Anda di halaman 1dari 13

KIMIA MEDIS

KIMIA LARUTAN 1

OLEH :

1. Agung Naufal Al Rasyid R


2. Aura Diffa Alfanid
3. Dianra Taqiya Mafaza
4. Dhea Maitama
5. Dinda Fajrina Rahman
6. Hanifa Zahwa
7. Izzatun Nufus Arham
8. M. Farhan Adhitya K
9. Mhd. Rafi Athallah
10. Muhammad Alif Azmar
11. Nurul Anindya Fitri
12. Novisyah Amelia Iskandar
13. Nyndita Reski Putri
14. Sagita Dwi Hanum Syaputri

PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta
karunia-Nya sehingga tugas dengan judul “Kimia Larutan 1” dapat kami selesaikan.

Tugas ini dibuat sebagai tugas kelompok dari ibu Dra. Elmatris, MS pada mata kuliah
Kimia Medis. Selain itu, penyusunan ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang kimia larutan.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Dra. Elmatris, MS pada mata
kuliah Kimia Medis. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan tugas ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam tugas ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam tugas ini.

Padang, 21 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. iii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang…………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………… 3
D. Manfaat Penulisan……………………………………………….. 3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………… 4
A. Keselamatan Kerja di Laboratorium …………………………….. 4
1. Hal yang harus dipahami dalam keselamatan kerja laboratorium.. 4
2. Etika atau prosedur keselamatan kerja yang wajib dipatuhi oleh
pekerja……………………………………………………………. 4
3. Prinsip Penyimpanan Alat Serta Bahan Laboratorium…………... 5

4. Tujuan ditetapkannya etika, prosedur, dan prinsip keselamatan


laboratorium……………………………………………………… 6

5. Pakaian di Laboratorium…………………………………………. 6

6. Faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja di


laboratorium……………………………………………………… 7
B. Mengenali dan memahami simbol bahan kimia berbahaya……… 9
C. Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium…………………. 11
1. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memberi tindakan
pertolongan pertama……………………………………………… 11
2. Tindakan penanganan terhadap kecelakaan kasus-kasus
kontaminasi bahan kimia, kebakaran, dan luka atau infeksi……... 12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………… 14
A. Simpulan…………………………………………………………. 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat di mana zat yang
dominan disebut pelarut, sementara zat yang lain disebut sebagai zat terlarut.
Dalam larutan, partikel terlarut tersebar merata di seluruh pelarut. Zat dalam
larutan dapat berwujud padat, cair, atau gas tergantung pada sifat zat terlarut dan
pelarutnya. Larutan dapat terbentuk dari padatan yang larut dalam pelarut cair atau
gas yang larut dalam pelarut cair atau gas.Zat pelarut adalah zat yang memiliki
kemampuan untuk melarutkan zat lain. Zat pelarut dapat berupa cairan, padatan,
atau gas. Beberapa contoh zat pelarut meliputi air, etanol, dan aseton.
Larutan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan sifatnya, seperti
larutan jenuh, larutan jenuh berlebih, larutan jenuh tak jenuh, larutan encer, dan
larutan pekat. Sifat-sifat ini ditentukan oleh jumlah zat terlarut yang dapat larut
dalam pelarut pada suhu dan tekanan tertentu. Kelarutan adalah jumlah maksimum
suatu zat yang dapat larut dalam suatu pelarut pada suhu dan tekanan tertentu.
Faktor yang memengaruhi kelarutan antara lain suhu, tekanan, polaritas zat, serta
struktur molekul zat terlarut dan pelarut.
Kimia larutan memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari karena
melibatkan berbagai proses yang terjadi di sekitar kita. Larutan kimia membantu
dalam berbagai aspek kehidupan.
Dengan memahami konsep-konsep dasar ini, kita dapat lebih mendalami sifat-
sifat larutan serta mekanisme-mekanisme yang memengaruhi pembentukan dan
stabilitas larutan dalam berbagai kondisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan larutan?
2. Bagaimanakah wujud zat?
3. Apa saja macam-macam larutan?
4. Apa saja satuan konsentrasi yang ada dalam larutan?
C. Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai referensi bagi semua pihak yang bergulit di dunia kimia.
2. Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk
menggalipemahaman tentang larutan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Larutan
Larutan merupakan suatu campuran homogen yang terdiri atas 2 atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut zat terlarut atau solut,
sementara zat yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan zat-zat lain dalam larutan
dinamai pelarut atau solven.

B. Wujud Zat

1. Zat padat merupakan zat atau benda yang memiliki bentuk dan volume yang
tetap. partikel pada zat ini tersusun secara menyatu dan juga saling
berdekatan.
2. Zat cair merupakan zat yang volumenya mengikuti bentuk wadahnya. Zat
cair memiliki tatanan partikel dan molekul yang rapat
3. Zat gas merupakan zat yang memiliki volume dan bentuk yang selalu
berubah-ubah menyesuaikan bentuk wadahnya.
C. Zat Pelarut

1. Pelarut Polar

Zat pelarut polar adalah zat yang memiliki muatan listrik yang tidak
seimbang di dalam molekulnya sehingga mereka cenderung berinteraksi
dengan zat-zat lain yang polar atau ionik. Contoh : air (H2O) dan etanol
(C2H5OH).
Senyawa polar adalah senyawa kimia yang memiliki perbedaan
elektronegativitas yang signifikan antara atom-atom tersebut sehingga
menciptakan muatan positif dan muatan negatif.Contoh senyawa polar
termasuk air (H2O), amonia (NH3), asam klorida (HCl), dan etanol
(C2H5OH).
2. Pelarut Non Polar

Pelarut non polar adalah cairan yang tidak memiliki momen dipol. Oleh
karena itu, pelarut non polar tidak mengandung muatan positif atau negatif
parsial. Karena alasan ini, pelarut pelarut nonpolar tidak dapat melarutkan
senyawa polar karena tidak ada muatan berlawanan untuk menarik senyawa
polar. Pelarut nonpolar dapat melarutkan senyawa nonpolar dengan tekanan
dalam yang sama melalui interaksi dipol induksi. Contoh : pentana,
heksana, benzena, dan toluena.

D. Macam-Macam Larutan

1. Larutan jenuh merupakan larutan yang telah mencapai titik jenuhnya dalam hal
pelarutnya tidak lagi mampu melarutkan lebih banyak zat terlarut pada suhu
dan tekanan tertentu. Contohnya adalah larutan garam jenuh, yakni air masih
bisa melarutkan asal dilakukan pemanasan.
2. Larutan tak jenuh merupakan larutan yang masih mampu melarutkan lebih
banyak zat terlarut pada suhu dan tekanan tertentu. Misalnya yaitu larutan
garam tak jenuh, yang airnya masih bisa dipakai melarutkan sewaktu
ditambahkan garam kembali.
3. Larutan encer merupakan larutan encer yakni larutan yang memiliki pelarut
lebih banyak ketimbang zat terlarutnya. Misalnya face tonic, air mawar,
astringent, dan sebagainya.
4. Larutan pekat merupakan larutan pekat yaitu larutan dengan zat terlarut relatif
lebih banyak namun tidak sampai melebihi pelarutnya. Misalnya kopi hitam
kental.

E. Satuan Konsentrasi

1. % b/b
menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran.
Rumus :%b/b = berat zat terlarut/berat larutan x 100%
2. Molalitas
jumlah mol suatu zat terlarut dalam satu kilogram atau 1.000 gram pelarut.
Rumus : m = massa zat terlarut /Mr x 1000/massa pelarut
3. MolalitasPPM (Part Per Million)
massa zat terlarut dalam 1 juta bagian larutan.
Rumus : PPM = massa zat terlarut/massa larutan x 10⁶
4. Fraksi Mol
menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut terhadap jumlah mol total
komponen larutan (jumlah mol pelarut + jumlah mol zat terlarut).
Rumus :
 Fraksi mol zat terlarut Xt = nt/np+nt
 Fraksi mol pelarut Xp= np/np+ntXt + Xp = 1
5. % mol
jumlah tertentu untuk menyatakan banyaknya suatu zat yang berukuran
mikroskopis. Satu mol menunjukkan banyaknya partikel yang terkandung
dalam suatu zat yang jumlahnya sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram
atom C-12.
Rumus :n = massa/Mr
6. Molaritas (M)
Adalah satuan yg menyatakan jumlah mol suatu zat dalam satu liter larutan
Rumus M=n/v
7. Normalitas (N)
Normalitas dapat diartikan sebagai jumlah mol ekuivalen dari suatu zat per
liter larutan.
Rumus normalitas pengenceran N1.V1=N2.V2Rumus normalitas penetralan.
Vasam x Nasam = Vbasa x Nbasanormalitas= molekuivalen V (liter)
8. Mg%
mg zat terlarut100 mL larutan x 100
9. % m/v
Persen massa per volume merupakan salah satu konsentrasi larutan yang
menunjukkan massa zat dalam 100 mL
Rumus %(m/V) zat terlarut=massa zat terlarut/volume zat terlarut x 100%
10. Osmolaritas
Adalah penggambaran berapa banyak molekul yg di larutkan dalam cairan
11. Konsentrasi Hasil Pengenceran
Rumus pengeceran larutan:
V1M1=V2M2 atau V1M1=(V1+x)M2

F. Kelarutan

1. Pengertian Kelarutan
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat untuk larut dalam zat lain. Ini mengacu
pada sejauh mana suatu zat padat, cair, atau gas dapat bercampur secara homo
gen dengan zat pelarut untuk membentuk larutan. Kelarutan dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti suhu, tekanan, jenis zat, dan sifat kimia mereka. Zat yan
g larut dengan mudah disebut larutan jenuh, sedangkan yang tidak larut atau ha
nya sedikit larut disebut larutan tak jenuh.
2. Kelarutan Dalam Fisika
Dalam fisika, kelarutan mengacu pada jumlah maksimal zat yang dapat larut
dalam suatu pelarut pada suhu dan tekanan tertentu. Misalnya, ketika
membuka botol minuman bersoda, gas karbon dioksida (CO2) larut dalam
cairan minuman. Ketika tekanan pada botol berkurang ketika dibuka, gas CO2
yang terlarut menjadi kurang stabil dan keluar dari larutan, membentuk
gelembung udara.
3. Kelarutan Dalam Kimia
Dalam kimia, kelarutan mengacu pada jumlah maksimal suatu zat yang dapat
larut dalam suatu pelarut pada suhu dan tekanan tertentu. Dalam konteks
mengamati larutan dalam bentuk padatan atau cairan yang larut dalam pelarut.
Kelarutan dalam kimia terbagi lima, yaitu :
1) Reaksi asam basa : Ketika asam dan basa bercampur dgn air mereka
membentuk ion-ion. HBr(aq) + NH3(aq) → NH4Br(aq)
2) Pertukaran ion : Ketika kedua larutan dari senyawa senyawa berbeda
mereka dapat menukar ion.
Na2(Al2SiO3O10).2H2O + 2Hg2+ →(Hg)22+ Al2SiO3O10Na2(OH)4
3) Pembentukan endapan : Ketika 2 larutan dgn ion ion tertentu dicampurkan,
reaksi ion"tsb membentuk senyawa padatan yg tak larut.
AgNO3 + KCl → AgCl (s) + KNO3
4) Reaksi redoks : Rreaksi kimia yang terjadi dari gabungan reduksi dan
reaksi oksidasi
5) Kompleksasi : Beberapa senyawa dapat membuat senyawa kompleks dgn
ion ion lain dalam larutan
4. Kelarutan Gas Dalam Cairan
Kelarutan gas dalam cairan adalah konsentrasi gas terlarut apabila berada
dalam kesetimbangan dengan gas murni diatas larutan. Kelarutan gas dalam
cairan dapat diartikan konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan pada
kesetimbangan dengan gas murni. Prinsip kelarutan gas dalam cairan adalah
"likedissolve like" yang berarti zat pelarut dan terlarut saling melarutkan,
apabila mempunyaikemiripan kepolaran. Jadi suatu gas akan larut dalam
cairan jika mirip kepolarannya sehinggasaling melarutkan. Dimana ; C2 =
konsentrasi gas terlarut dalam gram/liter pelarut. p = tekanan parsial gas yang
tidak terlarut di atas larutan dalam mm Hg. Kelarutan gas menurun ketika
tekanan ditingkatkan.
Faktor-faktor yang memengaruhi kelarutan gas dalam cairan, yaitu :
1) Tekanan : Tekanan gas diatas carian naik maka kelarutan akan bertambah
2) Suhu : Jika suhu naik, maka kelarutan akan turun.
3) Adanya garam : Penambahan garam (gas terlarut) maka akan membebaskan
zat terlarut.
4) Reaksi kimia : Gas tertentu karena memberikan reaksi kimia kelarutannya
menjadi lebih besar.

Kelarutan Gas dalam Cairan dinyatakan dalam Hukum Henry


C2 = σp
C2 : konsentrasi gas terlarut dalam gram/liter pelarut
σ : tetapan perbandingan untuk larutan tertentu yang sedang diselidiki
p : tekanan parsial gas yang tidak terlarut di atas larutan dalam mmHg

Selain dari Hukum Henry kelarutan gas di dalam cairan dapat menggunakan
Koefisien absorpsi Bunsen,α.
Koefisien Bunsen α, didefinisikan sebagai volume gas dalam liter (reduksi
pada keadaan standar 0⁰ C dan tekanan 760 mm Hg ) yang larut dalam 1 liter
pelarut pada kanan parsial gas 1 atmosfer pada temperature tertentu.
σp=Vgas,STP/Vlarutan
Dimana Vgas adalah volume gas pada STP, yang terlarut dalam suatu volume
larutan Vlarutan gas parsial p. Koefisien Bunsen α untuk beberapa gas dalam
air pada 0⁰ C dan 25⁰ C.
5. Kelarutan O2 dan CO2 di dalam Darah
Kelarutan gas oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2) dalam darah terkait
erat dengan proses pertukaran gas yang terjadi di dalam paru-paru dan dalam
jaringan tubuh.
1) Kelarutan O2 : Oksigen larut dalam plasma darah dalam jumlah yang sangat
kecil, tetapi kebanyakan diangkut oleh hemoglobin.
Faktor-faktor seperti tekanan parsial oksigen (O2) dan pH dalam darah dapat
memengaruhi seberapa banyak oksigen yang larut dalam plasma darah.
Kelarutan O2 dalam darah > dalam Air
Kelarutan O2 dalam Plasma darah < dalam Air
2) Kelarutan CO2 : Ini juga memiliki beberapa kelarutan dalam darah, tetapi
sebagian besar diangkut dalam bentuk bikarbonat (HCO3-) dalam reaksi kimia
yang kompleks.
CO2 dapat larut langsung dalam plasma darah.
Kelarutan CO2 dalam Plasma darah > Kelarutan CO2 dalam Air
Sebagian besar CO2 diubah menjadi bikarbonat (HCO3-). Ini memungkinkan
CO2 untuk diangkut dalam bentuk yang lebih stabil dan larut dalam darah.
Perubahan pH dalam darah juga memengaruhi kelarutan CO2, dan ini
berkaitan dengan regulasi sistem asam-basa tubuh.

G. Contoh Soal

1. Dalam sebuah botol reagen terdapat 40 gram larutan cuka yang mengandung 2
gram asam asetat. Berapakah konsentrasi larutan tersebut bila dinyatakan dalam
satuan %b/b ?

Jawab : %b/b = massa zat terlarut/massa larutan x 100%

%b/b = 2 g/40 g x 100%

%b/b = 5%

Jadi, konsentrasi larutan cuka adalah 5%(b/b)

2. Untuk membuat larutan infus glukosa, sebanyak 45 gram glukosa murni


dilarutkan dalam aquadest hingga volume larutan menjadi 500 ml. Berapakah
konsentrasi larutan glukosa tersebut bila dinyatakan dalam %b/v ?

Jawab : %b/v = massa zat terlarut/volume larutan x 100%


%b/v = 45 g/500 ml x 100%

%b/v = 9%

Jadi, konsentrasi larutan glukosa adalah 9%(b/v)

3. Kedalam 350 ml etanol ditambah aquadest sebanyak 150 ml. Berapakah


konsentrasi etanol (%v/v) setelah penambahan tersebut?

Jawab : Volume total larutan = 350 ml + 150 ml = 500 ml

%v/v = volume zat terlarut/volume larutan x 100%

%v/v = 350 ml/500 ml x 100%

%v/v = 70%

Jadi, konsentrasi larutan etanol adalah 70%(v/v)

4. Seorang analisis lab memerlukan larutan potasium klorida (Mr=74,5) dengan


konsentrasi 0,5 M. Berapa gram potasium klorida yang harus dilarutkannya untuk
mendapatkan 200 ml larutan yang diperlukan? Berpa persenkah kandungan
potasium klorida dalam larutan tersebut?

Jawab : M = massa zat terlarut/Mr zat terlarut x 1000/V(ml)

0,5 = massa KCl/74,5 x 1000/200

Massa KCl = 0,5 x 74,5 x 200/1000

Massa KCl = 7,45

Jadi, jumlah KCl yang harus dilarutkan adalah 7,45 gram

Persentase KCl dalam larutan :

%b/v = massa zat terlarut/volume larutan x 100%

%b/v = 74,5 g/200 ml x 100%

%b/v = 37,25%

Jadi, konsentrasi larutan glukosa adalah 37,25%(b/v)

5. Sebanyak 23 gram alkohol dilarutkan dalam 500 gram air. Bila diketahui Mr
alkohol = 46, berapakah molalitas dari alkohol tersebut ?
Jawab : m = massa zat terlarut/Mr zat terlarut x 1000/massa pelarut

m = 23 g/46 x 1000/500 g

m=1m

Jadi, molalitas larutan alkohol adalah 1 m

.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Larutan merupakan campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Wujud
zat dalam larutan bisa berupa padatan, cairan, atau gas, tergantung pada
komponennya. Zat pelarut berperan penting dalam membentuk larutan, dengan
beberapa contoh seperti air, alkohol, dan aseton.
Terdapat tiga macam larutan, yaitu larutan jenuh, larutan tak jenuh, dan larutan
jenuh berlebih. Keterlarutan zat dalam pelarut dipengaruhi oleh beberapa faktor,
termasuk suhu, tekanan, serta sifat kimia dari zat terlarut dan pelarutnya. Konsep
kelarutan penting dalam memahami seberapa banyak suatu zat dapat larut dalam suatu
pelarut pada suhu dan tekanan tertentu.
Mempelajari sifat-sifat larutan dan kelarutan penting untuk pemahaman dalam
berbagai bidang, termasuk kimia, farmasi, dan industri. Dengan pemahaman yang
baik mengenai larutan dan kelarutan, kita dapat mengoptimalkan penggunaan zat-zat
tersebut untuk keperluan beragam, mulai dari pembuatan obat-obatan hingga material
industri.
B. Saran

Dengan demikian sebagai penulis makalah ini kami meminta saran dan kritik
karena masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki agar teman-teman mahasiswa
yang membaca ataupun Dosen yang membimbing agar memberikan masukan demi
kesempurnaan penulisan makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai