PENDAHULUAN
4.2 Pembahasan
Pengenceran merupakan salah satu prosedur yang melibatkan pembuatan
larutan yang lebih encer dari larutan yang lebih pekat, proses ini dilakukan dengan
menambahkan sejumlah pelarut pada larutan yang telah ada, yang memiliki
volume dan konsentrasi tertentu. Tujuan atau fungsi utama dari pengenceran
adalah untuk mengurangi konsentrasi zat terlarut dalam larutan, sehingga
menciptakan larutan yang lebih encer. Proses pengenceran sering digunakan
dalam berbagai bidang seperti kimia analitik, biokimia, dan industri untuk
menyiapkan larutan dengan konsentrasi yang tepat untuk keperluan pengujian,
reaksi kimia, atau aplikasi lainnya. Pemahaman tentang prinsip pengenceran
dapat menghasilkan larutan dengan konsistensi dan akurasi yang diinginkan untuk
keberhasilan percobaan atau proses yang dilakukan (Hikmayanti and Utami.,
2019).
Natrium hidroksida (NaOH) adalah senyawa basa kuat yang penting dalam
kimia, senyawa ini berbentuk padatan putih yang larut dalam air dan membentuk
larutan alkalis yang sangat basa. Sifat higroskopisnya membuat NaOH rentan
terhadap penyerapan kelembaban dari udara, hal ini menyebabkan NaOH
seringkali menjadi lengket dan cair jika tidak disimpan dengan benar dalam
wadah tertutup rapat. Natrium hidroksida juga sensitif terhadap karbon dioksida
dalam udara. Interaksi dengan CO2 dapat menghasilkan natrium karbonat
(Na2CO3) melalui reaksi yang berlangsung dengan cepat (Jayanti et al., 2022).
Natrium sulfat (Na2SO4) adalah senyawa yang diperoleh dari reaksi antara
asam sulfur (H2SO4) dan sulfat (NaCl). Proses pembentukannya melibatkan
interaksi antara asam sulfur yang merupakan asam kuat juga dikenal dengan sifat
korosifnya, sedangkan sulfat suatu garam yang mengandung ion sulfat (SO 42-).
Reaksi ini menghasilkan natrium sulfat (Na2SO4), suatu senyawa anorganik yang
larut dalam air sehingga dimanfaatkan dalam berbagai proses pembuatan sabun,
shampo, detergen. Natrium sulfat (Na2SO4) apabila digunakan dalam konsentrasi
yang melebihi 4%, dapat menimbulkan efek iritasi pada kulit serta menimbulkan
sensasi gatal yang tidak nyaman. Fenomena ini disebabkan oleh sifat kimia dari
senyawa tersebut yang dapat mengganggu keseimbangan pH kulit dan
menyebabkan reaksi iritasi pada beberapa orang (Aryani and Puspitasari., 2023).
Faktor pengenceran sering disebut sebagai rasio pengenceran, adalah
parameter penting yang mengacu pada perbandingan antara volume akhir dan
volume awal dari suatu larutan setelah proses pengenceran dilakukan. Volume
akhir adalah jumlah total larutan setelah penambahan pelarut, sementara volume
awal adalah volume asli dari larutan sebelum proses pengenceran dimulai. Faktor
ini penting karena menentukan seberapa besar larutan akan diencerkan dan berapa
banyak pelarut yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi yang diinginkan.
Prinsip faktor pengenceran yaitu apabila 1:20 berarti bahwa volume akhir larutan
akan menjadi 20 kali lebih besar dari volume awal setelah penambahan pelarut
(Soesetyaningsih and Azizah., 2019).
BAB V. KESIMPULAN
Aryani, R. and Puspitasari, D. R., 2023. Prarancangan Pabrik Sodium Sulfat dari
Sodium Klorida dan Asam Sulfat dengan Proses Mannheim Kapasitas
70.000 Ton/Tahun. Jurnal Tugas Akhir Teknik Kimia, 6(1), pp. 53-58.
Hikmayanti, M. and Utami, L., 2019. Analisis Kemampuan Multiple Representasi
Siswa Kelas XI MAN 1 Pekanbaru pada Materi Titrasi Asam Basa. Jurnal
Riset Pendidikan Kimia (JRPK), 9(1), pp. 52-57.
Jayanti, R. T., Ramzi, A. A. F. and Alfitra, M. H., 2022. Karakterisasi Kelarutan
Silika dari Fly Ash Kelapa Sawit dalam Larutan Basa Kuat (NaOH) dan
Asam Lemah (C6H8O7). Equilibrium Journal of Chemical Engineering,
6(2), pp. 98-104.
Othman, Z. S., Koketsu, M. A. M. O. R. U., Abd Karim, N. H., Irwan Zubairi, S.
and Hassan, N., 2019. Interaction Study of Binary Solvent Systems Ionic
Liquid and Deep Eutectic Solvent With Rotenone. Sains Malays Journal,
47(7), pp. 1473-1482.
Pradana, M. S. and Rohmah, A. M., 2019. Pemodelan Kadar Air pada Sifat Fisik
Stabilisasi Tanah Gambut. Journal Of Mathematics and Mathematics
Education, 8(1), pp. 56-67.
Roni, K. A. And Herawati, N., 2020. Kimia Fisika I. Palembang : Raraf Press
UIN Raden Fatah Palembang.
Soesetyaningsih, E. and Azizah, A., 2020. Akurasi Perhitungan Bakteri pada
Daging Sapi Menggunakan Metode Hitung Cawan. Berkala Sainstek, 8(3),
pp. 75-79.
Uliyandari, M. M. and Primairyani, A., 2023. Pengembangan Media Praktikum
BSD (Basic Solution Dilution) Berbasis Android Menggunakan Teknologi
AI (Artificial Intelligence) pada Materi Pengenceran Larutan. Alotrop,
7(2), pp. 23-33.
C. Dokumentasi