Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

ACARA 4
“PEMBUATAN LARUTAN”

Disusun Oleh :
Kelompok 4
1. Mawar Ruliana (V4022024)
2. Nova Novia Firdaus (V4022026)
3. Qais Syaifuddin Zayyan (V4022028)
4. Shevira Rizky syaputri (V4022034)
5. Yulianti Nurjanah (V4022038)
6. Zulkieflimansyah (V4022037)

PRODI D-III TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN PSDKU

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Semua proses kimia berlangsung dalam larutan penting untuk memahai
sifat – sifatnya. Larutan merupakan sesuatu penting bagi manusia dan
makhluk hidup umumnya. Reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat,
bukannya antara zat murni. Reaksi kimia yang dikenal, di laboratarium
maupun di industri terjadi di larutan. Larutan merupakan fase homogen
mengandung lebih dari satu komponen. Solvent atau pelarut merupakan
komponen dalam jumlah besar sedangkan solute atau zat terlarut
komponennya lebih sedikit. Konsentrasi arutan didefinisikan jumlah solute
yang adapada pelarut. Konsetrasi dinyatakan beberapa cara, antara lain
Molaritas, Molalitas, Normalitas, ppm dan sebagainya (Puspita, 2013)
Konsentrasi merupakan kuantitas relatif suatu zat tertentu dalam larutan.
Faktor penting menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung.
Menyatakan banyaknya zat terlarut terdapat dalam suatu pelarut atau larutan.
Larutan mengandung sebagian besar solute relatif terhadap pelarut, berarti
larutan konsentrasinya tinggi atau pekat sedangkan bila mengandung sedikit
solute, maka konsentrasinya rendah atau encer (Puspita, 2013)
Pengenceran umumnya menambahkan larutan saja, jumlah mol zat terlarut
sebelum sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran.
Pengenceran termasuk dalam hal dasar yang harus diketahui sebelum
melakukan pratikum. Pada kenyataanya banyak yang belum sempurna
melakukan pengenceran larutan (Sinaga, 2019) maka dari itu pratikum kali ini
membuat larutapengenceran dan amolaritas dengan benar.
1.2 Tujuan
1. Mampu mengetahui cara pembuatan larutan dan perhitungannya
2. Mampu mengetahui perbedaan pembuatan larutan pengenceran dan
molaritas
TINJAUAN PUSTAKA

1. Dasar Teori
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah
medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan
konsentrasi (kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran
menyatakan jumlah mol zat terlarut dalamtiap liter lerutan, atau jumlah mmol
zat terlarut dalam ml larutan. Molaritas atau kemolaran dapat diturunkan
melalui proses pengenceran dengan konsekuensi akan terjadi perubahan
volume larutan. Proses pengenceran dilakukan dengan cara menambah air
murni (aquades) ke dalam larutan sehingga didapat kemolaran yang diinginkan
(Wulandari dan Yulkifli, 2018).
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)
dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih
besar. Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik
pelarutan. Tentang kedua teknik ini beberapa hal harus diperhatikan seperti
diuraikan berikut ini. Hitung volume cairan pekat dan volume aquades yang
akan diukur dan disiapkan didalam gelas kimia. Teknik pengenceran dari
larutan kurang pekat menjadi larutan yang lebih encer lebih mudah dilakukan
dan tidak diperlukan diruang asam (Mulyono, 2005).

2. Teori Bahan
a. Pembuatan larutan (Molaritas)
Beberapa bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan
diantara Natrium Klorida (NaCl) dikenal dengan garam dapur atau halit.
Kalium permanganat (KMnO4) adalah suatu senyawa kimia anorganik dan
obat-obatan, sebagai obat senyawa ini digunakan untuk membersihkan luka
dan dermatitis. Kalium iodida (KI) adalah suatu senyawa kimia, obat-obatan,
dan suplemen makanan. Adapun aquades merupakan air hasil penyulingan
yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga bersifat murni dalam laboratorium.
Aquades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Aquades
biasa digunakan untuk membersihkan alat- alat laboratorium dari zat pengotor
(Petrucci, 2008).

b. Pembuatan larutan (Pengenceran)


Bahan yang digunakan dalam praktikum pembuatan larutan (pengenceran)
yaitu:
a. Pembuatan larutan molaritas Natrium Klorida (NaCl) dikenal dengan garam
dapur atau halit. Kalium permanganat (KMnO4) adalah suatu senyawa
kimia anorganik dan obat-obatan, sebagai obat senyawa ini digunakan untuk
membersihkan luka dan dermatitis. Natrium Hidroksida (NaOH) atau
terkadang disebut soda api merupakan senyawa kimia dengan alkali tinggi.
Asam sulfat (H2SO4) merupakan asam mineral anorganik yang kuat, zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam klorida (HCl) adalah
larutan akuatik dari gas hidrogen klorida. Adapun aquades merupakan air
hasil penyulingan yang bebas dari zat-zat pengotor sehingga bersifat murni
dalam laboratorium. Aquades berwarna bening, tidak berbau, dan tidak
memiliki rasa. Aquades biasa digunakan untuk membersihkan alat- alat
laboratorium dari zat pengotor (Petrucci, 2008).

BAB III METODOLOGI


3.1 A. Alat pratikum pada acara 4a
1. Gelas ukur
2. Geles beaker
3. Labu takar
4. Pipet tetes
5. Batang pengaduk
6. Tissue
B. Alat pratikum pada acara 4b
1. Gelas ukur
2. Gelas beaker
3. Labu takar
4. Pipet tetes
5. Batang pengaduk
6. Tissue
3.2 A. Bahan pratikun pada acara 4a
1. Aquadest
2. NaCl
3. KMnO4
4. KI
B. Bahan pratikum pada acara 4b
1, Aquadest
2. HCL
3. KMnO4
4. NaOH
5. NaCL
3.3 A. Cara kerja pada pratikum acara 4a
1. Penyiapan bahan kimia yang dibutuhkan.
2. Penghitungan berat bahan (gr) yang dibutuhkan unutk membuat beberapa
konsentrasi.

3. Timbang masing masing berat (gr) sampel.


4. Tambahkan aquadest sesuai dengan volume yang telah ditentukan.
B. Cara kerja pada pratikum pada acara 4b
1. Penghitungan larutan NaCl yang diperlukan sebanyak 100 ml.
2. 100 ml NaCl dimasukkan kedalam lanu ukur.
3. Penambahan aquadest samapi tanda tetra.

PEMBAHASAN

Bahan Vol yang Konsentras Konsentrasi Vol yang Berat


Kimia dibuat i yang Bahan (M1) dibutuhkan Moleku
(V2) dibuat (V1) l (Mr)
(M2)

HCl 25 mL 1M 6M 4,16 mL 36,5

Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Pengenceran

Berdasarkan Tabel 4.1 pengenceran larutan menggunakan bahan HCl dari


konsentrasi 6 M dengan volume yang dibutuhkan melalui perhitungan yaitu
4,16 mL menjadi konsentrasi yang dibuat 1 M dengan volume 25 mL,
dengan Mr HCl yaitu 36,5. Pengenceran larutan adalah proses penurunan
konsentrasi larutan dengan penambahan zat pelarut seperti aquades ke dalam
larutan yang pekat untuk menurunkan konsentrasi larutan dari yang semula
pekat menjadi lebih encer guna keperluan didalam laboratorium. Pengenceran
pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat
terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran
sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat
terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah
pengenceran. Apabila konsentrasi larutan dinyatakan dalam skala volumetrik,
jumlah solute yang terdapat dalam larutan pada volume tertentu akan setara
dengan hasil kali volume dan konsentrasi (Langitasari, 2016).

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Molaritas

Bahan Kimia Mr Konsentrasi (M) Volume (mL) Berat (gr)

NaCl 58,5 0,2 M dan 0,45 100 mL 1,17 gr dan


M 2,63 gr

Berdasarkan Tabel 4.2 perhitungan molaritas pada suatu larutan dengan


bahan NaCl memiliki Mr 58,5, konsentrasi 0,2 M dan 0,45 M dalam volume
masing-masing 100 mL sehingga memiliki berat 1,17 gr dan 2,63 gr.

Molaritas dalam konsentrasi larutan dikenal dengan istilah konsentrasi


molar. Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi volume total
larutan dalam satuan liter, sehingga satuan molaritas adalah mol per liter.
Satuan mol L ini diberi simbol M (huruf besar M). Molaritas digunakan untuk
mendapatkan konsentrasi larutan secara kuantitatif (Abdul Kadir, 2006).

KESIMPULAN
Berdasarkan dari pratikum pembuatan larutan dapat disimpulkan bahwa
larutan merupakan sesuatu penting bagi manusia dan makhluk hidup umumnya.
Reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat bukan antara zat murni.
Pengenceran larutan umumnya menambahkan larutan saja, jumlah mol zat terlarut
sebelum sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Teknik
pengenceran melibatkan teknik pengukuran volume dan teknik pelarutan.
Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan menambahakan aquades sesuai
dengan volume yang dibutuhkan, dalam praktikum ini adalah 100ml aquades.
Molaritas atau kemolaran adalah salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi
(kepekatan) larutan yang dinyatakan sebagai M. Kemolaran menyatakan jumlah
mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau jumlah mol zat terlarut dalam ml
larutan. Molaritas atau kemolaran dapat diturunkan melalui proses pengenceran
dengan konsekuensi akan terjadi perubahan volume larutan. Cara dalam
menentukan konsentrasi pada pengenceran yaitu dengan menghitung molaritas
awal dengan molaritas akhir dan volume awal dengan volume akhir. Sehingga
dapat di ketahui kepekatan dalam suatu larutan sebelum dan sesudah di hitung
yang di mana telah di tentukan konsentrasinya.

LAMPIRAN PERHITUNGAN
Perhitungan Pengenceran

Pengenceran HCL 6M → 1M

25× 1 25 V1 × M1 = V2 × M2
¿ ¿ =¿
6 6
V1 × 6 = 25 × 1
V1

V1 4,16 mL

Table Perhitungan 4a Pengenceran

Perhitungan Moralitas

0,2 M 100 ML 0,45 M 100 ML

gr 1000
M= ×
mr 100
gr 1000
0,2= ×
58,5 100
11, 7
=gr 0,45 × 58,5 = gr × 10
10
gr 1000
M= × 26,3 = gr × 10
mr 100
gr 1000
0,45= ×
58,5 100
26,3 2,63 = gr
=g r
10
0,2 × 58,5 = gr × 10

11,7 = gr × 10

1,17 = gr

Table perhitungan 4b Molaritas


LAPORAN GAMBAR
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. 2006. Energi Sumberdaya Inovasi Tenaga Listrik dan Potensi
Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta. Universitas Indonesia

Langitasari I. 2016. Analisis Kemampuan Awal Multi Level Representasi


Mahasiswa Tingkat I pada Konsep Reaksi Redoks. Jurnal Kimia dan
Pendidikan. 1: 14–24. Edu Chemia

Baroroh, Umi L. U. 2004 . Diktat Kimia Dasar I. Banjarbaru: Universitas


Lambung Mangkurat.

Mulyono. 2005. Membuat Reagen Kimia Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.

Yulkifli dan Wulandari. 2018. Studi Awal Rancang Bangun Colorimeter Sebagai
Pendeteksi. Jurnal Pillar of Physics. Vol(11): Hal 2.

Anda mungkin juga menyukai