Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

“Pembuatan dan Pengenceran Larutan”

OLEH :

NAMA : CEDRIK ELCID WURARA


NIM : Q1A116137
KELOMPOK : 4 (Empat)
KELAS : Q1A1_B (016)
ASISTEN : FADHLAN FAJRI

JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
A. Hasil

Hasil dari praktikum pembuatan dan pengenceran larutan yaitu :

1. HCl 0,05 M → 0,025 M, dalam 100 ml

Diketahui: M1 = 0,05 M Ditanyakan: V1=…?

M2 = 0,025 M

V2 = 100 ml

Penyelesaian: V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 0,05 M = 100 ml . 0,025 M

100 𝑚𝑙 .0,025 𝑀
V1 =
0,05 𝑀

2,5
V1 =
0,05

V1 = 50 ml

2. NaCl 1 M → 0,1 M, dalam 100 ml

Diketahui: M1 = 1 M Ditanyakan: V1=…?

M2 = 0,1 M

V2 = 100 ml

Penyelesaian: V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 1 M = 100 ml . 0,1 M

100 𝑚𝑙 .0,1 𝑀
V1 =
1𝑀

10
V1 =
1

V1 = 10 ml
3. NaCl 1 M → 0,05 M, dalam 100 ml

Diketahui: M1 = 1 M Ditanyakan: V1=…?

M2 = 0,05 M

V2 = 100 ml

Penyelesaian: V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 1 M = 100 ml . 0,05 M

100 𝑚𝑙 .0,05 𝑀
V1 =
1𝑀

V1 = 100 . 0,05

V1 = 5 ml

4. NaCl 1 M → 0,025 M, dalam 100 ml

Diketahui: M1 = 1 M Ditanyakan: V1=…?

M2 = 0,025 M

V2 = 100 ml

Penyelesaian: V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 1 M = 100 ml . 0,025 M

100 𝑚𝑙 .0,025 𝑀
V1 =
1𝑀

V1 = 100 . 0,025

V1 = 2,5 ml

5. Alcohol 96% → 70%, dalam 10 ml

Diketahui: M1 = 96% Ditanyakan: V1…...??

M2 =70%
V2 = 10 ml

Penyelesaian: V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 96 % = 10 ml . 70 %

10 𝑚𝑙 .70
V1 =
96

700
V1 =
96

V1 = 7 ml

6. Alcohol 96% → 50%, dalam 10 ml

Diketahui: M1 = 96% Ditanyakan: V1…...??

M2 =50%

V2 = 10 ml

Penyelesaian: V1 . M1 = V2 . M2

V1 . 96 % = 10 ml . 50 %

10 𝑚𝑙 .50
V1 =
96

500
V1 =
96

V1 = 5,20 ml

B. Pembahasan

Larutan merupakan suatu campuran yang terdiri dari dua atau lebih zat

(dalam kimia). Zat yang jumlahnya lebih sedikit yang ada didalam larutan itu

(zat) solut atau terlarut, sedangkan zat yang memiliki jumlah zat lebih banyak
dibandingkan dengan zat-zat lain dalam larutan juga disebut solven atau

pelarut. Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan

dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan

kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara

tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk

menentukan kepekaan larutan adalah molaritas, molalitas, persen berat, persen

volume, atau sebagainya. Menurut Roniyus (2005) menyatakan bahwa konsentrasi

zat terlarut menunjukkan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan, untuk

larutan-larutan yang molaritasnya sama berarti larutan-larutan tersebut memiliki

jumlah mol yang sama dalam 1 liter larutan. Larutan-larutan yang memiliki

jumlah mol yang sama berarti memiliki jumlah molekul yang sama yaitu

sebanyak kelipatan dari 6,02x1023 buah molekul. Menurut Sukarsono (2008)

menyatakan bahwa air merupakan pelarut paling baik, sehingga dalam air juga

terdapat kandungan ion – ion. Penelitian ini menggunakan tiga jenis air yang

berbeda, diantaranya aquades, air PAM dan air sumur. Aquades merupakan air

murni, air PAM merupakan jenis air yang telah mendapat perlakuan manusia dan

air sumur adalah jenis air tanpa adanya perlakuan manusia karena langsung

diambil dari alam yakni dari dalam tanah. Oleh karenanya ketiga jenis air ini

memiliki kandungan ion yang berbeda.

Pengenceran yaitu suatu cara atau metode yang diterapkan pada suatu

senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, lazim dipakai

yaitu aquadest dalam jumlah tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu senyawa

dan berakibat menurunnya kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa
yang dilarutkan/diencerkan. Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat

(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume

akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan,

kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman,

asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya.

Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan

sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan

menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam

sulfat ini merusak kulit

Praktikum pembuatan dan pengenceran larutan, dilakukan dengan 3 larutan

yaitu HCl, NaCl, dan Alkohol. Larutan HCl 0,05 M → 0,025 M dalam 100 ml,

pertama-tama volume awal HCl dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu

molaritas akhir dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal.

Aquades diambil sebanyak 50 ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke

dalam Erlenmeyer. Kemudian larutan HCl diambil sebanyak 50 ml menggunakan

pipet ukur dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest.

Setelah itu homogenkan HCl dan aquadest dengan cara dikocok-kocok lalu diberi

label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan HCl

dengan cara menambahkan pelarut (aquadest).

Larutan NaCl 1 M → 0,1 M dalam 100 ml, pertama-tama volume awal

NaCl dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali

volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Aquades diambil
sebanyak 90 ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Kemudian larutan NaCl diambil sebanyak 10 ml menggunakan pipet ukur dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest. Setelah itu

homogenkan NaCl dan aquadest dengan cara dikocok-kocok lalu diberi label.

Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan NaCl dengan cara

menambahkan pelarut (aquadest).

Larutan NaCl 1 M → 0,05 M dalam 100 ml, pertama-tama volume awal

NaCl dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali

volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Aquades diambil

sebanyak 95 ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Kemudian larutan NaCl diambil sebanyak 5 ml menggunakan pipet ukur dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest. Setelah itu

homogenkan NaCl dan aquadest dalam Erlenmeyer dengan cara dikocok-kocok

lalu diberi label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan

NaCl dengan cara menambahkan pelarut (aquadest).

Larutan NaCl 1 M → 0,025 M dalam 100 ml, pertama-tama volume awal

NaCl dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali

volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Aquades diambil

sebanyak 95 ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Kemudian larutan NaCl diambil sebanyak 5 ml menggunakan pipet ukur dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest. Setelah itu

homogenkan NaCl dan aquadest dalam Erlenmeyer dengan cara dikocok-kocok


lalu diberi label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan

NaCl dengan cara menambahkan pelarut (aquadest).

Larutan Alkohol 96% → 70% dalam 10 ml, pertama-tama volume awal

Alkohol dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali

volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Aquades diambil

sebanyak 93 ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Kemudian larutan Alkohol diambil sebanyak 7 ml menggunakan pipet ukur dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest. Setelah itu

homogenkan Alkohol dan aquadest dalam Erlenmeyer dengan cara dikocok-kocok

lalu diberi label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan

Alkohol dengan cara menambahkan pelarut (aquadest).

Larutan Alkohol 96% → 50% dalam 10 ml, pertama-tama volume awal

Alkohol dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali

volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Aquades diambil

sebanyak 94,8 ml menggunakan pipet ukur dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Kemudian larutan Alkohol diambil sebanyak 5,20 ml menggunakan pipet ukur

dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer yang sudah berisi aquadest. Setelah itu

homogenkan Alkohol dan aquadest dalam Erlenmeyer dengan cara dikocok-kocok

lalu diberi label. Pada proses pengenceran ini terjadi proses pencampuran larutan

Alkohol dengan cara menambahkan pelarut (aquadest). Menurut Syahrul et all

(2013) menyatakan bahwa alkohol merupakan suatu zat kimia yang banyak

digunakan untuk keperluan misalnya di dalam obat, parfum, larutan-larutan untuk

keperluan di laboratorium, industri kimia dan sebagainya. Dalam melakukan


pencampuran dalam suatu larutan pada saat ini tidak sedikit masih dilakukan

secara manual, yaitu dengan menggunakan hitungan takaran melalui perhitungan-

perhitungan kimia tertentu, hal ini tentu akan menghambat pemberian kadar

alkohol dan keakuratannya.

C. Kesimpulan

Setelah dilakukan praktikum pembuatan dan pengenceran larutan, maka dapat

disimpulkan bahwa :

1. Untuk membuat suatu larutan, petama menyatakan kepekaaan atau

konsentrasi suatu larutan. Adapun satuan yang digunakan untuk

menentukan kepekaan larutan adalah molaritas. molalitas, persen berat,

persen volume, atau sebagainya.

2. Untuk pengenceran, pertama dihitung terlebih dahulu volume larutan

yang akan diencerkan denga menggunakan rumus pengenceran yaitu M1 x

V1 = M2 x V2. Setelah itu campur dengan menggunakan zat pelarut

aquadest lalu homogenkan.

3. Teknik pembuatan larutan dapat di lakkan dengan cara mencampurkan dua

larutan atau lebih.

4. Menentukan konsentrasi sebuah larutan dapat dilakukan dengan

membandingkan volume konsentrasi dan normalitas sebelum dan sesudah

dilarutkan.

5. Teknik pengenceran larutan yang benar adalah mencapur larutan dengan

bahan pelarut murni agar diperoleh volume konsentrasi yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Roniyus, M. S. 2005. Analisis dan Pemodelan Ketergantungan Indeks Bias


Larutan Terhadap Konsentrasi Zat Terlarut. Jurnal Sains Tek 11 (2).

Sukarsono. K., I. Marhaendrajaya., dan K. S. Firdausi. 2008. Studi Efek KEER


Untuk Pengujian Tingkat Kemurnian Aquades, Air Pam, dan Air Sumur.
Berkala Fisika 11 (2): 9-18. ISSN : 1410 – 966.

Syahrul., S. Nurhayati., dan G. Rakasiwi. 2013. Pengatur Kadar Alkohol dalam


Larutan. Jurnal Teknik Komputer Unikom – Komputika 2 (1).

Anda mungkin juga menyukai