Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Kimia Farmasi Dasar

Program Studi S-1 Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN V
PENGENCERAN LARUTAN

Nama : Azmy Akbar Ar Rahmat


NIM : SF19124
Kelompok/Kelas :V/A
Hari, Tanggal Praktikum : Sabtu, 14 Desember 2019
Asisten Praktikum : Rutbatul Ulya
Dosen Pembimbing : Nafila, M.Si.

Nilai kerja : Nilai laporan :

Paraf : Paraf :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2019
PERCOBAAN V

PENGENCERAN LARUTAN

I. PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
A. Menentukan asam atau basa suatu larutan, memprediksi range pH larutan dengan
menggambarkkan indikator, dan menetukan pH larutan dengan pH indikator
universal dan pH meter.
I.2 Dasar Teori
Pengenceraan adalah mencamur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Definisi lin dari
pengenceraan diartikan pencampuran homogen yang bersifat homogen antara zat
terlarut dan pelarut dalam larutan satuan konsentrasi yang biasanya diencerkan adalah
molar normal dan persen (Baharuddin dan Aziz , 2013)
Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceraan asam sulfat pekat. Agar panas
ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan
kedalam air , tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam asam sulfat
pekat , panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada
didekatnya , percikan asam sulfat ini merusak kulit Pengenceraan yaitu suatu cara
atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut
yang bersifat netral , lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertantu . Penambah
pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat
konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan / diencerkan Pengenceran adalah
mencampur larutan pekat ( Konsentrasi Tinggi ) dengan cara menambahkan pelarut
agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.Jika suatu larutan senyawa kimia yang
pekat diencerkan , kadang – kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama
dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat.Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman,asam sulfsat pekat yang harus ditambahkan kedalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam asam sulfat pekat,panas yang dilepaskan
sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan
asam sulfat memercik.Jika kita berada didekatnya, percikan asam sulfat ini merusak
kulit. ( Harwood,2011 )
Untuk meramalkan sifat larutan tidak dapat langsung dari sifat
komponennya.Karena dalam campuran banyak terdapat interaksi antara komponen
penyusunnya.Oleh sebab itu,Perlu dibuat suatu model larutan sebagai standart untuk
mengungkapkan hubungan antara komposisi dengan sifat larutan.Model larutan yang
banyak dipakai adalah larutan ideal. ( Yazid,2011 )
Larutan di Definisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran dua
komponen atau lebih,yang dapat berupa gas,cairan atau lain-lainnya.Karena semua gas
bercampur dalam semua perbandingan,maka setiap campuran gas adalah homogen dan
merupakan larutan.Dua pengertian yang penting dalam larutan adalah solute dan solvat
pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar maka
disebut solvent dan untuk senyawa berbeda dalam jumlah yang lebih kecil disebut
solute ( Snyder,2011 ).
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika
ibu sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin,
maka ibu kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika
kita mempersiapkan air teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau
manis sehingga kita akan menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang
kita persiapkan kurang manis, sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya. Dari
dua kejadian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengenceran adalah
berkurangnya rasio zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan pelarut.
Sebaliknya pemekatan adalah bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut di dalam
larutan akibat penambahan zat terlarut. Dalam laboratorium kimia selalu terjadi
kegiatan pengenceran. Umumnya tersedia zat padat atau larutan dalam konsentrasi
yang besar atau dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Sehingga menyiapkan
larutan atau mengencerkan zat menjadi kegiatan rutin (Zulfikar, 2010).
Pengenceran larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan pelarut
jumlah zat terlarut dengan pelarut.pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Suatu konsentrasi yang
biasanya diencerkan adalah molar, normal dan persen. Pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi
pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,
asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika
air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit
(Harwood, 2009).
II. METODE PERCOBAAN
II.1Alat
a. Pipet takar / pipet gondok.
b. Labu ukur 50 ml , 100 ml , 500 ml.
c. Labu semprot
d. Pipet tetes.
e. Botol berwarna coklat.
II.2Bahan
a. Asam Asetat.
b. H2SO4
c. Aquadest
II.3Cara Kerja
A. Pengenceran asam asetat 15% menjadi asam asetat 0,1N dan 0,2N

Dihitung dan pipetlah beberapa ml larutan dari larutan induk 15% asam
asetat yang telah di sediakan untuk membuat larutan asam asetat 0,1 N dan
0,2 N

Dimasukkan ke dalam labu ukur, tambahkan aquadest, dan kocok


perlahan. Kemudian tambahkan kembali aquadest hingga tepat tanda
batas, dan kocok kembali.

Dimasukan larutan yang telah di buat tadi ke dalam botol bewarna coklat
dan berilah label

B. Pengenceran bertingkat H2SO4 25% menjadi 0,5 N; 0,2 N; dan 0,1 N

DiPipet beberapa ml larutan dari larutan induk H2SO4 25% yang telah
disediakan untuk membuat larutan H2SO4 0,5 N.

Dimasukkan ke dalam labu ukur, tambahkan aquadest, dan kocok


perlahan. Kemudian tambahkan kembali aquadest hingga tepat tanda
batas, dan kocok kembali

Dari larutan yang telah dibuat di atas, pipetlah kembali beberapa ml


larutan H2SO4 0,5 N tersebut untuk membuat larutan H2SO4 0,2 N.
Lakukan hal yang sama dengan poin 2.

Setelah itu, pipet kembali beberapa ml larutan dari H2SO4 0,2 N yang
telah siap tadi untuk membuat larutan H2SO4 0,1 N dan lakukan hal yang
sama pada poin 2.

Dilakukan untuk larutan lain yang telah disediakan oleh dosen


III. HASIL PERCOBAAN
3.1 Pengenceran asam asetat 15%

No Dokumentasi Percobaan Cara kerja


1 Step 1 Asam asetat Hitung dan pipetlah berapa
15% 100ml ml larutan dan larutan induk
15%asam asetat yang telah
di sediakan untuk
menentukan larutan asam
asetat 0,1 N.

2 Step 2 Masukkan ke dalam labu


ukur.

3 Step 3 Tambahkan aquadest


sampai batas labu ukur.

4 Step 4 Setelah di tambahkan


aquadest kocok perlahan.

5 Step 5 Setelah dikocok perlahan


buat kedalam gelas beaker
dan beri tanda asam asetat
15% 100ml.
3.2 Perhitungan
IV PEMBAHASAN

Larutan-larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam bentuk


pekat. Untuk memperoleh larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan
pengenceran. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aquadest ke dalam larutan
yang pekat. Penambahan aquadest ini mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume
diperbesar tetapi jumlah mol zat terlarut tetap.
Menurut (Yazid, 2011) pengenceran adalah proses mencampur larutan (zat
terlarut) yang berkonsentrasi tinggi dengan cara menambahkan zat pelarut hingga
diperoleh volume yang lebih besar dan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah. Pelarut
yang digunakan bersifat netral. Pelarut yang lazim digunakan pada proses pengenceran
adalah seperti penjelasan di atas, yakni aquadest. Pengenceran juga dapat meningkatkan
jumlah pH dalam larutan.
Mengingat pengenceran di laboratorium sangatlah penting, biasanya digunakan
labu ukur dan pipet ukur untuk menakarnya, karena beda sedikit saja maka hasil yang di
dapatkan tidaklah sempurna. untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi
pengambilan larutan sebaiknya menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan dapat
juga menggunakan gelas ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk percobaan yang
tidak memerlukan ketelitian tinggi (kualitatif).
Pengenceran dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu konsentrasi
yang diinginkan. Dalam pengenceran berlaku rumus C1V1=C2V2. Dimana V1 adalah
volume awal larutan sebelum diencerkan. C1 adalah konsentrasi awal larutan sebelum
diencerkan. V2 adalah volume akhir larutan yang telah diencerkan. C2 adalah konsentrasi
larutan yang telah diencerkan.
Praktikum kali ini kita akan mempraktekkan bagaimana cara mengencerkan suatu
larutan. Larutan yang digunakan kali ini adalah asam asetat (CH3COOH). Asam asetat
memiliki berat jenis 1,05 g/cm³, kemurnian 96 – 98 % Asam asetat pekat bersifat korosif
terhadap kulit dan karena itu harus digunakan dengan hati-hati, karena dapat
menyebabkan luka bakar, kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa.
Luka bakar atau lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak.
Sarung tangan lateks tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani
senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat sulit
terbakar di laboratorium. Ia menjadi mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102
°F), dan dapat membentuk campuran yang mudah meledak dengan udara di atas suhu ini
(ambang ledakan: 5,4%–16%). Larutan ini akan diencerkan menjadi larutan asam asetat
15 % menjadi asam asetat 0,1 N dan 0,2 N dan pengenceran bertingkat larutan. Seperti
pada rumus di atas, kita telah mengetahui volume akhir dan konsentrasi akhir larutan
yang kita inginkan (Harwood, H. 2011)
Larutan CH3COOH 15 % dari 98% aquades yang diperlukan adalah 15,3 ml.
Setelah mengetahui volume awal larutan, selanjutnya kita mengambil labu ukur sesuai
dengan volume akhir yang kita inginkan, yakni labu ukur 100 ml. Gunakan pipet untuk
memindahkan larutan terlebih dahulu ke dalam gelas ukur. Proses selanjutnya kita
menambahkan pelarut aquadest kira-kira sampai setengah dari volume labu ukur. Gojog
labu ukur dengan posisi tutup berada di bawah. Selanjutnya tambahkan lagi aquadest
sampai mencapai batas tanda pada leher labu ukur, kemudian gojog kembali. Larutan ini
kemudian dapat digunakan untuk proses titrasi.
V. KESIMPULAN
dari praktikum kali ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. .Pengenceran dapat dilakukan apabila larutan yang akan kita gunakan terlalu pekat.
2. Pengenceran berarti memperbanyak jumlah zat pelarut dengan jumlah zat terlarut
tetap.
3. Rumus yang dipakai pada proses pengenceran adalah C1V1=C2V2.
4. Pelarut yang digunakan bersifat netral, yang umumnya menggunakan aquadest.
5. Hasil pengenceran dapat digunakan untuk proses titrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Aziz. 2013. Konsep dasar kimia analitik. Jakarta: Univ. Indonesia press
Harwood, H. 2011.Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Mordern Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Snyder,Milton K.2011.Chemistry,Structure and Reaction. Newyork: .Holt,Rinerchart and
Windston Inc
Yazid, E. 2011. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi press
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai