PERCOBAAN I
“PEMBUATAN PEREAKSI ”
OLEH :
KELOMPOK : II B
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, yang dilaksanakan pada :
atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas, serat atau radiasi mengion
pengukuran volume dan beratnya tidak harus menggunakan neraca analitik, tidak
gelas tertentu.
analitik dan pengukurannya harus dengan alat ukur kuantitatif. Reagen memiliki
atau dua zat membuat ,mengukur,atau membangun keberadaan reaksi kimia dan
campuran atau zat-zat yang berbeda yang akan membuat perubahan pada substrat
pada kondisi tertentu. Reagen yang dibuat juga ini biasanya digunakan sebagai
bahan uji, misalnya uji protein dan asam amino, pati atau karbohidrat,enzim serta
lipid dan lain-lain. Pembuatan pereaksi atau reagen ini adalah suatu hal yang
Tujuan yang dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan
2.1. Reagen/Larutan
Reagen atau sering disebut pereaksi adalah suatu zat yang berperan
dalam suatu reaksi kimia atau diterapkan untuk tujuan analisis. Istilah reagen juga
digunakan untuk menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk
sebuah analisis atau percobaan. Sebagai contoh sebuah reagen air tidak boleh
mengandung banyak ketidakmurnian seperti ion natrium, klorida atau bakteri dan
juga memiliki tahanan listrik yang tinggi. Penggolongan reagen terbagi menjadi
dua, yaitu :
a. Reagen padat adalah pereaksi yang berbentuk padatan atau serbuk, seperti
calcium carbonate.
b. Reagen cair adalah pereaksi yang berbentuk cairan, baik encer maupun
Jenis reagen yang akan didinginkan oleh cold storage adalah reagen cair.
Produk reagen ini mempunya komposisi didalam cairan tersebut adalah protein
dan enzim. Pada penyimpanannya produk reagen ini harus berada pada kisaran
suhu 2 – 8 oC. Apabila produk reagen ini berada pada batas atas suhu tersebut
maka akan merusak kandungan protein dan enzim yang ada pada produk reagen
ini, sehingga akan memperpendek umur dari kualitas produk tersebut. Kemudian
jika produk reagen ini berada pada batas bawah suhu tersebut, maka akan
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah
larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut.
Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute.
Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana
Daya larut suatu zat dalam zat lain, dipengaruhi oleh : Jenis zat pelarut,
jenis zat terlarut, temperatur, dan tekanan. Zat-zat dengan struktur kimia yang
mirip umumnya saling bercampur baik, sedang yang tidak biasanya sukar
bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna, air dan eter bercampur
sebagian, sedang air dan minyak tidak bercampur sama sekali (Sukardjo, 2002).
Zat terlarut dapat berupa zat padat, gas atau cair. Zat padat terlarut dalam
air misalnya gula dan garam. Gas terlarut dalam air misalnya amonia, karbon
dioksida, dan oksigen. Zat cair terlarut dalam air misalnya alkohol dan cuka.
% alkohol dengan 40 % air disebut larutan air dalam alkohol. Larutan 60 % gula
dengan 40 % air disebut larutan gula karena dalam larutan itu air terlihat tidak
yaitu : Persen berat : Bagian berat zat terlarut tiap 100 bagian berat larutan, persen
volum : bagian volume zat terlarut tiap 100 bagian volume larutan, bagian berat
zat terlarut tiap seberat tertentu pelarut, bagian berat zat terlarut tiap sebesar
tertentu larutan, molaritas (M) : Jumlah mol zat terlarut tiap liter larutan,
normalitas (N) : Jumlah grek zat terlarut tiap liter larutan, nolalitas (m) : Jumlah
mol zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut, fraksi mol (NA) : Jumlah mol zat
tertentu larutan. Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen) atau
ppm (part per million) = bpj (bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi larutan
dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau normal (N). (Gunawan, 2004)
Molar (M) larutan didasarkan pada jumlah mol kimia dalam 1 liter
larutan. Mol terdiri dari molekul atau atom 6.02x1023. Berat molekul (MW)
adalah berat satu mol kimia. Tentukan MW menggunakan tabel periodik dengan
menambahkan massa atom setiap atom dalam rumus kimia. Setelah berat molekul
dari suatu bahan kimia yang diketahui, berat kimia untuk larut dalam air untuk
campuran 17,3 gram kupri sulfat, 173 gram natrium sitrat, dan 100 gram natrium
karbonat dalam 100 gram air. Pemanasan karbohidrat pereduksi dengan pereaksi
Benedict akan terjadi perubahan warna dari biru, hijau, kuning kemerah– merahan
dan akhirnya terbentuk endapan merah bata kupro oksida apabila konsentrasi
karbohidrat pereduksi cukup tinggi. Seperti halnya pereaksi fehling, dalam reaksi
ini, karbohidrat pereduksi akan teroksidasi menjadi asam onat, sedangkan pereaksi
Benedict (sebagai Cu+) akan tereduksi menjadi kupro oksida. Jadi, dalam uji ini
(Sumardjo, 2008).
Pereaksi Fehling dan pereaksi Benedict yang terdiri dari kelompok Cu2+
dengan ion tartrat untuk pereaksi Fehling atau ion sitrat untuk perekasi Benedict,
Pereaksi tembaga berwarna biru tua. Jika pereakis ini bereaksi dengan
aldehida, terbentuk endapan Cu2O berwarna merah bata. Reaksi dengan pereaksi
Tollen atau Fehling mengubah ikatan C-H menjadi ikatan C-O. Aldehida
dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan jumlah atom karbon yang sama.
Karena keton tidak mempunyai hidrogen yang menempel pada atom karbon
karbonil, keton tidak dapat dioksidasi dengan pereaksi-pereaksi ini (Hart, 1990).
2.5 Larutan Pati
hidrolisis tersebut dikatalis oleh enzim dan asam. Asam yang biasa digunakan
adalah asam klorida dan asam sulat, sedang enzim yang digunakan dari golongan
Pati pada tumbuhan digunakan sebagai cadangan makanan yang terdapat pada
akar, biji atau batang. Pati tersusun dari butiran atau granula yang berjumlah
Pati adalah polimer karnohidat yang terbuat dari unit hidroglukosa yang
beriaktan seperti ikatan 1,4 glikosidik . pati terbagi menjadi dua yatiu amilosa dan
adanya α naftol. Secara teori turunan fulfural dibentul dari reaksi asam sulfur
menghasilkan warna ungu di tengah lapisan, dengan Pemanasan atau Pada suhu
rendah, warna ungu di yakini akibat dar reaksi α triphenilmetana antara napthol
Fungsi reagen ninhidrin adalah sebagai suatu oksidator sangat kuat yang
menghasilkan suatu aldehid dengan atom karbon kurang asam amino induknya.
Senyawa ini merupakan hidrat dari triketon siklik. Apabila senyawa ini bereaksi
dengan asam amino akan menghasilkan zat berwarna ungu (Hidayatullah, 2012).
Asam amino dapat diidentifikasi dengan berbagai reagen. Salah satu reagen
yang digunakan secara umum adalah ninhidrin. Ninhidrin adalah reagen yang
warna ungu/violet yang sama dengan warna semua asam amino (hanya prolin dan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu 9 april 2017 pukul 13.00-17.00
Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu labu takar 100 mL, labu
takar 25 mL, gelas kimia 50 mL, botol semprot, kaca arloji, pipet tetes, pipet
besi(III) klorida, HCl pekat, resorsinol 0,5%, HCl 6 M, kristal Cu(II) asetat, asam
asetat 1%, asam asetat glasial, natrium metabisulfit, p-rosanilin HCl, AgNO3,
NaOH, ammonia encer, asam sulfat encer, natrium kalium tartarat, natrium sitrat,
natrium karbonat anhidrat, CuSO4 hidrat, ninhidrin, HgSO4, asam sulfat pekat,
NaNO2, pati/kanji, HgI, Na-asetat, KI, I2, natrium karbonat anhidrat, natrium
dengan alkohol dalam gelas kimia dan dimasukkan ke dalam labu takar 100
labu takar 10 mL kemudian dilarutkan dengan sedikit HCl pekat dan larutan
dengan HCl 6 M.
asam asetat 1% dalam gelas kimia, kemudian dimasukkan dalam labu takar
100 mL, dan ditambahkan asam asetat 1% sampai batas tera, lalu
dihomogenkan.
tera.
