Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Disusun Oleh :

Nama : Dwi Tri Alyani


NPM : E1C023079
Prodi : Peternakan
Kelompok : V (Lima)
Hari/Jam : Rabu / 10.00-12.00
Tanggal : 20 September 2023
Dosen : 1. Devi Silsia, Dra., M.SI
2. Syafnil, Drs., M.si
Ko-Ass : Muhammad Farhan Wirajaya

Objek Praktikum : CARA–CARA MENYATAKAN


KONSENTRASI LARUTAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam melakukan suatu percobaan praktikum tentu tidak terlepas dari campur-
mencampurkan suatu larutan. Sehingga terlebih dahulu kita harus mengenal tentang larutan.
Di dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih,
yang memiliki komposisi yang merata,serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang
batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom,
maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Biasanya juga istilah larutan dianggap sebagai
cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak
hanya terbatas pada cairan saja.
Fase larutan biasanya dapat berwujud gas, padat, dan cair. Dan komponen dari lautan
terdiri dari 2 jenis yaiitu pelarut (solvent) dan zat telarut (solute). Pelarut (solvent) merupakan
komponen yang lebih banyak,atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan
zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.

1.2 Tujuan Percobaan


Ada beberapa tujuan percobaan praktikum ini yaitu :
1. Menjelaskan berbagai satuan konsentrasi larutan.
2. Mampu membuat larutan pada berbagai konentrasi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Larutan dapat didefenisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau lebih.
Dalam larutan (solution) dikenal dua macam unsur, yaitu zat terlarut (solute) dan zat pelarut
(solvent). adapun larutan di dalam air dinamakan aqueous solution. biasanya kita mengambil
zat yang banyak sebagai pelarut dan yang sedikit sebagai zat terlarut.
( Sukardjo, 1990 )
Karena fase yang ada berupa zat padat, cair, dan gas, maka dikenal ada sembilan
kemungkinan larutan. adapun larutan yang penting adalah : gas dalam cair, cair dalam
cair,dan padat dalam cair. adapun di dalam praktikum hanya akan dibahas larutan cair dalam
cair.( Sukardjo, 1990 )
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan. apabila
zat terlarut banyak sekali, sedangkan zat pelarutnya sedikit, maka dapat dikatakan bahwa
larutan itu pekat atau konsentrasinya sangat tinggi. sebaliknya bila zat yang terlarut sedikit
sedangkan pelarutnya sangat banyak, maka dapat dikatakan bahwa larutan itu encer atau
konsentrasinya sangat rendah.( Dikdasmen, 1997 )
Konsentrasi dari larutan dapat dinyatakan dengan bermacam-macam cara. Cara-cara
ini dapat dibagi dua, yaitu :
1. Massa zat terlarut dalam sejumlah massa pelarut atau larutan, dan
2. Massa zat terlarut dalam sejumlah volume larutan.
Masing-masing mempunyai keuntungan, karena konsentrasi di sini tidak dipengaruhi
temperatur.
( Sukardjo, 1990 )
Larutan adalah larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih,
yang memiliki komposisi yang merata,serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang
batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom,
maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Biasanya juga istilah larutan dianggap sebagai
cairan yang mengandung zat terlarut, misalnya padatan atau gas dengan kata lain larutan tidak
hanya terbatas pada cairan saja.

Fase larutan biasanya dapat berwujud gas, padat, dan cair. Dan komponen dari lautan
terdiri dari 2 jenis yaiitu pelarut (solvent) dan zat telarut (solute). Pelarut (solvent) merupakan
komponen yang lebih banyak,atau komponen yang menentukan keadaan larutan, sedangkan
zat terlarut adalah komponen dengan jumlah yang lebih sedikit.
Sifat-sifat larutan yang berwujud cair adalah sebagai berikut :

1 Ukuran partikel 1 Ao – 10 Ao atau 10-8 – 10-7 cm, sehingga tidak dapat dipisahkan
dengan kertas saring.
2 Ada yang berwarna dan ada yang tidak bewarna.
3 Tembus cahaya/ transparan
4 Larutan berupa ion
5 Dapat dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik didih
Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu:
a. Larutan elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan listrik yang baik.
b. Larutan non elektrolit
Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik yang
baik, sebab zat terlarut tidak terionisasi menghasilkan ion-ion bebas.

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan atau pelarut.
Konsentrasi larutan dapat didefinisikan sebagai berikut :
a. Perbandingan zat terlarut dengan larutan( zat terlarut + pelarut)
b. Perbandingan zat terlarut dengan pelarut.
Pada umumnya konsentrasi dinyatakan dalam satuan fisik atau satuan kimia. Secara
fisik, konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen),serta ppm (part per million). Sedangkan
secara kimia, konsentrasi larutan dinyatakan dalam fraksi mol (X), molar (M), molal (m),serta
normal (N)

Konsentrasi dapat dinyatakan dalam berbagai cara, yaitu :


1. Persen Berat
Menyatakan banyaknya gram zat terlarut dalam gram larutan
gram zat terlarut
% W/W = x 100 %
gram zat terlarut + gram zat pelarut
2. Persen Volume
Menyatakan volume (ml) zat terlarut dalam volume larutan (ml)
gram zat terlarut
% W= x 100 %
gram zat terlarut + gram zat pelarut
3. Persen berat per volume (% W/V)
Menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan
% W/V = gram zat terlarut x 100 %
ml larutan
4. Part per Million ( ppm ) atau Part per Billion ( ppb )
Digunakan untuk larutan yang sangat encer.
ppm = berat zat terlarut x 10 -6 ppb = berat zat terlarut x 10 -9
Berat larutan berat larutan

5. Fraksi Mol ( X )
Menyatakan jumlah mol zat terlarut atau pelarut dalam larutan.
XA = jumlah mol A
Jumlah semua komponen
jumla h molzatterlarut
Fraksi Mol Zat Terlarut=
jumla h molzatterlarut + jumla h molzatpelarut
jumla h molzatpelarut
Fraksi mol pelarut=
jumla h molzatterlarut+ jumla h molzatpelarut

6. Molaritas ( M )
Menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan
molzatterlarut
M=
literlarutan
gramzatterlarut
M=
Mrxliterlarutan

7. Molalitas ( m )
Menyatakan jumlah mol zat terlarut per kilogram ( 1000 gram ) pelarut
m = mol zat terlarut
kg pelarut
8. Normalitas ( N )
Menyatakan banyaknya mol ekivalen zat terlarut dalam liter larutan
N = mol ekivalen zat terlarut ( Ek ) BE = Mr
Liter larutan n
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Pipet ukur
Pipet gondok
Neraca analitik
Botol semprot
Kaca arloji
Labu ukur
Bola Hisap
Sikat tabung reaksi
Corong
3.1.2 Bahan
H2SO4
NaCl
NaOH
Etanol
KIO3
HCL
Asam Oksalat
Urea

3.1 Cara Kerja


3.2.1 Membuat larutan NaCl 1 %
Ditimbang sebanyak 0,5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemuudian dilarutkan
dengan aQuades di dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

3.2.2 Membuat larutan etanol 5 %


Dipipet sebanyak 2,5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukan ke
dalam labu ukur 50 ml.ditambahkan dengan aquades sampai tanda batas.kocok sampai
homogen..
3.2.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)
Ditimbang sebanyak 0,107 gram KIO3 denganneraca nalitik,kemudian dimasukan
kedalam labu ukur 5o ml,dilarutkan dengan aquades (aquades ditambahkan sampai tanda
batas.

3.2.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gram/mol)


Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4dengan pipet ukur, diencerkan dengan aquades dalam
labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

Labu ukur 50 ml diisi terlebih dahulu dengan aquades,kira-kira25 ml,selanjutnya baru


dipipetkan H2SO4 kedalam labu ukur,selanjutnya ditambahkan lagi dengan aquades sampai
tanda batas. Cara seperti ini berlaku untuk membuat larutan asam kuat dan basah kuat yang
lain.

3.2.5 Membuat larutan 0,1 N HCL (Mr 36,5 gram /mol)


Dipipet sebanyak 0,415 ml HCI 37 ,kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu
ukur 50 ml,sampai tanda batas.

3.2.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4.2 H2O 126 gram/mol)
Ditimbang 0,3151 ml gram asam oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan
dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas.

3.2.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gram/mol)


Ditimbang 0,2 gram NaOH,kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.

3.2.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50 ml sampai
tanda batas.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

4.1 Membuat Larutan NaCl 1 %


Ditimbang sebanyak 0.5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dilarutkan
dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas.

4.2 Membuat larutan etanol 5 %


Dipipet sebanyak 2.5 ml etanol absolute dengan pipet ukur, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml. Tambahkan aquades sampai tanda batas.

4.3 Membuat Larutan 0,01 M KIO3 (Mr= 214 gram/mol)


Ditimbang sebanyak 0.5 gram NaCl dengan neraca analitik, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 50 ml, dilarutkan dengan aquades sampai tanda batas).

4.4 Membuat Larutan 0,1 M H2SO4 (Mr= 98 gram/mol)


Dipipet sebanyak 0,5 ml H2SO4 dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas

4.5 Membuat Larutan 0.1 N HCL (Mr= 36.5 gram mol)


Dipipet sebanyak 0,5 ml HCL 37 % dengan pipet ukur, kemudian diencerkan dengan
aquades dalam labu ukur 50 ml sampai tanda batas

4.6 Membuat Larutan 0,1 N asam Oksalat (Mr H2C2O4, 2 H2O= 126 gram/ mol)
Ditimbang sebanyak 0.3151 gram oksalat dengan neraca analitik, kemudian diencerkan
dengan aquades di dalam labu ukur 50 ml, sampai tanda batas

4.7 Membuat Larutan 1 N NaOH (Mr= 40 gram/mol)


Ditimbang sebanyak 0.2 gram NaOH, kemudian diencerkan dengan aquades di dalam
labu ukur 50 ml, sampai tanda batas

4.8 Membuat Larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr Urea 60 gram/mol)
Ditimbang 0,1086 gram urea, kemudian diencerkan dengan aquades dalam labu ukur 50
ml sampai tanda batas.

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Membuat larutan NaCl 1 %

Dik : W=0,5 gram , V=50 ml


Dit : Berapa persen berat per volume (% W/V) larutan NaCl ?
Jawab :
gramzatterlarut
% W/V = X 100 %
mllarutan
o,5
= x 100 % = 1 %
50

5.2 Membuat larutan etanol 5 %

Dik : zat terlarut=2,5 ml, larutan=50 ml


Dit : Berapa persen volume larutan etanol?
Jawab :
zatterlarut
% V/V= X 100 %
pelarut
2 ,5
= X 100 % = 5 %
50

5.3 Membuat larutan 0,01 M KIO3 (Mr 214 gram/mol)

Dik :m=0,107 gram, V=50 ml = 0,05 L


Dit : Berapa molaritas KIO3(Mr 214 gram/mol) ?
Jawab :
gramzatterlarut molzatterlarut
n= M=
Mrzatterlarut llarutan

0,107 0,0005
n= = 0,0005 = = 0,01 M
214 0 , 05
5.4 Membuat larutan 0,1 M H2SO4 (Mr 98 gram /mol)
Dik : M= 0,1, Mr H2SO$= 98 gram/mol
L terlarut= 0,5 ml, L larutan= 50 ml = 0,05 L
Dit : Berapa massa H2SO4 ?
Jawab :
gramzatterlarut
M=
MrzatterlarutxLlarutan
gramzatterlarut
0,1 =
98 x 0 ,05
Gram zat terlarut (m) = 0,1 x 4,9 = 0,49 gram

5.5 Membuat larutan 0,1 N HCl (Mr 36,5 gram/mol)


Dik : v zat terlarut 0,415 HCl 37 %, Mr HCl 36,5 gram/mol, L larutan 50 ml
Dit : Berapa Normalitas HCl?
Jawab :
molekivalenzatterlarut ( EK )
N=
Llarutan
Ek = gram zat terlarut/BE
Mr 36 ,5
BE = = = 36,5
n 1
Ek = 0,15355/36,5 = 0,0042
EK 0,0042
N= = = 0,08
Llarutan 0,o5

5.6 Membuat larutan 0,1 N asam oksalat (Mr H2C2O4. 2 H2O. 126 gram/mol)

Dik : m zat terlarut= 0,3151 gram, Mr 126 gram/mol), L larutan= 50 ml


Dit : Berapa normalitas H2C2O4 ?
Jawab :
molekivalenzatterlarut ( EK )
N=
Llarutan
Ek = gram zat terlarut/BE
Mr 126
BE = = = 63,
n 2
gramzatterlarut 1
N= X
BE Llarutan
0,3151 1
= X = 0,1 N
63 0 , 05

5.7 Membuat larutan 1 N NaOH (Mr 40 gram/mol)

Dik : m zat terlarut = 0,2, Mr NaOH= 40, L larutan = 50 ml = 0,05 L


Dit : Berapa Normalitas (N) NaOH ?
Jawab :
molekivalenzatterlarut ( EK )
N=
Llarutan
Ek = gram zat terlarut/BE
Mr 40
BE = = = 40
n 1
gramzatterlarut 1
N= X
BE Llarutan
0 ,2 1
= X =1 N
40 0 , 05

5.8 Membuat larutan 1000 ppm Nitrogen (N2) (Mr urea 60 gram/mol)

Dik : massa zat terlarut adalah 0,1086 gram =108,6 miligram


Mr urea = 60 gram/mol, L larutan = 50 ml = 0,05 L
Dit : Hitunglah nilai ppm Nitrogen (N2) ?
Jawab
mgzatterlarut 108 ,6
Ppm = = = 2172
Literlarutan 0 , 05
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Ada beberapa kesimpulan dari praktikum ini yaitu :
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih, yang memiliki
komposisi merata atau serba sama di seluruh bagian volumenya
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu
larutan
Sifat-sifat larutan berwujud cair adalah sebagai berikut ukuran partikel 1 A 0 – 10 A0
atau 10-8- 10-7 cm, sehingga tidak dapat dipisahkan dengan kertas kering, ada yang
berwarna dan tidak berwarna, tembus cahaya/transparan, larutan berupa ion, dan
dpat dipisahkan dengan cara destilasi, yaitu pemisahan berdasarkan titik didihnya.
Beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan : persen berat (% W/W),
persen volume (% V/V), Persen berat per volume (% W/V), dan part per
million(ppm) dan part per billion (ppb), fraksi mol (x), molaritas (M), molalitas
(m),dan Normalitas (N)

6.2 Saran
Saran dalam percobaan ini,Praktikan harus mengikuti aturan praktikum dengan baik,
agar praktikum berjalan dengan secara kondusif. Praktikan harus teliti untuk mengukur suatu
zat yang terdapat dalam kandungan senyawa dan juga dapat menghafal rumus-rumus untuk
menghitung suatu zat senyawa .
.
BAB VII
JAWABAN PERTANYAAN

1. 80 Gram H2SO4 dilarutkan dengan 120 gram air.


Diketahui : Mr H2S04 98 g/mol
Mr Air (H2O) 18 g/mol
BJ H2SO4 1,303 g/ml
BJ air 1 g/ml
Konsentrasi H2SO4 100 %
Tanya:

a. Persen Berat
gram zat terlarut
% W= x 100 %
gram zat terlarut + gram zat pelarut
80 gr
= x 100 %
80 gr +120 gr
= 40 %
b. Molalitas
mol zat terlarut
m=
kg pelarut
80 gr /98 gr /mol
=
0.12 kg
= 6.802 mol/kg
c. Molaritas
Gr zat terlarut
Mol Zat Terlarut =
Mr zat terlarut
80 gr
=
98 gr /mol
= 0.81 mol
jumlah mol zat terlarut
d. Fraksi Mol Zat Terlarut=
jumlah mol zat terlarut + jumlah mol zat pelarut
80 gr /98 gr /mol
= gr gr
80 98 +120 gr /mol
mol mol
= 0.107
jumlah mol zat pelarut
e. Fraksi mol pelarut=
jumlah mol zat terlarut + jumlah mol zat pelarut
120
gr
= 18
7 , 41 gr /mol
= 0,90 mol

2. Lengkapi tabel di bawah ini :


Zat Terlarut Gram zat Mol Zat Volume Molaritas
terlarut terlarut larutan
NaNO3 25 A B 1,2
NaNO3 C D 16 L 0,023
KBr 91 E 450 ml F
KBr G 0,42 H 1,8

gramzattrlarut 25 25
A.Mol zat terlarut (n)NaNO3 = = = = 0,29
Mrzarterlarut 23+14+ 48 85

molzattelarut 0 ,29
B. Volume larutan (V) NaNO3= = = 0,241 L
molaritas (M ) 1 ,2

C.Gram zat terlarut NaNO3= mol zat terlarut x Mr zat terlaut = 0,368 x 85 = 31,28 gram

D.Mol zat terlarut (n)NaNO3 = volume larutan x molaritas = 16 x 0,023 = 0,368

gramzatterlarut 91
E.Mol zat terlarut (n)KBr = = = 0,765
Mrzatterlarut 39+79 , 9

molzattelarut 0,765
F.M = KBr= = 1,7 molar
volumelarutan 0 , 45
G.Gram zat terlarut KBr= mol zat terlarut x Mr zat terlarut = 0,42 x 118,9 = 49,938 gram

molzatterlarut 0 , 42
H.Volume larutan (V) KBr= = = 0,23 L
molaritas (M ) 1 ,8

DAFTAR PUSTAKA
http://andykimia03.wordpress.com/2009/08/12/larutan-konsentrasi-larutan-dan-sifat-
koligatif-larutan/
Hiskia Achmad, Kimia Larutan, Bandung: PT Citra Aditiya Bakti, 1996. Tim Kimia.
Dikdasmen.1997. Cara Menentukan Larutan.Medan, PT Sentosa Jaya
Sukardjo.1990.Kimia Larutan.Bandung; PT Citra Aditya Bakti
Penuntun Praktikum Kimia.Fakultas Pertanian.2013.Bengkulu:UNIB

Anda mungkin juga menyukai