Makalah
Di Susun Oleh:.
Andriyan Lestari 2021010048
Kelas : Agribisnis A
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA 2021
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan larutan dan pengenceran.
Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam laboratorium. Untuk menyatakan
kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya.
Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah molaritas, normalitas,
persen berat, persen volume, atau sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu larutan maka
dilakukan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu melalui praktikum ini mahasiswa
juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan dan pelarut, serta tingkat bahaya dari
masing masing larutan.
Sangat penting bagi mahasiswa untuk mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan
sebab pembuatan dan pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam praktikum Aplikasi
Teknologi Laboratorium, juga pada kenyataannya tidak semua mahasiwa mampu serta menguasai cara
untuk membuat suatu lalrutan dan cara melakukan pengenceran yang baik. Berdasarkan hal di atas
maka dilakukan praktikum mengenai pembuatan larutan dan pengenceran agar praktikan mengerti cara
membuat suatu larutan dan mengencerkan larutan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. NaOH
Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida, adalah sejenis
basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air.
Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di
berbagai macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu
dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum
digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia
dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembab cair dan secara
spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan
panas ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua
cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas (Anonim,
2014).
B. Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau
lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan
gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan
cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain (Faizal, 2011).
konsentrasi larutan dalam kimia menurut Gunadarma (2011), dinyatakan sebagai berikut
1) Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan.
2) Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N= gr ekivalen/liter larutan
3) Molalitas (m)
Molalritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilogram larutan.
m = gr/Mr
Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan suatu senyawa dalam larutan.
B. Pembuatan Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai
molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau
padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah
zat
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat
dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di
lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk
menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau
sebagainya (Faizal,2013).
Langkah-langkah dalam membuat larutan menurut Wahyuni (2012) adalah sebagai berikut.
1. Bacalah detil resep larutan yang ingin dibuat. Kalau ada yang perlu dihitung, siapkan perhitungan
dulu.
2. Kumpulkan bahan kimia yang akan dipakai dan letakkan dekat dengan timbangan digital.
3. Siapkan alat lain yang dibutuhkan (misalnya kertas, sendok, sarung tangan, tisu, beaker, dll)
5. Ketika semua bahan kimia diukur, kembalikan botol-botolnya ke rak, bersihkan alat timbangan serta
tempat sekelilingnya, dan bawalah beaker yang berisi bahan kimia ke meja kerja.
6. Tuangkan akuades yang secukupnya (kurang dari yang ditentukan pada resepnya) ke dalam beaker
dan letakkanlah stir bar dengan ukuran yang sesuai kedalamnya. Pakailah alat otomatik stirer dengan
kecepatan sedang untuk mengencerkan bahan kimia.
C. Pengenceran
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat
diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran
asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus
ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat,
panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit
(Brady, 2000).
Rumus sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah sebagai berikut :
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
- erlenmeyer
- labu ukur
- pipet
- pipet volume
- batang pengaduk
- timbangan analitik
- bulp
- lemari asam
- gelas kimia
- botol larutan
- NaOH
- HCL
- CH3COOH
- CH3COONa
- aquadest
- aluminium foil
- gula
C. Prosedur praktikum
Pembuatan larutan :
1. NaOH yang telah diketahui normalitas larutan yang ingin dibuat, dihitung berat bahannya untuk
menentukan volume pelarut yang ditambahkan.
3. Bahan dimasukkan ke dalam labu ukur dan ditambahkan aquadest hingga tanda tera.
Pengenceran larutan :
1. NaOH yang telah diketahui normalitas larutan dan volume larutan yang ingin dibuat, dihitung
volume awal sebelum diencerkan.