Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah praktikum kimia
dasar tentang pembuatan larutan.
Adapun makalah praktikum kimia dasar tentang pembuatan larutan ini telah saya
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan bayak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka saya membuka selebar - lebarya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada saya sehingga saya dapat memperbaiki makalah praktikum kimia dasar ini.
Dengan demikian penyusun mengharapkan semoga dari makalah praktikum kimia
dasar dapat menambah pengetahuan pembaca tentang pembuatan larutan.

Indralaya, 30 September 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................1
BAB II ISI................................................................................................................2
2.1 Larutan...................................................................................................2
2.2 Konsentrasi Larutan...............................................................................3
2.3 Komponen Larutan.................................................................................6
2.4 Pembuatan Larutan.................................................................................6
2.5 Prinsip Kelarutan....................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................8
Kesimpulan..............................................................................................................8
Daftar Pustaka..........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu kegiatan yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan larutan. Kegiatan ini
termasukkegiatan yang hampir selalu dilakukan di laboratorium. Untuk menyatakan
kepekatan atau konsentrasi suatu larutan dapat dilakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya.
Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekatan larutan adalah molaritas,
molalitas, persen berat, persen volume, dan sebagainya. Untuk memperkecil konsentrasi suatu
larutan dapat dilakukan dengan pengenceran, dengan cara menambahkan pelarut. Selain itu
melalui praktikum ini mahasiswa juga diperkenalkan dengan berbagai macam jenis zat larutan
dan pelarut, serta tingkat bahaya dari masing masing larutan.Sangat penting bagi mahasiswa
untuk mempelajari mengenai pembuatan dan pengenceran larutan sebab pembuatan dan
pengenceran larutan merupakan hal yang paling dasar dalam setiap praktikum kimia, juga
pada kenyataannya tidak semua mahasiswa mampu serta menguasai cara untuk membuat
suatu larutan dan cara pengenceran yang baik.
Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pembuatan larutan dimana
praktikan diharapkan dapat mengetahui serta memahami tentang konsentrasi suatu larutan
yang ada atau yang akan dibuat. Dalam hal ini akan diketahui apakah larutan tersebut akan
terlarut sempurna atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengetahui pembuatan larutan yan baik
2. Bagaimana cara menyatakan konsentrasi suatu larutan

1.3 Tujuan
1. Mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair dengan konsentrasi tertentu
2. Menyatakan konsentrasi suatu larutan

1
BAB II
ISI

2.1 Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan
yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent
(pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut. Faktor yang mempengaruhi kelarutan
suatu zat antara lain adalah tekanan, sifat zat, suhu, dan luas permukaan.
Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel). Karena itu
semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran fase gas jarak pisah antara
molekulnya relatif jauh. Sehingga tidak dapat saling tarik menarik secara efektif.larutan dapat
berfase padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering terdapat pada logam dan larutan
tertentu dimana atom terlarut mengerahkan beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain.
Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom terlarut cukup kecil untuk memasuki
lubang-lubang dan diantara atom pelarut.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi
sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan pelarutnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion
sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain. Ada 2 reaksi
dalam larutan, yaitu:
a. Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan
akan turun.
b. Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari
campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang
bersangkutan akan naik.

2
2.2 Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi.
Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam
satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut.
Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas,
normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume.
Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat
terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi
harus menyatakan hal-hal sebagai berikut :
a. Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
b. Kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
c. Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu yang harus diperhatikan:
1. Apabila dari padatan, pahami terlebih dahulu satuan yang diinginkan, berapa volume
atau massa larutan yang akan dibuat.
2. Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui dengan
satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran adalah sama, dan memenuhi persamaan :
M1 V1 = M2 V2
M1 : Konsentrasi larutan sebelum diencerkan
V1 : Volume larutan atau massa sebelum diencerkan
M2 : Konsentrasi larutan setelah diencerkan
V2 : Volume larutan atau massa setelah diencerkan
Konsentrasi dapat dinyatakan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Molaritas
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan. Dimensi molaritasa
ialah mol/L, disingkat M dan diucapkan molar. Larutan yang mengandung 1 mol zat
terlarut dalam 1liter larutan disebut 1 molar dan ditulis 1 M.
Rumus Molaritas
Ket : M = Molaritas
n
M= n = mol
V
V = volume dalam larutan

3
atau
Ket : g = massa zat terlarut
g 1000
M= X Mr = massa relatif zat terlarut
Mr V
V = volume dalam ml

Molaritas ialah cara yang paling lazim untuk menyatakan komposisi larutan. Untuk
pengukur yang cermat cara ini kurang menguntungkan karena sedikit ketergantungan
padasuhu. Jika larutan dipanaskan atau didinginkan, volume berubah sedangkan mol akan
tetap sehingga molaritas akan berubah.
2. Molalitas
Molalitas adalah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut, dalam molalitas tidak
ada volume, namun massa yang tidak berpengaruh pada suhu.
Rumus Molalitas

n Ket : m = molalitas
m= n = mol
P
P = massa pelarut (kg)
atau
Ket : g = massa terlarut
g 1000
m = X Mr = massa relatif terlarut
Mr P
P = massa pelarut (kg)

3. Normalitas
Normalitas menyatakan jumlah garam ekuivelen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Satuannya dilambangkan dengan N dan disebut normal.
Rumus Normalitas :
grek 1000 gr
N= atau N = x x valensi
v V Mr

4
4. Persen massa
Persen massa atau sring disebut persen berat per berat (% b/b), menyatakan jumlah
massa zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan.
Rumus persen massa :
massa zat terlarut
% massa = x 100%
massa larutan

5. Persen volume
Persen volume atau persen volum per volum (% V/V) menyatakan jumlah zat terlarut
dalam 100 bagian volume larutan.
Rumus persen volume
volume zat terlarut
% volume = x 100%
volume larutan

6. ppm
ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta bagian
campuran.
Rumus ppm :
massa zat terlarut (komponen)
ppm massa = x 100%
massa larutan (campuran)

massa zat terlarut (komponen)


ppm volume = x 100%
massa larutan (campuran)

7. Fraksi Mol
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol seluruh
larutan (mol terlarut + mol pelarut).
Rumus Fraksi mol :
Larutan terhadap jumlah seluruh zat dalam larutan.
Ket : XA = fraksi mol pelarut
nA
XA = nA = mol zat terlarut
nA + nB
nB = mol zatpelarut

5
2.3 Komponen larutan
Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu komponen
yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut pelarut (solvent). Pelarut dipandang
sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia.
Kemudian, komponen lainnya yang mengandung zat yang lebih sedikit disebut terlarut
(solute). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantung pada
komposisinya. Larutan dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
a. Larutan tak jenuh, yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari
yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa
melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp
berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b. Larutan jenuh, yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan
mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan
yang partikel - partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp
berarti larutan tepat jenuh.
c. Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh), yaitu suatu larutan yang mengandung lebih
banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan
sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute
dibanding solvent.
b. Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
2.4 Pembuatan larutan
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini

6
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan
dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya.
Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar
yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik.
Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.
2.5 Prinsip kelarutan
Dua senyawa dapat bercampur (micible) lebih mudah bila gaya tarik antar molekul
terlarut dan pelarut semakin besar. Besarnya gaya tarik ini ditentukan oleh jenis ikatan pada
masing-masing molekul. Bila gaya tarik antara molekulnya termasuk dalam kelompok yang
masa (misalnya air dan etanol), maka keduanya akan saling melarutkan. Sedangkan bila
kekuatan gaya tarik antara molekulnya berbeda jenis (misalnya air dan heksana), maka tidak
akan saling melarutkan.
Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan “Like Dissolves Like” yaitu jika molekul
terlarutdalam pelarut mirip, maka akan mudah bercampur. Secara umum, terdapat
kecenderungan kuat bagi senyawa non polar, dan senyawa kovalen polar atau senyawa ion
larut ke dalam pelarut polar. Dengan kata lain “sejenis melarutkan sejenis” dimana sejenis
disini menunjukkan persamaan dalam hal kekuatan gaya tarik antara molekulnya.

7
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

 Untuk membuat larutan dari bahan cair dan padat dilakukan dengan cara mencampurkan
bahan cair dan padat ke dalam gelas kimia, kemudian diduk.
 Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh. Sedangkan larutan jenuh yaitu suatu larutan yang
mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute
padatnya.
 Konsentrasi dapat dinyatakan dengan bebecara cara antara lain molaritas, molalitas,
normalitas, persen berat dan volum, ppm dan lain sebagainya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aswar. 2010. “Pembuatan Larutan” (online).https://www.academia.edu/11758858/Makalah_


Laporan_Tentang_Pengenceran_Larutan.(diakses pada tanggal 30 September 2018).
Lesmini,B., dan Desi,2014. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar I. Indralaya : Universitas
Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai