Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG PENGENCERAN

PEMEKATAN DAN PENETUAN KADAR

OLEH :
KELOMPOK
FITRI ESNAENI
MAWADDAH
MIRATUL KAMILAH
MUHAMMAD RAMA ADI PUTRA
NURTASYA MUFRIDA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BORNEO LESTARI


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
BANJARBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga saya pada akhirnya
bisa menyelesaikan makalah matematika farmasi tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.

Semoga makalah yang telah kami susun ini turut memperkaya khazanah ilmu serta bisa
menambah pengetahuan dan pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna. Kami juga
menyadari bahwa makalah ini juga masih memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami
mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan makalah
dengan tema serupa yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 pendahuluan
Kita telah mempelajari di dalam pelajaran kimia dikenal adanya larutan.
Larutan ini sangat penting karena
hampir semua reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan adalah sesuatu yang
penting bagi manusia dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya
berlangsung antara dua campuran zat.

Banyak reaksi kimia yang dikenal, baik di dalam laboratorium atau di industri
terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang
mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar
disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat
terlarut atau solute.

Penting untuk mempelajari mengenai pengenceran pembuatan, dan


pencampuran larutan dengan konsentrasi yang berbeda. Oleh karena itu,
perlu dilakukan praktikum mengenai pengenceran, pembuatan larutan agar praktikan
mengerti cara membuat larutan dan pengenceran larutan.
Dalam praktikum ini pula, kita dapat mengetahui cara-cara ataupun prosedur ketika
mencampurkan suatu larutan yang mana ukurannya telah ditentukan

1.2 Tujuan dari praktikum ini adalah :

 Untuk mengetahui teknik pembuatan larutan..


 Untuk mengetahui cara mengencerkan larutan.
 Untuk mengetahui cara pemekatan larutan
 Dan untuk mengetahui penentuan kadar pada larutan
BAB II

1.Pengenceran

Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu senyawa
dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai yaitu aquadest
dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa dan berakibat
menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang
dilarutkan/diencerkan (Brady,1999).

Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat homogen antara


zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada
zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah


mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah
pengenceran. Dengan kata lain jumlah mmol zat terlarut sebelum pengenceran sama
dengan jumlah mmol zat terlarut sesudah penegenceran atau jumlah gr zat terlarut
sebelum pengenceran sama dengan jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.

Rumus sederhana pengenceran sebagai berikut :

M1V1 = M2V2

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan


V1 = Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

Dimana M1 adalah konsentrasi awal sebelum pengenceran dan M2 adalah kkonsentrasi


larutan sesudah pengenceran.
Contoh:

Untuk membuat larutan 250 mL larutan K2CrO4 0,25 M dari kristal K2CrO4. Hal
pertama yang perlu dilakukan yaitu menghitung jumlah mol dari larutan yang akan di
buat dengan cara
Selain cara di atas pengenceran dapat dilakukan dengan cara terlebih dahulu menentukan
konsentrasi dan volume larutan yang akan dibuat. Misalnya kita akan membuat larutan 250
mL 0,01 M maka berapa mL larutan awal yang harus diambil untuk diencerkan?. Untuk
menentukan kita masih tetap menggunakan rumus pengenceran yaitu

V1M1 = V2M2

V1 . 0,25 M = 250 mL x 0,01 M

V1 = 2,5/0.25 mL

V1 = 10 mL

Jadi untuk membuat larutan 250 mL K2CrO4 0,01 M diperlukan 10 mL larutan


K2CrO4 0,25 M. untuk percobaan yang memerlukan ketelitian tinggi pengambilan larutan
sebaiknya menggunakan pipet volume. Pengambilan larutan dapat juga menggunakan pipet
ukur atau gelas ukur jika larutan tersebut akan digunakan untuk percobaan yang tidak
memerlukan ketelitian tinggi (kualitatif).

2. Pemekatan

Pemekatan adalah suatu proses untuk menaikkan suatu kadar zat tertentu yang ingin
dipekatkan. Contoh paling gampang ada pada industri sirup, ekstrak buah (encer) yang
terbentuk harus dipekatkan terlebih dulu untuk mencapai skala ekonomis tertentu sebelum
layak dijual. Proses ini umumnya memakai medium panas untuk mengurangi kadar airyang
ada sehingga kandungan ekstrak buah yang ada akan meningkat.

Rumus umum pemekatan yang biasanya dipakai adalah..

Mol larutan awal + Mol larutan pekat = Mol akhir


(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3
(V1 x M1) + (V2 x M2) = (V1 + V2) x M3
V1 adalah volume larutan sebelum pengenceran
M1 adalah konsentrasi larutan sebelum pengenceran
V2 adalah volume larutan pekat yg ditambahkan
M2 adalah konsentrasi larutan pekat yang ditambahkan
V3 adalah volume akhir sesudah pemekatan oleh karena itu V3 bisa diganti menjadi
V1+V2 karena V3 merupakan volume akhir dimana larutan encer ditambah larutan pekat
M3 adalah konsentrasi akhir sesudah pemekatan

Contoh Kasus:
1. 500mL larutan HCl 1 Molar ingin dipekatkan menjadi HCl 2 Molar menggunakan HCl 4
Molar. Berapa banyak HCl 4 M yang dibutuhkan? Dan berapa volume akhirnya?

Jawab :

(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3


(V1 x M1) + (V2 x M2) = (V1 + V2) x M3
(500mL x 1M) + ( V2 x 4M) = (500mL + V2) x 2M
500mmol + 4M.V2 = 1000mmol + 2M.V2
-2M.V2 + 4M.V2 = 1000mmol - 500mmol
2M.V2 = 500mmol
V2 = 500mmol : 2M
V2 = 250 mL

Jadi HCl 4M yang ditambahkan adalah 250 mL

Dan jumlah larutan akhir adalah


V3 = V1 + V2
V3 = 500 mL + 250 mL
V3 = 750 mL
2. Berapa gram NaOH yang harus ditambahkan untuk membuat larutan NaOH 2M dari
NaOH yang ada yaitu 0.5M sebanyak 1000mL

Jawab:

Pertama hitung mol NaOH yang dibutuhkan. Sebelumnya untuk diingat, jikaditambahkan p
adatan maka volume akhirnya juga tetap sama dengan volume awal

(V1 x M1) + (V2 x M2) = V3 x M3


(V1 x M1) + Mol pekat = V3 x M3
(1000mL x 0.5M) + Mol pekat= 2M. 1000mL
500 mmol + mol pekat = 2000 mmol
Mol pekat = 2000mmol - 500mmol
Mol pekat =1500 mmol
Mol pekat = 1.5 mol

Kedua cari gram NaOH yang akan ditambahkan dengan perhitungan mol dasar

Gram NaOH = mol NaOH x Mr NaOH


Gram NaOH = 1.5mol x 40 gram/mol
Gram NaOH = 60 gram

Jadi NaOH yang harus ditambahkan adalah 60 gram..

3. Penetapan kadar

Penetapan (kadar) adalah prosedur pengukuran properti atau konsentrasi analit.


Terdapat beberapa tipe asai, seperti antigen capture assay, bioasai, competitive protein
binding assay, crude oil assay, four-point assay, imunoasai, microbiological assay, stem cell
assay, dan lain-lain, termasuk asai konsentrasi.Suatu campuran disusun oleh zat terlarut dan
zat pelarut. Zat terlarut jumlahnya lebih sedikit dari zat pelarut. Kadar zat dalam campuran
menyatakan banyaknya zat terlarut dalam campuran tersebut. Kadar suatu zat dalam
campuran dapat dinyatakan dalam persen massa (% massa) atau persen volume (% volume)
atau persejuta (bpj atau ppm = part per milion).
1. Persen Massa (% m/m)

Persen massa menyatakan jumlah gram suatu zat dalam 100 gram campuran. Misalnya:
kadar emas 75%, berarti dalam campuran tersebut mengandung 75 gram emas dalam
setiap 100 gram campuran. Rumus persen massa adalah sebagai berikut.

Massa zat
%
= Massa × 100%
massa
campuran

2. Persen Volume (% V/V)

Persen volum menyatakan jumlah mL suatu zat dalam 100 ml campuran. Misalnya:
volume cuka dalam air 60%. Berarti dalam 100mL larutan terdapat 60 mL cuka. Rumus
persen volume adalah sebagai berikut.

Volume zat
%
= Volume × 100%
volume
larutan

3. Bagian per Sejuta (bpj)/ppm

Bagian persejuta (bpj) atau part per milion (ppm) menyatakan jumlah bagian suatu zat
dalam sejuta bagian campuran. Misalnya: kadar polutan dalam sampel udara di jakarta 22
bpj, berarti dalam 1 juta liter udara di jakarta terdapat 22 liter gas polutan. Rumus bagian
persejuta adalah sebagai berikut.

Jumlah zat
Kadar
= Jumlah × 106 ppm
zat
campuran
1% = 10.000 ppm
Contoh Soal 1:

Sebanyak 50 mL minyak tanah dicampur dengan 200 mL bensin, berapakah kadar minyak
tanah dalam larutan tersebut?

Jawab:

Volume minyak tanah = 50 mL

Volume bensin = 200 mL

Volume campuran = 200 + 50 = 250 mL

% volume minyak Volume minyak tanah


= × 100%
tanah Volume campuran
% volume minyak 50 × 100%
=
tanah 250 = 20%
Jadi, kadar minyak tanah dalam larutan tersebut adalah 20%.

Contoh Soal 2:

Kadar zat pengawet dalam makanan 25 bpj, berapa persen kadar pengawet dalam makanan
tersebut?

Jawab:

Hubungan persen dengan bpj adalah 1% = 10.000 bpj, maka:

25 25 × 1% =
=
bpj 10.000 0,025%
Jadi, persen kadar pengawet dalam makanan tersebut adalah 0,025%.
KESIMPULAN

Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:


1. Pengenceran dapat dilakukan apabila larutan yang akan kita gunakan terlalu pekat.
2. Pengenceran berarti memperbanyak jumlah zat pelarut dengan jumlah zat terlarut tetap.
3. Rumus yang dipakai pada proses pengenceran adalah V1M1=V2M2.
Evaporasi merupakan proses pemekatan larutan dengan cara mendidihkan atau
menguapkan pelarut. Proses evaporasi akan menurunkan aktivitas air dalam bahan hasil
pertanian, penurunan aktifitas air ini akan membuat bahan lebih awet karena proses
pertumbuhan pada mikroba akan terhambat. Bahan hasil pertanian merupakan bahan pangan
yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Oleh karena itu butuh penanganan lebih lanjut
seprti evaporasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai