Anda di halaman 1dari 6

Topik PembatasTeori Pembatas Empiris

Antidiabetes Ekstrak Etanol sebagai Daun andrographis panicullata dan


antidiabetes vernonia merupakan tanaman yang
dapat digunakan sebagai pengandali
kadar gula dalam darah
Pemberian obat CTM Obat CTM merupakan obat Efek sampingnya mengantuk
yang bebas
ekstrak etanol sebagai
antidiabetes

diabetes merupakan penyakit degenratif


diabetes adalah merupakan penyakit degeneratif yang menduduki peringkat 4 setelah yang menduduki peringkat 4 setelah penutup
penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler dan geriaktik berdasarkan prioritas penelitian penyakit kardiovaskuler
nasional

kombinasi ekstra k etanol daun


diabetes adalah penyakit metabolik menahun dan penelitian ini dapat androghapis paniculata dan dau perlu dilakukan
mengetahui fungsi
dikenal sebagai pembunuh manusia secara diam memberikan informasi vernomia amygdalina memiliki identifikasi terhadap
diam rumus masalah ekstrak etanol dan
ilmiah mengenai efek efektivitas dalam menurunkan jenis bahan alam, dan
bahan alam.
ekstrak etanol kadar gula darah postprandial ekstrak etanol yang
pada diabetes mengandung diabetes

pembuatan ekstrak
serbuk simplisia daun apakah ekstrak etanol
sambiloto dan daun mempunyai efek
afrika dimaserasi penurunan kadar gula
menggunakan etanol darah dan diabetes
70% selama 3 hari.
MANFAAT EKSTRAK ETANOL SEBAGAI ANITIDIABETES

Assalammualaikum wr,wb

Halo gaes kali ini saya ingin memberitahukan bahwa manfaat ekstrak etanol adalah
sebagai antidiabetes dan ada juga bahan alam yang kita gunakan yaitu daun andrographis
paniculata dan vernonia amygdalania, dan bahanya masih banyak, untuk mengenal lebih
lanjut mari kita pelajari sama sama

Antidiabtes merupakan penyakit degenaratif yang menduduki peringkat ke-4 setelah


penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler dan geriatrik berdasarkan prioritas penelitian
nasional. Antidiabetes juga merupakan penyakit yang hingga saat ini masih belum dapat
disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi lbih lanjut.

Hasil riset kesehatan dasar di indonesia tahun 2013 diperkirakan jumlah penderita
antidiabetes adalh sekitar 6,9% atau dengan perkiraan jumlah 12.191.564 pada produk usia
lebih dari 15 tahun. Untuk provinsi sumatera selatan, proporsi dab perkiraan jumlah
penduduk usia lebih dari 15 tahun yang terdiagnosis 0,9% atau diperkirakan 49.318 jiwa dan
merasakan gejala antidiabtes 0,4 atau deperkirakan 21.919 jiwa, bahan alam sambiloto
(Andrographis paniculata) dikenal sebagai “king of bitters”. Tanaman sambiloto memiliki
rasa yang sangat pahit yang berasal dari andrographolide yang dikandungannya. Semua
bagian tanaman sambiloto bisa dimanfaatkan sebagai obat, termasuk bunga dan buahnya.
Khasiat sambiloto sebenarnya sudah dikenal luas sejak zaman dulu, baik oleh orang
indonesia maupun bangsa –bangsa di dunia. Diindonesia sendiri, sambiloto dikenal sebagai
salah satu obat untukmenurunkan kadar gula dalam darah.

Diabetes melitus merupakan sindrom metabolik paling umun di seluruh dunia dengan
angka kejadian 1-8%. Penyakit ini muncul ketika insulin tidak cukup di produksi atau insulin
tidak dapat berfungsi dengan baik. Diabetes ditandai dengan hiperglikemi (elevasi kadar
glukosa darah) yang menyebabkan berbagai gangguan metabolik jangka pendek dalam
metabolisme lemak dan protein dan jangka panjang menyebabkan perubahan aliran kadar
yang irreversibel. Manifestasi jangka panjang dari diabetes adalah dapat menyebabkan
beberapa komplikasi mikrovaskuler maupun makrovaskuler (Brahmachari, 2011).

Diabetes melitus merupakan sekelompok sindrom yang ditandai dengan hiperglikemia


perubahan metabolisme lipid, karbohidrat, protein dan peningkatan resiko komplikasi
penyakit pembuluh darah. Diabetes melitus di tandai dengan peningkatan kadar glukosa yang
melebihi nilai normal (hiperglikemia) akibat peningkatan glukoneogenesis dan
glikogenolisis. Penyakit diabetes melitus tanda-tanda lainnya yaitu meningkatnya kadar
glukosa darah diatas nilai normal karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
(Perkeni 2011). Kekurangan hormon insulin menyebabkan gangguan proses biokimia di
dalam tubuh, yaitu penurunan ambilan glukosa ke dalam sel dan terjadi peningkatan glukosa
dari hati ke sirkulasi. Insulin membantu proses penghancuran dan penyerapan glukosa, asam
lemak dan asam amino. Insulin tidak diproduksi oleh pankreas atau terjadi resistensi insulin
maka kadar glukosa dalam darah meningkat sehingga ginjal tidak dapat memproses glukosa
tersebut dan dikeluarkan melalui urin (Dewi 2014).
Menurut IDF (Internasional Diabetes Federation dalam Kemenkes 2014), penderita DM
didunia pada tahun 2013 mencapai 382 juta dan diperkirakan akan meningkat menjadi 529
juta orang pada tahun 2035. Menurut WHO (Word Health Organization) tahun 2012, 347 juta
orang di seluruh dunia mengidap DM. Diabetes melitus merupakan penyebab langsung dari
1,5 juta kematian di tahun 2012, lebih dari 80% kematian karena DM terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. WHO memproyeksikan bahwa DM akan menjadi 7
penyebab kematian utama pada tahun 2030. Kekerapan penyakit DM di Indonesia berkisar
antara 1,4-1,6%, prevalensi DM diperkirakan mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030
(WHO 2014).

Penanganan diabetes melitus sementara ini dilakukan dengan obat-obat antidiabetikum.


Pengobatan antidiabetikum oral dalam waktu jangka panjang cenderung mengakibatkan tidak
berhasilnya pengobatan atau terjadi resistensi seperti timbulnya hipoglikemia, mual, rasa
tidak enak diperut, dan anoreksia (Dewi et al. 2014). Penggunaan obat kimia secara
berkelanjutan dapat memicu kerusakan organ yaitu pada efek samping obat disamping itu
memiliki harga yang relatif mahal sehingga perlu dilakukan cara pengobatan alternatif
dengan terapi herbal yang telah terbukti memiliki efektivitas yang cukup baik. Masyarakat
mulai memahami bahwa penggunaan tumbuhan herbal berkhasiat obat sebenarnya bisa
sejajar dan saling mengisi dengan pengobatan modern. Penggunaan tumbuhan berkhasiat
obat dengan berbagai alasan herbal dijadikan sebagai pilihan utama untuk pengobatan.
Pengobatan herbal masih digunakan sebagai pengobatan utama di negara berkembang, yaitu
sekitar 75-80% dari total jumlah penduduk, hal ini karena obat herbal lebih diterima dalam
hal kebudayaan, lebih terjangkau, lebih sesuai didalam tubuh dan memilki efek samping yang
ringan. Beberapa tahun terakhir, pengobatan herbal di negara maju mulai meningkat

Salah satu yang telah diketahui pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman
herbal yaitu dengan daun sirih merah. Daun sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai obat
dengan cara mengkonsumsi daunnya, atau dengan cara diekstrak terlebih dahulu untuk
mengambil bahan aktif yang ada dalam daun sirih merah. Kandungan senyawa fitokimia
daun sirih merah yakni minyak atsiri, alkaloid, saponin, dan flavonoid (Kusuma 2016).
Flavonoid adalah salah satu senyawa yang mengandung antioksidan yang dapat bertindak
sebagai penangkap radikal hidroksil. Senyawa antioksidan yang terdapat didalam ekstrak
daun sirih merah mampu menetralkan senyawa radikal bebas berlebih di dalam sel β pankreas
dengan cara menyumbangkan elektronnya atau memutus reaksi berantai dan menyebabkan
radikal bebas menjadi stabil sehingga dapat menghentikan atau menghambat kerusakan
oksidatif pada sel β pankreas karena pemberian aloksan (Dewi et al. 2014). Daun sirih merah
secara empiris dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti DM, hepatitis, batu ginjal,
menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi, radang liver, radang prostat,
radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan memperhalus kulit (Kusuma 2016).
Penelitian secara in vivo, aktivitas farmakologi sirih merah untuk antihiperglikemia (Kusuma
2016), dan penyembuhan luka DM.

ambiloto (Andrographis paniculata) dikenal sebagai “King of Bitters”. Tanaman sambiloto


memiliki rasa yang sangat pahit yang berasal dari andrographolide yang dikandungnya.
Semua bagian tanaman sambiloto bisa dimanfaatkan sebagai obat, termasuk bunga dan
buahnya. Khasiat sambiloto sebenarnya sudah dikenal luas sejak zaman dulu, baik oleh orang
Indonesia maupun bangsa-bangsa di dunia.4 Di Indonesia sendiri, sambiloto dikenal sebagai
salah satu obat untuk menurunkan kadar gula dalam darah.5 Daun sambiloto memilki
kandungan diantaranya diterpene lakton dan glikosidanya, seperti anndrographolide,
deoxyandrographolide, 11, 12-didehydro-14 eoxyandrographolide, neoandrographolide, dan
flavonoid. Kandungan andrographolide pada ekstrak sambiloto tersebut dapat merangsang
pelepasan insulin dan menghambat absorbsi glukosa melalui penghambatan enzim alfa
glukosidase dan alfa -amilase.6 Kadar optimal ekstrak etanol herba sambiloto yang dapat
menurunkan kadar glukosa tikus adalah dengan dosis 2 g/kgBB.7

Selain sambiloto, tanaman yang diduga berkhasiat dalam menurunkan kadar gula darah
adalah daun afrika (Vernonia amygdalina). Di Tenggara dari Nigeria, daun afrika telah lama
digunakan dalam pengendalian kadar glukosa dalam darah.8 Tahun 2008 di Asia Tenggara,
terutama di Malaysia dan Singapura daun afrika selatan sudah banyak digunakan untuk
pengobatan diabetes melitus.9 Hasil uji skrining fitokimia yang dilakukan penelitian
sebelumnya, diketahui bahwa daun afrika mengandung senyawa kimia golongan alkaloid,
tannin, saponin, dan flavonoid, polifenol, dan vitamin C.10 Kandungan dari ekstrak daun
afrika yang mampu mampu menghambat aktivitas enzim Syifa’ MEDIKA, Vol.7 (No.2),
Maret 2017 106 alfa glukosidase adalah alkaloid.11 Pemberian ekstrak etanol daun afrika 80
mg/200gr BB tikus secara oral selama 14 hari dapat menurunkan kadar glukosa darah
postprandial dan meningkatkan kadar insulin puasa pada tikus diabetes melitus.12 Penelitian
terhadap masing-masing daun ini sebagai antihiperglikemia telah banyak dilakukan, namun
saat ini belum ada penelitian yang mengkombinasikan kedua daun ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto
(Andrographis paniculata) dan daun afrika (Vernonia amygdalina) pada tikus diabetes dalam
menurunkan kadar gula darah postprandial.

Bahan Uji Daun sambiloto (Andrographis paniculata) dan daun afrika (Vernonia
amygdalina) diperoleh dari kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Acarbose
didapatkan dari PT. Dexa Medica, Palembang, Sumatera Selatan. Hewan Uji Hewan
percobaan yang digunakan adalah Tikus Wistar Jantan berusia 2-3 bulan dan memiliki berat
badan 180-200 gram yang diperoleh dari Animal Breeding Biologi ITB. Ethical approval
diperoleh dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Proses Induksi Sebanyak 25 tikus dipuasakan selama 18 jam, setelah itu dilakukan
penyuntikkan aloksan sebanyak 150 mg/kgBB secara intraperitoneal.13 Setelah dilakukan
penyuntikan, tikus diberi pakan tikus ad libtum dan larutan glukosa. Pemeriksaan glukosa
darah tikus mulai dilakukan pada hari ke-3 setelah proses induksi. Tikus yang dijadikan
subjek penelitian yaitu tikus dengan kadar glukosa darah >135 mg/dL.14 Tikus dibagi ke
dalam 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 tikus. Pembuatan Kombinasi Ekstrak
Serbuk simplisia daun sambiloto dan daun afrika dimaserasi menggunakan etanol 70%
selama 3 hari. Kemudian didapatkan filtrat dari hasil maserasi yang selanjutnya dipekatkan
dengan soxhlet sehingga didapatkan ekstrak kental. Sediaan uji berupa ekstrak kental daun
sambiloto dan daun afrika ditimbang menggunakan timbangan digital sesuai dosis yang
dibutuhkan kemudian dilarutkan dalam air dengan menambahkan tween 80 sebanyak 2% dari
volume sediaan untuk mendapatkan sediaan oral yang homogen. Proses Pengambilan Sampel
Darah Pengambilan darah pada tikus melalui V. Lateralis ekor dengan cara tikus dipegang,
dijulurkan dan dipotong 0,2 cm dari pangkal ekor dengan gunting yang steril. Kemudian
dilakukan pengecekan kadar gula darah menggunakan glukometer. Studi Penelitian Sebanyak
25 ekor tikus diabetes diambil secara random dan dibagi menjadi 5 kelompok. Semua
pemberian sedian uji

Anda mungkin juga menyukai