Anda di halaman 1dari 16

I.

Judul Percobaan : Titrasi Asam Basa


II. Hari / Tanggal Percobaan : Senin / 22 Oktober 2012
III. Selesai Percobaan : Senin / 22 Oktober 2012
IV. Tujuan Percobaan :
1. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan baku asam oksalat
2. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH
V. LandasanTeori :

Titrasi merupakan salah satu cara untuk menentukan konsentrasi


larutan suatu zat dengan cara mereaksikan larutan tersebut dengan zat lain
yang diketahui konsentrasinya. Prinsip dasar titrasi asam basa didasarkan pada
reaksi nertalisasi asam basa. Titik equivalen pada titrasi asam basa
adalah pada saat dimana sejumlah asam tepat di netralkan oleh sejumlah basa.
Selama titrasi berlangsung terjadi perubahan pH. pH pada titik equivalen
ditentukan oleh sejumlah garam yang dihasilkan dari netralisaasi asam basa.
Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah yang memiliki rentang pH
dimana titik equivalen berada. Pada umumnya titik equivalen tersebut sulit untuk
diamati, yang mudah diamati adalah titik akhir yang dapat terjadi sebelum atau
sesudah titik equivalen tercapai. Titrasi harus dihentikan pada saat titik akhir
titrasi tercapai, yang ditandai dengan perubahan warna indikator.

TITIK AKHIR TITRASI


Titik akhir titrasi adalah keadaan dimana reaksi telah berjalan dengan sempurna
yang biasanya ditandai dengan pengamatan visual melalui perubahan warna
indikator. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah asam lemah
atau basa lemah. Asam lemah dan basa lemah ini umumnya senyawa organik yang
memiliki ikatan rangkap terkonjugasi yang mengkontribusi perubahan warna pada
indikator tersebut. Jumlah indikator yang ditambahkan kedalam larutan yang akan
dititrasi harus sesedikit mungkin, sehingga indikator tidak mempengaruhi pH
larutan dengan demikian jumlah titran yang diperlukan untuk terjadi perubahan
warna juga seminimal mungkin. Umumnya dua atau tiga tetes larutan indikator
0.1%(b/v) diperlukan untuk keperluan titrasi. Dua tetes (0.1 mL) indikator (0.1%
dengan berat formula 100) adalah sama dengan 0.01 mL larutan titran dengan
konsentrasi 0.1 N.
Indikator Asam Basa

a. Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa
organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda
dengan warna ion-ionnya
b. Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan
menunjukkan perubahan warna yang kuat.
c. Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari Ph

Titrasi asam basa didasarkan atas reaksi netralisasi asam dengan basa. Pada
titik ekivalen, jumlah yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa yang
dipakai.Untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indicator asam
basa, yaitu suatu zat yang berubah warnanya tergantung pada pH larutan.Macam
indikator yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga pH titik ekivalen titrasi
terdapat pada daerah perubahan warna indikator.Jika pada suatu titrasi dengan
indicator tertentu timbul perubahan warna maka titik akhir telah tercapai. Jadi titik
akhir titrasi dapat ditandai saat perubahan warna indikator yang dipakai.Titik akhir
titrasi tidak selalu berhimpit dengan titik ekivalen dan kesalahannya disebut
dengan kesalahan titrasi.Kesalahan titrasi dapat diperkecil dengan cara memilih
indikator yang setepat mungkin.
VI. Cara Kerja:
1.

Penentuan konsentrasi larutan NaOH


dengan larutan C2H2O40,1 N

- Buret dibilas dengan larutan NaOH


- NaOH dimasukkan kedalam buret sampai melebihi skala nol
- Diturunkan sampai tepat skala nol

10ml C2H2O4

- Dimasukkan kedalam labu erlenmeyer


- Ditambahkan 2 tetes indikator phenoltalien
- Dicatat keadaan kolom buret
- Ditetesi NaOH dalam larutan asam sampai terjadi perubahan
warna

LaLarutan menjadi merah muda

- Dicatat volume NaOH (selisih keadaab awal dan akhir)


- Diulang minimal 3 kali
- Dihitung konsentrasi NaOH

Konsentrasi NaOH
2.

Penentuan konsentrasi HCl dengan


NaOH dengan indikator phenoltalien

- Buret dibilas dengan larutan NaOH


- NaOH dimasukkan kedalam buret sampai melebihi skala nol
- Diturunkan sampai tepat skala nol

10ml HCl

- Dimasukkan kedalam labu erlenmeyer


- Ditambahkan 2 tetes indikator phenoltalien
- Dicatat keadaan kolom buret

LaLarutan menjadi merah muda

- Dicatat volume NaOH (selisih keadaan awal dan akhir)


- Diulang minimal 3 kali
- Dihitung konsentrasi HCl

Konsentrasi HCl
3.

Penentuan konsentrasi HCl dengan NaOH dengan


indikator ekstrak tumbuhan (Kol Ungu)

- Buret dibilas dengan larutan NaOH


- NaOH dimasukkan kedalam buret sampai melebihi skala nol
- Diturunkan sampai tepat skala nol

10ml HCl

- Dimasukkan kedalam labu erlenmeyer


- Ditambahkan 3-4 tetes indikator ekstrak bunga Kol Ungu
- Dicatat keadaan kolom buret
- Ditetesi NaOH buret dalam larutan asam sampai terjadi
Perubahan warna

Larutan menjadi Biru muda

La

- Dicatat volume NaOH (selisih keadaan awal dan akhir)


- Diulang minimal 3 kali
- Dihitung konsentrasi HCl

Konsentrasi HCl
VII. Hasil Pengamatan:

No ProsedurPercobaan Hasilpengamata Dugaan / Kesimpulan


n Reaksi

1. Warnaakhir C2H2O4 (aq) Indikatorphenopht


Penentuankonsentrasila
C2H2O4berubahm + 2NaOH aleinjikadimasukk
rutanNaOHdenganlaruta
n C2H2O4 O,1 N enjadimerahmud (COONa)2 ankedalamlarutan
adengan : (aq) + 2 H2O C2H2O4 (asam)
I. V1= 10 ml (l) berwarnabening.
-Buretdibilasdengan V2(Vawal Dan
larutanNaOH Vakhir)=9,4 jikadititrasidengan
-NaOHdimasukkanke ml larutanNaOH
dalamburetsampai V1.N1=V2.N2 (basa)
melebihiskalanol 10 . 0,1=9,4 warnanyaberubah
- Diturunkansampai N2 menjadimerahmu
tepatskalanol N2= 1/9,4 da.
= 0,106 M N=
N1+N2+N3 = 0,106+0,106+0,105
10 ml C2H2O4
II. V1= 10 ml 3 3

V2(Vawal = 0,106 N
- Dimasukkankedala Vakhir)=9,4
mlabu Erlenmeyer ml
- Ditambahakan 4 V1.N1=V2.N2
tetes indicator 10 . 0,1=9,4N2
phenophtalein N2= 1/9,4
- DitetesiNaOHdalam = 0,106 M
larutanasamsampaite III. V1= 10 ml
rjadiperubahanwarn V2(Vawal
a Vakhir)=9,4
ml

Larutanmenjadimerah
V1.N1=V2.N2
muda 10.0,1=9,4 N2
N2= 1/9,4
= 0,106 M
- Dicatat volume
NaOH
(selisihkeadaanawal
danakhir)
- Diulang minimal 3
kali
- Dihitungkonsentrasil
arutanNaOH

KonsentrasiNaOH
No. Prosedur Percobaan HasilPengamatan Dugaan / Reaksi Kesimpulan
WarnaakhirHClberuba () + IndikatorPhenoptal
PenentuankonsentrasiH hmenjadimerahmuda, () einjikadimasukkan
Cldengan indicator
dengan: kedalamlarutanHC
Phenolptalein
I. V1 = 10 ml () + l (asam)
V2 (Vawal-Vakhir) berwarnabening.
(2)()
- = 13,7 Dan
Buretdibilasdenganla V1.N1 = V2.N2 jikadititrasidenganl
rutanNaOH 10 .0,1 =13,7 N2 arutanNaOHberub
- 1 ahmenjadimerahm
N2=13,7
NaOHdimasukkanke uda
=0,072 N
dalamburetsampaime 1+2+3
II. V1 = 10 ml N= 3
lebihiskalanol
V2 (Vawal-Vakhir)= =
- 0,072+0,073+0,073
13,6ml
3
Diturunkansampaitep
V1.N1 = V2.N2 0,218
atskalanol = 3
10.0,1 = 13,6.N2
1
= 0,073 N
N2 = 13,6
10 ml HCl
= 0,073 N

- III.V1 = 10 ml

Dimasukkankedalam V2 (Vawal-Vakhir)

erlenmeyer =13,6ml

- Ditambah 4 tetes V1.N1 = V2.N2

indicator 10.0,1 = 13,6.N2


1
phenoptalein N2 = 13,6

= 0,073 N
Larutanmenjadimerahmu
da

-Di catat volume


NaOH
(selisihkeadaanawald
anakhir
-diulang minimal 3
kali
-
Dihitungkonsentrasi
KonsentrasiHCl
HCl
NO Prosedur Hasil Dugaan / kesimpulan
Percobaan Pengamatan Reaksi

Penentuan konsentrasi HCl


dengan NaOH dengan
Indikator Ekstrak tumbuhan

- Buret dibilas dengan larutan


NaOH
- NaOH di masukkan ke dalam
buret sampai melebihi batas
nol
- Diturunkan sampai tepat batas
nol

10 ml HCl

-dimasukkankedalamlabu
Erlenmeyer
- ditambah 3-4
tetesindikatorekstraktumbuhan
-
ditetesiNaOHburetdalamlarutanas
amsampaiterjadiperubahanwarna

LarutanmenjadiBiru

-dicatat volume NaOH


(selisihawaldanakhir)
-diulang minimal 3 kali
- dihitungHCl

KonsentrasiHCl
VIII. Analisis:
Pada percobaan penentuan konsentrasi larutan NaOHyang dititrasi dengan
larutan C2H2O4 dan indikator phenophtalien, maka terjadi perubahan warna pada
larutan C2H2O4 yaitu warna merah muda pada percobaan pertama dengan 12 ml
NaOH. Warna ungu pada percobaan kedua dengan 11 ml NaOH.Dan warna merah
muda lagi pada percobaan ketiga dengan 11,5 ml NaOH.
Pada percobaan penentuan konsentrasi larutan HCl yang dititrasi dengan
larutan NaOH dan indikator phenophtalein, maka terjadi perubahan warna pada
larutan HCl yaitu warna merah muda pada percobaan pertama dengan 11 ml NaOH.
Warna merah muda pada percobaan kedua dengan 13 ml NaOH.Dan warna ungu
pada percobaan ketiga dengan 12 ml NaOH.
Pada percobaan penentuan konsentrasi larutan HCl yang dititrasi dengan
larutan NaOH dan indikator ekstrak tumbuhan (Kol Ungu),maka terjadi perubahan
warna pada larutan HCl yaitu warna Biru muda pada percobaan pertama dengan 19
ml NaOH. Warna Biru muda pada percobaan kedua dengan 18 ml NaOH. Dan
warna Biru tua pada percobaan ketiga dengan 18,5 ml NaOH.

IX. Pembahasan:
Konsentrasi NaOH(basa) dapat ditentukan melalui proses titrasi,yaitu
mereaksikan NaOH ( titrat ) yang ditambahkan 2 tetes indikator PP dengan
C2H2O4 (titran). Titrasi dihentikan bila larutan NaOH berubah warna menjadi
merah muda. Volume NaOH akan mempengaruhi konsentrasinya,sehingga
diperlukan ketelitian dalam melakukan percobaan ini.
Konsentrasi HCl (asam) dapat ditentukan melalui proses titrasi,yaitu
mereaksikan HCl (titrat) yang ditambahkan 2 tetes indikator PP atau ditambahkan 4
tetes indikator ekstrak tumbuhan dengan NaOH sebagai titran.Titrasi dihentikan
ketika larutan HCl berubah warna menjadi merah muda dan atau hijau muda.

1. Penentuan Konsentrasi Larutan NaOH dengan Larutan Baku Asam Oksalat


Percobaan 1:
Diket : M1( C2H2O4 ) = 0,1 M
V1(C2H2O4) = 10 ml
V2(NaOH) = 12ml
Ditanya : M2(NaOH) =?
Jawab : 1 1 = 2 2
12.1 = 10.0,1
121 = 1
1 = 0,083 M
Percobaan 2:
Diket : M1( C2H2O4 ) = 0,1 M
V1(C2H2O4) = 10 ml
V2(NaOH) = 11 ml
Ditanya : M2(NaOH) =?
Jawab : 1 1 = 2 2
11.1 = 10.0,1
11.1 = 1
M2 = 0,09 M
Percobaan 3:
Diket : M1( C2H2O4 ) = 0,1 M
V1(C2H2O4) = 10 ml
V2(NaOH) = 11,5 ml
Ditanya : M2(NaOH) =?
Jawab : 1 1 = 2 2
11,5.1 = 10.0,1
11,5.1 = 1
M3 = 0,087 M
Penentuan Konsentrasi Larutan HCl dengan larutan NaOH dengan
Indicator Phenolptalein
Percobaan 1:
Diket : M2(NaOH) = 0,098 M
V1(HCl) = 5 ml
V2(NaOH) = 4,9 ml
n1(HCl) =1
n2(NaOH) =1
Ditanya : M1( HCl ) =?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 5 = 0,098 x 4,9
0,48
M1 = 5

M1(HCl) = 0,096 M
N1 = 0,096 N
Percobaan 2:
Diket : M2(NaOH) = 0,1 M
V1(HCl) = 5 ml
V2(NaOH) = 4,6 ml
Ditanya : M1( HCl ) =?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 5 = 0,1 x 4,6
0,46
M1 = 5

M1(HCl) = 0,092 M
N1 = 0,092 N

Percobaan 3:
Diket : M2(NaOH) = 0,098 M
V1(HCl) = 5 ml
V2(NaOH) = 4,8 ml
Ditanya : M1( HCl ) =?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 5 = 0,098 x 4,8
0,47
M1 = 5

M1(HCl) = 0,094 M

N1 = 0,096 N
2. Penentuan Konsentrasi HCl dengan larutan NaOH dengan Indicator Ekstrak
Tumbuhan (Kol Ungu)
Percobaan 1 :
Diket : M2(NaOH) = 0,1 M
V1(HCl) = 5 ml
V2(NaOH) = 5 ml
Ditanya : M1( HCl ) =?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 5 = 0,098 x 5
0,49
M1 = 5

M1(HCl) = 0,098 M
N1 = 0,1 N

Percobaan 2 :
Diket : M2(NaOH) = 0,098 M
V1(HCl) = 5 ml
V2(NaOH) = 4,8 ml
Ditanya : M1( HCl ) =?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 5 = 0,098 x 4,8
0,47
M1 = 5

M1(HCl) = 0,094 M
N1 = 0,096 N

Percobaan 3 :
Diket : M2(NaOH) = 0,098 M
V1(HCl) = 5 ml
V2(NaOH) = 4,9 ml
n1(HCl) =1
n2(NaOH) =1
Ditanya : M1( HCl ) =?
Jawab :
Na x Va = Nb x Vb
M1 x V1 = M2 x V2
M1 x 5 = 0,098 x 4,9
0,48
M1 = 5

M1(HCl) = 0,096 M
N1 = 0,096 N

X. Kesimpulan:
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant.
Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan
dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrasi dihentikan apabila
sudah terjadi perubahan warna yang menunjukkan titik akhir titrasi.

1. Pada volume rata-rata 11,5 ml terjadi perubahan warna pada C2H2O4 menjadi
merah muda karena ditetesi NaOH.
2. Pada volume rata-rata 12 ml terjadi perubahan warna pada HCl menjadi merah
muda karena ditetesi NaOH.
3. Pada volume rata-rata 18,5 ml terjadi perubahan warna menjadi biru muda
pada larutan HCl dengan NaOH yang ditambah ekstrak tumbuhan.
XI. Jawaban Pertanyaan:
1. Karena dengan menggunakan indikator phenophtalein pada titrasi larutan
NaOH dengan asam oksalat timbul perubahan warna yang menyatakan bahwa
pH larutan sudah menjadi asam dan basa.
2. Titik ekuivalen:
- Suatu kondisi kesetaraan mol titran dengan mol analit.
- Jelasnya: kondisi (titik) dimana mmol titran = mmol analit (analit = titran)
Titik akhir titrasi:
Titik (kondisi) sesaat setelahtitik ekuivalen..
Kondisi kelebihan titran (baik asam atau basa) akan menyebabkan terjadinya
lonjakan perubahan pH sehingga merubah warna indikator (biasanya karena
indikatornya terkonjugasi karena kelebihan titran, karena indikator merupakan
senyawa organik yang memiliki struktur yang bisa terjadi delokasasi
elektron/resonansi/mesomeri).
3. Larutan baku primer : Asam Oksalat (C2H2O4)
Larutan baku sekunder : NaOH
Larutan baku tersier : HCl

XII. Daftar Pustaka:


Tim KimiaDasar, 1993. Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Institut Teknologi
Bandung, Bandung.
Salirawati,Dkk.2007.Belajar Kimia Secara Menarik.Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Amaria, 2012.PetunjukPraktikum Kimia DasarSains.UniversitasNegeri Surabaya,
Surabaya.
Liliasari, 1993.Kimia I. Jakarta: DepartemenPendidikandanKebudayaanRepublik
Indonesia.

Mengetahui Surabaya,24 Oktober 2012

Dosen / Asisten Pembimbing Praktikan,

(..) (Muhammad Ainun Naim)

Anda mungkin juga menyukai