Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat terlarut dalam larutan jenuh, pada suhu
tertentu yang dapat dinyatakkan secara kuantitatif sebagai interaksi spontan dari dua zat atau lebih
untuk membentuk dispersi molekul yang homogen.
Kelarutan dapat mempengaruhi farmakokinetik dan farmakodinamik dari suatu obat. Obat-obat yang
mempunyai kelarutan kecil dalam air menunjukkan ketersediaan hayati yang rendah.
Faktor- faktor yang mempengaruhi suatu kelarutan yaitu sifat dari solute (zat terlarut) dan solven
(pelarut), kosolven (zat penambah), temperatur, salting out, salting in, pembentukan kompleks,
pengadukan, luas permukaan, bentuk dan ukuran partikel solute, dan pH.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari kelarutan suatu obat serta
memahami dan mengetahui pengaruh, kosolven, surfaktan, dan suhu terhadap
kelarutan suatu obat.
ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gelas kimia, batang pengaduk, gelas ukur, erlenmeyer, sendok
tanduk, corong, buret, statif, pipet tetes, dan timbangan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu alkohol (kosolven), asam salisilat, asam oksalat, NaOH,
indikator fenolftalein, HCl, aquadest, tween 80 (surfaktan)
PERHITUNGAN BAHAN
PEMBUATAN LARUTAN ASAM OKSALAT 0,1 N
Dimasukkan larutan ke
Ditambahkan akuades
dalam labu ukur 100
secukupnya, kemudian
Ditimbang NaOH sebanyak 0,4 gram mL, ditambahkan
diaduk hingga larut
NaOH menggunakan gelas beker akuades hingga tanda
menggunakan batang
batas dan digojog hingga
pengaduk
homogen
PEMBUATAN LARUTAN HCL 0,01 N
Ditambahkan akuades
sampai 10 mL. kemudian
diaduk menggunakan
batang pengaduk dan
diberi label
PROSEDUR PENGERJAAN PENGARUH PH
Diangkat gelas kimia dari elektromantel dan diukur kosentrasinya menggunakan metode titrasi
PERHITUNGAN KADAR
SAMPEL
Pengaruh pH
Secara teoritis, jika pH dinaikkan maka kelarutan akan meningkat, karena selain terbentuk larutan jenuh dalam
bentuk molekul yang tak terionkan juga terlarut partikel asam salisilat dalam bentuk terionnya.
Pengujian kelarutan asam salisilat dengan faktor pH menggunakan larutan NaOH sebagai larutan basa dan
larutan HCl sebagai larutan asam. Dari hasil praktikum, sampel asam salisilat pada pH asam memiliki kadar
yang lebih rendah dibandingkan pada pH basa. Dari hasil perhitungan kadar yang diperoleh kadar sampel I yaitu
sebesar 0,033 gram sedangkan kadar sampel II yaitu sebesar 0,048 gram.
Pengaruh Kosolven
Penggunaan cosolven dapat mempengaruhi polaritas sistem, yang dapat ditunjukkan dengan pengubahan
tetapan dielektrikanya. Pelarut yang baik sebagai cosolven untuk suatu zat tertentu adalah pelarut yang
mempunyai derajat polaritas terdekat dengan zat tersebut. Dari data, terlihat bahwa kadar asam salisilat dalam
sampel II lebih sedikit dibandingkan kadar asam salisilat pada sampel I. Hal ini disebabkan karena pada
percobaan kelarutan dengan pengaruh cosolven, pada gelas 2 ditambahkan alkohol. Sehingga, karena kelarutan
asam salisilat mudah larut dalam etanol (alkohol), maka penambahan alkohol tersebut akan menaikkan
peristiwa kelarutan asam salisilat.
Pengaruh Surfaktan
Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan permukaan larutan. Dengan menurunnya
tegangan permukaan maka akan meningkatkan kelarutan bahan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam
medium dispersi. Surfaktan pada konsentrasi rendah, menurunkan tegangan permukaan dan menaikkan laju kelarutan
obat (Martin et al., 1993). Sedangkan pada kadar yang lebih tinggi surfaktan akan berkumpul membentuk agregat
yang disebut misel. Dari hasil perhitungan kadar pengaruh penambahan surfaktan yaitu pada sampel I diperoleh kadar
asam salisilat sebesar 0,025 gram. Sedangkan pada sampel II didapatkan kadar asam salisilat sebesar 0,031 gram.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa pada sampel II yang ditambahkan surfaktan sebanyak 10 mL memiliki kadar
asam salisilat yang lebih besar.
Pengaruh Suhu
Pada percobaan kali ini kedua beaker glass diisi dengan akuades dan asam salisilat
tetapi yang membedakan ialah saat proses pengadukan. Beaker 2 diaduk diatas hotplate
dengan menggunakan suhu atau dilakukan pemanasan.
Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan (Abas dkk., 2015).
Jika suhu ditingkatkan maka kelarutan akan semakin tinggi. Hasil yang di dapat pada
beaker 2 yang dipanaskan yaitu 0,0464 gram sedangkan pada beaker 1 diperoleh
0,03093888 gram
ANY QUESTION?