Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

JUDUL PERCOBAAN : INDIKATOR ASAM BASA

NAMA PRAKTIKAN : TEGAR DWI WALUYO


NIM/GRUP : 2012110011/IV
TANGGAL PRAKTIKUM : 2 DESEMBER 2021
ASISTEN : ALIFFIYA MACHFIDHO

LABORATORIUM KIMIA-FISIKA DASAR


UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

1
1. Latar Belakang

Asam basa sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan basa
di kehidupan sehari-hari seperti saat mandi menggunakan sabun, pasta gigi, shampo
dan lainnya. Sabun disebut basa karena mempunyai kadar basa. Basa mempunyai
rasa yang pahit dan umumnya berupa kristal padat. Kalsium hiroksida atau soda
kaustik adalah basa yang paling sering digunakan, kalsium hidroksida bentuknya
kristal putih yang mudah larut di air. Asam adalah larutan yang mengandung
hidrogen di larutannya. Jika suatu larutan mempunyai rasa masam, maka larutan
tersebut bersifat asam. Contoh penggunaan asam dikehidupan sehari-hari adalah
cuka, garam dan lainnya.

Indikator digunakan untuk menguji sifat asam dan basa dalam larutan. Saat
praktikum berlangsung dalam menentukan asam basa bisa menggunakan indikator
buatan dan indikator alami. Indikator buatan bisa menggunakan kertas lakmus,
caranya dengan mencelupkan larutan yang akan diuji asam basanya. Jika kertas
lakmus merah berubah menjadi biru maka menandakan larutan tersebut bassa dan
sebaliknya jika kertas lakmus merah tidak berubah warna maka larutan tersebut
adalah asam. Indikator alami bisa menggunakan bunga sepatu, kunyit, kubis dan
lainnnya. Dalam menguji asam basa sama saja dengan mencelupkan indikator di
larutan dan mengamati perubahan yang terjadi di indikator maka akan mengetahui
larutan tersebut asam atau basa.

2. Tujuan Praktikum
Mengetahui sifat asam dan basa pada suatu larutan
3. Manfaat Praktikum
1. Mengetahui sifat asam dan basa pada suatu larutan
2. Mengetahui cara pembuatan indikator untuk menentukan apakah suatu
larutan tersebut bersifat asam dan basa
4. Alat, Bahan dan Langkah Kerja
a. Alat
1. Tabung reaksi : 6 buah
2. Rak tabung reaksi : 1 buah
3. Pipet ukur : 1 buah

2
4. Gelas beaker 100 mL : 2 buah
5. Kaki tiga : 1 buah
6. Kawat kasa : 1 buah
7. Pembakar bunsen : 1 buah
8. Montar : 1 buah
9. Pestle : 1 buah
10. Spatula : 1 buah
b. Bahan
1. Bunga sepatu : 30 mL
2. Lakmus merah : 8 lembar
3. Lakmus biru : 8 lembar
4. Indikator metil violet : 3 tetes
5. Indikator metil merah : 3 tetes
6. Indikator bromtimol blue : 3 tetes
7. Indikator phenolphotelain : 3 tetes
8. HCI 0,1 M : 30 mL
9. NaOH 0,05 M : 30 mL
10. Cuka 25% : 30 mL
11. NaCI 0,1 M : 30 mL
12. Aquades : 30 mL
13. Air jeruk : 30 mL
14. Air sabun : 30 mL
15. Air kapur 10% : 30 mL
16. Kertas HVS : 1 lembar
17. Kunyit : 1 buah
18. Kertas label
c. Langkah Kerja

Pembuatan indikator alami bunga sepatu

1. Mengambil kelopak bunga sepatu


2. Mengambil 50 mL aquades
3. Memasukkan 50 mL aquades ke dalam gelas beaker
4. Memasukkan aquades serta bunga sepatu pada gelas beaker

3
5. Merebus hingga warna dari bunga sepatu larut dalam aquades

Pembuatan kertas lakmus

1. Menyiapkan potongan kertas HVS dan masukkan pada loyang


2. Menuangkan ekstrak kelopak bunga sepatu ke dalam loyang yang telah
berisi potongan kertas HVS
3. Merendam kertas kurang lebih selam 45-60 menit
4. Mengeringkan atau mengoven dalam suhu 80°C

Uji larutan

1. Menyiapkan 8 tabung reaksi yang telah diisi dengan sampel larutan


2. Melakukan pengujian dengan kertas lakmus merah dan biru
3. Meneteskan 2 tetes indikator pada tabung reaksi yang berisi sampel
5. Larutan
Campuran zat-zat terlarut dan pelarut yang komposisinya merata atau serba
sama (homogen) disebut dengan larutan. Suatu larutan dapat terdiri dari suatu zat
terlarut atau lebih dan satu macam pelarut, tetapi umumnya terdiri dari satu jenis
zat terlarut dan satu pelarut. Berbicara tentang larutan, kata-kata solven (pelarut)
dan solur (zat yang terlarut) sudah umum disebutkan. Solven yaitu sebagai
komponen yang secara fisik tidak berubah jika larutan terbentuk, sedangkan solute
sebagai semua komponen yang larut dalam pelarut. Ditinjau dari ukuran partikel,
larutan homogen dibedakan menjadi dua yaitu larutan sejati dan larutan koloid.
Perbedaan antara larutan sejati dengan larutan koloid adalah larutan sejati memiliki
ukuran kurang dari 1 nm, contohnya garam dapur, larutan gula dan larutan cuka.
Sedangkan larutan koloid memiliki ukuran 1-1000 nm yang bersifat memiliki efek
tyndal, gerak brown, dan dapat dipisahkan dengan kertas semipermeable,
contohnya yaitu koloid susu (Rusman, Ratu, Mukhlis, 2018).
Larutan merupakan campuran homogeny yang terdiri dari dua atau lebih zat
yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan
lagi secara fisik satu sama lain. Campuran homogen adalah campuran yang
mempunyai sifat dan komposisi yang sama antar satu bagian dengan bagian yang
lainnya dan membentuk satu fasa (satu wujud). Sebagai contoh, jika campuran

4
homogen dalam satu botol, kemudian diambil setengah bagian, maka kandungan
semua senyawa yang terdapat pada bagian tersebut adalah tetap dan mempunyai
jumlah setengah dari total seluruh isi botol. Contoh dari larutan adalah larutan gula,
air laut, dan larutan alcohol 50%. Larutan terdiri atas dua komponen yaitu
komponen zat terlarut dan pelarut. Komponen zat terlarut adalah komponen dengan
jumlah lebih sedikit dalam larutan, sedangkan komponen pelarut adalah komponen
yang jumlahnya lebih banyak dalaam larutan (Elvy, 2021).
6. Asam
Secara kimia, asam adalah zat yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen
(H+). Asam akan terionisasi menjadi ion hidrogen dan ion sisa asam yang
bermuatan negatif. Kata “asam” atau acid asal dari kata acetum dari bahasa latin
yang artinnya cuka. Oleh karena itu cuka berasa asam karena mengadung asam
asetat. Asam juga berkaitan dengan penyakit serta masalah pencemaran lingkungan
contohnya kelebihan asam lambung dan hujan asam.asam secara umum merupakan
senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan
pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain yang disebut basa, atau dapat menerima
pasangan electron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa
dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam (M Yusnita, 2019).
Asam memiliki beberapa sifat yaitu bersifat kofosif, bereaksi dengan logam,
rasa asam, mengubah warna zat yang dimiliki oleh zat lain, dan menghasilkan ion
H+ dalam air. Istilah asam merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk
hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur
(bahasa Belanda), Säure (bahasa Jerman) yang secara harafiah berhubungan dengan
rasa asam. Dalam kimia istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga
definisi asam menurut para ahli yang umumnya diterima dalam kimia yaitu sebagai
berikut :
a. Menurut Arrhenius : Asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi
ion hydronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali
dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini mengatasi asam dan basa untuk zat-
zat yang dapat larut dalam air. Asam ialah senyawa yang dalam larutannya
dapat menghasilkan ion H+ (M Yusnita, 2019).

5
b. Menurut Bronsted-Lowry : Asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam
dan basa bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat.
Bronsted dan Lowry secara terpisah mengemukakan definisi ini, yang
mencakup zat-zat yang tidak larut dalam air (tidak seperti pada definisi
Arrhenius) (M Yusnita, 2019).
c. Menurut Lewis : Asam adalah penerima pasangan electron dari basa. Definisi
yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup asam yang tidak
mengadung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi (III)
klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul (M
Yusnita, 2019).
7. Basa
Kata basa (alkali) berasal dari bahasa Arab alquili yang berarti abu. Larutan
basa memiliki rasa pahit dan bersifat kaustik. Contoh larutan yang termasuk basa
dalam kehidupan sehari-hari antara lain air kapur, air soda, dan air sabun. Di dalam
laboratorium kimia larutan basa yang sering kita lihat antara lain adalah natrium
hidroksida, kalium hidroksida, dan kalsium hidroksida. Basa adalah zat yang dalam
air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-). Ion hidroksida terbentuk karena
senyawa hidroksida dapat mengikat satu electron pada saat dimasikkan ke dalam
air. Basa dapat menetralisasi asam (H+) sehingga menghasilkan (H2O) (M Yusnita,
2019).
Pada umumnya rumus kimia yang mengadung basa mengadung gugus OH. Jika
diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebutkan nama logam dan diikuti kata hidroksida. Beberapa produk rumah
tangga berupa sabun, deodoran, deterjen dan obat maag (antacid) mengadung basa.
Basa mempunyai sifat kebalikan dari asam, larutannya dapat membirukan kertas
lakmus merah. Karena itu jika kita mereaksikan asam dengan basa pada jumlah
yang sama akan menghasilkan larutan netral. Sifat dari basa yaitu bersifat merusak
kulit (kaustik), licin seperti sabun, rasanya pahit, mengubah warna zat lain, dan
menghasilkan ion OH- dalam air (M Yusnita, 2019).
8. Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah suatu senyawa organik yang dapat berubah warna
dengan berubahnya pH, biasa digunakan untuk membedakan suatu larutan bersifat

6
asam atau basa dengan cara memberikan perubahan warna yang berbeda pada
larutan asam dan basa. Indikator asam basa yang sering digunakan di Laboratorium
kimia saat ini adalah indikator sintesis. Setiap indikator sintesis memiliki
karakteristik berupa trayek pH yang ditunjukkan oleh perubahan warna pada
kondisi asam dan basa serta harga tetapan indikator. Keberadaan indikator sintesis
yang terbatas menyebabkan pemakaiannya dibatasi. Selain itu, indikator sintesis
harganya cukup mahal, serta dapat menyebabkan polusi lingkungan. Karena hal
tersebut, maka perlu dicari indikator alternatif (indikator alami) yang mudah
diperoleh serta ramah lingkungan. Indikator alami dapat dibuat dari berbagai
tumbuhan berwarna yang ada di sekitar kita. Akan tetapi, tidak semua tumbuhan
berwarna dapat memberikan perubahan warna yang jelas pada kondisi asam
maupun basa. Oleh karena itu hanya beberapa saja yang dapat dipakai, misalnya
bunga sepatu yang memberikan perubahan warna merah pada suasana asam dan
hijau pada suasana basa, bunga mawar yang memberikan perubahan warna merah
dan kuning, bunga waru yang memberikan perubahan warna merah dan hijau, dan
bunga johar yang memberikan perubahan warna kuning dan orange (Rahmawati, S
Nuryanti, Ratman, 2016).
Indikator asam-basa atau disebut juga indikator pH adalah senyawa halokromik
yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel. Umumnya larutan yang
akan memberi warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Indikator asam
basa adalah zat yang memberikan wana berbada pada larutan asam dan basa.
Perbedaan warna berarti bahwa suatu indikator dapat digunakan untuk menentukan
apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Indikator yang umum digunakan dapat
dibagi menjadi dua kelompok yaitu indikator tunggal dan indikator universal.
Indikator tunggal hanya dapat membedakan antara larutan asam dan basa, tetapi
tidak dapat menentukan nilai pH dan Poh. Indikator tunggal termaksud lakmus
merah dan biru dan larutan indikator. Indikator universal dapat digunakan untuk
membedakan antara larutan asam dan basa dan menentukan nilai pH. Indikator
universal dapat berupa cairan atau terbuat dari kertas. Mekanisme indikator ini
adalah bahwa perubahan warna kertas indikator sesuai dengan table warna indikator
universal (Ibnu, 2019).
9. Trayek pH

7
Trayek pH merupakan petunjuk tentang perubahan warna indikator pada
rentang pH tertentu dari suatu larutan asam atau basa. Trayek pH Indikator asam-
basa adalah zat yang berbeda warna pada suasana asam atau basa,dan mempunyai
rentang perubahan warna pada pH tertentu dari suatu larutan asam atau basa. Ada
beberapa cara untuk mengukur pH yaitu Indikator buatan dan indikator alami.
Indikator buatan terdiri dari kertas lakmus, indikator universal, dan pH meter.
Kertas lakumus yaitu indikator asam-basa yang berbentuk kertas contohnya lakmus
merah dan lakmus biru. Lakmus dapat mengindentifikasi larutan asam atau basa
tetapi tidak sampai menentukan harga pHnya (Mimin, 2012).
Sedangkan indikator universal yaitu Untuk mengindentifikasi harga pH dikenal
indikator universal baik berupa kertas maupun cair. Setiap indikator dilengkapi
dengan pita warna yang menunjukkan skala pH. Penggunaan pita warna untuk
menguji pH harus satu produk dengan indikatornya, karena setiap merk kadang-
kadang ada perbedaan. Trayek warna pH indikator asam-basa ada yang dari warna
merah ke biru dan dari warna merah ke ungu. Indilator yang berupa larutan yang
sering digunakan adalah metil jingga, metil merah, brom timol biru, dan
fenolftalein. Kemudian pH meter yaitu digunakan untuk menentukan pH suatu
larutan secara cukup akurat. Dan indicator alami yang dapat digunakan untuk
menentukan sifat asam,dan basa, suatu zat antara lain kulit manggis, bunga sepatu,
kunyit, dan kubis ungu. Untuk menjadikan indikator alami, maka kulit manggis,
bunga sepatu, kunyit, dan kubis ungu terlebih dahulu dibuat ekstrak dengan cara
menghaluskannya dan menambahkan air dan memisahkan antara cairan dengan
bagian yang kasar ( ampas) (Mimin, 2012).

Data trayek pH adalah sebagai betikut :

1. Kresol merah dalam asam berwarna kuning dan dalam basa berwarna merah
dengan kisaran pH yaitu 7,2 – 8,8.
2. Fenolftalein dalam asam tidak berwana dan dalam basa berwarna pink
kemerahan dengan kisaran pH yaitu 8,3 – 10,0.
3. Metil jingga dalam asam berwarna jingga dan dalam basa berwarna kuning
dengan kisaran pH yaitu 3,1 – 4,4.
4. Metil merah dalam asam berwarna merah dan dalam basa berwarna kuning
dengan kisaran pH yaitu 4,2 – 6,3.

8
5. Bromtimol biru dalam asam berwarna kuning dan dalam basa berwarna ungu
kebiruan dengan kisaran pH yaitu 3,0 – 4,6.
6. Timol biru dalam asam berwarna merah dan dalam basa berwarna kuning
dengan kisaran pH yaitu 1,2 – 2,8.
7. Kresol merah dalam asam berwarna kuning dan dalam basa berwarna merah
dengan kisaran pH yaitu 7,2 – 8,8.
8. Timoftalen biru dalam asam tidak berwarna dan dalam basa berwarna biru
dengan kisaran pH yaitu 9,4 – 10,6
(Padmaningrum, 2016).
10. Derajat Keasaman (pH)
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau benda. pH normal memiliki nilai 7
sementara bila nilai pH > 7 menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan
nilai pH < 7 menunjukkan keasaman. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang
tinggi, dan pH 14 menunjukkan derajat kebasaan tertinggi. Umumnya indikator
sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila
keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah. Selain menggunakan kertas
lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang berkerja
berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan. Sistem pengukuran pH
mempunyai tiga bagian yaitu elektroda pengukuran pH, elektroda referensi dan alat
pengukur impedansi tinggi. Istilah pH berdasarkan dari “p”, lambing metematika
dari negative logaritma, dan “H”, lambang kimia dari unsur Hidrogen (Fransiskus,
2019).
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pa
da perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap
sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan
internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark
Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti
makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p beras

9
al dari singkatan untuk power p (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa
Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata
potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang
berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif"
(Antoni, 2017).
11. MSDS
MSDS adalah kependekan dari material safety data sheet memuat informasi
mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat
yang berbahaya. Data dari MSDS sangat penting dalam penyimpanan, penanganan,
pemakaian, pembuangan zat kimia. Data MSDS merupakan protokol standar
keamanan dan keselamatan kerja. MSDS berisi informasi mengenai sifat-sifat fisik
maupun sifat kimia dari suatu zat mulai dari penyimpanan, penanganan, pemakaian,
pembuangan zat kimia, dampak bagi lingkungan dll. Siapa sajakah yang
mengunakan MSDS? MSDS merupakan protokol keselamatan dan keaman kerja,
digunakan secara luas didalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang
bekerja dengan zat-zat kimia. Data MSDS berasal dari pihak-pihak yang
mengunakan MSDS, handbook, internet. Setiap orang dapat menyumbangkan data
mengenai MSDS dengan membuka alamat ini. Konsep dari MSDS yang ada pada
situs ini adalah dari penguna dan untuk penguna. Kelak informasi mengenai MSDS
akan terus bertambah dan diharapkan dapat berguna demi kita semua. Informasi
yang dikirimkan oleh pengguna akan mengalami verifikasi terlebih dahulu oleh tim
keselamatan kerja dan administrator lalu masuk kedalam sistem basis data MSDS.
Untuk membuat MSDS disertakan tanggal pembuatan, nama pembuat, sumber
pustaka apabila melakukan kutipan (Padmaningrum, 2012).
Material safety Data Sheet (MSDS) atau Lembar Data Keamanan Bahan
merupakan dokumen yang penting untuk menunjang keselamatan kerja di
laboratorium. MSDS memberikan informasi mengenai prosedur yang tepat untuk
penanganan, penyimpanan, dan pembuangan bahan kimia setelah digunakan di
laboratorium. Pada umumnya, MSDS selalu disertai dalam setiap pembelian bahan
kimia. Setiap personil laboratorium yang akan menggunakan bahan kimia,
sebaiknya membaca MSDS bahan tersebut demi keamanan pekerjaan. MSDS dari

10
beberapa bahan kimia yang umumnya dipakai dalam pratikum yang sederhana telah
banyak tersedia di internet (plp.ipb.ac.id).
a. HCI
Pada suhu kamar, hidrogen klorida adalah gas yang tidak berwarna hingga agak
kuning, korosif, tidak mudah terbakar yang lebih berat daripada udara dan memiliki
bau yang sangat mengganggu. Pada paparan udara, hidrogen klorida membentuk
uap korosif putih padat. Hidrogen klorida dapat dilepaskan dari gunung berapi.
Hidrogen klorida memiliki banyak kegunaan, termasuk pembersihan, pengawetan,
pelapisan logam, penyamakan kulit, dan pemurnian dan produksi berbagai macam
produk. Hidrogen klorida dapat terbentuk selama pembakaran banyak plastik.
Setelah kontak dengan air, ia membentuk asam klorida baik hidrogen klorida dan
asam klorida bersifat korosif (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov).
Asam klorida memiliki banyak kegunaan. Ini digunakan dalam produksi
klorida, pupuk, dan pewarna, dalam pelapisan listrik, dan dalam industri fotografi,
tekstil, dan karet. Asam klorida bersifat korosif pada mata, kulit, dan selaput lendir.
Paparan inhalasi akut (jangka pendek) dapat menyebabkan iritasi dan peradangan
pada mata, hidung, dan saluran pernapasan serta edema paru pada manusia. Paparan
oral akut dapat menyebabkan korosi pada selaput lendir, kerongkongan, dan perut
dan kontak kulit dapat menghasilkan luka bakar yang parah, ulserasi, dan jaringan
parut pada manusia. Paparan asam klorida (jangka panjang) kronis di tempat kerja
telah dilaporkan menyebabkan gastritis, bronkitis kronis, dermatitis, dan
fotosensitisasi pada pekerja. Paparan yang terlalu lama pada konsentrasi rendah
juga dapat menyebabkan perubahan warna gigi dan erosi. EPA belum
mengklasifikasikan asam klorida untuk karsinogenisitas
(pubchem.ncbi.nlm.nih.gov).
b. NaOH
Natrium hidroksida juga dikenal sebagai alkali atau soda, atau soda kaustik.
Pada suhu kamar, natrium hidroksida adalah padatan kristal putih tidak berbau yang
menyerap uap air dari udara. Ini adalah zat yang diproduksi secara sintetis. Ketika
dilarutkan dalam air atau dinetralkan dengan asam, ia melepaskan sejumlah besar
panas, yang mungkin terbukti cukup untuk menyalakan bahan yang mudah
terbakar. Natrium hidroksida sangat korosif. Natrium hidroksida umumnya

11
digunakan sebagai padatan atau diencerkan dalam larutan 50%. Bahan kimia ini
digunakan untuk memproduksi sabun, rayon, kertas, bahan
peledak, zat warna, dan produk minyak bumi (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov).
Ini juga digunakan dalam pemrosesan kain katun, pencucian dan pemutihan,
pembersihan dan pemrosesan logam, pelapisan oksida, pelapisan listrik, dan
ekstraksi elektrolitik. Ini biasanya ditemukan di pembersih saluran pembuangan
atau oven komersial. Menurut FDA, natrium hidroksida dianggap sebagai makanan
langsung yang diakui aman, di mana ia berfungsi sebagai agen pengontrol pH dan
mengikuti pedoman pembuatan yang baik. Menariknya, natrium hidroksida telah
dipelajari penggunaannya dalam pengobatan penyakit prion (seperti yang terjadi
pada penyakit sapi gila dan kuru). Penggunaan senyawa ini telah terbukti efektif
mengurangi kadar prion dalam uji inaktivasi in vitro (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov).
c. CaO
Hidrogen klorida merupakan senyawa kimia yang tersusun dari unsur hidrogen
dan klor. Ini mudah larut dalam air untuk menghasilkan larutan yang disebut asam
klorida. Kedua zat tersebut memiliki banyak aplikasi industri penting, termasuk
dalam metalurgi, dan pembuatan obatobatan, pewama, dan karet sintetis. Asam
klorida ditemukan di sebagian besar laboratorium, karena sifat asamnya yang kuat
menjadikannya zat yang sangat berguna dalam analisis dan sebagai asam umum.
Karena hidrogen klorida dan asam klorida sangat erat hubungannya (Mardikun,
2008).
Hidrogen Klorida sangat berbahaya jika terjadi kontak kulit (iritan), kontak
mata (iritan), tertelan, terhirup. Berbahaya jika terjadi kontak kulit (korosif,
menghamili), kontak mata (korosif). Jumlah kain kerusakan tergantung pada durasi
kontak. Kontak mata dapat mengakibatkan kerusakan kornea atau kebutaan. Kontak
kulit bisa menghasilkan peradangan dan lecet. Menghirup debu akan menghasilkan
iritasi gastrointestinal atau saluran pernapasan, ditandai dengan rasa terbakar,
bersin, dan batuk. Overexposure yang parah dapat menghasilkan paru-paru
kerusakan, mati lemas, pingsan atau kematian. Peradangan mata ditandai dengan
kemerahan, robek, dan gatal. Peradangan kulit ditandai dengan rasa gatal, bersisik,
kemerahan, atau terkadang melepuh (oxfordlabchem.com).

12
d. NaCI
Sodium Chloride adalah logam halida yang terdiri dari natrium dan klorida
dengan kemampuan penggantian natrium dan klorida. Ketika habis dalam tubuh,
natrium harus diganti untuk menjaga osmolaritas intraseluler, konduksi saraf,
kontraksi otot dan fungsi ginjal normal. Natrium klorida muncul sebagai padatan
kristal putih. Kelas komersial biasanya mengandung beberapa klorida kalsium dan
magnesium yang menyerap kelembaban dan menyebabkan caking. Natrium klorida
adalah garam klorida anorganik yang memiliki natrium (1+) sebagai ion lawan. Ini
memiliki peran sebagai emetik dan penghambat api. Ini adalah klorida anorganik
dan garam natrium anorganik (pubchem.ncbi.nlm.nih.gov).
NaCl berbentuk padat putih. Ada beberapa bahaya yang disebabkan yaitu luka
bakar pada mata dan kulit. Penyebab luka bakar saluran pencernaan dan pernafasan.
Higroskopis (menyerap kelembaban dari udara). Larutan ini memberikan efek bagi
kesehatan yaitu pada mata dapat menyebabkan luka bakar pada mata, dapat
menyebabkan kebutaan, dapat menyebabkan bahan kimia konjungtivitis dan
kerusakan kornea. Pada kulit dapat menyebabkan kulit terbakar, dapat
menyebabkan borok kulit yang dalam dan tembus. jika larutan ini tertelan dapat
menyebabkan kerusakan parah dan permanen pada saluran pencernaan, penyebab
luka bakar pada saluran pencernaan, dapat menyebabkan perforasi saluran
pencernaan sistem, menyebabkan sakit parah, mual, muntah, diare, dan syok. Dan
jika terjadi Inhalasi maka dapat terjadi Iritasi yang dapat menyebabkan pneumonitis
kimia dan edema paru, menyebabkan iritasi parah pada saluran pernapasan bagian
atas dengan batuk, luka bakar, kesulitan bernapas, dan kemungkinan koma,
penyebab kimia luka bakar pada saluran pernafasan. Jika terjadi kronis maka kontak
kulit yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan dermatitis, efek
mungkin ditunda (oxfordlabchem.com).
e. Indikator Metil Merah
Metil merah adalah garam natrium dari metil merah. Metil merah adalah
indikator yang berubah menjadi merah dalam larutan asam, indikator pH berubah
menjadi merah di bawah pH 4,4, kuning di atas pH 6,2, dan oranye. Indikator metil
merah larutannya bening berwarna oranye. Ada beberapa bahaya yang dapat terjadi

13
adalah cairan dan uap yang mudah terbakar, menyebabkan iritasi mata yang parah
dan iritasi kulit sedang. Akibatnya terjadi iritasi pada saluran pernapasan dan
pencernaan, zat ini telah menyebabkan efek reproduksi dan janin yang merugikan.
Efek pada manusia adalah dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, dapat
menyebabkan hati, ginjal dan kerusakan jantung. Larutan ini juga dapat
memberikan efek bagi kesehatan yaitu untuk mata dapat menyebabkan iritasi mata
yang parah, dapat menyebabkan sensitisasi yang menyakitkan terhadap cahaya,
dapat menyebabkan bahan kimia konjungtivitis dan kerusakan pada kornea. Untuk
kulit dapat menyebabkan iritasi kulit sedang, dan dapat menyebabkan sianosis
ekstremitas (labchem.com).
Ketika larutan ini tidak sengaja masuk di dalam mulut, maka dapat
menyebabkan iritasi gastrointestinal dengan mual, muntah dan diare, dan juga dapat
menyebabkan sistemik toksisitas dengan asidosis. Dapat menyebabkan depresi
sistem saraf pusat, ditandai dengan kegembiraan, diikuti oleh sakit kepala, pusing,
mengantuk dan mual. Dan selanjutnya dapat menyebabkan keruntuhan, pingsan,
koma dan kematian karena gagal napas. Terjadi juga inhalasi yang dapat
menyebabkan iritasi saluran pernapasan, dapat menyebabkan efek narkotika dalam
konsentrasi tinggi, uap bisa menyebabkan pusing atau mati lemas dan menghirup
konsentrasi tinggi menyebabkan efek yang mirip dengan dari konsumsi. Ketika
terjadi kronik, maka dapat menyebabkan efek reproduksi dan janin. Eksperimen
laboratorium menghasilkan mutagen efek. Penelitian pada hewan telah melaporkan
perkembangan tumor. Paparan yang lama dapat menyebabkan kerusakan hati,
ginjal dan jantung (labchem.com).
f. Indikator Metil Violet
Metil violet merupakan senyawa organik dari furan vanilla tetramethyl.
pentarnethyl dan hexamethyl. Tetramethyl (tetramethyl) disebut methyl violet 2B
Bubuk tersebut berwama biru kehujauan, meleleh pada 137 OC, dan digunakan
sebagai indikator pH dalam kisaran 0 sampai 1,6. Bentuk terprotonasi berwarna
kuning dan berubah menjadi biru-ungu bila pH lebih tinggi dari 1,6 Pentametil
(pentanetil), disebut metil vinlet 6B, berwarna biru lebih tua dari 28 Hexamethyl
(hexamethyl) disebut methyl violet 108, tetapi lebih dikenal sebagai crystal vinlet
atau gentian violet. Jika larutan ini tertelan maka jangan dimuntahkan. Jika terjadi

14
kontak kulit atau rambut, lepaskan pakaian yang terkontaminasi dan cuci kulit dan
rambut di bawah air mengalir. Jika masuk ke mata, buka kelopak mata dan cuci
mata terus menerus dengan air mengalir. cuci terus sampai disarankan untuk
berhenti di Pusat Informasi Racun atau dokter, atau minimal 15 menit. Untuk
pertolongan pertama yang disarankan ketika terken larutan metil violet ini yaitu
mencuci mata dengan wastafel tangan (labchem.com).
Produknya adalah larutan metil violet yang sangat encer dalam larutan
air/propilen glikol. Mungkin mengiritasi mata. Ketika tidak sengaja menumpahkan
dimana untuk tumpahan besar yaitu tampung tumpahan menggunakan pasir atau
tanah. Pindahkan cairan dan padatan ke wadah yang sesuai. memperlakukan
sampah sebagai untuk tumpahan kecil. Untuk tumpahan kecil adalah jika peraturan
setempat mengizinkan, bersihkan dengan banyak air dan buang ke tempat sampah,
encerkan banyak dengan air mengalir. Jika tidak, serap dalam penyerap inert,
pindahkan ke wadah yang sesuai dan atur pembuangan sampai perusahaan
pembuangan. Cuci lokasi tumpahan secara menyeluruh dengan sabun dan air.
Tindakan pencegahan untuk penanganan yang aman yaitu dengan menghindari
kontak dengan kulit dan mata. Larutan ini harus disimpan dengan kodisi yang aman
seperti di simpan di tempat yang sejuk, berventilasi baik, jauh dari jangkauan anak-
anak. Jumlah besar harus disimpan di tempat tertutup. Simpan dalam wadah
aslinya. Simpan wadah tertutup rapat dan jauhkan dari sinar matahari langsung
(labchem.com).
g. Indikator Bromtimol Blue
Bromotimol blue merupakan anggota golongan 2,1-benzoxathioles yaitu 2,1-
benzoxathiole 1,1-dioksida dimana kedua hidrogen pada posisi 3 telah tersubstitusi
oleh 3-bromo-4-hidroksi-5-isopropil gugus -2-metilfenil. Ini memiliki peran
sebagai indikator asam-basa, pewarna dan indikator dua warna. Ini adalah 2,1-
benzoxathiole, ester arenesulfonat, senyawa organobromin, polifenol dan sulton.
Bromthymol Blue merupakan zat warna yang digunakan sebagai indikator dalam
menentukan pH. Bromtimol biru adalah asam lemah. Itu bisa dalam bentuk asam
atau basa, tergantung pada pH larutan. Pereaksi ini berwarna kuning dalam larutan
asam, biru dalam larutan basa dan hijau dalam larutan netral
(pubchem.ncbi.nlm.nih.gov).

15
Indikator adalah senyawa kompleks yang dapat berinteraksi dengan asam dan
basa. Pembakaran bromophenol blue (BPB), bromophenol blue dan bromopyrene
blue (BTB) terikat pada membran selulosa asetat dengan metode adsorpsi. Indikator
Bitu-Brinopol biasanya digunakan untuk menilai kematangan buah naga. Film BPB
dan BPB dan BTB / Selulosa Asetat mengubah warna indikator dan menurunkan
pH senyawa organik yang mudah menguap (seperti asam asetat). Indikator tersebut
digunakan untuk mengetahui kematangan buah naga dengan cara pemberian pakan
deltametrin pada suhu kamar 25°C (Hunyah, 2017).
h. Indikator Fenolftalein
Fenolftalein umumnya digunakan sebagai indikator keadaan lebih asam atau
basa suatu zat. Prinsip perubahan warna ini digunakan dalam titrasi. Fenolftalein
merupakan indikator yang baik untuk titrasi HCl dan NaOH. Fenolftalein tidak
berubah warna (transparan) dalam kondisi asam atau netral, tetapi berubah menjadi
merah dalam kondisi basa. Fenolftalein menjadi tidak berwarna ketika pH sedikit
di bawah 8,3, tetapi berangsur-angsur tampak merah ketika pH di atas 8,3. Semakin
kuat alkalinitasnya, semakin merah warnanya (Ningsih, 2020).
Fenolftalein muncul sebagai bubuk kristal halus putih atau putih kekuningan
hingga oranye pucat. Tidak berbau. Larutan berair bersifat asam. Tidak berwarna
sampai pH 8,5; merah muda sampai merah tua di atas pH 9. Tidak berwarna dengan
adanya sejumlah besar alkali. Hambar. Fenolftalein adalah senyawa organik yang
digunakan sebagai reagen laboratorium dan indikator pH. Fenolftalein memberikan
efek pencahar dengan merangsang mukosa usus dan menyempitkan otot polos.
Namun, fenolftalein tidak lagi digunakan sebagai pencahar karena diduga
karsinogenisitas senyawa ini. Fenolftalein adalah
anggota dari fenol, ini berasal dari 2 benzofuran 1(3H) satu (pubchem.ncbi.nlm.ni
h.gov).

16
12. Tabel Perlakuan dan Pengamatan
Berikut ini merupakan hasil perlakuan dan pengamatan percobaan pembuatan
indikator bunga sepatu:
Perlakuan Pengamatan
Bunga sepatu disiapkan Bunga sepatu dimasukkan ke gelas
beaker

Menyiapkan aquades sebanyak 50 mL Masukkan aquades ke gelas ukur


sebanyak 50 mL

Aquades dan kelopak bunga sepatu Memasukkan aquades ke gelas beaker


dimasukkan ke dalam gelas beaker yang berisi kelopak bunga sepatu

Kelopak bunga sepatu direbus hingga Bunga sepatu larut dalam air dan
larut dalam air berwarna merah muda

17
Berikut ini merupakan hasil perlakuan dan pengamatan percobaan pembuatan
kertas lakmus:
Perlakuan Pengamatan
Ekstrak bunga sepatu dituangkan ke Tuangkan ekstrak bunga sepatu
dalam loyang yang sudah berisi kertas kedalam loyang sudah berisi kertas A4
A4 rendam sekitar 45-60 menit

Keringkan kertas A4 yang sudah Oven kertas A4 yang sudah direndam


direndam dengan ekstrak bunga sepatu dengan ekstrak bunga sepatu dengan
di oven dengan suhu 80°C suhu 80°C. dan kertas sudah siap
digunakan untuk indikator.

Berikut ini merupakan hasil perlakuan dan pengamatan percobaan uji larutan:
Perlakuan Pengamatan
Siapkan tabung reaksi yang sudah Tabung reaksi sudah disiapkan dan
berisi cairan sebanyak 8 buah berisi 8 macam larutan

Masing-masing tabung reaksi yang Perubahan warna pada lakmus merah :


telah berisi cairan diuji dengan lakmus HCl : merah
merah dan biru Asam asetat : merah
Porstex : merah
Aquades : merah
NaCl : merah
Pembersih lantai : merah
CaO : biru
NaOH : biru

18
Perubahan warna kertas lakmus biru :
HCl : merah
Asam asetat : merah
Porstex : merah
Aquades : biru
NaCl : biru
Pembersih lantai : biru
CaO : biru
NaOH : biru

Indikator metil merah diteteskan Indikator metil merah sudah diteteskan


sebanyak 2 tetes pada 8 larutan pada 8 larutan tersebut. Homogenkan
setiap larutan.

Perubahan warna pada 8 larutan uji Perubahan warna larutan :


yang sudah ditetesi indikator metil HCl : merah muda
merah sebanyak 2 tetes Asam asetat : merah muda
Porstex : merah kecoklatan
Aquades : kuning
NaCl : kuning
Pembersih lantai : kuning
CaO : kuning
NaOH : kuning

Indikator bunga sepatu diteteskan Indikator bunga sepatu sudah


sebanyak 2 tetes pada 8 larutan diteteskan pada 8 larutan.
tersebut Homogenkan 8 larutan tersebut

19
Perubahan warna pada 8 larutan uji Perubahan warna larutan :
yang sudah ditetesi indikator alami HCl : merah muda
bunga sepatu sebanyak 2 tetes Asam asetat : merah muda
Porstex : merah muda
Aquades : keungu-unguan
NaCl : keungu-unguan
Pembersih lantai : tidak berwarna
CaO : kuning
NaOH : kuning

Indikator PP diteteskan sebanyak 2 Indikator PP sudah diteteskan pada 8


tetes pada 8 larutan larutan. Homogenkan 8 larutan
tersebut

Perubahan warna pada 8 larutan uji Perubahan warna larutan :


yang sudah ditetesi indikator PP HCl : tidak berwarna
sebanyak 2 tetes Asam asetat : tidak berwana
Porstex : biru
Aquades : tidak berwarna
NaCl : tidak berwarna
Pembersih lantai : tidak berwarna
CaO : merah muda
NaOH : merah muda

20
Indikator metil violet diteteskan Indikator metil violet sudah diteteskan
sebanyak 2 tetes pada 8 larutan pada 8 larutan. Homogenkan 8 larutan
tersebut

Perubahan warna pada 8 larutan uji Perubahan warna larutan :


yang sudah ditetesi indikator metil HCl : biru muda
violet sebanyak 2 tetes Asam asetat : ungu
Porstex : biru muda
Aquades : ungu
NaCl : ungu
Pembersih lantai : ungu
CaO : putih
NaOH : tidak berwarna

Indikator brotimol biru diteteskan Indikator brotimol biru sudah


sebanyak 2 tetes pada 8 larutan diteteskan pada 8 larutan.
Homogenkan 8 larutan tersebut

Perubahan warna pada 8 larutan uji Perubahan warna larutan :


yang sudah ditetesi indikator metil HCl : kuning
brotimol biru sebanyak 2 tetes Asam asetat : kuning
Porstex : hijau
Aquades : hijau
NaCl : kuning
Pembersih lantai : hijau
CaO : biru
NaOH : biru

21
Berikut ini merupakan hasil perlakuan dan pengamatan percobaan pembuatan
indikator kunyit:
Perlakuan Pengamatan
Kupas kunyit secukupnya Haluskan kunyit
Pindahkan kunyit ke wadah lebar dan Kunyit dalam wadah dan ditambahkan
tambahkan sedikit air. Masukkan sedikit air. Memasukkan kertas
kertas hingga terendam keseluruhan. rendam dan tunggu 2-4 jam

Tiriskan dan jemur kertas hingga Kertas sedah kering dan siap untuk
kering digunakan

Berikut ini merupakan hasil perlakuan dan pengamatan percobaan uji larutan
indikator kunyit:
Perlakuan Pengamatan
Siapkan 3 wadah berisi larutan yang Larutan yang disiapkan yaitu larutan
berbeda sampoo, cuka, air sumur
Siapkan 3 kertas indikator kunyit dan Kertas indikator kunyit dimasukkan
masukkan ke masing-masing wadah kedalam larutan sampai terendam

22
Tiriskan ketiga kertas indikator amati Perubahan warna kertas indikator
dan teliti kunyit yaitu:
Larutan sampoo: kuning terang
kemerah-merahan
Larutan cuka: merah tua
Larutan air sumur: oranye tua

13. Pembahasan
Pada praktikum indikator asam basa ini bertujuan untuk mengetahui sifat asam
dan basa pada suatu larutan. Beberapa alat yang digunakan pada praktikum kali ini
seperti pipet ukur. Pipet ukur merupakan alat yang digunakan dalam mengukur
volume suatu zat. Pipet ukur memiliki fungsi seperti buret. Pipet ini mempunyai
keakuratan yang lebih tinggi di atass gelas ukur. Pipet ukur digunakan untuk
memindahkan suatu zat secara terukur, namun pipet ukur memiliki tingkat
keakuratan yang rendah. Pipet ukur umumnya banyak ditemukan di dalam
laboratorium dan dipakai dalam suatu kegiatan praktikum yang merupakan suatu
kegiatan pengujian (Wardiyah, 2016). Alat selanjutnya adalah gelas ukur, pada
praktikum kali ini gelas ukur digunakan menjadi tempat dari beberapa larutan yang
akan diuji asam atau basa. Gelas ukur terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan
pemanasan. Digunakan untuk mengukur volume cairan atau larutan. Jumlah
volume berdasarkan pada volume didalamnya. Mengukur volume larutan yang
tidak berwarna, Anda harus memperhatikan batas meniskus cekung bagian bawah.
Gelas ukur harus diletakan pada daerah yang datar dan meniskus dibaca sejajar
dengan mata. Mengukur volume larutan yang berwarna, Anda harus
memperhatikan batas meniskus bagian atas. Gelas ukur harus diletakan di tempat
datar dan membaca meniskus sejajar dengan mata (Wardiyah, 2016). Pada
praktikum kali ini terdapat beberapa macam indikator asam basa yang digunakan.
Indikator asam basa yang paling umum digunakan adalah kertas lakmus. Kertas
lakmus adalah indikator asam basa yang paling mudah digunakan. Kita cukup
meneteskan larutan asam atau basa yang akan diuji pada selembar kertas lakmus.
Prinsip kerja dari kertas lakmus dengan mencelupkan sebagian kertas lakmus pada
bahan yang ditempatkan pada gelas kimia. Kertas lakmus akan memberikan
reaksinya berupa perubahan warna terhadap larutan yang telah dicelupkan kertas
lakmus. Kertas lakmus merah akan berubah menjadi biru apabila dicelupkkan ke
bahan yang bersifat basa sedangkan biru tidak berubah warna. Apabila dicelupkan
pada bahan yang bersifat asam, kertas lakmus merah tidak berubah warna
sedangkan kertas lakmus biru akan berubah warna menjadi merah
(www.amongguru.com). Pada praktikum kali ini mahasiswa juga melakukan
praktikum mandiri dari rumah menggunakan indikator alami. Salah satu contohnya

23
adalah membuat indikator alami menggunkan kelopak bunga sepatu. Bunga sepatu
dapat dijadikan indikator asam basa karena mempunyai zat warna antosianin dan
mampu memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam maupun senyawa
basa. Ketika di larutan asam akan memberikan warna merah, sedangkan di dalam
larutan basa akan memberikan warna hijau. Cara pembuatannya adalah mengambil
bunga sepatu secukupnya kemudian ditumbuk di mortal. Selanjutnya, memasukkan
hasil tumbukan bunga sepatu tersebut ke dalam gelas beker, kemudian ditambahkan
aquades karena aquades mempunyai fungsi sebagai pelarut saat melarutkan
senyawa (Sudirman, 2008). Karakteristik dari beberapa jenis indikator antara lain.
Kertas lakmus memiliki sifat yang praktis dan hasil yang diberikan dapat dengan
cepat menginformasikan sifat suatu bahan yaitu asam, basa ataupun netral.
Indikator metil merah sendiri memiliki karakteristik yaitu akan berubah warna
menjadi merah ketika bertemu dengan larutan asam. Perbedaan dari larutan
indikator alami dan larutan indikator kimia. Indikator alami sendiri terbuat dari
buah-buahan maupun tumbuhan yang lebih aman untuk digunakan dalam pengujian
asam basa dalam jangka panjang. Indikator kimia adalah indikator yang siap
digunakan yang dibuat oleh laboratorium atau pabrik-pabrik kimia. Dari praktikum
asam basa mahasiswa menggunakan dua jenis indikator yang berbeda yaitu
indikator alami dan indikator buatan. Mana yang lebih baik dari kedua indikator
tersebut. Indikator yang paling bagus adalah indikator buatan yang memberikan
warna yang lebih jelas saat digunakan untuk menguji suatu larutan seperti kertas
lakmus. Trayek pH merupakan rentang nilai pH yang menyebabkan indikator
berubah warna disebut dengan trayek pH. Bila pH lebih kecil dari trayek pH maka
indikator akan menunjukkan warna asamnya. Sedangkan bila pH lebih besar dari
trayek maka indikator akan menunjukkan warna basanya. Beberapa zat atau
senyawa yang dapat digunakan sebagai trayek pH misalnya bromtimol biru dengan
kisaran pH 3,0 - 4,6. Berikut tabel trayek pH yang lebih lengkap :

Tabel 2.1 Trayek pH


Indikator Dalam Asam Dalam Basa Kisaran pH

Fenolftalein Tidak berwana Pink kemerahan 8,3 – 10,0


Metil jingga Jingga Kuning 3,1 – 4,4
Metil merah Merah Kuning 4,2 – 6,3
Bromtimol biru Kuning Ungu kebiruan 3,0 – 4,6
Timol biru Merah Kuning 1,2 – 2,8
Kresol merah Kuning Merah 7,2 – 8,8
Timoftalen biru Tidak berwarna Biru 9,4 – 10,6
(Padmaningrum, 2016).

Beberapa faktor yang mempengaruhi keakuratan dari pengukuran pH adalah


perbedaan suhu, bersihkan diafragma dengan teratur, kalibrasi setiap akan
digunakan agar keakuratan dalam pengukuran pH tetap terjaga. Apakah larutan
indikator yang digunakan lebih banyak berpengaruh pada hasil yang diperoleh.
Tidak berapapun indikator yang dipakai tidak akan mempengaruhi hasil dari
pengukuran. Apakah masing-masing larutan indikator dengan bahan alami

24
memiliki trayek pH yang sama. Larutan tersebut memiliki indikator trayek pH yang
sama.

14. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum asam basa mendapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Kunyit merupakan indikator alami karena mengandung zat kurkumin dengan
perubahan warna kuning terang pada senyawa asam dan oranye sampai
kemerah-merahan pada senyawa basa
2. Larutan yang bersifat asam adalah HCl, asam asetat, air jeruk, dan larutan tomat
3. Larutan yang bersifat basa adalah porstex, pembersih lantai, CaO, NaOH, air
sabun cuci, dan air sampo
4. Larutan yang bersifat netral adalah aquades, NaCl, dan air mineral

15. Daftar Pustaka


Rusman, Ratu, dan Mukhlis. 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. Hal 1-2. Aceh, Syiah
Kuala University Press.
Elvy Rahmi Mawarnis. 2021. Kimia Dasar II. Hal 1. Yogyakarta. CV Budi Utama.
M. Yunita. 2019. Asam, Basa, Dan Garam Di Lingkungan Kita. Hal 4-8. Semarang.
ALPRIN.
Rahmawati, Siti Nuryanti dan Ratman. 2016. Indikator Asam Basa Dari Bunga
Dadap Merah. Pendidikan Kimia atau FKIP, University of Tadulako. Vol. 5,
No. 1. Jurnal Akademik Kimia, Palu.
Ibnu Khaldun. 2019. Aplikasi Microsoft Excel Pada Program Titrasi Volumentri.
Hal. 30 . Aceh, Syiah Kuala University Press.
Mimin Suminar. 2012. pH Larutan (Trayek pH). Kementrian Pendidikan Dan
Kebudayaan. Bandung.
Regina Tutik Padmaningrum. 2006. Titrasi Asidimetri. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Fransiskus Haga Sembiring. 2019. Rancangan Bangun Alat Untuk Mengukur
Kadar Keasaman Pada Minuman Ringan Dan Susu Cair Menggunakan
Sensor pH Berbasis Mikrokontroler Atmega. Program Studi Fisika, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara.
Medan
Antoni Zulius. 201. Rancang Bangun Monitoring pH Air Menggunakan Soil
Moisture Sensor di SMK N 1 Tebing Tinggi Kabupaten empat Lawang.
Program Studi Sistem Komputer, STMIK Musirawas. Lubukkupang.

25
Regina Tutik Padmaningrum. 2012. Keselamatan Kerja Dalam Laboratorium
Kimia. FMIPA UNY. Yogyakarta.

www.plp.ipb.ac.id, Material Safety Data Sheet (MSDS): Informasi Penting


Penggunaan Bahan Kimia Untuk Keselamatan Kerja Di Laboratorium
www.pubchem.com, HCL
www.pubchem.com, NaOH
www.oxfordlabchem.com, CaO
www.pubchem.com, NaCl
www.lubchem.com, Indikator Metil Merah
www.lubchem.com, Indikator Metil Violet
www.pubchem.com, Indikator Bromtimol Blue
www.pubchem.com, Indikator Fenoftalien

26

Anda mungkin juga menyukai