Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Pembuatan Larutan,

Pengenceran Larutan dan Titrasi Asam


Basa

Sekolah Tinggi Analis


Kimia Cilegon

Dosen Pengampu : Bpk. Fauzan Amin, M.Si

Disusun Oleh :
1. Risda Fenita (202000
2. M. Afil Muafil (202000
3. Agus M. Yusuf (2020001032)
Contents
Laporan Praktikum Pembuatan Larutan, Pengenceran Larutan dan Titrasi Asam Basa................1
Sekolah Tinggi Analis Kimia Cilegon...................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang............................................................................................................3
B. Tujuan.........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4
BAB III METODE PRAKTIKUM...........................................................................................6
A. Alat dan Bahan............................................................................................................6
B. Prosedur......................................................................................................................6
C. Diagram Alir...............................................................................................................8
Bab IV Hasil Pengamatan.......................................................................................................10
Bab V Pembahasan.................................................................................................................11
BAB VI PENUTUP...............................................................................................................13
A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

Kimia Dasar PAGE 2


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua materi kimia berkaitan dengan larutan. Larutan adalah salah satu aspek
kajian ilmu kimia. Larutan campuran zat-zat yang homogen yang memiliki komposisi merata
atau serba sama di seluruh bagian volumenya. Suatu larutan mengandung satu zat terlarut atau
lebih dari satu pelarut. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan
pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah yang banyak .
Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua reaksi
kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran serba sama
dari dua komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena terdapat
molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari dua zat atau lebih.
Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut komponen-komponen
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya lagi. Dalam pembuatan larutan
dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang
diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum dan pada praktikum acara ini akan dilaksanakan
acara pembuatan larutan NaOH, HCl, serta pengencerannya.
Dalam pembuatan larutan tidak boleh dilakukan sembarangan. Jika salah sedikit,
praktikum akan menimbulkan bahaya untuk praktikan. Salah satu aspek penting dalam
pembuatan larutan adalah kosentrasi larutan. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan
sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat
dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya.

B. Tujuan
Tujuan percobaan praktikum ini yaitu:
1. Membuat larutan NaOH,dan mengencerkan HCl.
2. Melakukan prosedur Titrasi asam basa dengan benar.
3. Menghitung konsentrasi larutan dengan beberapa satuan.

Kimia Dasar PAGE 3


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Larutan didefinisikan sebagai zat homogen yang merupakan campuran dari dua komponen
atau lebih, yang dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan gas dibuat dengan
mencampurkan satu gas dalam gas lainnya. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan,
atau padatan dalam suatu cairan. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu
komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen.
Komposisi dan sifat fase suatu larutan berbeda dengan air murni. Larutan merupakan
campuran yang terdiri dari dua bahan. Larutan terbagi menjadi larutan  homogen dan larutan
heterogen. Larutan homogen mempunyai  sifat-sifat yang sama  di seluruh cairan, sedangkan
larutan heterogen merupakan campuran dua fase dan memiliki sifat-sifat yang tidak seragam.
Unsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut.
Komponen yang jumlahnya lebih sedikit dinamakan zat terlarut. Larutan yang menggunakan air
sebagai pelarut dinamakan larutan dalam air atau aqueous. Larutan yang mengandung zat terlarut
dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat terlarut sedikit, larutan tersebut
dinamakan larutan encer. Istilah larutan biasanya mengandung arti pelarut cair dengan cairan,
padatan, atau gas sebagai zat terlarut. Larutan dapat pula berbentuk padat dan gas. Karena
molekul-molekul gas terpisah jauh, molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak,
semua campuran gas adalah larutan.
Konsentrasi larutan menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut/larutan.
Sehingga setiap sistem konsentrasi harus menyatakan satuan yang digunakan untuk zat terlarut,
kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan, dan satuan yang digunakan untuk
kuantitas kedua. Satuan konsentrasi yang kuantitas terlarut dan larutannya diukur berdasarkan
massa dinamakan persen massa/massa. Satuan konsentrasi yang kuantitasnya dinyatakan dalam
satuan volume disebut persen volume/volume. Masih ada kemungkinan lain yaitu campuran
satuan massa dan volume. Misalnya jika zat terlarut diukur berdasarkan massa dan kuantitas
larutan berdasarkan volume, dapat digunakan istilah persen massa/volume. Jika konsentrasi 
larutan diberikan berdasarkan persen tanpa penjelasan lebih lanjut mengenai massa/massa,
volume/volume, massa/volume, maka yang dimaksud adalah persen massa.
            Konsentrasi dari suatu larutan menunjukkan berapa banyak jumlah suatu zat terlarut
dalam larutan tersebut. Nilai dari konsentrasi suatu larutan dapat dinyatakan dalam beberapa

Kimia Dasar PAGE 4


satuan, antara lain: molaritas, normalitas, persen berat, persen volume, fraksi mol, bagian per
sejuta (ppm). Molaritas menyatakan banyaknya jumlah mol suatu zat terlarut per liter satuan,
sedangkan normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut yang ada dalam setiap liter
larutan. Persen berat menyatakan banyaknya zat terlarut (dalam satuan gram). Molaritas,
normalitas, persen berat, persen volume dapat dinyatakan seperti:
1. Molaritas
Pada peristiwa pengenceran jumlah mol zat terlarut tetap sehingga berlaku rumus:
V1 . M1 = V2 . M2
Keterangan:
V1  = Volume sebelum pengenceran
V2  = Volume setelah pengenceran
M1 = Molaritas sebelum pengenceran
M2 = Molaritas setelah pengenceran
2. Normalitas
     Pada normalitas berlaku rumus:
N1 . V1 = N2 . V2

Kimia Dasar PAGE 5


BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Pembuatan Larutan
 Alat-alat Praktikum
 Gelas kimia 100 ml
 Labu ukur 50 ml
 Batang Pengaduk
 Spatula
 Timbangan analitik
 Corong
 Aquades
 NaOH
Pengenceran Larutan
 Labu ukur 50 mL
 Pipet ukur 10 mL
 Ball Pipet
 Pipet Tetes
 Aquades
 HCl 2 M
Titrasi Asam Basa
 Erlenmeyer
 Buret
 Gelas piala
 Labu takar
 Pipet gondok
 HCl 0.1 M
 NaOH 0.1 M
 Indikator PP

B. Prosedur

Pembuatan Larutan
 Dihitung jumlah massa NaOH yang dibutuhkan saat konsentrasi 0,75 M dan 0,5 M.

Kimia Dasar PAGE 6


 Ditimbang massa NaOH yang telah didapatkan dari perhitungan tersebut dengan timbangan
analitikdan NaOH berada dalam gelas kimia.
 Dimasukkan air dalam gelas kimia untuk melarutkan NaOH, kemudian diaduk dengan
batang pengaduk.
 Dituangkan larutan NaOH yang sudah jadi ini ke dalam labu ukur yang telah diberi label.
 Ditambahkan aquades sampai volumenya 50 ml dan gunakan pipet tetes jika volumenya
masih kurang dari 50 ml.
Pengenceran HCl
1) Siapkan labu ukur 100 ml dan bilas 2 X dengan aquadest.
2) Pipet larutan NaOH sebanyak sesuai yang telah Saudara hitung pada perhitungan di atas.
3) Masukkan alikuot ke dalam labu ukur yang telah disiapkan dan tambahkan aquadest ke
dalamnya sebanyak 50 ml, dan gojog secara perlahan dengan posisi tutup labu di bawah.
4) Tambahkan aquadest lagi sampai batas tanda pada labu dan gojog kembali secara perlahan.
Titrasi Asam Basa

a) Ambillah 10 mL NaOH dengan pipet volumetrik, lalu pindahkan ke dalam labu


erlemeyer.
b) Tambahkan 2 tetes indikator Fenolftalein ke dalam labu erlemeyer tersebut.
c) Siapkan Buret, Statif, dan Klem.
d) Isi Buret dengan larutan HCl tepat sampai garis 0 dengan bantuan corong.
e) Buka kran Buret secara perlahan sehingga HCl mengalir tepat ke dalam labu
erlemeyer. Selama penambahan NaOH, goyangkan labu erlemeyer
agar NaOH tercampur dengan larutan. Amati perubahan warna larutan yang terjadi.

Kimia Dasar PAGE 7


C. Diagram Alir
Pembuatan Larutan NaOH

Hitung konsentrasi
NaOH yang akan Homogenkan
dibuat

Timbang ... gram


padatan NaOH
Tepatkan hingga
dengan Neraca
tanda batas
Analitik di beaker
glass

Tambahkan aquades Pindahkan ke dalam


secukupnya dan labu ukur 50 ml
larutkan dengan dengan corong dan
batang pengaduk bilas beaker glass

Pengenceran HCl

Ambil HCl 2 M
Hitung volume Masukkan ke
sebanyak ... ml
HCl yang akan dalam Labu Ukur
dengan bantuan
diencerkan 50 ml
pipet ukur

Isi labu ukur


dengan akuades
Homogenkan
hingga tepat
tanda batas

Kimia Dasar PAGE 8


Titrasi Asam Basa

Siapkan Titrant yakin Siapkan 3 Titrat yakni


HCl masukkan ke NaOH ke dalam labu Tambahkan indikator
dalam buret yang telah erlenmeyer sebanyak PP sebanyak 2 tetes
dibilas sebanyak 50 ml masing masing 10 ml

Titrasi NaOH dengan


Hitung konsentrasi
HCl hingga terjadi Lakukan Triplo
yang didapat
perubahan warna

Kimia Dasar PAGE 9


Bab IV Hasil Pengamatan
Pembuatan Larutan NaOH 0.1 M

Massa NaOH target

gr 1000 gr 1000 0.1


M= x ↔ 0.1 = x ↔ 0.1 = 0.5 gr ↔ gr =
Mr V 40 50 0.5
Massa NaOH yang harus ditimbang = 0.2 gram

Massa NaOH aktual = 0.2 gram

Pengenceran HCl 2 M menjadi 0.1 M sebanyak 50 ml

Volume Target
50 .0.1
V1 . M1 = V2 . M2 ↔ V1 . 2 = 50 . 0.1 ↔ V1 = V1 = 2.5 mL
2
Volume Aktual = 2.5 mL

Titrasi

V. HCl Buret V.HCl pada Buret


Percobaan V. NaOH V. HCl
awal Akhir
1 10 mL 7 mL 16.8 mL 9.8 mL

2 10 mL 16.8 mL 26.9 mL 10.1 mL

3 10 mL 26.9 mL 36.8 mL 9.9 mL

Warna larutan NaOH akan berubah menjadi tidak berwarna atau bening yang menandai
tercapainya titik akhir titrasi.

Volume HCl Rata-Rata

V 1+V 2+V 3 9.8+10.1+9.9 29.8


V Rata-Rata = = = = 9.93 mL
3 3 3

Kimia Dasar PAGE 10


Bab V Pembahasan
Dalam praktikum ini, ada tiga percobaan yang dilakukan. Percobaan 1 adalah
pengenceram HCl. Percobaan 2 adalah pembuatan NaOH. Sedangkan percobaan 3 adalah Titrasi
Asam Basa. Berikut ini adalah uraian dari ketiga percobaan.
Pada percobaan ini menggunakan padatan NaOH. Kemudian dilakukan perhitungan
dengan menggunakan rumus konsentrasi molaritas, sehingga didapatkan massa NaOH 0,1 M
diperoleh 0.2 gram di buat dengan melarutkannya ke dalam aquadest.
Pada saat pelarutan zat tersebut, larutan harus diaduk sampai larut agar larutan dapat
terlarut sempurna membentuk suatu larutan homogen. Berdasarkan kecepatan pelarutan.
Semakin luas permukaan bidang sentuh partikel, maka frekuensi tumbukan akan semakin tinggi
sehingga reaksi dapat berlangsung dengan cepat. Begitu juga apabila semakin kecil luas
permukaan bidang sentuh partikel, maka  semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel ,
sehingga reaksi akan berlangsung lambat. Karakteristik keping yang direaksikan juga turut
berpengaruh, yaitu semakin halus keping itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi, sedangkan semakin besar keping itu maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk
bereaksi.
Dalam proses pembuatan larutan NaOH dengan menambahkan aquadest ke dalam gelas
kimia terjadi reaksi eksoterm ialah reaksi yang melepaskan kalor atau menghasilkan energi
temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat-zat yang bersangkutan
akan turun ketika energi kinetiknya naik. Setelah dibantu dengan pengadukan agar padatan
NaOH bisa terlarut sempurna lalu pindahkan ke dalam labu ukur 50 ml. Kemudian tepatkan
hingga tanda batas dan terakhir homogenkan.
Rumus sederhana pengenceran adalah M1.V1 = M2.V2. Dimana M1 adalah Molaritas
larutan sebelum pelarutan, V1 adalah Volume larutan sebelum pelarutan, M2 adalah Molaritas
larutan sesudah pelarutan, dan V2 adalah Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan. Larutan-
larutan yang tersedia di dalam laboratorium umumnya dalam bentuk pekat. Untuk memperoleh
larutan yang konsentrasinya lebih rendah biasanya dilakukan pengenceran. Pengenceran
dilakukan dengan menambahkan aquades ke dalam larutan yang pekat. Penambahan aquades ini
mengakibatkan konsentrasi berubah dan volume diperbesar tetapi jumlah mol zat terlarut tetap. 
Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa dengan jalan
menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest dalam jumlah tertentu.
Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau
tingkat konsentrasi dari senyawa yang dilarutkan/diencerkan. Zat-zat yang didalam jumlah yang
relative besar disebut pelarut.

Pada percobaan Titrasi NaOH 0,1 M dengan larutan HCL dilakukan dalam tiga kali dengan
proses. Larutan NaOH dituangkan ke dalam Erlenmeyer dan ditetesi dengan indikator
penolphetalein sebanyak 2 tetes. Setelah itu larutan NaOH diletakkan di bawah buret dan ditetesi
dengan larutan HCl yang ada didalam buret setetes demi setetes, erlenmeyer sambil digoyang-
goyang hingga larutan NaOH yang semula berwarna ping berubah menjadi laturan bening.

Kimia Dasar PAGE 11


Apabila larutan NaOH sudah berubah warna menjadi bening, maka cepat tutup kran pada buret
supaya larutan dalam buret tidak keluar lagi. Step tersebut dilakukan sebanyak tiga kali atau
disebut dengan triplo. Dari tiga kali titrasi tersebut didapatkan hasil pertama sebanyak 9.8 ml,
kedua 10.1 ml dan ketiga 9.9 ml. Perbedaan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa factor
diantaranya ketidak tepatan dalam menambahkan NaOH sebanyak 10 ml pada Erlenmeyer, tidak
tercampurnya larutan NaoH dengan HCl bisa jadi karena menempel pada leher Erlenmeyer dan
lain lain. Namun hasil tersebut masih tidak terlalu jauh.
Langkah selanjutnya ialah pembuktian hasil titrasi benar dengan menghitung Molaritas (M)
larutan HCl  dengan rumus :

               Jadi, nilai rata-rata Molaritas (M) larutan HCl ialah 0,14  M

Kimia Dasar PAGE 12


BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.  Pada proses pembuatan larutan H2SO4 dan NaOH ter7jadi reaksi eksoterm, yaitu
perpindahan panas dari sistem ke lingkungan
2.   Konsentrasi H2SO4 pekat hasil percobaan adalah 0,408
3.   Konsentrasi larutan NaOH dari percobaan adalah 0,15 M
4.   Konsentrasi pengenceran larutan adalah 4 x 10-2 M
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dari percobaan ini adalah diharapkan praktikan dapat lebih
cekatan dalam mempersiapkan alat untuk percobaan dan dapat menguasai prosedur kerja dari
percobaan dengan baik agar percobaan lancar dan selesai tepat waktu.

Kimia Dasar PAGE 13


DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W, dkk. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.
Oxtoby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern.Jilid I. Jakarta : Erlangga.
Achmadi, Suminar. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Bina Rupa Aksara.
Sastrojamidjojo, Harjono. 2005. Kimia Dasar. Jakarta : Gajah Mada Press.
Schaum. 1998. Kimia Dasar Seri Schaum. Jakarta : ITB.
Wafii,Yasha.2013.PraktikumPembuatanLarutan.http://myselfyasha.blogspot.com/2013/01/
praktikum-pembuatan-larutan.html

Kimia Dasar PAGE 14

Anda mungkin juga menyukai