ACARA 4
“PEMBUATAN LARUTAN”
Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Mawar Ruliana (V4022024)
2. Nova Novia Firdaus (V4022026)
3. Qais Syaifuddin Zayyan (V4022028)
4. Shevira Rizky syaputri (V4022034)
5. Yulianti Nurjanah (V4022038)
6. Zulkieflimansyah (V4022037)
SEKOLAH VOKASI
SURAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1. Dasar Teori
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah
medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan
konsentrasi (kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalamtiap liter lerutan, atau jumlah mmol
zat terlarut dalam ml larutan. Molaritas atau kemolaran dapat diturunkan
melalui proses pengenceran dengan konsekuensi akan terjadi perubahan
volume larutan. Proses pengenceran dilakukan dengan cara menambah air
murni (aquades) ke dalam larutan sehingga didapat kemolaran yang diinginkan
(Wulandari dan Yulkifli, 2018).
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik
pelarutan. Tentang kedua teknik ini beberapa hal harus diperhatikan seperti
diuraikan berikut ini. Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang
akan diukur dan disiapkan didalam gelas kimia. Teknik pengenceran dari
larutan kurang pekat menjadi larutan yang lebih encer lebih mudah dilakukan
dan tidak diperlukan diruang asam (Mulyono, 2005).
2. Teori Bahan
a. Pembuatan larutan (Molaritas)
Beberapa bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan
diantara Natrium Klorida (NaCl) dikenal dengan garam dapur atau halit.
Kalium permanganat (KMnO4) adalah suatu senyawa kimia anorganik dan
obat-obatan, sebagai obat senyawa ini digunakan untuk membersihkan luka
dan dermatitis. Kalium iodida (KI) adalah suatu senyawa kimia, obat-obatan,
dan suplemen makanan. Adapun aquades merupakan air hasil penyulingan
yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
Aquades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Aquades
biasa digunakan untuk membersihkan alat- alat laboratorium dari zat pengotor
(Petrucci, 2008).
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
Berdasarkan dari pratikum pembuatan larutan dapat disimpulkan bahwa
larutan merupakan sesuatu penting bagi manusia dan makhluk hidup umumnya.
Reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat bukan antara zat murni.
Pengenceran larutan umumnya menambahkan larutan saja, jumlah mol zat terlarut
sebelum sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Teknik
pengenceran melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan.
Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan menambahakan aquades sesuai
dengan volume yang dibutuhkan, dalam praktikum ini adalah 100ml aquades.
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi
(kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran menyatakan jumlah
mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau jumlah mol zat terlarut dalam ml
larutan. Molaritas atau kemolaran dapat diturunkan melalui proses pengenceran
dengan konsekuensi akan terjadi perubahan volume larutan. Cara dalam
menentukan konsentrasi pada pengenceran yaitu dengan menghitung molaritas
awal dengan molaritas akhir dan volume awal dengan volume akhir. Sehingga
dapat di ketahui kepekatan dalam suatu larutan sebelum dan sesudah di hitung
yang di mana telah di tentukan konsentrasinya.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Pengenceran
Pengenceran HCL 6M → 1M
25× 1 25 V1 × M1 = V2 × M2
¿ ¿ =¿
6 6
V1 × 6 = 25 × 1
V1
V1 4,16 mL
Perhitungan Moralitas
gr 1000
M= ×
mr 100
gr 1000
0,2= ×
58,5 100
11, 7
=gr 0,45 × 58,5 = gr × 10
10
gr 1000
M= × 26,3 = gr × 10
mr 100
gr 1000
0,45= ×
58,5 100
26,3 2,63 = gr
=g r
10
0,2 × 58,5 = gr × 10
11,7 = gr × 10
1,17 = gr
Yulkifli dan Wulandari. 2018. Studi Awal Rancang Bangun Colorimeter Sebagai
Pendeteksi. Jurnal Pillar of Physics. Vol(11): Hal 2.