3.3.7. Pereaksi Fehling
a. Pereaksi Fehling A
sedikit asam sulfat encer, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan
b. Pereaksi Fehling B
takar 100 mL, dan dicukupkan dengan aquades sampai batas tera.
gelas kimia, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan
air, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan ditambahkan
larutan H2SO4 10%, kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, lalu
Dimasukkan 0,83 mL HCl pekat ke dalam labu takar 100 mL, lalu
sedikit aquades dalam gelas kimia, lalu masukkan ke dalam labu takar 100
a. Larutan A
sedikit aquades, lalu dimasukkan dalam labu takar 500 mL dan ditambahkan
dimasukkan ke dalam labu takar 100, lalu ditambahkan aquades sampai batas
tera.
dengan aquades, dan dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL, kemudian
a. Nelson A
b. Nelson B
No Perlakuan Pengamatan
1. Ditimbang 0,5 g orcinol FeCl3 Berwarna bening
2. Dilarukan sedikit HCl pekat Bening
Dicukupkan voluemenya hingga
3.
tanda tera
X Y pH X Y pH
46,3 3,7 3,6 20,0 30,0 4,8
44,0 6,0 3,8 14,8 35,2 5,0
41,0 9,0 4,0 10,5 39,5 5,2
36,8 13,2 4,2 8, 41,2 5,4
30,5 19,5 4,4 4,8 45,2 5,6
25,5 24,5 4,6
4.1.4 Larutan Iod
4.2 Pembahasan
Pereaksi kimia, reaktan atau reagen adalah bahan yang menyebabkan atau
dikonsumsi dalam suatu reaksi kimia. Istilah reagen juga digunakan untuk
menunjuk pada zat kimia dengan kemurnian yang cukup untuk sebuah analisis
atau percobaan. Berdasarkan data pada tabel hasil percobaan di atas dapat
diuraikan bahwa dalam membuat suatu larutan yang paling utama adalah jumlah
zatnya. Karena dengan diketahui jumlah zatnya kita dapat menentukan berapa
massa yang dibutuhkan untuk membuat suatu larutan (pereaksi). Dimana pada
Reaksinya adalah:
Setelah ditambah NH4OH, endapan AgOH sebagian dibuat larut (tidak dilarutkan
Reaksinya adalah:
Larutan yang dihasilkan tersebut adalah reagen tollens berupa ion perak
beramoniak yang digunakan untuk membedakan aldehid dan keton pada sampel.
Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A
dan kalium natrium tartrat. Pereksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua
larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang berwarna biru tua. Dalam
pereaksi Fehling, ion Cu2+ terdapat sebagai ion kompleks. Pereaksi Fehling dapat
dianggap sebagai larutan CuO. pembuatan pereasi ini dilakkuan dua kali (dua
larutan). Untuk larutan pertama sebanyak 6,928 gram kristal Cu2SO4 diencerkan
sampai dengan 100 mL. sedangkan untu larutan kedua sebanyak 12 gram ristal
NaOH dan Natrium kalium tartarat sebanyak 34,6 gram dilrutan dengan aquades
sampai 100 mL. warnah kedua larutan ini sama-sama bening. hal inni menujukan
ini digunakan asam asetat 96% dan diambil sebanyak 2,8875 mL kemudian
diencerkan sampai 500 mL. Hal ini bertujuan untuk menurunkan konsentrasi
larutan asam asetat tersebut. karena apabila suatu larutan apabila diencerkan atau
berkurang. Hal itu bias dilihat saja dari rumus pengenceran, adalah
M1.V1 = M2. V2. Dimana M.V adalah rumus banyaknya jumlah zat
(mol), sehingga mol awal = mol akhir. Oleh karena itu, percobaan pembuatan
larutan dengan pengenceran hasil yang didapat adalah sesuai dengan teori yang
menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tidak berubah.
BAB V
SIMPULAN
fehling, uji pada pereaksi fehling ini digunakan untuk menunjukkan adanya
karbohidrat reduksi. Uji positif ditandai dengan warna merah bata. Kemudian
pereaksi benedict dapat digunakan untuk mengetahui apakah ada gula dalam suatu
zat seperti glukosa dalam pati. Dan yang terakhir yaitu pereaksi ninhidrin
berfungsi untuk menguji adanya gugus asam amino bebas. Reaksi positif dari uji
ini yaitu adanya perubahan warna sampel menjadi biru atau hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Hart, H. 1990. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Gunawan, Banjar., Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Surabaya: Kartika.
Hidayatullah, F. 2012. Tugas Akhir Analisa Asam Amino pada Buah Pepaya
dengan Spektrofotometer (The Amino Acid Analysis in Papaya Fruits with
Spectrophotometer. Semarang: Universitas Diponegoro.
Rahmat, M.R. 2015. Perancangan Cold Storage untuk Produk Reagen. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin. Vol. 3(1).
Yusuf., ayedun H., Logunleko, G.B. 2007. Functional properties of unmodified and
modified Jack Bean (Canavalia Ensiformis) starches. Negerian Food Journal.
25(2).