Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

APLIKASI TEKNIK LABORATURIUM

PEMBUATAN LARUTAN DENGAN KONSENTRASI TERTENTU DALAM


BENTUK MOLARITAS DAN NORMALITAS
PENENTUAN ION/ATOM DALAM SENYAWA PENCAMPURAN DUA
LARUTAN YANG BERBEDA
PENENTUAN % BERAT/VOLUME, BERAT/BERAT DAN
PENGENCERAN

OLEH :

NAMA : AMRIDA AKKAS


NIM : G311 09 275
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : SYAMSIDAR

LABORATORIUM KIMIA ANALISA DAN PENGAWASAN MUTU PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan larutan dibutuhkan teknik serta alat-alat yang akan

digunakan dalam proses aplikasi laboratorium. Selain teknik yang

dibutuhkan, juga diperlukan bagaimana teknik matematis yang digunakan

dalam bentuk rumus sehingga mampu menghasilkan larutan yang diinginkan.


Pembuatan larutan HCl dengan konsentrasi tertentu dari bentuk

padatan dan larutan KCl dengan konsentrasi tertentu dari bentuk cair

diperlukan teknik pengaplikasian laboratorium yang akurat. Sehingga larutan

yang akan dibuat bisa sesuai dengan apa yang diharapkan. Teknik yang

digunakan biasanya tidak lepas dari teknik matematis yang di dalamnya

memuat perhitungan mengenai Normalitas, Molaritas, Molalitas dan

sebagainya.

Perhitungan dalam menentukan berat suatu larutan yang akan dibuat

ditentukan dari larutan. Apakah larutan tersebut bersifat padat atau cair. Dari

sini perlu adanya teknik perhitungan yang akurat karena larutan yang sifatnya

padat dan larutan yang sifatnya cair secara teknis, perhitungannya berbeda.

Teknik yang akan digunakan pun harus sesuai dengan prosedurnya agar

tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan larutan. Serta dalam perhitungan

diperlukan ketelitian agar bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam

pembuatan larutan tidak lebih atau kurang.

Ion merupakan sebuah atom menerima atau kehilangan elektron 1 atau

lebih, maka berbentuk partikel bermuatan, ion terjadi karena adanya gaya

tarik menarik antar ion yang bermuatan positif dan yang bermuatan negatif

sedangkan atom merupakan unit yang paling kecil pada suatu unsur yang

dapat masuk ke dalam suatu reaksi kimia. Sedangkan larutan adalah

campuran homogen yang mengandung sekurang-kurangnya 2 komponen


yaitu zat terlarut dan zat pelarut. Pelarut adalah zat yang umumnya berwujud

cair yang jumlahnya lebih banyak, sedangkan terlarut adalah zat/komponen

baik gas, cair mauoun padatan yang jumlahnya lebih kecil.

Penentuan ion atau atom dalam senyawa pencampuran dua larutan

yang berbeda. Dasar dari percobaan ini adalah adanya larutan yang

konsentrasinya berbeda, dengan volume yang berbeda pula. Masing-masing

dicampurkan dalam satu wadah.

Molaritas untuk tiap zat terlarut berbeda pada volume yang berbeda

dan pada mol yang berbeda.Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum ini

untuk mengetahui perbedaan konsentrasi molar untuk tiap mol larutan. Pada

pencampuran dua senyawa yang konsentrasinya berbeda akan diamati, pada

pencampuaran berbeda ini maka menghasilkan konsentarsi yang baru.

Zat padat, cair ataupun gas memiliki kemampuan melarut berbeda di

dalam suatu pelarut. Perbedaan wujud ini memberi indikasi bahwa pelarutan

harus menggunakan cara-cara tertentu. Rencana dan prosedurnya pun

berkembang sesuai dengan sifat melarut dan sifat percobaan/analisis yang

diterapkan dan sifat zat yang terlibat.

Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya

disebut pengenceran. Larutan berat (volume) zat terlarut lebih kecil daripada

setengah berat pelarutnya. Pada percobaan ini yang diamati, penentuan

berat per volume dan berat per berat yang dilakukan dengan cara

pengenceran pada pencampuran larutan yang berbeda sehingga

mendapatkan berapa larutan yang baru.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini yaitu :


1. Untuk mengetahui zat terlarut setiap volume, kilogram dan larutan yang

mengandung ekuivalen pada suatu larutan.


2. Untuk mengetahui ion/atom yang terbentuk dari pencampuran dua larutan

yang berbeda.
3. Untuk mengetahui berat/berat (b/b), berat/volume (b/v), pengenceran

pada suatu larutan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Molaritas
Molaritas atau molar disingkat dengan M didefinisikan sebagai jumlah

mol zat terlarut setiap volume tertentu.. Molaritas suatu larutan menyatakan

jumlah mol suatu zat per liter larutan. Berdasarkan Anonim (2008a) rumus

yang digunakan yaitu :

M = x % x 1000
Mr
Atau

Yang dimana = massa jenis larutan tersebut


% = Jumlah persentase Larutan tersebut
Mr = Massa Molekul Relatif
B. Normalitas

Normalitas didefenisikan sebagai jumlah larutan yang mengandung

ekivalen zat terlarut setiap volume larutan. Untuk asam, 1 mol ekivalennya

sebanding dengan 1 mol ion H+. Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding

dengan 1 mol ion OH-. Berdasarkan Anonim (2010) rumus normalitas :

atau

g
N=
Bst liter

Yang mana N = Normalitas

M = Molaritas

Valensi = V

C. Molalitas
Endang (2008) mendefinisikan molalitas atau molal sebagai jumlah mol

zat terlarut setiap kilogram pelarut. Rumus molalitas :

D. Konsentrasi larutan

Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat

terlarut dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam

perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau

dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh

beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part

per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat

dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi

tinggi) (Nachtrieb, 2001).

E. Atom

Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang terdiri atas inti atom

serta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom terdiri

atas proton yang bermuatan positif, dan neutron yang bermuatan netral

(kecuali pada inti atom Hidrogen-1, yang tidak memiliki neutron). Atom

merupakan unit yang paling kecil pada suatu unsur yang dapat masuk ke

dalam suatu reaksi kimia. Jika sebuah atom menerima atau kehilangan

elektron satu atau lebih, maka berbentuk partikel bermuatan, ini disebut

dengan ion-ion. Ion-ion yang terdiri lebih dari satu atom disebut dengan ion

poliatom (Rankerz, 2010).


F. Pengenceran
Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya

disebut pengenceran. Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen


antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom

maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. . Solute adalah zat terlarut

seadangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. .

Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif

terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang

mengandung sebagian besar solute (Anonim, 2008b).

Rumus pengenceran menurut Gunawan (2004) yaitu

: M1V1=M2V2

Yang mana M1 = molaritas awal larutan

M2 = molaritas akhir larutan

V1 = volume awal larutan

V2 = volume akhir larutan

Sebagai contoh adalah pembuatan larutan antara NaCl 1M dan NaCl

0,1000M, atau antara HCl 1M dan HCl 0,1000M. Yang pertama, melibatkan

teknik pengukuran volume dan teknik pengenceran. Proses pembuatan

larutan dari suatu zat padat disebut pelarutan dan proses pembuatan larutan

suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya disebut pengenceran.

G. Penentuan % b/b, %b/v dan %v/v


Menyatakan persen larutan, rumusnya yaitu : b/b, b/v, v/v. rumus

pengenceran menurut Umi (2004) yaitu :


1. Persentase berat per berat (% b/b) adalah jumlah gram zat terlarut

dalam tiap 100 gram larutan.


%b/b = x100%
2. Persentase berat per volume (% b/v) adalah jumlah gram zat terlarut

dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %b/v umumnya untuk zat terlarut

padat dalam pelarut cair.


%b/v = x100%

3. Persentase volume per volume (% v/v) adalah jumlah ml zat terlarut

dalam tiap 100 mL larutan. Satuan %v/v umumnya dipakai untuk zat

terlarut cair dalam pelarut cair.

%v/v= x100%

BI. METODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat

Praktikum Aplikasi Teknik Labratorium dilaksanakan pada Rabu

tanggal 13 Oktober 2010 pukul 08.00-10.30 WITA di Laboratorium Kimia

Analisa dan Pengawasan Mutu, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin,

Makassar.
B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

labu ukur batang pengaduk


timbangan analitik gelas kimia
botol larutan erlenmeyer
pipet volume aluminium foil
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
NaOH 0,2 M iodine 0,01 N
larutan gula 75 % Na2SO4 1,5 N
alkohol 85 % HCl 3 %
H2SO4 0,5 M aquadest

C. Prosedur Praktikum
1. Dihitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat larutan.
2. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan

analitikl sesuai dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung.


3. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu takar

dan ditambahkan dengan aquades hingga tanda tera.


4. Dikocok hingga homogen lalu masukkan ke dalam botol larutan yang

telah disediakan
5. Diberi label sesuai dengan nama larutan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Perhitungan larutan adalah sebagai berikut :

1. Larutan HCl 3% sebanyak 30 ml


V 1 M 1 =V 2 M 2

V 1 36 =3 30 ml

3 30 ml
V 1=
36
90 ml
V 1=
36
V 1=2,5 ml

2. Larutan iodin 0,01N sebanyak 30 ml


g
N=
Bst liter
g
0,01=
252 0,03
g=0,01 252 0,03
g=0,07 gr
3. Larutan HCl 3% sebanyak 25 ml
V 1 M 1 =V 2 M 2

V 1 36 =3 25 ml

3 25 ml
V 1=
36
75 ml
V 1=
36
V 1=2,08 ml

4. H2SO4 0,5 M sebanyak 25 ml


a. Dicari M1
BJ 1000
M=
Mr
96 1,84 1000
M=
98
1766,4
M=
96
M =18,4 M
b. Dicari V1 dengan rumus pengenceran
V 1 M 1 =V 2 M 2

V 1 18,4 M =0,5 M 25 ml

0,5 M 25 ml
V 1=
18,4 M
12,5 ml
V 1=
18,4
V 1=0,67 ml

5. Na2SO4 1,5 N sebanyak 5 ml


g
N=
Bst liter
g
1,5=
124
0,05
2
g=1,5 71 0,05
g = 5,325gr
6. Larutan NaOH 0,2 M sebanyak 30 ml
g
M=
V
g=0,2 40
g=8 g

7. Larutan gula 75% sebanyak 50 ml


w g
= x 100%
V V
X
75 = 100
50
3750
X=
100
X =37,5 g
8. Larutan gula 75% menjadi 50% sebanyak 20 ml
M 1 V 1 =M 2 V 2

75 V 1 =50 20 ml

50 20 ml
V 1=
75
1000 ml
V 1=
75
V 1=13 ml

9. Alcohol 75% sebanyak 100 ml


V 1 M 1 =V 2 M 2

V 1 96 =100 20 ml

100 25 ml
V 1=
96
8500 ml
V 1=
96 V1 = 88,5 m

B. Pembahasan

a. Larutan HCl 3% sebanyak 30 ml

Untuk memperoleh 30% pada senyawa HCl sebanyak 30 ml

(setelah ditambahkan aquades) diperlukan sebanyak 2,5 ml.

b. Larutan iodin 0,01N sebanyak 30 ml

Untuk memperloleh 0,01 N pada senyawa iodine sebanyak 30 ml,

(setelah ditambahkan aquades) diperlukan sebanyak 0,07 gr.


c. Larutan HCl 3% sebanyak 25 ml

Pembuatan larutan HCl 3% sebanyak 25 ml, dari larutan HCl 36%

menghasilkan sebanyak 2,08 ml (volume awal) kemudian ditambahkan

aquades sampai volume 25 ml.

d. H2SO4 0,5 M sebanyak 25 ml

Untuk memperoleh 0,5 M dari senyawa H2SO4 sebanyak 25 ml,

(setelah ditambahkan aquades) diperlukan sebanyak 18,4 M,


e. Na2SO4 1,5 N sebanyak 5 ml
Untuk memperoleh 1,5 N dari senyawa H 2SO4 sebanyak 5 ml,

(setelah ditambahkan aquades) diperlukan sebanyak 5,325 gr.


f. Larutan NaOH 0,2 M sebanyak 30 ml
Untuk memperoleh 0,2 M dari senyawa NaOH sebanyak 30 ml,

(setelah ditambahkan aquades) yang diperlukan adalah sebanyak 8 gr

gula yang akan ditimbang.


g. Larutan gula 75% sebanyak 50 ml menjadi 50% sebanyak 20 ml
Pembuatan larutan ini, menghasilkan massa sebanyak 37,5

gr yang akan ditimbang, lalu ditambah aquades sebanyak 50 ml,

kemudian diencerkan dari larutan gula 75% menjadi 50% sebanyak

20 ml, maka menghasilkan volume sebanyak 13.


h. Alcohol 75% sebanyak 100 ml
Untuk memperoleh 75% dari alcohol sebanyak 100 ml,

(setelah diencerkan dengan aquades) maka menghasilkan sebanyak

88,5 ml yang akan di pipet dari alkohol.


V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Molaritas sebagai jumlah mol zat terlarutsetiap volume tertentu.
2. Normalitas sebagai jumlah larutan yang mengandung ekivalen zat terlarut

setiap volume larutan.


3. Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut setiap kilogram

pelarut.
4. Larutan adalah campuran homogeny antara dua atau lebih zat yang

terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya

dapat bervariasi.
5. Proses pembuatan larutan suatu zat yang berasal dari cairan pekatnya

disebut pengenceran.
6. Rumus % b/b, % b/v, % v/v ini digunakan untuk menyatakan jumlah

zat terlarut dalam suatu persen.


B. Saran
Saran untuk asisten, sebaiknya asisten mendampingi praktikannya

saat melakukan percobaan. Saran untuk praktikum selanjutnya sebaiknya


sebelum praktikum dimulai, kelengkapan peralatan dan bahan yang akan

digunakan lebih diperhatikan agar tidak menghambat jalannya praktikum.

Saran untuk lab, lab sangat pengap sebaiknya jendela lab di buka.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim a, 2008. Molaritas.

http://www.chem-is-try.org/materi-kimia/kimia

kesehatan/larutan/molaritas/. Akses tanggal 18 oktober 2010.

Anonim b, 2008. Pelarutan dan Pengenceran. http:/ / www. Anehnie.

com / 2009 /07 /pelerutan dan pengenceran. html. Akses

tanggal 18 Oktober 2010.

Anonim, 2010. Rumus Normalitas Konsentrasi Larutan. http:// blogious.com

/info/rumus-normalitas-konsentrasi-larutan.html. Akses tanggal 18

Oktober 2010.

Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung

Mangkurat. Banjarbaru.

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya

Nachtrieb, N.H. (2001) Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta

Rankers, 2010. Menentukan Massa atom. Universitas Indonesia. Jakarta

Sukarni, Endang. 2008. Kimia Larutan. Universitas Indonesia Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai