Anda di halaman 1dari 15

Laboratorium Kimia Farmasi

Program Studi S-1 Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN IV

PENGENCERAN LARUTAN

Nama : Muhammad Difa Ramadhani


NIM : SF19059
Kelompok/Shift : III/I
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 04 Desember 2019
Asisten Praktikum : Gusti Tirta Adisaputra
Dosen Pembimbing : Nafila, M.Si

Nilai kerja : Nilai laporan :

Paraf : Paraf :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2019

PERCOBAAN IV
PENGENCERAN LARUTAN
I. PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah melatih mahasiswa dalam
mengencerkan larutan dalam berbagai konsentrasi.

I.2 Dasar Teori


Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu
senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim
dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Pernambahan pelarut dalam
suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan atau diencerkan (Hardwood, 2011).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang – kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran
asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat
yang harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian
besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini
merusak kulit (Hardwood, 2011).
Perubahan fisik, seperti pencairan atau penguapan, dan reaksi kimia,
dimana satu zat diubah menjadi zat lain, disertai dengan perubahan entalpi.
Dua jenis perubahan lainnya yang disertai dengan perubahan entalpi adalah
pembuburan padatan dan pengenceran larutan pekat (Averill, 2011).
Jumlah panas yang dilepaskan atau diserap saat zat terlarut tidak konstan,
itu tergantung pada final konsentrasi zat terlarut. Nilai dari Delta H yang
diberikan sebelumnya dan, misalnya diperoleh dengan mengukur perubahan
entalpi pada berbagai konsentrasi dan ekstropolasi data sehingga pengenceran
tak terbatas (Averill, 2011).
Karena Delta H bergantung pada konsentrasi zat terlarut, pengenceran
larutan bias ,menghasilkan perubahan entalpi. Jika proses pelarutan awal
adalah eksotermik, maka proses pengenceran juga eksotermik. Fenomena ini
adalah terutama yang relevan untuk asam kuat dan basa, yang sering dijual
atau disimpan sebagai larutan berair pekat. Jika air ditambahkan ke larutan
konsentrasi asam sulfat (yaitu 98% H2SO4 dan 2% H2O) atau natrium
hidroksida panas yang dilepaskan oleh Delta H negative besar menyebabkan
larutan mendidih (Averill, 2011).
Dalam kedua pengenceran dan konsentrasi, jumlah zat terlarut tetap sama.
Ini memberi kita cara untuk menghitung volume larutan baru yang harus
sesuai dengan konsentrasi zat terlarut yang diinginkan. Dari definisi molaritas
dapat diketahui rumus: Molaritas = Mol terlarut / Volume larutan. Karena
kuantitas ini tidak berubah sebelum dan sesudah perubahan konsentrasi,
molaritas (M) dan volume (V) produk harus sama sebelum dan sesudah
konsentrasi berubah. Menggunakan angka untuk mewakili kondisi awal dan
akhir (Saylor, 2010).
Pengenceran bekerja dengan unit konsentrasi dimana jumlah larutan
dinyatakan dalam satuan volume, persamaan pengenceran ini berguna karena
banyak obat obatan disiapkan sebagai konsentrasi dan harus diencerkan
(Klare, 2014).
Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan
cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika
suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah
panas dilepaskan. Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan
pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral,
lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut
dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Dalam kimia,
pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara zat terlarut
dan pelarut dalam larutan (Adi,2014).
Faktor – faktor yang mempengaruhi larutan yaitu temperature, sifat
pelarut, efek ionsejenis, efek ion berlainan jenis, PH, hidrolisis, pengaruh
kompleks dan lain-lain (Braddy,2011).
II. METODELOGI PERCOBAAN
II.1 ALAT DAN BAHAN
II.1.1 ALAT
Peralatan yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain:
a) Botol berwarna coklat

b) Gelas Beker

c) Labu ukur 50 ml, 100 ml, dan 500 ml

d) Pipet tetes

e) Pipet ukur

II.1.2 BAHAN
Bahan – Bahan yang di gunakan dalam praktikum kali ini antara
lain:
a) Asam asetat

b) H2SO4

c) HCL

d) NaOH

II.2 CARA KERJA


A. Pengenceran asam asetat 15% menjadi asam asetat 0,1 N dan 0,2 N

Hitung dan pipetlah beberapa ml


larutan dari larutan induk 15%
asam asetat yang telah
disediakan untuk membuat
larutan asam asetat 0,1 N dan
0,2 N.

Masukkan ke dalam labu ukur,


tambahkan aquadest, dan kocok
perlahan. Kemudian tambahkan
kembali aquadest hingga tepat
tanda batas, dan kocok kembali.

Masukkan larutan yang telah


dibuat tadi ke dalam botol
berwarna coklat dan berilah label.

B. Pengenceran bertingkat H2SO4 5% menjadi 0,5 N; 0,2 N; dan 0,1 N


Pipetlah beberapa ml larutan dari
larutan induk H2SO4 5% yang telah
disediakan untuk membuat larutan
H2SO4 0,1 N.

Masukkan ke dalam labu ukur,


tambahkan aquadest, dan kocok
kembali. Kemudian tambahkan
kembali aquadest hingga tepat
tanda batas, dan kocok kembali

Lakukan untuk larutan lain yang


telah disediakan oleh dosen.

III. HASIL
III.1 PERHITUNGAN
3.2 Pengenceran asam asetat 0,1N dari asam asetat 15%
No Dokumentasi Percobaan Cara kerja
1 Step 1 Asam asetat 0,1N Hitung dan pipetlah berapa ml larutan
100ml dan larutan induk 15%asam asetat yang
telah di sediakan untuk menentukan
larutan asam asetat 0,1 N.

2 Step 2 Masukkan ke dalam labu ukur.

3 Step 3 Tambahkan aquadest sampai batas labu


ukur.

4 Step 4 Setelah di tambahkan aquadest kocok


perlahan.

5 Step 5 Setelah dikocok perlahan buat kedalam


botol bewarna gelap dan beri tanda
asam asetat 0,1 N 100ml.
IV. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini membahas tentang pengenceran larutan dengan
tujuan melatih mahasiswa dalam mengencerkan larutan dalam berbagai
konsentrasi. Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan aquadest ke
dalam larutan. Selain itu, pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih
dahulu menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Hal ini
sesuai dengan literatur (Hardwood, 2011) bahwa pengenceran larutan yaitu suatu
cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan
menambahkan pelarut yang besifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam
jumlah tertentu. Di dalam pengenceran suatu larutan berlaku rumus V1M1=V2M2
dimana v1 adalah volume awal larutan sebelum diencerkan. M1 adalah konsentrasi
awal larutan sebelum diencerkan. V2 adaalah volume akhir larutan yang telah
diencerkan. M2 adalah konsentrasi larutan yang telah diencerkan.
Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya
kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu
sering dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui
konsentrasi yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering
dilakukan dengan titrasi. Zat-zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut
pelarut
Pengenceran larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan
larutan yang konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama
penambahan pelarut jumlah zat terlarut dengan pelarut.pengenceran sering
dilakukan di laboratorium untuk mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih
rendah.
Larutan – larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam
bentuk pekat. Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah
biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan
aquadest kedalam larutan yang pekat. Penambahn aquadest ini mengakibatkan
konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi jumlah mol zat terlarut tetap.
Mengingat pengeceran dilaboratorium sangatlah penting, biasanya
digunakan labu ukur dan pipet ukur untuk menakarnya, karena beda sedikit saja,
maka hasil yang didapatkan tidaklah sempurna. Untuk percobaan yang
memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan sebaiknya menggunakan pipet
volume. Pengambilan larutan juga dapat menggunakan gelas ukur jika larutan
tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak memerlukan ketelitian
tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan pengenceran asam asetat 0,1N. Asam asetat
yang diambil dari botol asam asetat 15% menggunakan pipet sebanyak 3,82 ml
kemudian dimasukan kedalam labu ukur lalu tambahkan aquadest sampai tanda
batas dan kocok.

V. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan:
a) Pengenceran larutan adalah mencampur larutan pekat dengan cara
menambahkan pelarut
b) Pengenceran dapat dilakukan apabila larutan yang kita gunakan terlalu pekat
c) Pelarut yang digunakan bersifat netral, umunya aquadest
d) Rumus yang dipakai pada proses pengenceran adalah V1M1 : V2M2
e) Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang – kadang
sejumlah panas dilepaskan.

DAFTAR PUSTAKA
Adi,G. 2014. Tangkas Kimia.Surabaya : Kartika
Averill,B. 2011. General Chemsitry Principle, Pattern and Application.
Washington : Saylor Foundation

Brady,J. 2011. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa


Aksara

Hardwood. 2011. Kimia Dasar Prinsip – Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid I. Jakarta : Erlangga

Klare,J. 2014. Solution chemistry. London : Pearson Education

Saylor,A. 2010. Introductory Chemistry. Washington : Saylor Foundation

Anda mungkin juga menyukai