Anda di halaman 1dari 14

Laboratorium Kimia Farmasi Dasar

Program Studi S-1 Farmasi


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Lestari

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI DASAR

PERCOBAAN IV
PENGENCERAN LARUTAN

Nama : Muhammad Alif Yunus


NIM : SF19056
Kelompok/Kelas : VI / A
Hari, Tanggal Praktikum : Sabtu, 14 Desember 2019
Asisten Praktikum : Rutbatul Ulya
Dosen Pembimbing : Nafila, M.Si.

Nilai kerja : Nilai laporan :

Paraf : Paraf :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2019
PERCOBAAN IV

PENGENCERAN LARUTAN

I. PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
A. Melatih mahasiswa dalam mengencerkan larutan dalam berbagai konsentrasi.
1.2 Dasar Teori
Pengenceraan adalah mencamur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Definisi lin dari
pengenceraan diartikan pencampuran homogen yang bersifat homogen antara zat
terlarut dan pelarut dalam larutan satuan konsentrasi yang biasanya diencerkan adalah
molar normal dan persen (Baharuddin dan Aziz , 2013)
Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceraan asam sulfat pekat. Agar panas
ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan kedalam
air , tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam asam sulfat pekat , panas
yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih
dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada didekatnya , percikan asam
sulfat ini merusak kulit Pengenceraan yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan
pada suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral , lazim
dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertantu . Penambah pelarut dalam suatu senyawa
dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan / diencerkan Pengenceran adalah mencampur larutan pekat ( Konsentrasi
Tinggi ) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar.Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan , kadang – kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat.Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,asam sulfsat pekat yang harus
ditambahkan kedalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan kedalam asam
sulfat pekat,panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.Jika kita berada
didekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit. ( Harwood,2011 )
Untuk meramalkan sifat larutan tidak dapat langsung dari sifat
komponennya.Karena dalam campuran banyak terdapat interaksi antara komponen
penyusunnya.Oleh sebab itu,Perlu dibuat suatu model larutan sebagai standart untuk
mengungkapkan hubungan antara komposisi dengan sifat larutan.Model larutan yang
banyak dipakai adalah larutan ideal. ( Yazid,2011 )
Larutan di Definisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran dua
komponen atau lebih,yang dapat berupa gas,cairan atau lain-lainnya.Karena semua gas
bercampur dalam semua perbandingan,maka setiap campuran gas adalah homogen dan
merupakan larutan.Dua pengertian yang penting dalam larutan adalah solute dan solvat
pengertian ini dapat dinyatakan bila senyawa dalam jumlah yang lebih besar maka
disebut solvent dan untuk senyawa berbeda dalam jumlah yang lebih kecil disebut solute
( Snyder,2011 ).
Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya ketika
ibu sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata terlampui asin,
maka ibu kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut. Demikian juga ketika kita
mempersiapkan air teh manis, kadang-kadang yang kita persiapkan terlampau manis
sehingga kita akan menambahkan air ke dalamnya atau sebaliknya, air teh yang kita
persiapkan kurang manis, sehingga kita menambahkan gula ke dalamnya. Dari dua
kejadian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pengenceran adalah berkurangnya
rasio zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan pelarut. Sebaliknya pemekatan
adalah bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut di dalam larutan akibat penambahan
zat terlarut. Dalam laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran. Umumnya
tersedia zat padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat menjadi
kegiatan rutin (Zulfikar, 2010).
Pengenceran larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan pelarut
jumlah zat terlarut dengan pelarut.pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Suatu konsentrasi yang
biasanya diencerkan adalah molar, normal dan persen. Pengenceran adalah mencampur
larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh
volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,
kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada
pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam
sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air
ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang
dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit (Harwood, 2009).
II. METODE PERCOBAAN
2.1 Alat
a. Pipet takar / pipet gondok.
b. Labu ukur 50 ml , 100 ml , 500 ml.
c. Labu semprot
d. Pipet tetes.
e. Botol berwarna coklat.
2.2 Bahan
a. Asam Asetat.
b. CH3COOH
c. Aquadest
2.3 Cara Kerja
A. Pengenceran asam asetat 15% menjadi asam asetat 0,1N dan 0,2N

Hitung dan pipetlah beberapa ml larutan dari larutan induk 15% asam
asetat yang telah di sediakan untuk membuat larutan asam asetat 0,1 N dan
0,2 N

Masukkan ke dalam labu ukur, tambahkan aquadest, dan kocok perlahan.


Kemudian tambahkan kembali aquadest hingga tepat tanda batas, dan
kocok kembali.

Masukan larutan yang telah di buat tadi ke dalam botol bewarna coklat
dan berilah label

B. Pengenceran bertingkat CH3COOH 15% menjadi 0,5 N; 0,2 N; dan 0,1 N

Pipetlah beberapa ml larutan dari larutan induk CH3COOH 15% yang telah
disediakan untuk membuat larutan CH3COOH 0,5 N.

Masukkan ke dalam labu ukur, tambahkan aquadest, dan kocok perlahan.


Kemudian tambahkan kembali aquadest hingga tepat tanda batas, dan
kocok kembali
Dari larutan yang telah dibuat di atas, pipetlah kembali beberapa ml
larutan CH3COOH 0,5 N tersebut untuk membuat larutan CH3COOH 0,2
N. Lakukan hal yang sama dengan poin 2.

Setelah itu, pipet kembali beberapa ml larutan dari CH3COOH 0,2 N yang
telah siap tadi untuk membuat larutan CH3COOH 0,1 N dan lakukan hal
yang sama pada poin 2.

Lakukan untuk larutan lain yang telah disediakan oleh dosen


III. HASIL PERCOBAAN
3.1 Pengenceran asam asetat 15%
No Dokumentasi Percobaan Cara kerja
1 Step 1 Asam asetat 15% Hitung dan pipetlah berapa ml larutan
100ml dan larutan induk 15%asam asetat yang
telah di sediakan untuk menentukan
larutan asam asetat 0,1 N.

2 Step 2 Masukkan ke dalam labu ukur.

3 Step 3 Tambahkan aquadest sampai batas labu


ukur.

4 Step 4 Setelah di tambahkan aquadest kocok


perlahan.

5 Step 5 Setelah dikocok perlahan buat kedalam


gelas beaker dan beri tanda asam asetat
15% 100ml.
3.2 Pengenceran H2So4 25% 100ml
No Dokumentasi Percobaan Cara kerja
1. Step 1 CH3COOH 15% Hitung dan pipetlah berapa ml dari
100ml larutan induk 15% yang telah disediakan
untuk membuat larutan CH3COOH 0,1N

2. Step 2 Setelah di pipet, Masukkan ke dalam labu


ukur.

3. Step 3 Setelah dimasukkan di dalam labu ukur,


Tambahkan aquadest sebanyak 100ml.

4. Step 4 Setelah di tambahkan aquadest, Kocok


perlahan sampai tercampur.
5. Step 5 Setelah di kocok, Larutan di pindahkan di
gelas beaker dan di beri tanda.

3.3 Perhitungan
IV. PEMBAHASAN
Dalam dunia analis atau penelitian, pengenceran larutan sudah sangat familiar dan
mudah untuk di lakukan. Tapi dimana ada kemudahan pasti ada kesusahan, masih banyak
yang baru memasuki dunia tersebut sehingga masih belum mengerti mengenai teknik
pengenceran. Baik caranya maupun perhitungannya (Krisnadwi, 2013). Untuk membuat
suatu larutan dalam laboratorium maka diperlukan cara-cara tertentu agar tidak terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan diri kita sendiri. Bagi orang-orang yang telah bekerja
di suatu instansi pembuatan larutan mungkin hal biasa namun tidak bagi semua
orang (Seran, 2010). Pengenceran dapat dilakukan dengan menambahkan aquadest ke
dalam larutan. Selain itu, pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu
menentukan konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Di dalam pengenceran suatu
larutan berlaku rumus C1M1=C2M2 (Yazid, 2011).
Pengenceran larutan dengan konsentrasi lebih tinggi dapat dijadikan larutan yang
konsentrasinya rendah, dengan menambahkan pelarut. Selama penambahan pelarut jumlah
zat terlarut dengan pelarut.pengenceran sering dilakukan di laboratorium untuk
mendapatkan larutan yang konsentrasinya lebih rendah. Suatu konsentrasi yang biasanya
diencerkan adalah molar, normal dan persen. Pengenceran adalah mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang
lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang
sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam
sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air
mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya,
percikan asam sulfat ini merusak kulit (Harwood, 2009).
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest
dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering
dihasilkan konsentrasi yang tidak kita inginkan. Untuk mengetahui konsentrasi yang
sebenarnya perlu dilakukan standarisasi.standarisasi sering dilakukan dengan titrasi. Zat-
zat yang didalam jumlah yang relative besar disebut pelarut (Harwood, 2009).
V. KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1.Pengenceran dapat dilakukan apabila larutan yang akan kita gunakan terlalu
pekat.
2.Pengenceran berarti memperbanyak jumlah zat pelarut dengan jumlah zat terlarut
tetap.
3. Rumus yang dipakai pada proses pengenceran adalah C1M1=C2M2.
4.Pelarut yang digunakan bersifat netral, yang umumnya menggunakan aquadest.
5.Pengenceran memerlukan alat yang berketelitian baik, karena dapat
mempengaruhi hasil pengenceran.
6. Hasil pengenceran dapat digunakan untuk proses titrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin dan Aziz. 2013. Konsep dasar kimia analitik. Jakarta: Univ. Indonesia press

Harwood, H. 2011.Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Mordern Edisi Kesembilan Jilid 1.
Jakarta: Erlangga

Snyder,Milton K.2011.Chemistry,Structure and Reaction. Newyork: .Holt,Rinerchart and


Windston Inc
Yazid, E. 2011. Kimia Fisik untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi press
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai