dan lain-lain. Alat-alat tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Seperti, fungsi gelas kimia yaitu untuk mereaksikan suata cairan,
memanaskan dan dapat juga sebagai wadah dalam jumlah yang banyak atau besar.
Oleh karena itu, mengenal alat-alat laboratorium dan juga memahami fungsi
dan cara penggunaannya sangat penting dalam proses kegiatan di dalam laboratorium.
sehingga pada saat praktek dapat bekerja sesuai prosedur yang benar dan sejalan
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada percobaan ini adalah :
1. Bagaimana cara mengetahui dan penggunaan alat-alat gelas yang dipakai
di laboratorium?
2. Bagaimana cara Mengetahui dan penggunaan alat-alat gelas untuk
mereaksikan zat yang umum dipakai di laboratorium?
3. Bagaimana cara mengetahui dan penggunaan alat-alat pengukuran volume
yang umum dipakai di laboratorium?
4. Bagaimana teknik dasar penyaringan dan penimbangan?
C. Tujuan Percobaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas. Gelas dipilih
diantaranya tembus cahaya atau tembus pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah
bereaksi dengan bahan kimia, mempunyai titik didih tinggi sehingga tidak mudah
meleleh terutama pada pemanasan biasa, tahan terhadap perubahan suhu khususnya
tahan panas yang ditandai dengan Pyrex (Baharuddin dan Aziz, 2013, hal: 25).
Menurut Widodo dan Lusiana (2010, hal: 33-35), beberapa peralatan gelas
sederhana yang digunakan di dalam laboratorium kimia analitik berikut kegunaan dan
a. Gelas arloji digunakan untuk penimbangan zat dalam bentuk padat. Sebelum
digunakan gelas arloji harus dicuci dan dikeringkan, kemudian ditimbang. Bahan
yang hendak ditimbang kemudian diletakkan di atas gelas dan ditimbang kembali.
b. Pipet tetes digunakan untuk mengambil zat cair dalam jumlah kecil. Teknik
memegang pipet, pipet dipegang dengan tangan kanan (lima jari, bukan dua jari).
Ibu jari memegang karet pemompa untuk mengambil dan melepaskan cairan dari
c. Pipet ukur digunakan untuk mengukur volume cairan dengan tepat. Pipet ukur
mengosongkan pipet, pipet berada pada posisi condong dengan jari telunjuk
3
4
menutup bagian atas pipet. Jari telunjuk digunakan untuk mengatur keluarnya
cairan dari pipet dengan membuka dan menutup bagian atas pipet tersebut.
d. Pipet volum digunakan untuk mengambil cairan sesuai volume yang diinginkan
secara tepat. Ukuran pipet juga bervariasi 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, 25 cm dan
seterusnya. Prosedur pemakaian sama dengan pipet ukur dan pipet gondok. Pada
pipet gondok terdapat bagian yang membesar dibagian tengah pipet, untuk
berbahaya.
e. Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume cairan dengan tingkat ketelitian
di bawah pipet ukur dan volume. Tersedia dalam berbagai ukuran 5 cm, 10 cm, 25
labu takar. Gelas beaker memiliki grade angka yang menunjukkan volume tetapi
dalam berbagai ukuran 5 cm, 10 cm, 25 cm, 50 cm, 100 cm, 150 cm, 200 cm,
250 cm dan seterusnya.
g. Labu takar digunakan untuk mengencerkan larutan atau membuat larutan dari zat
padat untuk mendapatkan konsentrasi yang tepat. Labu takar tersedia dalam
berbagai ukuran 10 cm, 25 cm, 50 cm, 100 cm, 250 cm dan seterusnya. Setiap labu
sedikit demi sedikit hingga mencapai tanda. Selanjutnya larutan dikocok untuk
tersedia dalam berbagai ukuran 25 cm, 50 cm, 150 cm, 250 cm dan seterusnya.
proses penuangan atau pemindahan larutan dari satu wadah ke wadah yang lain.
j. Corong gelas dan kertas saring, corong saring digunakan untuk membantu
memindahkan cairan ke dalam wadah yang bermulut kecil dan membantu proses
pemisahan padatan dari larutannya dengan bantuan kertas saring. Kertas saring
tersedia dalam berbagai ukuran pori. Pemilihan kertas saring Whatman 42 atau
sebaliknya partikel kristal lembut tidak bisa dipisahkan dari larutannya bila
k. Buret digunakan untuk mengalirkan larutan standar pada saat titrasi kemudian
volume larutan standar yang dikonsumsi dihitung dari penurunan tinggi larutan di
dalam buret. Buret tersedia dalam berbagai ukuran 25 cm, 50 cm bahkan tersedia
yang kedua adalah jenis soda lime. Kedua bahan tersebut mempunyai sifat tahan
peralatan utama. Apabila tidak tersedia peralatan ini dapat diusahan peralatan lain
yang dapat menggantikan fungsinya. Namun demikian, peralatan non gelas sedapat
6
Menurut Baharuddin dan Aziz (2013, hal: 28-29), beberapa peralatan non
a. Lumpang dan Alu digunakan untuk menghaluskan bahan organik dan anorganik
f. Kawat Kasa (Wire Gauze) digunakan sebagai alas gelas kimia atau erlenmeyer
h. Kaki tiga digunakan dalam proses pemanasan dengan menggunakan bunzen dan
kasa.
Peralatan untuk pengukuran volume dilakukan dengan gelas ukur, pipet, buret
dan labu takar (labu volumetrik). Pipet dan buret digunakan untuk mengambil dan
memiliki ketelitian yang tinggi. Sebelum digunakan larutan/zat cair pereaksi yang
akan ditambahkan harus diisikan penuh pada buret. Larutan atau cairan pereaksi
ditambahkan dengan cara membuka kran pada ujung bawah buret. Pada akhir
penambahan cairan dari buret, tetes cairan terakhir yang masih menempel pada ujung
bawah buret harus diikutkan dengan cara ditempelkan pada dinding dalam wadah.
Pembacaan skala harus dilakukan secara seksama pada permukaan miniskus zat cair.
kimia. Berbagai macam peralatan ukur baik yang mekanis, analog elektonik,
di laboratorium.
Menurut Baharuddin dan Aziz (2013, hal: 30-31), beberapa peralatan berbagai
ukur yang pada umumnya tersedia dan banyak digunakan di laboratorium kimia:
peralatan sederhana yang biasa digunakan untuk eksperimen dan penelitian bidang
kimia analitik, seperti neraca dan eksperimen sederhana juga dianjurkan untuk
perbedaan berat antara standar dan sampel kurang dari 1 ppm (Widodo dan Lusiana,
media penyaring yang sangat penting, Cara melipat kertas saring yaitu lipat kertas
menjadi dua bagian, lipat lagi separuh bentuk kertas saring ini menjadi dua bagian
lagi sehingga menghasilkan bentuk segitiga. Bentuk segitiga ini disobek pada
sudutnya. Kertas saring kemudian dibuka sedemikian hingga bagian yang tidak
tersobek membentuk suatu kerucut. Bentuk kerucut ditempatkan pada corong saring.
Basahi kertas saring dengan air dan pastikan duduk pada corong secara sempurna
Hal-hal yang harus dperhatikan dalam penimbangan yaitu bahan kimia tidak
boleh langsung ditaruh pada piringan neraca, tetapi harus ditimbang dalam botol
timbang, gelas piala, gelas arloji dan sebagainya. Jika bahan dilarutkan atau
direaksikan di dalam wadah itu, maka berat wadah kosong dcari sesudah bahan
dengan cara mengukur volume larutan standar yang bereaksi kuantitatif dengan
analit. Larutan standar merupakan larutan yang diketahui konsentrasinya secara pasti.
Larutan standar dimasukkan di dalam buret dan larutan yang akan dianalisis di
letakkan dalam wadah erlenmeyer (Widodo dan Lusiana, 2010, hal : 67).
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tanur heraeus, autoclaf
heraeus, oven sharp, neraca analitik kern, neraca elektrik tm, kompor elektrik
maspion, Erlenmeyer 250 ml, labu takar 100 mm, termometer, buret asam 50 ml,
buret basa 50 ml, gelas kimia 100 ml dan 400 ml, pipet volum 50 ml, gelas ukur
25 ml dan 50 ml, cawan, tabung reaksi, pipet ukur 5 ml, corong gelas, statip,
bunzen, bulb, gelas arloji, kaki tiga, kasa asbes, batang pengaduk, pipet tetes 1 ml
dan gegep.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Aquades, Natrium
hidroksida, Natrium klorida, dan larutan berwarna.
9
10
C. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada percobaan ini adalah
1. Pemanasan
Pemanasan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara terlebih dahulu
menyiapkan alat dan bahan, setelah itu menjepit tabung reaksi dengan penjepit,
kemudian melakukan pembakaran secara langsung diatas pembakar spiritus
dengan posisi dimiringkan sambil menggoyangkan agar pemanasan dapat merata.
Pemanasan juga dapat dilakukan dengan cara meletakkan wadah yang telah berisi
sampel yang ingin dipanaskan diatas kaki tiga menggunakan pengalas asbes
diatas pembakar spiritus.
2. Penimbangan
Penimbangan dilakukan dengan cara terlebih dahulu membersihkan piringan
neraca, kemudian menekan tombol on. Setelah itu meletakkan wadah dan sampel
pada neraca dan mencatat hasil pengukurannya.
3. Titrasi
Titrasi dilakukan dengan cara memasukkan cairan menggunakan corong pada
buret. Kemudian mengeluarkan cairan secara perlahan sedikit demi sedikit untuk
mendapatkan hasil titrasi.
4. Penyaringan
Penyaringan dilakukan dengan cara memasukkan kertas saring kedalam
corong yang telah dilipat dan di basahi dengan aquades. Kemudian menaruh
corong diatas wadah dan mengusahakan agar sedikit mengangkat corong pada
saat melakukan penyaringan.
5. Pengukuran
Pengukuran volume dilakukan dengan cara menyambungkan bulb dengan
pipet ukur kemudian mengambil cairan dengan cara menekan huruf “S” pada
bulb hingga skala angka nol, kemudian mengeluarkan dengan cara menekan
huruf “E” pada bulb sesuai ukuran yang di inginkan.
11
BAB IV
A. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada percobaan ini, dapat dilihat dari
tabel berikut :
Alat Fungsi
menonaktifkan
kadar air.
11
12
jumlah banyak.
jumlah kecil.
13
alat-alat gelas.
Alat Fungsi
dibelakang koma.
dibelakang koma.
14
penimbangan.
Alat Fungsi
Tabel 4.4 alat – alat yang digunakan dalam teknik pengukuran dan
Teknik penyaringan.
Alat Fungsi
B. Pembahasan
1. Teknik Pemanasan
a. Pemanasan secara langsung yaitu dengan wadah yang diisi cairan, kemudian
dijepit dengan penjepit tabung (gegep),lalu arahkan ke api dengan posisi miring
yang digoyang – goyangkan sampai mendidih.
b. Pemanasan secara tidak langsung yaitu wadah tidak tepat bersentuhan dengan
api. Seperti dengan menggunakan pembakar spiritus yang membutuhkan kaki
tiga dan kasa asbes, kemudian diberi wadah yang lebih besar dibandingkan
wadah yang diisi cairan.
c. Pemanasan dengan alat instrumen seperti tanur yang memiliki suhu mencapai
1000o C yang berfungsi membuat arang aktif. Autoclaf melakukan pemanasan
tertutup, sistemnya terisolasi yang memiliki suhu mencapai 135o C. Kompor
elektrik yang lebih cepat dibandingkan dengan pembakar spiritus yang selain
fungsinya dapat memanaskan, dapat juga menghomogenkan.
2. Teknik Penimbangan
a. Penimbangan langsung yaitu dengan memasukkan wadah ke dalam penimbangan
kemudian tekan ter. Setelah nol barulah memasukkan sampel, perhatikan. Lalu
catat hasil.
b. Penimbangan tidak langsung yaitu dengan memasukkan wadah sebagai bobot
kosong pada alat penimbangan, mencatat hasilnya, kemudian masukkan sampel
sebagai, mencatat hasilnya, setelah itu hitung hasilnya dengan sampel dikurang
dengan bobot kosong akan mendapatkan hasil bobot sampel.
3. Proses Titrasi
a. Titrasi Asam yaitu dengan menggunakan buret asam yang memiliki kran pada
bagian bawah. Pada proses titrasi masukkan cairan dengan melalui corong
gelas,kemudian buka kran dengan sedikit demi sedikit untuk mendapatkan hasil
titrasi.
17
b. Titrasi Basa yaitu dengan menggunakan buret basa yang tidak memiliki kran
tetapi memiliki karet pada bagian bawah. Pada proses titrasi memasukkan cairan
dengan melalui corong gelas, kemudian pencet sedikit demi sedikit untuk
4. Penyaringan
Dalam teknik penyaringan dibutuhkan kertas saring yang berbentuk
lingkaran yang memilki besaran yang sama dengan corong tetapi kertas saring
terlebih dahulu dilipat dua kemudian lipat lagi, lalu buka bagian sisi sampingnya,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Alat–alat gelas yang sering digunakan untuk mereaksikan zat yaitu gelas
3. Alat–alat yang yang sering digunakan dalam pengukuran yaitu neraca analitik,
neraca elektrik, gelas ukur, pipet skala, pipet volum, labu ukur dan
termometer.
B. Saran
pengukuran alat-alat yang tersedia sebanyak praktikan yang dalam satu kelompok.
Misalkan dalam satu kelompok terdiri dari enam orang, maka alat-alat ukur yang
akan disediakan enam buah agar setiap praktikan dapat mengerti dan memahami
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Widodo, Setiyo, Didik dan Lusiana, Ariadi, Retno. Kimia Analisis Kuantitatif.
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2010.
19